Tesis Aik Khoniasari
Tesis Aik Khoniasari
id
TESIS
Oleh
Aik Khoniasari
S021308003
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS
Oleh
Aik Khoniasari
S021308003
Mengetahui :
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Surakarta,
Aik Khoniasari
S021308003
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya tesis yang berjudul Pengaruh Paritas, Pengetahuan Ibu, Dukungan
Keluarga, dan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Inisiasi Menyusu Dini Di RSUD
Salatiga dapat diselesikan dengan baik.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis tidak lepas dari bantuan dan arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, S.Pd, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Direktur Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Bhisma Murti dr.,MPH,M.Sc,Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Program Pacasarjana UNS dan selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini.
4. Dr Yulia Lanti Retno Dewi, dr., Msi, selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan masukan hingga tesis ini selesai.
5. Prof. Dr. Ambar Mudigdo dr.,Sp.PA(K), selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan dan masukan hingga tesis ini selesai.
6. Prof. Dr. M. Syamsulhadi, dr. Sp.KJ(K), selaku penguji yang telah memberikan
bimbingan dan masukan hingga tesis ini selesai.
7. Seluruh staf Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pacasarjana UNS
yang telah membantu administrasi dalam penyusunan tesis ini.
8. Dinas Kesehatan Kota Salatiga, RSUD Kota Salatiga, Bapolinmas Kota Salatiga, RST
dr. Asmir Salatiga yang telah membantu terselesainya tesis ini.
9. Keluarga yang selalu memberikan dukungan, semangat sehingga tesis ini selesai
10. Teman-teman IKM yang selalu menyemangati dalam penyusunan tesis ini hingga
selesai.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dalam penyusunan tesis ini, penulis menyadari bahwa masih jauh dari sempurna,
karenanya imbauan, kritikan, masukan dan tindak lanjut sangat peneliti harapkan. Akhir
kata penulis mengucapkan selamat membaca, semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis
sendiri dan pembaca semuanya.
(Penulis)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Aik Khoniasari. S021308003. Pengaruh Paritas, Pengetahuan, Dukungan Keluarga,
dan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di RSUD
Salatiga. Pembimbing I : Prof. Bhisma Murti dr., MPH,M.Sc,Ph.D., Pembimbing II : Dr
Yulia Lanti Retno Dewi, dr., Msi. Tesis. Surakarta: Program Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Latar Belakang : Salah satu upaya untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
adalah melalui pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) oleh bayi baru lahir pada ibunya.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan
IMD sebagai tindakan penyelamatan kehidupan karena terbukti dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian bayi. Tujuan penelitian ini adalah meneliti pengaruh paritas,
pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan peran tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan
IMD di RSUD Salatiga
Subyek dan Metode :. Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross
sectional. Lokasi di RSUD Salatiga dengan subjek adalah ibu-ibu yang melahirkan
sebanyak 70 orang dengan exhaustive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Analisis data menggunakan regresi logistik
Hasil : Ada hubungan negatif antara Paritas dan Pelaksanaan IMD, meskipun secara
statistik kedua tidak terbukti signifikan (OR = 0,78, CI 95% = 0,16-3,75, p = 0,753). Ada
hubungan positif antara Pengetahuan dan Pelaksanaan IMD, meskipun secara statistik
hubungan keduanya mendekati signifikan (OR = 3,62, CI 95% = 0,64-20,59, p = 0,147).
Ada hubungan negatif antara Dukungan Keluarga dan Pelaksanaan IMD, meskipun secara
statistik hubungan keduanya tidak signifikan (OR = 0,51, CI 95% = 0,11-2,45, p = 0.403).
Ada hubungan positif antara Peran Tenaga Kesehatan dan Pelaksanaan IMD, dan secara
statistik hubungan keduanya terbukti signifikan (OR = 34,27, CI 95% 3,82-307,46, p =
0,002).
Kesimpulan : Ada dua variabel yang tidak signifikan, yaitu Paritas dan Dukungan
Keluarga. Sementara variabel lainnya, yaitu Pengetahuan dan Peran Tenaga Kesehatan
terbukti signifikan terhadap Pelaksanaan IMD.
Kata Kunci: Paritas, Pengetahuan Ibu, Dukungan Keluarga, Peran Tenaga Kesehatan,
Pelaksanaan IMD
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Aik Khoniasari. S021308003. The Influence of Parity, Knowledge, Family Support, and
The Role of Health Workers Against The Implementation of The Early Initiation of
Sucking in RSUD Salatiga. Advisor I : Prof. Bhisma Murti dr., MPH,M.Sc,Ph.D., Advisor
II : Dr Yulia Lanti Retno Dewi, dr., Msi. Thesis. Surakarta: Public Health Science of
Postgraduate Program of The University of Sebelas Maret Surakarta
Keywords: Parity, The Knowledge of The Mother, Family Support, The Role of Health
Workers, Implementation Of IMD
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
proses laktasi karena refleks menghisap pada saat itu paling kuat untuk merangsang
produksi ASI selanjutnya. Selain itu pemberian ASI secara dini dapat merangsang
kontraksi uterus ibu sehingga dapat meminimalkan terjadinya perdarahan post partum
dan bayi dapat memperoleh kekebalan secara dini melalui kolostrum. Kolostrum ini
kaya akan zat gizi dan antibodi yang berfungsi melindungi bayi dari infeksi. Kolostrum
akan muncul lagi 30 jam kemudian, kalau bayi tidak segera disusui pada 30 menit
pertama setelah kelahiran maka bayi akan kehilangan zat bergizi tinggi dari ibunya
(Roesli, 2002).
Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku ibu untuk menyusui dini (IMD),
menurut Soetjiningsih (1997), Gerakan ASI Ekslusif (2006), Roesli (2008), dan
Prasetyono (2009) diantaranya adalah paritas, pengetahuan ibu, dukungan keluarga,
dan tenaga kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung program peningkatan
penggunaan ASI. Pendapat tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ratri (2000), bahwa paritas mempengaruhi perilaku menyusui dini. Penelitian
Saleh (2011) menunjukkan bahwa pengetahuan tentang ASI mempengaruhi ibu dalam
memberikan ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 tahun. Lebih jauh hasil penelitian
Campbell (2002) juga menyatakan bahwa pendidikan formal sangat penting karena
dapat membentuk pribadi dengan wawasan berfikir yang lebih baik. Semakin tinggi
tingkat pendidikan formal akan semakin luas wawasan berpikirnya, sehingga akan
lebih banyak informasi yang diserap. Penelitian Tarigan (2012) menunjukkan bahwa
dukungan keluarga dan tenaga kesehatan sebagai faktor penguat untuk pemberian ASI
Eksklusif kepada bayi. Namun demikian untuk membuktikan apakah faktor-faktor
tersebut berpengaruh pada pelaksanaan IMD di RSUD Salatiga perlu dilakukan
penelitian lebih mendalam. Untuk itu judul dalam penelitian ini adalah Pengaruh
Paritas, Pengetahuan Ibu, Dukungan Keluarga, dan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap
Pelaksanaan IMD di RSUD Salatiga.
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah penelitian tersebut di atas maka
masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Adakah pengaruh paritas, pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan peran tenaga
kesehatan terhadap pelaksanaan IMD di RSUD Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis pengaruh paritas,
pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan peran tenaga kesehatan terhadap
pelaksanaan IMD di RSUD Salatiga.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan tujuan umum tersebut di atas maka tujuan khusus dalam
penelitian ini adalah:
2. Menganalisis pengaruh paritas terhadap pelaksanaan IMD di RSUD Salatiga.
3. Menganalisis pengaruh pengetahuan ibu terhadap pelaksanaan IMD di RSUD
Salatiga
4. Menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pelaksanaan IMD di
RSUD Salatiga.
5. Menganalisis pengaruh peran tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan IMD di
RSUD Salatiga.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris tentang penerapan Teori Belajar
Sosial (Social Learning Theory) Albert Bandura untuk menjelaskan pelaksanaan
IMD pada ibu pasca persalinan di Indonesia.
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis
a. Bagi RSUD Salatiga
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi secara objektif kepada RSUD
Salatiga berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu
menyusui pertama kali pada bayi baru lahir sehingga dapat meningkatkan
keberhasilan pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini.
b. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan bagi peneliti lainnya yang
berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan topik yang sama.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Air Susu Ibu (ASI)
a. Definisi ASI
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang
seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya
(Khasanah, 2010).
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam-
garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai
makanan utama bagi bayi (Nugroho, 2011).
ASI adalah sumber nutrisi terpenting yang dibutuhkan oleh setiap bayi
idealnya diberikan selama 6 bulan pertama kehidupan (IDAI, 2010).
b. Komposisi ASI
ASI yang pertama keluar disebut dengan fore milk dan selanjutnya disebut
dengan hind milk. Foremilk merupakan ASI awal yang banyak mengandung air,
sedangkan hind milk lebih banyak mengandung karbohidrat dan lemak (Roesli,
2002). Pernyataan ini juga didukung oleh Suraatmaja (1997) bahwa komposisi ASI
tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu karena komposisi dipengaruhi
stadium laktasi, ras, diit ibu dan keadaan gizi.
Kandungan yang terdapat dalam ASI diantaranya :
1) Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari pertama dan kedua setelah
melahirkan, berwarna kekuning-kuningan dan lebih kental, lebih banyak
mengandung protein dan vitamin, berfungsi untuk melindungi bayi dari
penyakit infeksi.
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu
sumber untuk otak. Jumlahnya meningkat terutama pada ASI transisi (7-14
hari setelah melahirkan).
3) Protein
Protein berguna untuk pembentukan sel pada bayi yang baru lahir. Kandungan
protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang
terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI lebih bisa diserap oleh usus
bayi dibandingkan dengan susu formula.
4) Taurin
Taurin adalah suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat pada ASI.
Taurin berfungsi sebagai neuro transmitter dan berperan penting untuk proses
maturasi sel otak.
5) Lemak
Lemak berfungsi untuk pertumbuhan otak bayi. Kandungan lemak dalam ASI
sekitar 70-78%.
6) Mineral
Zat besi, kalsium di dalam ASI merupakan mineral dan jumlahnya tidak
terlalu banyak. Mineral ini berfungsi sebagai pembentukan darah dan tulang.
7) Vitamin
a) Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai
faktor pembekuan.
b) Vitamin D berfungsi untuk pembentukan tulang bayi baru lahir, vitamin D
juga berasal dari sinar matahari.
c) Vitamin E berfungsi penting untuk ketahanan dinding sel darah merah.
d) Vitamin A berfungsi untuk kesehatan mata, mendukung pembelahan sel,
kekebalan tubuh, dan pertumbuhan.
e) Vitamin B, asam folat, vitamin C adalah vitamin yang larut dalam air dan
terdapat dalam ASI.
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8) Zat Kekebalan
Zat kekebalan terhadap beragam mikro-organisme diperoleh bayi baru lahir
dari ibunya melalui plasenta, yang membantu melindungi bayi dari serangan
penyakit.
(Pudjiadi, 2008)
c. Manfaat ASI
1) Manfaat ASI bagi bayi
Komposisi ASI sangat menentukan proses pertumbuhan dan jaringan
otak bayi. Penting untuk mempertimbangkan manajemen pemberiannya.
ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi dengan komposisi
nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat (Sitepu, 2013).
Bayi yang diberikan ASI sampai lebih dari sembilan bulan akan
menjadi dewasa yang lebih cerdas, karena ASI mengandung DHA/AA. ASI
juga bisa menurunkan risiko diare, infeksi saluran nafas bagian bawah,
infeksi saluran kencing, dan juga bisa menurunkan resiko kematian bayi
mendadak. Pada umur enam sampai dua belas bulan, ASI masih merupakan
makanan utama bayi karena mengandung lebih dari 60 persen kebutuhan
bayi, ASI mengurangi risiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi
(Sitepu, 2013).
2) Manfaat ASI bagi ibu
Manfaat ASI bagi ibu menurut Aprilia (2009) antara lain :
(1) Pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien
selama 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja
(ekslusif) dan belum terjadi menstruasi kembali.
(2) Menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium.
(3) Membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan.
(4) Menurunkan risiko DM Tipe 2.
(5) Pemberian ASI sangat ekonomis.
(6) Mengurangi terjadinya perdarahan bila langsung menyusui setelah
melahirkan.
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(7) Mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana saja dan kapan
saja.
(8) Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi
3) Manfaat ASI bagi keluarga
Manfaat ASI bagi keluarga menurut Aprilia (2009) antara lain :
(1) Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, kayu bakar atau minyak
untuk merebus air, susu dan peralatan.
(2) Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat)
dalam perawatan kesehatan.
(3) Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi dari ASI eksklusif.
(4) Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
(5) Pemberian ASI pada bayi berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI
selalu siap tersedia.
d. Faktor penyebab berkurangnya ASI
1) Faktor Menyusui
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan
inisiasi, menjadwal pemberian ASI, bayi diberi minum dari botol atau dot
sebelum ASI keluar, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat
menyusui.
2) Faktor Psikologi Ibu
Persiapan psikologi ibu sangat menentukan keberhasilan menyusui.
Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu memproduksi ASI umumya
produksi ASI akan berkurang. Stress, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada
periode menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI
ekslusif. Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.
3) Faktor Bayi
Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi misalnya bayi
sakit, prematur, dan bayi dengan kelainan bawaan sehingga ibu tidak
memberikan ASI-nya menyebabkan produksi ASI akan berkurang.
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru
akan keluar pada hari ke-3 atau lebih, sehingga akan memaksa petugas kesehatan
memberi makanan PASI karena bayi yang tidak mendapat cukup ASI akan rewel
(Purwanti, 2004).
Menurut Welford (2001) mengatakan bahwa ketika bayi pertama kali
menghampiri payudara, bayi akan disambut oleh kolostrum yang telah ada sejak
ibu melahirkan, hisapan bayi akan merangsang payudara untuk memproduksi
ASI. Menurut Pudjiadi (2005) bahwa pada hari-hari pertama setelah melahirkan
biasanya ASI belumkeluar banyak, akan tetapi menyusui bayi merupakan
stimulasi bagi kelenjar payudara untuk memproduksi ASI.
Menyusui dini dapat mengkondisikan kadar hormon prolaktin tidak
sempat turun dalam peredaran darah ibu, sehingga kolostrum untuk hari pertama
akan lebih cepat keluar. Tidak adanya rangsangan pada puting susu berarti
membiarkan kadar hormon prolaktin dan oksitosin turun secara perlahan dalam
peredaran darah, sehingga menyebabkan ASI yang keluar sedikit dan berhenti
sebelum bayi berumur 6 bulan. Semakin sering bayi menyusui, semakin banyak
ASI dikeluarkan (dihisap) dan hal ini akan membuat semakin banyak ASI yang
diproduksi (Purwanti, 2004).
b. Tahapan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Menurut Depkes RI (2008), beberapa tahap perilaku bayi saat proses
Inisiasi Menyusu Dini antara lain meliputi :
1) Dalam 30 menit pertama : stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga
(rest/quite alert stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka
lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan
penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar
kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar
pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal Ini meningkatkan kepercayaan
diri ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan
diri ayahpun menjadi bagian keberhasilan dan mendidik anak bersama ibu.
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) Antara 30-40 menit: mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum,
mencium dan menjilat tangan. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban
yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan
payudara ibu. Bau rasa ini akan membimbing bayi untuk menentukan
payudara dan puting susu ibu.
3) Mengeluarkan air liur saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya,
bayi mulai mengeluarkan air liurnya.
4) Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola (kalang payudara) sebagai
sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat ibu, menghentak-
hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh kekanan dan kekiri, serta menyentuh
dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang
mungil.
5) Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar dan melekat
dengan baik (Roesli, 2008).
c. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Menurut Bergstrom (2007) manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) meliputi:
1) Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk Bayi
a) Menurunkan angka kematian bayi karena hypothermia
b) Dada ibu menghangatkan bayi dengan suhu yang tepat.
c) Bayi mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi, penting untuk
pertumbuhan usus dan ketahanan bayi terhadap infeksi
d) Bayi dapat menjilat kulit ibu dan menelan bakteri yang aman, berkoloni
di usus bayi dan menyaingi bakteri patogen
e) Menyebabkan kadar glukosa darah bayi yang lebih baik pada beberapa
jam setelah persalinan
f) Pengeluaran mekonium lebih dini, sehingga menurunkan intensitas
ikterus normal pada bayi baru lahir
2) Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) untuk Ibu
a) Ibu dan bayi menjadi lebih tenang.
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b) Jalinan kasih sayang ibu dan bayi lebih baik sebab bayi siaga dalam 1-2
jam pertama.
c) Sentuhan, jilatan, usapan pada putting susu ibu akan merangsang
pengeluaran hormon oksitosin.
d) Membantu kontraksi uterus, mengurangi risiko perdarahan dan
mempercepat pelepasan plasenta.
Depkes (2007) menyatakan beberapa manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dan kontak kulit dengan kulit adalah sebagai berikut:
1) Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting dan bisa
diperkirakan akan dapat menstabilkan pernapasan, mengendalikan
temperatur tubuh bayi, memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih
baik, mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat dan
efektif, meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya
dengan lebih cepat), meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi, tidak
terlalu banyak menangis selama satu jam pertama, menjaga kolonisasi
kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi sehingga memberikan
perlindungan terhadap infeksi, bilirubin akan lebih cepat normal dan
mengeluarkan mekonium lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus
bayi baru lahir, kadar gula dan parameter biokimia lain yang lebih baik
selama beberapa jam pertama hidupnya.
2) Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu
Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu. Oksitosin berfungsi
membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan pasca persalinan lebih
rendah, merangsang pengeluaran kolostrum, penting untuk kelekatan
hubungan ibu dan bayi, ibu lebih tenang dan dapat mengurangi rasa nyeri
saat plasenta lahir. Prolaktin berfungsi meningkatkan produksi ASI,
membantu ibu mengatasi stress. Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi
setelah bayi selesai menyusu, menunda ovulasi.
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dua studi terbaru yang melibatkan hampir 34.000 bayi yang baru lahir
menunjukkan bahwa risiko kematian meningkat dengan peningkatan penundaan
Inisiasi Menyusu Dini (Edmond et al, 2006; Mullany et al, 2008). Di Ghana,
neonatus 2,5 kali lebih mungkin meninggal saat inisiasi menyusu dimulai setelah
24 jam dibanding menyusui yang dimulai dalam satu jam pertama setelah lahir.
Di Nepal, neonatus 1,4 kali lebih mungkin untuk meninggal jika pemberian ASI
dimulai setelah 24 jam pertama. Para penulis memperkirakan bahwa sekitar
seperlima dari semua kematian bayi (22% di Ghana dan 19% di Nepal) dapat
dihindari jika ASI mulai diberikan dalam satu jam pertamakehidupan semua bayi
yang baru lahir. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini khususnya bagi bayi prematur
dan berat lahir rendah (Lucas dan Cole, 1990; Lucas et al, 1994). IMD dan ASI
ekslusif selama 6 bulan merupakan kontribusi utama dalam menurunkan
mortalitas bayi dan anak-anak. Pentingnya IMD merupakan salah satu
rekomendasi WHO (WHO, 2010).
d. Penghambat Inisiasi Menyusu Dini
Menuru Roesli (2008), beberapa pendapat masyarakat yang tidak benar yang
dapat menghambat terjadinya kontak dini kulit ibu dengan kulit bayi antara lain :
1) Bayi Kedinginan
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan ibu.
Suhu payudara ibu akan meningkat 0,5C dalam dua menit jika bayi
diletakkan di dada ibu.
2) Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.
Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini
membantu menenangkan ibu.
3) Tenaga Kesehatan kurang tersedia
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya untuk
persalinan kala tiga. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan
ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil member dukungan
pada ibu.
commit to user
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Teori
a. Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory)
Hal-hal yang paling dominan dibahas oleh Bandura (1977) dalam Teori
Belajar Sosial (Social Learning Theory) adalah efikasi diri dan penelitian
observasi (penelitian modeling).
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d) Modeling Simbolik
Dewasa ini sebagian besar tingkah laku berbentuk simbolik. Film dan
televisi menyajikan contoh tingkah laku yang tidak terhitung yang
mungkin mempengaruhi pengamatnya. Sajian itu berpotensi sebagai
sumber model tingkah laku.
e) Modeling Kondisioning
Modeling dapat digabung dengan kondisioning klasik menjadi
kondisioning klasik vikarius (vicarious classical conditioning).
Modelilng semacam ini banyak dipakai untuk mempelajari respon
emosional.
Faktor-faktor penting dalam belajar melalui observasi: 1) Perhatian, 2)
Representasi, 3) Peniruan tingkah laku, 4) Motivasi dan penguatan. Satu
konsep penting yang dikemukakan Bandura, adalah resiprokal determinism,
yaitu seseorang akan bertingkah laku berdasarkan situasi yang dipilih secara
aktif. Dalam menganalisis tingkah laku seseorang, ada tiga komponen yang
harus ditelaah, yaitu individu itu sendiri (P:person), lingkungan
(E:environmental), serta perilaku individu itu sendiri (B:behaviorisme)
(Gambar 2.1). Namun, individu akan bertindak setelah adanya proses
kognisi (Pengetahuan, Pemahaman, Penerapan, Analisis, Sintesis, dan
Penilaian).
Perilaku
Personal Lingkungan
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
tergantung kepada kemampuan yang dituntut oleh situasi yang berbeda itu,
kehadiran orang lain, khususnya saingan dalam situasi itu, keadaan fisiologis
dan emosional seperti kelelahan, kecemasan, apatis, murung.
Efikasi yang tinggi atau rendah, dikombinasikan dengan lingkungan
yang responsif atau tidak responsif, akan menghasilkan empat kemungkinan
prediksi tingkah laku (Tabel 2).
3) Parent Empowerment
Menurut Bigman et.al. (1998), dikutip oleh Olin et.al. (2010)
intervensi yang dibuat atau dikembangkan berdasarkan teori pemberdayaan
orang tua dapat digunakan untuk meningkatkan efikasi diri orang tua di
dalam membantu memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan anak-anak
mereka.
Menurut Gibson et.al. (1998), dikutip oleh Olin et.al. (2010)
pemberdayaan orang tua merupakan proses mengenali dan meningkatkan
kemampuan orang tua untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka,
commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Ebrahim (1979), seorang ibu yang mengalami laktasi kedua dan
seterusnya cenderung untuk lebih baik daripada yang pertama. Laktasi kedua
yang dialami ibu berarti ibu telah memiliki pengalaman dalam menyusui
anaknya. Begitu pula dalam laktasi ketiga dan seterusnya. Sedangkan pada
laktasi pertama ibu belum mempunyai pengalaman dalam menyusui sehingga ibu
tidak mengetahui bagaimana cara yang baik dan benar untuk menyusui bayinya.
Soetjiningsih (1997), Gerakan ASI Ekslusif (2006), Roesli (2008), dan
Prasetyono (2009) menyatakan bahwa faktor paritas adalah salah satu faktor
yang mempengaruhi perilaku ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini
(IMD).
Penelitian Madjid (2003) menunjukkan bahwa ibu-ibu yang baru pertama
kali mempunyai anak (primipara) masalah menyusui sering timbul, berbeda
dengan ibu-ibu multipara yang sudah pernah menyusui sebelumnya. Penelitian
Ratri (2000) menunjukkan hal yang sama bahwa paritas mempengaruhi perilaku
menyusui dini.
b. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun
tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan
terhadap suatu obyek tertentu (Mubarok, et al., 2007)
Pengetahuan merupakan justified true believe. Seorang individu
membenarkan (justifies) kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan
observasinya mengenai dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan, ia
menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan cara berpegang pada
kepercayaan yang telah dibenarkan. Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan
konstruksi dari kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara abstrak.
Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta,
namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau
ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(belief sistems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari
(Bambang, 2008).
Menurut Roesli (2008), hambatan utama adalah kurang pengetahuan
tentang IMD pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai pengetahuan yang
baik tentang IMD. Kehilangan pengetahuan tentang IMD berarti kehilangan
besar akan kepercayaan diri seorang ibu untuk dapat memberikan perawatan
terbaik untuk bayinya dan bayi akan kehilangan sumber makanan yang vital dan
cara perawatan yang optimal. Menurut Perinasia (2004), hambatan disebabkan
karena kurangnya pengetahuan ibu tentang laktasi. Banyak ibu yang
merasabahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI,
sehingga cepat menambah susu formula bila merasa ASI kurang. Tenaga
kesehatan masih banyak yang tidak memberikan informasi pada aat pemeriksaan
kehamilan.
Rosita (2008) juga menyatakan bahwa ibu dengan tingkat pengetahuan
yang tinggi biasanya akan lebih cepat memahami dan menerima sebuah
informasi, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki oleh para ibu tentang
segala nutrisi dan manfaat yang terdapat dalam ASI akan memotivasi ibu dalam
memberikan ASI Eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan.
c. Dukungan Keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan ibu menyusui bayinya secara esklusif. Keluarga (suami,
orang tua, mertua, ipar) perlu diinformasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan
dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui secara eksklusif. Bagian
keluarga yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap keberhasilan dan
kegagalan menyusui adalah suami. Masih banyak suami yang berpendapat salah,
yang menganggap menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Peranan suami turut
menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down reflek) yang sangat
dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu (Roesli, 2008).
Pendapat tersebut juga senada dengan apa yang dikemukakan oleh Rosita
(2008), bahwa faktor sosial budaya menjadi faktor utama menurunnya angka
commit to user
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Teknisnya, sesaat setelah bayi lahir dan dipotong tali pusatnya, bayi segera
diletakkan di dada ibu dengan posisi tengkurap, dimana antara kulit bayi dengan
kulit ibu kontak langsung. Proses Inisiasi Menyusu Dini ini bisa dilakukan, jika
proses persalinan ibu dilakukan secara normal, sehingga memungkinkan ibu untuk
melakukan IMD sesuai yang dianjurkan. Sedangkan, bagi ibu yang melahirkan
secara caesar, peluang untuk melakukan IMD lebih kecil, mengingat kondisi
kesehatan ibu pasca operasi belum memungkinkan untuk melakukan itu
(Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Pedoman pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
Dianjurkan ada pendamping persalinan yang mendampingi ibu di kamar
bersalin, bisa suami atau anggota keluarga yang lain.
a. Bayi lahir segera dikeringkan seluruh tubuhnya, kecuali tangannya tanpa
menghilangkan vernix, kemudian tali pusat diikat.
b. Apabila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu di
mana kulit bayi melekat kulit ibu (skin to skin contact) dengan posisi mata bayi
setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan tak lupa bayi diberi topi.
c. Biarkan bayi sendiri yang mencari puting susu ibu, sementara ibu dianjurkan
untuk merangsangnya dengan sentuhan lembut.
d. Tenaga kesehatan mendukung dan membantu ibu dalam mengenali perilaku bayi
sebelum proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
e. Biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibu minimal 1 jam, meskipun
bayi sudah selesai menyusu kurang dari 1 jam.
f. Apabila dalam waktu 1 jam bayi belum menemukan puting susu ibu, dekatkan
mulut bayi dengan puting susu ibu dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu
terjadi selama 30 menit atau 1 jam sesudahnya.
Setelah proses IMD ini selesai dilakukan, barulah bayi dilakukan
penanganan lebih lanjut oleh tenaga kesehatan, seperti ditimbang, diukur,
dicap/diberi tanda identitas, diberi salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada
commit to user
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
paha kiri. Satu jam kemudian, bayi diberikan imunisasi Hepatitis B (HB 0) pada
paha kanannya.
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ASI Eksklusif kepada bayi. Penelitian Arifiyanti (2010) juga menunjukkan bahwa
ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian kolostrum.
Penelitian Tarigan (2012) dan Rahardjo (2005) juga menunjukkan bahwa
dukungan petugas yang menolong persalinan sebagai faktor penguatuntuk
pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Peneliti lainnya, yaitu Ratri (2000), juga
menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pemberian ASI pertama kali
dengan pemberian nasehat ASI yang diterimasaat pemeriksaan kehamilan.
Selain itu, terdapat berbagai pendapat yang beredar di masyarakat yang
dapat mengganggu program pelaksanaan IMD, salah satunya adalah pendapat
bahwa ASI tidak bisa diproduksi segera setelah melahirkan. Pendapat ini biasanya
disebabkan oleh pengaruh dari mertua atau orang tua dari ibu yang berpendapat
bahwa ASI baru bisa diproduksi 2-3 hari setelah melahirkan. Pendapat ini tidak
benar karena ASI bisa diproduksi segera setelah melahirkan (Aruldras, et.al, 2010).
Pendapat yang lain adalah pendapat bahwa kolustrum akan membahayakan bayi.
Pendapat ini terbentuk karena kolustrum berwarna kekuningan sehingga orang
mengira kolustrum akan menyebabkan ikterus (Aruldras, et al, 2010, Huang, et al,
2009).
Terdapat pula pendapat bahwa ibu harus dijahit terlebih dahulu sehingga
harus berpisah dari bayinya. Pendapat ini tidak benar karena sementara dijahit ibu
tetap dapat melakukan proses IMD. Dan yang terakhir adalah pendapat bahwa bayi
harus dimandikan, diberi vitamin K dan tetes mata segera setelah lahir sehingga
tidak bisa melakukan IMD. Pendapat bayi harus dimandikan terlebih dahulu
umumnya karena pendapat orang tua dari ibu yang berpendapat bahwa bayi yang
belum dimandikan dianggap kotor sehingga tidak dapat disusui terlebih dahulu.
Pendapat ini tidak benar karena bayi tidak harus dimandikan terlebih dahulu dan
jika dimandikan terlebih dahulu justru akan menghilangkan manfaat IMD.
Sedangkan mengenai vitamin K dan tetes mata, pendapat ini tidak sepenuhnya
benar karena pemberian vitamin K dan tetes mata dapat menunggu hingga 1 jam
dan bayi dapat melakukan IMD (Aruldras, et al, 2010, Verasisca, et al, 2010,).
commit to user
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ASI Eksklusif kepada bayi. Penelitian juga menunjukkan bahwa faktor pemicu
dalam pemberian ASI Eksklusif kepada bayi adalah pengetahuan.
4. Penelitian Sandra Fikawati dan Ahmad Syafiq (2009)
Penelitian dengan judul Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik
Pemberian ASI Eksklusif ini menunjukkan hasil bahwa peran suami dan orangtua
tidak begitu besar. Meski tampak bahwa peran orangtua (ibu atau mertua) lebih
besar dari peran suami. Suami lebih banyak mendukung apapun yang dilakukan
oleh ibu. Sedangkan, orangtua biasanya mempengaruhi ibu untuk segera memberi
makanan/minuman tambahan kepada bayi. Banyak orangtua yang tidak mengetahui
bahwa dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pemberian hanya ASI saja
sebaiknya 6 bulan dan tidak boleh terlalu dini.
5. Penelitian Rahardjo (2005)
Rahardjo (2005) dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Pemberian ASI dalam 1 Jam Pertama Setelah Melahirkan (Analisa Data SDKI
2002-2003), menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan
pemberian ASI dalam satu jam pertama adalah tenaga kesehatan terutama bidan.
Penolong persalinan merupakan kunci utama keberhasilan dalam satu jam pertama
setelah melahirkan (immediate breastfeeding) karena dalam kurun waktu tersebut
peran penolong masih dominan. Kondisi tidak nyaman yang dirasakan ibu
melahirkan dan ketidakpedulian petugas kesehatan yang ada di ruang bersalin dalam
memberikan perhatian dan tanggapan yang positif akan membuat ibu tidak tenteram
dan tenang dalam hal ini akan menghambat proses ASI. Apabila penolong
memotivasi ibu untuk segera memeluk bayinya maka interaksi ibu dan bayi
diharapkan akan terjadi.
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Pemikiran
Peran
Paritas Petugas
Pengetahuan
Dukungan
Belajar Berdasarkan Motivasi Keluarga
Pengalaman
Efikasi Diri
Pemberdayaan
Klien
Pelaksanaan
IMD
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2. Model Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Terdapat pengaruh paritas terhadap pelaksanaan IMD di RSUD Salatiga. Ibu
multipara memiliki kemungkinan lebih besar melakukan IMD daripada ibu
primipara.
2. Terdapat pengaruh pengetahuan ibu terhadap pelaksanaan IMD di RSUD Salatiga.
Pengetahuan ibu yang tinggi memiliki kemungkinan lebih besar bagi ibu untuk
melakukan IMD daripada pengetahuan ibu yang rendah.
commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dengan pendekatan cross-
sectional (potong-lintang). Dengan pendekatan potong-lintang, semua variabel yang
diteliti baik variabel independen maupun dependen diukur pada saat yang sama.
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
a. Validitas isi
Validitas isi dari kuesioner dinilai dengan cara memeriksa apakah item-
item pertanyaan di dalam kuesioner memang sudah sesuai dengan isi (content) dari
masing-masing variabel yang diteliti. Isi masing-masing variabel tersebut dinilai
kesesuaiannya dengan definisi variabel sebagai hasil sintesis dari teori-teori yang
relevan, yang umumnya digunakan oleh peneliti dalam penelitian serupa
sebelumnya dan pakar di bidang penelitian tersebut.
Berdasarkan dari sintesis teori, penggunaan definisi variabel menurut
peneliti sebelumnya dan pakar, selanjutnya isi dari masing-masing variabel
dijabarkan dalam sejumlah kisi-kisi. Selanjutnya kisi-kisi tersebut dituangkan
dalam pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Sebuah kuesioner memiliki validitas isi
yang tinggi jika semua item pertanyaan kuesioner relevan dan meliputi semua
aspek isi variabel yang akan diukur.
b. Validitas muka
Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner, dengan memperhatikan
tata bahasa, susunan item-item pertanyaan, sehingga masing-masing item
pertanyaan dapat dipahami oleh subjek penelitian dengan benar.
c. Validitas konstruk
Berdasarkan dari tinjauan sejumlah teori, penelitian ini memastikan bahwa
variabel-variabel yang diteliti diukur dengan benar sesuai dengan teori yang
relevan (concurrent validity), dan tidak sesuai dengan teori-teori yang tidak
relevan (discriminant validity).
d. Validitas criteria
Validitas kriteria suatu pengukuran sebuah alat ukur dengan
membandingkannya secara kuantitatif dengan alat ukur standard emas. Karena
dalam penelitian ini tidak ada standard emasnya, maka dibuatkan instrumen baru
dengan cara menjadikan sintesis-sintesis dari kajian teori sebagai patokan dalam
penuangan dalam pembuatan kuesioner.
commit to user
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Karena instrumen ini belum bersifat baku, maka dilakukan uji validitas dan
reliabilitas di populasi sumber dan berada di dalam sampel. Uji validitas dan
reliabilitas ini dilakukan sebelum pengambilan data dan menggunakan ukuran
sampel sebanyak 20 ibu pasca bersalin.
2. Uji Reliabilitas
Pengukuran variabel yang konsisten harus menunjukkan 2 aspek reliabilitas:
(1) Konsistensi internal; dan (2) Stabilitas. Aspek konsistensi internal merujuk
kepada korelasi antar item-item pertanyaan yang masing-masing bertujuan untuk
mengukur suatu variabel komposit yang sama. Konsistensi internal yang akan
diukur secara kuantitatif dalam penelitian ini dari masing-masing variabel komposit
meliputi Item-Total Correlation dan Split-Half Reliability.
a. Konsistensi Internal
1) Korelasi Item-Total
Dalam penelitian ini akan dinilai korelasi item-total (item-total
correlation), yaitu suatu indikator yang menunjukkan kekuatan korelasi
antara masing-masing item dan total pengukuran dikurangi dengan item
yang bersangkutan. Karena dikurangi dengan item yang bersangkutan, maka
korelasi item-total disebut juga korelasi item-sisa (item-rest correlation).
Suatu item dapat digunakan dalam alat ukur jika memiliki korelasi item-total
0.20. Item yang berkorelasi lebih rendah tidak akan digunakan, jika perlu
diganti dengan membuat item baru.
2) Reliabilitas Belah-Paroh
Dalam penelitian ini akan dinilai reliabilitas belah-paroh (split-half
reliability) yaitu penilaian konsistensi internal (homogenitas) alat ukur
dengan cara membagi item-item secara random ke dalam dua bagian alat
ukur, lalu mengorelasikan kedua bagian tersebut. Jika alat ukur memiliki
konsistensi internal, maka kedua bagian akan berkorelasi tinggi. Reliabilitas
Belah-Paroh yang akan dinilai dalam penelitian ini adalah Alpha ()
Cronbach.
commit to user
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dimana :
P = Probabilitas untuk melaksanakan IMD
1-p = Probabilitas untuk tidak melaksanakan IMD
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Paritas (0 : Primipara ; 1 : Multipara)
X2 = Pengetahuan Ibu (0 : Rendah ; 1 : Tinggi)
X3 = Dukungan Keluarga (0 : Lemah ; 1 : Kuat)
X4 = Peran Tenaga Kesehatan (0 : Minimal ; 1 : Maksimal)
commit to user
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Subjek Penelitian
Hasil karakteristik umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini:
commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Variabel n %
Umur
<=25 tahun 26 37.10
26-35 tahun 37 52.90
36-45 tahun 7 10.00
Total 70 100
Pendidikan
SD 6 8.60
SLTP 18 25.70
SLTA 38 54.30
DIII 2 2.90
S1 6 8.60
Total 70 100
Pekerjaan
PNS 3 4.30
Swasta 13 18.60
Karyawan 9 12.90
Ibu Rumah Tangga 39 55.70
Petani 6 8.60
Total 70 100
Paritas
Primipara 29 41.40
Multipara 41 58.60
Total 70 100
Pelaksanaan IMD
Tidak IMD 16 22.90
IMD 54 77.10
Total 70 100
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Variabel IMD OR p
Ya % Tidak % Total %
Paritas
Primipara 23 79.3 6 20.7 29 100 0.81 0.716
Multipara 31 75.6 10 24.4 41 100
Pengetahuan
Rendah 18 58.1 13 41.9 31 100 8.67 0.001
Tinggi 36 92.3 3 7.7 39 100
Dukungan
Keluarga
Lemah 19 79.2 5 20.8 24 100 0.84 0.771
Kuat 35 76.1 11 23.9 46 100
Peran Tenaga
Kesehatan
Kecil 12 44.4 15 55.6 27 100 52.5 <0.001
Besar 42 97.7 1 2.3 43 100
Tabel 4.2 menunjukkan dari Hasil uji Chi Square tidak ada hubungan yang
bermakna antara paritas ibu dengan pelaksanaan IMD (p = 0,716) dengan OR= 0,80
(95% CI 0,257-2,546). Ibu yang memiliki pengetahuan tinggi lebih banyak
melaksanakan IMD (92,3%) dibanding ibu yang memiliki pengetahuan rendah
(58,1%). Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pelaksanaan
IMD (p= 0,001) dengan OR= 8,67 (95% CI 2,19-34,35), artinya pengetahuan ibu
yang tinggi memiliki kemungkinan 8,67 kali untuk meningkatkan IMD oleh ibu
dibanding pengetahuan ibu yang rendah. Tidak ada hubungan yang bermakna antara
dukungan keluarga dengan pelaksanaan IMD (p= 0,771) dengan OR=0,837 (95% CI
0,253-2,768). Peran tenaga kesehatan khususnya bidan yang besar lebih mampu
memberikan dorongan bagi ibu untuk melaksanakan IMD (97,7%) dibanding peran
bidan yang kecil (44,4%). Ada hubungan yang bermakna antara dukungan peran
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
bidan dengan pelaksanaan IMD (p= <0,001) dengan OR=52,50 (95% CI 6.28-
438.91), artinya peran bidan yang besar memiliki kemungkinan 52,50 kali untuk
meningkatkan IMD oleh ibu dibanding peran bidan yang lemah.
3. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda
Untuk mengatahui apakah paritas, pengetahuan ibu, dukungan keluarga, dan
peran bidan berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD maka digunakan analisis
regresi logistik. Adapun hasil analisis regresi logistik, diperoleh hasil sebagai
disebutkan Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda
Variabel CI 95%
OR P
Batas bawah Batas atas
Paritas 0.78 .161 3.75 0.753
Pengetahuan Ibu 3.62 .637 20.59 0.147
Dukungan Keluarga 0.51 .108 2.45 0.403
Peran Tenaga kesehatan 34.27 3.821 307.46 0.002
n observasi = 70
-2 Log likelihood = 43.96
Nagelkerke R Square = 54,7%
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
statistik tidak signifikan antara paritas dengan IMD (p=0.753> alpha=0.05). Ibu
multipara memiliki kemungkinan untuk melakukan IMD 0.78 lebih rendah daripada
ibu primipara (OR=0.78, CI 95%= 0.16 3.75).
Pada variabel pengetahuan ibu dapat dijelaskan, bahwa terdapat hubungan
positif, meskipun secara statistik mendekati signifikan antara pengetahuan ibu
tentang IMD dan pelaksanaan IMD. Ibu yang berpengetahuan tinggi memiliki
kemungkinan untuk melaksanakan IMD 3.6 kali lebih besar daripada ibu dengan
pengetahuan rendah (OR= 3.62, CI 95%=0.64 - 20.59, p= 0.147).
Pada variabel dukungan keluarga, terdapat hubungan negatif tapi secara
statistik hubungan antara dukungan keluarga dan IMD tidak signifikan. Ibu pasca
persalinan yang memiliki dukungan keluarga kuat kemungkinan untuk melakukan
IMD 0.51 kali lebih rendah daripada ibu dengan dukungan keluarga lemah
(OR=0.51, CI 95%=0.11 2.45, p= 0.403).
Pada variabel peran tenaga kesehatan, terdapat hubungan positif, dan secara
statistik hubungan peran tenaga kesehatan khusunya bidan dengan pelaksanaan IMD
signifikan. Peran bidan yang besar memiliki kemungkinan meningkatkan
pelaksanaan IMD oleh ibu 34.27 kali lebih besar dari pada peran bidan yang kecil
(OR=34.27, CI 95% 3.82 307.46, p= 0.002).
Berdasarkan hasil analisis model multivariat pada Tabel 4.3 dapat
disimpulkan bahwa dari empat variabel independen yang diuji diperoleh satu
variabel yang berpengaruh secara signifikan dengan pelaksanaan IMD, yaitu
variabel peran tenaga kesehatan.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Paritas terhadap pelaksanaan IMD
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa variabel paritas berhubungan negatif
dengan IMD, tapi secara statistik tidak signifikan dengan pelaksanaan IMD. Fakta
hasil penelitian tersebut menjelaskan, bahwa seorang ibu yang mengalami laktasi
kedua dan seterusnya tidak memberikan jaminan bahwa seorang ibu lebih baik
dalam memberikan IMD pada bayinya daripada yang pertama. Hasil penelitian ini
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fahriyani et al. (2014), bahwa tidak
terdapat perbedaan pemberian ASI eksklusif antara primipara dan multipara.
Proporsi ASI eksklusif yang tinggi pada ibu primipara karena sebagian besar (60%)
sudah memperoleh konseling ASI sejak masa kehamilan.
Hasil analisis tabulasi silang menunjukkan, bahwa ternyata ibu primipara
sebagian besar juga melaksanakan IMD (79.3%), seperti halnya ibu multipara
(75.6%). Data hasil penelitian tersebut memberikan bukti empirik tidak ada
perbedaan antara ibu primipara dan multipara dalam pelaksanaan IMD. Temuan
hasil penelitian ini menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi ibu dalam
melaksanakan IMD. Hasil penelitian menemukan bahwa pengetahuan dan peran
tenaga kesehatan merupakan faktor yang memiliki kontribusi positif terhadap
pelaksanaan IMD. Temuan tersebut menunjukkan bahwa adanya peran yang besar
dari tenaga kesehatan khususnya bidan (RSUD Salatiga) dalam memberikan
bantuan, termasuk dalam hal ini memberikan penjelasan dan informasi tentang
manfaat dan tata laksana menyusui kepada ibu hamil lebih memberikan dorongan
bagi ibu untuk melaksanakan IMD.
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, maka hasil penelitian ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Madjid (2003) yang menunjukkan ibu-ibu yang baru
pertama kali mempunyai anak (primipara) masalah menyusui sering timbul, berbeda
dengan ibu-ibu multipara yang sudah pernah menyusui sebelumnya. Selain itu, hasil
penelitian ini juga bertentangan hasil penelitian Ratri (2000) yang menunjukkan
bahwa paritas mempengaruhi perilaku menyusui dini.
Selain itu hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan pendapat Ebrahim
(1979), seorang ibu yang mengalami laktasi kedua dan seterusnya cenderung untuk
lebih baik daripada yang pertama. Laktasi kedua yang dialami ibu berarti ibu telah
memiliki pengalaman dalam menyusui anaknya. Begitu pula dalam laktasi ketiga
dan seterusnya. Sedangkan pada laktasi pertama ibu belum mempunyai pengalaman
dalam menyusui sehingga ibu tidak mengetahui bagaimana cara yang baik dan
benar untuk menyusui bayinya. Juga bertentangan dengan pendapat Soetjiningsih
commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(1997), Roesli (2008), dan Prasetyono (2009) menyatakan bahwa faktor paritas
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku ibu untuk melakukan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD).
2. Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap pelaksanaan IMD
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa variabel pengetahuan ibu memiliki
hubungan positif dengan pelaksanaan IMD, meskipun secara statistik variabel
pengetahuan mendekati signifikan terhadap pelaksanaan IMD. Temuan hasil
penelitian ini setidaknya menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu
faktor yang setidaknya memberikan kontribusi positif terhadap pelaksanaan IMD
pada ibu.
Kondisi di atas dapat dijelaskan dengan melihat data hasil penelitian pada
tabel tabulasi silang antara pengetahuan dan pelaksanaan IMD. Pada tabel tersebut
dapat dilihat bahwa ibu yang memiliki pengetahuan tinggi lebih banyak
melaksanakan IMD (92.3%) dibanding ibu yang memiliki pengetahuan rendah
(58.1%). Hasil uji Chi Square juga menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan ibu dengan pelaksanaan IMD (p= 0,001)
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, setidaknya sejalan dengan hasil
penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Saleh (2011), Tarigan (2012)
Arifiyanti (2010), Siswanti (2010), Dewi (2012), dan Baihaki (2013) serta Rosita
(2008) yang pada dasarnya hasil penelitian mereka sepakat bahwa pengetahuan ibu
merupakan faktor pemicu yang mempengaruhi pemberikan ASI Eksklusif oleh ibu
melahirkan.
Selain itu, temuan hasil penelitian ini setidaknya juga tetap sejalan dengan
pendapat Roesli (2008), yang menyatakan, bahwa hambatan utama adalah kurang
pengetahuan tentang IMD pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai
pengetahuan yang baik tentang IMD. Kehilangan pengetahuan tentang IMD berarti
kehilangan besar akan kepercayaan diri seorang ibu untuk dapat memberikan
perawatan terbaik untuk bayinya dan bayi akan kehilangan sumber makanan yang
vital dan cara perawatan yang optimal. Perinasia (2004) juga memiliki pendapat
yang sama, bahwa hambatan disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang
commit to user
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
laktasi. Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah
lebih baik dari ASI, sehingga cepat menambah susu formula bila merasa ASI
kurang. Tenaga kesehatan masih banyak yang tidak memberikan informasi pada
saat pemeriksaan kehamilan. Pendapat-pendapat yang sama juga dikemukakan oleh
Soetjiningsih (1997), dan Prasetyono (2009), bahwa pengetahuan adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku ibu untuk melakukan Inisiasi Menyusui Dini
(IMD)
3. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap pelaksanaan IMD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel dukungan keluarga, secara
statistik tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan IMD. Fakta hasil penelitian ini
menunjukkan, bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara ibu yang memiliki
dukungan keluarga lemah dan ibu yang memiliki dukungan tenaga kuat terhadap
pelaksanaan IMD. Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil tabulasi silang yang
menunjukkan, bahwa ibu dengan tingkat dukungan keluarga lemah (79.2%) juga
melaksanakan IMD, hal tersebut tidak berbeda jauh dengan ibu yang mendapat
dukungan keluarga kuat (76,1%).
Informasi hasil penelitian ini setidaknya sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fikayati dan Safiq (2009) yang menunjukkan, bahwa peran suami
dan orangtua tidak begitu besar. Meski tampak bahwa peran orangtua (ibu atau
mertua) lebih besar dari peran suami. Suami lebih banyak mendukung apapun yang
dilakukan oleh ibu. Sedangkan, orangtua biasanya mempengaruhi ibu untuk segera
memberi makanan/minuman tambahan kepada bayi. Banyak orangtua yang tidak
mengetahui bahwa dengan berkembangnya ilmu pengetahuan pemberian hanya ASI
saja sebaiknya 6 bulan dan tidak boleh terlalu dini.
Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian ini, maka temuan hasil
penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa
peneliti terdahulu, yaitu penelitian yang dilakukan Saleh (2011), dan Tarigan (2012)
yang pada dasarnya menurut hasil penelitian mereka, bahwa dukungan keluarga
sebagai faktor penguat untuk pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Selain itu, hasil
penelitian ini juga bertentangan dengan pendapat Soetjiningsih (1997), Roesli
commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(2008), dan Prasetyono (2009) yang menyatakan, bahwa fakor dukungan keluarga
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku ibu untuk melakukan Inisiasi
Menyusui Dini (IMD).
4. Pengaruh Peran Tenaga Kesehatan terhadap pelaksanaan IMD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan khususnya
bidan memiliki hubungan positif dan secara statistik hubungan peran bidan dengan
pelaksanaan IMD terbukti signifikan. Berdasarkan data hasil penelitian tersebut,
peran bidan yang besar memiliki kemungkinan meningkatkan pelaksanaan IMD
oleh ibu 34.27 kali lebih besar dari pada peran bidan yang kecil.
Hasil penelitian di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Tarigan (2012), bahwa dukungan tenaga kesehatan yang menolong persalinan
sebagai faktor penguatuntuk pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Juga penelitian
yang dilakukan oleh Ratri (2000), bahwa ada hubungan bermakna antara pemberian
ASI pertama kali dengan pemberian nasehat ASI yang diterimasaat pemeriksaan
kehamilan. Ibu yang menerima nasehat tentang ASI memiliki rata-rata pemberian
ASI pertama kali paling cepat yaitu 26,25 jam setelah lahir.
Selain itu, hasil penelitian ini juga memberikan dukungan pada hasil
penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2005), bahwa faktor dominan yang
berhubungan dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama adalah tenaga
kesehatan terutama bidan. Penolong persalinan merupakan kunci utama
keberhasilan dalam satu jam pertama setelah melahirkan (immediate breastfeeding)
karena dalam kurun waktu tersebut peran penolong masih dominan. Kondisi tidak
nyaman yang dirasakan ibu melahirkan dan ketidakpedulian petugas kesehatan yang
ada di ruang bersalin dalam memberikan perhatian dan tanggapan yang positif akan
membuat ibu tidak tenteram dan tenang sehingga akan menghambat proses ASI.
Apabila penolong memotivasi ibu untuk segera memeluk bayinya maka interaksi
ibu dan bayi diharapkan akan terjadi.
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan apa yang dikemukan oleh Perinasia
(2004), bahwa tenaga kesehatan memerlukan sikap yang mendukung terhadap
menyusui melalui pengalaman dan pengertian mengenai berbagai keuntungan
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu :
1. Beberapa variabel tidak menunjukkan pengaruh yang secara statistik tidak
signifikan terhadap pelaksanaan IMD, yang artinya temuan penelitian ini banyak
terjadi karena kebetulan sehingga kurang bisa diandalkan.
2. Confidence Interval 95% terlalu lebar, sehingga presisi rendah dalam mengestimasi,
akibat dari sampel kurang besar.
3. Penelitian ini menggunakan design penelitian potong lintang (cross sectional).
Design penelitian ini mudah dan murah untuk dilakukan tetapi design ini tidak kuat
untuk memberikan bukti tentang pengaruh variabel indipenden terhadap variabel
dependen, karena variabel indipenden dan dependen diukur pada saat yang sama.
Bukti tentang pengaruh bisa dihasilkan jika penelitian menggunakan design
longitudinal misalnya studi kohor. Pada studi kohor variabel indipenden diukur
terlebih dahulu daripada variabel dependen.
Tetapi, terdapat juga kelebihan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan
pendekatan analisis multivariat. Jadi pengaruh variabel-variabel perancu yang juga
secara teoritis bisa mempengaruhi pelaksanaan IMD dikendalikan di dalam analisis
data ini.
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Variabel paritas memiliki hubungan negatif dengan pelaksanaan IMD, meskipun
secara statistik kedua variabel tersebut tidak terbukti signifikan (OR=0.78, CI 95%=
0.16 3.75, p=0.753).
2. Variabel pengetahuan memiliki hubungan positif dengan pelaksanaan IMD,
meskipun secara statistik hubungan kedua variabel tersebut mendekati signifikan
(OR= 3.62, CI 95%=0.64 - 20.59, p= 0.147).
3. Variabel dukungan keluarga memiliki hubungan negatif dengan pelaksanaan IMD,
meskipun secara statistik hubungan antara dukungan keluarga dan IMD tidak
signifikan (OR=0.51, CI 95%=0.11 2.45, p= 0.403).
4. Variabel peran tenaga kesehatan memiliki hubungan positif dengan pelaksanaan
IMD, dan secara statistik hubungan kedua variabel tersebut terbukti signifikan
(OR=34.27, CI 95% 3.82 307.46, p= 0.002).
B. Implikasi
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Bandura (1977) yang
menekankan pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku kesehatan didukung dalam
penelitian ini. Peningkatan pelaksanaan IMD oleh Ibu dapat ditingkatkan dengan
mengaktifkan peran bidan di RSUD dalam memberikan konseling tentang manfaat
pentingnya melakukan IMD pada bayi selama kehamilan. Selain memberikan manfaat
pada Ibu, konseling yang dilakukan oleh bidan juga akan memberikan kesadaran
kepada keluarga (suami atau orang tua ibu). Timbulnya kesadaran pada keluarga tentu
akan meningkatkan efikasi bagi si ibu dalam pelaksanaan IMD.
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Bagi masyarakat
Begitu pentingnya manfaat dari IMD, maka penting bagi ibu yang
melahirkan perlu untuk melaksanakan IMD. Untuk meningkatkan kesadaran ibu
dalam hal tersebut, maka hal yang dapat dilakukan adalah:
a. Selama kehamilan, ibu perlu aktif melakukan konsultasi bidan yang
melakukan pemeriksaan kehamilannya.
b. Selama kehamilan, penting bagi keluarga terutama suami untuk terus
mendampingi istri saat melakukan konsultasi dengan bidan. Sehingga setelah
kelahiran bayi, suami dapat memberikan dukungan yang baik (moral maupun
materiil) kepada ibu dalam melaksanakan IMD.
2. Bagi Institusi Kesehatan
Terbukti berpengaruhnya peran tenaga kesehatan terhadap pelaksaan IMD
bagi ibu, maka penting bagi bidan untuk secara sadar (tanpa diminta) memberikan
konseling kepada setiap ibu (klien) selama kehamilan. Selain itu, hal yang penting
lainnya, yaitu bidan perlu secara terus menerus meningkatkan pengetahuan, dan
keterampilannya tentang pelaksanaan IMD sehingga pada saat memberikan
pelayanan kepada klien, apa yang disampaikan merupakan hal-hal yang up to date,
dan apa yang dilakukannya benar-benar memberikan solusi terbaik bagi setiap
masalah pelaksanaan IMD yang dihadapi oleh klien.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian tentang faktor lain
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan IMD oleh ibu.
commit to user
55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, E. 2012. Faktor Determinan Status Kesehatan Bayi Neonatal Di RSKIDA Siti
Fatimah Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.6 (3), Hal. 33-41.
Aprilia, Y. 2009. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi Eksklusif
Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. Tesis Universitas Diponegoro Semarang.
Aruldas K, Khan ME, Hazra A. Increasing Early and Exclusive Breastfeeding in Rural
Uttar Pradesh. Journal of Family Walfare. 2010; 56:43-50
Ayu, Gusti P. Indonesia Berada di Posisi 4 Jumlah Kematian Bayi di Asia Tenggara.
http://www.beritasatu.com/riset/115962-indonesia-berada-di-posisi-4-jumlah-
kematian-bayi-di-asia-tenggara.html
Badan Pusat Statistik. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.
Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Baihaki, Hanif M. Noor, Sotia Ningsih. 2013. Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu
Post Partum Tentang Manajemen Laktasi Di Ruang Rawat Inap Kebidanan Rsud
Raden Mattaher Jambi Tahun 2013. Jurnal Online Universitas Jambi Vol 1, No 1
(2013)
commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bobak, Lowendermik; Jensen. 2005 Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
. 2009. Pesan-Pesan Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Air Susu
Ibu (ASI) Eksklusif Untuk Keluarga Indonesia. Jakarta : Depkes RI.
Dewi, N. 2009. Prilaku Ibu Menyusui dalam Memberikan Asi di Kelurahan Timbangan
Kecamatan Inderalaya Utara Tahun 2009. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan.,
Vol.3(2), Hal. 43-57.
Ebrahim, G.J. 1979. Air Susu Ibu. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica.
Fahriani, Rohsiswatmo, dan Hendarto. 2014. Faktor yang Memengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif pada Bayi Cukup Bulan yang Dilakukan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD). Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Indonesia
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.
http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/15-6-7.pdf. 23 Mei 2015.
Fikawati, S & Syafiq, A. 2009. Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian
ASI Eksklusif. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.4, No.3, Desember
2009.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=269769&val=7113&title=P
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
enyebab%20Keberhasilan%20dan%20Kegagalan%20Praktik%20Pemberian%20
ASI%20Eksklusif. 23 Mei 2015.
Herzberg F. The Motivation to Work. John Willey and Sons, Inc. New York; 1966
Hidayat, A 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Salemba Medika: Edisi 2
Huang A, Tai BC, Wong LY, Lee J, Yong EL. 2009. Differential risk for early
breastfeeding jaundice in a multi-ethnic Asian cohort. Ann Acad Med
Singapore.38(3):217-24
Kementrian Kesehatan RI, 2010. Panduan pelayanan kesehatan bayi baru lahir berbasis
perlindungan anak. Jakarta : Direktorat kesehatan anak khusus..
Lucas, A.M., R Morley, T J Cole, and S M Gore A randomized multicentre study of human
milk versus formula and later development in preterm infants. Arch Dis Child. 70:
F141-F146 (1994).
Lucas, A. & Cole, T.J. Breast milk and neonatal necrotising enterocolitis. The Lancet. Dec
22-29;336 (8730): 1519-1523 (1990).
Madjid, 2003. Perilaku Pemberian ASI pada Masyarakat di Daerah Cirebon, Cianjur,
Kediri dan Blitar [Tesis]. Jawa Timur. Universitas Airlangga.
Mullany, Joanne Katz, Yue M. Li, Subarna K. Khatry, Steven C. LeClerq, Gary L.
Darmstadt, and James M. Tielsch. 2008. Breast-feeding patterns, time to
initiation, and mortality risk among newborns in Southern Nepal. J Nutr. 138:
599-603
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Murti, B., 2010. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: UGM Press.
Olin SS, Hoagwood KE, Rodriguez J, Radigan M, Burton G, Cavaleri M, Jensen S. Impact
of empowerment training on the professional work of family peer advocates.
Children and Youth Services Review. 2010a Advance online publication. doi:
10.1016/j.childyouth.2010.06.012. [PMC free article] [PubMed]
Perinasia, 2004. Bahan Bacaan Manajemen Laktasi Menuju Persalinan Aman dan Bayi
Baru Lahir Sehat. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
Prasetyono, D. 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif, Pengenalan Praktek dan Kemanfaatannya.
Jogyakarta: Diva Press.
Pudjiadi, S. 2005. Ilmu Gizi Klinis pada Anak edisi keempat. Jakarta : FKUI.
Pudjiadi A.H, Hegar B, Handryastuti S, Salamia N, Ellen P., Devita E. 2011. Pedoman
Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : Ikatan Dokter Anak
Indonesia
Ratri, C. 2000. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Pertama Kali di
Purwakarta Jawa Barat tahun 1998 (Analisa Data Sekunder Pengembangan
Survei Cepat Untuk Menilai Kualitas Pelayanan KIA di DT II). Skripsi. Depok:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Roesli, U. 2002. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Jakarta : Elex Media Kompitundo.
. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda.
Saleh, La Ode Amal. 2011. Faktor-Faktor Yang Menghambat Praktik ASI Eksklusif Pada
Bayi Usia 0-6 Bulan (Studi Kualitatif di Desa Tridana Mulya, Kec.Landono
Kab.Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara). Diakses tanggal 19 September 2014
dari eprints.undip.ac.id/35946/1/424_La_Ode_Amal_Saleh_G2C309009.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sitepu. 2013. Perilaku Ibu Post Partum dalam Pemberian ASI Kolostrum di Rumah Sakit
Martha Friska Brayan Tahun 2012. Program Studi Keperawatan Fakultas
Keperawatan, USU, Sumatra Utara.
Soetjiningsih. 1997. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Suraatmaja, 1997. Seri Gizi Klinik ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta.
Tarigan, I, 2012. Pengetahuan dan Sikap Perilaku Ibu Bayi Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif (Knowledge, Attitude and Behavior of the Mother of the Baby to the
Breast Feeding Exclusively). Jakarta : Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI.
Thompson, E. 1995. Introduction to Maternity and Pediatric Nursing 2nd Edition. USA:
WB Saunders.
Virarisca, S. 2010. Metode Persalinan dan Hubungannya dengan Inisiasi Menyusu Dini.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Vol.7(2), Hal. 92-108
World Health Organization. Early Initiation of Breastfeeding: the Key to Survival and
Beyond. 2010
commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KUESIONER PENELITIAN
I. IDENTITAS RESPONDEN
Isilah identitas diri saudara dengan keadaan yang sebenarnya :
1. No. Responden :
2. Umur : a. 25 tahun
b. 26 s/d 35 tahun
c. 36 s/d 45 tahun
d. 46 s/d 55 tahun
e. > 55 tahun
3. Pendidikan Terakhir : a. SLTP
b. SLTA
c. D III
d. S1
e. S2
f. Lain-lain ........................
4. Pekerjaan : a. PNS
b. Swasta
c. Karyawan
d. Ibu Rumah Tangga
e. Lainnya.......................
commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LEMBAR OBSERVASI
a. Paritas : Primipara
Multipara
LEMBAR KUESIONER
Pengetahuan Ibu
62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14 Manfaat IMD bagi bayi adalah dapat menjilat kulit ibu dan menelan
bakteri yang aman.
15 Manfaat IMD bagi bayi adalah dapat menjilat kulit ibu dan menelan
bakteri yang jahat.
16 Manfaat IMD untuk ibu dan bayi agar lebih tenang.
17 Manfaat IMD adalah menciptakan jalinan kasih sayang ibu dan bayi
agar lebih baik.
18 Dalam tahapan IMD, pada 30 menit pertama, bayi diam tidak
bergerak sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya.
19 Dalam tahapan IMD, pada 30 menit pertama, bayi menjilat puting
ibu.
20 Dalam tahapan IMD, antara 30-40 menit bayi mengeluarkan suara,
gerakan mulut seperti mau minum, mencium dan menjilat tangan.
21 Dalam tahapan IMD, antara 30-40 menit bayi akan menjilat puting
ibu.
22 Dalam tahapan IMD, bayi mengeluarkan air liur saat menyadari
bahwa ada makanan di sekitarnya.
23 Dalam tahapan IMD, bayi mulai bergerak ke arah payudara, dengan
kaki menekan perut, lalu menjilat-jilat kulit ibu.
24 Dalam tahapan IMD, pada akhirnya bayi akan menemukan,
menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar dan melekat
dengan baik.
25 Melakukan IMD berarti membiarkan bayi kedinginan.
26 Melakukan IMD berarti bayi berada pada suhu yang aman karena
melakukan kontak kulit.
27 Melakukan IMD berakibat ibu kelelahan setelah melahirkan.
28 Melakukan IMD dapat menenangkan ibu.
29 Melakukan IMD berarti memberikan bayi kolostrum yang berwarna
kuning yang basi.
30 Melakukan IMD berarti memberikan bayi kolostrum yang
mengandung banyak antibodi.
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dukungan Keluarga
commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DUKUNGAN KELUARGA
ITEM PERNYATAAN
No. TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 12
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 14
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 13
4 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 13
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 12
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 13
9 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 4
10 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 8
11 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 10
12 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 12
13 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
14 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 7
15 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
16 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 5
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14
18 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 12
19 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 7
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Reliability
(DUKUNGAN KELUARGA)
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
1. VAR00016 dk1
2. VAR00017 dk2
3. VAR00018 dk3
4. VAR00019 dk4
5. VAR00020 dk5
6. VAR00021 dk6
7. VAR00022 dk7
8. VAR00023 dk8
9. VAR00024 dk9
10. VAR00025 dk10
11. VAR00026 dk11
12. VAR00027 dk12
13. VAR00028 dk13
14. VAR00029 dk14
15. VAR00030 dk15
16. VAR00031 dk16
Item-total Statistics
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Reliability Coefficients
Alpha = .8247
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Reliability
(PERAN TENAGA KESEHATAN)
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
1. VAR00001 pp1
2. VAR00002 pp2
3. VAR00003 pp3
4. VAR00004 pp4
5. VAR00005 pp5
6. VAR00006 pp6
7. VAR00007 pp7
8. VAR00008 pp8
9. VAR00009 pp9
10. VAR00010 pp10
11. VAR00011 pp11
12. VAR00012 pp12
13. VAR00013 pp13
14. VAR00014 pp14
15. VAR00015 pp15
Item-total Statistics
Reliability Coefficients
Alpha = .8533
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGETAHUAN IBU
ITEM PERTANYAAN
NO TOT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26
2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
7 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 21
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
9 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
13 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
18 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
20 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 24
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
23 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 24
27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
28 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 15
29 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
30 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
31 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
32 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 27
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
35 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 26
36 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
38 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
39 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 28
40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
43 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 29
46 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
47 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26
48 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
49 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 26
50 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
51 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
52 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 25
53 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
54 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
57 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 24
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
59 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
60 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27
61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 29
64 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
65 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 26
67 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 27
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30
69 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26
70 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28
TOT 65 55 66 67 65 63 57 68 70 64 70 70 70 57 61 69 68 52 54 57 66 60 57 64 70 70 68 70 70 70
commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DUKUNGAN KELUARGA
ITEM PERTANYAAN
NO TOT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
7 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1 1 1 25
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
12 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
15 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 14
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
18 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
27 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
28 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 10
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
32 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
35 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
38 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
39 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
40 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
42 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
43 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
44 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
45 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
46 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
47 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
49 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
50 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
51 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
53 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
54 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
55 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
56 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
57 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
58 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
59 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
60 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
61 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
62 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
63 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
64 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
65 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
66 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
67 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
68 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
69 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
70 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
TOT 68 70 70 70 52 49 49 70 70 68 69 68 80 70 69 70
commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Umur ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid <=25 tahun 26 37.1 37.1 37.1
26-35 tahun 37 52.9 52.9 90.0
36-45 tahun 7 10.0 10.0 100.0
Total 70 100.0 100.0
Pendidikan ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid SLTP 18 25.7 25.7 25.7
SLTA 38 54.3 54.3 80.0
DIII 2 2.9 2.9 82.9
S1 6 8.6 8.6 91.4
Lain-lain 6 8.6 8.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
Pekerjaan ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid PNS 3 4.3 4.3 4.3
Swasta 13 18.6 18.6 22.9
Karyawan 9 12.9 12.9 35.7
Ibu Rumah Tangga 39 55.7 55.7 91.4
Lain-lain 6 8.6 8.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
Paritas ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Valid Primipara 29 41.4 41.4 41.4
Multipara 41 58.6 58.6 100.0
Total 70 100.0 100.0
imd
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak IMD 16 22.9 22.9 22.9
IMD 54 77.1 77.1 100.0
Total 70 100.0 100.0
commit to user
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .085a 1 .771
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .086 1 .770
Fisher's Exact Test 1.000 .510
Linear-by-Linear Association .084 1 .772
N of Valid Cases 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.49.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for dukungan .837 .253 2.768
keluarga dikotomi (lemah /
kuat)
For cohort imd = Tidak IMD .871 .342 2.219
For cohort imd = IMD 1.040 .801 1.351
N of Valid Cases 70
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
paritas ibu Ok
Crosstab
imd
Tidak IMD IMD Total
paritas ibu Primipara Count 6 23 29
% within paritas ibu 20.7% 79.3% 100.0%
Multipara Count 10 31 41
% within paritas ibu 24.4% 75.6% 100.0%
Total Count 16 54 70
% within paritas ibu 22.9% 77.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig Exact Sig.
Value df sided) . (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square .132a 1 .716
Continuity Correctionb .006 1 .941
Likelihood Ratio .133 1 .715
Fisher's Exact Test .780 .474
Linear-by-Linear Association .130 1 .718
N of Valid Cases 70
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.63.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for paritas ibu .809 .257 2.546
(Primipara / Multipara)
For cohort imd = Tidak .848 .347 2.073
IMD
For cohort imd = IMD 1.049 .813 1.353
N of Valid Cases 70
commit to user
74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Pengetahuan ibu
Crosstab
imd
Tidak IMD IMD Total
Pengetahuan ibu rendah Count 13 18 31
% within Pengetahuan ibu 41.9% 58.1% 100.0%
tinggi Count 3 36 39
% within Pengetahuan ibu 7.7% 92.3% 100.0%
Total Count 16 54 70
% within Pengetahuan ibu 22.9% 77.1% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.486a 1 .001
Continuity Correctionb 9.626 1 .002
Likelihood Ratio 11.938
76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Logistic Regression
Case Processing Summary
a
Unweighted Cases N Percent
Selected Cases Included in Analysis 70 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 70 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 70 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number
of cases.
Dependent Variable
Encoding
Original
Value Internal Value
Tidak IMD 0
IMD 1
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
paritas ibu 70 0 1 .59 .496
imd 70 0 1 .77 .423
dukungan keluarga dikotomi 70 0 1 .66 .478
peran petgas kesehatan dikotomi 70 0 1 .61 .490
Pengetahuan ibu 70 0 1 .56 .500
Valid N (listwise) 70
commit to user
78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
JADWAL PENELITIAN
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 Penyusunan proposal
2 Konsultasi dan
penyusunan
3 Seminar proposal
4 Revisi proposal
7 Analisis data
8 Penyusunan laporan
dan konsultasi
9 Ujian tesis
10 Revisi tesis
commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BIODATA
commit to user
86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DOKUMENTASI PENELITIAN
commit to user
87