FEKUNDITAS
IKAN NILEM (Osteochilus hasselti)
Disusunoleh :
Kelompok 16
AyuAlfizatunnikmah H1G013010
RismaAstutiLaila H1G013030
IndaIftarih H1H013002
DidiSofiyandi H1H013052
SitiLaelatur R. H1H013054
Cristin Claudia T. H1K013004
FahmiSolehudin H1K013009
TantoIskandar H1K013015
Shiff =2
Rombongan =2
Asisten = Rima Fitriyani
Ikan seperti halnya organisme lain, harus mampu beradaptasi dengan lingkungannya
jika ingin terus bertahan hidup. Proses bertahan hidup adalah kemampuan untuk berkembang
biak secara cepat selama hidupnya serta meningkatkan jumlah anak-anaknya. Faktor
keberhasilan kelangsungan hidup dari ikan-ikan tersebut banyak sekali terutama faktor
lingkungan yang harus mereka hadapi sejak kecil dan lemah sampai menjadi induk yang kuat
(Rustidja, 2000).
peranan penting dalam biologi perikanan. Fekunditas ikan telah dipelajari bukan saja
merupakan salah satu aspek dari natural history, tetapi sebenarnya ada hubungannya dengan
studi dinamika populasi, sifat-sifat rasial, produksi, dan persoalan stok rekruitmen (Bagenal,
1978).
mewakili jumlah oosit matang per betina. Potensi jangka fekunditas yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan fekunditas tahunan. Estimasi fekunditas biasanya mengacu pada
penetapan dari jumlah oosit vitellognile, yaitu fekunditas potensial. Metode yang digunakan
tergantung pada spesies yang diteliti, sumber daya dan fasilitas laborat yang tersedia. Secara
(Bagenal, 1978).
Pembenihan merupakan salah satu fase terpenting dalam siklus budidaya perikanan,
Kebutuhan informasi mengenai jumlah benih atau larva yang dihasilkan dalam satu periode
produksi diperlukan oleh para prakrisi pembenihan. Kemudian dan ketepatan untuk
kolam dan pakan. Pada penelitian ini dilakukan penggunaan logika fuzzy untuk menentukan
prediksi jumlah benih (larva) yang dihasilkan berdasarkan faktor ukuran (panjang dan bobot),
fekunditas (tipe, produktifitas, makanan) dan daya tetas (kadar oksigen , ph, suhu) (Mulyana,
2007).
1.2. Tujuan
2.1. Fekunditas
macam kondisi terutama dengan respons terhadap makanan. Jumlah telur yang dikeluarkan
merupakan satu mata rantai penghubung antara satu generasi denagn generasi berikutnya,
tetapi secara umum tidak ada hubungan yang jelas antara fekunditas dengan jumlah telur
penyusutannya relatif lebih kecil tidak seperti dengan berat yang dapat berkurang dengan
mudah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan gonad tidak selalu disertai pertambahan
Nilai-nilai fekunditas ini sangat berguna untuk pendugaan biomassa pemijahan apabila
diketahui pula jumlah pemijahan per tahun, seks rasio dan lamanya stadia telur (egg stage
duration). Dengan demikian perlu dilakukan penelitian lanjutan karena pada studi ikan ini
belum diketahui jumlah pemijahan pertahun dan lamanya stadia telur (Sumadhiharga, 1983).
Fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat, karena berat lebih mendekati
kondisi ikan itu daripada panjang. Namun dalam hubungan fekunditas dengan berat terdapat
beberapa kesukaran, berat akan cepat berubah pada waktu musim pemijahan. Menggunakan
fekunditas relatifpun mengalami kesukaran yaitu tidak dapat dipakai jika membandingkan
satu populasi dengan lainnya atau keadaan dari satu tahun ke tahun lainnya(Aidy, 2003).
Penentuan fekunditas dilakukan dengan mengambil ovari ikan betina yang matang
gonadpada TKG III dan IV. Fekunditas diasumsikan sebagai jumlah telur yang terdapat
dalam ovari pada ikan yang telah mencapai TKG III dan IV. Fekunditas total dihitung dengan
menggunakan metode sub-contoh bobot gonad atau disebut metode gravimetrik. Cara
mendapatkan telur yaitu mengambiltelur ikan betina dengan mengangkat seluruh gonadnya
dari dalam perut ikan dan ditimbang. Kemudian gonad tersebut diambil sebagian untuk
Gonad tersebut diawetkan dengan larutan Gilson untuk melarutkan dinding gonad sehingga
butiran telur terlepas. Larutan Gilson dapat melarutkan jaringan-jaringan pembungkus telur
Ikan Nilem (Osteochilushasselti) merupakan ikan endemik (asli) Indonesia yang hidup
di sungai, rawa, dan danau. Ciri-ciri Ikan Nilem hampir serupa dengan Ikan Mas. Ciri-cirinya
yaitu pada sudut-sudut mulutnya terdapat dua pasang sungut-sungut peraba. Sirip punggung
disokong oleh tiga jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berjagak dua, bentuknya
simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong
oleh 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik-sisik gurat sisi ada 33-36 keping,
bentuk tubuh Ikan Nilem agak memanjang dan pipih, ujung mulut runcing dengan moncong
(rostral) terlipat, serta bintik hitam besar pada ekornya merupakan cirri utama Ikan Nilem.
Ikan ini termasuk kelompok omnivora, makanannya berupa ganggang penempel yang disebut
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidea
Genus : Osteochilus
Spesies : Osteochilus hasselti
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti)
III. MATERI DAN METODA
3.1. MateriKerja
3.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas, timbangan, gunting, kertas
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nilem(Ostheocillus hasselti)
Metode kerja pada praktikum kali ini adalah Ikan dimatikan dan di ukur panjang dan
beratnya. Lakukan pembedahan dengan hati-hati agar gonad tidak rusak kemudian gonad
diambil dan dikeringkan dengan kertas penghisap. Volume seluruh telur diukur dengan teknik
pemindahan air menggunakan gelas ukur. Gonad dikeringkan kemudian diambil sebagaian
telur dan diukur volumenya seperti cara diatas, setelah diketahui volumenya, hitung jumlah
telurnya. Hitung fekunditas untuk 10 ekor ikan. Cari hubungan antara panjang dan berat ikan
dengan fekunditasnya.
X:x=V:v
Keterangan:
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Jumlah telur ikan dengan metode volumetri menggunakan Ikan Nilem (Osteochilus
hasselti) dapat diketahui bahwa Ikan Nilem yang memiliki telur hanya 7 ekor dari 32 ekor
Ikan Nilem yang diamati sehingga data tersebut menunjukkan adanya perbedaan nilai
fekunditas dikarenakan perbedaan bobot tubuh ikan. Walaupun tidak dilakukan pengukuran
bobot tubuh maupun panjang tubuh pada ikan, volume gonad dapat mewakili bahwa berat
dan panjang ikan berpengaruh pada fekunditas. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa panjang
dan berat ikan erat hubungannya dengan tinggi rendahnya fekunditas ikan. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Effendie (2002) bahwa fekunditas dihubungkan dengan panjang
dari pada berat, karena panjang penyusutannya kecil sekali, tidak seperti berat yang dapat
berkurang dengan mudah. Sedangkan fekunditas mutlak sering dihubungkan dengan berat,
Ikan nilem jantan mencapai matang gonad pertama kali relatif lebih kecil daripada
ikan betina. Persentase nilem jantan yang tertangkap pada saat matang gonad lebih sedikit
jika dibandingkan dengan nilem betina. Nilai IKG ikan nilem jantan dan betina semakin
meningkat dari TKG I sampai IV kemudian mengalami penurunan pada TKG V. Fekunditas
ikan nilem berkisar 1.718-34.045 butir (Sharifuddin, 2010). Hal ini sesuai dengan hasil yang
di dapat pada praktikum fekunditas dengan ikan nilem ini yaitu jumlah ter rendah dan ter
Fekunditas ikan dalam Kaitannya dengan perubahan individu dalam massa tubuh,
individutubuh panjang, faktor tubuh Kondisi, usia, dan indeks gonadosomatik diselidiki. AF
bervariasiantara 11 838 dan 108 093 oosit per ekor dan, sebagai rata-rata, bervariasi tidak
signifikan antaratahun. AF secara signifikan berhubungan positif dengan Ikan Panjang dan
Berat, tetapi tidak untuk usia. Secara umum,individu dengan faktor Kondisi Tinggi (K)
Batasan AF Tinggi. Namun, korelasi dengan Kadalah lemah atau tidak signifikan dalam
beberapa kasus. Fekunditas relatif ikan ditemukan bervariasi 24%-33%per tahun , menjadi
berbeda secara signifikan di semua tiga tahun. Di samping itu, hasil yang diperoleh pada
AFSejarah dibandingkan dengan temuan dari 1959-1970, Ketika Populasi adalah pada tingkat
usia, sedangkan denganAF bobot tetap sama. Hasil penelitian ini, bersama dengan tambahan
Fekunditas adalah ukuran langsung potensi reproduksi betina individu. Namun, perlu
untuk membedakan antara ukuran yang berbeda fekunditas. Untuk inianalisis hanya potensi
oositvitellogenik dalam ovarium prespawning yang dapat berpotensi ditumpahkan (Bleil dan
Oeberst, 2005).
2. Umur
Ikan yang berumur tua akan mengalami kemunduran aktivitas reproduksi sedangkan
4. Temperatur air
5.1. Kesimpulan
Hasil praktikum Fekunditas yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan:
1. Jumlah telur Ikan Nilem (fekunditas) paling besar yaitu 19.600 butir, dengan berat 90
gr dan panjang tubuh 19.5 mm, sedangkan yang paling kecil yaitu 4.100 butir, dengan
2. Berdasarkan hasil yang diperoleh panjang dan berat tubuh ikan tidak mempengaruhi
banyak sedikitnya telur yang dihasilkan tetapi dipengaruhi oleh kematangan gonad dari
5.2. Saran
Saat praktikum hendaknya praktikan melakukan kegiatan dengan lebih hati-hati dan
teliti, untuk mengurangi terjadinya kesalahan saat praktikum dan saat perhitungan.
DAFTAR PUSTAKA
Aidy, Yusuf. 2003. Analisis Sebaran Ikan Demersal Yang Tertangkap Dengan Jaring
Cantrang Di Perairan Kabupaten Demak. Masters Thesis, Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro. Semarang.
Arula, Timo., dkk. 2012. Individual Fecundity of the Autumn Spawning Baltic Herring
Clupea harengus membrasL. Estonian Journal of Ecology, 61(2): 119-134.
Bagenal, T.B. and E. Braum. 1978. Eggs and Early Life History, dalam W.E. Ricker
ed.Methods for Assessment of Fish Production in Fresh Water. Blackwell Scientific
Publication.
Bleil, M. & Oeberst, R. 2005. The Potential Fecundity of Cod in the Baltic Sea from 1993 to
1999. Journal Appl Ichthyo, 21: 19-27.
Mulyana, Sri. 2007. Prediksi Produksi Benih Ikan Dengan Logika Fuzzy. Universitas Gajah
Mada. Yogyakarta.
Rustidja, 2000. Penggunaan Sinar Laser untuk Mempercepat Kematangan Gonad Ikan Nila.
Universitas Brawijaya. Malang.
Saanin, Hasanudin. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan 1.Binacipta. Bogor.
Sharifuddin. 2010. Aspek reproduksi ikan nilem, Osteochilus vittatus (Valenciennes, 1842) di
Danau Sidenreng, Sulawesi Selatan. Jurnal IktiologiIndonesia, 10(2):111-122.
Unus, Fahrinydan Sharifuddin Bin Andy Omar. 2010. Analisis Fekunditas dan Diameter
Telur Ikan Malalugis Biru (Decapterus macarellus Cuvier, 1833) Di Perairan
Kabupaten Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah. Torani (Jurnal Ilmu
Kelautan dan Perikanan ) Vol. 20 (1) April 2010: 37 43.
Lampiran
Perhitungan :
: = :
8
1. Ikan Ke- 1 = = 0,2 = 19.600
490
8
2. Ikan Ke- 2 = = 0,2 = 14.960
374
3
3. Ikan Ke- 3 = = 0,2 = 5.670
378
4
4. Ikan Ke- 4 = = 0,2 = 4.100
205
5
5. Ikan Ke- 5 = = 0,3 = 8.416
505
7
6. Ikan Ke- 6 = = 0,3 = 6.906
296
11
7. Ikan Ke- 7 = = 0,3 = 13.750
375