LANDASAN TEORI
2.1.1 Superfoam
dari bahan senyawa kimiawi yang pasif dan memiliki karakteristik tahan api
dan sifat pereda penjalaran api. Superfoam memiliki sifat insulasi yang
tinggi dan menjadikannya sebagai material peredam panas dan suara yang
sangat baik.
System yang terbuat dari rangkaian baja. Baja galvanis yang digunakan
2.1.3 Beton
bubuk MS dan air. Pencampuran semen dan pasir dengan rasio 1: 3 sampai
Untuk strutural dan K-300 untuk strutural dan K-225 untuk non struktural.
II-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
shotcreting. Tersedia dua jenis peralatan shotcreting Mesin Semprot
Mekanis dan Alat Semprot Manual. Shotcreting adalah metoda yang sangat
lantai.
2.2.3 M-Roof
2.2.4 M-Stair
tergolong bahan yang ringan dan memiliki kekuatan struktur. Semua tangga
II-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
M-System dilengkapi dengan pembesian balok penguat yang dicor dengan
2.2.5 M-Floor
sehingga sangant aman pada saat terjadi gempa bumi. M-Floor ini
memiliki berat struktur 33% lebih ringan dari pada jenis struktur lantai
konvensional.
tersebut membuat struktur menjadi lebih besar dan berat yang pada
II-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
tetap kuat bertahan ketika terkena dampak dari gempa bumi. M-System
getaran dengan besaran setara gempa sampai 8.0 Skala Richter tanpa
mengalami kerusakan.
unggul.
bahan material yang lebih sedikit (semen, pasir, agregat kasar, kayu,
dll), dan efisiensi energi, karena rumah yang dibangun dengan bahan
II-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
System memiliki daya konduksi yang rendah, serta tidak mencemari
baru. Superfoam juga tidak rentan terhadap serangan rayap dan sangat
yang terdapat pada Panel M-System sesuai dengan bentuk yang diinginkan
II-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pincers digunakan untuk mengikat tembikar kawat baja satu
dengan tembikar kawat baja yang lain menggunakan bahan material kawat
besar.
2.4.5 Roskam
II-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lurus atau datar. Biasanya Plane Mesh dipakai untuk penyambungan dikala
2.5.2 L-Mesh
2.5.3 U-Mesh
dipakai untuk penyambungan dikala berada di posisi atas dinding atau bisa
di fungsikan sebagai ring balok pada dinding M-System, Pada opening juga
sistem konvensional yang menggunakan batu bata atau bata beton ringan. Siapapun
pengarahan dan pelatihan singkat yang berikan dengan senang hati oleh perusahaan
II-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Langkah pertama adalah Marking atau mengukur dan menandai
angkur telebih dahulu sesuai dengan titik ukuran yang telah diberikan pada
mengalami kesulitan.
bendrat yaitu Wire Mesh, L-Mesh atau U-Mesh sesuai dengan fungsinya
mendapatkan hasil dinding yang bagus dan tegak lurus atau sesuai dengan
2.6.5 Instalasi ME
setelah pemasangan dan cek vertikal Panel M-System telah selesai. Instalasi
II-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ini bisa dikatakan mudah karena disini tidak memerlukan pekerjaan
yang ada dengan waktu yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan
pekerjaan pembobokan.
terciptanya rekatan beton yang baik ketika Shotcreting Finish pada Panel
2.6.7 Curing
Shotcreting Finish.
II-9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
ketebalan 2.5 - 5cm sesuai dengan prencanaan yang telah di buat
dinding. Proses pembuatan batu bata ini dapat dilakukan secara tradisional
(manual) atau secara mekanis (di pabrik). Karena pembuatan batu bata yang
beranekan ragam.
bata :
II-10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2) Bahan bangunan yang keras, tahan api, tahan terhaap
Panjang 17-23 cm
Lebar 7-11 cm
Tebal 3-5 cm
Batu bata yang terbuat dari tanah liat.Tanah liat dibentuk dengan
II-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
digunakan di bagian dalam struktur, kemudian ditutupdengan lapisan
plester atau bata muka. Bata ini berwarna merah karena besi di dalamtanah
Batu bata yang terbuat dari campuran pasir dan kapur, dengan
perbandingan 10:1. Bata initidak sekuat bata yang terbuat dari tanah liat.
Merupakan salahg satu jenis batu bata yang terbuat dari tanah liat
untuk tangga darurat. Bata api ini dapat bertahan lama biladigunakan
dibawah suhu maksimal ketahanan dari bata api tersebut. Bata api ini
Kedap air, sehingga jarang terjadi rembesan pada dinding akibat air hujan.
II-12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dapat menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin pada musim
dingin.
api/kebakaran.
Batu bata menimbulkan beban yang cukup besar pada sruktur bangunan.
Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi sehingga dibuthkan plesteran
yangcukup tebal untuk tebal untuk menghasilkan dinding yang cukup rata.
Kualitas yang beragam dan ukuran yang jarang sama membuat sisa material
Sendok Semen
Sendok Semen biasa digunakan untuk menaruh adukan/mortar pada bata yang
Roskam
II-13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Water pass
Water pass biasa digunakan untuk mengontrol kerataan atau kemiringan pada
pasangan bata.
Kerapian Pekerjan yang tinggi, jadi sebaiknya dilakukan oleh Pekerja yang benar-
benar mahir. Karena ini berdampak langsung pada kerapian Rumah atau Gedung.
tetap terjaga.
pada setiap perjumpaan Batu bata dengan Besi Kolom Praktis, sebaiknya
berjarak minimal 2,5cm s/d 3cm, agar Pengecoran Kolom Praktis tersebut
tertentu, kira-kira 1,2m s/d 1,5m tinggi pasangan batu bata, sebelum
dengan karakteristik batu bata tersebut). Hal ini untuk mencegah ambruk
atau rubuhnya pasangan batu bata tersebut jika nanti dilanjutkan dengan
II-14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pemasangan batubata diatasnya.Pengecoran Kolom Praktis ini sebaiknya
dilakukan pada saat pasangan batu bata telah mengering (dicor keesokan
harinya).
2.12.4 Instalsi ME
pasangan bata yang telah selsai terpasang, jadi fungsinya adalah agar
2.12.5 Plester
mudah dan tidak terjadi pemborosan pada sisi tebal tipis plesteran.
Menunggu minimal dua hari setelah pemasangan batu bata selesai, hal
plesteran berlangsung.
Membuat adukan untuk plesteran dari bahan pasir, semen dan air
II-15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menyiram terlebih dahulu tembok yang akan diplester, hal ini
dinding.
2.13 Produktivitas
konstruksi, rasio produktivitas adalah nilai yang diukur selama proses konstrusi,
dapat dipisahkan menjadi biaya tenaga kerja, material, uang, metoda dan alat.
II-16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sukses dan tidaknya proyek konstrusi tergantung pada efektifitas pengelolaan
sumber daya.
konstruksi secara efektif sangat bergantung pada desain yang di kehendaki dari
handling dan processing selama waktu konstruksi. Pemilihan alat yang tepat akan
II-17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Lokasi bekerja bersifat sementara.
dan selalu berbeda dari lokasi proyek satu dengan yang lain sehingga
sebagian besar adalah tenaga terlatih dan sebagian kecil adalah tenaga
II-18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kasar. Selain itu, dibutuhkan beberapa kelompok pekerja yang bekerja
Terpengaruh cuaca.
Bersekala besar.
memindahkannya.
Baik secara langsung ataupun tidak, bila diwakili oleh institusi atau
produktivitas kerja adalah work study dan work measurement. Metoda ini
produksi.
II-19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Menyempurnakan penggunaan metoda pelaksanaan dengan cara
Method Study
Work Measurement
salah satu kendala dalam proyek konstruksi selain kendala lainya, yaitu
harus selalu dievaluasi. Salah satu metoda yang dapat digunakan untuk
time study
dilakukan setiap hari karena hal ini akan digunakan sebagai basis
II-20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pemberian upah. Selain itu, data ini dapat dimanfaatkan untuk proses
evaluasi kinerja (efektivitas dan efisiensi). Data pekerja dan alat ini nantinya
chart.
kerja untuk setiap pekerja dan alat yang digunakan (metoda time study).
dikonsurnsi oleh seriap pekerja dan alat. Penggunaan video kamera selarna
hal ini dapat menunjukkan aliran pekerja, material dan alat. Keuntungan
lainnyu adulah film yang dihasi lkan bisa diccrrnati oleh beberapa orang dan
waktu idle. waktu yang tidak efisien. waktu yang tidak produktif).
II-21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Implementasi Crew Balance Chart
Penentuan As Kolom
menit 3 detik. Tingkat kinerja kedua pekerja cukup baik karena dalam
II-22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
53 detik. Kinerja pekerja1dan cukup baik jika ditinjau dari
menit 52 detik.
II-23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
waktu tidak produktifnya adalah 1 menit 55 detik. Pekerja 2, dengan
sendiri.
29 detik.
II-24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Rekapitulasi Waktu dasar
II-25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6000
5000
4000
3000
2000
Waktu dasar
1000
Waktu tidak produktif
0
pemisahan kcgiatan dari setiap pekerja dan nilai dalam crew balance
chart, dapat dilihat secara langsung sumber daya yang kurang efisien
perbaikan.
II-26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengukuran As Kolom
selesai.
II-27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pekerjaannya tanpa berhenti sejenak, baik untuk menyalakan rokok,
II-28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.3 Crew Balance Chart Pemasangan Tulangan Spiral
Pemasangan Bekisting
II-29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
pekerjaan mi adalah dua pekerja. Kegiatan ini hanya dapat
II-30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Kegiatan Pengecoran Beton
Implementasi kegiatan ini dalam crew balance chart dinilai kurang
pasang pipa tremi dan pasang talang cor. Pekerja 2 mempunyai tugas
Iampu dan talang cor. Dari keempat pekerja tersebut, pekerja 3 dan 4
menjadi pilihan yang terbaik, Dengan kondisi ini pun, masih tersisa
waktu tidak produktif Bila ditinjau dan jenis kegiatannya, jumlah tiga
gambar-gambar berikut.
II-31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 2.6 Crew Balance Chart Pengecoran Beton Tahap 2
Dari hasil tersebut di atas, dalarn pekerjaan kolorn dapat diperoleh garnbaran sebagai berikut:
Waktu tidak produktif untuk pekerjaan pengukuran as kolom adalah 0%, perna sang an
Berdasarkan irnplementasi crew balance chart, dapat disimpulkan bahwa dari kegiatan
pekerjaan kolorn, yang tidak efisien adalah kegiatan pengecoran beton terutama dari
jumJah pekerja yang terlibat di dalamnya. Khusus pekerjaan pengecoran beton, jumlah
pekerja yang tcrlibat di dalamnya dapat direduksi dari 4 pekerja menjadi 3 pekerja
(Iihat Gambar 2.3 dan 2.4). Dengan 3 pekerja, masih terlihat lebih dari 70% waktu
II-32
http://digilib.mercubuana.ac.id/