Anda di halaman 1dari 9

Nama: Ubaidillah

NIM: 14620088

1. Edelweiss jawa (Javanese edelweiss) adalah tanaman Khas di Pulau Jawa atau Bunga Senduro,
adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Nusantara.
Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian 8 meter dan dapat memiliki batang sebesar kaki manusia
walaupun umumnya tidak melebihi 1 meter. Tumbuhan ini sekarang dikategorikan sebagai langka.
Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus, sangat disukai oleh
serangga, lebih dari 300 jenis serangga seperti kutu, tirip, kupu-kupu, lalat, tabuhan, dan lebah
terlihat mengunjunginya. Bagian-bagian edelweis sering dipetik dan dibawa turun dari gunung
untuk alasan-alasan estetis dan spiritual, atau sekadar kenang-kenangan oleh para pendaki. Pada
bulan Februari hingga Oktober 1988, terdapat 636 batang yang tercatat telah diambil dari Taman
Nasional Gunung Gede Pangrango.
A. Nama ilmiah edelweis atau nama latin edelweis adalah Anaphalis javanica. Klasifikasi
tumbuhan edelweis adalah sebagai berikut :

Kingdom. : Plantae
Sub Kingdom. : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi. : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas. : Magnoliopsida
Super Ordo : Asteranae
Ordo : Asterales
Famili. : Asteraceae
Genus. : Anaphalis Dc.
Spesies. : Anaphalis javanica

Bunga edelweis adalah sebuah bunga yang menjadi dekat dengan para pendaki gunung,
saking dekatnya sampai banyak pendaki nakal yang mendekatkannya ke dalam tas carriernya. Para
pendaki pada umumnya hanya tahu bahwa bunga edelweis adalah bunga abadi, serta lambang akan
keabadian cinta. Fenomenal adalah kasus dua pendaki di Semeru yang akhirnya dihukum oleh
pengelola TNBTS, diblacklist tidak boleh memasuki kawasan TNBTS seumur hidup. Menurut
sejarah, bunga edelweis pertama kali ditemukan oleh naturalis asal Jerman bernama Georg Carl
Reinwardt pada tahun 1819 silam di lereng Gunung Gede. Bunga edelweis biasanya tumbuh di
tempat dengan ketinggian sekitar 2000 mpdl ke atas, juga tergantung dengan suhu udara dan
kelembapan pada ketinggian tersebut. Pohon edelweis biasanya berbunga saat musim hujan telah
berakhir, sehingga pancaran matahari datang secara intensif. Dahulu masih banyak pos pendakian
yang merazia tas carrier pendaki, gunanya untuk menemukan bunga edelweis di dalam carrier,
untuk kemudian dikembalikan kembali ke lokasi semula oleh pendaki yang ketahuan tersebut.
Sekarang sepertinya sudah mulai jarang pos pendakian yang memberlakukan kembali hal tersebut.
Anaphalis Javanica atau edelweis dijadikan bunga nasional negara. Pada wisata derah tinggi,
seperti di Dieng. Bunga hasil budidaya akan telihat lebih gemuk dan subur daripada edelweis di
alam bebas. Pohon edelweis tumbuh rata-rata hanya setinggi 1-4 meter untuk gunung-gunung di
Jawa tetapi tengah ancaman kepunahan. Namun manfaatnya dapat mengencangkan dengan
penyeduan bisa bermanfaat untuk kulit berkeriput, meningkatkan sirkulasi, mengobati iritasi,
melindungi kolagen, dan mencerahkan kulit. Bunganya telah terbukti mengandung fitokimia yang
mampu menghambat perkembangan radikal bebas, kanker payudara, batuk dan difteri. Bahkan
dibuat salep untuk melindungi kulit dari sengatan matahari, meringankan rasa sakit rematik dan
membantu menyembuhkan luka. Ada legenda di negara - negara Eropa Utara, Edelweis dapat
melindungi selama di medan perang. Ekstrak bunga Edelweiss, juga merupakan ekstrak alami
yang sangat berguna bagi kesehatan dan kecantikan perempuan.

B. Ciri khusus edelweis / ciri khas edelweis & struktur morfologi edelweis yaitu :

Tanaman ini tidak memiliki racun bahkan sering digunakan dalam pengobatan tradisonal
yang berkhasiat untuk mengobati sakit perut dan gangguan pernafasan. Tanaman edelweiss
memiliki bulu bulu tebal yang muncul sebagai daya adaptasi tanaman terhadap lingkungan yang
dingin dan tempat tinggi. Edelweiss mengandung antioksidan yang dua kali lebih kuat Vitamin C.
Selain itu, di dalam bunga edelweiss terdapat kandungan berupa senyawa yang menenangkan kulit
halus dan melindunginya dari tanda-tanda penuaan. kandungan tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu komponen penyusun dari produk kosmetik seperti produk anti penuaan untuk
kulit sensitive yang sudah dirilis oleh perusaan mancanegara, dimana menggunakan ekstrak dari
edelweiss untuk diolah menjadi sebuah produk yang mengkombinasikan antioksidan kuat dan
senyawa lain di dalamnya. Karena tidak memiliki racun, edelweiss oleh masyarakat sekitar juga
digunakan sebagai pengobatan tradisional yang berkhasiat untuk mengobati sakit perut dan
gangguan pernafasan.

Para peneliti telah menemukan, bahwa ekstrak ini mengandung sejumlah besar
antioksidan, yakni anti-mikroba (membunuh bakteri dan jamur) dan sifat anti-inflamasi (radang).
Ia juga memiliki sifat perlindungan yang sangat baik untuk meningkatkan keremajaan sel-sel kulit
dan menjaga kulit agar segar dan muda dengan jalan menghancurkan radikal bebas berbahaya,
perawatan kecantikan sehari-hari peralihan ke lotion, krim muka, pelembab, atau krim anti-aging
yang mengandung ekstrak edelweiss. Selain untuk melawan tanda penuaan dan menghaluskan
kulit, ekstrak ini juga berfungsi sebagai tabir surya karena memiliki kemampuan untuk menangkal
sinar UV dalam intensitas rendah.Ada pula sabun khusus yang ideal bagi mereka dengan jenis
kulit sensitif.

http://nasional.tempo.co/read/news/2017/10/21/206439178/5-tahun-lagi-tak-ada-edelweis-di-
bromo Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017 pukul 03.47 WIB.

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-edelweis/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Anaphalis_javanica

Sumber;http://tanaman--herbal.blogspot.co.id/2014/11/khasiat-dan-manfaat-bunga-edelweis.html

tp://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/bio/article/view/1694. Diakses pada tanggal 21 Okt ober


pukul 02.32 WIB.2017

Wahyudi, Didik. 2010. Distribusi Dan Kerapatan Edelweis (Anaphalis Javanica) Digunung Batok
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-edelweis/. Diakses pada tanggal 21


Oktober 2017 ukul 08.38 WIB
2. Ektrak terbanyak dari rimpang temulawak diperoleh dari ekstrak

Terdapat 3 pelarut yang digunakan pada proses pencarian Rendemen ekstrak yang diperoleh yang
dilakukan.dari hasil menunjukkan bawha sebesar 5,2% (ekstrak etanol). Dilihat dari jumlah
ekstrak yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sampel temulawak Indonesia Perlu dicatat bahwa
metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian penelitian ini berbeda. Pada penelitian
Rendemen ekstrak yang diperoleh dari hasil ekstraksi dengan defatisasi mengalami penurunan,
dibandingkan dengan hasil ekstraksi tanpa defatisasi. Rendemen ekstrak yang menurun akibat
serbuk temulawak yang dimaserasi dalam pelarut n-heksana. Menggunakan metode ekstraksi
tanpa defatisasi dan defatisasi pada rimpang kunyit, diperoleh rendemen hasil ekstraksi tanpa
defatisasi lebih besar daripada metode dengan defatisasi. senyawa non polar seperti minyak atsiri,
dan terpenoid yang ada pada ekstrak hasil ekstraksi dengan defatisasi telah terlarut tertinggi yaitu
diperoleh dari senyawa pelarut aseton dengan angka randement mencapai 7.77 tanpa Defasiasi
tetapi dengan mendunnakan Defesiasi diperoleh tertinggi pada Etanol dengan angka mencapai
5.27.

Rendemen yang dihasilkan pada ekstraksi tanpa defatisasi menunjukkan bahwa, pelarut aseton
merupakan pelarut yang tepat, mengingat rendemen yang diperoleh paling besar. Ekstrak aseton
hasil ekstraksi tanpa defatisasi tersebut memiliki jumlah lemak dan senyawa non polar lainnya
terbanyak, yaitu 3,61%. Beberapa komponen non polar dari temulawak adalah minyak atsiri dan
terpenoid Kurkuminoid digolongkan dalam obat kelas 2, dimana penyerapan kurkuminoid tidak
dipengaruhi oleh lemak, maka ekstrak aseton tersebut baik untuk dikonsumsi Jika ditinjau dari
jumlah lemak yang paling sedikit, maka pelarut yang tepat untuk penyediaan ekstrak dari
temulawak adalah etanol. Hasil yang diperoleh memperlihatkan bahwa kadar total kurkuminoid
dalam ekstrak temulawak yang terdefatisasi mengalami kenaikan, dibandingkan kadar total
kurkuminoid di dalam ekstrak temulawak hasil ekstraksi tanpa defatisasi. Ekstraksi defatisasi
ternyata dapat meningkatkan kadar kurkuminoid yang terdapat dalam ekstrak. Menurut Janaki dan
defatisasi dilakukan guna menghilangkan lemak dan minyak yang ada dalam kandungan
temulawak, sehingga dapat memperoleh hasil ekstrak dengan kurkuminoid yang tinggi. Hasil
tersebut juga menunjukkan, walaupun rendemen ekstraksi tanpa defatisasi lebih besar daripada
hasil ekstraksi dengan defatisasi belum tentu di dalam suatu rendemen yang besar mengandung
kadar kurkuminoid yang tinggi. kadar kurkuminoid total tertinggi terdapat dalam ekstrak aseton,
dari hasil ekstraksi tanpa defatisasi maupun dengan defatisasi. Hasil dari penelitian ini, yaitu
prosentase kadar kurkuminoid total yang diperoleh berdasarkan per gram ekstrak menunjukkan
bahwa kurkuminoid lebih terdistribusi kedalam pelarut aseton, karena kadar kurkuminoid total
yang diperoleh lebih tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa aseton merupakan pelarut yang tepat
untuk ekstraksi kurkuminoid. Hasil kajian ini sependapat dengan hasil penelitian yang dilakukan
bahwa aseton merupakan pelarut yang tepat untuk ekstraksi kurkuminoid dari rimpang kunyit
(Curcuma longa L).

Dyah Lasna N, Bambang C, Andri Cahyo K, 2013. Pengaruh jenis pelarut pada ekstraksi
kurkuminoid dari rimpang temulawak. Laboratorium Kimia Organik Universitas
Diponegoro (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Vol 1, No 1, Hal 101 107

3. Tanaman Edelwaiss memiliki kandungan antioksidan yang 2 kali lipat dari Vitamin C. radikal
bebas merupakan Salah satu bentuk senyawa oksigen reaktif, Dalam jumlah tertentu radikal bebas
diperlukan untuk kesehatan, akan tetapi radikal bebas bersifat merusak dan sangat berbahaya.
Fungsi radikal bebas dalam tubuh adalah untuk melawan radang, membunuh bakteri dan mengatur
tonus otot polos dalamorgan dan pembuluh darah. Dari berbagai bentuk senyawa oksigen reaktif
tersebut, radikal hidroksil adalah senyawa yang paling reaktif dan berbahaya. Radikal hidroksil
bukan merupakan produk primer proses biologis.
Antioksidan adalah unsur kimia atau biologi yang dapat menetralisasi potensi kerusakan
yang disebabkan oleh radikal bebas tadi. Beberapa antioksidan endogen (seperti enzim superoxide-
dismutase dan katalase) dihasilkan oleh tubuh, sedangkan yang lain seperti vitamin A, C, dan E
merupakan antioksidan eksogen yang harus didapat dari luar tubuh seperti buah-buahan dan sayur-
sayuran antioksidan adalah senyawa yang mempunyai struktur molekul yang dapat memberikan
elektronnya antioksidan pada radikal bebas, yaitu: Antioksidan primer yang mampu mengurangi
pembentukan radikal bebas baru dengan cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi
produk yang lebih stabil. Contohnya adalah superoskida dismutase (SOD), glutation peroksidase,
dan katalase yang dapat mengubah radikal superoksida menjadi molekul air. Antioksidan sekunder
berperan mengikat radikal bebas dan mencegah amplifikasi senyawa radikal. Beberapa contohnya
adalah vitamin A (betakaroten), vitamin C, vitamin E, dan senyawa fitokimia. Antioksidan tersier
berperan dalam mekanisme biomolekuler, seperti memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang
disebabkan radikal bebas

Antioksidan yang kuat dari vitamin C tergolong dalam antioksidan alami, sedangkan
berdasar pada fungsinya vitamin C tergolong dalam antioksidan sekunder dan oxygen scavanger.
Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas
ekstraseluler. vitamin C merupakan antioksidan yang berperanan penting dalam membantu
menjaga kesehatan sel. bunga Edelwess memiliki donor elektron dan agen pereduksi. Disebut
antioksidan Kuat, karena dengan mendonorkan elektronnya, Hal ini mencegah senyawa-senyawa
lain agar tidak teroksidasi. Walaupun demikian antioksidan ini akan menghasilkan asam
dehidroaskorbat. Sedangkan Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam
air. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan. Vitamin C ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan electron ke
enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor untuk prolil dan
lisil hidroksilase kolagen yang terdapat pada anti oksidan. Radikal peroksil, Radikal sulfur, dan
radikal nitrogen-oksigen), senyawa-senyawa yang reaktif tetapi tidak radikal, misalnya asam
hipoklorit, nitrosamin, asam nitrat, dan ozon, senyawa-senyawa yang dibentuk melalui reaksi
senyawa pada kelas pertama atau kelas kedua dengan vitamin C dan reaksi transisi yang
diperantarai logam (misalnya ferrum atau cuprum) Vitamin C dapat menjadi antioksidan untuk
lipid, protein, dan DNA, dengan cara : (1) Untuk lipid, misalnya Low-Density Lipoprotein (LDL),
akan beraksi dengan oksigen sehingga menjadi lipid peroksida. Reaksi berikutnya akan
menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan menghasilkan proses radikal bebas. Asam askorbat
akan bereaksi dengan oksigen sehingga tidak terjadi interaksi antara lipid dan oksigen, dan akan
mencegah terjadinya pembentukan lipid hidroperoksida. (2) Untuk protein, mencegah reaksi
oksigen dan asam amino pembentuk peptide, atau reaksi oksigen dan peptida pembentuk protein.
reaksi DNA dengan oksigen akan menyebabkan kerusakan pada DNA yang akhirnya
menyebabkan mutase. Jika asam dehidroaskorbat tidak tereduksi kembali menjadi asam askorbat,
maka asam dehidroaskorbat akan dihidrolisis menjadi asam 2,3- diketoglukonat. Senyawa tersebut
terbentuk melalui rupture ireversibel dari cincin lakton yang merupakan bagian dari asam askorbat,
radikal askorbil, dan asam dehidroaskorbat. Asam 2,3-diketoglukonat akan dimetabolisme
menjadi xilosa, xilonat, liksonat, dan oksalat (Sharma, 2007). Dari struktur kimia yang khas
terdapat beberapa macam anti oksidan dalam tanaman bunga Edelwaiss salah satu nya memiliki
anti oksdian yang tinggi yaitu seperti di tabel dibawah ini

Ariyanto, R., 2006, Uji Aktivitas Antioksidan, Penentuan Kandungan Fenolik dan Flavonoid Total
Fraksi Kloroform dan Fraksi Air Ekstrak Metanolik Pegagan (Centella asiatica L.
Urban.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Arry, M., Sapei, L., Budiono, K. & Indra, S., 2011, Ekstraksi Antioksidan Dari Kulit Buah
Manggis (Garcinia mangostana L .), Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
Universitas Katolik Parahyangan Bandung

Bhuiyan, M. A. R., & Hoque, M. Z., 2010, Free Radical Scavenging Activities Of Zizyphus
Mauritiana, Elec J Envir Agricul Food Chem, 9 (1): 199 2
Cailet, S., Salmieri, S., & Lacroix, M., 2004, Evaluation of Free Radical Scavenging Properties of
Comercial Grape Phenols Extracts by a Fast Colorimetric Method. El sivier, Food Chemistry 95,1
-8

Cronquist, A., 1981, An Integrated System of Classification of Flowering Plants, New York,
Columbia University Press

4. Kombinasi Teh Hijau dengan Air Nira (air tebu) adalah cara yang efektif untuk mengontrol
metabolisme gula. Studi dilakukan pada pasien diabetes membuktikan bahwa mereka yang riset
perlihatkan bahwa air tebu dapat membantu memulihkan kekurangan vitamin. terdapat pula zat
antidiabetik Saccharan memiliki tingkat gula darah terkontrol. Ini mendorong produksi insulin,
penyerapan glukosa dan blok membantu dalam mengelola tingkat gula darah. Sedangkan, teh hijau
Mengontrol tekanan darah tinggi adalah Kehadiran antioksidan seperti polifenol dalam
mengambil kontrol atas tekanan darah tinggi yang pada gilirannya membantu mengatur tingkat
gula. polifenol dalam teh hijau dapat membantu mengatur kadar gula darah atau glukosa dalam
tubuh dan hal ini tentunya dapat mengontrol gula darah bagi penderita diabetes, bisa juga untuk
menurunkan berat badan. Air tebu baik dikonsumsi oleh penderita diabetes karena air tebu
memiliki kandungan pemanis alami. Sampai tak membahayakan atau mengakibatkan penyakit
diabetes. Saccharant yang justru menghilang saat proses pemanasan dan kristalisasi menjadi dua.
Sampai saat ini peelitian memgeai isolasi saccharant. Sedangkan pada lapisa lilin di kulit tebu,
terdapat senyawa aktif yang berperan dalam penurunan kadar kolesterol darah yag berhubunga
erat dengan diabetes atau kadar gula darah. dua-tiga cangkir peminuman secara rutin herbal hijau
sehari. Teh hijau dan air nira memainkan peranpenting dalam mengurangi berat badan seseorang.
Berat badan rendah menurunkan tingkat gula darah dan mencegah konsekuensi akibat diabetes.

5. Mungkin diperlukan beberapa eksperimen untuk menemukan hasil Infus yang optimal dan terbaik
untuk minuman Anda. Teknologi semakin berkembang sehingga tidak hanya temperatur
pemasakan saja yang di stabilkan, namun juga daya tekan uap yang perlu diperhatikan sehingga
tanaman yang dipergunakan jauh lebih sedikit dari pada metode Infus yang lama, namun tetap
menghasilkan senyawa aktif yang optimal dan sempurna. terjadi berkat proses sangria tanaman
dengan temperatur dan tekanan yang tepat, berfungsi mengikat atau menghalangi aroma tidak
menghambur keluar dari wadah. Waktu minuman terlalu lama, air terlalu panas nanti berpengaruh
pada kualitas senyawa aktif Retensi panas. Jangan biarkan pada piring panas atau memindahkan
dari Metode Infus teko untuk menghindari terlalu matang dan over-ekstraksi. Langkah baiknya
Infundasi Tanaman yang telah dipotong atau dihaluskan sesuai dengan derajat pemotongan atau
kehalusan yang telah ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panci. Kemudian
dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, Suhu air yang ideal adalah 195-205 f. Sambil sekali-
sekali diaduk. Sesuaikan pemoongan dengan metode benar yang menghasilkan hasil potongan
yang konsisten. Gunakan air bersih dan segar. Jika air Anda tidak enak, Hasil infus Anda tidak
akan baik. jangan biarkan terlalu lama. Waktu segar pada infus hanya segar selama sekitar 10
menit. Cobalah untuk membuat jumlah yang tepat sehingga Tanaman yang akan Anda minum
diseduh adalah yang masih segar.

Anda mungkin juga menyukai