Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya makalah
dengan judul HIV/AIDS ini dapat diselesaikan. Pembuatan makalah ini dimaksudkan sebagai
tugas Bahasa Indonesia. Maka dari pada itu, makalah ini akan menjelaskan semua yang
berhubungan dengan penyakit AIDS . Hal itu bertujuan untuk memudahkan siswa-siswi untuk
memahami salah satu penyakit HIV / AIDS yang sangat berbahaya untuk tubuh manusia.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan baik dalam bentuk penyajian , kelengkapan isi, dan lain-lainnya. Untuk itu dengan
senang hati kami akan menerima segala saran, kritik dari para pembaca guna memperbaikan
makalah ini di kemudian hari.Pembuatan makalah ini diharapkan dapat berguna bagi para
siswa yang ingin mempelajari tentang imunitas lebih dalam. Saya mengharapkan partisipasi dari
para pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi setiap orang yang
membacanya.

Penulis
Daftar isi

Kata pengantar ..............................................................................................i


Daftar isi ......................................................................................................ii
Bab I pendahuluan .......................................................................................1
1.1 Latar belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah ...................................................................................1
1.3 Tujuan penelitian ....................................................................................1
1.4 Manfaat penelitian .................................................................................1

Bab II Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 2


3.1 Sejarah HIV/AIDS ............................................................................... 2
3.2 Pengertian ............................................................................. 2
3.3 Gejala HIV/AIDS ................................................................................ 4
3.4 Cara Penularan...........................................................6
3.5 Cara Pencegahan.............................................................................. 6

Bab III Kesimpulan dan Saran ...................................................................7


4.1 Kesimpulan ..........................................................................................7
4.2 Saran ....................................................................................................7
Daftar pustaka ............................................................................................8
BAB I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba
pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada manusia.
Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon imun tubuh
manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya gambaran biologic
spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk proteksi. Begitu juga
respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau bakteri intraseluler
mempunyai karakteriskik tertentu pula.
Seperti yang diketahui , AIDS adalah suatu penyakit yang belum ada obatnya dan belum
ada vaksin yang bisa mencegah serangan virus HIV, sehingga penyakit ini merupakan salah satu
penyakit yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia baik sekarang maupun waktu yang
datang. Selain itu AIDS juga dapat menimbulkan penderitaan, baik dari segi fisik maupun dari
segi mental. Mungkin kita sering mendapat informasi melalui media cetak, elektronik, ataupun
seminar-seminar, tentang betapa menderitanya seseorang yang mengidap penyakit AIDS. Dari
segi fisik, penderitaan itu mungkin, tidak terlihat secara langsung karena gejalanya baru dapat
kita lihat setelah beberapa bulan. Tapi dari segi mental, orang yang mengetahui dirinya
mengidap penyakit AIDS akan merasakan penderitaan batin yang berkepanjangan. Semua itu
menunjukkan bahwa masalah AIDS adalah suatu masalah besar dari kehidupan kita semua.
Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami sebagai pelajar, sebagai bagian dari
anggota masyarakat dan sebagai generasi penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal
tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apakah HIV/AIDS itu?
2. Bagaimana penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS tersebut?
3. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulis mengangkat masalah AIDS dalam Makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui HIV/AIDS tersebut.
2. Agar mengerti tentang penyebaran dan tanda-tanda terserang HIV/AIDS.
3. Supaya memahami cara pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS tersebut.
4. Memberi saran agar tidak terkena HIV/AIDS

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang ingin saya sampaikan adalah untuk memberikan informasi kepada para
pembaca , utamanya bagi sesama pelajar dan generasi muda tentang AIDS, sehingga dengan
demikian kita semua berusaha untuk menghindarkan diri dari segala sesuatu yang bisa saja
menyebabkan penyakit AIDS. Dan memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya
dan akibat dari HIV/AIDS itu.

BAB II. Pembahasan


3.1 SEJARAH HIV/AIDS
Virus HIV dikenal secara terpisah oleh para peneliti di Institut Pasteur Perancis pada tahun
1983 dan NIH yaitu sebuah institut kesehatan nasional di Amerika Serikat pada tahun 1984.
Meskipun tim dari Institute Pasteur Perancis yang dipimpin oleh Dr. Luc Montagnie, yang
pertama kali mengumumkan penemuan ini di awal tahun 1983 namun penghargaan untuk
penemuan virus ini tetap diberikan kepada para peneliti baik yang berasal dari Perancis maupun
Amerika. Peneliti Perancis memberi nama virus ini LAV atau lymphadenopathy associated virus.
Tim dari Amerika yang dipimpin Dr. Robert Gallo menyebut virus ini HTLV-3 atau human T-
cell lymphotropic virus type-3. Kemudian Komite Internasional untuk Taksonomi Virus
memutuskan untuk menetapkan nama human immunodeficiency virus (HIV) sebagai nama yang
dikenal sampai sekarang makapara peneliti tersebut juga sepakat untuk menggunakan istilah
HIV. Sesuai dengan namanya, virus ini memakan imunitas tubuh.
Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu singkat terjadi
peningkatan jumlah penderita dan melanda semakin banyak negara. Dikatakan pula bahwa
epidemic yang terjadi tidak saja mengenal penyakit (AIDS), virus (HIV) tetapi juga
reaksi/dampak negative berbagai bidang seperti kesehatan, social, ekonomi, politik, kebudayaan
dan demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus diharapi baik oleh negara maju maupun
negara berkembang.

3.2 Pengertian
3.2.1 Virus HIV
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan AIDS.
HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan materi genetiknya ke dalam sel
tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan cara yang berbeda (retro), yaitu dari RNA
menjadi DNA, yang kemudian menyatu dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan
kemudian melakukan replikasi.
Virus HIV ini dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang
bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya
tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus
HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat
diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit
maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia akibat
terkena pilek biasa.

3.2.2 Penyakit AIDS


AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan dampak atau efek dari
perkembang biakan virus HIV dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu
untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS
disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki
karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS
dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan.
Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus
HIV penyebab penyakit AIDS.
Bahaya AIDS
Orang yang telah mengidap virus AIDS akan menjadi pembawa dan penular AIDS selama
hidupnya, walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga dikatakan penyakit yang
berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang bisa mencegah virus AIDS.
Selain itu orang terinfeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin
karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menjauhinya. Dan penderitaan
itu akan bertambah lagi akibat tingginya biaya pengobatan. Bahaya AIDS yang lain adalah
menurunnya sistim kekebalan tubuh. Sehingga serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya
pun akan menyebabkan sakit atau bahkan meninggal.
Secara etiologi, HIV, yang dahulu disebut virus limfotrofik sel-T manusia tipe III (HTLV-III)
atau virus limfadenopati (LAV), adalah suatu retrovirus manusia sitopatik dari famili lentivirus.
Retrovirus mengubah asam ribonukleatnya (RNA) menjadi asam deoksiribonukleat (DNA)
setelah masuk ke dalam sel pejamu. HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik, dengan HIV-1
menjadi penyebab utama AIDS di seluruh dunia.

3.3 Gejala Virus HIV/AIDS


Geajala penyakit HIV/AIDS tidak selalu muncul ketika terinfeksi AIDS, beberapa
orang menderita sakit mirip flu dalam waktu beberapa hari hingga beberapa minggu
setelah terpapar virus. Mereka mengeluh deman sakit kepala, kelelahan dan kelenjar
getah bening membesar di leher. Gejala HIV AIDS bias jadi salah satu/lebih dari ini
semua biasanya hilang dalam beberapa minggu . Perkembangan penyakit sangat
bervariasi setiap orangnya. Kondisi ini dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai
lebih dari 10 tahun. Selama periode ini ,virus terus berkembang secara
aktif menginfeksi dan memebunuh sel-sel kekebalan tubuh . Sistem kekebalan
memungkinkan kita untuk melawan bakteri, virus, dan peyebab infeksi lainnya. Virus
HIV menghancurkan sel-sel yang berfungsi sebagai pejuang infeksi primer, yang
disebut sebagai CD4 + atau sel T4. Setelah system kekebalan melemah gejala
HIV/AIDS akan muncul. Gejala AIDS adalah tahap yang paling maju dalam infeksi HIV.
Definisi AIDS termasuk semua orang yang terinfeksi HIV yang memeiliki kurang 200
CD4 + sel per mikroliter darah. Adapun tanda-tanda klinis penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati
3.4 Cara Penularan Virus HIV/AIDS
Virus HIV terdapat dalam darah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua yang berupa
cara tubuh yang bersal dari tubuh penderita HIV dapat dipastikan infeksius dan sangat
berpotensial untuk menularkan virus ini pada orang lain, termasuk ketika seseorang penderita
HIV positif melakukan hubungan seksual dengan pasangannya. Dan bukan tidak mungkin jika
pasangan seksual itu juga terjangkit penyakit HIV/AIDS apalagi tidak menggunakan kondom.
Baik penderita pria maupun wanita sangat beresiko menularkan virus HIV ini ketika pasangan
melakukan hubungan badan, yakni melalu cairan sperma(laki-laki) dan melalu darah menstruasi
pada vagina(perempuan). Selain itu HIV juga ditularkan melalui jarum suntik yang digunakan
bersamaan dengan penderita HIV dengan yang bukan penderita(kemungkinan besar akan
terinfeksi). Dan juga virus HIV bias ditularkan oleh seorang ibu yang positif menderita
HIV/AIDS ketika ia hamil dan memberi ASI untuk anakanya.

3.5 Penanggulangan /Pencegahan Virus HIV/AIDS


Beberapa hal yang bisa dilakukan agar semakin sedikit orang yang terkena , yaitu dengan:
- Menghindari Free Sex sebisa mungkin
- Usahakan hanya melakukan hunungan seksual dengan 1 pasangan
- Memberikan vaksinanasi jika ibu hamil positif HIV agar bayi kemungkinan kecil terkena HIV
- Tidak mendonorkan darah jika sudah terkena HIV

Adapun usaha lain yang dapat dilakukan yaitu : memberikan penyuluhan/informasi kepada
seluruh masyarakat tentang HIV/AIDS , melalui penyebaran brosur, poster-poster yang
berhubungan dengan HIV/AIDS , dan melalui iklan di media massa baik itu media cetak/ media
elektronik.
BAB III. Penutup
4.1 Kesimpulan
Kesimpulannya adalah bahwa kita harus waspada terhadap virus HIV/AIDS. Makalah di
atas juga menjelaskan pengertian, sejarah, cara penularan , gejala-gejal dan
pencegahannya. Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan mengenai makalah ini
adalah:
1. HIV (Human ImmunoDevesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh manusia, yang
dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired ImmunoDeviensi Syndromer)
adalah kumpulan gejala menurunnya gejala kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari
luar.
2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan
umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam
selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV
tersebut.
3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat
menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS yang ada hanyalah
pencegahannya saja.

4.2 Saran
Menurut saya sebaiknya anda sebagai pembaca janganlah sampai terkena virus HIV yang
menyebabkan penyakit AIDS, karena penyakit ini sungguh berbahaya. Sebaiknya jangan
melakukan hubungan seks jika anda belum menikah dan jika mau melakukannya sebaiknya ada
memakai pelindung seperti kondom. Jangan juga sering-sering berganti pasangan karena itu
meningkat resiko terkena HIV/AIDS.
Pertanyaan

Anjar, sumini, khamidah, siti kholisah, ayu trisnasari


Apakah ada fungsi lain dari alat konstrasepsi selain melindungi (agar tidak hamil) jelaskan ?

Pada MOW itu kan kedua ovarium dipotong apabila si wanita mau hamil apa ovarium tersebut bisa ada

lagi ?

Mengapa pada remaja yang sedang padaa masa puber cepat hamil, sedangkan pada wanita dewasa

(30+) terkadang lebih lama hamil ?

AKDK (alat konstrasepsi dalam kulit)

Example: memasanga jarum yang di lengan itu, ada efek sampingnya bagi si pemakai
Mengapa remaja perlu menerapkan perilaku seksual bertanggung jawab

Pertanyaan

Novi, nanik, tiwi, niki, lili, melati, ririn

Mengapa banyak remaja yang melakukan pernikahan di usia dini, padahal resikonya sangat tinggi bagi

wanita yang melahirkan ?

Bagaimana cara merawat alat reproduksi remaja dengan baik ?

Bagaimana cara menghindari pernikahan usia dini ?

Bagaimana cara pemerintah untuk menanggulangi pernikahan dini yang tinggi di Indonesia ?

Mengapa kulit remaja menjadi halus ketiaka menginjak usia remaja ?


Umur berapakah pria mengalami mimpi basah ?

Pertanyaan

Gustyiani, arum s, fabella, arief H


Apa penyebab kemandulan ?

Adakah efek samping dari orang yang selalu memakai alat konstrasepsi (kalo ada berikan) ?

Adakah pengaruh bila seorang pria sakit pinggang dengan reproduksi ?

Apa penyebab tidak lancarnya menstruasi ?


Adakah dampak dari laki-laki yang sering onani ?

Pertanyaan

Jhosua, Hasiando, Rorry k.s, GIlang k, David

Apa saja penyebab adanya HIV /AIDS ?

Apa saja upaya pencegahan yang dilakukan untuk menanggulangi HIV/AIDS ?


Bagaiman proses terjadinya HIV/AIDS ?
Bagaimna cara mengatasi penderita yang terkena HIV/AIDS di masyarakat ?

Jika seseorang terkena HIV/AIDS biasanya selalu dikucilkan dari masyarakat, terus bagaimana cara

penanggulangan nya ?

Pertanyaan

Eggy Wira, Panji ulum, Juli ardian, Santi, Titin

Apa bahaya melakukan Oral SEX ?

Cara menghitung waktu subur ?

Apa bahaya jika sering-sering melakukan onani/masturbasi ?

Apa bahaya menggunakan alat-alat kontrasepsi ?

Bagaimana cara melakukan hubungan SEX yang benar ?

Pertanyaan

Febria A, Emma J, Siti F, Anita S, Riatun

Bagaiman cara penularan HIV/AIDS ?

Apa ciri-ciri orang yanng terjangkit HIV/AIDS ?

Lewat apa saja HIV/AIDS dapat menural ?

Bagaiman cara mencegah HIV/AIDS ?

Apa saja penyakit menular sexual (PMS) yang banyak di temukan di Indonesia saat ini ?

Pertanyaan

Nina Yudhiarti, Irma A, Iis Yeni, Yunita Sari

Apa hubungannya kanker SERVIKS dengan HIV/AIDS ?

Kenapa seorang ibu hamil yang terkena HIV/AIDS akan tertular anaknya ? jelaskan

Diantara penularan HIV dapat menular dari darah, cairan sperma dan vagina, dll . Diantara berikut cara

yang paling cepat penularannya melalui apa ?

Mengapa HIV/AIDS tidak dapat di sembuhkan ?

Pertanyaan

Siska May, Wulan H, Eli P, Lely, Ria

Apakah ada pengaruh bagi bayi yang di kandungnya jika seoarang ibu melakukan hubungan ?

Apa akibat dari 1 kondom yang beberapa kali di pakai ?

Apa saja kerusakan dalam organ-organ intim apabila anak di bawah umur melakukan hubungan sex ?

Apa yang mengakibatkan terjadinya anak lahir kembar ?


Apa yang mengakibatkan seorang wanita tidak dapat hamil sedangkan dia menstruasi?
Ketika dunia menggeliat menghadapi epidemi HIV/AIDS di awal epidemi penyakit yang
menular itu di tahun 1980-an, (pemerintah) Indonesia justru berpangku tangan karena menganggap
budaya dan agama akan menangkal HIV/AIDS sehingga rakyat Indonesia terhindar dari infeksi
HIV/AIDS. Tapi, apa yang terjadi kemudian? Ketika banyak negara mulai bisa mengendalikan
penyebaran HIV/AIDS, al. melalui hubungan seksual, dengan kondisi laki-laki tidak memakai
kondom, di dalam dan di luar nikah, serta melalui jarum suntik pada penyalahguna narkoba
(narkotika dan bahan-bahan berbahaya), kasus infeksi HIV baru justru meroket di Indonesia. Pada
Kongres AIDS Internasional Asia Pasifik VI di Melbourne, Australia (2001), misalnya, Direktur
Eksekutif UNAIDS (Badan PBB yang menangani HIV/AIDS), waktu itu Dr Peter Piot, sudah
mengingatkan agar Indonesia menangani penyebaran HIV/AIDS, terutama melalui jarum suntik ada
penyalahguna narkoba. Tapi, pemerintah Indonesia menganggapnya bagaikan anjing
menggonggong kafilah berlalu. Lima tahun kemudian kasus HIV/AIDS banyak terdeteksi pada
penyalahguna narkoba dengan jarum suktik (Lihat: AIDS di Indonesia Menjadi Sorotan). Tapi, apa
yang terjadi di Indonesia? Peringatan Dr Piot itu dianggap sebagai angin lalu oleh pemerinah. Anjing
menggongong kafilah berlalu. Maka, tidaklah mengherankan kalau sepuluh tahun kemudian kasus
HIV/AIDS banyak terdeteksi pada penyalah guna narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya),
terutama di kalangan remaja putra. Mitos HIV/AIDS Begitu juga dengan penanggulangan HIV/AIDS.
Pemerintah memilih memakai jargon-jargon moral daripada melakukan intervensi dengan regulasi
yang konkret untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki dewasa melalui
hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan pasangan yang berganti-ganti
atau dengan perempuan yang sering ganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK).
Akibatnya, kasus demi kasus HIV/AIDS terdeteksi pada ibu rumah tangga. Hal ini membuktikan
suami mereka melakukan hubungan seksual tanpa kondom terutama dengan PSK. Kasus HIV/AIDS
di Indonesia tidak bisa dianggap remeh karena: (a) Indonesia merupakan negara ketiga di Asia
setelah Cina dan India yang pertambahan kasus baru HIV/AIDS, terutama di kalangan penyalah
guna narkoba yang sangat besa, (b) Sampai 30 Juni 2014 kasus kumulatif HIV/AIDS mencapai
198.573 yang terdiri atas 142.950 HIV dan 55.623 AIDS 9.760 dengan kematian (Ditjen PP & PL,
Kemenkes RI, 9/9-2014), dan (c) Insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa yang melacur
dengan PSK terus terjadi karena pelacuran tidak dilokalisir sehingga tidak ada intervensi terhadap
laki-laki untuk mewajibkan mereka pakai kondom. Di Amerika Serikat setiap rumah menerima surat
dari pemerintah yang berisi informasi yang akurat tentang HIV/AIDS di awal epidemi sehingga setiap
orang mengetahui cara-cara penularan pencegahan HIV/AIDS. Sedangkan di negera-negara lain
informasi yang akurat tentang HIV/AIDS disebarluaskan dengan skala nasional melalui berbagai
cara, seperti melalui media massa (cetak dan elektronik). Thailand, misalnya, dari lima program
penanggulangan HIV/AIDS di sana yang diutamakan adalah penyebarluasan informasi HIV/AIDS
yang akurat melalui media massa, sedangkan program terakhir adalah sosialisasi kondom. Lima
program itu dilakukan dengan skala nasional dan serempak. Nah, di Indonesia tidak ada
penyebarluasan informasi yang akurat dengan skala nasional. Celakanya lagi informasi HIV/AIDS
pun dibumbui dengan norma, moral dan agama sehingga tidak akurat lagi karena sudah berubah
menjadi mitos (anggapan yang salah). Misalnya, disebutkan bahwa homoseksual adalah penyebab
HIV/AIDS. Selain itu disebutkan pula bahwa HIV/AIDS menular melalui PSK di tempat pelacuran.
Sedangkan berita di media massa nasional, khususnya media cetak, banyak yang tidak akurat
karena mengadung mitos. Studi terhadap konten berita HIV/AIDS di media cetak nasional priode
tahun 1981-2000 menunjukkan banyak berita HIV/AIDS yang tidak akurat sehingga tidak membawa
pencerahan kepada khalayak ramai. Studi ini dibukukan sebagai pembelajaran untuk wartawan,
aktivis dan pihak-pihak yang terkait dengan HIV/AIDS (Pers Meliput AIDS, Syaiful W. Harahap,
Penerbit Sinar Harapan dan Ford Foundation, Jakarta, 2000). siper.mmtc.ac.id Akibatnya banyak
orang yang tidak mengetahui cara-cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang realistis. Maka,
banyak orang yang melakukan perilaku seksual yang berisko tertular HIV/AIDS, al.: (1) Laki-laki
dewasa melakukan melakukan hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan
perempuan yang berganti-ganti, (2) Perempuan dewasa melakukan melakukan hubungan seksual,
di dalam dan di luar nikah, dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak
memakai kondom, (3) Laki-laki dewasa melakukan melakukan hubungan seksual tanpa kondom
dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan yaitu PSK langsung (PSK di lokasi
pelacuran, di jalanan) serta PSK tidak langsung (cewek panggilan, ABG, ayam kampus, cewek
pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek diskotek, ibu-ibu, cewek gratifikasi seks, dll.). Info Dasar
AIDS Tiga hal di atas tidak pernah disampaikan oleh pemerintah secara komprehensif kepada
masyarakat sehingga banyak orang yang melakukan hal di atasa ketakutan tetular HIV/AIDS setelah
membaca informasi di media massa dan Internet. Sala satu yang sering dibaca terkait dengan
informasi HIV/AIDS di Internet dalah blog penulis di kompasiana
(http://www.kompasiana.com/infokespro) yang al. berisi rubrik Tanya-Jawab HIV/AIDS. Di dalam tiap
tulisan ada nomor ponsel dan alamat e-mail yang bisa dihubungi untuk bertanya tentang HIV/AIDS.
Akibatnya, ponsel dan e-mail penulis kebanjiran pertanyaan tentang HIV/AIDS. Setiap bulan, jika
dihitung-hitung rata-rata setiap hari ada 2-3 SMS yang masuk ke ponsel penulis. Pertanyaan yang
diajukan mulai dari yang sangat mendasar tentang HIV/AIDS, seperti ciri-ciri pengidap HIV/AIDS, tes
HIV, sampai pada pengobatan. Tidak ada yang mendanai pulsa ponsel penulis sehingga jumlah
SMS untuk satu pertanyaan sangat memberatkan karena ada yang bertanya tidak cukup dua tiga
kali, tapi sampai belasan kali bersahutan SMS. Terkadang yang bertanya tidak langsung ke pokok
persoalan, tapi mereka mencoba meyakinkan diri bahwa yang mereka lakukan tidak berisiko tertular
HIV. Misalnya, dengan mengatakan bahwa mereka ke panti pijat plus-plus tapi hanya ciuman.
Ketika dijawab tidak ada risiko mereka menyebutkan lagi bahwa ada gesekan penis ke vagina.
Jawaban bahwa hal itu risikonya kccil belum memuaskan. Ternyata setelah berkali-kali SMS mereka
mengaku bahwa ada hubungan seksual. Nah, kalau dari awal mereka sebutkan yang sebenarnya
kan tidak perlu berkali-laki berbalas SMS. Ada lagi yang minta bantuan mencarikan tempat tes agar
mereka tidak dikenali. Bisanya ini dari kalangan tokoh dan pegawai. Ada seorang penanya dari Kota
Surabaya yang mengirimkan pulsa Rp 100.000 ke ponsel saya. Rupanya, dia ingin panjang-lebar
diskusi dan ingin mendapatkan tempat tes yang jauh agar tidak dikenali. Setelah berpanjang-lebar
diskusi via SMS akhirnya disepakati tes HIV dilakukan di kota lain. Jika yang bertanya tinggal di
kota-kota yang sudah ada Klinik VCT (tempat tes HIV secara sukarela dengan konseling sebelum
dan sesudah tes), umumnya ada di rumah sakit dan puskesmas, tidak ada masalah karena mereka
bisa saya rujuk ke klinil tsb. Bisa juga saya rujuk ke konselor HIV/AIDS setelah diskusi karena
mereka memerlukan pendampingan. Celakanya, tidak di semua kota ada konselor HIV/AIDS. Baru-
baru ini, misalnya, ada yang bertanya tentang HIV/AIDS dari Kota Ternate, Maluku Utara. Saya tulis
di halaman di Facebook apakah ada konselor yang bisa dihubungi secara pribadi di sana, tapi
sampai hari ini belum ada respon. Ingin Bunuh Diri Soalnya, banyak di antara yang bertanya tidak
mau dirujuk ke Klinik VCT di rumah sakit atau puskesmas karena mereka takut ketahuan
identitasnya. Mereka memilih konsultasi dengan konselor secara pribadi. Mas, saya khawatir sudah
kena AIDS. Itulah SMS seorang siswi kelas 1 sebuah SMA negeri di salah satu kota di Jawa
Tengah. Rupanya, siswi ini sudah ngeseks dengan 10 laki-laki mulai dari pacar, teman sampai pada
laki-laki dewasa, bahkan ada yang beristri. Dia menolak ke Klinik VCT di rumah sakit karena takut
dilaporkan ke sekolah. Penulis memberikan nama dan nomor ponsel seorang konselor untuk
temannya curhat. Yang paling pelik SMS seorang gadis dari sebuah kota di Sumatera Selatan. Dia
khawatir pacarnya suka ngeseks dengan banyak perempuan sehingga dia mau tes HIV. Pacarnya
yang baru mau membantu dia tes HIV. Tapi, yang masalah besar adalah bagaimana dia
menjelaskan kepada pacar barunya tentang keperawanannya yang sudah direnggut pacarnya yang
terdahulu. Ini persoalan besar karena kalau tidak dibantu pacar barunya akan meninggalkannya,
tapi kalau saya berikan jalan keluar itu artinya saya ikut berbohong kepada pacar barunya.
Akhirnya saya putuskan membantu cewek tadi dengan memberikan jalan keluar dengan harapan
bisa diterima pacar barunya. Semoga ada ampunan bagi saya dan cewek tadi karena kami sudah
merekayasa kehilangan keperawanannya agar bisa diterima pacar barunya. Tidak sedikit yang
bertanya sudah pada posisi atau kodisi putus ada (hopeless) karena mereka tahu HIV/AIDS tidak
bisa disembuhkan dan berita di media massa menyebutkan HIV/AIDS sebagai penyakit
mematikan. Mereka sudah memutuskan untuk melakukan tindakan bunuh diri. Nah, dalam kondisi
ini penulis terpaksa menjadi penengah dengan mendengarkan curhat mereka. Di sela-sela curhat
penulis menyampaikan informasi tentang HIV/AIDS yang akurat agar mereka bisa memahami
HIV/AIDS dan mengurungkan niat untuk bunuh diri. Kadang-kadang bikin susah juga karena ada
yang menelepon tengah malam. Seperti telepon dari salah satu kota di Aceh ini pukul 02.15: Pak,
maaf, tadi saya khilaf. Khilaf apa? Tadi di Medan saya berhubungan dengan cewek tidak pakai
kondom. Ya, ini berujung pada diskusi panjang karena dia sudah pada kondisi yang tertekan
sehingga sangat sulit memberikan penjelasan. Tapi, dengan kesabaran akhirnya laki-laki itu mau
menerima kenyataan dan berjanji akan ke rumah sakit untuk konsultasi. Selain melalui "Tanya-
Jawab HIV/AIDS" langkah yang dilakuka penulis untuk memasyarakatkan infomrasi HIV/AIDS yang
akurat adalah melalui tulisan berupa reportase (features) dan opini serta tanggapan terhadap berita
HIV/AIDS melalui kegiatan media watch (selisik media). Tulisan disebarluaskan melalui media
massa nasional dan blog kompasiana.com/infokespro. Selisik media diperlukan karena banyak
berita di media massa nasional yang tidak akurat sehingga menyuburkan mitos (anggapan yang
salah) terhaedap HIV/AIDS. Melalui tanggapan itulah penulis memberikan gambaran yang ril
tentang HIV/AIDS berdasarkan berita di media cetak. Tidak sedikit pula yang memaksa. Segera
balas! Harap dibalas! Padahal, penulis sedang SMS-an dengan penanya. Tentulah saya memilih
menyelesaikan diskusi dengan yang bertanya duluan. Secara materil tentulah saya rugi, seperti
pulsa dan waktu, tapi secara moral saya merasa bertanggung jawab karena layanan Tanya-Jawab
HIV/AIDS via telepon, SMS dan e-mail tidak banyak sedangkan yang bertanya banyak. Hitung-
hitung inilah sumbangsih saya untuk negeri tercinta.

Anda mungkin juga menyukai