Masa depan suatu Bangsa sangat ditentukan oleh Generasi mudanya. Pemuda adalah tonggak perubabahan. Oleh karena itu, pemuda seharusnya bersungguh-sungguh untuk mewujudkan cita- cita bangsanya dan mempertahankan harkat dan martabatnya.Pemuda islam adalah ia yang dalam jiwanya terpatri nilai-nilai islam dengan baik. Islam adalah agama rahmatal lilalamin (rahmat bagi seluruh alam). Nilai-nilai yang baik tersebut tercermin dalam setiap fikiran, perkataan dan perbuatam para pemuda islam. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Oleh karenanya, masyarakat muslim Indonesia, terutama pemudanya mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keutuhan dan membangun Bangsa ini. Islam mengajarkan kepada ummatnya kewajiban bela negara. Disini Islam memandang perang adalah alat mempertahankan diri. Dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mempertahankan kedaulatan bangsa ini tentu menghadapi banyak permasalahan, hambatan, rintangan dan bahkan ancaman. Permasalahan yang harus dihadapi itu beraneka ragam. Masalah-masalah tersebut timbul sebagai warisan masa lalu, masalah yang terkini maupun masalah yang akan timbul di masa depan negara kita. Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Benarkah pemuda masih menjadi harapan? Tentu akan sangat membanggakan jika hal ini menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi muda di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa bangsa ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan maraknya kasus yang terjadi pada generasi muda diantaranya: kasus narkoba, tawuran antar pelajar, tindak kriminal, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Hal ini semakin diperparah dengan pesatnya teknologi. Segala bentuk informasi baik yang negatif dan positif begitu cepat, mudah dan murah untuk diakses. Tidak pandang apakah ia muda, tua ataupun anak-anak. Untuk menyelamatkan generasi muda, perlu ada solusi pembangunan karakter dan pembenahan moral pelajar di Indonesia sejak dini. Islam adalah agama yang solutif. Ia relevan untuk semua ruang dan waktu. Sudah sepatutnya, pemuda dan mahasiswa muslim harus menjadi problem solver (pemecah masalah) bagi semua kondisi di sekitarnya. Menghadapi tantangan tersebut pemuda islam dituntut menjadi insan yang proaktif dan produktif. Untuk mewujudkan hal tersebut pemuda dan mahasiswa memiliki 2 (dua) peran yaitu bertanggung jawab terhadap dirinya (be responsible to his self) dan berkontribusi bagi masyarakat sosial (contributing to socian problem). Sebagai pemuda, tentunya dituntut untuk dapat menjaga diri dari pengaruh luar. Hal ini penting sebelum ia terjun ke masyarakat. Sebuah ungkapan menyatakan Barangsiapa yang tidak bisa bermanfaat bagi dirinya maka ia tidak mungkin bermanfaat bagi yang lain. Senada dengan perintah Allah quu anfusakum wa'ahliikum naaro (jagalah dirimu dan keluargamu dari bahaya api neraka). Era perkembangan zaman berkembangan pesat. Modernisasi dan westernisasi semakin merajalela. Dilain sisi, pemuda dan mahasiswa islam dituntut untuk tetap berpegang teguh pada agama islam yang hanif. Berpegang teguh artinya tetap berada dalam suatu nilai tertentu. Untuk terus berada dalam suatu nilai maka harus dilakukan evaluasi dan kontroling terhadap nilai yang dianut. Muhammad bin abdillah sebagai teladan ummat islam mengajarkan untuk terus merperbaharui iman (jaddiduiimanakum). Jawaban terhadap hal ini yaitu mentoring. Mentoring adalah suatu sistem penyaluran nilai dari seseorang mentor (subject) ke mentee (object) dengan metode kelompok. Aspek kelompok ini menjamin transfer nilai dapat tercapai dengan lebih baik. Tidak terhenti sampai diri sendiri, pemuda dan mahasiswa islam harus berkontribusi terhadap masyarakat sosial. Pemuda dan mahasiswa islam Pemuda dan mahasiswa islam dituntut untuk membangun masyarakat dengan membangun kelompok-kelompok dan pemerhati masyarakat.