Belenggu
Belenggu
Sukartono langsung bertanya pada Karno. Tetapi, Karno hanya diam saja dan
seperti member isyarat kepada dokter mengapa member pertanyaan yang sudah
Tini isterinya yang sudah melalaikan tugasnya sebagai seorang isteri dan peergi
marah pada isterinya, tapi tetap ia tahan. Sukartono mengambil bloc-note tersebut
menyiapkan mobil.
Alamat tersebut berada di daerah Babakan sebuah hotel bernomor 45 dan dengan
kamar bernomor 3. Pasien tersebut bernama nyonya Eni. Saat sampai di hotel,
1
Keluarlah nyonya Eni dari balik pintu kamar nomor 3. Dokter Sukartono
segera masuk dan memeriksa keadaan nyonya Eni. Tetapi, saat dokter Sukartono
hendak memeriksa bagian perut nyonya Eni. Tiba-tiba tangan nyonya Eni
menutup kimono tersebut dan berkata bahwa tidak perlu dibuka. Saat memeriksa,
dokter Sukartono selalu melihat ke muka nyonya Eni. Dokter Sukartono merasa
nyonya Eni. Ia berpikir mungkin nyonya Eni hanya mengalami stress. Jadi,
Sukartono hanya member nyonya Eni broom. Setelah member resep obat, dokter
Sukartono pergi dengan member kata-kata yang manis. Itulah yang gurunya selalu
ambil hati. Sukartono bahkan semakin giat belajar sejak dikirimi surat oleh
saudaranya.
menjadi dokter yang sangat dermawan. Setelah menjadi dokter pun jiwa seninya
tidak menghilang.bisa dilihat dari ruangan prakteknya yang dihiasi oleh jiwa
seninya.
2
Saat dokter Sukartono sedang bersantai di rumah sambil mendengarkan
radio. Ia memikirkan sikap Tini yang selalu marah-marah terhadap Karno dan
bloc-note yang ia pikirkan tadi. Ia langsung teringat kalau ia telah berjanji untuk
gelisah. Tiba-tiba dokter Sukartono datang. Nyonya Eni hanya bisa tertegun.
mengenai nyonya Eni dengan kimononya. Lalu nyonya Eni berkata bahwa ia
dengan cepat nyonya Eni mendekatkan mukanya dan menyalakan rokok dokter
Sukartono. Mereka mengobrol seperti sudah lama kenal. Dokter Sukartono pun
tidak tahu mengapa ia bias langsung membuka perasaannya pada nyonya Eni.
Walaupun baru dua kali bertemu, mereka memutuskan untuk pergi bersama ke
Priok.
keindahan jalan. Dokter Sukartono pun hingga lupa bahwa mereka hanyalah
memandangi pantai beberapa saat sambil mengobrol. Setelah itu mereka kembali
pulang. Dokter Sukartono mengantar nyonya Eni terlebih dahulu sampai rumah.
3
Dokter Sukartono merasa sangat senang. Belum pernah ia sesenang itu akhir-akhir
ini.
Saat itu, Tini sedang pergi dan tidak ingin dijemput. Akhirnya Sukartono pergi ke
rumah nyonya Eni. Sesampainya disana, ia diberi tahu bahwa nyonya Eni sudah
pindah dan meninggalkan sebuah surat yang berisi alamat baru nyonya Eni.
Dokter Sukartono tersenyum dan mulai jatuh cinta pada nyonya Eni.
datang bukan karena ada pasien di dekat rumah nyonya Eni. Ternyata nyonya Eni
nyonya Eni. Saat di dalam, nyonya Eni memberi rokok kesukaan dokter
Sukartono dan menyalakan api untuknya. Nyonya Eni juga menggantungkan baju
dan memberi sandal untuk Sukartono. Dokter Sukartono merasa bahagia. Karena
kepala nyonya Eni dan merasa pernah bertemu sebelumnya. Tetapi, mereka baru
bertemu satu kali. Walaupun baru bertemu, hati mereka sudah saling jatuh cinta.
Sukartono juga memberikan nama kepada nyonya Eni. Ia memberikan nama Yah
4
Sukartono pun pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Sukartono
melihat istrinya sedang membaca di ruang tengah. Saat ditanya Kartono, Tini
hanya diam saja. Tini merasa ditelantarkan oleh Sukartono. Karena sukartono
selalu memikirkan pasien saja. Mereka sudah mulai tidak akur hingga malam itu
Sejak saat itu, Sukartono jadi sering datang ke rumah Yah. Ia merasa
bertingkah laku sudah seperti suami istri di rumah. Sukartono selalu bercerita apa
saja pada Yah. Kini rumah Yah sudah seperti rumahnya sendiri.
Disana sudah ada nyonya Sutatmo, nyonya Padma, puteri Aminah, nyonya
Rusdio, dan tentunya Tini. Saat itu pula, Sukartono masuk dengan tergesa-gesa.
membicarakan Sukartono yang ditunjuk sebagai juri kontes anak pada acara bazar
nanti. Saat mengobrol tadi, Aminah selalu menyindir Sukartono dan Tini yang
sedari tadi terlihat aneh. Karena hal itulah Sukartono merasa takut jika Aminah
Disana, Sukartono menceritakan semua yang baru terjadi di rumahnya tadi. Saat
pembicaraan mereka berubah menjadi pembicaraan masa lalu Yah. Yah memang
dulu mempunyai masa lalu yang sangat pahit. Tapi Sukartono sudah sangat jatuh
5
cinta pada Yah. Sukartono menerima Yah apa adanya. Ia tidak mau mebawa masa
lalu lagi.
Tetapi, Yah sudah tidak tahan lagi. Sukartono masih belum juga
mengingat dia. Yah menangis sangat sedih. Akhirnya yah mengaku kalau dirinya
sebagai wanita penggoda dari satu kamar hotel ke kamar hotel lainnya. Tetapi,
hati Sukartono sudah bulat. Ia tidak akan melihat masa lalu Yah. Ia akan tetap
pulang, termasuk Sukartono yang pergi ke rumah Yah lagi. Hanya nyonya Rusdio
yang tidak ikut pulang. Nyonya Rusdio memperhatikan sikap Tini dan Sukartono
yang terlihat sedang tidak baik. Nyonya Rusdio menasehati atini agar tidak
bersikap seperti itu. Ia menasehati Tini agar bersikap seperti istri yang seharusnya.
buku dan dengan muka yang sedih. Ia membayangkan masa mudanya yang bebas.
Sebenarnya ia ingin menjadi sosok istri yang Sukartono inginkan. Tapi Tini masih
terlalu gengsi. Lau terdengar suara mobil dari luar rumah. Tini segera mengambil
melihat Tini yang sedang membaca di sofa, ia ingin sekali keadaannya kembali
6
seperti dulu. Saat sedang mengenang masa lalu. Ia teringat saatnya mendengarkan
bertengkar. Mereka sudah tidak bisa seperti dulu lagi. Akhirnya pertengkaran
hanya terdiam di ruang tengah dengan perasaan yang sangat ungin menangis.
rumah. Bukan karena Sukartono dan Tini telah berbaikan. Tapi karena mereka
begitu, Tini secara diam-diam selalu memperhatikan sikap Tono. Begitu pun
mereka berdua masih berharap untuk berbaikan. Tapi, tidak ada yang memulainya
pertama.
menanyakan dia ingin pergi kemana. Tetapi, Sukartono hanya membaca buku dan
riang gembira dan makin rajin bekerja untuk bazar nanti. Tini juga mengajukan
7
dirinya untuk bermain piano saat bazar nanti. Awalnya usulan dari Tini tidak
diterima oleh Tini dan beberapa orang lainnya. Tapi seperti biasa, usulan Tini
akhirnya diterima.
dengan pasiennya yang baru meninggal. Ingin sekali ia pergi menemui Yah untuk
mencurahkan seluruh masalahnya. Karena jika bersama Yah, hatinya bisa terbuka.
meninggal. Mar itu pasiennya yang masih kecil. Seminggu yang lalu Mar sudah
Tono langsung mengenali suara yang keluar dari gramofoon tersebut. Iaa berkata
bahwa sura tersebut adalah suara Siti Hayati. Namun setelah Tono amati. Ternyata
suara Siti Hayati dengan Yah sangat mirip. Tapi Yah menyangkal ucapan
Sukartono. Yah berkata bahwa itu bukan suaranya. Tono percaya pada omongan
Yah.
berlangsung. Sukartono lupa akan acara itu. Banyak orang yang bingung mengapa
ia bisa lupa. Sedangkan istrinya sedang berada di bazar itu. Jika tidak ditelepon
oleh nyonya Sumarjo, mungkin Sukartono tidak akan mengingat acara bazar ini.
8
Di acara bazar tersebut, Sukartono menjadi juri kontes anak sehat. Sukartono
harus menilai dua puluh anak serta ibunya. Acara kontes itu selesai pukul delapan
datang. Ia sangat handal dlam hal itu. Banyak orang yang bilang bahwa Tini dan
Tono adalah pasangan yang serasi. Tono melihat Tini dengansenyum palsu yang
ia lontarkan pada tamu-tamu yang datang. Sesekali, muka Tini berubah menjadi
Waktu Tini tampil untuk memainkan piano datang juga. Ia akan tampil
bersama Abdul Kahar yang akan memainkan biola. Mereka akan memainkan
salah satu lagu dari Beethoven. Ada beberapa orang yang mengomentari Tini.
Dari yang tidak cinta budaya sendiri, tidak pantas tampil dan masih banyak lagi.
Tapi seperti biasa, Tini tidak peduli omongan orang lain. Ia hanya ingin
mengalahkan Aminah saja. Karena Aminah sangat tidak suka dengan dirinya.
mengenang masa lalunya yang bahagia bersama Tini dulu. Tetapi, Tono tidak
mengikuti acara bazar hingga selesai. Sukartono harus pergi karena dia ditelepon
bahwa ada pasien yang menunggunya. Agar tidak terlihat bahwa mereka sedang
dalam keadaan tidak baik. Sukartono pun menunggu hingga Tini selesai bermain.
Sukartono berpamitan pada nyonya Rusdio. Setelah Tini selesai tampil, Tono
9
Saat di rumah, Tini sangat merasa lelah. Ia langsung berbaring di sofa.
Walaupun merasa lelah, ia sangat senang melakuakan kegiatan seperti itu. Tini
menolak ajakan Abdul Kahar untuk pulang bersama. Tapi Tono memang tidak
Tini hanya sedang berbaring saja, ternyata Tini sedang tidur. Ia memperhatikan
Tini yang pipinya basah dan bantalnya pun basah. Ia mengira Tini habis
menangis. Hati tono bimbang. Apakah harus seperti ini. Ia harus putus hubungan
lagi. Saat dimainkan, salah satu talinya terputus. Ia terkenang masa lalu sebelum
rumah Yah. Disana Yah menunggu Tono datang. Saat Tono datang, Yah langsung
baik-baik. Malam itu Tono tidak pulang ke rumah. Ia merasa senang di rumah
Yah. Ia selalu memikirkan Yah. Rupanya Tini juga senang hidup berpisah. Ia
sangat giat bekerja di rumah piatu. Ia juga akan diutus ke Kongres Perempuan
Seumumnya do Solo.
10
Sepeninggalan Tini ke Solo. Tono selalu bermalam di rumah Yah. Yah
sangat senang, karena Tono dalam seinggu akan bermalam di rumahnya. Yah
merasa sepi jika Tono meninggalkannya. Sekarang bagi Yah sudah tidak ada
Saar Tono di rumah Yah. Yah menyanyikan sebuah lagu untuknya. Saat
selalu menyangkalnya. Lalu Tini bercerita bahwa ia diminta Komite Pasar Gambir
untuk menadi juri pada Kroncong Concours nanti. Yah terkejut mendengar hal itu.
Yah cemburu kalau nanti Tono suka dengan Siti Hayati setelah melihatnya. Ia
takut Tono kecewa saat melihat Siti Hayati nanti. Tono langsung berkata untuk
Saat di rumah, Tono merasa sangat sepi. Tidak ada suara langkah Tini.
Tidak ada suara Tini yang selalu marah pada pembantunya. Karena itu, Tono
juga mendapat kabar kalau Hartono akan datang. Hartono adalah kawan lama
ingenieur.
Sedangkan Mardani, asal naik kelas dan bisa melewati ujian saja itu sudah bagus.
11
Pada masa pergerakkan PNI di seluruh pulau Jawa. Hartono mengikuti
kegiatan partai di Bandung. Ia sangat pandai berppidato. Karena dia sibuk dengan
ini. Sukartono berkata kalau kita ada niat dan usaha, kita pasti bisa melepaskan
menjalin kasih dengan Tini. Mimpi itu terwujud. Mereka akhirnya menikah. Tapi
mimpi itu telah berakhir. Ia dan Tini sudah tidak menjadi suami dan istri lagi. Ia
12
Ketika Sukartono hendak ke rumah Yah. Hartono bertanya dimana istrinya
Tono. Tono berkata bahwa istrinya sedang berada di Solo. Hartono ingin sekali
bertemu dengan istri Tono. Saat Sukartono bilang bahwa istrinya dulu tinggal di
saat di Bandung, Tini mempunyai nama panggilan yaitu Pop. Hartono segera
Sukartono. Ia menunggu sangat lama. Lalu terdengar suara mobil dari luar rumah.
Masuklah Tini. Saat ia masuk ke ruang tengah, ia terkejut dan merasa ingin jatuh
saat melihat Hartono. Hartono juga terkejut setelah melihat Tini. Tini
menganggap Hartono telah meninggal. Tini juga tidak mengetahui kalau Hartono
dipertemukan oleh Hartono lagi. Hartono dan Tini dahulu mempunyai hubungan
Tini juga bercerita pada Tono mengenai hal itu. Tetapi ia mengganti nama
Hartono. Lalu Tini juga bercerita pada Hartono kalau Sukartono sudah memiliki
istri lain. Hartono terkejut mendengar hal itu. Tini sudah tahu kalau Sukartono
selalu pergi ke rumah Yah. Hartono ingin sekali bisa menghibur Tini. Tapi ia
tidak bisa. Mereka berdua hanya bisa saling menyemangati diri mereka sendir
13
Tono tidak mengetahui hal yang terjadi antara Tini dan Hartono di
rumahnya. Ia telah berangkat ke Gedung Pasar Gambir untuk menjadi juru kontes
Tono tadi mengajak Yah untuk datang. Tapi Yah tidak mau, Yah takut
nama Hayati. Saat mereka naik ke panggung, Tono seperti melihat bahwa yang
menyadarinya bahwa Siti Hayati adalah Yah. Ia jadi bimbang untuk memberi
nilai. Sukartono telah merasa dibohongi. Waktu mengaku sebagai nyonya Eni dia
percaya. Saat mengaku sebagai Siti Rohayah ia juga percaya, dan sekarang Siti
Hayati.
Setelah Siti Hayati selesai bernyanyi. Sukartono sudah tidak tertarik lagi
Hayati naik lagi ke panggung karena menang. Tapi Sukartono langsung meminta
izin untuk pulang pada juri lain dengan alasan masih ada pasien yang
menunggunya.
bergantian. Tono mengendarai mobilnya menuju rumah Yah. Disana terlihat Yah
dengan matanya yang merah ingin menangis. Sukartono mengeluarkan semua rasa
14
kecewanya pada Yah. Tono sudah tidak percaya lagi pada Yah. Tapi sebenarnya
Yah tidak ingin berbohong pada Tono. Yah memang benar saying pada Tono.
dari Budi Utomo. Tono sangat mengagumi beliau. Tono menceritakan masalahnya
bisa berdamai dengan Tini. Akhirnya ia bilang akan bersabar untuk berbaikan,
perempuan itu. Tini mendengar bahwa dokter Sukartono sering pergi ke Taman
Sari.
pembantunya. Akhirnya Tini tahu dari Aminah bahwa Tono selalu ke rumah Siti
Tini langsung datang ke rumah Yah. Yah tidak tahu siapa yang datang.
Saat meihat Yah, Tini berkata dalam hati inilah rupanya perrempuan yang
disukai Tono. Lalu Tini berkata pada Yah bahwa ia adalah istri dari dokter
15
dengan Tini. Tini mengolok-olok Yah dengan kata-kata kasar seperti sedang
mengobrol dengan orang rendahan. Yah tahu kalau ia memang salah. Yah
Dengan sikap Yah yang seperti itu. Tini mulai meneteskan air mata. Yah
memberi tahu kalau cinta Tini kepada Tono kurang besar. Yah juga menasehati
Tini untuk menuruti kemauan Tono. Yah menyuruh Tini untuk mengubah
Sikap Tini sudah mulai tenang. Lalu Tini berkata akan memberikan Tono
pada Yah. Yah tidak mau seperti ini. Yah ingin Tini dan Tini berbaiakn. Tapi
keputusan Tini sudah bulat. Akhirnya mereka berjanji dan berjabat tangan.
Sekarang Tini sudah mersa tenang. Belenggu yang mengikat semangatnya selama
pulang. Tono pun pulang, tini mengatakan keputusannya yang sudah bulat. Tini
akan pergi ke Surabaya besok. Tono terkejut mendengar keputusan Tini yang tiba-
tiba itu. Tono hendak mencegah Tini untuk pergi. Akhirnya Tini menunggu surat
tentang dia yang mencegah Tini untuk pergi. Yah menyadari bahwa Tono masih
mereka.
16
Dalam tiga hari kemudian, Tini dan Tono saling bertegur sapa. Seperti
tidak pernah terjadi pertengkaran. Tono juga sudah tidak terlihat lesu lagi. Tini
kalau Tono ia serahkan pada nyonya Rusdio, untuk menjaga nyonya Rusdio.
tangannya pada Tini. Saat kereta mulai jauh. Tini menangis di dalam kereta.
Tono merasa sangat sedih. Ia ingin sekali ke rumah Yah agar dapat
mencurahkan kesedihannya. Tapi Yah berkata ia harus datang sehari setelah Tini
berangkat. Tono tidak tahu mengapa Yah berkata seperti itu. Sukartono berpikir
bahwa semuanya hanya melintas saja. Tini harus pergi. Hartono yang baru ia
temui juga pergi lagi, paman Mangunsucipto yang memberi nasehat langsung
pergi juga.
pergi. Yah meninggalkan Tono. Perasaan Tono kini menjadi tambah sedih lagi.
lewat radio. Sedangkan Tono, ia sudah kehilangan Tini juga kehilangan Yah. Ia
17