BAB I Tinjauan Pustaka Proposal
BAB I Tinjauan Pustaka Proposal
TINJAUAN PUSTAKA
yang keras berukuran pendek yang disebut setae. Segmentasi ini terjadi di luar
maupun di dalam meliputi otot, saraf, alat sirkulasi, alat ekskresi maupun alat
Cacing tanah berbentuk gilig dan silinder. Tubuh bagian depan silindris,
sedangkan bagian belakang memipih. Pada cacing tanah dewasa terdapat klitelum
(dari segmen 32-37). Klitelum ini berupa pembesaran permukaan tubuh yang
melingkar seperti kalung. Pada cacing muda, klitelum belum terlihat karena baru
terbentuk saat cacing mencapai dewasa kelamin yaitu sekitar 2,5-3 bulan. Alat
sirkulasi terdiri atas pembuluh darah dorsal dan pembuluh ventral yang terletak
saluran yang memanjang. Organ pencernaan cacing terdiri dari prostomium yang
lambung otot (empela), usus dan anus. Prostomium terdapat pada bagian anterior
kelamin jantan dan betina dalam satu tubuh, tetapi hewan ini tidak dapat
membuahi dirinya sendiri. Alat kelamin betina terdiri atas sepasang ovari yang
terletak pada segmen ke-13 di bagian depan, sepasang infundibulum yang masing-
masing bermuara dalam kantong telur yang terletak pada bagian depan segmen
ke-14. Dari setiap kantong telur timbul sebuah ovidak yang bermuara keluar pada
segmen 14. Alat kelamin jantan terdiri atas dua pasang testes dan dua buah
kantong testes, setiap pasang testes terletak pada segmen ke-10 dan 11. Dari setiap
kantong testes timbul sebuah vas deferens yang bermuara dalam saluran sperma
yang membujur di kanan dan kiri dan berakhir pada forus genital pada segmen 15.
adalah sebagai organ kelamin sekunder pada cacing tanah, dan mensekresikan
Pernapasan cacing tanah dibantu oleh kulit yaitu sebagai alat untuk
kapiler yang ada di seluruh jaringan kutikula yang terdapat pada lapisan atas kulit.
panjang dan tebal yang melingkari tubuhnya. Adanya kelenjar pada tubuhnya
Cacing tanah hidup di tempat atau tanah yang terlindung dari sinar
matahari, lembap, gembur, dan mengandung banyak serasah. Habitat ini sangat
spesifik bagi cacing tanah untuk tumbuh dan berkembang biak dengan baik.
Marga Lumbricus ini sangat menyukai bahan organik yang berasal dari kotoran
Cacing tanah mengandung gizi yang cukup tinggi terutama protein (64-
76% berat kering). Kandungan gizi lainnya yang terdapat pada cacing antara lain
adalah lemak 7-10%, kalsium 0,55%, fosfor 1% dan serat kasar 1,08%. Protein
yang terdapat pada cacing tanah terdiri dari 9 macam asam amino esensial dan 4
macam asam amino non-esensial. Asam amino esensial ini antara lain arginin,
Sedangkan asam amino non-esensial ialah sistin, glisin, serin, dan tirosin
(Palungkun, 2010:20).
Tabel I.1. Komposisi senyawa kimia cacing tanah menurut Sabine (1983)
Tabel 1.2. Kandungan asam amino pada cacing tanah (Palungkun, 2010:21)
1.2. Protein
proses metabolisme tubuh dan sebagai bahan bakar apabila keperluan energi
kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing masing asam amino memiliki
individu. Sel dapat merangkai ke 20 asam amino dalam berbagai kombinasi dan
aktivitas yang berbeda. Dari unit pembangun ini organisme yang berbeda dapat
membuat produk yang demikian bervariasi, seperti enzim, hormon, lensa protein
pada mata, bulu burung, jaring laba-laba, kulit kura-kura, protein susu, enkefalin,
antibiotik, racun jamur, dan masih banyak senyawa lain yang mempunyai
maupun hewan (protein hewani). Tumbuhan membentuk protein dari CO2 dan
protein hewani. Protein juga dapat digunakan sebagai sumber energi apabila tubuh
kekurangan karbohidrat dan lemak. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat
dalam protein ialah: karbon 50%, hydrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16 %,
Ada empat tingkat struktur dari protein, yaitu struktur primer, sekunder,
Struktur primer menunjukan jumlah, jenis, dan urutan asam amino dalam
molekul protein. Karena ikatan antar asam amino dihubungkan oleh ikatan peptide
maka struktur primer protein juga menunjukan ikatan peptida yang urutannya
Pada rantai polipeptida terdapat banyak gugus C=O dan gugus N-H.
Kedua gugus ini dapat berikatan satu sama lain karena adanya ikatan hidrogen
antara atom oksigen dengan hidrogen. Apabila ikatan hidrogen terdapat dalam
satu rantai polipeptida, akan terbentuk struktur -helix (Insel, 2012; Barret, 2004).
Ikatan hidrogen juga dapat terjadi antara 2 rantai polipeptida atau lebih dan
disebut struktur lembaran berlipat. Ada dua lembaran berlipat, yaitu bentuk
paralel yang terjadi apabila rantai polipetida yang berikatan melalui ikatan
hidrogen sejajar dan searah, dan bentuk anti paralel terjadi apabila rantai
polipeptida berikatan dalam posisi sejajar tapi berlawanan arah (Insel, 2012;
Barret, 2004).
lipatan atau gulungan, dan dengan demikian membetuk struktur yang lebih
kompleks. Struktur ini dimantapkan oleh adanya beberapa ikatan antara gugus R
pada molekul asam amino yang membentuk protein (Insel, 2012; Barret, 2004).
Sebagian besar protein globular terdiri atas beberapa rantai polipeptida yang
Gambar I.2. Struktur protein (a) Primer, (b) sekunder, (c) tersier, (d) kuarterner
a. Protein enzim
Protein enzim ini mempunyai sifat yang khas, karena hanya bekerja pada
substrat tertentu.
b. Protein pengangkut
otot.
c. Protein pembangun
d. Protein otot
Protein yang mengontrol gerak oleh otot, misalnya myosin dalam otot
yang masuk dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel asing, misalnya berbagai
f. Protein hormon
Adalah hormone yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin membantu
a. Protein globular
Pada protein globular rantai atau rantai rantai polipeptida berlipat rapat-
rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat. Protein globular biasanya
larut didalam sistem larutan (air) dan segera berdifusi, hampir semua mempunyai
fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein globular,
seperti protein transport pada darah, antibodi, dan protein penyimpan nutrient
b. Protein struktural
Protein serabut bersifat tidak larut dalam air, merupakan molekul serabut
panjang, dengan rantai polipeptida yang memanjang pada suatu sumbu dan tidak
struktural atau pelindung. Protein serabut yang khas adalah keratin pasa rambut
dan wol, fibroin dari sutra dan kolagen dari ulat (Lehningher, 1982: 140).
(a) (b)
Gambar I.3. (a) protein globular, (b) protein struktural (Nordlund, T. M. 2011: 114-116)
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residu) atau disebut juga gugus atau rantai samping
yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Asam amino
bergabung dengan formasi ikatan peptida dimana kelompok amino dari satu
molekul bereaksi dengan gugus karboksil dari yang lain ( Whitford, D, 2005: 14).
Gambar I.6 Glisin dan alanin bereaksi bersama-sama untuk membentuk glisilalanine
Bila ditinjau dari segi pembentukannya asam amino dapat dibagi dalam
dua golongan yaitu asam amino esensial dan asam amino non esensial. Asam
amino esensial adalah asam amino tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga
harus ada dalam diet. Apabila tubuh akan membentuk jaringan baru, jaringan baru
tersebut hanya terbentuk jika semua asam amino esensial tersedia dalam satu saat
bersamaan. Oleh karena itu, kekurangan hanya satu jenis asam amino esensial
esensial terdiri dari: alanin, arginin, asparagin, asam aspartat, sistin, asam
glutama, glutamin, glisin, prolin. Asam amino non esensial adalah asam amino
yang dapat diproduksi dalam tubuh sehingga tidak perlu dikonsumsi atau tidak
perlu tersedia diet. Asam amino non esensial terdiri dari: histidin, isoleusin,
leusin, lisin, metionin, fenilelanin, treonin, triptofan, valin, serin dan tirosin (Devi,
2010: 34).
1.3. Antipiretik
1.3.1. Demam
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-hari
(Dinerello and Gelfand, 2005). Suhu tubuh normal berada pada kisaran 36,7-
37C. Suhu tubuh dapat dikatakan demam jika diperoleh suhu rektal 38,0C atau
suhu oral 37,5C atau suhu aksila 37,2C (Dipiro, 2011). Pengaturan suhu
Demam terjadi karena adanya suatu zat yang dikenal dengan pirogen.
Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam. Pirogen terbagi menjadi dua
yaitu pirogen eksogen yaitu pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien.
Contohnya produk mikroorganisme seperti toksin atau mikroorganisme
yang dihasilkan oleh bakteri gram negatif. Sedangkan jenis lain yaitu pirogen
endogen, dimana pirogennya berasal dari dalam tubuh pasien. Contoh dari pirogen
endogen antara lain IL-1, IL-6, TNF- dan IFN. Sumber pirogen ini pada
umumnya adalah monosit, neutrophil, dan limfosit, walaupun sel lain juga dapat
(monosit, limfosit, dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa toksin,
mediator inflamasi, atau reaksi imun. Sl-sel darah putih tersebut akan
mengeluarkan zat kimia yang dikenal dengan pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF-
dan IFN). Pirogen eksogen dan pirogen endogen akan merangsang endothelium
mengurangi hilangnya panas (Goodman and Gilman, 2008 dan Sherwood, 2001).
adalah sesuatu yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme
menurunkan suhu tubuh bila demam. Cara kerja antipiretik antara lain dengan
mempengaruhi bagian otak yang mengatur suhu badan. Bagian ini terletak didasar
1.4. Mi Kering
matahari atau dengan oven. Pengeringan dilakukan pada suhu 35-40C dengan
kelembaban 70-75% selama 5 jam dan proses pengukusan dilakukan pada suhu
100C selama 1-5 menit. Proses pengukusan dan pengeringan akan memodifikasi
dari bahan baku utama tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan
pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan melalui proses
dibawah ini :
yang kasar dan beraroma gandum. Tepung terigu merupakan bahan dasar
pembuatan mi. Tepung terigu diperoleh dari gandum (Triticum vulgare) yang
mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan. Mutu terigu yang
dikehendaki adalah terigu yang memiliki kadar air 14%, kadar protein 8-12%,
Tepung tapioka berwarna putih, memiliki tekstur yang halus dan sulit larut
dalam suhu normal. Tapioka digunakan sebagai bahan pengental, bahan pengisi,
dan bahan pengikat dalam industri pangan. Tepung tapioka adalah pati yang
penyaringan, pengendapan pati dan pengeringan. Pati terdiri dari dua komponen
yang dapat dipisahkan yaitu amilosa dan amilopektin. Perbandingan amilosa dan
amilopektin secara umum adalah 20% dan 70% dari jumlah pati total. Kadar pati
Pati terdiri dari dua fraksi yaitu amilosa yang larut dalam air panas serta
mempunyai struktur lurus dengan ikatan 1,4-D glukosa, dan fraksi kedua adalah
amilopektin yang tidak larut dalam air panas serta memiliki cabang dengan ikatan
1,4 dan 1,6 D glukosa sebanyak 4-5% dari keseluruhan ikatan yang ada pada
1.5.3. Telur
protein mi dan menciptakan adonan yang lebih liat sehingga tidak mudah
hidrasi air pada tepung dan untuk mengembangkan adonan. Penambahan kuning
1.6.2. CMC-Na
hampir putih, tidak berbau, tidak berasa, bersifat higroskopis. CMC-Na sering
digunakan dalam sediaan oral dan topikal, terutama sebagai penambah viskositas.
tinggi, CMC-Na mampu menyerap air dalam jumlah banyak (>50%). Larutan
encer stabil pada pH 2 10, dapat terjadi pengendapan pada pH di bawah 2 dan
viskositas larutan dapat berkurang dengan cepat pada pH di atas 10. Umumnya
encer yang disimpan dalam durasi lama harus mengandung pengawet antimikroba
butiran atau kristal putih, sedikit higroskopis. Tidak berbau, atau sedikit berbau
benzoin dan memiliki rasa manis yang tidak menyenangkan dan rasa saline.
Larutan natrium benzoat juga sering diberikan secara oral atau intravena untuk
menentukan fungsi hati. Dalam jumlah banyak harus disimpan dalam wadah
tertutup baik di tempat sejuk dan kering. Aktivitas pengawet dapat berkurang jika
senyawa kuartener, gelatin, garam ferri, garam kalsium, dan garam logam berat,
pengawet pada kosmetik, makanan, dan obat adalah 0,055-0,5%. (Rowe dkk,
2009).
1.6.4. Garam
Garam dapur selain untuk memberi rasa juga meperkuat tekstur mi,
meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas mi, serta untuk mengikat air. Garam
ditambahkan 2-3% garam ke dalam adonan mi. jumlah ini merupakan control
larutan garam dan membentuk sifat kenyalgluten. Air yang digunakan sebaiknya
memiliki pH 6-9. Makin tinggi pH air maka mi yang dihasilkan tidak mudah patah
karena absorpsi air meningkat dengan meningkatnya pH. Air yang digunakan
harus memenuhi persyaratan sebagai air minum, diantaranya tidak berwarna, tidak
campuran bahan yang akan digunakan. Jika lebih dari 38% adonan akan menjadi
sangat lengket dan jika kurang dari 28% adonan akan menjadi sangat rapuh