PENDAHULUAN
laporan dari International Vaccine Health pada bulan November tahun 2010,
dengan angka kematian bayi di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15% -
20% per tahun pada golongan usia balita. Kejadian Pneumonia di Indonesia pada
angka 10% balita sebagai target penemuan penderita pneumonia balita per tahun
pada suatu wilayah kerja. Diperkirakan bahwa 10% dari penderita pneumonia
akan meninggal bila tidak diberi pengobatan. Bila hal ini dibenarkan, maka ada
oleh bakteri, virus atau jamur. Bahan kimia atau agen lain bisa menyebabkan paru
menjadi meradang. Suatu jenis pneumonia yang terkait dengan influenza kadang-
kadang berakibat fatal. Pneumonia berpotensi fatal lainnya dapat dihasilkan dari
1
pneumonia lobus paru (pneumonia lobaris), namun ada juga yang menyebar lebih
(hemoptisis) adalah tanda-tanda umum dan gejala penyakit. Jika udara di paru
kematian setiap 15 detik) dari 9 juta kematian setiap tahunnya pada usia
tersebut.(2) Pneumonia pada balita paling sering disebabkan oleh virus pernafasan
dan puncaknya terjadi pada umur 2-3 tahun. Pada bayi dan anak anak penyebab
yang paling sering adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV), adenovirus, virus
parainfluenza, virus influenza, sedangkan pada anak umur sekolah paling sering
tingginya angka morbiditas dan mortalitas terutama pada bayi dan anak balita.
Dari seluruh kematian balita, proporsi kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20% sampai 30%, dan kematian karena ISPA ini sebagian besar
kematian utama pada anak di bawah 5 tahun. Pada tahun 1999 insiden pneumonia
2
pada anak usia 0-4 tahun adalah 5,8 per 1000 anak dan rata-rata kematian di RS
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
inflamasi, namun sangat sulit untuk merumuskan satu definisi tunggal yang
berdasarkan gejala dan tanda klinis, dan perjalanan penyakitnya. Salah satu
yang ditandai dengan batuk, sesak nafas, demam, ronki basah halus, dengan
seseorang menderita pneumonia, nanah dan cairan mengisi alveoli dalam paru
oleh bakteri, virus atau jamur. Bahan kimia atau agen lain bisa menyebabkan
paru menjadi meradang. Suatu jenis pneumonia yang terkait dengan influenza
4
ada juga yang menyebar lebih (bronkopneumonia). Nyeri dada, sputum
gejala penyakit. Jika udara di paru digantikan oleh cairan dan puing-puing
inflamasi, jaringan paru kehilangan tekstur kenyal dan menjadi bengkak dan
(virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain misalnya bahan
5
dengan bertambahnya usia. Selain itu Sterptococcus pneumonia merupakan
penyebab tanpa
komplikasi
Haemphyllus influenza ++ ++ + -
Streptococcus group A + ++ - -
6
Umur Penyebab yang sering Penyebab yang jarang
Lahir 20 Bakteri Bakteri
hari Escherichia colli Anaerobic organism
Group B streptococci Group D streptococci
Listeria Haemophilus influenza
monocytogenes Streptococcus
pneumonia
Ureplasma urealyticum
Virus
Cytomegalovirus
Herpes simple virus
3 minggu Bakteria Bakteria
3 bulan Clamydia trachomatis Bordetella pertiusis
Streptococus Haemophillus influenza
pneumonia type B dan non
Virus typeable
Respiratorysynctial Moxarella catarrhalis
virus Staphylococcis aures
Influenza virus Ureaplasma
Para influenza virus urealyticum
1,2 dan 3
Adenovirus Virus
Cytomegalovirus
4 bulan Bakteria Bacteria
5 tahun Streptococus Haemphyllus influenza
pneumonia tipe B
Clamydia pneumonia Moxarella catarrhalis
Mycoplasma Neisseria meningitis
pneumonia Staphylococcus aures
Virus Virus
Respiratorysynctial Varicella zoster virus
virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Adenovirus
Measles virus
7
5 tahun - Bakteri Bakteri
Remaja Clamydia pneumonia Haemphyllus influenza
Mycoplasma tipe B
pneumonia Legionella species
Streptococus Staphylococcis aures
pneumonia Virus
Adenovirus
Epsteinbarr virus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Rhinovirus
Respiratorysynctial
virus
Varicella zoster virus
Tabel 2. Mikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur.6
2.3.1 Klasifikasi secara radiologis sesuai dengan lokasi anatomis dan lokasi
infeksinya:
a. Pneumonia Lobaris
8
yang terjadi pada lobus atau segmen kemungkinan sekunder
infeksi dari saluran nafas atas, demam pada infeksi spesifik dan
primer.
c. Pneumonia Interstisial
9
a. Pneumonia tipikal, yang bercirikan tanda-tanda lobaris. Gambaran
H.influenza
khas.
c. Pneumonia aspirasi31
paparan asap rokok dan faktor lingkungan (polusi udara) merupakan faktor
10
resiko untuk terjadinya pneumonia. Faktor predisposisi yang lain untuk
seperti pada fibrosis kristik, apsirasi benda asing atau disfungsi silier.5
2.5 Patofisiologi
Pneumonia yang dipicu oleh bakteri bisa menyerang siapa saja, dari
bayi sampai usia lanjut. Pecandu alkohol, pasien pasca perasi, orang-orang
pneumonia itu ada dan hidup normal pada tenggorokan yang sehat. Pada saat
imun dan peradangan yang paling mencolok. Jika terjadi infeksi, sebagian
jaringan dari lobus paru, ataupun seluruh lobus, bahkan sebagian besar dari
lima lobus ( tiga di paru kanan, dan dua diparu kiri ) menjadi terisi cairan.
11
Dari jaringan paru, infeksi dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh melalui
12
2.6 Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis bisa berat yaitu sesak, sianosis, dapat juga gejalanya tidak
terlihat jelas seperti pada neonates. Gejala dan tanda pneumonia dapat
Gejala pada paru biasanya timbul setelah beberapa saat proses infeksi
berlangsung. Setelah gejala awal seperti demam dan batuk pilek, gejala nafas
cuping hidung, takipnea, dispnea dan apnea baru timbul. Otot bantu nafas
ditandai dengan nyeri pada daerah yang terkena. nyeri dapat berat sehingga
Abses pada kulit atau jaringan lunak seringkali didapatkan pada kasus
13
sinusitis dapat ditemukan dapat ditemukan pada kasus infeksi karena
Dengan adanya batuk, frekuensi nafas yang lebih cepat dari noramal serta
(frekuensi/menit ) (frekuensi/menit)
14
bronchial) bila ada proses konsilidasi. Ronki basah halus yang khas untuk
pasien yang lebih besar, mungkin tidak akan terdengar untuk bayi. Pada bayi
dan balita kecil karena volume toraks biasanya suara nafas saling nerbaur dan
sulit diindentifikasikan.7
seperti ini kadang-kadang sulit dijumpai pada seluruh kasus. Pneumonia BPS
(Bacterial Pneumonia Score) pada 136 anak usia 1 bulan 5 tahun dengan
netriofil absolute, jumlah bands dan foto polos dada ternyata mampu secara
jalan lahir atau ascending dari infeksi intrauterine. Kuman penyebab terutama
retraksi dan sianosis. Sepsis akan terjadi dalam hitungan jam, hamper semua
15
2.7 Langkah Diagnostik
2.7.1 Anamnesis
sesak nafas. Pada bayi, gejalanya tidak khas, sering sekali tanpa demam
dan batuk. Anak besar kadang mengeluh sakit kepala, nyeri abdomen
disertai muntah.14
reaksi dinding dada, grunting, dan sianosis. Pada bayi-bayi yang lebih
Pada pra-sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, batuk (non
dada. Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat dijumpai panas,
cuping hidung.
(ronkhi basah halus) yang khas pada anak besar, bisa juga ditemukan
pada bayi. Gejala lain pada anak besar adalah dull (redup) pada perkusi,
16
crackles (ronkhi basah halus) didaerah yang terkena. Iritasi pleura akan
anak berbaring kearah yang sakit dengan kaki fleksi. Rasa sakit dapat
informasi tambahan, misalnya efusi pleura. Pada bayi dan anak yang
macam:
karena atelektasis.
17
Gambaran pneumonia karena S aureus dan bakteri lain biasanya
non bakteri. Laju endap darah (LED) dan C reaktif protein juga
18
2.8 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Pneumonia Pada Balita
a). Umur
berkembang).15
1921 dan 1930 lebih didominasi oleh kaum laki laki dari pada
Orang kulit hitam lebih peka dibandingkan dengan ras lain karena
19
berhubungan dengan iklim yang hangat, sehingga peka terhadap
hitam.17
imunitas pada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa, karena
sistem itu belum matang. Oleh karena itu diperlukan lebih banyak
20
kombinasi vaksin-vaksin, di mana beberapa vaksin digabung
mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk
pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB. Jika anak positif
21
yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama
22
Yang mempunyai riwayat penyakit ISPA merupakan faktor risiko
23
dalam ASI, yang mudah diserap. Bila ibu kekurangan vitamin A
berkurang.22
badan dll.23
pernafasan.2
24
penting di semua tingkat dari sistem kekebalan tubuh berbagai
antaranya adalah :
a. Faktor Biologis
25
1. Bakteri (pneumococcus, Streptococcus, Stafilococcus, H.
coccydiodess).
b. Faktor Lingkungan
1. Karakteristik Lingkungan
26
proses terjadinya penyakit pada masyarakat, misal
lainya.
2. Kepadatan hunian
27
mikroorganisma di dalam lingkungan, sehingga kepadatan
menular.27
3. Ventilasi Rumah
2.9 Penatalaksaan
Bayi :
28
Anak :
Distres pernapasan
Pasien dengan saturasi oksigen 92% pada saat bernapas dengan udara
kamar harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box
oksigen
29
dengan baik dan mudah. Alternatifnya adalah co-amoxiclav,
30
Ceftriaxone 50mg/kg/kali 1x/hari S. pneumonia, H.
Dosis tunggal influenza
maks. 2 gram
Clindamycin 10mg/kg/kali Tiap 6 jam Grup A
Dosis tunggal Streptococcus, S.
maks. 1,2 gram aureus, S.
pneumoniae
(alternatif untuk
anak alergi beta
lactam, lebih jarang
menimbulkan
flebitis pada
pemberian IV dari
pada eritromisin)
Eritromisin 10mg/kg/kali Tiap 6 jam S. pneumonia,
Dosis tunggal Chlamydia
maks. 1 gram pneumonia,
Mycoplasma
pneumonia
2.10 Komplikasi
1. Efusi Pleura
efusi cukup banyak maka perlu dilakukan pungsi cairan pleura (pleura
31
Distress nafas berat
2. Abses Paru
minggu.29
3. Empiema/piopneumotoraks
4. Sepsis
5. Gagal Nafas
32
Pada kondisi gagal nafas, perlu dilakukan intubasi dan pemberian bantuan
ventilasi mekanik.29
lain:
mendapat perhatian.
33
ketidakmampuan. Pencegahan sekunder meliputi diagnosis dini dan
34
Melakukan perawatan yang ekstra pada balita di rumah, beri
35
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
No. RM : 115524
Usia : 3 bulan
Agama : Kristen
Alamat : Cingkes
Ayah Ibu
Pendidikan terakhir S1 D3
36
C. ANAMNESIS (alloanamnesa dengan ibu pasien)
1. Keluhan Utama
Batuk
Februari 2015 pukul 11.00 WIB oleh orang tua pasien dengan keluhan
Ibu OS juga mengatakan hal ini baru pertama kali dialami oleh
ini.
5 . Riwayat Pengobatan
perubahan.
37
6. Riwayat Alergi Obat dan Makanan
7. Riwayat Kelahiran
sesar di sebuah Rumah sakit yang ditolong oleh dokter. Usia kehamilan
denyut jantung <100x/menit. Berat badan saat lahir 3500 gram dan
8. Riwayat Imunisasi
BCG : Sudah
Hepatitis B : Sudah
Polio : Sudah
anak sebayanya.
38
11. Riwayat Sosial Ekonomi
1. Kesan umum
Suhu : 37C
Tinggi Badan : 65 cm
2. Pemeriksaaan Khusus
benjolan
39
Hidung : Bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada
Gigi dan mulut: Mukosa bibir tidak kering, tidak terdapat sianosis dan
pembengkakan tiroid
Thorak
Paru-paru
(-/-)
Jantung
40
Perkusi :
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler murni, murmur (-/-), gallop (-/-)
Abdomen
Palpasi :Soepel, turgor baik, Hepar dan lien tidak teraba, distensi
abdomen (-)
E. DIAGNOSIS BANDING
1. Pneumonia
2. Bronkiolitis
3. Bronkitis
F. DIAGNOSIS KERJA
Pneumoni
G. TATALAKSANA
1. Medikamentosa (Khusus )
41
- IVFD Dextrose 5% 0,5ml 10gtt/i (mikro)
- Sanmol 3X0,5 ml
2. Non-medikamentosa ( Umum )
H. PROGNOSIS
42
Follow Up : Kenzo Purba
43
BAB IV
KESIMPULAN
tingginya angka morbiditas dan mortalitas terutama pada bayi dan anak
balita.
3. Pneumonia adalah setiap penyakit radang paru yang dapat disebabkan oleh
bakteri, virus atau jamur. Bahan kimia atau agen lain bisa menyebabkan
44