Anda di halaman 1dari 7

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:

1. Apakah media video pembelajaran yang dikembangkan memenuhi criteria


validitas?
2. Apakah media video pembelajaran yang dikembangkan memenuhi criteria
kepraktisan?
3. Apakah media video pembelajaran yang dikembangkan memenuhi criteria
keefektifan?

Tujuan pengembangan

Adapun tujuan dari pengembangan media video pembelajaran adalah sebagai


berikut:

1. Untuk menghasilkan produk media video pembelajaran yang bersifat


valid.
2. Untuk menghasilkan produk media video pembelajaran yang bersifat
praktis
3. Untuk menghasilkan produk media video pembelajaran yang bersifat
efektif.

Manfaat pengembangan

Adapun manfaat dari pengembangan media video pembelajaran adalah


sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian akan menambah khasanah ilmu
pengetahuan di bidang pendidikan, khususnya dalam mengembangkan
media video pembelajaran
2. Manfaat praktis
a. Untuk siswa, dengan penggunaan media video pembelajaran,
diharapkan siswa dapat belajar dengan lebih baik dan menarik,
serta memberikan pengalaman belajar yang dapat membenagun
keterampilan metakognitif siswa sehingga kualits pembelajaran
meningkat
b. Untuk guru, memudahkan guru dalam memunculkan proses belajar
mengajar yang lebih berkualitas
c. Untuk sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan positif sebagai bahan ajar yang dapat menjadi contoh
untuk memunculkan pembelajaran yang lebih berkualitas.

Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan
atau Research and Development (R & D). Model pengembangan
produk yang digunakan merujuk pada model addie. Hal ini relevan
dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menghasilkan produk berupa
media video pembelajaranyang valid, praktis dan efektif.
Prosedur penelitian
1. Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan ADDIE, terdiri dari 5 tahap,
yaitu analyze (analisis), design (desain), development
(pengembangan), implementation (implementasi) dan evaluation
(evaluasi).
2. Prosedur pengembangan
Prosedur pengembangan media video pembelajaran ditunjukkan
pada gambar 3.1.

Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini dibuat berdasarkan kebutuhan penelitian, yaitu
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Adapun uraian mengenai
teknik pengumpulan data yaitu:
1. Validitas
Validitas diukur dengan menggunakan instrument validasi
media video pembelajaran yang dibuat oleh peneliti dan
diberikan kepada validator ahli untuk menilai validitas media
video pembelajaran . Tujuan validasi adalah untuk
mendapatkan media video pembelajaran yang valid agar dapat
di maksimalkan penggunaannya.
2. Kepraktisan
Kepraktisan diukur dengan instrumen respon siswa dan
instrument respon guru untuk melihat respon guru dan siswa
setelah menggunakan media video pembelajaran.
3. Keefektifan
Keefektifan diukur dengan melihat dua hal, yaitu aspek hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan
instrument hasil belajar.
Instrument Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan oleh
peneliti untuk mengambil data baik dari validator ataupun
responden yang telah menggunakan media video pembelajaran.
Adapun macam instrument dalam penelitian ini, yaitu:
1. Instrument validasi media video pembelajaran
Instrument validasi media video pembelajaran adalah
instrument yang diberikan kepada validator ahli untuk
menilai kevalidan materi, layout, dan juga kesiapan media
video pembelajaran untuk digunakan di sekolah.
2. Instrument respon guru
Instrument respon guru adalah lembar yang dibuat oleh
peneliti untuk mengetahui respon dan penilaian guru
terhadap media video pembelajaran yang telah digunakan
dalam penelitian.
3. Instrument respon siswa
Instrument respon siswa adalah lembar yang dibuat oleh
peneliti untuk mengetahui respon dan penilaian siswa
terhadap media video pembelajaran setelah
menggunakannya dalam proses belajar mengajar.
4. Instrumen hasil belajar siswa
Instrument tes hasil belajar siswa adalah alat yang
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam aspek
koginitifnya. Instrument tes hasil belajar siswa di
kembangkan sesuai dengan pengalaman belajar yang
ditampilkan oleh media video pembelajaran dan juga hasil
analisis kebutuhan siswa.

Teknik analisis data


1. Analisis validitas media video pembelajaran
Sebelum diuji cobakan, keseluruhan perangkat
pembelajaran termasuk produk video pembelajaran
yang telah dihasilkan terlebih dahulu dianalisis untuk
mengetahui valid atau tidaknya perangkat pembelajaran
dan media yang dikembangkan. Data yang diperoleh
dalam penelitian ini akan digunakan untuk merevisi
video pembelajaran yang dikembangkan agar
menghasilkan video pembelajaran yang layak dan
sesuai criteria yang ditentukan. Analisis data kevalidan
video pembelajaran meliputi analisis materi dan
keseluruhan konstruksi produk video pembelajaran.
analisis kevalidan materi dan video pembelajaran
berdasarkan saran yang diberikan oleh tim ahli berupa
bentuk/desain, penggunaan bahasa, dan isi video
pembelajaran.
Data hasil penilaian kevalidan keseluruhan perangkat
termasuk video pembelajaran dari validator/ahli,
dihitung nilai rata-rata V dar V1 dan V2 dengan V1=
nilai rata-rata yang diperoleh dari validator pertama,
V2= nilai rata-rata yang diperoleh dari validator kedua.
Nilai V selanjutnya dikonfirmasikan dengan interval
penentuan kategori validitas (Hobri, 2009) yang
ditunujukkan pada table 3.1.
Table 3.1. kategori validitas media video pembelajaran
nilai Keterangan
4.5 V 5 Sangat valid (SV)
3.5 V 4.5 Valid (V)
2.5 V 3.5 Cukup Valid (CV)
1.5 V 2.5 Kurang Valid (KV)
V< 1.5 Tidak Valid (TV)
Sumber : (Hobri, 2009)=> metedologi penelitian dan
pengembangan (developmental research) (aplikasi pada
penelitian pendidikan matematika). Jember: FKIP
Universitas Jember.

Setelah diperoleh media yang memiliki derajat validitas yang baik, selanjutnya
dilakukan uji coba terbatas di sekolah uji yang pada penelitian ini dilakukan di
kelas XI SMA Negeri x. Media video pembalajaran dinyatakan valid bila nilai
rata-rata yang diperoleh minimal 3.5.

2. Analisis kepraktisan media video pembelajaran

Menurut Khabibah (2006. Khabibah. Siti. Pengembangan model pembelajaran


matematika dengan soal terbuka untuk meningkatkan kreativitas siswa sekolah
dasar. Surabaya: uns), untuk menganalisis kepraktisan produk berdasarkan angket
yang diberikan untuk siswa dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

a. Memberikan skor untuk setiap item dengan jawaban sangat setuju (5),
setuju (4), ragu-ragu (3), tidak setuju (2), dan sangat tidak setuju (1).
b. Menjumlahkan skor total pada setiap siswa untuk setiap aspek.
c. Mencari rata-rata tiap aspek
d. Pemberian nilai kepraktisan dengan rumus berikut:


Setelah mendapatkan nilai rata-rata dari setiap aspek selanjutnya
kepraktisan dinilai dengan menggunakan criteria pengkategorian
kepraktisan yang ditunjukkan pada table 3.2
Table 3.2. criteria pengkategorian kepraktisan pembelajaran biologi
Interval skor
4 PR 5
3 PR 4
2 PR 3
1 PR 2
Sumber : Khabibah

Media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini dikatakan


praktis apabila telah mencapai kategori praktis atau sangan praktis
berdasarkan respon siswa dan guru. Media video pembelajaran biologi
dinyatakan praktis bila nilai rata-rata yang diperoleh lebih besar dari 3.0.

3. Analisis keefektifan media pembelajara


Keefektifan diukur dengan melihat peningkatan kesadaran metakognisi
siswa dan hasil belajar siswa melalui tes evaluasi pembelajaran setelah
belajar dengan menggunakan media video pembelajaran yang
dikembangkan peneliti.
a. Analisis data kesadaran metakognitif siswa
Analisis data metakognitif siswa dilakukan sebelum dan setelah
media video pembelajaran diterapkan di sekolah. Analisis data
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Melakukan rekapitulasi skor metakognitif siswa terhadap
pernyataan-pernyataan dengan ketentuan:
1= tidak pernah
2= sangat jarang
3= kadang-kadang
4= hamper setiap saat
5= setiap saat
Menentukan kategori setiap aspek metakognitif siswa dengan
ketentuan yang sesuai pada table 3.3.
Table 3.3. kategori penentuan aspek metakognitig
Interval skor Kategori
1 Met 1.49 Tidak baik
1.50 Met 2.49 Kurang baik
2.50 Met 3.49 Cukup baik
3.50 Met 4.49 Baik
4.50 Met 5.00 Sangat baik

Met = rata-rata skor setiap aspek metakognitif


Criteria yang digunakan untuk memutuskan media video
pembelajaran dapat meningkatkan metakognitif siswa adalah
dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi.

Selanjutnya peningkatan hasil kesadaran metakognitif siswa


dapat diketahui dengan menggunakan rumus gain
ternormalisasi. Adapun kategori gain ternormalisasi, dapat
dilihat pada table 3.4
Table 3.4. analisis kesadaran metakognitif siswa berdasarkan
kategori gain
Indeks gain Kategori
g 0.70 Tinggi
0.70 g > 0.30 Sedang
0.30 g rendah
Sumber : huke, 1999 (huke, R.R. 1999. Analyzing change/ gain
scores. Artikel (online),
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/analyzingchange-gain.pdf.

Media video pembelajaran dinyatakan efektif bila nilai rata-rata


yang diperoleh minimal 3.51 dan nilai indeks gain minimal
0.31.
b. Analisis data hasil belajar
Data hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh setelah
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan media video
pembelajaran. menurut Jerol E Kemp, dalam Hobri (2009), interval
skor penentuan tingkat penguasaan siswa ditetapkan sebagai berikur.
Table 3.5. criteria nilai hasil belajar siswa
Nilai interval Keterangan
0 TPS <40 Sangat rendah
40 TPS <60 Rendah
60 TPS < 75 Sedang
75 TPS <90 Tinggi
90 TPS 100 Sangat tinggi
HOBRI
Keefektifan dilihat dari ketuntasan pembelajaran dengan media video
pembelajaran dimana siswa yang mengikiuti pembelajaran mampu
mencapai tingkat penguasaan materi minimal sedang atau minimal
80% siswa yang mengikuti pembelajaran mampu mencapai skor 60
(skor maksimal adalah 100).

Anda mungkin juga menyukai