Anda di halaman 1dari 4

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Yth. 1. Komisaris Utama dan Ketua Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara
2. Direktur Utama Badan Usaha Milik Negara

SURAT EDARAN
NOMOR: SE- 05 /MBU/2013
TENTANG
ROADMAP MENUJU BUMN BERSIH

A. Umum
1. Menteri BUMN telah menerbitkan Keputusan Menteri BUMN No. SK-
439/MBU/2013 tanggal 14 Agustus 2013 tentang Pembentukan Tim Penyusunan
Roadmap BUMN Bersih (Tim RBB), dengan tugas utama menyusun Road Map
BUMN Bersih dari segala tindakan-tindakan penyimpangan dan/atau kecurangan
yang mengarah atau terkait dengan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.
2. Keputusan tersebut dibuat berkaitan dengan tekad mewujudkan BUMN yang
tangguh (nrofesional clan tahan 3onc:mgar2,-;.2aar.), (rriengutamakan
sistem, mutu, dan inovasi) serta bermartabat (bersih dari segala bentuk
penyimpangan dan kecurangan termasuk korupsi).
3. Berkenaan dengan hal tersebut, pada tanggal 25 September 2013 Menteri BUMN
telah mencanangkan Road Map menuju BUMN Bersih, yang dihadiri juga oleh
perwakilan dari Komisi Pemberantasan Korupsi, Badan Pemeriksa Keuangan,
Kejaksaan Agung, Kepolisian Republik Indonesia, dan Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan, serta beberapa anggota Direksi dari 38 BUMN.
B. Maksud dan Tujuan
1. Meningkatkan kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance/GCG), baik secara administratif maupun substantif;
2. Mewujudkan BUMN yang tangguh (profesional dan tahan goncangan/godaan),
unggul (mengutamakan sistem, mutu, dan inovasi) serta bermartabat (bersih dari
segala bentuk penyimpangan dan kecurangan termasuk korupsi).

C. Dasar /2
-2-

C. Dasar
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 Tentang
Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme (Lembaran Negara RI tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 3874);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4150);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi
Pemberantnsan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara RI Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3209);
5. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4297);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan,
Tugas Dan Kewenangan Menteri Keuangan Pada Perusahaan Perseroan (Persero)
Penisahaari Uinurri dari Pcnisaliaan Jawatan (Perian, Kepada Mcnteri
Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4305);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan, dan Pembubaran, Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara
Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4556);
D. Isi
Dalam rangka wewujudkan BUMN yang tangguh (profesional dan tahan
goncangan/godaan), unggul (mengutamakan sistem, mutu, dan inovasi) serta
bermartabat (bersih dari segala bentuk penyimpangan dan kecurangan termasuk
korupsi), kami beritahukan hal-hal sebagai berikut :
1. Kementerian BUMN akan meminta bantuan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) untuk secara periodik melakukan penilaian BUMN Bersih
melalui survai persepsi terhadap semua pemangku kepentingan (stakeholders),

yang /3
-3-

yang terdiri dan karyawan, pelanggan, rekanan (pemasok dan kontraktor), serta
kalangan masyarakat yang relevan.
2. Kriteria `bersih' yang digunakan dalam survai/penilaian tersebut secara garis
besar meliputi pelaksanaan pilar-pilar GCG: transparency, accountability,
responsibility, independency, dan fairness sebagai landasan sistem manajemen
mulai dari perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban; komitmen untuk
tidak melakukan segala bentuk fraud/kecurangan, termasuk di dalanmya segala
bentuk tindakan korupsi, menerima dan memberikan suap/gratifikasi.
3. Pada tahap pertama, Kementerian BUMN akan membuka kesempatan kepada
Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN yang telah siap menjadi
BUMN Bersih untuk mendaftarkan diri melalui surat yang ditujukan kepada
Menteri BUMN dan ditembuskan kepada Tim RBB. Pendaftaran tahap pertama
ini akan ditutup pada tanggal 31 Oktober 2013.
4. Bagi BUMN yang menyatakan diri siap, maka program pencapaiannya dapat
dilakukan secara berjenjang, yakni:
a. Pencapaian pada jajaran Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas serta
Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Anak paling lama dalam waktu 3
(tiga) bulan setelah berakhirnya batas waktu pendaftaran (Bersih Tingkat I);
b. Pencapaian pada jajaran 1 (satu) level di bawah Direksi paling lama 6 (enam)
bulan setelah berakhirnya batas waktu pendaftaran (Bersih Tingkat II);
(' Pr.r,c-Iriqiart nqr.1.1 1-,/gran k/If-rnalpr rign qbqt m_191-1qtpr, P;Tyninqn lairmva
-

(dua) tingkat di bawah direksi paling lama 9 (sembilan) bulan setelah


berakhirnya batas waktu pendaftaran (Bersih Tingkat III)
5. Survai persepsi terhadap BUMN-BUMN yang telah mendaftarkan diri akan
dilakukan oleh BPKP. Pelaksanaan survai dapat dimulai 3 (tiga) bulan setelah
berakhirnya batas waktu pendaftaran, dimulai dari jenjang:
a. jajaran Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan Pengawas serta Direksi dan
Dewan Komisaris Perusahaan Anak;
b. jajaran 1 (satu) level di bawah Direksi
c. jajaran Manajer dan Jabatan-Jabatan Pimpinan lainnya 2 (dua) tingkat di
bawah direksi

6. BPKP /4
-4-

6. BPKP melaporkan hasil penilaian BUMN Bersih melalui survai persepsi kepada
Menteri BUMN dan selanjutnya oleh Tim RBB akan dikompilasi untuk
dilaporkan kepada Menteri BUMN sebagai salah satu bahan evaluasi kinerja
manajemen BUMN yang bersangkutan.
7. BUMN yang belum siap menjadi BUMN Bersih hingga tanggal 31 Oktober 2013
(belum mendaftarkan diri), secara bergiliran akan diminta berkonsultasi dengan
Tim RBB, khususnya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kendala-kendala
yang dihadapi, tambahan waktu yang diperlukan untuk siap menjadi BUMN
Bersih, dan hal-hal yang relevan lainnya. Selanjutnya Tim RBB akan melaporkan
hasil konsultasi tersebut kepada Menteri BUMN sebagai salah satu bahan evahiasi
terhadap kinerja manajemen BUMN yang bersangkutan.
8. Setiap BUMN baik yang.sudah mendaftar maupun yang belum mendaftar sebagai
BUMN Bersih diminta melengkapi perangkat GCG-nya dengan menerapkan
Whistle Blowing System, Code of Conduct terkini, melengkapi laporan LHKPN
sekurang-kurangnya 3 (tiga) jenjang jabatan, service level agreement bagi BUMN
yang melaksanakan public service obligation, corporate social responsibility,
serta kewajiban-kewajiban lain secara hukum dan etika.
E. Penutup
Surat Edaran ini berlaku bagi seluruh BUMN.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 30 September 2013
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA,

Anda mungkin juga menyukai