OLEH :
RIDWAN A. MANAO
2013610161
Tahap perkembangan keluarga dibagi menurut kurun waktu tertentu yang dianggap
stabil. Menurut Rodgers cit Friedman (1998), meski setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, tetapi secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yg sama.
Tahap ini dimulai disaat anak berusia 6 tahun (sejak mulai sekolah ) & berakhir pada
waktu anak berusia 12 tahun. Pada tahap ini umumnya keluarga mencapai jumlah maksimal
maka keluarga sangat sibuk. Tidak Hanya aktivitas di sekolah, masing-masing anak
mempunyai minat sendiri. Demikian pula dengan sosok orangtua memiliki aktivitas yg tidak
sama dengan anak.
Tugas perkembangan keluarga
1. Membantu proses sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah & lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan & biaya kehidupan yg makin meningkat, termasuk juga
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
4. Pada tahap ini anak butuh berpisah dengan orang tua, berikan peluang pada anak
untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah ataupun diluar sekolah.
Tugas perkembangan
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki periode masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran & kegiatan rumah tangga.
G. Tahap VII- Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada waktu anak yg terakhir meninggalkan rumah & berakhir disaat
pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase ini dianggap sulit
lantaran masa usia lanjut, perpisahan dengan anak & perasaan gagal sebagai orang tua.
Tugas perkembangan
1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan jalinan yg memuaskan dengan teman sebaya & anak-anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.
Konsentrasi mempertahankan kesehatan pada gaya hidup sehat, diet seimbang, olah
raga teratur, menikmati hidup, pekerjaan & lain sebagainya.
Peran Perawat
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran perawat
menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan
ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
b. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
c. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
d. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.
e. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
f. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
g. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
Peran Perawat Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang berkumpul dan tinggal di satu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. Kualitas kehidupan keluarga yang diukur dari tingkat kemampuan
setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Tahapan kualitas keluarga
tersebut di bagi menjadi 5 bagian diantarnya sebagai berikut :
a. Keluarga PRASEJAHTERA : keluarga yang belum mampu memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan spiritual, sandang, pangan, papan,
kesehatan dan KB.
b. Keluarga SEJAHTERA TAHAP I : keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial-
psikologisnya. Seperti kebutuhan akan pendidikan, interaksi dalam keluarga, interaksi
dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.
c. Keluarga SEJAHTERA TAHAP II : keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan
fisik dan sosialpsikologisnya akan tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangan seperti kebutuhan akan informasi.
d. Keluarga SEJAHTERA TAHAP III : keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan fisik, sosialpsikologis dan pengembangannya, namun belum dapat
memberikan sumbangan secara teratur kepada masyarakt sekitarnya.
e. Keluarga SEJAHTERA TAHAP III PLUS : keluarga yang telah dapat memenuhi
seluruh kebutuhannya serta memiliki kepedulian yang tinggi dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga sekitarnya.
Peran Perawat Di dalam pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai
beberapa peran antara lain :
1. Pendidik : tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu,
keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat harus
mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh yang positif
tentang kesehatan.
2. Konsultan dan Kolaborasi : perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam
mengatasi masalah keamanan keluarga. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada
perawat maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
bersikap terbuka dan dapat dipercaya.
3. Pemberi pelayanan kesehatan/peaksana kesehatan : sesuai dengan tugas perawat yaitu
memberi Asuhan Keperawatan yang professional kepada individu, keluarga dan
masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat
"promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses keperawatan yaitu
metodologi pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-
langkah sebagai subproses.
4. Pengawas kesehatan : perawat harus melakukan home visit atau kunjungan rumah
yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengajian tentang kebutuhan
keamanan kline dan keluarga
5. Role model : perilaku yang ditampilkan perawat dapat dijadikan panutan. Panutan ini
digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama PHBS. Menampilka
profesionalisme dalan berkerja.
6. Fasilitator : perawat harus mampu menjembatani dengan baik terhadap pemenuhan
kebutuhan keamanan klien dan keuarga sehingga fakto risiki dalam ketidak
pemenuhan kebutuhan keamanan dapat diatasi.
7. Modofokasi lingkungan : perawat harus dapat memodifikasi lingkungan baik
lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta lingkungan yang
sehat dalam menunjang pemenuhan kebutuhan keamanan.
8. Manajer : perawat mempunyai peran dan tanggu jawab dalam mengelola pelayan,
maupun pendidikan keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya sesuai
dengan konsep managemen keperawatab dalam kerangka paradigm keperawatan.
Sebagai pengelola perawat berperan dalam memanta dan menjamin kualitas asuja
keperawatan serta organisasi dan mengendalikan system kesehatan
9. Penemu Kasus : erawat melakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di
masyarakat dan dapat berpengaruh pada penurunan kesehatan, bahkan mengancam
kesehatan. Selanjutnya penelitian dilaksanakan untuk menemukan faktor yang
menjadi pencetus atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui kegiatan
penelitian dan hasilnya akan diaplikasikan dalam praktek keperawatan
Masalah dan Tindak Lanjut
Kenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga sejahtera masih
banyak ditemukan hambatan/masalah antara lain :
1. Faktor Keluarga : keluarga menolak kehadiran perawat, ketidak percayaan masyarakat
terhadap perawat, ada istiadat, ekonomi, dll.
2. Faktor Perawat : secara kuantitas jumlah perawat masih kurang. Secara kualitas,
belum optimal. Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang berbeda-beda,
kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri yang kurang.
Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga sering
diabaikan oleh masyaakat. Perilaku/kebiasaan sebagai "perawat tempo dulu" sehingga
sulit berkembang menjadi Mitra Dokter. Kompensasi yang berlebihan dengan rasa
sesama Corps ( " ESPRIT DE CORPS ") yang kurang. Masih ada perawat yang
bekerja di luar wewenangnya sebagai perawat.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA