Anda di halaman 1dari 237

KEJAKSAAN NEGERI SEMARANG

SURAT TUNTUTAN

No : PDM-183/SMG/Ep.2/03/2014

TERDAKWA :

RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M.

1
KEJAKSAAN NEGERI SEMARANG P-42
UNTUK KEADILAN

SURAT TUNTUTAN
Nomor Reg. Perkara: PDM-183/SMG/Ep.2/03/2014

Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Semarang dengan


memperhatikan hasil pemeriksaan sidang dalam perkara atas nama terdakwa:

Nama Lengkap : RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M.


Tempat Lahir : Jakarta
Umur/ Tanggal Lahir : 54 Tahun/8 Maret 1960
Jenis Kelamin : Laki- Laki
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jalan Niaga No. 34, Pondok Indah, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Pekerjaan : Presiden Direktur PT. Sutera Intercine Films
Pendidikan : Strata-2

Berdasarkan surat Penetapan Hakim/Hakim Ketua pada Pengadilan Negeri


Semarang No.148/Pen.Pid/2014/PN.SMG tertanggal 19 Juni 2014 (Acara
Pemeriksaan Biasa) terdakwa dihadapkan kedepan persidangan dengan dakwaan
sebagaimana berikut:
A. DAKWAAN
KESATU :
PRIMAIR :
Bahwa ia Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. selaku Presiden
Direktur dari PT. Sutera intercine films yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus 2000,
secara bersama-sama dengan Saksi DHIMAS BAYU MARINDRA, S.Sn., M.Sn.
Selaku Sutradara dari film Java Attack, Saksi MUHAMMAD HAFIDZ HABIBIE,
S.Sn selaku Penata artistik dari film Java Attack, dan Saksi HARTONO, S.T.,
M.Sc. selaku kru penata artistik dari film Java Attack (dilakukan penuntutan
secara terpisah), pada tanggal 16 Februari 2014 sampai 8 Maret 2014 atau
setidak-tidaknya pada bulan Fabruari sampai Maret 2014, bertempat di Pantai
Marina Semarang yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Semarang atau setidak-

2
tidaknya di suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Negeri Semarang, sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh
lakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut,
atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang mana perbuatan
tersebut dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha, dilakukan
Terdakwa dengan cara-cara sebagai berikut:
Bahwa ia Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. adalah selaku Presiden
Direktur PT. Sutera intercine films, yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus
2000, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menentukan garis
besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau semua kegiatan pada perusahaan,
bertanggung jawab atas kesejahteraan perusahaan dan seluruh karyawan;

Bahwa PT. Sutera Intercine Films, berkantor di Jalan Pluit Timur Nomor 88
Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta yang
bergerak dalam Rumah Produksi (Production House) dan didirikan berdasarkan
Akta Notaris Nomor 11/Akt.Not/III/2000 tanggal 6 Maret 2000 dihadapan
Notaris Saudara Dimitri Bustami, S.H., M.Kn. dan disahkan sebagai badan
hukum oleh Departemen Hukum dan Perundang-undangan dengan Nomor
Pengesahan C-00117 HT. 03. 00. TH. 2000 pada tanggal 9 Maret 2000,
dalam rangka penanaman modal , dimana selaku pemegang saham adalah :
36. Rendi Andika S.I.Kom., M.M sahamnya 40%
37. Lalu Abdi S.Mb., M.M sahamnya 35%
38. Provita S.Mb., MMSI sahamnya 25%

Bahwa pada tanggal 6 Desember 2010 Dilakukan RUPS tahunan dengan


No.176/RUPS/XII/2010. Dalam RUPS tersebut di buat poin kesepakatan
kewenangan Rendi Andika, S.I.Kom., M.M untuk mengambil keputusan dalam
produksi film. Poin-poin hasil RUPS sebagai berikut :
- Terdakwa memiliki kewenangan tertinggi dalam seluruh film yang
diproduksi oleh PT Sutera Intercine Films.
- Pembuatan film yang dalam pembuatannya membutuhkan bahan peledak,
wajib menggunakan bahan peledak yang aman;

Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films dalam

3
menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk memproduksi
film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film tersebut akan
dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat Arab guna berkerja
sama dalam bidang financial dalam pembuatan film Java Attack yang telah
tertuang didalam kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
pada tanggal 20 Februari 2011 yang memiliki poin-poin penting seperti:

1. Saudara Nur Zahara B.A diberi hak untuk intervensi dalam hal:
- Pemilihan kru film
- Kegiatan produksi film
2. Terdakwa memegang hak tertinggi untuk mengambil keputusan selama
proses penggarapan film Java Attack ;

Bahwa Terdakwa, Saudara Nur Zahara B.A., dan Saudara Yuni Ramayani
Tambun, S.I.Kom sebagai asisten dari Terdakwa melakukan pertemuan pada
tanggal 1 Maret 2011 dikantor PT. Sutera Intercine films yang berada di Jalan
Pluit Timur Nomor 88 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta
Utara, DKI Jakarta untuk membahas pembentukan kru film yang akan
menggarap film Java Attack;

Bahwa pada pertemuan tanggal 1 Maret 2011 saudara Nur Zahara B.A.
Menunjuk Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. Sebagai Sutradara dari
film Java Attack. Serta Saksi Dhimas Bayu Marinrdra S.Sn., M.Sn.
Diamanahkan untuk membentuk kru film yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan film Java Attack ;

Bahwa Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. Melakukan pertemuan pada
tanggal 5 Maret 2011 dengan beberapa orang untuk membentuk kru film.
Dalam pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,
menunjuk Saudara Hafizha, S.I.Kom sebagai Manajer Lokasi dan Saksi
Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. sebagai penata artistik ;

Bahwa pembuatan film Java Attack telah mendapat izin dari Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata pada tanggal 23 April 2012 dengan nomor surat
B/F.VI/04/2012 ;

4
Bahwa pada tanggal 25 Juni 2012 Saudara Zahra Chanafi, Saudara Chika
Marsha dan Saudara Giyan Budioni yang mana diketahui sebagai pemeran
utama dalam film Java Attack mendatangi kantor PT. Sutera Intercine Films
untuk membuat kontrak kerja dan mengambil naskah film ;

Bahwa pada Tanggal 15 November 2012 dimulailah proses pembuatan film


Java Attack dengan para pemeran hasil dari audisi dan kru film yang telah
ditetapkan. Java Attack telah direncanakan akan tayang pada awal tahun 2014;

Bahwa dalam film Java Attack terdapat adegan pengeboman kapal yang
dilakukan di Pantai Marina Semarang sesuai dengan rekomendasi dari Saudara
Hafizha, S.I.Kom selaku manajer lokasi ;

Bahwa pada tanggal 25 Januari 2013 diadakan pertemuan antara Saudara Nur
Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., Saudara Yuni
Ramayani Tambun, S.I.Kom selaku Asisten Terdakwa, Saudara krisno
Hutagalung selaku penulis naskah, Saudara Hafizha, S.I.Kom. dan Saksi
Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn. di Unnes Hotel and Convention Centre yang
berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading Nomor 77, Kelurahan Kelapa
Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pertemuan tersebut
membahas secara rinci pembuatan film Java Attack, terutama pada adegan
pengeboman di Pantai Marina Semarang ;

Bahwa dalam pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman mengunakan


bahan peledak Dayagel Pulsar sesuai dengan usulan dari Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn. Selaku sutradara ;

Bahwa pada rentang waktu 26 Januari 2013 sampai dengan 28 Januari 2013
Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., beserta team kerja artistiknya
mencari informasi untuk mendapatkan Dayagel Pulsar, sesuai dengan hasil
pertemuan pertama. Dalam rentang waktu tersebut, diketahui bahwa bahan
peledak Dayagel Pulsar di embargo untuk pembuatan film ;

Bahwa pada tanggal 29 Januari 2013 Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Menghubungi Saksi Hartono S.T., M.Sc. Sebagai orang yang dipercaya untuk
memperoleh informasi tentang bahan peledak selain Dayagel Pulsar, Saksi

5
Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. Menghubungi Saksi Hartono S.T., M.Sc. Via
Line dengan ID : Hartonoops guna mendapatkan bahan peledak yang memiliki
daya ledak yang lebih besar agar ledakan dalam adegan tersebut terlihat nyata,
dalam percakapan tersebut Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Menanyakan tentang Nitrogliserin, dimana bahan tersebut merupakan bahan
dengan daya ledak tinggi dan dapat merusak lingkungan apabila penggunaanya
tidak dilakukan dengan sangat hati-hati ;

Bahwa Pada tanggal 7 Februari 2013 diadakan pertemuan kembali antara


Saudara Nur Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn., Saudara
Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom, Saudara Krisno Hutagalung, S.T., Saudara
Hafizha , S.I.Kom., Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., di Unnes Hotel
and Convention Centre atas usulan dari Saksi Muhammad Hafidz Habibie,
S.Sn. karena ada kendala properti. Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn.
mengusulkan untuk menggunakan bahan peledak Nitrogliserin, karena bahan
peledak berupa Dayagel Pulsar tidak bisa didapatkan karena adanya embargo
impor yang mengakibatkan bahan peledak yang digunakan untuk pembuatan
film dilarang. Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. selaku sutradara
keberatan menggunakan Nitrogliserin karena dapat mengakibatkan dampak
yang sangat berbahaya bagi kru, pemain dan lingkungan sekitar di Pantai
Marina Semarang ;

Bahwa pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn.
mengusulkan menggunakan bahan peledak Black Powder, dikarenakan sifatnya
yang aman dan memiliki daya ledak rendah, ia berpendapat bahwa ledakan bisa
dibuat terlihat nyata setelah melalui proses editing, seluruh kru film
menyepakati usulan Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. ;
Bahwa pada tanggal 8 Februari 2013 Saudara Yuni Ramayani Tambun,
S.I.Kom selaku asisten Terdakwa segera menyerahkan hasil rapat dalam bentuk
tulisan yang ditulis oleh notulensi Saudara Muhammad Bahrul Amiq tentang
hasil rapat pada tanggal 7 Februari 2013 dan ditanda tangani oleh Saudara Nur
Zahara B.A ;

Bahwa setelah melihat dan memahami hasil rapat, Terdakwa menghubungi


Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn., via Line dengan ID : Habibieganzz
guna menanyakan keberatan Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn.,
menggunakan Nitrogliserin, dan menanyakan tentang Nitrogliserin yang

6
dimaksud ;

Bahwa Terdakwa melangsungkan pertemuan dengan Saksi Dhimas Bayu


Marindra S.Sn., M.Sn., dan Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. Dalam
pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang
menggunakan bahan peledak Black Powder, sesuai dengan hasil rapat
tertanggal 7 Februari 2013;

Bahwa karena semua Izin Lokasi telah didapat Saudara Hafizha, S.I.Kom pada
tanggal 10 Januari 2014 mendatangi kantor PT. Indo Perkasa Usahatama yang
beralamat di Komplek Puri Anjasmoro Blok F-1/8, Tawangaglikkidul,
Semarang, untuk mengajukan Izin Lokasi dengan melampirkan :
1. Izin Lokasi dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah Nomor
SI/30/2/2014/DIRINTELKAM yang didapat pada tanggal 10 Desember
2013
2. Izin Lokasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
dengan tembusan kepada Pemerintah Kota Semarng Nomor
014/DISBUDPAR.SMG/01/2014 yang didapat pada tanggal 6 Januari
2014
Dengan dilengkapinya Izin Lokasi dari Instansi Pemerintahan Maka Pihak
Pengelola pemberikan Izin lokasi untuk PT. Sutera Intercine Films yang
dikeluarkan pada tanggal 10 Januari 2014 dengan Nomor 021/SIF/01/2014;

Bahwa pada tanggal 3 Februari 2014 dilakukan syuting pertama dengan adegan
pengeboman di Pantai Marina Semarang menggunakan bahan peledak Black
Powder, proses syuting ini diawasi oleh pihak Polisi Resort Semarang ;

Bahwa pada tanggal 10 Februari 2014 Terdakwa memberikan tanggapan


kurang puas atas adegan pengeboman yang dilakukan pada tanggal 3 Februari
2014, Terdakwa juga mengajak Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn,
untuk melakukan proses syuting ulang adegan pengeboman yang akan dibahas
lebih lanjut pada pertemuan tanggal 16 Februari 2014;

Bahwa pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and Convention Centre
yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading Nomor 77, Kelurahan
Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara diadakan
pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi

7
Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn. dan Saksi Hartono S.T., M.Sc. Untuk
membahas proses syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin;

Bahwa pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.
Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan nitrogliserin,
yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan nitrogliserin biaya yang
akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan sangat besar karena
membutuhkan biaya tinggi untuk membuat nitrogliserin selain itu dikarenakan
sifat Nitrogliserin yang kurang stabil sangat berbahaya bagi orang-orang yang
berada tidak jauh dari Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki
nilai lebih pada ledakan yang akan dihasilkan;

Bahwa Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan nitrogliserin


dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya ledakan yang dihasilkan
dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi semakin menarik dan dari
hasil penjualan film tersebut PT. Sutera Intercine Films akan meraup
keuntungan yang besar;

Bahwa dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi Hartono, S.T.,


M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java Attack, dimana
Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan menggunakan
Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi Hartono, S.T., M.Sc.
menyetujui tawaran tersebut ;

Bahwa dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk melakukan


syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin,

Bahwa sesuai dengan kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 Saksi


Hartono S.T., M.Sc. Bertugas untuk menyediakan Nitrogliserin. Saksi Hartono
S.T., M.Sc. mendapatkan Nitrogliserin dengan cara membuat sendiri bahan
peledak tersebut di rumahnya yang beralamat Jalan Pramuka Nomor 10,
Semarang, Jawa Tengah ;

Bahwa kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 bertentangan dengan hasil


RUPS pada tanggal 6 Desember 2010 No.176/RUPS/XII/2010, dimana hasil
RUPS yang seharusnya dijalankan oleh Terdakwa adalah dalam pembuatan

8
film Java Attack dilarang menggunakan bahan peledak berbahaya;

Bahwa Terdakwa selaku Presiden Direktur PT Sutera Intercine Films tidak


mengindahkan hasil RUPS tersebut dengan cara membuat kesepakatan bersama
dengan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., saksi Muhammad Hafidz
Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc. untuk melakukan syuting ulang
adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang menggunakan bahan peledak
Nitrogliserin;

Bahwa diketahui Nitrogliserin merupakan bahan peledak berbahaya yang


merupakan zat kimia yang berbentuk cair yang tidak stabil dan mudah meledak.
Berikut ini adalah sifat dan ciri-ciri dari nitrogliserin :
Tabel :
Ciri-Ciri Nitrogliserin
Rumus Kimia C3H5N3O9
Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning ketika
membusuk karena pH berasam

Bahwa diketahui Nitrogliserin sangat berbahaya sehingga dilarang keras


digunakan kecuali untuk keperluan militer dan industri, yang diatur dengan
ketentuan khusus. Segala ketentuan tersebut diatur oleh Keputusan Presiden
Nomor 14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden
Nomor 5 Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana
Telah Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 dan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak

9
Komersial ;

Bahwa diketahui terdakwa juga telah melanggar Keputusan Presiden Nomor


14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 5
Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana Telah
Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 pada Pasal 2
yang berbunyi :
Pengadaan beserta distribusi bahan peledak dan atau komponennya di
seluruh wilayah Indonesia dilakukan oleh:
a. PT (PERSERO) Dahana, untuk bahan peledak militer dan bahan
peledak industri (komersial); dan
b. PT Multi Nitrotama Kimia dan PT Tridaya Esta, khusus untuk
bahan peledak industri (komersial).

Bahwa terdakwa juga tidak mengindahkan peraturan lain yang ada yaitu
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak
Komersial pada Pasal 26 Huruf f yang berbunyi :
Izin pembelian dan penggunaan bahan peledak, permohonan rekomendasi
diajukan kepada Kapolda u.p. Dirintelkam Polda dengan dilengkapi
persyaratan:
1. rincian jenis dan jumlah kebutuhan bahan peledak yang akan dibeli;
2. rencana penggunaan bahan peledak;
3. Surat Pernyataan Pengguna Akhir (SPPA);
4. data Kepala Teknik;
5. data Juru Ledak atau Juru Tembak;
6. fotokopi izin pemilikan, penguasaan dan penyimpanan bahan peledak;
7. fotokopi izin gudang bahan peledak;
8. laporan sisa persediaan atau stock bahan peledak yang dimiliki;

Bahwa pada tanggal 3 Maret 2014 Saudara Hafizha, S.I.Kom., mendatangi


pihak pengelola Pantai Marina Semarang untuk membujuk pihak pengelola
agar memberikan izin kembali untuk menggunakan Pantai Marina Semarang,
walaupun perizinan belum didapat, dan Pihak Pengelola mengizinkan dengan
syarat perizinan segera menyusul tak lama setelah adegan dilakukan ;

Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 tepatnya pada pukul 10.00 WIB proses

10
syuting kedua dengan adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang
dilaksanakan, Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn selaku Sutradara
menginstruksikan kepada Saksi Hafizha, S.I.Kom, Saksi Muhammad Hafidz
Habibie, S.Sn., dan Saksi Hartono S.T., M.Sc. untuk mengondisikan lokasi
syuting dan bahan peledak yang akan digunakan untuk adegan pengeboman ;

Bahwa adegan pengeboman dilakukan sebanyak tiga kali, adegan bom pertama
dilakukan pada sekitar pukul 10.30 WIB dengan menggunakan Nitrogliserin
sebanyak 1 botol dengan volume 100 ml Nitroliserin , adegan bom kedua
dilakukan pada sekitar pukul 11.15 WIB dengan menggunakan Nitrogliserin
sebanyak 2 botol dengan volume 200 ml Nitroliserin, dan pada saat adegan
pengeboman ketiga yaitu pada pukul 13.00 WIB dengan menggunakan
Nitrogliserin sebanyak 3 botol dengan volume 300 ml Nitroliserin, pengeboman
ketiga dilakukan dengan tidak ketelitian dari saksi Hartono, S.T., M.Sc. yang
kurang memperhitungkan ledakan yang dihasilkan dari 3 botol Nitrogliserin
yang telah disiapkan, karena ledakan yang dihasilkan memicu ledakan dari
Nitrogliserin tidak dipakai yang berada tidak jauh dari peledakan tersebut yang
diketahui nitrogliserin berjumlah 1100 ml sehingga mengakibatkan ledakan
yang sangat besar yang mencapai radius 100 meter dan mengakibatkan
rusaknya sebagian sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan, tumbuh-
tumbuhan dan padang lamun yang menjadi bagian dari ekosistem laut perairan
Pantai Marina Semarang ;

Bahwa dengan adanya ledakan yang terjadi di Pantai Marina Semarang pada
tanggal 8 Maret 2014 mengakibatkan dilampauinya Kriteria baku
Kerusakan Lingkungan Hidup yaitu Ekosistem Terumbu Karang dan Padang
Lamun di Pantai Marina Semarang ;

Bahwa Pihak Pengelola dan Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang biota laut di Pantai Marina
Semarang khususnya ekosistem terumbu karang dan padang lamun, berikut ini
hasil penelitian pada titik ledakan yang luasnya 31.400 m2 dan 300 m dari bibir
pantai sebelum terjadi ledakan ;

11
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Februari 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 32
(HC)
Dead Coral
2 21
(DC)
Dead Coral
3 13
Algae (DCA)
Soft Coral
4 27
(SC)
Soft Coral
5 19
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria Rusak (Buruk)
kecuali Bentuk Pertumbuhan Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 13 Februari 2014
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
JENIS PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
NO. PADANG (%) Padang Lamun
LAMUN Penutupan Penutupan
Jenis (Ci) Relatif BAIK RUSAK

12
(RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 48,94 42,67
rotundata

Cymodocea
2 33,06 31,63
serrulata

Halodule
3 27,71 22,90
uninervis

Halophila
4 23,64 21,03
ovalis

Thalassia
5 43,95 41,02
hemprichii

Syringodium
6 12,93 9,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata
dan Thalassia hemprichii yang masuk dalam kategori Rusak
(Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Bahwa Pihak Pengelola dan Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang segera melakukan penelitian lagi untuk memastikan kondisi dari
biota laut yang berada pada titik ledakan tersebut yang luasnya 100 m2 dan 300
m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitiannya :

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Maret 2014

13
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang
Bentuk Hasil Penelitian
NO
Pertumbuha Persentase
. Rusak Baik
n Tutupan (%)

Buruk BAIK
SEDANG BAIK
SEKALI
(0- 24,9) 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 23
(HC)
Dead Coral
2 14
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 20
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis pertumbuhan terumbu karang masuk dalam kriteria


Rusak (Buruk), Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang. Serta terdapat penurunan yang
sangat signifikan pada persentase tutupan semua jenis
pertumbuhan terumbu karang tersebut apabila dibandingkan
dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Semarang pada tanggal 10 Februari 2014.
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 11 Maret 2014
Hasil Penelitian
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
PERSENTASE
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
PENUTUPAN
JENIS Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
(%)
NO. PADANG Penutupan Penutupan BAIK RUSAK
LAMUN Jenis (Ci) Relatif
(RCi) KURANG
KAYA/ SEHAT MISKIN
KAYA/KURANG
60 29,9
SEHAT

14
30 59,9

Cymodocea 29,94 28,67


1
rotundata

23,56 21,82
Cymodocea
2
serrulata

Halodule 19,79 18,93


3
uninervis

Halophila 16,64 16,03


4
ovalis

Thalassia 32,65 31,92


5
hemprichii

Syringodiu 9,73 6,91


6 m
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Thalassia hemprichii yang masuk dalam
kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Dan terdapat penurunan yang signifikan
pada tiap persentase tutupan padang lamun apabila
dibandingkan dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan
dan Perikanan Kota Semarang pada tanggal 13 Februari 2014.

Perbuatan Terdakwa tersebut Sebagaimana diatur dan diancam pidana


dalam Pasal 98 ayat (1) jo Pasal 116 Undang-Undang No 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup jo Pasal 55 ayat
(1) ke -1 KUHP.

15
KESATU
SUBSIDER :
Bahwa ia Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. selaku Presiden
Direktur dari PT. Sutera intercine films yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus 2000,
secara bersama-sama dengan Saksi DHIMAS BAYU MARINDRA, S.Sn., M.Sn.
Selaku Sutradara dari film Java Attack, Saksi MUHAMMAD HAFIDZ HABIBIE,
S.Sn. selaku Penata artistik dari film Java Attack, dan Saksi HARTONO, S.T.,
M.Sc. selaku kru penata artistik dari film Java Attack(dilakukan penuntutan
secara terpisah), pada tanggal 8 Maret 2014 atau setidak-tidaknya pada bulan
Maret 2014, bertempat di Pantai Marina Semarang yang beralamat di Jalan Yos
Sudarso, Semarang atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Semarang, sebagai orang yang
melakukan, yang menyuruh lakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan yang karena kelalaianya mengakibatkan dilampauinya baku mutu
udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup yang mana perbuatan tersebut dilakukan oleh,
untuk, atau atas nama badan usaha, dilakukan Terdakwa dengan cara-cara
sebagai berikut:

Bahwa Ia Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. adalah selaku Presiden


Direktur PT. Sutera intercine films, yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus
2000, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menentukan garis
besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau semua kegiatan pada perusahaan,
bertanggung jawab atas kesejahteraan perusahaan dan seluruh karyawan;

Bahwa PT. Sutera Intercine Films, berkantor di Jalan Pluit Timur Nomor 88
Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta yang
bergerak dalam Rumah Produksi (Production House) dan didirikan berdasarkan
Akta Notaris Nomor 11/Akt.Not/III/2000 tanggal 6 Maret 2000 dihadapan
Notaris Saudara Dimitri Bustami, S.H., M.Kn. dan disahkan sebagai badan

16
hukum oleh Departemen Hukum dan Perundang-undangan dengan Nomor
Pengesahan C-00117 HT. 03. 00. TH. 2000 pada tanggal 9 Maret 2000,
dalam rangka penanaman modal , dimana selaku pemegang saham adalah :
39. Rendi Andika S.I.Kom., M.M sahamnya 40%
40. Lalu Abdi S.Mb., M.M sahamnya 35%
41. Provita S.Mb., MMSI sahamnya 25%

Bahwa pada tanggal 6 Desember 2010 Dilakukan RUPS tahunan dengan


No.176/RUPS/XII/2010. Dalam RUPS tersebut di buat poin kesepakatan
kewenangan Rendi Andika, S.I.Kom., M.M untuk mengambil keputusan dalam
produksi film. Poin-poin hasil RUPS sebagai berikut :
- Terdakwa memiliki kewenangan tertinggi dalam seluruh film yang
diproduksi oleh PT Sutera Intercine Films.
- Pembuatan film yang dalam pembuatannya membutuhkan bahan peledak,
wajib menggunakan bahan peledak yang aman; .

Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films dalam
menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk memproduksi
film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film tersebut akan
dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat Arab guna berkerja
sama dalam bidang financial dalam pembuatan film Java Attack yang telah
tertuang didalam kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
pada tanggal 20 Februari 2011 yang memiliki poin-poin penting seperti:

1. Saudara Nur Zahara B.A diberi hak untuk intervensi dalam hal:
- Pemilihan kru film
- Kegiatan produksi film
2. Terdakwa memegang hak tertinggi untuk mengambil keputusan
selama proses penggarapan film Java Attack ;

Bahwa Terdakwa, Saudara Nur Zahara B.A., dan Saudara Yuni Ramayani
Tambun, S.I.Kom sebagai asisten dari Terdakwa melakukan pertemuan pada
tanggal 1 Maret 2011 dikantor PT. Sutera Intercine films yang berada di Jalan
Pluit Timur Nomor 88 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta
Utara, DKI Jakarta untuk membahas pembentukan kru film yang akan

17
menggarap film Java Attack ;

Bahwa pada pertemuan tanggal 1 Maret 2011 Saudara Nur Zahara B.A.
Menunjuk Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. Sebagai Sutradara dari
film Java Attack. Serta Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn.
Diamanahkan untuk membentuk kru film yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan film Java Attack ;

Bahwa Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. Melakukan pertemuan pada
tanggal 5 Maret 2011 dengan beberapa orang untuk membentuk kru film.
Dalam pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,
menunjuk Saudara Hafizha, S.I.Kom. sebagai Manajer Lokasi dan Saksi
Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. sebagai penata artistik ;

Bahwa pembuatan film Java Attack telah mendapat izin dari Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata pada tanggal 23 April 2012 dengan nomor surat
B/F.VI/04/2012 ;

Bahwa pada tanggal 25 Juni 2012 Saudara Zahra Chanafi, Saudara Chika
Marsha dan Saudara Giyan Budioni yang mana diketahui sebagai pemeran
utama dalam film Java Attack mendatangi kantor PT. Sutera Intercine Films
untuk membuat kontrak kerja dan mengambil naskah film ;

Bahwa pada Tanggal 15 November 2012 dimulailah proses pembuatan film


Java Attack dengan para pemeran hasil dari audisi dan kru film yang telah
ditetapkan. Java Attack telah direncanakan akan tayang pada awal tahun 2014;

Bahwa dalam film Java Attack terdapat adegan pengeboman kapal yang
dilakukan di Pantai Marina Semarang sesuai dengan rekomendasi dari Saudara
Hafizha, S.I.Kom. selaku manajer lokasi ;

Bahwa pada tanggal 25 Januari 2013 diadakan pertemuan antara Saudara Nur
Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., Saudara Yuni
Ramayani Tambun, S.I.Kom selaku Asisten Terdakwa, Saudara Krisno
Hutagalung selaku penulis naskah, Saudara Hafizha, S.I.Kom. dan Saksi
Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn. di Unnes Hotel and Convention Centre yang
berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading Nomor 77, Kelurahan Kelapa

18
Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pertemuan tersebut
membahas secara rinci pembuatan film Java Attack, terutama pada adegan
pengeboman di Pantai Marina Semarang ;

Bahwa dalam pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman mengunakan


bahan peledak Dayagel Pulsar sesuai dengan usulan dari Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn. Selaku sutradara ;

Bahwa pada rentang waktu 26 Januari 2013 sampai dengan 28 Januari 2013
Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., beserta team kerja artistiknya
mencari informasi untuk mendapatkan Dayagel Pulsar, sesuai dengan hasil
pertemuan pertama. Dalam rentang waktu tersebut, diketahui bahwa bahan
peledak Dayagel Pulsar di embargo untuk pembuatan film ;

Bahwa pada tanggal 29 Januari 2013 Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Menghubungi Saksi Hartono S.T., M.Sc. Sebagi orang yang dipercaya untuk
memperoleh informasi tentang bahan peledak selain Dayagel Pulsar, Saksi
Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. Menghubungi Saksi Hartono S.T., M.Sc. Via
Line dengan ID : Hartonoops guna mendapatkan bahan peledak yang memiliki
daya ledak yang lebih besar agar ledakan dalam adegan tersebut terlihat nyata,
dalam percakapan tersebut Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Menanyakan tentang Nitrogliserin, dimana bahan tersebut merupakan bahan
dengan daya ledak tinggi dan dapat merusak lingkungan apabila penggunaanya
tidak dilakukan dengan sangat hati-hati ;

Bahwa Pada tanggal 7 Februari 2013 diadakan pertemuan kembali antara


Saudara Nur Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn., Saudara
Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom, Saudara Krisno Hutagalung, S.T., Saudara
Hafizha, S.I.Kom., Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., di Unnes Hotel
and Convention Centre atas usulan dari Saksi Muhammad Hafidz Habibie,
S.Sn., karena ada kendala properti. Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn.
mengusulkan untuk menggunakan bahan peledak Nitrogliserin, karena bahan
peledak berupa Dayagel Pulsar tidak bisa didapatkan karena adanya embargo
impor yang mengakibatkan bahan peledak yang digunakan untuk pembuatan
film dilarang. Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn selaku sutradara
keberatan menggunakan Nitrogliserin karena dapat mengakibatkan dampak
yang sangat berbahaya bagi kru, pemain dan lingkungan sekitar di Pantai

19
Marina Semarang ;

Bahwa pada pertemuan tanggal 7 Februari 2013 Saksi Dhimas Bayu Marindra
S.Sn., M.Sn. mengusulkan menggunakan bahan peledak Black Powder,
dikarenakan sifatnya yang aman dan memiliki daya ledak rendah, ia
berpendapat bahwa ledakan bisa dibuat terlihat nyata setelah melalui proses
editing, seluruh kru film menyepakati usulan Saksi Dhimas Bayu Marindra
S.Sn., M.Sn. ;

Bahwa pada tanggal 8 Februari Saudara Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom


selaku asisten Terdakwa segera menyerahkan hasil rapat dalam bentuk tulisan
yang ditulis oleh notulensi Saudara Muhammad Bahrul Amiq tentang hasil
rapat pada tanggal 7 Februari 2013 dan ditanda tangani oleh Saudara Nur
Zahara B.A ;

Bahwa setelah melihat dan memahami hasil rapat, Terdakwa menghubungi


Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn., via Line dengan ID : Habibieganzz
guna menanyakan keberatan Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn.,
menggunakan Nitrogliserin, dan menanyakan tentang Nitrogliserin yang
dimaksud ;

Bahwa Terdakwa melangsungkan pertemuan dengan Saksi Dhimas Bayu


Marindra S.Sn., M.Sn., dan Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. Dalam
pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang
menggunakan bahan peledak Black Powder, sesuai dengan hasil rapat
tertanggal 7 Februari 2013;

Bahwa karena semua Izin Lokasi telah didapat Saudara Hafizha, S.I.Kom pada
tanggal 10 Januari 2014 mendatangi kantor PT. Indo Perkasa Usahatama yang
beralamat di Komplek Puri Anjasmoro Blok F-1/8, Tawangaglikkidul,
Semarang, untuk mengajukan Izin Lokasi dengan melampirkan :
a. Izin Lokasi dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah Nomor
SI/30/2/2014/DIRINTELKAM yang didapat pada tanggal 10 Desember
2013
2. Izin Lokasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
dengan tembusan kepada Pemerintah Kota Semarng Nomor
014/DISBUDPAR.SMG/01/2014 yang didapat pada tanggal 6 Januari

20
2014
Dengan dilengkapinya Izin Lokasi dari Instansi Pemerintahan Maka Pihak
Pengelola memberikan Izin lokasi untuk PT. Sutera Intercine Films yang
dikeluarkan pada tanggal 10 Januari 2014 dengan Nomor 021/SIF/01/2014;

Bahwa pada tanggal 3 Februari 2014 dilakukan syuting pertama dengan adegan
pengeboman di Pantai Marina Semarang menggunakan bahan peledak Black
Powder, proses syuting ini diawasi oleh pihak Polisi Resort Semarang ;

Bahwa pada tanggal 10 Februari 2014 Terdakwa memberikan tanggapan


kurang puas atas adegan pengeboman yang dilakukan pada tanggal 3 Februari
2014, Terdakwa juga mengajak Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn,
untuk melakukan proses syuting ulang adegan pengeboman yang akan dibahas
lebih lanjut pada pertemuan tanggal 16 Februari 2014;

Bahwa pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and Convention Centre
yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading Nomor 77, Kelurahan
Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara diadakan
pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi
Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn. dan Saksi Hartono S.T., M.Sc. Untuk
membahas proses syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin;

Bahwa pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.
Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan nitrogliserin,
yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan nitrogliserin biaya yang
akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan sangat besar karena
membutuhkan biaya tinggi untuk membuat nitrogliserin selain itu dikarenakan
sifat Nitrogliserin yang kurang stabil sangat berbahaya bagi orang-orang yang
berada tidak jauh dari Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki
nilai lebih pada ledakan yang akan dihasilkan;

Bahwa Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan nitrogliserin


dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya ledakan yang dihasilkan
dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi semakin menarik dan dari
hasil penjualan film tersebut PT. Sutera Intercine Films akan meraup
keuntungan yang besar;

21
Bahwa dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi Hartono, S.T.,
M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java Attack, dimana
Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan menggunakan
Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi Hartono, S.T., M.Sc.
menyetujui tawaran tersebut ;

Bahwa dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk melakukan


syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin,

Bahwa Terdakwa memperingatkan Saksi Hartono, S.T., M.Sc. untuk


berhati-hati dalam segala sesuatu agar tidak terjadi masalah kedepannya,
Terdakwa juga meminta untuk tidak berlebihan dalam menggunakannya
pada saat syuting, agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan
kerugian, selain itu juga untuk memangkas biaya, karena butuh dana
yang tidak sedikit untuk membuat Nitrogliserin ;

Bahwa sesuai dengan kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 Saksi


Hartono S.T., M.Sc. Bertugas untuk menyediakan Nitrogliserin. Saksi Hartono,
S.T., M.Sc. mendapatkan Nitrogliserin dengan cara membuat sendiri bahan
peledak tersebut di rumahnya yang beralamat Jalan Pramuka Nomor 10,
Semarang, Jawa Tengah ;

Bahwa kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 bertentangan dengan hasil


RUPS pada tanggal 6 Desember 2010, dimana hasil RUPS
No.176/RUPS/XII/2010 yang seharusnya dijalankan oleh Terdakwa adalah
dalam pembuatan film Java Attack dilarang menggunakan bahan peledak
berbahaya;

Bahwa Terdakwa selaku Presiden Direktur PT Sutera Intercine Films tidak


mengindahkan hasil RUPS tersebut dengan cara membuat kesepakatan bersama
dengan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., saksi Muhammad Hafizh
Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc. untuk melakukan syuting ulang
adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang menggunakan bahan peledak
Nitrogliserin;

22
Bahwa diketahui Nitrogliserin adalah zat kimia yang berbentuk cair yang tidak
stabil dan mudah meledak. Berikut ini adalah sifat dan ciri-ciri dari nitrogliserin
:

Tabel :
Ciri-Ciri Nitrogliserin
Rumus Kimia C3H5N3O9
Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning ketika
membusuk karena pH berasam

Bahwa diketahui Nitrogliserin sangat berbahaya sehingga dilarang keras


digunakan kecuali untuk keperluan militer dan industri, yang diatur dengan
ketentuan khusus. Segala ketentuan tersebut diatur oleh Keputusan Presiden
Nomor 14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden
Nomor 5 Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana
Telah Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 dan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak
Komersial ;

Bahwa diketahui terdakwa juga telah melanggar Keputusan Presiden Nomor


14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 5
Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana Telah
Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 pada Pasal 2
yang berbunyi :
Pengadaan beserta distribusi bahan peledak dan atau komponennya di
seluruh wilayah Indonesia dilakukan oleh:

23
a. PT (PERSERO) Dahana, untuk bahan peledak militer dan bahan
peledak industri (komersial); dan
b. PT Multi Nitrotama Kimia dan PT Tridaya Esta, khusus untuk bahan
peledak industri (komersial).

Bahwa terdakwa juga tidak mengindahkan peraturan lain yang ada yaitu
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak
Komersial pada Pasal 26 Huruf f yang berbunyi :
Izin pembelian dan penggunaan bahan peledak, permohonan rekomendasi
diajukan kepada Kapolda u.p. Dirintelkam Polda dengan dilengkapi
persyaratan:
1. rincian jenis dan jumlah kebutuhan bahan peledak yang akan dibeli;
2. rencana penggunaan bahan peledak;
3. Surat Pernyataan Pengguna Akhir (SPPA);
4. data Kepala Teknik;
5. data Juru Ledak atau Juru Tembak;
6. fotokopi izin pemilikan, penguasaan dan penyimpanan bahan peledak;
7. fotokopi izin gudang bahan peledak;
8. laporan sisa persediaan atau stock bahan peledak yang dimiliki;

Bahwa pada tanggal 3 Maret 2014 Saudara Hafizha, S.I.Kom. mendatangi


pihak pengelola Pantai Marina Semarang untuk membujuk pihak pengelola
agar memberian izin kembali untuk menggunakan Pantai Marina Semarang,
walaupun perizinan belum didapat, dan Pihak Pengelola mengizinkan dengan
syarat perizinan segera menyusul tak lama setelah adegan dilakukan ;

Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 tepatnya pada pukul 10.00 WIB proses
syuting kedua dengan adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang
dilaksanakan, Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. selaku Sutradara
menginstruksikan kepada Saksi Hafizha, S.I.Kom., Saksi Muhammad Hafidz
Habibie, S.Sn., dan Saksi Hartono S.T., M.Sc. untuk mengondisikan lokasi
syuting dan bahan peledak yang akan digunakan untuk adegan pengeboman ;

Bahwa adegan pengeboman dilakukan sebanyak tiga kali, adegan bom pertama
dilakukan pada sekitar pukul 10.30 WIB dengan menggunakan Nitrogliserin
sebanyak 1 botol dengan volume 100 ml Nitroliserin , adegan bom kedua

24
dilakukan pada sekitar pukul 11.15 WIB dengan menggunakan Nitrogliserin
sebanyak 2 botol dengan volume 200 ml Nitroliserin, dan pada saat adegan
pengeboman ketiga yaitu pada pukul 13.00 WIB dengan menggunakan
Nitrogliserin sebanyak 3 botol dengan volume 300 ml Nitroliserin, pengeboman
ketiga dilakukan dengan tidak ketelitian dari saksi Hartono, S.T., M.Sc. yang
kurang memperhitungkan ledakan yang dihasilkan dari 3 botol Nitrogliserin
yang telah disiapkan, karena ledakan yang dihasilkan memicu ledakan dari
Nitrogliserin tidak dipakai yang berada tidak jauh dari peledakan tersebut yang
diketahui nitrogliserin berjumlah 1100 ml sehingga mengakibatkan ledakan
yang sangat besar yang mencapai radius 100 meter dan mengakibatkan
rusaknya sebagian sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan, tumbuh-
tumbuhan dan padang lamun yang menjadi bagian dari ekosistem laut perairan
Pantai Marina Semarang ;

Bahwa dengan adanya ledakan yang terjadi di Pantai Marina Semarang pada
tanggal 8 Maret 2014 mengakibatkan dilampauinya Kriteria baku
Kerusakan Lingkungan Hidup yaitu Ekosistem Terumbu Karang dan Padang
Lamun di Pantai Marina Semarang ;

Bahwa Pihak Pengelola dan Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang biota laut khususnya ekosistem
terumbu karang dan padang lamun di Pantai Marina Semarang, berikut ini hasil
penelitian pada titik ledakan yang luasnya 31.400 m2 dan 300 m dari bibir
pantai sebelum terjadi ledakan ;

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Februari 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100

1 Hard Coral 32

25
(HC)

Dead Coral
2 21
(DC)
Dead Coral
3 13
Algae (DCA)
Soft Coral
4 27
(SC)
Soft Coral
5 19
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria Rusak (Buruk)
kecuali Bentuk Pertumbuhan Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 13 Februari 2014
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 48,94 42,67
rotundata

Cymodocea
2 33,06 31,63
serrulata

Halodule
3 27,71 22,90
uninervis

Halophila
4 23,64 21,03
ovalis

26
Thalassia
5 43,95 41,02
hemprichii

Syringodium
6 12,93 9,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata
dan Thalassia hemprichii yang masuk dalam kategori Rusak
(Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Bahwa Pihak Pengelola dan Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang segera melakukan penelitian lagi untuk memastikan kondisi dari
biota laut yang berada pada titik ledakan tersebut yang luasnya 31.400 m 2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitiannya :

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Maret 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Bentuk Hasil Penelitian
NO Kerusakan Terumbu Karang
Pertumbuha Persentase
.
n Tutupan (%)
Rusak Baik

27
Buruk BAIK
SEDANG BAIK
SEKALI
(0- 24,9) 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 23
(HC)
Dead Coral
2 14
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 20
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis pertumbuhan terumbu karang masuk dalam kriteria


Rusak (Buruk), Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang. Serta terdapat penurunan yang
sangat signifikan pada persentase tutupan semua jenis
pertumbuhan terumbu karang tersebut apabila dibandingkan
dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Semarang pada tanggal 10 Februari 2014.

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 11 Maret 2014
Hasil Penelitian
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
PERSENTASE
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
PENUTUPAN
JENIS Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
(%)
NO. PADANG Penutupan Penutupan BAIK RUSAK
LAMUN Jenis (Ci) Relatif
(RCi) KURANG
KAYA/ SEHAT MISKIN
KAYA/KURA
60 29,9
NG SEHAT

28
30 59,9

Cymodocea 29,94 28,67


1
rotundata

23,56 21,82
Cymodocea
2
serrulata

Halodule 19,79 18,93


3
uninervis

Halophila 16,64 16,03


4
ovalis

Thalassia 32,65 31,92


5
hemprichii

Syringodiu 9,73 6,91


6 m
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Thalassia hemprichii yang masuk dalam
kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Dan terdapat penurunan yang signifikan
pada tiap persentase tutupan padang lamun apabila
dibandingkan dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan
dan Perikanan Kota Semarang pada tanggal 13 Februari 2014.

Perbuatan Terdakwa Tersebut Sebagaimana diatur dan diancam pidana


dalam Pasal 99 ayat (1) jo Pasal 116 Undang-Undang No 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup jo Pasal 55 ayat
(1) ke -1 KUHP.

ATAU :
KEDUA :
PRIMER :

29
Bahwa ia Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. selaku Presiden
Direktur dari PT. Sutera intercine films yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus 2000,
secara bersama-sama dengan Saksi DHIMAS BAYU MARINDRA, S.Sn., M.Sn.
Selaku Sutradara dari film Java Attack, Saksi MUHAMMAD HAFIDZ
HABIBIES, S.Sn selaku Penata artistik dari film Java Attack, dan Saksi
HARTONO, S.T., M.Sc. selaku kru penata artistik dari film Java Attack
(dilakukan penuntutan secara terpisah), pada tanggal 8 Maret 2014 atau
setidak-tidaknya pada bulan Maret 2014, bertempat di Pantai Marina Semarang
yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Semarang atau setidak-tidaknya di suatu
tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Semarang, sebagai orang yang melakukan, yang menyuruh lakukan, dan yang
turut serta melakukan perbuatan dengan sengaja menggunakan cara atau
metode yang merusak padang lamun, dilakukan Terdakwa dengan cara-cara
sebagai berikut:

Bahwa Ia Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. adalah selaku Presiden


Direktur PT. Sutera intercine films, yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus
2000, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menentukan garis
besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau semua kegiatan pada perusahaan,
bertanggung jawab atas kesejahteraan perusahaan dan seluruh karyawan;

Bahwa PT. Sutera Intercine Films, berkantor di Jalan Pluit Timur Nomor 88
Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta yang
bergerak dalam Rumah Produksi (Production House) dan didirikan berdasarkan
Akta Notaris Nomor 11/Akt.Not/III/2000 tanggal 6 Maret 2000 dihadapan
Notaris Saudara Dimitri Bustami, S.H., M.Kn. dan disahkan sebagai badan
hukum oleh Departemen Hukum dan Perundang-undangan dengan Nomor
Pengesahan C-00117 HT. 03. 00. TH. 2000 pada tanggal 9 Maret 2000,
dalam rangka penanaman modal , dimana selaku pemegang saham adalah :
42. Rendi Andika S.I.Kom., M.M sahamnya 40%
43. Lalu Abdi S.Mb., M.M sahamnya 35%
44. Provita S.Mb., MMSI sahamnya 25%

30
Bahwa pada tanggal 6 Desember 2010 Dilakukan RUPS tahunan dengan
No.176/RUPS/XII/2010. Dalam RUPS tersebut di buat poin kesepakatan
kewenangan Rendi Andika, S.I.Kom., M.M untuk mengambil keputusan dalam
produksi film. Poin-poin hasil RUPS sebagai berikut :
- Terdakwa memiliki kewenangan tertinggi dalam seluruh film yang
diproduksi oleh PT Sutera Intercine Films.
- Pembuatan film yang dalam pembuatannya membutuhkan bahan peledak,
wajib menggunakan bahan peledak yang aman; .

Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films dalam
menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk memproduksi
film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film tersebut akan
dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat Arab guna berkerja
sama dalam bidang financial dalam pembuatan film Java Attack yang telah
tertuang didalam kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
pada tanggal 20 Februari 2011 yang memiliki poin-poin penting seperti:

1. Saudara Nur Zahara B.A diberi hak untuk intervensi dalam hal:
- Pemilihan kru film
- Kegiatan produksi film
2. Terdakwa memegang hak tertinggi untuk mengambil keputusan selama
proses penggarapan film Java Attack ;

Bahwa Terdakwa, Saudara Nur Zahara B.A., dan Saudara Yuni Ramayani
Tambun, S.I.Kom sebagai asisten dari Terdakwa melakukan pertemuan pada
tanggal 1 Maret 2011 dikantor PT. Sutera Intercine films yang berada di Jalan
Pluit Timur Nomor 88 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta
Utara, DKI Jakarta untuk membahas pembentukan kru film yang akan
menggarap film Java Attack;

Bahawa pada pertemuan tanggal 1 Maret 2011 Saudara Nur Zahara B.A.
Menunjuk Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. Sebagai Sutradara dari
film Java Attack. Serta Saksi Dhimas Bayu Marinrdra S.Sn., M.Sn.
Diamanahkan untuk membentuk kru film yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan film Java Attack ;

31
Bahwa Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. Melakukan pertemuan pada
tanggal 5 Maret 2011 dengan beberapa orang untuk membentuk kru film.
Dalam pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,
menunjuk Saudara Hafizha, S.I.Kom sebagai Manajer Lokasi dan Saksi
Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. sebagai penata artistik ;

Bahwa pembuatan film Java Attack telah mendapat izin dari Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata pada tanggal 23 April 2012 dengan nomor surat
B/F.VI/04/2012

Bahwa pada tanggal 25 Juni 2012 Saudara Zahra Chanafi, Saudara Chika
Marsha dan Saudara Giyan Budiono yang mana diketahui sebagai pemeran
utama dalam film Java Attack mendatangi kantor PT. Sutera Intercine Films
untuk membuat kontrak kerja dan mengambil naskah film.

Bahwa pada Tanggal 15 November 2012 dimulailah proses pembuatan film


Java Attack dengan para pemeran hasil dari audisi dan kru film yang telah
ditetapkan. Java Attack telah direncanakan akan tayang pada awal tahun 2014;

Bahwa dalam film Java Attack terdapat adegan pengeboman kapal yang
dilakukan di Pantai Marina Semarang sesuai dengan rekomendasi dari Saudara
Hafizha, S.I.Kom selaku manajer lokasi ;

Bahwa pada tanggal 25 Januari 2013 diadakan pertemuan antara Saudara Nur
Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., Saudara Yuni
Ramayani Tambun, S.I.Kom selaku Asisten Terdakwa, Saudara Krisno
Hutagalung selaku penulis naskah, Saudara Hafizha, S.I.Kom dan Saksi
Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn. di Unnes Hotel and Convention Centre yang
berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading Nomor 77, Kelurahan Kelapa
Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pertemuan tersebut
membahas secara rinci pembuatan film java attack, terutama pada adegan
pengeboman di Pantai Marina Semarang ;

Bahwa dalam pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman mengunakan


bahan peledak Dayagel Pulsar sesuai dengan usulan dari Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn. Selaku sutradara.

32
Bahwa pada rentang waktu 26 Januari 2013 sampai dengan 28 Januari 2013
Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., beserta team kerja artistiknya
mencari informasi untuk mendapatkan Dayagel Pulsar, sesuai dengan hasil
pertemuan pertama. Dalam rentang waktu tersebut, diketahui bahwa bahan
peledak Dayagel Pulsar di embargo untuk pembuatan film ;

Bahwa pada tanggal 29 Januari 2013 Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Menghubungi Saksi Hartono S.T., M.Sc. Sebagi orang yang dipercaya untuk
memperoleh informasi tentang bahan peledak selain Dayagel Pulsar, Saksi
Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. Menghubungi Saksi Hartono S.T., M.Sc. Via
Line dengan ID : Hartonoops guna mendapatkan bahan peledak yang memiliki
daya ledak yang lebih besar agar ledakan dalam adegan tersebut terlihat nyata,
dalam percakapan tersebut Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Menanyakan tentang Nitrogliserin, dimana bahan tersebut merupakan bahan
dengan daya ledak tinggi dan dapat merusak lingkungan apabila penggunaanya
tidak dilakukan dengan sangat hati-hati ;

Bahwa Pada tanggal 7 Februari 2013 diadakan pertemuan kembali antara


Saudara Nur Zahara B.A., Saudara Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn.,
Saudara Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom, Saudara Krisno Hutagalung, S.T.,
Saudara Hafizha , S.I.Kom., Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., di Unnes
Hotel and Convention Centre atas usulan dari Saksi Muhammad Hafidz
Habibie, S.Sn., karena ada kendala properti. Saksi Muhammad Hafidz Habibie,
S.Sn. mengusulkan untuk menggunakan bahan peledak Nitrogliserin, karena
bahan peledak berupa Dayagel Pulsar tidak bisa didapatkan karena adanya
embargo impor yang mengakibatkan bahan peledak yang digunakan untuk
pembuatan film dilarang. Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn selaku
sutradara keberatan menggunakan Nitrogliserin karena dapat mengakibatkan
dampak yang sangat berbahaya bagi kru, pemain dan lingkungan sekitar di
Pantai Marina Semarang ;

Bahwa pada pertemuan tanggal 7 Februari 2013 Saksi Dhimas Bayu Marindra
S.Sn., M.Sn. mengusulkan menggunakan bahan peledak Black Powder,
dikarenakan sifatnya yang aman dan memiliki daya ledak rendah, ia
berpendapat bahwa ledakan bisa dibuat terlihat nyata setelah melalui proses
editing, seluruh kru film menyepakati usulan Saksi Dhimas Bayu Marindra

33
S.Sn., M.Sn. ;

Bahwa pada tanggal 8 Februari Saudara Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom


selaku asisten Terdakwa segera menyerahkan hasil rapat dalam bentuk tulisan
yang ditulis oleh notulensi Saudara Muhammad Bahrul Amiq tentang hasil
rapat pada tanggal 7 Februari 2013 dan ditanda tangani oleh Saudara Nur
Zahara B.A ;

Bahwa setelah melihat dan memahami hasil rapat, Terdakwa menghubungi


Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn., via Line dengan ID : Habibieganzz
guna menanyakan keberatan Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn.,
menggunakan Nitrogliserin, dan menanyakan tentang Nitrogliserin yang
dimaksud ;

Bahwa Terdakwa melangsungkan pertemuan dengan Saksi Dhimas Bayu


Marindra S.Sn., M.Sn., dan Saksi Muhammad Hafizh Habibie S.Sn. Dalam
pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang
menggunakan bahan peledak Black Powder, sesuai dengan hasil rapat
tertanggal 7 Februari 2013;

Bahwa karena semua Izin Lokasi telah didapat Saudara Hafizha, S.I.Kom pada
tanggal 10 Januari 2014 mendatangi kantor PT. Indo Perkasa Usahatama yang
beralamat di Komplek Puri Anjasmoro Blok F-1/8, Tawangaglikkidul,
Semarang, untuk mengajukan Izin Lokasi dengan melampirkan :
a. Izin Lokasi dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah Nomor
SI/30/2/2014/DIRINTELKAM yang didapat pada tanggal 10 Desember
2013
2. Izin Lokasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang
dengan tembusan kepada Pemerintah Kota Semarng Nomor
014/DISBUDPAR.SMG/01/2014 yang didapat pada tanggal 6 Januari
2014
Dengan dilengkapinya Izin Lokasi dari Instansi Pemerintahan Maka Pihak
Pengelola pemberikan Izin lokasi untuk PT. Sutera Intercine Films yang
dikeluarkan pada tanggal 10 Januari 2014 dengan Nomor 021/SIF/01/2014;

Bahwa pada tanggal 3 Februari 2014 dilakukan syuting pertama dengan adegan
pengeboman di Pantai Marina Semarang menggunakan bahan peledak Black

34
Powder, proses syuting ini diawasi oleh pihak Polisi Resort Semarang ;

Bahwa pada tanggal 10 Februari 2014 Terdakwa memberikan tanggapan


kurang puas atas adegan pengeboman yang dilakukan pada tanggal 3 Februari
2014, Terdakwa juga mengajak Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn,
untuk melakukan proses syuting ulang adegan pengeboman yang akan dibahas
lebih lanjut pada pertemuan tanggal 16 Februari 2014;

Bahwa pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and Convention Centre
yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading Nomor 77, Kelurahan
Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara diadakan
pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi
Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. dan Saksi Hartono S.T., M.Sc. Untuk
membahas proses syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin;

Bahwa pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.
Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan nitrogliserin,
yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan nitrogliserin biaya yang
akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan sangat besar karena
membutuhkan biaya tinggi untuk membuat nitrogliserin selain itu dikarenakan
sifat Nitrogliserin yang kurang stabil sangat berbahaya bagi orang-orang yang
berada tidak jauh dari Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki
nilai lebih pada ledakan yang akan dihasilkan;

Bahwa Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan nitrogliserin


dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya ledakan yang dihasilkan
dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi semakin menarik dan dari
hasil penjualan film tersebut PT. Sutera Intercine Films akan meraup
keuntungan yang besar;

Bahwa dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi Hartono, S.T.,


M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java Attack, dimana
Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan menggunakan
Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi Hartono, S.T., M.Sc.
menyetujui tawaran tersebut ;

35
Bahwa dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk melakukan
syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin,

Bahwa sesuai dengan kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 Saksi


Hartono S.T., M.Sc. Bertugas untuk menyediakan Nitrogliserin. Saksi Hartono
S.T., M.Sc. mendapatkan Nitrogliserin dengan cara membuat sendiri bahan
peledak tersebut di rumahnya yang beralamat Jalan Pramuka Nomor 10,
Semarang, Jawa Tengah ;

Bahwa kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 bertentangan dengan hasil


RUPS pada tanggal 6 Desember 2010, dimana hasil RUPS
No.176/RUPS/XII/2010 yang seharusnya dijalankan oleh Terdakwa adalah
dalam pembuatan film Java Attack dilarang menggunakan bahan peledak
berbahaya;

Bahwa Terdakwa selaku Presiden Direktur PT Sutera Intercine Films tidak


mengindahkan hasil RUPS tersebut dengan cara membuat kesepakatan bersama
dengan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., saksi Muhammad Hafizh
Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc. untuk melakukan syuting ulang
adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang menggunakan bahan peledak
Nitrogliserin;

Bahwa diketahui Nitrogliserin adalah zat kimia yang berbentuk cair yang tidak
stabil dan mudah meledak. Berikut ini adalah sifat dan ciri-ciri dari nitrogliserin
:

Tabel :
Ciri-Ciri Nitrogliserin
Rumus Kimia C3H5N3O9
Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC

36
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning ketika
membusuk karena pH berasam

Bahwa diketahui Nitrogliserin sangat berbahaya sehingga dilarang keras


digunakan kecuali untuk keperluan militer dan industri, yang diatur dengan
ketentuan khusus. Segala ketentuan tersebut diatur oleh Keputusan Presiden
Nomor 14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden
Nomor 5 Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana
Telah Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 dan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak
Komersial ;

Bahwa diketahui terdakwa juga telah melanggar Keputusan Presiden Nomor


14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 5
Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana Telah
Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 pada Pasal 2
yang berbunyi :
Pengadaan beserta distribusi bahan peledak dan atau komponennya di seluruh
wilayah Indonesia dilakukan oleh:
1. PT (PERSERO) Dahana, untuk bahan peledak militer dan bahan
peledak industri (komersial); dan
2. PT Multi Nitrotama Kimia dan PT Tridaya Esta, khusus untuk bahan
peledak industri (komersial).

Bahwa terdakwa juga tidak mengindahkan peraturan lain yang ada yaitu
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak
Komersial pada Pasal 26 Huruf f yang berbunyi :
Izin pembelian dan penggunaan bahan peledak, permohonan rekomendasi
diajukan kepada Kapolda u.p. Dirintelkam Polda dengan dilengkapi
persyaratan:
1. rincian jenis dan jumlah kebutuhan bahan peledak yang akan dibeli;
2. rencana penggunaan bahan peledak;

37
3. Surat Pernyataan Pengguna Akhir (SPPA);
4. data Kepala Teknik;
5. data Juru Ledak atau Juru Tembak;
6. fotokopi izin pemilikan, penguasaan dan penyimpanan bahan peledak;
7. fotokopi izin gudang bahan peledak;
8. laporan sisa persediaan atau stock bahan peledak yang dimiliki;

Bahwa pada tanggal 3 Maret 2014 Saudara Hafizha, S.I.Kom., mendatangi


pihak pengelola Pantai Marina Semarang untuk membujuk pihak pengelola
agar memberian izin kembali untuk menggunakan Pantai Marina Semarang,
walaupun perizinan belum didapat, dan Pihak Pengelola mengizinkan dengan
syarat perizinan segera menyusul tak lama setelah adegan dilakukan ;

Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 tepatnya pada pukul 10.00 WIB proses
syuting kedua dengan adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang
dilaksanakan, Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn salaku Sutradara
menginstruksikan kepada Saudara Hafizha, S.I.Kom, Saksi Muhammad Hafidz
Habibie, S.Sn., dan Saksi Hartono S.T., M.Sc. untuk mengondisikan lokasi
syuting dan bahan peledak yang akan digunakan untuk adegan pengeboman ;

Bahwa adegan pengeboman dilakukan sebanyak tiga kali, adegan bom pertama
dilakukan pada sekitar pukul 10.30 WIB dengan menggunakan Nitrogliserin
sebanyak 1 botol dengan volume 100 ml Nitroliserin , adegan bom kedua
dilakukan pada sekitar pukul 11.15 WIB dengan menggunakan Nitrogliserin
sebanyak 2 botol dengan volume 200 ml Nitroliserin, dan pada saat adegan
pengeboman ketiga yaitu pada pukul 13.00 WIB dengan menggunakan
Nitrogliserin sebanyak 3 botol dengan volume 300 ml Nitroliserin, pengeboman
ketiga dilakukan dengan tidak ketelitian dari saksi Hartono, S.T., M.Sc. yang
kurang memperhitungkan ledakan yang dihasilkan dari 3 botol Nitrogliserin
yang telah disiapkan, karena ledakan yang dihasilkan memicu ledakan dari
Nitrogliserin tidak dipakai yang berada tidak jauh dari peledakan tersebut yang
diketahui nitrogliserin berjumlah 1100 ml sehingga mengakibatkan ledakan
yang sangat besar yang mencapai radius 100 meter dan mengakibatkan
rusaknya sebagian sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan, tumbuh-
tumbuhan dan padang lamun yang menjadi bagian dari ekosistem laut perairan
Pantai Marina Semarang ;

38
Bahwa dengan adanya ledakan yang terjadi di Pantai Marina Semarang pada
tanggal 8 Maret 2014 mengakibatkan dilampauinya Kriteria baku
Kerusakan Lingkungan Hidup yaitu Ekosistem Terumbu Karang dan Padang
Lamun di Pantai Marina Semarang ;

Bahwa Pihak Pengelola dan Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang biota laut khususnya ekosistem
terumbu karang dan padang lamun di Pantai Marina Semarang, berikut ini hasil
penelitian pada titik ledakan yang luasnya 31.400 m2 dan 300 m dari bibir
pantai sebelum terjadi ledakan
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Februari 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 32
(HC)
Dead Coral
2 21
(DC)
Dead Coral
3 13
Algae (DCA)
Soft Coral
4 27
(SC)
Soft Coral
5 19
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kreteria Rusak (Buruk)
kecuali Bentuk Pertumbuhan Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.

39
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 13 Februari 2014
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 48,94 42,67
rotundata

Cymodocea
2 33,06 31,63
serrulata

Halodule
3 27,71 22,90
uninervis

Halophila
4 23,64 21,03
ovalis

Thalassia
5 43,95 41,02
hemprichii

Syringodium
6 12,93 9,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata
dan Thalassia hemprichii yang masuk dalam kategori Rusak
(Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Bahwa Pihak Pengelola dan Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota

40
Semarang segera melakukan penelitian lagi untuk memastikan kondisi dari
biota laut yang berada pada titik ledakan tersebut yang luasnya 31.400 m 2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitiannya :

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Marer 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang
Bentuk Hasil Penelitian
NO
Pertumbuha Persentase
. Rusak Baik
n Tutupan (%)

Buruk (0- BAIK


SEDANG BAIK
SEKALI
24,9) 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 23
(HC)
Dead Coral
2 14
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 20
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis pertumbuhan terumbu karang masuk dalam kreteria


Rusak (Buruk), Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang. Serta terdapat penurunan yang
sangat signifikan pada persentase tutupan semua jenis
pertumbuhan terumbu karang tersebut apabila dibandingkan
dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Semarang pada tanggal 10 Februari 2014.

Tabel :

41
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 11 Maret 2014
Hasil Penelitian
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
PERSENTASE
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
PENUTUPAN
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
JENIS (%)
NO. PADANG Penutupan Penutupan BAIK RUSAK
LAMUN Jenis (Ci) Relatif
(RCi) KURANG
KAYA/ SEHAT KAYA/KURA MISKIN
60 NG SEHAT 29,9
30 59,9
Cymodocea 29,94 28,67
1
rotundata

23,56 21,82
Cymodocea
2
serrulata

Halodule 19,79 18,93


3
uninervis

Halophila 16,64 16,03


4
ovalis

Thalassia 32,65 31,92


5
hemprichii

Syringodiu 9,73 6,91


6 m
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Thalassia hemprichii yang masuk dalam
kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Dan terdapat penurunan yang signifikan
pada tiap persentase tutupan padang lamun apabila
dibandingkan dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan
dan Perikanan Kota Semarang pada tanggal 13 Februari 2014.

42
Perbuatan Terdakwa Tersebut Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 73 ayat (1) Huruf c Undang-Undang No 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil jo Undang- Undang No 1
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil jo Pasal 55 ayat (1)
ke -1 KUHP;

KEDUA
SUBSIDAIR :
Bahwa ia Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. selaku Presiden
Direktur dari PT. Sutera intercine films yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus 2000,
secara bersama-sama dengan Saksi DHIMAS BAYU MARINDRA, S.Sn., M.Sn.
Selaku Sutradara dari film Java Attack, Saksi MUHAMMAD HAFIDZ HABIBIE,
S.Sn selaku Penata artistik dari film Java Attack, dan Saksi HARTONO, S.T.,
M.Sc. selaku kru penata artistik dari film Java Attack (dilakukan penuntutan
secara terpisah), pada tanggal 8 Maret 2014 atau setidak-tidaknya pada bulan
Maret 2014, bertempat di Pantai Marina Semarang yang beralamat di Jalan Yos
Sudarso, Semarang atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Semarang, sebagai orang yang
melakukan, yang menyuruh lakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan yang karena kelalainnya menggunakan cara atau metode yang
dapat merusak padang lamun, dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai
berikut:

Bahwa Ia Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. adalah selaku Presiden


Direktur PT. Sutera intercine films, yang diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus
2000, yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menentukan garis
besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau semua kegiatan pada perusahaan,
bertanggung jawab atas kesejahteraan perusahaan dan seluruh karyawan;

Bahwa PT. Sutera Intercine Films, berkantor di Jalan Pluit Timur Nomor 88
Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara, DKI Jakarta yang
bergerak dalam Rumah Produksi (Production House) dan didirikan berdasarkan

43
Akta Notaris Nomor 11/Akt.Not/III/2000 tanggal 6 Maret 2000 dihadapan
Notaris Saudara Dimitri Bustami, S.H., M.Kn. dan disahkan sebagai badan
hukum oleh Departemen Hukum dan Perundang-undangan dengan Nomor
Pengesahan C-00117 HT. 03. 00. TH. 2000 pada tanggal 9 Maret 2000,
dalam rangka penanaman modal , dimana selaku pemegang saham adalah :
45. Rendi Andika S.I.Kom., M.M sahamnya 40%
46. Lalu Abdi S.Mb., M.M sahamnya 35%
47. Provita S.Mb., MMSI sahamnya 25%

Bahwa pada tanggal 6 Desember 2010 Dilakukan RUPS tahunan dengan


No.176/RUPS/XII/2010. Dalam RUPS tersebut di buat poin kesepakatan
kewenangan Rendi Andika, S.I.Kom., M.M untuk mengambil keputusan dalam
produksi film. Poin-poin hasil RUPS sebagai berikut :
- Terdakwa memiliki kewenangan tertinggi dalam seluruh film yang
diproduksi oleh PT Sutera Intercine Films.
- Pembuatan film yang dalam pembuatannya membutuhkan bahan peledak,
wajib menggunakan bahan peledak yang aman; .

Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films dalam
menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk memproduksi
film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film tersebut akan
dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat Arab guna berkerja
sama dalam bidang financial dalam pembuatan film Java Attack yang telah
tertuang didalam kontrak kerja yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
pada tanggal 20 Februari 2011 yang memiliki poin-poin penting seperti:

1.Saudara Nur Zahara B.A diberi hak untuk intervensi dalam hal:
- Pemilihan kru film
- Kegiatan produksi film
2. Terdakwa memegang hak tertinggi untuk mengambil keputusan selama
proses penggarapan film Java Attack ;

Bahwa Terdakwa, Saudara Nur Zahara B.A., dan Saksi Yuni Ramayani
Tambun, S.I.Kom sebagai asisten dari Terdakwa melakukan pertemuan pada
tanggal 1 Maret 2011 dikantor PT. Sutera Intercine films yang berada di Jalan

44
Pluit Timur Nomor 88 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta
Utara, DKI Jakarta untuk membahas pembentukan kru film yang akan
menggarap film Java Attack;

Bahawa pada pertemuan tanggal 1 Maret 2011 Saudara Nur Zahara B.A.
Menunjuk Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. Sebagai Sutradara dari
film Java Attack. Serta Saksi Dhimas Bayu Marinrdra S.Sn., M.Sn.
Diamanahkan untuk membentuk kru film yang dibutuhkan dalam proses
pembuatan film Java Attack ;

Bahwa Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn. Melakukan pertemuan pada
tanggal 5 Maret 2011 dengan beberapa orang untuk membentuk kru film.
Dalam pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,
menunjuk Saudara Hafizha, S.I.Kom sebagai Manajer Lokasi dan Saksi
Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. sebagai penata artistik ;

Bahwa pembuatan film Java Attack telah mendapat izin dari Menteri
Kebudayaan dan Pariwisata pada tanggal 23 April 2012 dengan nomor surat
B/F.VI/04/2012 ;

Bahwa pada tanggal 25 Juni 2012 Saudara Zahra Chanafi, Saudara Chika
Marsha dan Saudara Giyan Budiono yang mana diketahui sebagai pemeran
utama dalam film Java Attack mendatangi kantor PT. Sutera Intercine Films
untuk membuat kontrak kerja dan mengambil naskah film ;

Bahwa pada Tanggal 15 November 2012 dimulailah proses pembuatan film


Java Attack dengan para pemeran hasil dari audisi dan kru film yang telah
ditetapkan. Java Attack telah direncanakan akan tayang pada awal tahun 2014;

Bahwa dalam film Java Attack terdapat adegan pengeboman kapal yang
dilakukan di Pantai Marina Semarang sesuai dengan rekomendasi dari Saudara
Hafizha, S.I.Kom selaku manajer lokasi ;

Bahwa pada tanggal 25 Januari 2013 diadakan pertemuan antara saudari


Saudara Nur Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., Saudara
Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom selaku Asisten Terdakwa, Saudara Krisno
Hutagalung selaku penulis naskah, Saudara Hafizha, S.I.Kom dan Saksi

45
Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn. di Unnes Hotel and Convention Centre yang
berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading Nomor 77, Kelurahan Kelapa
Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pertemuan tersebut
membahas secara rinci pembuatan film Java Attack, terutama pada adegan
pengeboman di Pantai Marina Semarang ;

Bahwa dalam pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman mengunakan


bahan peledak Dayagel Pulsar sesuai dengan usulan dari Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn. Selaku sutradara.

Bahwa pada rentang waktu 26 Januari 2013 sampai dengan 28 Januari 2013
Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., beserta team kerja artistiknya
mencari informasi untuk mendapatkan Dayagel Pulsar, sesuai dengan hasil
pertemuan pertama. Dalam rentang waktu tersebut, diketahui bahwa bahan
peledak Dayagel Pulsar di embargo untuk pembuatan film ;

Bahwa pada tanggal 29 Januari 2013 Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Menghubungi Saksi Hartono S.T., M.Sc. Sebagi orang yang dipercaya untuk
memperoleh informasi tentang bahan peledak selain Dayagel Pulsar, Saksi
Muhammad Hafidz Habibie S.Sn. Menghubungi Saksi Hartono S.T., M.Sc. Via
Line dengan ID : Hartonoops guna mendapatkan bahan peledak yang memiliki
daya ledak yang lebih besar agar ledakan dalam adegan tersebut terlihat nyata,
dalam percakapan tersebut Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Menanyakan tentang Nitrogliserin, dimana bahan tersebut merupakan bahan
dengan daya ledak tinggi dan dapat merusak lingkungan apabila penggunaanya
tidak dilakukan dengan sangat hati-hati ;

Bahwa Pada tanggal 7 Februari 2013 diadakan pertemuan kembali antara


Saudara Nur Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn., Saudara
Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom, Saudara Krisno Hutagalung, S.T., Saudara
Hafizha , S.I.Kom., Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., di Unnes Hotel
and Convention Centre atas usulan dari Saksi Muhammad Hafidz Habibie,
S.Sn., karena ada kendala properti.Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn.,
mengusulkan untuk menggunakan bahan peledak Nitrogliserin, karena bahan
peledak berupa Dayagel Pulsar tidak bisa didapatkan karena adanya embargo
impor yang mengakibatkan bahan peledak yang digunakan untuk pembuatan
film dilarang. Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn selaku sutradara

46
keberatan menggunakan Nitrogliserin karena dapat mengakibatkan dampak
yang sangat berbahaya bagi kru, pemain dan lingkungan sekitar di Pantai
Marina Semarang ;

Bahwa pada pertemuan tanggal 7 Februari 2013 Saksi Dhimas Bayu Marindra
S.Sn., M.Sn. mengusulkan menggunakan bahan peledak Black Powder,
dikarenakan sifatnya yang aman dan memiliki daya ledak rendah, ia
berpendapat bahwa ledakan bisa dibuat terlihat nyata setelah melalui proses
editing, seluruh kru film menyepakati usulan Saksi Dhimas Bayu Marindra
S.Sn., M.Sn. ;

Bahwa pada tanggal 8 Februari Saudara Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom


selaku asisten Terdakwa segera menyerahkan hasil rapat dalam bentuk tulisan
yang ditulis oleh notulensi Saudara Muhammad Bahrul Amiq tentang hasil
rapat pada tanggal 7 Februari 2013 dan ditanda tangani oleh Saudara Nur
Zahara B.A ;

Bahwa setelah melihat dan memahami hasil rapat, Terdakwa menghubungi


Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn., via Line dengan ID : Habibieganzz
guna menanyakan keberatan Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn.,
menggunakan Nitrogliserin, dan menanyakan tentang Nitrogliserin yang
dimaksud ;

Bahwa Terdakwa melangsungkan pertemuan dengan Saksi Dhimas Bayu


Marindra S.Sn., M.Sn., dan Saksi Muhammad Hafizh Habibie S.Sn. Dalam
pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang
menggunakan bahan peledak Black Powder, sesuai dengan hasil rapat
tertanggal 7 Februari 2013;

Bahwa karena semua Izin Lokasi telah didapat Saudara Hafizha, S.I.Kom pada
tanggal 10 Januari 2014 mendatangi kantor PT. Indo Perkasa Usahatama yang
beralamat di Komplek Puri Anjasmoro Blok F-1/8, Tawangaglikkidul,
Semarang, untuk mengajukan Izin Lokasi dengan melampirkan :
a. Izin Lokasi dari Kepolisian Daerah Jawa Tengah Nomor
SI/30/2/2014/DIRINTELKAM yang didapat pada tanggal 10 Desember
2013
2. Izin Lokasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang

47
dengan tembusan kepada Pemerintah Kota Semarng Nomor
014/DISBUDPAR.SMG/01/2014 yang didapat pada tanggal 6 Januari
2014
Dengan dilengkapinya Izin Lokasi dari Instansi Pemerintahan Maka Pihak
Pengelola pemberikan Izin lokasi untuk PT. Sutera Intercine Films yang
dikeluarkan pada tanggal 10 Januari 2014 dengan Nomor 021/SIF/01/2014;

Bahwa pada tanggal 3 Februari 2014 dilakukan syuting pertama dengan adegan
pengeboman di Pantai Marina Semarang menggunakan bahan peledak Black
Powder, proses syuting ini diawasi oleh pihak Polisi Resort Semarang ;

Bahwa pada tanggal 10 Februari 2014 Terdakwa memberikan tanggapan


kurang puas atas adegan pengeboman yang dilakukan pada tanggal 3 Februari
2014, Terdakwa juga mengajak Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn,
untuk melakukan proses syuting ulang adegan pengeboman yang akan dibahas
lebih lanjut pada pertemuan tanggal 16 Februari 2014;

Bahwa pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and Convention Centre
yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading Nomor 77, Kelurahan
Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara diadakan
pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi
Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn. dan Saksi Hartono S.T., M.Sc. Untuk
membahas proses syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin;

Bahwa pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.
Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan nitrogliserin,
yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan nitrogliserin biaya yang
akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan sangat besar karena
membutuhkan biaya tinggi untuk membuat nitrogliserin selain itu dikarenakan
sifat Nitrogliserin yang kurang stabil sangat berbahaya bagi orang-orang yang
berada tidak jauh dari Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki
nilai lebih pada ledakan yang akan dihasilkan;

Bahwa Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan nitrogliserin


dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya ledakan yang dihasilkan
dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi semakin menarik dan dari

48
hasil penjualan film tersebut PT. Sutera Intercine Films akan meraup
keuntungan yang besar;

Bahwa dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi Hartono, S.T.,


M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java Attack, dimana
Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan menggunakan
Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi Hartono, S.T., M.Sc.
menyetujui tawaran tersebut ;

Bahwa dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk melakukan


syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin,

Bahwa Terdakwa memperingatkan Saksi Hartono, S.T., M.Sc. untuk


berhati-hati dalam segala sesuatu agar tidak terjadi masalah kedepannya,
Terdakwa juga meminta untuk tidak berlebihan dalam menggunakannya
pada saat syuting, agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan
kerugian, selain itu juga untuk memangkas biaya, karena butuh dana
yang tidak sedikit untuk membuat Nitrogliserin ;

Bahwa sesuai dengan kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 Saksi


Hartono S.T., M.Sc. Bertugas untuk menyediakan Nitrogliserin. Hartono
mendapatkan Nitrogliserin dengan cara membuat sendiri bahan peledak
tersebut di rumahnya yang beralamat Jalan Pramuka Nomor 10, Semarang,
Jawa Tengah ;

Bahwa kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 bertentangan dengan hasil


RUPS pada tanggal 6 Desember 2010, dimana hasil RUPS
No.176/RUPS/XII/2010 yang seharusnya dijalankan oleh Terdakwa adalah
dalam pembuatan film Java Attack dilarang menggunakan bahan peledak
berbahaya;

Bahwa Terdakwa selaku Presiden Direktur PT Sutera Intercine Films tidak


mengindahkan hasil RUPS tersebut dengan cara membuat kesepakatan bersama
dengan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., saksi Muhammad Hafidz
Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc. untuk melakukan syuting ulang
adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang menggunakan bahan peledak
Nitrogliserin;

49
Bahwa diketahui Nitrogliserin adalah zat kimia yang berbentuk cair yang tidak
stabil dan mudah meledak. Berikut ini adalah sifat dan ciri-ciri dari nitrogliserin
:
Tabel :
Ciri-Ciri Nitrogliserin
Rumus Kimia C3H5N3O9
Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning ketika
membusuk karena pH berasam

Bahwa diketahui Nitrogliserin sangat berbahaya sehingga dilarang keras


digunakan kecuali untuk keperluan militer dan industri, yang diatur dengan
ketentuan khusus. Segala ketentuan tersebut diatur oleh Keputusan Presiden
Nomor 14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden
Nomor 5 Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana
Telah Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 dan
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak
Komersial ;

Bahwa diketahui terdakwa juga telah melanggar Keputusan Presiden Nomor


14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 5
Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana Telah
Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 pada Pasal 2
yang berbunyi :
Pengadaan beserta distribusi bahan peledak dan atau komponennya di
seluruh wilayah Indonesia dilakukan oleh:

50
1. PT (PERSERO) Dahana, untuk bahan peledak militer dan bahan
peledak industri (komersial); dan
2. PT Multi Nitrotama Kimia dan PT Tridaya Esta, khusus untuk bahan
peledak industri (komersial).

Bahwa terdakwa juga tidak mengindahkan peraturan lain yang ada yaitu
Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian dan Pengamanan Bahan Peledak
Komersial pada Pasal 26 Huruf f yang berbunyi :
Izin pembelian dan penggunaan bahan peledak, permohonan rekomendasi
diajukan kepada Kapolda u.p. Dirintelkam Polda dengan dilengkapi
persyaratan:
1. rincian jenis dan jumlah kebutuhan bahan peledak yang akan dibeli;
2. rencana penggunaan bahan peledak;
3. Surat Pernyataan Pengguna Akhir (SPPA);
4. data Kepala Teknik;
5. data Juru Ledak atau Juru Tembak;
6. fotokopi izin pemilikan, penguasaan dan penyimpanan bahan peledak;
7. fotokopi izin gudang bahan peledak;
8. laporan sisa persediaan atau stock bahan peledak yang dimiliki;

Bahwa pada tanggal 3 Maret 2014 Saudara Hafizha, S.I.Kom., mendatangi


pihak pengelola Pantai Marina Semarang untuk membujuk pihak pengelola
agar memberian izin kembali untuk menggunakan Pantai Marina Semarang,
walaupun perizinan belum didapat, dan Pihak Pengelola mengizinkan dengan
syarat perizinan segera menyusul tak lama setelah adegan dilakukan ;

Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 tepatnya pada pukul 10.00 WIB proses
syuting kedua dengan adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang
dilaksanakan, Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn salaku Sutradara
menginstruksikan kepada Saudara Hafizha, S.I.Kom, Saksi Muhammad Hafidz
Habibie, S.Sn., dan Saksi Hartono S.T., M.Sc. untuk mengondisikan lokasi
syuting dan bahan peledak yang akan digunakan untuk adegan pengeboman ;

Bahwa adegan pengeboman dilakukan sebanyak tiga kali, adegan bom pertama
dilakukan pada sekitar pukul 10.30 WIB dengan menggunakan Nitrogliserin
sebanyak 1 botol dengan volume 100 ml Nitroliserin , adegan bom kedua

51
dilakukan pada sekitar pukul 11.15 WIB dengan menggunakan Nitrogliserin
sebanyak 2 botol dengan volume 200 ml Nitroliserin, dan pada saat adegan
pengeboman ketiga yaitu pada pukul 13.00 WIB dengan menggunakan
Nitrogliserin sebanyak 3 botol dengan volume 300 ml Nitroliserin, pengeboman
ketiga dilakukan dengan tidak ketelitian dari saksi Hartono, S.T., M.Sc. yang
kurang memperhitungkan ledakan yang dihasilkan dari 3 botol Nitrogliserin
yang telah disiapkan, karena ledakan yang dihasilkan memicu ledakan dari
Nitrogliserin tidak dipakai yang berada tidak jauh dari peledakan tersebut yang
diketahui nitrogliserin berjumlah 1100 ml sehingga mengakibatkan ledakan
yang sangat besar yang mencapai radius 100 meter dan mengakibatkan
rusaknya sebagian sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan, tumbuh-
tumbuhan dan padang lamun yang menjadi bagian dari ekosistem laut perairan
Pantai Marina Semarang ;

Bahwa dengan adanya ledakan yang terjadi di Pantai Marina Semarang pada
tanggal 8 Maret 2014 mengakibatkan dilampauinya Kriteria baku
Kerusakan Lingkungan Hidup yaitu Ekosistem Terumbu Karang dan Padang
Lamun di Pantai Marina Semarang ;

Bahwa Pihak Pengelola dan Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang biota laut khususnya ekosistem
terumbu karang dan padang lamun di Pantai Marina Semarang, berikut ini hasil
penelitian pada titik ledakan yang luasnya 100 m2 dan 300 m dari bibir pantai
sebelum terjadi ledakan ;

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Februari 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BURUK SEDANG BAIK BAIK
(%)
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9 SEKALI

52
75 - 100

Hard Coral
1 32
(HC)
Dead Coral
2 21
(DC)
Dead Coral
3 13
Algae (DCA)
Soft Coral
4 27
(SC)
Soft Coral
5 19
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kreteria Rusak (Buruk)
kecuali Bentuk Pertumbuhan Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 13 Februari 2014
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 48,94 42,67
rotundata

Cymodocea
2 33,06 31,63
serrulata

Halodule
3 27,71 22,90
uninervis

53
Halophila
4 23,64 21,03
ovalis

Thalassia
5 43,95 41,02
hemprichii

Syringodium
6 12,93 9,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata
dan Thalassia hemprichii yang masuk dalam kategori Rusak
(Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Bahwa Pihak Pengelola dan Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang segera melakukan penelitian lagi untuk memastikan kondisi dari
biota laut yang berada pada titik ledakan tersebut yang luasnya 31.400 m 2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitiannya;

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Maret 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang
Bentuk Hasil Penelitian
NO
Pertumbuha Persentase
. Rusak Baik
n Tutupan (%)

Buruk BAIK
SEDANG BAIK
SEKALI
(0- 24,9) 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 23
(HC)
2 Dead Coral 14

54
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 20
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis pertumbuhan terumbu karang masuk dalam kreteria


Rusak (Buruk), Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang. Serta terdapat penurunan yang
sangat signifikan pada persentase tutupan semua jenis
pertumbuhan terumbu karang tersebut apabila dibandingkan
dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Semarang pada tanggal 10 Februari 2014.

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 11 Maret 2014
Hasil Penelitian
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
PERSENTASE
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
PENUTUPAN
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
JENIS (%)
NO. PADANG Penutupan Penutupan BAIK RUSAK
LAMUN Jenis (Ci) Relatif
(RCi) KURANG
KAYA/ SEHAT KAYA/KURA MISKIN
60 NG SEHAT 29,9
30 59,9
Cymodocea 29,94 28,67
1
rotundata

23,56 21,82
Cymodocea
2
serrulata

Halodule 19,79 18,93


3
uninervis

55
Halophila 16,64 16,03
4
ovalis

Thalassia 32,65 31,92


5
hemprichii

Syringodiu 9,73 6,91


6 m
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Thalassia hemprichii yang masuk dalam
kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Dan terdapat penurunan yang signifikan
pada tiap persentase tutupan padang lamun apabila
dibandingkan dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan
dan Perikanan Kota Semarang pada tanggal 13 Februari 2014.
Perbuatan Terdakwa Tersebut Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 73 ayat (2) Huruf c Undang-Undang No 27 Tahun 2007 Tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil jo Undang- Undang No 1
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 27 Tahun 2007
Tentang Pengelolan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil jo Pasal 55 ayat (1)
ke -1 KUHP;

Fakta- fakta yang terungkap dalam pemeriksaan dipersidangan secara


berturut-turut dikemukakan yakni Keterangan Saksi-Saksi, Keterangan Ahli,
Surat, Petunjuk, dan Keterangan Terdakwa, serta Barang Bukti sebagai berikut:

KETERANGAN SAKSI-SAKSI:

Saksi A Charge

SAKSI I

SUPRIYADI Tempat Tanggal Lahir Semarang, 9 Juni 1977, Umur 37


tahun, Jenis Kelamin Laki-Laki, Kewarganegaraan
Indonesia, Agama Islam, Pekerjaan Wiraswasta,

56
Pendidikan SMA, Alamat Jalan Madukoro No. 22,
Semarang Barat, Telah bersumpah berdasarkan Agama
Islam, yang pada Pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:

- Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa benar saksi dapat mengikuti persidangan;

- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa;

- Bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan darah atau semenda hingga derajat
ketiga dengan terdakwa;

- Bahwa benar saksi mengetahui adanya proses syuting adegan pengeboman


untuk pembuatan film Java Attack yang terjadi di Pantai Marina Semarang
pada tanggal 3 Februari 2014 dan 8 Maret 2014;

- Bahwa benar saksi mengetahuiperkara ini tentang meledaknya bom yang terjadi
di Pantai Marina Semarang

- Bahwa benar saksi melihat secara langsung kejadian tersebut karena pada saat
itu saksi berada dilokasi

- Bahwa benar saksi mengetahui adanya proses syuting adegan pengeboman


untuk pembuatan film Java Attack yang terjadi di Pantai Marina Semarang

- Bahwa benar saksi tidak bekerja di PT Sutera Intercine Films dan pada saat itu
saksi bekerja untuk mengfasilitasi proses syuting Java Attack

- Bahwa benar saksi tidak mengetahui mengenai PT Sutera Intercine films

- Bahwa benar saksi berada dilokasi untuk bekerja;

- Bahwa benar saksi bekerja sebagai pengemudi speedboat untuk wisata keliling
pantai Marina Semarang

- Bahwa benar saksi sudah bekerja di Pantai Matina Semarang sekitar 3 tahun

- Bahwa benar saksi pada saat pembuatan film dipekerjaka sebagai pengemudi
beserta penyedia kapal speedboat untuk membawa para crew dan menampung
bahan peledak

57
- Bahwa benar saksi mengatakan bahwa ledakan bom tersebut terjadi para
tanggal 8 Maret 2014 dan saksi lupa ledakan terjadi pada pukul nerapa namun
kejadian tersebut terjadi ketika menjelang sore hari

- Bahwa benar saksi dipekerjakan selama dua hari syuting

- Bahwa benar saksi deipekerjakan pada tanggal pada tanggal 3 Februari 2014
kemudian saksi dipekerjakan kembali pada tanggal 8 Maret 2014 dan secara
mendadak;

- Bahwa benar mendadak yang dimaksud saksi hnya dipekerjakan pada tanggal 3
Februari saja namun pada tanggal 7 Maret 2014 saksi kembali dihubungi untuk
bekerja lagi;

- Bahwa benar proses syuting yang dilakukan pada hari yang berbeda dengan
rentang waktu yang cukup lama

- Bahwa benar saksi di hubungi oleh saksi helman melalui sms untuk bekerja
kembali dan saksi menerimanya

- Bahwa benar saksi tidak mengetahui mengapa syuting diulangi hingga dua kali;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia pada saat itu bersama dengan saksi Giyan
Budiono dan beberapa crew film untuk persiapan pengambilan adegan dilokasi
syuting;

- Bahwa benar proses syuting pada tanggal 3 Februari juga menggunakan bahan
peledak (tambahann)

- Bahwa benar saksi mengatakan adanya perbedaan pada saat proses syuting
adegan pengeboman 3 Februari 2014 dengan 8 Maret 2014;

- Bahwa benar saksi mengatakan perbedaan tersebut ada pada penjagaan dari
pihak kepolisian dan ledakan bom yang dihasilkan, karena pada proses syuting
pengeboman tanggal 3 Februari 2014 ada penjagaan secara ketat dari pihak
Kepolisian, namun pada proses syuting adegan pengeboman pada tanggal 8
Maret 2014 tidak terdapat penjagaan dari pihak kepolisian, dari hasil ledakan
pun sangat berbeda antara proses syuting adegan pengeboman pada tanggal 3
Februari 2014 dengan proses syuting adegan pengeboman pada tanggal 8 Maret
2014, hasil ledakan pada tanggal 8 Maret jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan proses syuting adegan pengeboman pada tanggal 3 Februari 2014

58
- Bahwa benar saksi mengenal sebagian besar orang-orang yang berada pada
lokasi syuting pada saat itu;

- Bahwa benar saksi mengenal rekan-rekan sesama pengemudi speedboat,


sutradara dari film Java Attack yaitu saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,
M.Sn., saudara Hafizha, S.I.Kom selaku manajer Lokasi, dan saksi Hartono,
S.T., M.Sc. yang mengurusi bahan peledak;

- Bahwa benar saksi melihat semua proses syuting adegan pengeboman tersebut;

- Bahwa benar saksi pada saat kejadian tersebut berada pada Speedboat miliknya
yang mana terdapat juga saksi Giyan Budiono dan saksi Andri Kurniawan;

- Bahwa benar saksi mengatakan bahwa selama ia bekerja sebagai guide


Speedboat di Pantai Marina Semarang belum pernah ada proses syuting yang
menggunakan bahan peledak yang ledakannya sebesar yang dilakukan oleh PT
Sutera Intercine Films;

- Bahwa benar saksi mengatakan bahwa selama ia bekerja di Pantai Marina


Semarang sebagai Guide Speedboat Pantai Marina Semarang telah beberapa
kali digunakan untuk proses syuting film, namun selama ini hanya PT Sutera
Intercine Films yang mengakibatkan kerugian yang begitu besar, biasanya
aman-aman saja;

- Bahwa benar saksi mengatakan banyak kerugian yang diakibatkan dari proses
adegan syuting pengeboman kedua, seperti keluhan dari nelayan-nelayan yang
sering mencari ikan diwilayah perairan pantai marina yang mengatakan bahwa
sulitnya mendapatkan ikan karena ikan banyak yang mati;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia juga mengalami kerugian yang diakibatkan


dari ledakan tersebut, dan kerugian tersebut besar banyak yaitu Speedboat saksi
mengalami kerusakan dan tidak dapat lagi diperbaiki.;

- Bahwa benar speedboat saksi rusak karena speedboat saksi digunakan untuk
menampung bahan peledak

- Bahwa benar saksi mengatakan kerugian yang ia alami untuk membeli baru
kapal Speedboat sebesar 150 juta;

- Bahwa benar saksi mengatakan PT Sutera Intercine Films sama sekali tidak
mengganti uang kerugian yang ia alami

59
- Bahwa benar saksi merupakan tulang punggung dalam keluarganya yang terdiri
dari satu istri dan dua orang anak yang harus dinafkahi;

- Bahwa benar saksi mengatakan terpaksa ia tidak bisa bekerja seperti biasanya
dikarenakan Speedboat yang biasa ia gunakan untuk mencari nafkah telah rusak
dan tidak dapat diperbaiki;

- Bahwa benar saksi mengatakan untuk memenuhi kebutuhannya saksi


mengandalkan uang tabungannya yang tidak seberapa, namun sangat kurang
sehingga mengharuskan ia untuk hutang kepada teman dan tetangga, selain itu
istrinya beberapa hari ini telah hutang diwarung tetangga untuk membeli
kebutuhan sehari-hari;

- Bahwa benar saksi mengatakan peledakan pada tanggal 3 Februari 2014


berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada adegan peledakan tanggal 3 Februari 2014
dan 8 Maret 2014 semuanya memiliki persiapan sebelum adegan pengeboman
dilakukan, namun pada adegan tanggal 8 Maret 2014 agak berbeda
persiapannya;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia sempat melihat saksi Hartono, S.T., M.Sc.,
sangat sibuk mempersiapkan adegan pengeboman pada tanggal 8 Maret 2014,
persiapan tersebut sangat berbeda dengan adegan pengeboman sebelumnya;

- Bahwa benar saksi mengatakan tidak melihat Saksi Hartono, S.T., M.Sc., pada
adegan peledakan bom pada tanggal 3 Februari 2014;

- Bahwa benar saksi mengatakan persiapan tidak hanya dilakukan oleh saksi
Hartono, S.T., M.Sc., namun persiapan juga dilakukan oleh kru film lain,
namun yang sangat menonjol adalah Saudara Hafidza terlihat lebih sibuk
daripada adegan peledakan bom tanggal 3 Februari 2014;

- Bahwa benar saksi dipekerjakan bersama beberapa temannya dalam proses


pembuatan film di Pantai Marina Semarang tersebut;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada adegan pengeboman tanggal 8 Maret 2014
terlebih dahulu diadakan breafing secara khusus oleh Saudara Hafidzha dan
Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bahkan Saksi Hartono, S.T., M.Sc., mengatur jarak-
jarak kapal yang kami kemudikan;

60
- Bahwa benar saksi mengatakan ia mengikuti kedua adegan pengeboman yaitu
tanggal 3 Februari 2014 dan 8 Maret 2014, bahkan sampai terjadinya ledakan
yang sangat besar itu;

- Bahwa benar saksi mengatakan terdapat tiga adegan pengeboman pada tanggal
8 Maret 2014, adegan pengeboman pertama dan kedua berjalan lancar dan tidak
ada kejadian yang diluar rencana, namun untuk pengeboman ketiga, saat Saksi
Hartono, S.T., M.Sc., meledakan bom dengan detonator, gelombang laut yang
dihasilkan cukup besar, saat itu lah terjadi ledakan yang besar dari kapal yang
berisikan Nitrogliserin yang disiapkan untuk adegan-adegan berikutnya;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia baru-baru ini bekerja sebagai guide


Speedboat di Pantai Marina Semarang;

- Bahwa benar saksi mengatakan dulu ia bekerja sebagai nelayan diperairan


Pantai Marina Semarang bersama saudara Helman;

- Bahwa benar saksi mengatakan prosefi nelayan yang telah lama ia tekuni
semakin lama semakin merugi, dan akhirnya saksi ,memutuskan untuk menjadi
guide Speedboat;

- Bahwa benar saksi mengatakan adanya proses reklamasi yang dilakukan sejak
sekitar tahun 2004;

- Bahwa benar saksi mengatakan tangkapan ikannya pada saat menjadi nelayan
semakin hari semakin menurun, bahkan untuk mendapatkan ikan harus mencari
sampai ketengah laut;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada saat menjadi nelayan ia tidak melaut
setiap hari;

- Bahwa benar saksi mengatakan untuk tetap dapat menghidupi keluarganya,


pada saat ia menjadi nelayan, ia sering menggunakan bom ikan untuk
mendapatkan hasil tangkapan;

- Bahwa benar saksi mengatakan nelayan lain yang mencari ikan di perairan
Pantai Marina Semarang sering melakukan bom ikan untuk mendapatkan
tangkapannya;

- Bahwa benar saksi mengatakan dampak lain yang disebabkan oleh reklamasi
tersebut dirasakan juga oleh saudara Basuki adiknya yang melakukan usaha

61
tampak, dimana akibat dari reklamasi tersebut usaha tambak yang ditekuninya
bangkrut;

- Bahwa benar saksi meminta ganti kerugian kepada PT Sutera Intercine Films
atas kerusakan Kapal Speedboat miliknya yang digunakan untuk adegan
pengeboman tersebut dan rusak;

- Bahwa benar saksi membawa nota pembelian Kapal Speedboat tiga tahun yang
lalu ketika ia membelinya dari sebuah perusahaan kapal;

Bahwa terhadap keterangan saksi yang disampaikan, terdakwa


membenarkannya.

SAKSI II

HUSSEN ALFARISY Tempat Tanggal Lahir Semarang, 5 April 1980


Umur 34 Tahun, Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kewarganegaraan Indonesia, Agama
Islam,Pekerjaan Wiraswasta/ Nelayan,
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK), Alamat Jalan Puri Anjasmoro Nomor 15
Tawangsari, Semarang Barat, Telah bersumpah
berdasarkan Agama Islam, yang pada Pokoknya
memberikan keterangan sebagai berikut:

- Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa benar saksi dapat mengikuti persidangan;

- Bahwa benar saksi dalam perkara ini berkedudukan sebagai pelapor;

- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa;

- Bahwa benar terdakwa tidak memiliki hubungan darah, atau semenda hingga
derajat ketiga;

- Bahwa benar saksi mengetahui perkara ini adalah meledaknya bahan peledak
dalam proses syuting adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang dan
ledakan tersebut menimbulkan kerusakan di Pantai Marina Semarang;

- Bahwa benar saksi pada saat itu berjarak tidak terlalu jauh dari pusat ledakan;

- Bahwa benar saksi disini sebagai pelapor, yang melihat secara langsung
kejadian ledakan speedboat yang terjadi di Pantai Marina Semarang

62
- Bahwa benar saksi pada saat itu sedang mencari ikan di Perairan Pantai Marin,
dan ketika saksi hendak kembali kedaratan saksi melihat ledakan yang terjadi;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada saat peledakan sedang berlangsung


kegiatan syuting film;

- Bahwa benar saksi mengatakan melihat ada 5 kapal Speedboat yang berada di
tengah-tengah perairan Pantai Marina dan tiba-tiba salah satu kapal Speedboat
meledak sangat besar;

- Bahwa benar saksi melihat ledakan tersebut bersama dengan rekannya mencari
ikan yang berada dalam satu kapal bersamanya;

- Bahwa benar saksi mengatakan setelah melihat kejadian tersebut saksi segera
melaporkan hal tersebut ke Markas Komando Direktorat Polisi Air dan Udara
Kepolisian Daerah Jawa Tengah;

- Bahwa benar saksi melaporkan hal tersebut sendiri dan rekannya tersebut tetap
mencari ikan;

- Bahwa benar saksi mengatakan hal tersebut terjadi pada tanggal 8 Maret 2014;

- Bahwa benar saksi mengatakan hal tersebut terjadi sekitar pukul 15.00 WIB;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia melihat kegiatan syuting yang berlangsung


sebelum ledakan itu terjadi;

- Bahwa benar saksi mengetahui hal tersebut adalah kegiatan syuting film dari
terdapat banyak kamera, beberapa lampu sorot dan saksi melihat saudara giyan
yang mana diketahui sering muncul ditelevisi;

- Bahwa benar saksi mengatakan jarak saksi dan lokasi kejadian sekitar 150
meter;

- Bahwa benar saksi mengatakan dengan jarak 150 meter saksi melihat secara
jelas kejadian tersebut karena tidak ada yang menutupi pandangannya;

- Bahwa benar saksi mengetahui terdapat 3 ledakan yang terjadi pada tanggal 8
Maret 2014 namun ledakan ke-3 sangat besar;

- Bahwa benar saksi mengatakan ledakan tersebut terjadi sekitar pukul 15.00
WIB;

63
- Bahwa benar saksi mengatakan ledakan pertama yang saksi lihat sangat kecil,
sedangkan ledakan kedua cukup kuat, namun jauh lebih besar ledakan ke-3;

- Bahwa benar saksi mengatakan sudah sering mencari ikan di perairan Pantai
Marina Semarang, karena memang ditempat itu lah ia mencari nafkah untuk
keluarganya;

- Bahwa benar saksi mengatakan sudah sangat lama mencari ikan di Pantai
Marina Semarang, Hampir seumur hidupnya digunakan untuk mencari ikan di
Pantai Marina Semarang, karena memang pekerjaan nelayan telah turun
temurun didalam keluarganya;

- Bahwa benar saksi mengatakan penghasilan utamanya adalah dari melaut;

- Bahwa benar saksi mengatakan setelah kejadian itu ikan yang ia dapatkan
berkurang, padahal mencari ikan di perairan Pantai Marina Semarang sudah
susah, dengan kejadian tersebut keadaan menjadi makin susah;

- Bahwa benar saksi mengatakan hasil tangkapan ikan yang diperoleh tiap
harinya tidak menentu;

- Bahwa benar saksi mengatakan sehari sebelum peristiwa itu terjadi hasil
tangkapan ikannya sekitar 40kg, namun keesokan harinya setelah peristiwa
tersebut, hasil tangkapan menurun secara drastis, hasil tangkapan hanya sekitar
15kg, sehingga saksi merasa sangat rugi;

- Bahwa benar saksi mengatakan rekan-rekannya sesama nelayan juga


mengalami penurunan hasil tangkapan setelah kejadian tersebut, dan para
nelayan selalu mengeluh karena hasil tangkapannya hanya sedikit;

- Bahwa benar saksi mengatakan sebelumnya juga pernah dilakukan peledakan


bom untuk proses syuting film di Pantai Marina Semarang namun ledakan
yang dihasilkan tidak sebesar ledakan yang dihasilkan oleh pembuatan film
Java Attack dan tidak menimbulkan kerugian seperti sekarang;

- Bahwa benar saksi mengatakan setelah melaporkan hal tersebut saksi


menyempatkan diri untuk melihat lokasi kejadian peledakan tersebut;

- Bahwa benar saksi mengatakan setelah kejadian tersebut kondisi dari perairan
Pantai Marina Semarang khususnya didekat titik ledakan menjadi sangat kotor,
airnya bertambah keruh, selain itu saksi juga melihat banyaknya ikan mati
yang terapung di permukaan air dan menimbulkan bau busuk;

64
- Bahwa benar saksi mengatakan ia tidak melihat adanya korban yang
disebabkan oleh ledakan tersebut;

- Bahwa benar saksi mengatakan sudah semenjak kecil ia mencari ikan, karena
memang pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan turun temurun
dikeluarganya;

- Bahwa benar saksi mengatakan populasi ikan di perairan Pantai Marina


Semarang tiap tahunnya mengalami penurunan;

- Bahwa benar saksi mengatakan sejak di Pantai Marina Semarang dilakukan


reklamasi populasi ikan semakin menurun;

- Bahwa benar saksi mengatakan sebelum reklamasi Pantai Marina Semarang


keadaanya bersih, air laut jernih, dan populasi ikan melimpah, namun setelah
reklamasi air Pantai Marina Semarang berubah menjadi keruh, mungkin hal
tersebut yang menyebabkab turunnya populasi ikan di perairan Pantai Marina
Semarang;

- Bahwa benar saksi mengatakan jarak ke-5 kapal yang ia lihat pada adegan
pengeboman berjauhan;

- Bahwa benar saksi mengatakan jarak kapal-kapal tersebut kira-kira 100-200


meter;

- Bahwa benar saksi mengatakan tidak ada yang mengomando jalannya adegan
pengeboman tersebut, namun ia melihat seorang diantara kru film mondar-
mandir untuk menyiapkan adegan pengeboman tersebut;

- Bahwa benar saksi merupakan warga asli Pantai Marina Semarang;

- Bahwa benar saksi mengatakan ekosistem laut di Pantai Marina Semarang,


termasuk terumbu karang dan rumput laut yang bagus, dan pastinya populasi
ikan yang berlimpah;

- Bahwa benar saksi mengatakan ketika proyek reklamasi ini berjalan dan sudah
ada yang terselesaikan tata letaknya bagus dan modern pak, hanya saja di
lingkungan kami jadi tidak terurus, dan populasi ikan serta terumbu karang dan
rumput laut turun;

- Bahwa benar saksi mengatakan warga Pantai Marina Semarang yang dulunya
nelayan kini harus beralih menjadi kerja serabutan, termasuk saya, kalau cuaca
bagus saya melaut, kalau tidak ya saya hanya kerja serabutan untuk

65
membersihkan kapal saja pak, karena memang kalau cuaca sedang buruk, pasti
air laut semakin keruh;

Bahwa terhadap keterangan saksi yang disampaikan, terdakwa


membenarkannya.

SAKSI III

DHIMAS BAYU MARINDRA, S.Sn., M.Sn. Tempat Tanggal Lahir Surabaya,


10 Maret 1970, Umur 44 Tahun,
Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kewarganegaraan Indonesia,
Agama Islam, Pekerjaan
Sutradara, Pendidikan Strata-2,
Alamat Jalan H. Alwi Nomor 1,
Tanjung Barat, Jakarta Selatan,
Telah bersumpah berdasarkan
Agama Islam, yang pada
Pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:

- Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa benar saksi dapat mengikuti persidangan;

- Bahwa benar saksi mengenal terdakwa;

- Bahwa benar terdakwa tidak memiliki hubungan darah, atau semenda hingga
derajat ketiga;

- Bahwa benar saksi mengetahui perkara ini adalah meledaknya bahan peledak
dalam proses syuting adegan pengeboman di Pantai Marina Semarang dalam
rangka pembuatan film Java Attack yang mengakibatkan rusaknya ekosistem
laut;

- Bahwa benar saksi merupakan sutradara dalam film Java Attack tersebut;

- Bahwa benar saksi memiliki tugas dan wewenang serta bertanggung jawab
pada aspek yang ada dalam pembuatan film baik interpretative maupun teknis,
serta saksi merupakan pemimpin dalam pembuatan film tersebut, saksi juga
bertugas mengatur bagaimana yang harus tampak dalam pengambilan gambar
film, mengarahkan kamera, mengarahkan acting para artis dan dialognya.

66
Selain itu saksi juga mengatur gerak kamera, suara, pencahayaan, dan hal-hal
lain yang akan mempengaruhi hasil akhir pembuatan film Java Attack;

- Bahwa benar saksi mengatakan sudah mengerjakan 7 film dengan film Java
Attack itu sendiri, 5 film bergenre action dan yang lain merupakan film drama;

- Bahwa benar saksi telah kurang lebih 14 tahun telah menekuni profesi
sutradara, profesi ini ditekuni sejak tahun 2000;

- Bahwa benar saksi mengatakan bahwa pada waktu itu yang berada di lokasi
ledakan bom adalah para kameramen, crew film, artis, dan seluruh orang yang
memiliki kepentingan dalam pembuatan film Java Attack ini;

- Yang saya lihat pada saat itu sedang ada pengambilan adegan pengeboma di
patai Marina yang dilakukan oleh Pak Hartono dan ketika ledakan bom terjadi
tiba-tiba ledakan tersebut menimbulkan gelombang hingga speedboat tempat
untuk menampung bahan peledak goyang dan menyusul ledakan dan ledaka
yang ditimbulkan sangat besar

- Bahwa benar saksi mengenal saksi Hartono, S.T., M.Sc. yang merupakan ahli
dibidang kimia yang dipercaya oleh PT. Sutera Intercine Films mengatur
bahan peledak untuk pembuatan film Java Attack ini;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia berada sekitar 300 m dari ledakan tersebut;

- Bahwa benar saksi mengatakan peledakan tersebut terjadi pada tanggal 8


Maret 2014 sekitar pukul 15.00 WIB;

- Bahwa benar saksi mengetahui bahan peledak yang digunakan untuk proses
syuting tersebut adalah Nitrogliserin;

- Bahwa benar saksi mengatakan dari kelima film yang telah ia kerjakan, 3
diantaranya ada adegan pengeboman seperti Film Java Attack;

- Bahwa benar saksi menggunakan bahan peledak dayagel pulsar dan black
powder pada proses syuting ke 3 film yang pernah ia kerjakan;

- Bahwa benar saksi mengatakan untuk proses syuting adegan pengeboman di


daerah seperti Pantai Marina Semarang, bahan peledak yan tepat untuk
digunakan adalah Dayagel Pulsar;

- Bahwa benar saksi mengatakan tidak menggunakan Dayagel Pulsar


dikarenakan bahan peledak tersebut telah diembargo, sehingga saksi

67
memutuskan untuk menggunakan Black Powder yang telah disetujui pada saat
rapat tanggal 7 Februari 2013 di Unnes Hotel and Convention Center;

- Bahwa benar saksi mengatakan hasil rapat 7 Februari 2013 dilaksanakan pada
tanggal 3 Februari 2014 yaitu melakukan adegan pengeboman menggunakan
bahan peledak Black Powder, namun pada saat hasil adegan syuting tanggal 3
Februari 2014 diserahkan kepada Terdakwa, Terdakwa mengaku kurang puas
dengan hasil tersebut;

- Bahwa benar saksi mengatakan Terdakwa mengajak saksi, saksi Hartono, S.T.,
M.Sc., dan saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. untuk melakukan
pertemuan guna membahas proses adegan pengeboman ulang dengan
menggunakan bahan peledak Nitrogliserin yang diusulkan oleh saksi
Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. pada saat pertemuan 7 Februari 2013;

- Bahwa benar saksi mengatakan saksi Hartono, S.T., M.Sc. sebagai penyedia
dan yang bertanggung jawab dalam proses penggunaan Nitrogliserin pada
proses syuting adegan pengeboman;

- Bahwa benar saksi mengetahui saksi Hartono, S.T., M.Sc. mendapatkan bahan
peledak nitrogliserin dengan cara meracik sendiri bahan peledak tersebut;

- Bahwa benar saksi mengatakan hasil rapat pada pertemuan 10 Februari 2014
adalah diadakannya proses syuting ulang adegan pengeboman menggunakan
Nitrogliserin yang diusulkan oleh saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn., dan
saksi Hartono, S.T., M.Sc. yang bertanggung jawab untuk menyediakan dan
penggunaanya nanti pada proses syuting dilaksanakan;

- Bahwa benar saksi mengetahui bahan peledak nitrogliserin adalah bahan


peledak yang sangat sensitif dan berbahaya sehingga dilarang penggunaannya
dilarang oleh negara terkecuali untuk militer;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia tidak menyetujui penggunaan bahan peledak


nitrogliserin dalam adegan pengeboman tersebut, maka dari itu saksi
mengusulkan menggunakan bahan peledak Black Powder;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia merasa tertekan dengan ketidakpuasan


Terdakwa terhadap hasil pengambilan gambar pada tanggal 3 Februari 2014,
terlebih lagi Terdakwa membujuk saya untuk menggunakan Nitrogliserin dan
menyuruh saya untuk melakukan pengambilan gambar ulang menggunakan
nitrogliserin;

68
- Bahwa benar saksi mengatakan Terdakwa berkata apabila menggunakan
nitrogliserin sewaktu adegan pengeboman akan terlihat lebih bagus dan terlihat
lebih nyata, sehingga film Java Attack ini akan menjadi film yang sangat
populer;

- Bahwa benar saksi menyetujui penggunaan Nitrogliserin dikarenakan ingin


film yang dikerjakannya akan bagus dan populer yang secara otomatis
mengangkat namanya sebagai sutradara;

- Bahwa benar saksi mengatakan selama proses syuting berlangsung


nitrogliserin diledakan sebanyak 3 kali;

- Bahwa benar saksi mengatakan peledakan pertama dilakukan sekitar pukul


13.23 WIB, peledakan kedua dilakukan sekitar pukul 14.04 WIB, dan
peledakan bom ketiga yaitu sekitar pukul 15.00 WIB;

- Bahwa benar saksi mengatakan peledakan tersebut dilakukan berulang-ulang


semata mata untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin;

- Bahwa benar saksi mengatakan setelah ledakan tersebut terjadi, pada titik
peledakan terlihat kotor karena serpihan Speedboat yang hancur dan terdapat
beberapa ikan mati;

- Bahwa benar saksi mengatakan rapat pada tanggal 7 Februari 2013 merupakan
inisiatifnya, karena rapat kedua tersebut merupakan rapat untuk mematangkan
konsep untuk film Java Attack yang akan dikerjakan;

- Bahwa benar saksi mengatakan pematangan konsep terkait dengan materi-


materi yang dibutuhkan, terutama bahan peledak yang akan digunakan serta
pembagian job desk untuk tiap-tiap crew yang ada;

- Bahwa benar saksi mengatakan Terdakwa tidak hadir pada rapat tanggal 7
Februari 2013, yang hadir adalah Saudara Nur Zahara B.A, saksi Muhammad
Hafidz Habibie, S.Sn., Saudara Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom., Saudara
Hafizha, S.I.Kom., dan Saudara Krisno Hutagalung;

- Bahwa benar saksi mengatakan Terdakwa mengetahui hasil rapat tersebut


dikarenakan Saudara Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom sebagai asisten
Terdakwa memberitahunya, dan Terdakwa menyetujui penggunaan Black
Powder;

69
- Bahwa benar saksi mengatakan ada seseorang yang ditugaskan untuk mencatat
semua risalah dalam rapat yang diadakan pada saat itu;

- Bahwa benar saksi mengetahui efek dari peledak Nitrogliserin yang diguakan
pada tanggal 8 Maret 2014;

- Bahwa benar saksi mengatakan menurut Saudara Muhammad Hafizh Habibie,


S.Sn., sifat dari Nitrogliserin sanat sensitif terutama terhadap guncangan dan
keadaan sekitar yang dapat memicu atau menimbulkan reaksi yang besar;

- Bahwa benar saksi mengatakan sebelumya ia tidak bekerja di PT Sutera


Intercine Films;

- Bahwa benar saksi mengatakan keinginan untuk bergabung dengan PT Sutera


Intercine Films bukanlah keinginannya, melainkan ia dihubungi untuk
bergabung PT Sutera Intercine Films oleh Terdakwa, karena Terdakwa tertarik
dengan hasil film yang selama ini saya buat;

- Bahwa benar saksi mengatakan tidak ada tes atau seleksi yang ia ikuti, namun
saksi langsung dihubungi dan kemudian diberikan kontrak kerja dengan PT
Sutera Intercine Films;

- Bahwa benar saksi mengatakan dalam kontrak kerjanya dengan PT Sutera


Intercine Films, ia berkewajiban untuk memimpin dalam pembuatan film,
melakukan pengawasan dalam setiap jalannya proses pembuatan film,
menunjuk crew film sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, serta
bertanggung jawab penuh atas segala akibat yang mungkin ditimbulkan dalam
proses pembuatan film. Serta haknya adalah mendapatkan upah/gaji sesuai
tempo, serta difasilitasi berupa fasilitas kesehatan dan asuransi kesehatan dan
masih banyak lagi;

- Bahwa benar saksi mengatakan bahwa Saksi Hartono, S.T., M.Sc., melakukan
persiapan meracik Nitrogliserin dengan membeli beberapa tabung yang biasa
digunakan dalam laboratorium serta membeli botol. Menurut saksi Hartono,
S.T., M.Sc., semua benda tersebut untuk menyimpan Nitrogliserin pada saat
akan digunakan untuk proses syuting;

- Bahwa benar saksi mengatakan Saksi Hartono, S.T., M.Sc., melakukan


persiapan serta perhitungan bersama dengan manajer lokasi kami yaitu
Saudara Hafizha, S.I.Kom;

70
- Bahwa benar saksi mengatakan Saksi Hartono, S.T., M.Sc. menyiapkan
dengan meletakan Nitrogliserin pada wadah yang sudah disiapkan, dimana
wadah tersebut semacam penahan guncangan;

- Bahwa benar saksi mengatakan perhitungan yang dimaksud adalah


perhitungan terkait dengan dampak atau efek ledakan dari Nitrogliserin, dan
mengatur jarak dari tiap-tiap kapal yang ada;

- Bahwa saksi membenarkan adegan pengeboman dilakukan sebanyak tiga kali;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada adegan pengeboman pertama dan kedua
berjalan lancar meskipun ada perbedaan takaran dari Nitrogliserin yang
digunakan;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada saat saksi Hartono, S.T., M.Sc.
menyiapkan Nitrogliserin berjalan lancar tidak ada kendala, namun ketika
nitrogliserin diledakan, gelombang air yang diakibatkan lebih besar dari
gelombang yang dihasilkan pada adegan pertama dan kedua, sehingga memicu
ledakan Nitrogliserin yang tidak terpakai yang telah disiapkan dikapal lain;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada dasarnya kegunaan kapal yang membawa
nitrogliserin tersebut adalah untuk menyiapkan nitrogliserin apabila terjadi
pengulangan adegan pengeboman;

- Bahwa benar saksi mengatakan kapal lain yang membawa kameramen dan kru
lain sedikit terguncang, namun tidak terjadi apa-apa, dan kapal yang membawa
nitrogliserin pada waktu sebelum meledak juga terguncang cukup kencang,
namun tidak begitu jelas apa yang terjadi, akan tetapi langsung disusul dengan
ledakan besar;

- Bahwa benar saksi mengatakan melakukan persiapan, terlebih lagi lokasi yang
digunakan adalah tempat wisata, jadi kru film telah menyiapkan semuanya
dengan matang;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia mengetahui reklamasi di Pantai Marina


Semarang, namun jarak dari reklamasi dengan lokasi yang kami gunakan
proses syuting tidak terlalu jauh;

- Bahwa benar saksi mengatakan Disekitar reklamasi itu banyak sekali peralatan
berat, seperti truk, eskavator, dan alat berat lainnya. Untuk keadaan lingkungan

71
sekitar reklamasi memang agak sedikit kotor, dan air laut sekitar reklamasi
terlihat keruh;

- Bahwa benar saksi mengatakan wilayah reklamasi terlihat agak menjorok


kelaut yang mengakibatkan keruhnya air laut tersebut;

- Bahwa benar saksi mengatakan tertanggu dengan adanya aktifitas reklamasi,


terganggu dengan suara bising dari alat-alat berat yang digunakan untuk
mereklamasi Pantai Marina Semarang, namun ia bersama beberapa kru film
Java Attack melakukan sosialisasi kepada pengelola dan pihak yang
melakukan reklamasi;

- Bahwa benar saksi mengatakan melakukan sosialisasi untuk meminta pihak


pengelola dan pihak yang melakukan reklamasi sedikit mengurangi aktifitas
reklamasi tersebut;

- Bahwa benar saksi mengatakan pihak pengelola dan pihak yang melakukan
reklamasi langsung mengurangi aktifitasnya, walaupun sebenarnya kami masih
tetap terganggung, namun bagaimana lagi, kami sama-sama memiliki
kepentingan;

- Bahwa benar saksi mengatakan yang melakukan reklamasi adalah PT Indo


Perkasa Usahatama;

- Bahwa benar saksi mengatakan proses reklamasi tersebut sudah dilakukan


sejak lama, keterangan tersebut didapat ketika melakukan sosialisasi;

- Bahwa benar saksi mengatakan Dari informasi beberapa crew kami seperti itu
pak, kan kalau saya sedang break, saya kumpul dengan crew pak, jadi saya
sering dapat informasi terkait pantai marina semarang, kan buat tambahan saya
untuk mengatasi pada saat proses syuting pak;

- Bahwa benar saksi mengatakan tidak mengalami kerugian atas peristiwa ini;

Bahwa terhadap keterangan saksi yang disampaikan, terdakwa


membenarkannya.

SAKSI IV

MUHAMMAD HAFIDZ HABIBIE, S.Sn. Tempat Tanggal Lahir Bengkulu,


2 Mei 1970, Umur 44 Tahun,
Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kewarganegaraan Indonesia,

72
Agama Islam, Pekerjaan Penata
Artistik , Pendidikan Strata-1,
Alamat Jalan Wijaya Nomor 24,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Telah bersumpah berdasarkan
Agama Islam, yang pada
Pokoknya memberikan
keterangan sebagai berikut:

- Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa benar saksi dapat mengikuti persidangan;

- Bahwa benar saksi mengenal terdakwa;

- Bahwa benar saksi tidak memiliki hubungan darah atau semenda hingga derajat
ketiga;

- Bahwa benar saksi mengetahui perkara ini adalah meledaknya salah satu
speedoat di Pantai Marina semarang, yang disebabkan karena bahan peledak
dan ledakan tersebut mengakibatkan Pantai Marina mengalami kerusakan;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia berada dilokasi kejadian;

- Bahwa benar saksi mengatakan jarak saksi dengan pusat ledakan cukup jauh
yaitu sekitar 200 meter;

- Bahwa benar hempasan dari ledakan tidak mengenai saksi karena jarak 200
meter sudah merupakan jarak aman dari ledakan, jarak tersebut sudah
diperhitungkan sebelumnya:

- Bahwa benar saksi mengatakan film Java Attack adalah film yang diproduksi
oleh PT. Sutera Intercine Films;

- Bahwa benar saksi mengatakan PT. Sutera Intercine Films adalah perusahaan
perfilman yang sudah cukup banyak memproduksi film-film terbaik di
Indonesia;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia bekerja untuk PT Sutera Intercine Films;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia berkedudukan sebagai penata artistik dalam


film Java Attack yang merupakan salah satu film yang diproduksi oleh PT
Sutera Intercine Films;

73
- Bahwa benar saksi mengatakan tugas dan wewenangnya adalah melaksanakan
eksekusi atas semua rancangan desain tata artistik/gambar kerja yang menjadi
tanggungjawab pekerjaan production designer. Seluruh proses penyediaan
material artistik sejak persiapan hingga berlangsungnya perekaman gambar dan
suara saat produksi menjadi tanggungjawab seorang art director;

- Bahwa benar saksi mengatakan sudah bekerja selama 4 Tahun menjadi Penata
Artistik, sejak tahun 2010;

- Bahwa benar saksi mengatakan dalam 4 tahun karirnya sudah 2 film yang telah
ia kerjakan;

- Bahwa benar saksi mengatakan 2 film tersebut adalah film yang diproduksi
oleh PT Sutera Intercine Films;

- Bahwa benar saksi mengatakan dalam film Java Attack menggunakan bahan
peledak;

- Bahwa benar saksi mengatakan ledakan besar yang terjadi pada tanggal 8 Maret
2014 dan lebih tepatnya adalah sekitar pukul 15.00 WIB;

- Bahwa benar saksi mengatakan dalam film Java Attack ini ia juga bertugas
untuk mencari bahan peledak yang akan digunakan dalam pengambilan
gambar;

- Bahwa benar saksi mengatakan Pada awalnya kami akan menggunakan


Dayagel Pulsar sebagai bahan peledak, namun ternyata bahan peledak tersebut
mengalami embargo impor sehingga tidak bisa didapatkan, selain itu juga
dilarang dalam penggunaannya untuk pembuatan film, lalu saya mendapatkan
info mengenai Nitrogliserin, namun kami juga merencanakan penggunaan
Black Powder;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia yang mengusulkan menggunakan bahan


peledak nitrogliserin dalam film Java Attack;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia mendapat informasi tentang bahan peledak


Nitrogliserin dari internet, kemudian ia berkonsultasi dengan saksi Hartono,
S.T., M.Sc. tentang nitrogliserin;

- Bahwa benar saksi mengatakan bahwa saksi Hartono, S.T., M.Sc. nerupakan
konsultan bidang industri katalis;

74
- Bahwa benar saksi mengatakan saksi Hartono, S.T., M.Sc. dipercaya oleh PT
Sutera Intercine Films untuk menyediakan bahan peledak yang akan digunakan
untuk adegan pengeboman;

- Bahwa benar saksi mengatakan berkonsultasi dengan saksi Hartono, S.T.,


M.Sc. via LINE, bukan melalui pertemuan khusus;

- Bahwa benar saksi mengetahui nitrogliserin merupakan bahan peledak yang


membahayakan dan dilarang digunakan kecuali untuk keperluan militer;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia tetap menggunakan Nitrogliserin


dikarenakan agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan waktu untuk
penyelesaian film tersebut sudah sangat mendesak , sulit untuk mencari bahan
peledak lain;

- Bahwa benar saksi mengatakan Terdakwa selaku presiden direktur PT Sutera


Intercine Films yang memproduksi Film Java Attack sangat setuju pak, dan
untuk saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. pada awalnya tidak setuju
namun setelah di bujuk oleh Terdakwa dan diberikan beberapa informasi
mengenai Nitrogliserin oleh ia dan saksi Hartono, S.T., M.Sc. akhirnya pun
setuju;

- Bahwa benar saksi mengatakan alasan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,
M.Sn. tidak setuju adalah karena saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.
takut dengan efek ledakannya dan sifat nitrogliserin itu sendiri, saksi Dhimas
Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. tidak berani mengambil resiko;

- Bahwa benar saksi mengatakan telah dicoba bahan peledak lain untuk
digunakan dalam film Java Attack, yaitu bahan peledak Black Powder;

- Bahwa benar saksi mengatakan yang mengusukan untuk menggunakan bahan


peledak Black Powder adalah saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn;

- Bahwa benar saksi mengatakan setelah adegan syuting dilakukan pertama pada
tanggal 3 Februari 2014 dilakukan menggunakan bahan peledak Black Powder,
hasilnya dilihatkan kepada Terdakwa, dan terdakwa merasa tidak puas sehingga
meminta untuk dilakukan adegan syuting ulang;

- Bahwa benar saksi mengatakan keputusan menggunakan nitrogliserin


didapatkan berdasarkan kesepakatan bersama antara terdakwa, ia sendiri, saksi
Hartono, S.T., M.Sc. dan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.

75
- Bahwa benar saksi mengatakan bahan peledak nitrogliserin dijual diluar negeri,
namun saksi Hartono, S.T., M.Sc. dapat meraciknya sendiri, sehingga kami
menyerahkan seluruhnya kepada saksi Hartono, S.T., M.Sc;

- Bahwa benar saksi tidak mengetahui tentang pengawalan khusus untuk meracik
dan membeli bahan peledak nitrogliserin tersebut, dikarenakan ia hanya terima
jadi dari saksi Hartono, S.T., M.Sc.;

- Bahwa benar saksi mengatakan mendapatkan info tentang nitrogliserin dari


Saksi Hartono, S.T., M.Sc. bahwa bahan peledak nitrogliserin memiliki efek
ledakan yang lebih besar dari Dayagel Pulsar, serta memiliki dampak yang
lebih besar pula, terlebih lagi sifat nitrogliserin sangat sensitif;

- Bahwa benar saksi mengetahui nitrogliserin merupakan bahan peledak yang


berbahaya dan dilarang terkecuali untuk kepentingan militer, info tersebut
didapatkan dari saksi Hartono, S.T., M.Sc.;

- Bahwa benar saksi mengatakan tetap mengusulkan penggunaan nitrogliserin


dikarenakan ingin efek ledakan besar dan terlihat senyata mungkin sehingga
dapat menghasilkan nilai jual yang tinggi untuk film Java Attack;

- Bahwa benar saksi mengatakan tidak mengingatkan Terdakwa terkait


kekurangan yang dimiliki oleh bahan peledak nitrogliserin;

- Bahwa benar saksi mengatakan nitrogliserin dibawa oleh saksi Hartono, S.T.,
M.Sc. menggunakan peralatan khusus seperti peralatan untuk menahan
guncangan agar nitrogliserin tetap dalam keadaan stabil;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada hari itu total ada 3 adegan pengeboman,
yang pertama dilakukan adegan tersebut lancar, adegan pengeboman diulang
lagi dan jumlah dari Nitrogliserin sendiri ditambah untuk mengahasilkan efek
ledakan yang nyata, ternyata hasilnya tidak memuaskan. Kemudian adegan
diulang lagi, dengan menambah Nitrogliserinnya, memang pada adegan ketiga
ini gelombang yang dirasakan lebih besar, selanjutnya sesaat setelah terjadi
adegan pengeboman yang ketiga, disahut oleh ledakan yang lebih besar dari
kumpulan beberapa Nitrogliserin yang disiapkan untuk adegan selanjutnya
apabila ada pengulangan;

- Bahwa benar saksi mengatakan terdapat persiapan sebelum adegan dilakukan,


persiapan tersebut dilakukan oleh saksi Hartono,S.T., M.Sc. dan saudara

76
Hafizha, S.I.Kom karena ia bertanggung jawab atas lokasi yang digunakan
untuk adegan pengeboman;

- Bahwa benar saksi mengatakan sesaat sebelum adegan pengeboman dilakukan


semua kru yang ada di breafing oleh Saksi Hartono, S.T., M.Sc., dan Saudara
Hafizha, S.I.Kom;

- Bahwa benar ketika breafing dilakukan Saksi mengikuti breafing tersebut


mengingat Saksi juga bagian dari crew

- Bahwa benar saksi mengatakan dalam breafing yang dilakukan membicarakan


tentang pembagian job desk dari tiap-tiap tim, yang kemudian posisi-posisi
kapal yang ada juga diarahkan, untuk mengantisipasi bila ledakan yang
dihasilkan sangat besar;

- Bahwa benar saksi mengatakan jarak tiap kapal yang ada berjauhan sesuai
dengan hasil breafing yang dilakukan kira-kira 100 sampai 200 meter, hal
tersebut untuk mengantisipasi apabila terjadi ledakan yang besar;

- Bahwa benar saksi mengatakan untuk mengantisipasi guncangan yang


diakibatkan ledakan nitrogliserin, maka saksi Hartono, S.T., M.Sc.
memasangkan peralatan khusus pada nitrogliserin yang tidak / belum terpakai
agar tetap dalam keadaan tenang, karena ditakutkan dapat ikut meledak apabila
keadaannya tidak tenang;

Bahwa terhadap keterangan saksi yang disampaikan, terdakwa


membenarkannya.

SAKSI V

HARTONO, S.T., M.Sc. Tempat Tanggal Lahir Kudus, 3 Juni 1975, Umur
38 Tahun, Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kewarganegaraan Indonesia, Agama Islam,
Pekerjaan Konsultan Bidang Industri Katalis,
Pendidikan Strata-2, Alamat Jalan Pramuka Nomor
10 Semarang, Jawa Tengah Telah bersumpah
berdasarkan Agama Islam, yang pada Pokoknya
memberikan keterangan sebagai berikut:

- Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa benar saksi dapat mengikuti persidangan;

77
- Bahwa benar saksi mengatakan gelar sarjana dan Master of science
didapatkannya di Universitas Negeri Semarang;

- Bahwa benar saksi merupakan konsultan bidang industri katalis;

- Bahwa benar saksi mengenal terdakwa;

- Bahwa benar saksi mengenal terdakwa dari temannya yaitu Saksi Muhammad
Hafidz Habibie, S.Sn.;

- Bahwa benar saksi dalam pembuatan film berperan sebagai kru yang bertugas
untuk meracik dan menggunakan bahan peledak yang digunakan;

- Bahwa benar saksi telah bekerjasama dengan PT. Sutera Intercine Films sejak
bulan Februari 2014. Dalam kerjasama itu ia bertugas untuk meracik dan
menggunakan bahan peledak yang akan digunakan pada adegan pengeboman
diPantai Marina Semarang tanggal 8 Maret 2014;

- Bahwa benar saksi melakukan pekerjaannya tersebut sendiri atau tidak dibantu
orang lain;

- Bahwa benar saksi mengatakan yang melakukan pembelian dan pembuatan


bahan peleak yang akan digunakan yaitu nitrogliserin;

- Bahwa benar Nitrogliserin merupakan salah satu bahan dasar dari propelan
jenis double base. Campuran nitrogliserin dan nitroselulosa merupakan bahan
yang umum digunakan dalam industri bahan peledak;

- Bahwa benar Sifatnya pada temperatur ruang nitrogliserin berupa cairan seperti
minyak, tidak berwarna biasanya mempunyai titik leleh 13,15 C. Nitrogliserin
praktis tidak larut dalam air dan karbon disulfida, akan tetap mudah larut dalam
kebanyakan pelarut organik, seperti metanol, etanol, aseton, dietil eter,
kloroform, toluena dan lain-lain. Dalam larutan alkali terutama alkali etanolat,
nitrogliserin dapat terhidrolisis menjadi gliserin dan garam nitrat. Bahan
peledak nitrogliserin ini mudah sekali meledak dengan cara terkena cahaya
matahari, terkena guncangan dan gesekan;

- Bahwa benar saksi mengatakan cara menyimpan nitrogliserin yang aman


Dengan cara memasukkan botol-botol yang berisi nitrogliserin ke dalam botol
berisi pasir. Gunanya untuk menjaga suhu udara dan menghindari gesekan saat
dimanapun bahan peledak tersebut saya bawa;

78
- Bahwa benar saksi mengatakan peledakan bom di Pantai Marina Semarang
dilakukan pada tanggal 8 Maret 2014;

- Bahwa benar saksi mengatakan pembelian bahan kimia untuk meracik


nitrogliserin dilakukan di toko kimia;

- Bahwa benar saksi mengatakan bahan kimia tersebut dibeli dari temannya yang
bekerja di toko kimia;

- Bahwa benar saksi mengatakan tidak menggunakan izin apapun dikarenakan


temannya telah mengenalnya dan mengerti bahwa saksi merupakan lulusan
terbaik di Universitas Negeri Semarang;

- Bahwa benar saksi mengatakan mengetahui tentang peraturan yang mengatur


tentang pengadaan, penggunaan dan perizinan nitrogliserin namun karena saksi
mengenal beberapa orang yang menjual bahan-bahan kimia sesuai yang ia
butuhkan, maka ia tidak begitu memperdulikan soal izin ataupun aturan
penggunaan dan pengadaan;

- Bahwa benar saksi mengatakan penggunaan nitrogliserin tersebut bukan


merupakan inisiatifnya, ia hanya menjalankan tugas dari PT. Sutera Intercine
Films;

- Bahwa benar saksi mengatakan ia diberikan tugas berdasarkan kesepakatan


dengan Sutera Intercine Films. Dalam kesepakatan itu dihadiri oleh bapak
terdakwa selaku presiden direktur PT. Sutera Intercine Films, saksi Dhimas
Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. selaku sutradara dan Saksi Muhammad Hafidz
Habibie, S.Sn. sebagai penata artistik dari film Java Attack;

- Bahwa benar saksi mengatakan pada petemuan tersebut terdakwa menanyakan


tentang Nitrogliserin dan selanjutnya ia diajak oleh terdakwa untuk bergabung
dengan timnya untuk mengatur dalam proses penggunaan Nitrogliserin, dan
akhirnya ia menyetujui tawaran terdakwa dan bergabung dengan tim
pembuatan Film Java Attack;

- Bahwa benar saksi mengatakan membuat nitrogliserin Caranya dengan Biazzi


continuous. Biazzi continuous adalah proses dalam produksi nitrogliserin.
Perlengkapan terdiri dari nitrator, separator, dan pencuci berpengaduk.
Prosesnya meliputi nitrasi, pemisahan, dan pemurnian nitroglisern dengan cara
pencucian. Nitratornya berupa vessel berbentuk silinder kecil yang dilengkapi
dengan stainless steel vessel dengan koil pendingin, dimana brine pada suhu (-

79
2) (-5)0 C. disirkulasikan selama nitrasi untuk menjaga reaksi pada suhu 150 C
dan tekanan atmosfer (1 atm). Kemudian hasil nitrator masuk ke separator I
untuk memisahkan nitrogliserin dari asam sisa berdasarkan berat jenis dan
kelarutan, kemudian sisa asam dinetralkan dengan larutan natrium karbonat
2%. Di dalam tangki pencuci nitrogliserin dibuat emulsi dengan air dan dicuci
untuk melarutkan garam-garam hasil netralisasi, lalu dialirkan ke separator II
untuk memisahkan garam-garam hasil netralisasi dengan nitrogliserin sampai
tercapai standar stabilitas (faktor keamanan).
- Bahwa benar saksi mengatakan terdapat 4 ledakan pada proses syuting
pengeboman di Pantai Marina Semarang, namun ledakan keempat bukan
termasuk dalam rencana peledakan, melainkan terjadi kerena kecelakaan;

- Bahwa benar saksi mengatakan saat ledakan pertama terjadi ia hanya melihat
speedboat yang hancur dan tidak menimbulkan kerusakan pada lingkungan
sekitar. Begitu juga dengan ledakan kedua walaupun sudah ia tambahkan bahan
peledaknya. Saat ledakan ketiga dilakukan sebenarnya sudah ia rancang
sedemikian rupa agar tidak berbahaya namun ternyata menimbulkan gelombang
yang cukup tinggi hingga terdapat ledakan yang tidak ia kehendaki terjadi,
setelah ledakan ia melihat lingkungan sekitar dan disana terdapat beberapa ikan
berwarna merah mengapung;

- Bahwa benar saksi mengetahui cara mengukur ledakan yang terjadi yaitu bahan
peledak yang ia gunakan adalah campuran antara nitrogliserin dengan NaNO3
atau natrium nitrat. Dengan komposisi Nitrogliserin 25% dan natrum nitrat
23%. Saya membuat sebanyak 17 botol bahan peledak campuran tersebut.
Setiap botol berisi 100 ml. Bahan peledak tersebut memiliki daya ledak 4.853
Joule/gram. Artinya setiap 1 gram bahan peledak mampu menghempaskan daya
sebesar 4.853 Joule dimana daya tersebut mampu menggerakkan benda dengan
berat 1 Newton atau sama dengan 102 gram sejauh 10 cm. Satuan 1 gram sama
dengan 1 ml. Pada ledakan pertama ia memasang 1 botol bahan peledak dan
akibat yang ditimbulkan adalah sejauh 10 meter Pada ledakan kedua ia
memasang 2 botol dan akibat yang ditimbulkan sejauh 20 meter. Dan pada
ledakan ketiga ia memasang 3 botol, akibat yang ditimbulkan sejauh 30 meter.
Sedangkan pada ledakan terakhir ia masih menyimpan 11 botol tersisa sehingga
akibat yang ditimbulkan dari ledakan tersebut sejauh 110 meter. Saat itu tidak
ada orang yang berada dalam radius tersebut sehingga tidak menimbulkan
korban ataupun kerusakan.

80
- Bahwa benar saksi mengatakan penggunaan nitrogliserin tersebut telah sesuai
dengan prosedur dan peraturan yang ada;

- Bahwa benar saksi mengakui penggunaan nitrogliserin tersebut bertentangan


dengan Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas
Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak
Sebagaimana Telah Diubah Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994
dan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2008 Tentang Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak
Komersial, namun ia telah melakukan upaya-upaya pencegahan agar tidak
terjadi kerugian meskipun mengesampingkan peraturan dan prosedur yang ada;

- Bahwa benar saksi mengakui pertentangan tersebut pada aspek-aspek


pendistribusian nitrogliserin, karena nitrogliserin disini ia buat sendiri, dan
yang terkait dengan perizinan pembelian atau penggunaan bahan peledak yang
mana dalam izin ini diperlukan syarat-syarat yang belum ia penuhi dalam
penggunaan nitrogliserin;

- Bahwa benar saksi mengatakan tidak semua orang dapat meracik bahan kimia
karena harus mempelajari dan paham tentang senyawa kimia dan reaksi kimia,
selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah mengetahui proses-proses
pencampuran kimia sesuai prosedur;

- Bahwa benar saksi mengatakan sudah pernah meracik nitrogliserin sebelumnya,


bahkan berpengalaman;

- Bahwa benar saksi mengatakan dalam pertemuan antara ia dan terdakwa, ia


bersedia bergabung dalam proses pembuatan film Java Attack dan ia bersedia
untuk bertanggung jawab penuh terkait persiapan dan pengoperasian bahan
peledak nitrogliserin;

- Bahwa benar saksi mengatakan sering melakukan pertemuan dengan manajer


lokasi untuk menyiapkan secara matang titik lokasi yang digunakan untuk
adegan pengeboman di film Java Attack. Dan ia sudah menentukan akibat
ledakan yang akan ditimbulkan saat adegan pengeboman dilakukan agar tidak
membahayakan orang lain dan merusak lingkungan;

- Bahwa benar saksi telah yakin terhadap persiapan yang telah ia lakukan karena
ia sangat paham tentang bahan kimia yang digunakan untuk peledakan tersebut;

81
- Bahwa benar saksi mengatakan telah melakukan persiapan sebelum melakukan
adegan pengeboman tersebut dengan cara menyimpan jauh-jauh bahan peledak
yang akan digunakan dari lokasi syuting dengan jarak sekitar 150 meter. Agar
apabila terjadi sesuatu tidak membahayakan kru, pemeran dan warga sekitar
dan juga lingkungan;

- Bahwa benar saksi mengatakan kronolahi kecelakaan tersebut adalah terdapat 2


perahu yang digunakan untuk meletakkan nitrogliserin. Satu perahu untuk
menyimpan semua bahan peledak yaitu nitrogliserin yang saya racik dan satu
perahu untuk adegan pengeboman. Saat adegan pengeboman yang ketiga
dilakukan saya melihat bahwa gelombang yang ditimbulkan dari ledakan
tersebut cukup besar sehingga membuat nitrogliserin yang berada di perahu
untuk penyimpanan bahan peledak nitrogliserin lainnya sempat tumpah lalu
ikut meledak;

- Bahwa benar saksi mengatakan setelah ia resmi bergabung dengan kru film, ia
sangat intens berkoordinasi dengan sutradara, penata artistik dan manajer lokasi
untuk menyiapkan segala bentuk persiapan yang ia butuhkan, dan terdakwa
tidak memiliki peran aktif;

- Bahwa benar saksi telah melakukan 4 kali pemeriksaan dan penghitungan titik
lokasi pengeboman;

- Bahwa benar saksi mengatakan Pada pemeriksaan lokasi yang pertama ia


belum menemukan kendala lalu ia periksa lebih lanjut pada pemeriksaan kedua.
Namun pada pemeriksaan kedua ia melihat adanya aktifitas warga setempat dan
wisatawan yang lalu lalang melintasi lokasi tersebut. ia lanjutkan dengan
pemeriksaan yang ketiga. Pada saat itu ia melihat adanya reklamasi di Pantai
Marina Semarang dimana di tempat tersebut tidak meyakinkan untuk
dilakukannya proses syuting karena di lokasi tersebut terdapat alat berat yang
mengeluarkan suara-suara bising. Dan yang ia lihat di lokasi tersebut air laut
berwarna keruh dan berlumpur sehingga diperkirakan dapat mengganggu
jalannya proses syuting;

Bahwa terhadap keterangan saksi yang disampaikan, terdakwa


membenarkannya.

Saksi a de charge

82
SAKSI VI

BROTO SUSONO Tempat Tanggal Lahir Wonosobo, 2 Mei 1979,


Umur 35 Tahun, Jenis Kelamin Laki-Laki,
Kewarganegaraan Indonesia, Agama Kristen,
Pekerjaan Pengusaha, Pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA), Alamat Jalan Raya
Tambak Harjo Nomor 70, Tambak Harjo,
Semarang Barat, Telah bersumpah berdasarkan
Agama Kristen, yang pada Pokoknya memberikan
keterangan sebagai berikut:

- Bahwa benar saksi dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

- Bahwa benar saksi dapat mengikuti persidangan.

- Bahwa benar saksi tidak mengenal terdakwa.

- Bahwa benar saksi mengetahui perkara meledaknya bahan peledak dalam


proses adegan syuting pengeboman dalam film.

- Bahwa benar saksi bekerja sebagai pengusaha resto dan tambak.

- Bahwa benar saksi sudah 3 tahun menjadi pengusaha resto yang sebelumnya
membuka usaha tambak pada tahun 2010.

- Bahwa benar saksi sebelumnya bekerja di PT. Indo Perkasa Usahatama


Semarang.

- Bahwa benar saksi berkedudukan sebagai staff oprasional di PT. Indo Perkasa
Usahatama.

- Bahwa benar saksi bertugas mencatat laporan di lapangan terkait progress dari
reklamasi dan melaporjkannya.

- Bahwa benar saksi mengetahui pantai Marina Semarang merupakan tempat


wisata yang dikelola oleh PT. Indo Perkasa Usahatama.

- Bahwa benar saksi beralih pekerjaan dari PT. Indo Perkasa Usahatama menjadi
pengusaha resto karena keinginan sendiri dan meliht peluang besar di pantai
Marina Semarang.

83
- Bahwa benar saksi beralih mendirikan tambak dan membuka resto karena
pantai Marina Semarang memiliki hasil laut yang melimpah.

- Bahwa benar saksi mengatakan ada peningkatan penghasilan setelah menjadi


pengusaha dibandingkan saat bekerja di PT. Indo Perkasa Usaha Tama.

- Bahwa benar saksi mengatakan kebutuhan yang diperlukan untuk resto berasa
dari usaha tambak sendiri dan berasal dari supplier.

- Bahwa benar saksi mengatakan pendapatan dari usaha resto sedikit dikarenakan
susahnya mendapat pasokan ikan dari supplier dan hasil tambak yang merosot.

- Bahwa benar saksi mengatakan faktor yang membuat hasil tambak menurun
adalah adanya reklamasi yang membuat air menjadi keruh.

- Bahwas benar saksi mengatakan memiliki 5 supplier dan resto menjadi resto
favorit para pengunjung.

- Bahwa benar saksi mengatakan agar resto tetap buka untuk memenuhi
kebutuhan pasokan ikan supplier harus pergi mencari ikan hingga ke tengah
laut.

- Bahwa benar saksi mengatakan kebutuhan resto tidak diambil dari tambak
karena hasil tambak juga mengalami penurunan dan hanya menghandalkan dari
supplier.

- Bahwa benar saksi mengatakan ikan yang dibutuhkan adalah ikan kakakp
karena itu menjadi menu utama dan menjadi kegemaran konsumen.

- Bahwa benar saksi mendapat keterangan dari supplier yang menjadi faktor
penyebap turunnya tangkapan ikan adalah keruhnya air laut yang menyebapkan
turunnya sumber daya ikan.

- Bahwa benar saksi berpendapat bahwa apa yang dikatakan oleh supplier
memang benar terjadi dan saksi melihat sendiri bahwa memang keadaan air
pantai Marina Semarang memang keruh karena adanya reklamasioleh PT. Indo
Perkasa Usahatama.

- Bahwa benar saksi masih aktif bekerja saat adanya proses reklamasi dari PT.
Indo Perkasa Usahatama.

- Bahwa benar saksi mengetahui reklamasi adalah proses penambahan daratan


untuk meningkatkan manfaat sumber daya lahan di tinjau dari aspek

84
lingkungan, serta sosial ekonomi,caranya adalah dengan melakukan
pengurukan.

- Bahwa benar saksi mengatakan ada dampak dari proses reklamasi namun juga
ada keuntungannya.

- Bahwa benar saksi mengatakan adanya keuntungan dari adanya reklamasi


antara lain daratan menjadi luas, dan dapat membantu untuk proses
perkembangan ekonomi namun reklamasi juga berdampak buruk antara lain
turunnya tanah sekitar, air menjadi keruh akibat sisa urug.

- Bahwa benar saksi mengatakan dulu memang pantai Marina Semarang pantai
yang bersih dan airnya jernih namun setelah ada proses reklamasi yang diiringi
dengan laju pembangunan, serta terjadi peningkatan pengunjung maka bersih
tiaknya pantai tergantung pada frekuensi pengunjung pantai.

- Bahwa benar saksi menjelaskan ketika frekuensi pengunjung sepi dapat


dikatakan bersih sedangkan data pengunjung ramai menjadi kotor baik sekitar
pantai ataupun lautnya.

- Bahwa benar saksi mengatakan penyebap pantai Marina kotor adalah ketika
frekuensi pengunjung ramai sampah dari pengunjung memenuhi sekitar pantai
Marina Semarang.

- Bahwa benar saksi mengatakan upaya yang dilakukakan oleh pengelola Pantai
Marina Semarang untuk pembersihan atau sosialisasi sudah dilakukan namun
karena frekuensi pengunjung banyak sehingga sampah dari para pengunjung
tetap menumpuk bahkan hingga hanyut ke laut.

- Bahwa benar saksi mengatakan bahwa kehidupan warga pantai Marina


Semarang sekarang masih biasa-biasa saja ada yang bekerja sebagai pengelola
pantai, penyewaan tenda, dan membuka resto mayoritas dari mereka sudah
beralih pekerjaan.

- Bahwa benar saksi mengatakan dulu mayoritas masyarakat pantai Marina


Semarang berprofesi nelayan namun sudah beralih karena tangkapan ikan
menurun.

- Bahwa benar saksi mendapat informasi dari teman nelayan yang sering
berkumpul dan bertukr cerita tentang hasil tangkapan ikan bahkan ada warga
yang hasil tambaknya juga menurun.

85
- Bahwa benar saksi merupakan penduduk asli sekitar pantai Marina Semarang.

- Bahwa benar saksi telah tinggal di daerah sekitar pantai Marina Semarang
selama 30 tahun.

- Bahwa benar saksi mengatakan keadaan pantai sebelum reklamasi pantai


Marina Semarang merupakan pantai yang bersih, airnya jernih dan belum
banyak orang yang berkunjung ke pantai. Anginnya sumilir dan deburan ombak
yang keras.

- Bahwa benar saksi masih bekerja di PT Indo Perkasa Usahatama ketika sedang
ada proses reklamasi.

- Bahwa benar saksi mengatakan bahwa PT Indo Perkasa Usahatama telah


memiliki izin untuk melakukan reklamasi.

- Bahwa benar saksi mengetahui bahwa telah ada sosialisasi oleh pihak PT Indo
Perksa Usahatama kepada warga tetang adanya reklamasi.

- Bahwa benar saksi mengetahui penjelasan yang di berikan oleh PT Indo


Perkasa Usahatama kepada warga berupa tujuan reklamasi, akibat yang
ditimbulkan, upaya pelestarian lingkungan dan menjelaskan tentang ganti rugi.

- Bahwa benar saksi mengetahui ada ganti rugi yang di berikan oleh PT Indo
Perkasa Usahatama kepada warga sekitar.

- Bahwa benar saksi mengetahui bahwa PT indo perkasa Usahatama beserta


dinas kelautan melakukan upaya rehabilitasi terhadap ekosistem yang rusak
sejak tahun 2009.

- Bahwa benar saksi mengetahui rehabilitasi dilakukan dengan cara perawatan


berkala terhadap terumbu karang dan padang lamun yang tersisa dan juga
melakukan penanaman tumbuhan bakau guna mengurangi abrasi pantai.

- Bahwa benar saksi mengetahui ada dampak setelah ada rehabilitasi yaitu
ekosistem pantai Marina Semarang mulai membaik. Kondisi tampak lebih
indah dan mulai banyak pengunjung yang berdatangan.

- Bahwa benar saksi berada di tempat ketika terjadi ledakan karena lokasi resto
yang dekat dengan lokasi ledakan.

- Bahwa benar saksi melihat air yang menjulang ke atas di sertai dentuman yang
keras akibat ledakan dan tidak lama kemudian polisi mulai berdatangan.

86
- Bahwa benar saksi menuju lokasi setelah ledakan dan melihat kondisi air yang
keruh dan ada ikan yang mati.

- Bahwa benar saksi melihat tidak ada polisi yang mengamankan lokasi tersebut
saat prose syuting film.

- Bahwa benar saksi melihat ada ledakan pada tanggal 3 februari 2014 karena
sedang berada di Resto.

- Bahwa benar saksi mengetahui efek ledakan pada tanggl 3 februari 2014 tidak
besar.

- Bahwa benar saksi melihat ada polisi yang mengamankan lokasi ketika proses
syuting ledkan film berlangsung.

- Bahwa benar saksi mengetahui perbedaan antara ledakan tanggal 3 februari


2014 dengan 8 maret 2014, pada tanggal 3 februari 2014 efek ledakan dalam
proses syuting film tidak begitu besar dan dengan pengamanan polisi, namun
pada tanggal 8 maret 2014 efek ledakan sangat besar dan tanpa ada
pengamanan dari polisi ketika proses syuting berlangsung.

- Bahwa benar saksi mengatakan pengunjuk menjadi sepi setelah adanya


ledakan.

- Bahwa benar saksi mengalami kerugian besar karena susahnya mendapat stok
ikan dan sepinya pengunjung.

- Bahwa benar saksi mengalami penurunan terhadap tangkapan ikan sebelum


tahun 2009.

- Bahwa benar saksi mengalami peningkatan hasil tangkapan ikan setelah


rehabilitasi walau tidak banyak.

- Bahwa benar saksi mengalami kesusahan mendapat stok ikan bahkan tidak
mendapat sama sekali stok ikan setelah adanya ledakan.

Bahwa terhadap keterangan saksi yang disampaikan, terdakwa


membenarkannya.

KETERANGAN AHLI:

AHLI I

87
HARIS SUGIEN, S.Kel., M.Si. Tempat Tanggal Lahir Batam, 3 Juli 1960,
Umur 54 Tahun, Jenis Kelamin Laki-
Laki, Kewarganegaraan Indonesia,
Agama Islam, Pekerjaan Kepala Bagian
Pengelolaan dan Pesisir di Dinas Kelautan
dan Perikanan, Pendidikan Strata-2,
Alamat Perum Griya Lestari Blok D-2,
Ngaliyan, Semarang, Telah bersumpah
berdasarkan Agama Islam, yang pada
Pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:

- Bahwa benar ahli dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa benar ahli dapat mengikuti persidangan;

- Bahwa benar ahli mendapatkan Gelar Sarjana dan Gelar Masternya di


Universitas Negeri Semarang;

- Bahwa benar ahli merupakan utusan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang untuk menjelaskan akibat dari adegan pengeboman terhadap wilayah
perairan Pantai Marina Semarang;

- Bahwa benar ahli telah dihadirkan sebagai ahli dalam persidangan sebanyak 8
kali dalam kasus pidana diwilayah laut, dan terakhir 5 bulan yang lalu;

- Bahwa benar ahli adalah Kepala Bagian Pengelolaan Kelautan dan Wilayah
Pesisir di Dinas Kelautan dan Perikanan;

- Bahwa benar ahli memiliki tuas dan wewenang menyiapkan bahan rencana dan
program bidang Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil, pelaksanaan,
pelayanan administrasi dan teknis, fasilitasi dan kerjasama, pemantauan dan
evaluasi kegiatan Bina Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil, Konservasi,
Pengendalian Ekosistem dan Sumberdaya Kelautan, serta Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir dan Jasa Kelautan;

- Bahwa benar ahli telah bekerja di Dinas Kelautan dan Perikanan sejak tahun
1985 dan telah sekitar 29 Tahun yang lalu;

- Bahwa benar ahli mengatakan dalam karirnya ia berpindah-pindah tempat


pertama bekerja di Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Bandar Lampung

88
kemudian dipindah tugaskan ke Dinas Kelautan dan Perikanan di Tasik Malaya
kemudian ia baru bekerja di Dinas Kelautan Semarang pada tahun 2007;

- Bahwa benar ahli mengetahui ketika ada pembuatan film yang menggunakan
wilayah kelautan, harus mendapat izin dari Pemerintah Daerah Kota Semarang
dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang;

- Bahwa benar ahli mengetahui kasus ini adalah PT Sutera Intercine Films
sebuah perusahaan perfilman akan memproduksi film. Dalam pembuatan film
tersebuat ada adegan pengeboman di pantai Marina Semarang. Kemudian,
adegan pengeboman tersebut mengakibatkan rusaknya sebagian ekosistem laut
di pantai Marina Semarang;

- Bahwa benar ahli mengatakan potensi yang dimiliki oleh Pantai Marina
Semarang adalah Pantai Marina Semarang memiiki bermacam Jenis vegetasi
yaitu terdiri dari tumbuhan bakau, api api serta rumput peking, alang alang,
terumbu karang, padang lamun dan tumbuhan liar lainnya. Selain itu pantai
Marina Semarang juga memiliki hamparan pasir, deburan ombak dan angin
yang cukup kencang. Sehingga Pantai Marina menjadi salah satu objek wisata
yang indah di Semarang;
- Bahwa benar Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium
karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan
organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa
dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut
dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting
dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi;

- Bahwa benar perkembangbiakan terumbu karang dapat melalui proses seksual


dan aseksual. Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan
sperma dan sel telur (fertilisasi). Sifat reproduksi ini lebih komplek karena
selain terjadi fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan
larva, penempelan baru kemudian pertumbuhan dan pematangan) secar umum
alur perkembang biakan secara seksual adalah Telur & spema dilepaskan ke
kolom air kemudin terjdi fertilisasi menjadi zigot di permukaan air selanjutnya
zigot berkembang menjadi larva planula yang kemudian mengikuti pergerakan
air . Bila menemukan substrat yang sesuai, maka planula akan menempel di
dasar. planula akan bermetamorfosisi menjadi polip dan mulai membentuk
rangka kapur membentuk koloni karang.Sedangkan Reproduksi aseksual adalah
reproduksi yang tidak melibatkan peleburan sperma dan sel telur;

89
- Bahwa benar Padang lamun adalah ekosistem khas laut dangkal di perairan
hangat dengan dasar pasir dan didominasi tumbuhan lamun dan Padang lamun
ini hanya dapat terbentuk pada perairan laut dangkal (kurang dari tiga meter)
namun dasarnya tidak pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang). Ia dapat
dianggap sebagai bagian dari ekosistem mangrove, walaupun padang lamun
dapat berdiri sendiri;

- Bahwa benar lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga


(Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara penuh di perairan yang
salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air dan memiliki
rhizoma, daun, dan akar sejati. Serta berkembang biak dengan biji dan tuas.
Penyebaran biji melalui penyerbukan layaknya tumbuhan darat lainnya yang
kemudian jatuh ditempat yang cocok dan berkembang menjadi tunas yang
kemudian berkembang menjadi vegetasi lamun;

- Bahwa benar Terumbu karang mempunyai fungsi yang sangat penting sebagai
tempat memijah, mencari makan, daerah asuhan bagi biota laut dan sebagai
sumber plasma nutfah. Terumbu karang juga merupakan sumber makanan dan
bahan baku substansi bioaktif yang berguna dalam farmasi dan kedokteran.
Selain itu terumbu karang juga mempunyai fungsi yang tidak kalah pentingnya
yaitu sebagai pelindung pantai dari degradasi dan abrasi;

Bahwa benar padang lamun sangat bermanfaat karena tumbuhan ini memiliki
struktur akar dan rimpang (rhizome) yang mampu mencengkeram dasar laut
sehingga dapat membantu pertahanan pantai dari gerusan ombak dan
gelombang. Karena sifat khasnya ini, maka padang lamun, di luar formasi
terumbu karang dan ekosistem mangrove, menjadi tempat favorit bagi berbagai
jenis ikan untuk berlindung dari predator, mencari makan, bertelur dan
membesarkan anaknya. Selain sebagai ekosistem yang baik untuk
perkembangan berbagai jenis spesies ikan, lamun juga penting dalam
mengendalikan iklim yaitu untuk menangkap karbon dan memproduksi oksigen
ke udara;
Bahwa benar ada beberapa faktor penghambat pertumbuhan padang lamun dan
terumbu karang Berdasar berbagai indikasi, padang lamun dan terumbu karang
amat rentan terhadap gangguan alam dan kegiatan manusia. Kegiatan manusia
tesebut seperti Reklamasi, industri, saluran navigasi, limbah industri (terutama
logam berat ), pembuangan limbah organik, limbah pertanian, pencemaran

90
minyak, pengerukan laut hingga hingga aktivitas pertambangan yang
membuang limbah tailing-nya ke laut.
Faktor dari alam berupa pemanasan global, perubahan suhu air, dan serangan
predator;
- Bahwa benar ahli mengatakan telah melakukan penelitian terhadap terumbu
karang dan padang lamun secara berkala;

- Bahwa benar ahli mengatakan melakukan penelitian bersama dengan tim ahli
dari Dinas Kelautan dan Perikanan yang terdiri dari 4 orang;

- Bahwa benar ahli telah meneliti ekosistem yang ada di perairan Pantai Marina
Semarang, yaitu ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan ikan
yang berada diperairan Pantai Marina Semarang, namun konsentrasinya lebih
kepada ekosistem terumbu karang dan padang lamun;

- Bahwa benar ahli telah melakukan penelitian sejak tahun 2009, dan biasanya
penelitian tersebut dilakukan pada awal tahun;

- Bahwa benar ahli mengatakan setelah terjadi ledakan bom di Pantai Marina
Semarang tanggal 8 Maret 2014, ahli melakukan penelitian kembali terhadap
ekosistem terumbu karang dan padang lamun di sekitar lokasi ledakan tepatnya
penelitian di lakukakan pada tanggal 10 Maret 2014 dari hasil penelitian
tersebut ditemukan sebagian wilayah terumbu karang dan padang lamun yang
mengalami kerusakan selain itu juga ditemukan beberapa jenis ikan yang mati;

- Bahwa benar ahli mengatakan melakukan penelitian menggunakan metode


Manta Tow untuk meneliti ekosistem terumbu karang, sedangkan untuk
ekosistem padang lamun yang digunakan adalah metode Transek dan Petak
Contoh;

- Bahwa benar Metode manta tow yaitu suatu teknik pengamatan terumbu karang
dengan cara pengamat di belakang perahu kecil bermesin dengan menggunakan
tali sebagai penghubungantara perahu dengan pengamat Dengan kecepatan
perahu yang tetap dan melintas di atas terumbu karang dengan lama tarikan 2
menit, pengamat akan melihat beberapa obyek yang terlintas serta nilai
persentase penutupan karang hidup (karang keras dan karang lunak) dan karang
mati. Data yang diamati dicatat pada tabel data dengan menggunakan nilai
kategori atau dengan nilai persentase bilangan bulat. Untuk tambahan informasi
yang menunjan pengamatan ini, dapat pula diamati dan dicatat persen

91
penutupan pasir dan patahan karang serta obyek lain (Kima, Diadema dan
Acanthaster) yang terlihat dalam lintasan pengamatan.
Sedangkan Metode Transek dan Petak Contoh (Transect Plot) adalah metode
pencuplikan contoh populasi suatu komunitas dengan pendekatan petak contoh
yang berada pada garis yang ditarik melewati wilayah ekosistem tersebut;
- Bahwa benar metode Manta Tow membutuhkan paling sedikit 4 orang dengan
masingmasing orang mempunyai tugas dan fungsi masingmasing, yaitu:
o 1 orang bertugas mengemudikan perahu motor.
o 1 orang bertugas sebagai pengamat (observer) yang ditarik di
belakangperahu.
o 1 orang bertugas sebagai penunjuk arah yang berada di depan perahu
dan melihat posisi perahu agar selalu berada di antara rataan terumbu
dengan tepi tubir.
o 1 orang bertugas sebagai penentu waktu, fungsinya adalah
memperhatikan waktu pengamatan dan memberi tahu pengemudi untuk
menghentikan perahu apabila waktu pengamatan telah berlangsung
selama 2 menit.
Seluruh anggota tim harus mengetahui metode ini dengan benar serta
melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan sesuai dengan prosedur
yang ada, karena ini berhubungan erat dengan keselamatan seluruh anggota tim.
Untuk tahap mahir, pengamatan ini bisa dilakukan hanya dengan menggunakan
tim kerja yang berjumlah dua orang, yaitu satu untuk pengamat dan satunya
lagi adalah pengemudi perahu yang sekaligus bertugas sebagai penentu lama
waktu tarikan. Sedangkan untuk metode transek dan petak contoh masih
dilakukan oleh saya beserta tim ahli dinas perikanan dan kelautan, dengan
memperhatikan hal-hal berikut ini sebagai berikut :
a. Menentukan Lokasi untuk pengamatan vegetasi padang lamun
harus mewakili wilayah kajian, dan juga harus dapat
mengindikasikan atau mewakili setiap zone padang lamun yang
terdapat di wilayah kajian
b. Pada setiap lokasi ditentukan stasiun-stasiun pengamatan secara
konseptual berdasarkan keterwakilan lokasi kajian.
c. Pada setiap stasiun pengamatan, tetapkan transek-transek garis
dari arah darat ke arah laut (tegak lurus garis pantai sepanjang
zonasi padang lamun yang terjadi) di daerah intertidal.
d. Pada setiap transek garis, letakkan petak-petak contoh (plot)
berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 1 m x 1 m dengan

92
interval 15 m untuk padang lamun kawasan tunggal
(homogenous) dan interval 5 m untuk kawasan majemuk.
e. Pada setiap petak contoh (plot) yang telah ditentukan,
determinasi setiap jenis tumbuhan lamun yang ada dan hitung
jumlah individu setiap jenis;
- Bahwa benar ahli mengatakan alat yang diperlukan untuk melakukan kedua
metode diatas adalah : 1. Kaca mata selam (masker)
2. Alat bantu pernapasan di permukaan air (snorkel)
3. Alat bantu renang di kaki (fins)
4. Perahu bermotor (minimal 5 PK)
5. SCUBA
6. Meteran gulung 50 meter.
7. Patok besi
8. Papan plastik putih yang permukaannya telah
dikasarkan dengan kertas pasir
9. Pensil
10. Tas peralatan
11. Tali nilon sepanjang paling sedikit 60 meter
12. Global Positioning System (GPS)

- Bahwa benar berikut ini adalah hasil penelitian ahli pada titik ledakan pada
tahun 2009 s.d 2014 :

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2009
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 11
(HC)
Dead Coral
2 9
(DC)

93
Dead Coral
3 5
Algae (DCA)
Soft Coral
4
7
(SC)
Soft Coral
5 5
Sponges (SP)
Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria Rusak
(Buruk) Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu
Karang.
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2010
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 15
(HC)
Dead Coral
2 13
(DC)
Dead Coral
3 7
Algae (DCA)
Soft Coral
4 11
(SC)
Soft Coral
5 8
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan sebesar
4%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar 2%, Soft
Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 4%, dan Soft Coral Sponges
(SP) mengalami peningkatan sebesar 3%. Sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang
Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. Dalam hal ini semua jenis

94
terumbuh karang masih daam kriteria rusak.

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2011

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 21
(HC)
Dead Coral
2 15
(DC)
Dead Coral
3 9
Algae (DCA)
Soft Coral
4 18
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami


penigkatan pesat sebesar 6%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan
sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 7%, dan Soft Coral
Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 4%. Sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001
tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. Dalam hal ini semua
jenis terumbuh karang masih daam kriteria rusak.

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2012

95
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 25
(HC)
Dead Coral
2 17
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 23
(SC)
Soft Coral
5 15
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan sebesar
2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar 1%, Soft
Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 5%, dan Soft Coral Sponges
(SP) mengalami peningkatan sebesar 3%. Sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang
Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang. Dalam hal ini semua jenis
terumbuh karang masih daam kriteria rusak (Buruk) kecuali Hard Coral
(HC)
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2013

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100

96
Hard Coral
1 29
(HC)
Dead Coral
2 19
(DC)
Dead Coral
3 12
Algae (DCA)
Soft Coral
4 25
(SC)
Soft Coral
5 17
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan sebesar 2%,
Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar 2%, Soft Coral (SC)
mengalami peningkatan sebesar 2%, dan Soft Coral Sponges (SP) mengalami
peningkatan sebesar 2%. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang. Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam
kriteria rusak (Buruk) kecuali Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC).

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Semarang 10 Februari 2014
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 32
(HC)
Dead Coral
2 21
(DC)
Dead Coral
3 13
Algae (DCA)

97
Soft Coral
4 27
(SC)
Soft Coral
5 19
Sponges (SP)
Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria Rusak
(Buruk) kecuali Bentuk Pertumbuhan Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 10 Maret 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang
Bentuk Hasil Penelitian
NO
Pertumbuha Persentase
. Rusak Baik
n Tutupan (%)

Buruk BAIK
SEDANG BAIK
SEKALI
(0- 24,9) 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 23
(HC)
Dead Coral
2 14
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 20
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis pertumbuhan terumbu karang masuk dalam kriteria


Rusak (Buruk), Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Kerusakan Terumbu Karang. Serta terdapat penurunan yang
sangat signifikan pada persentase tutupan semua jenis
pertumbuhan terumbu karang tersebut apabila dibandingkan

98
dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan
Kota Semarang pada tanggal 10 Februari 2014.

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 13 Februari 2009
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 33,94 27,67
rotundata

Cymodocea
2 17,06 16,63
serrulata

Halodule
3 12,71 7,90
uninervis

Halophila
4 8,64 7,03
ovalis

Thalassia
5 28,95 26,02
hemprichii

Syringodium
6 5,93 2,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun pada tahun 2009 masuk dalam Kategori
Rusak (Miskin) kecuali Cymodocea rotundata yang masuk dalam Kategori Rusak
(Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun.
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota

99
Semarang 13 Februari 2010
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 35,94 29,67
rotundata

Cymodocea
2 20,06 19,63
serrulata

Halodule
3 14,71 9,90
uninervis

Halophila
4 10,64 9,03
ovalis

Thalassia
5 30,95 28,02
hemprichii

Syringodium
6 6,93 3,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata mengalami


peningkatan sebesar 2%, Cymodocea serrulata mengalami peningkatan sebesar
3%, Halodule uninervis mengalami peningkatan sebesar 2%, Halophila ovalis
mengalami peningkatan sebesar 2%, Thalassia hemprichii mengalami
peningkatan sebesar 2%, dan Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan
sebesar 1% sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam Kategori Rusak
(Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan Thalassia hemprichii, yang masuk
dalam kategori Rusak (Kurang Kaya).
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota

100
Semarang 13 Februari 2011
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 38,94 32,67
rotundata

Cymodocea
2 23,06 21,63
serrulata

Halodule
3 17,71 12,90
uninervis

Halophila
4 13,64 11,03
ovalis

Thalassia
5 33,95 31,02
hemprichii

Syringodium
6 8,93 5,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata mengalami


peningkatan sebesar 3%, Cymodocea serrulata mengalami peningkatan sebesar
3%, Halodule uninervis mengalami peningkatan sebesar 3%, Halophila ovalis
mengalami peningkatan sebesar 3%, Thalassia hemprichii mengalami
peningkatan sebesar 3%, dan Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan
sebesar 2% sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam Kategori Rusak
(Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan Thalassia hemprichii, yang masuk
dalam kategori Rusak (Kurang Kaya)
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota

101
Semarang 13 Februari 2012
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 40,94 34,67
rotundata

Cymodocea
2 25,06 23,63
serrulata

Halodule
3 19,71 14,90
uninervis

Halophila
4 15,64 13,03
ovalis

Thalassia
5 35,95 22,02
hemprichii

Syringodium
6 9,93 6,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata mengalami


peningkatan sebesar 2%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 2%, Halodule uninervis mengalami
peningkatan sebesar 2%, Halophila ovalis mengalami
peningkatan sebesar 2%, Thalassia hemprichii mengalami
peningkatan sebesar 2%, dan Syringodium isoetifolium
mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan

102
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya).

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 13 Februari 2013
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 45,94 39,67
rotundata

Cymodocea
2 30,06 29,63
serrulata

Halodule
3 24,71 19,90
uninervis

Halophila
4 20,64 18,03
ovalis

Thalassia
5 40,95 38,02
hemprichii

Syringodium
6 10,93 8,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata mengalami


peningkatan sebesar 5%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 5%, Halodule uninervis mengalami
peningkatan sebesar 5%, Halophila ovalis mengalami
peningkatan sebesar 5%, Thalassia hemprichii mengalami

103
peningkatan sebesar 5%, dan Syringodium isoetifolium
mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata,
Cymodocea serrulata dan Thalassia hemprichii, yang masuk
dalam kategori Rusak (Kurang Kaya).
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 13 Februari 2014
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 48,94 42,67
rotundata

Cymodocea
2 33,06 31,63
serrulata

Halodule
3 27,71 22,90
uninervis

Halophila
4 23,64 21,03
ovalis

Thalassia
5 43,95 41,02
hemprichii

Syringodium
6 12,93 9,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak

104
(Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata
dan Thalassia hemprichii yang masuk dalam kategori Rusak
(Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang 11 Maret 2014
Hasil Penelitian
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
PERSENTASE
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
PENUTUPAN
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
JENIS (%)
NO. PADANG Penutupan Penutupan BAIK RUSAK
LAMUN Jenis (Ci) Relatif
(RCi) KURANG
KAYA/ SEHAT KAYA/KURA MISKIN
60 NG SEHAT 29,9
30 59,9
Cymodocea 29,94 28,67
1
rotundata

23,56 21,82
Cymodocea
2
serrulata

Halodule 19,79 18,93


3
uninervis

Halophila 16,64 16,03


4
ovalis

Thalassia 32,65 31,92


5
hemprichii

Syringodiu 9,73 6,91


6 m
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori Rusak


(Miskin) terkecuali Thalassia hemprichii yang masuk dalam
kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004

105
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan
Status Padang Lamun. Dan terdapat penurunan yang signifikan
pada tiap persentase tutupan padang lamun apabila
dibandingkan dengan hasil penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan
dan Perikanan Kota Semarang pada tanggal 13 Februari 2014.

Jadi sejak tahun 2009 hingga sekarang terumbuh karang selalu mengalami
peningkatan, namun dalam hal ini keadaan terumbuh karang ,masih dalam
keadaan buruk , begitu juga keadan padang lamun yang berada di daerah
tersebut, hal ini didasarkan pada keputusan mentri negara lingkungan hidup
tentang kriteria baku kerusakan terumbuh karang dan kriteria baku kerusakan
padang lamun;
- Bahwa benar ahli mengatakan yang dimaksud kriteria baku kerusakan
terumbuh karang adalah batasan perubahan fisik dan atau hayati terumbu
karang yang dapat di tenggang;

- Bahwa benar ahli mengatakan kriteria baku kerusakan terumbu karang yang
diteliti telah Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Nomor 4 Tahun 2001
tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang, dan berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Nomor 4 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang terumbu karang dikatakan baik apabila luas presentase
tutupan lebih dari 50 % sedangkan yang dikatakan dalam keadaan buruk
apabila presentase luas tutupan kurang dari 50% dan dikatakan sangat buruk
apabila presentase tutupan kurang dari 25%;

- Bahwa benar ahli mengatakan Yang dimaksud dengan kriteria baku kerusakan
padang lamun adalah ukuran batas perubahan fisik dan atau hayati padang
lamun yang dapat ditenggang;
- Bahwa benar ahli mengatakan Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan
dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun, dan berdasarkan Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun 2004 tentang Kriteria
Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun dapat
dikatakan kriteria kerusakan padang lamun tingkat kerusakan tinggi apabila
luas kerusakan lebih dari 50%, sedang 30-49,9%, dan rendah dibawah 29,9%.
Dan status padang lamun dikatakan dalam keadaa baik (kaya/sehat) apabila
penutupan diatas 60%, dan dalam keadaan rusak (kurang sehat/kurang kaya)
30-59,9% , rusak (miskin) dibawah 29,9%;

106
- Bahwa benar ahli telah melakukan survey tentang hasil penangkapan ikan
sebelum dan sesudah ledakan tersebut, berikut ini data survey yang dilakukan
oleh ahli :
Hasil Survey Tangkapan Ikan
Dinas Kelautan dan Perikanan Semarang
Hasil Tangkapan Ikan (Kg) Jumlah
Stasiun Penelitian
2011 2012 2013
(Kg)
Pantai Marina 15.445 28.465 35.875 79.785
Pantai Maron 11.325 25.235 30.355 66.915
Pantai Cipta 14.555 25.785 29.345 69.685
Total 41.325 79.485 95.555 216.385

Hasil Survey Tangkapan Ikan Taun 2014


Dinas kelautan dan Perikanan Semarang

Hasil Tangkapan Ikan (Kg) Jumlah


Stasiun Penelitian
Januari Februari Maret April Mei Juni
(Kg)
Pantai Marina 2.450 2.455 500 477 395 390 6.667
Pantai Maron 1.115 1.119 1.225 1.230 1.233 1.234 7.156
Pantai Cipta 1.300 1.215 1.220 1.423 1.523 1.525 8.206
Total 4865 4789 2945 3130 3151 3149 22.029
Dari hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang Bahawsannya dalam tiap tahun selalu terjadi peningkatan
penangkapan ikan di Pantai Daerah Semarang.
Namun dari hasil survey sementara pada tahun 2014 setelah mendapat laporan
ada peristiwa ledakan di pantai Marina Semarang pada bulan Maret, tepatnya
pada tanggal yang 8 maret 2014 yang mengakibatkan rusaknya ekosistem
terumbu karang dan padang lamun. Berdampak pada hasil penangkapan ikan
nelayan yang turun;
- Bahwa benar ahli mengatakan harus ada tindak pemulihan terhadap terumbu
karang dan padang lamun untuk memperbaiki ekosistem perairan pantai marina
yang rusak;

- Bahwa benar ahli mengatakan suatu upaya yang dilakukan untuk pemulihan
terhadap suatu ekosistem yang rusak dalam hal ini adalah ekosistem perairan

107
yang meliputi terumbu karang dan padang lamun. Upaya ini sangat
membutuhkan biaya yang tinggi. Dan lamanya waktu pemuihan belum bisa di
pastikan tetapi membutuhkan waktu yang sangat lama;
- Bahwa benar ahli mengatakan kerugian yang dialami ditaksir hingga milyaran
rupiah;

- Bahwa benar ahli mengatakan rumus penghitungan kerugian sebagai berikut

CBP = M x LA x BPE x IHt/ IHd


ket.
CBP : Biaya pengganti ekosistem yang rusak (Rp)
M : Bahan pengganti ekosistem (m3/ha)
LA : Lahan yang hilang/tidak berfungsi karena dirusak (ha)
BPE : Biaya pengganti ekosistem yang rusak (tahun dasar)
IHt : Indeks harga pada tahun terjadi kerusakan
IHd : Indeks harga tahun dasar

o BIAYA PENGADAAN BAHAN PENGGANTI EKOSISTEM YANG


RUSAK Bahan pengganti ekosistem yang rusak m3/Ha 31,4 Lahan
yang hilang/tidak berfungsi karena rusak Ha 31,4 Biaya Pengganti
Ekosistem yang rusak (Tahun dasar) Rp/m3 2,000,000.00 Indeks Harga
pada tahun terjadi kerusakan 250 Indeks Harga Tahun Dasar 250.

31,4 x 31,4 x 2.000.000 x (250/250) =


31,4 x 31,4 x 2.000.000x 1 =
985,96 x 2.000.000 = 1.971.920.000

CDD = CBDd x IHt/Ihd x LA

LA = Luas Lahan Rusak


CBD = Biaya pemulihan keanekaragaman hayati
CBDd = Biaya pemulihan keanekaragaman hayati tahun dasar
IHt = Indeks harga pada tahun terjadinya kerusakan
IHd = Indeks harga tahun dasar

108
o BIAYA KEANEKARAGAMAN HAYATI Biaya Pemulihan
Keanekaragaman Hayati Tahun Dasar Rp 50,000,000.00 Indeks Harga
Tahun Terjadinya Kerusakan 120 Indeks Harga Tahun Dasar 120 Luas
Lahan yang Rusak Ha 31,4.

50,000,000 x 120/120 x 31,4 =


50,000,000 x 1 x 31,4 = 1.570.000.000
o Total biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan kembali
terumbu karang dan padang lamun pada keadaan seperti
semula adalah
1.971.920.000 + 1.570.000.000 = 3.541.920.000
- Bahwa benar ahli mengatakan Penggunaan bahan peledak dalam pembuatan
film di wilayah perairan diperbolehkan jika memang bahan peledak aman dan
bukan dalam wilayah terumbuh karang dan padang lamun.
Namun jika bahan yang di gunakan adalah bahan yang terlarang tetap tidak
diperbolehkan apalagi sampai membahayakan ekosistem perairan;

Atas keterangan ahli, terdakwa membenarkannya.

AHLI II

Dr. MIA MARINA, S.H., M.H. Tempat Tanggal Lahir Makassar, 5 Mei
1970, Umur 44 Tahun, Jenis Kelamin
Perempuan, Kewarganegaraan
Indonesia, Agama Islam, Pekerjaan
Dosen Hukum Pidana Fakultas Hukum
Universitas Negeri Semarang,
Pendidikan Strata-3, Alamat Jalan
Telaga Mas Raya Nomor 11 Panggung
Lor Semarang Utara, Telah bersumpah
berdasarkan Agama Islam, yang pada
Pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:

- Bahwa benar ahli dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

109
- Bahwa benar ahli sudah sudah 7 kali menjadi ahli dalam tindak pidana
lingkungan hidup;

- Bahwa benar ahli mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Indonesia.


Kemudian gelar L.L.M. ahli didapatkan di Utrecht Universiteit. Dan terakhir
gelar Doktor Hukum ahli diperoleh di Universitas Indonesia;

- Bahwa benar ahli tidak mengenal terdakwa;

- Bahwa benar ahli memahami masalah-masalah mengenai tindak pidana


korporasi;

- Bahwa benar Korporasi menurut hukum perdata adalah suatu badan hukum
yang dapat melakukan perbuatan hukum, memiliki kekayaan sendiri, memiliki
hak dan kewajiban seperti halnya dengan manusia, sehingga oleh karena itu
dapat digugat di pengadilan perdata atas namanya sendiri. Tapi dalam hukum
pidana, makna korporasi lebih luas dibandingkan dengan makna korporasi
menurut hukum perdata, karena dalam hukum pidana korporasi bermakna
badan hukum atau bukan badan hukum;
- Bahwa benar sebelum menentukan tindak pidana yang dikategorikan sebagai
tindak pidana korporasi, maka harus melihatt pula terpenuhinya unsur-unsur
deliknya. Karena pada dasarnya dalam hukum pdiana, untuk menentukan suatu
perbuatan pidana terpenuhi unsurnya atau tidak, harus ada hubungan kausalitas
atau sebab akibat antara suatu perbuatan dan akibat yang ditimbulkan dan
adanya suatu aturan pidana yang relevan dan mengatur tentang hal tersebut.
Sehingga antara penyebab dan akibat yang ditimbulkan merupakan suatu
rangkaian perbuatan yang merupakan perbuatan pidana yang telah diatur dan
diancam pidana. SedangkanDasar untuk menentukan bahwa suatu tindak
pidana tertentu dapat dikategorikan sebagai tindak pidana korporasi adalah
didasarkan kepada teori pelaku fungsional (functioneel daaderschap) atau teori
identifikasi (doctrine of identification). Menurut teori pelaku fungsional,dalam
lingkungan sosial ekonomi pembuat (korporasi) tidak perlu selalu melakukan
perbuatan itu secara fisik, tapi bisa saja perbuatan itu dilakukan oleh
pegawainya, asal saja perbuatan itu masih dalam ruang lingkup fungsi-fungsi
dan kewenangan korporasi. Tetapi karena korporasi tidak bisa melakukan
perbuatan itu sendiri, perbuatan itu dialihkan kepada pegawai korporasi
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang secara tegas tercantum dalam Angaran
Dasar dan Angaran Rumah Tangga. Jika pegawai tersebut melakukan suatu
perbuatan yang dilarang oleh hukum (perbuatan pidana), sesungguhnya

110
perbuatan itu merupakan perbuatan pidana yang hakikatnya dilakukan oleh
korporasi;
- Bahwa benar Sedangkan menurut teori identifikasi, korporasi dapat melakukan
perbuatan pidana secara langsung melalui orang-orang yang sangat
berhubungan erat dengan korporasi dan dipandang sebagai korporasi itu sendiri.
Perbuatan yang dilakukan oleh anggota-anggota tertentu dari korporasi, selama
perbuatan itu berkaitan dengan korporasi, dianggap sebagai perbuatan dari
korporasi itu sendiri. Sehingga ketika perbuatan tersebut mengakibatakan
terjadinya kerugian, atau dengan kata lain, jika anggota tertentu tersebut
melakukan perbuatan pidana, sesungguhnya perbuatan pidana itu merupakan
perbuatan pidana yang dilakukan korporasi sehingga korporasi juga bisa
dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan pidana yang dilakukan. Teori ini
juga mengatakan bahwa korporasi dianggap melakukan suatu perbuatan pidana
jika orang yang diidentifikasi dengan korporasi bertindak dalam ruang lingkup
jabatannya. Jika orang itu melakukan perbuatan pidana dalam kapasitasnya
sebagai pribadi, dengan sendirinya perbuatan itu bukan perbuatan korporasi;
- Bahwa benar untuk menentukan hubungan kausalitas dalam perkara ini dapat
digunakan dengan merujuk pada teori mengindividualisir atau causa proxima
yaitu teori yang menyatakan bahwa syarat yang paling dekat sebagai sebab
yang memadai (adequate) dan tidak dapat dilepas dari akibat. Dalam perkara
ini, maka dengan melihat akibat dari suatu perbuatan yang telah dilakukan yaitu
tercemarnya Sungai Pudu dengan kadar baku mutu air yang terkandung di
dalamnya telah melebihi batas, maka harus ditentukan pula penyebab dari
akibat tersebut, sehingga dapat diketahui pelaku dari suatu tindak pidana yang
telah dilakukan beserta pertanggungjawaban pidana yang harus dibebankan
kepadanya;
- Bahwa benar Ada beberapa teori untuk menentukan adanya tanggung jawab
pidana korporasi, yaitu teori identifikasi, teori strict liability, teori vicarious
liability, teori delegasi, teori aggregasi, dan corporate culture model.

- Bahwa benar Teori identifikasi menyatakan bahwa korporasi dapat melakukan


sejumlah delik secara langsung melalui orang-orang yang sangat berhubungan
erat dengan korporasi dan dipandang sebagai korporasi itu sendiri. Dalam
keadaan demikian, mereka tidak sebagai pengganti dan oleh karena itu,
pertanggungjawaban korporasi tidak bersifat pertanggungjawaban pribadi.
Dalam teori ini, agen tertentu dalam sebuah korporasi dianggap sebagai
directing mind atau lter ego. Perbuatan dan mens rea para individu itu

111
kemudian dikaitkan dengan korporasi. Jika individu diberi kewenangan untuk
bertindak atas nama dan selama menjalankan bisnis korporasi, maka mens rea
para individu itu merupakan mens rea korporasi. Dalam teori identifikasi,
personel yang identik dg korporasi adalah the board of directors, the chief
executive officer, and other officers at a similar level;
- Bahwa benar Teori strict liability merupakan teori tentang tanggung jawab
pidana korporasi tanpa kesalahan (liability without fault), yang dalam hal ini
korproasi sudah dapat dipidana jika ia telah melakukan perbuatan yang dilarang
sebagaimana yang telah dirumuskan dalam undang-undang tanpa perlu
dibuktikan lebih jauh kesalahannya;

- Bahwa benar Dalam teori vicarious liability, disebut juga dengan teori
pertanggungjawaban pengganti, titik tekannya adalah pada suatu konsep
pertanggungjawaban seseorang/korporasi atas kesalahan yang dilakukan orang
lain, seperti tindakan yang dilakukan yang masih berada dalam ruang lingkup
pekerjaannya. Ada dua syarat penting dalam teori vicarious liability; (1) harus
ada hubungan atasan bawahan/hubungan majikan dan buruh/hubungan
pekerjaan; (2) perbuatan pekerja harus masih dlm rung lingkup pekerjannya;
- Bahwa benar Teori delegasi menyatakan bahwa alasan untuk dapat
membebankan pertanggungjawaban pidana kepada korporasi adalah adanya
pendelegasian wewenang dari seseorang kepada orang lain untuk melaksanakan
kewenangan yang dimilikinya. Seseorang (korporasi atau pengurusnya) yang
telah mendelegasikan wewenang kepada bawahannya atau kuasanya untuk
bertindak untuk & atas namanya tetp harus bertanggungjawab atas perbuatan
yang dilakukan penerima delegasi apabila ia melakukan tindak pidana,
sekalipun pemberi delegasi tidak mengetahui apa yang telah dilakukan oleh
bawahannya itu;

- Bahwa benar Adapun inti dari teori aggregasi adalah kombinasi kesalahan dari
sejumlah orang, utk diatribusikan kpd korporasi sehg korporasi dapat dibebanni
pertanggungjawaban pidana. Semua perbuatan & semua unsur mental dari
beberap orang yg terkait secara relevan dlm lingkungan perusahaan dianggap
seakan2 dilakukan oleh satu orang saja. Teori ini umumnya diterapkan pada
korporasi multinasional. Sedangkan corporate culture model, tangung jawab
pidana dibebankan kepada korporasi bila berhasil ditemukan bahaw seseorang
yang telah melakukan perbuatan melanggar hukum memiliki dasar yang
rasional untuk meyakini bahwa anggota korporasi yang memiliki kewenangn

112
telah memberikan wewenang atau mengizinkan dilakukannya tindak pidana
tersebut;

- Bahwa benar dalam perkara ini teori yang digunakan adalah dengan
menggunakan teori tanggung jawab mutlak (strict liability) yang menurut teori
ini apabila seseorang atau badan hukum telah melakukan suatu kegiatan yang di
golongkan sebagai ultrahazardous (teramat sangat bahaya) maka ia diwajibkan
memikul segala kerugian yang ditimbulkan walaupun ia bertindak sangat hati-
hati (utmost care) untuk mencegah bahaya atau kerugian tersebut walaupun
dilakukan tanpa kesengajaan. Dalam teori strict liability ini kesalahan (fault,
schuld, atau mens rea) tidak menjadi penting untuk menyatakan pelaku
bertanggung jawab kerena pada saat peristiwa itu timbul, ia sudah memilkul
suatu tanggung jawab, sehingga dapat pula berlaku asas res ipso loquitur
yaitu fakta yang berbicara sendiri. Oleh karena itu, apabila terdapt suatu
perbuatan yang menyebabkan keadaan bahaya tersebut, penerapan hukum
pidana tidak lagi secara subsidiaritas tetapi secara primum remidium;

- Bahwa benar Penentuan kesalahan korporasi adalah dengan melihat apakah


pengurus korporasi yang melakukan tindak pidana untuk dan atau atas nama
korporasi terbukti memiliki kesalahan. Dalam hal ini, kesalahan pengurus
diatribusikan kepada korporasi, sehingga korporasi di sini juga memiliki
kesalahan;

- Bahwa benar Secara teoritis, penentuan kesalahan bagi korporasi didasarkan


pada teori kesalahan normatif yang ditopang dengan kesalahan kolektif.
Kesalahan normatif bermakna dapat dicelanya pembuat tindak pidana karena
dilihat dari segi masyarakat sebenarnya dia dapat berbuat lain jika tidak ingin
melakukan perbuatan tersebut. Dengan kesalahan normatif, korporasi
dinyatakan mempunyai kesalahan baik secara sengaja (dolus) atau lalai (culpa)
dalam suatu tindak pidana bila pada waktu melakukan perbuatan itu, baik
secara aktif maupun secara pasif, dilihat dari segi masyarakat dapat dicela
karenanya, yaitu kenapa melakukan perbuatan yang merugikan masyarakat
padahal mampu untuk mengetahui, melalui pengurusnya, makna perbuatan
tersebut, dan karenanya dapat bahkan harus menghindari perbuatan
demikian.Bentuk kesengajaan atau kelalaian pengurus korporasi dianggap
sebagai kesengajaan atau kelalain korporasi itu sendiri;

- Bahwa benar konsep kesalahan kolektif digunakan terutama untuk menentukan


adanya kesalahan pada diri korporasi dengan struktur organisasi yang rumit dan

113
kompleks, dimana kesalahan pengurus korporasi tidak berada pada diri satu
orang saja, melainkan dalam sejumlah orang. Dengan kesalahan kolektif ini,
semua semua tindak pidana dan semua unsur mental dari beberapa orang yang
terkait secara relevan dalam lingkungan perusahaan dianggap seakan-akan
dilakukan oleh satu orang saja;
- Bahwa benar Terdapat tiga kemungkinan pembebanan
pertanggungjawaban pidana kepada koorporasi yaitu:

Pengurus korporasi sebagai pelaku tindak pidana, sehingga oleh


karenanya penguruslah yang harus memikul pertanggungjawaban
pidana .

Korporasi pelaku tindak pidana dan koorporasi itu sendiri yang harus
memikul pertanggungjawaban pidana.

Pengurus dan korporasi keduanya sebagai pelaku tindak pidana, dan


keduanya pula yang harus memikul pertanggungjawaban pidana.

- Bahwa benar Sistem hukum pidana Indonesia secara khusus KUHP memang
tidak diorientasikan untuk memidana korporasi, karena KUHP sendiri hanya
mengakui subjek delik adalah manusia, tidak meliputi korporasi. Korporasi
diakui sebagai subjek delik dalam perundang-undang pidana di luar KUHP,
baik dalam bentuk undang-undang pidana khusus maupun dalam bentuk
undang-undang pidana administrasi.

- Bahwa benar Pengakuan korporasi sebagai subjek delik dalam undang-undang


di luar KUHP sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara pidana atas tindak
pidana yang dilakukan pertama kali terdapat dalam Undang-undang Darurat
No. 7 tahun 1955 tentang Pengusutan, Penuntutan dan Peradilan Tindak Pidana
Ekonomi, dan berlanjut dalam perundang-undangan pidana yang lain hingga
sekarang seperti dalam undang-undang korupsi, undang-undang pencucian
uang, undang-undang terorisme, undang-undang perdagangan orang dan lain
sebagainya.

- Bahwa benar Menurut Ahli, unsur delik dalam Pasal tersebut menganut dua
teori penentuan tindak pidana korporasi sekaligus, yakni teori pelaku fungsional
dan teori identifikasi. Teori pelaku fungsional tercermin dalam frase dilakukan
oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain
yang bertindak dalam lingkungan kerja badan usaha. Sedangkan teori

114
identifikasi tercermin dalam frase tindak pidana lingkungan hidup dilakukan
oleh, untuk, atau atas nama badan usaha.

- Bahwa benar Terdapat tiga organ dalam perusahaan yaitu

o RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

RUPS memegang segala kewenangan yang tidak dimiliki Komisaris dan


Direksi.
o KOMISARIS

Komisaris bertugas melakukan pengawasan secara umum dan khusus


serta memberikan nasihat kepada direksi dalam menjalankan perseroan.

o DIREKSI

Organ perseroan yang bertanggung jawab untuk kepentingan dan tujuan


perseroan serta mewakili baik di dalam maupun di luar pengadilan
sesuai ketentuan anggaran dasar.
- Bahwa benar dalam hal kasus ini Direksi yang bertanggung jawab karena
direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan maksud
dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam dan diluar
pengadilan sesai dengan ketentaun anggaran dasar dan juga direksi dalam
menjalankan tugas perseroan harus sesuai dengan ketentuan dari UUPT dan AD
perseroan, tugas tersebut harus dilaksankan dengan penuh kehati-hatian, itikat
baik, konsekuen dan konsisten. Direksi juga harus mematuhi segala macam
hukum yang berlaku dalam hal ini terutama hukum lingkungan hidup Karena
ada kaitanya dengan kegiatan usaha perseroan serta peraturan pelaksanaan
yang ada hubungannya dengan perseroanserta peraturan pelaksanaan yang ada
hubungannya dengan perseroan seperti dalam penerapannya melalui program
perusahaan dalam bidang CSR (Corporate Social Responsiblility) dan HSE
(Health, Savety, Environment);

- Bahwa benar Apabila seorang direksi tidak bertindak berdasarkan ketentuan


dari UU PT dan AD perusahaan dan mengakibatkan kerugian pada perusahaan,
maka tindakan yang telah dilakukan tersebut dapat digolongkan sebagai
tindakan Ultra Vires, yaitu merupakan sebuah doktrin yang mengatur akibat
hukum apabila terjadi suatu tindakan perseroan yang melampaui batas
kewenangannya yang telah ditetapkan dalam anggaran dasar termasuk segala

115
tindakan di luar kewenangannya yang merugikan perusahaan dapat
digolongkan sebagai perbuatan ultra vires;

- Bahwa benar selama perbuatan yang dilakukan oleh direksi tersebut merugikan
dan diluar keweangannya, maka ia dapat dikategorikan telah melakukan
tindakan ultra vires dan harus direksi harus bertanggung jawab atas
tindakannya tersebut;

- Bahwa benar Bagi pengurus korporasi, bentuk sanksi pidana yang bisa
dijatuhkan adalah pidana mati, pidana penjara atau pidana denda. Sedangkan
bagi korporasi, sanksi yang sesuai adalah pidana denda dengan sistem kalilipat
sesuai dengan prinsip dalam analisis ekonomi atas hukum pidana (economic
analysis of criminal law), penutupan seluruh atau sebagian perusahaan,
perbaikan akibat tindak pidana, atau perampasan aset korporasi. Tapi khusus
untuk tindak pidana korporasi di bidang lingkungan hidup, sanksi yang tepat
adalah pidana denda dengan sistem kalilipat, perbaikan seluruh kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh tindakan korporasi. Bila korporasi tidak mau
melaksanakan sanksi tersebut, dirampas aset korporasi dan digunakan sebagai
biaya untuk memperbaiki lingkungan yang rusak dan warga masyarakat yang
terkena dampaknya.

- Bahwa benar Menurut pasal 1 butir 5 UUPT.Direksi adalah organ perseroan


yang berwenagng dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan,
sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan

- Bahwa benar duty care,duties of loyality,duties of skill dan duties to actlawfully

o Duty of care adalah direktur menjalankan perusahaan berdasarkan


kewenangan yang ada harus selalu waspada dan bertindak dengan
perhitungan cermat.

o Duties of loyalty adalah sikap setia harus ditunjukan oleh direksi dalam
perusahaan adalah sikap yang didasarkan pada pertimbangan rasional
dan professional.

o Duties of skill adalah kemampuan atau keahlian mengurus perseroan


merupakan persyaratan yang harus dimiliki oleh direksi dan komisaris

o Duties to act lawfully adalah direksi yang diberi kepercayaan oleh


pemegang saham berkewajiban untuk memimpin perseroan sesuai
dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

116
- Bahwa benar Memang jika dilihat dari 4 kewajiban tersebut tidak ada ketentuan
secara tersirat langsung yang mengharuskan direksi untuk bertanggungjawab;

- Bahwa benar Direksi dikatakan tidak dapat dimintai pertanggungjawaban


apabila memenuhi syarat-syarat tertentu, sesuai dengan Pasal 97 ayat (5) UU
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Yaitu a) kerugian tersebut
bukan karena kesalahan atau kelalaiannya; b) telah melakukan pengurusan
dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan; c) tidak mempunyai benturan kepentingan baik
langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang
mengakibatkan kerugian; dan d) telah mengambil tindakan untuk mencegah
timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut. Apabila direksi memenuhi syarat-
syarat tersebut secara kumulatif artinya memenuhi seluruh syarat, maka direksi
tidak dapat dimintai pertanggungjawaban;
Atas keterangan ahli, terdakwa membenarkannya.

AHLI III
Prof.Dr.HENDRA RIZKY, S.T., M.T, Tempat Tanggal Lahir Surabaya, 7
Juli 1960, Umur 54 Tahun, Jenis
Kelamin Laki-Laki,
Kewarganegaraan Indonesia,
Agama Islam, Pekerjaan Dosen
Fakultas Teknik Kimia Universitas
Negeri Semarang, Pendidikan
Strata-3, Alamat Jalan Diponegoro
Nomor 2 Candisari, Semarang,
Telah bersumpah berdasarkan
Agama Islam, yang pada
Pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:
- Bahwa benar Ahli dalam keadaan sehat.

- Bahwa benar Ahli bersedia memeberikan keterangan sesuai dengan


keahliannya.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan sudah menempuh gelar Sarjana dan gelar
master di Universitas Negeri Semarang, kemudian sudah menempuh gelar
Doktor dan Profesor di University Of Melbourne Australia.
- Bahwa benar Ahli sudah pernah menghadiri sidang sebenyak 7 kali.

117
- Bahwa benar Ahli tidak mengenal terdakwa.
- Bahwa benar Ahli Hendra bekerja di Labotorium Forensik Cabang Semarang,
dan berprofesi sebagai Dosen Teknik Kimia di Universitas Negeri Semarang.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan yang dimaksud dengan nitrogliserin,
nitrogliserin adalah sebuah senyawa kimia, cairan yang berat, tak berwarna,
beracun, berminyak, dan diperoleh dari menitratkan glycerol artinya Nitrat
yang sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan
dari proses oksidasi sempurna, senyawa ini disebut nitrogen, yaitu senyawa
yang dapat menyatu dengan air. Senyawa ini digunakan dalam industry
kontruksi dan penghancuran. Bahan peledak Nitrogliserin ini merupakan salah
satu bahan dasar dari propelan jenis doublebase. Campuran nitrogliserin dan
nitroselulosa merupakan bahan yang umum digunakn dalam industry bahan
peledak. Disebut doublebase propelan, bila propelan homogen dibuat dengan
nitroselulosa dan nitrogliserin sebagai bahan utama dalam komposisinya.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan ciri-ciri dari nitrogliserin ada yang berjenis cair
dan ada juga yang berjenis padat, tetapi masyarakat umum biasanya
menggunakn nitrogliserin jenis cair karena dalam reaksinya sangat mudah
meledak. Nitrogliserin tidak boleh terkena sinar matahari, gesekan, dan
guncangan karena, didalam zat nitrogliserin ada bagian senyawa primer yang
merupakan pemicu utamanya apalagi ditambah dengan sekundernya yang dapat
menimbulkan ledakan yang semakin besar . adapun ciri-ciri nitrogliserin pada
tabel dibawah ini :

Ciri-Ciri Nitrogliserin
Rumus Kimia C3H5N3O9
Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning ketika
membusuk karena pH berasam

118
- Bahwa benar Ahli menjelaskan bahwa nitroglsierin itu berbahaya , karena
didalam ilmu kimia bahan peledak nitrogliserin sangat berbahaya karena bahan
nitrogliserin ini, khususnya yang berjenis cair merupakan bahan yang sangat
sensitif dan mudah terbakar. Bahan Nitrogliserin harus terhindar dari sinar
matahari, guncangan dan gesekan. Kemudian dalam penyimpanannya,
nitrogliserin juga ada batsan suhu pemansan sampai 18-200C, maka
nitrogliserin akan mulai terdekomposisi dengan melepaskan uap NO2 yang
berwarna coklat. Pada temperature ini, dekomposisi dapat berjalan dengan
sangat cepat dan dapat mengakibatkan ledakan. Bila ditempatkan dalam ruang
tertutup dan dipanaskan dengan cepat atau diinisiasi dengan suatu detonator,
nitrogliserin akan meledak disertai dengan pelepasan energy yang sangat besar.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan penyebab yang dapat menjadikan nitrogliserin
meledak ini Nitrogliserin khususnya yang berbentuk cair adalah zat yang
sensitive, oleh karena itu jika terjadi guncangan, gesekan, dan terkena sinar
matahari dapat menyebabkan nitrogliserin tersebut meledak. Karena, didalam
zat nitrogliserin ini ada senyawa yaitu ammonium nitrat dimana zat senyawa
tersebut merupakan padatan berwarna putih berbentuk Kristal yang mudah
menyerap air (highigriskripsi). Sebagian besar ammonium nitrat digunakan
sebagai peledak ammonium nitrat itu merupakan bahan peledak yang
mempunyai ledakan sangat besar. Jadi apabila cairan Nitrogliserin melebihi
kapasitas yang sudah sesuai dengan prosedur maka bahan peledak Nitrogliserin
ini akan mengakibatkan ledakan yang sangat besar.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan dampak yang ditimbulkan Nitrogliserin
bahwasannya Nitrogliserin adalah zat yang berbahaya dan beracun. Jika
nitrogliserin meledak, maka aromanya tercium oleh manusia yang dapat
merusak pernapasan dan bisa mengakibatkan kematian dan jika Nitrogliserin
terkena bagian kulit manusia dampaknya dapat merusak jaringan kulit. Hal
tersebut dikarenakan kandungan didalam zat Nitrogliserin ini ada hubungan
senyawa yaitu Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia
melalui proses oksidasi katalitik artinya, penerimaan oksigen dalam gas. Nitrit
juga merupakan hasil metabolism dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari
nitrifikasi dan denitrifikasi nitrat dan nitrit adalah komponen yang mengandung
nitrogen berikatan dengan atom oksigen. Di dalam nitrat sudah diubah menjadi
bentuk nitrit atau bentuk lainnya. Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun
nitrat merupakan komponen yang stabil, tetapi dalam suhu yang tinggi dengan
keadaan zat yang tidak stabil dan bahkan dapat mengakibatkan ledakan pada
suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat rendah.Biasanya adanya ion

119
klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan
nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat penyimpanan
nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas
beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari
nitrat dan nitrit tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan mekanisme untuk mendapat nitrogliserin adalah
harus ada izin dari pihak yang berwenang yaitu Markas Berkas Kepolisian
Republik Indonesia kemudian dari MABES POLRI mengkordinasikan dengan
pihak polda setempat terkait dengan bahan peledak yang digunakan. Kemudian
Polda yang akan mengurus surat persetujuan dan jika disetujui dari pihak Polda
akan langsung diberitahukan kepada Markas Brimob setempat, untuk dilakukan
pengawalan terhadap bahan peledak lainnya dalam menggunakan bahan-bahan
yang berbahaya. Adapun sesuai dengan aturan atau prosedur yang berlaku
karena sudah ada di dalam peraturan undang-undang darurat No.12 Tahun 1951
tentang kepemilikan senjata api dan bahan peledak, dan nitrogliserin itu tidak
dijual bebas karena bahan peledak nitrogliserin itu mudah meledak
- Bahwa benar Ahli menjelaskan cara penanganan terhadap Nitrogliserin ini
perlu dilakukan penanganan yang khusus yaitu dengan bantuan oleh petugas
Detasemen Gegana Satbrimobda setempat dalam pembawaan bahan peledak
nitrogliserin ini. Karena bahan peledak nitrogliserin ini merupakan bahan yang
sangat mudah meledak dan sensitif terhadap gesekan, guncangan dan tidak
terkena sinar matahari. Karena bahan peledak nitrogliserin ini tidak bisa
dibawa atau disimpan melainkan bahan nitrogliserin ini langsung di musnahkan
oleh operasional Den Gegana.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan cara meledakkan nitrogliserin adalah
disekitarnya harus benar-benar aman tidak ada warga sekitar yang memasuki
lokasi ledakan bom dan ada dua anggota gegana ditugasi untuk meledakan bom
nitrogliserin. Kemudian sebagian anggota gegana akan mencari titik aman
sekitar 400 meter dari titik lokasi ledakan nitrogliserin ini. Dan penyebab suatu
ledakan bom nitrogliserin ini ada 2 tahap ledakan yaitu yang pertama, peledak
pertama inisiasi yaitu bahan peledak yang mudah meledak dengan adanya api,
benturan, gesekan karena bahan ini biasanya digunakan sebagai muatan primer
dalam pemicu. Ledakan yang kedua, peledak non insiasi yaitu bahan peledak
yang hanya meledak bila telah dipicu oleh peledak pertama.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan kelebihan dan kelemahan bahan peledak
nitrogliserin adalah Kelebihan bahan peledak nitrogliserin adalah :
1. Nitrogliserin merupakan bahan peledak yang ledakannya sangat besar.

120
2. Nitrogliserin bisa menyatu dengan air.
Kelemahan dari nitrogliserin adalah :
1. Mengandung resiko kecelakaan tinggi pada saat pembuatan di pabrik
maupun pengangkutan
2. Sensitive terhadap gesekan, sehingga sangat berbahaya apabila tertabrak
atau tergilas oleh kendaraan.
3. Membuat kepala pusing karena aroma cairan nitrogliserin
4. Biaya pembuatan tinggi.

- Bahwa benar Ahli menjelaskan unsure-unsur reaksi nitrogliserin adalah


H2COH H2CONO2
| H2SO4 |
H2C OH 3HNO3 H2CONO2 + 3H2O
||
H2COH H2CONO2
Gliserol Nitrogliserin
Perhitungan teoritis yang didasarkan atas persamaan reaksi di atas
menunjukkan, bahwa bila 100 g gliserin ditambahkan pada 205,5 g HNO3 akan
menghasilkan 246,59 g nitrogliserin. Pada saat yang sarna juga akan terbentuk
58,7 g air. Pada prakteknya, hasil ini tidak pernah diperoleh, karena nitrasi
gliserin, seperti halnya pada reaksi esterifikasi lainnya, merupakan reaksi
reversible, artinya nitrogliserin yang terbentuk dapat terhidrolisis kembali
menjadi gliserin artinya pemecahan suatu molekul menjadi zat yang lebih kecil
lagi, contohnya H2O-H+ dan OH-. Untuk menggeser kesetimbangan ke arah
kanan diperlukan asam nitrat berlebih. Semakin tinggi konsentrasi asam,
semakin besar derajat nitrasi dan semakin tinggi nitrogliserin yang dihasilkan.
Akan tetapi, asam nitrat tidak boleh terlalu berlebihan, karena gliserin hanya
sedikit larut dalam asam yang digunakan dan hal ini menyebabkan
berkurangnya produk yang dihasilkan. Bila 10gram gliserin dicampur dengan
100gram asam nitrat 99% pada temperatur di bawah suhu kamar, kemudian
diencerkan dengan 300 cc air , akan dihasilkan 20,72 gram nitrogliserin yang
mengandung sebagian kecil nitrogliserin. Hal ini berkisar sekitar 84% dari hasil
teoritis. Kandungan nitrogliserin akan semakin tinggi, yaitu 3 kali kandungan
nitrogliserin, bila 10 gliserin dicampur dengan 50gram asam nitrat 99%. Hal ini
jelas tidak ekonomis, karena disamping hasilnya yang rendah juga sangat sulit
untuk memperoleh asam nitrat 99%.Bahwa benar Ahli menjelaskan cara

121
membuat nitrogliserin adalah dalam pembuatan nitrogliserin itu ada beberapa
tahapan yaitu
1. Isi gelas 75 mililiter, ke 13 ml. tingkat, dengan nitrat merah asam, dari 98%
konsentrasi.------
2. Tempat beaker dalam penangas es dan biarkan dingin di bawah suhu
kamar.---------------------
3. Setelah itu didinginkan, menambah tiga kali jumlah Asam Sulfat (99
persen). Dengan kata lain, menambah Asam Nitrat 39 mililiter penguapan
sulfuric acid. Ketika pencampuran asam apapun,selalu melakukannya
dengan lambat dan hati-hati untuk menghindari tumpahan.-------
4. Ketika dicampur, anda harus menurunkan suhu dari asam, dengan
menambahkan lebih banyak es untuk pendinginan, untuk sekitar 10 atau 15
derajat Centegrade. Hal ini dapat diukur dengan menggunakan termometer
merkuri Centegrade.--------------------------
5. Ketika larutan asam telah didinginkan ke suhu yang diinginkan, maka
gliserin siap digunakan. Glycerin ini harus ditambahkan sedikit demi sedikit
menggunakan pipet obat. Gliserin ditambahkan secara perlahan dan hati-
hati, sampai seluruh permukaan asam ditutupi dengan penutup.
6. Nitrogliserin ini berada pada titik yang berbahaya, karena nitrasi akan
berlangsung secara cepat kemudian, gliserin ditambahkan. Nitrasi akan
menghasilkan panas, sehingga harus di jaga dibawah 300C. Apabila suhu
diatas 30 derajat. Maka, gelas harus dibawa keluar dari bak mandi es dan
harus menuangkan langsung ke dalam bak es dengan hati-hati, ini dilakukan
untuk mencegah ledakan.
7. Selama sekitar sepuluh menit pertama dari nitrasi, campuran cairan harus
diaduk dengan hati-hati. Dalam reaksi normal, nitrogliserin akan
membentuk sebagai ontop lapisan larutan asam, sedangkan asam sulfat akan
menyerap kelebihan air.
8. Setelah nitrasi terjadi dan nitrogliserin telah terbentuk pada bagian atas
larutan asam, kemudian seluruh larutan senyawa harus dipindahkan dengan
lambat dan berhati-hati pada gelas air. Bila ini dilakukan,nitrogliserin akan
mengendap ke bawah, sehingga sebagian besar asam solusi dapat terkuras
habis.
9. Setelah melepas banyak asam tanpa mengganggu nitro-gliserin, pindahkan
nitrogliserin dengan pipet dan tempatkan dalam bikarbonat soda (sodium
bicarbonate). Natriumbikarbonat adalah alkali yang akan menetralisir
banyak asam yang tersisa.Proses ini harus diulang sebanyak yang

122
diperlukan dengan menggunakan kertas lakmus biru untuk memeriksa
adanya asam. Asam yang tersisa dapat membuat nitrogliserin lebih stabil
dari pada biasanya.
10. Langkah terakhir adalah menghapus nitrogliserin dari bikarbonat. Ini
dilakukan dengan menggunakan pipet, secara berlahan dan hati-hati. Tes
yang biasanya digunakan untuk melihat apakah nitrasi telah berhasil adalah
dengan menempatkan satu tetes nitrogliserin pada pelat logam dan memicu
itu. Jika benar nitro-gliserin, ia akan terbakar dengan nyala biru jelas.
Perhatian : Nitrogliserin sangat sensitif terhadap dekomposisi, pemanasan,
guncangan, atau gesekan karena akan menimbulkan ledakan
- Bahwa benar Ahli menjelaskan Nitrogliserin tidak dapat diperoleh secara bebas
dipasaran atau ditoko kimia karena Nitrogliserin merupakan bahan yang sangat
sensitive dan mudah meledak apabila terkena sinar matahari, gesekan, dan
guncangan. Dan apabila ada seorang yang membuat atau meracik Nitrogliserin
tidak sesuai dengan prosedur akan dikenakan sanksi dan hukuman yang sudah
diatur dalam Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang
Kepemilikan Senjata Api dan Bahan Peledak.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan bahan peledak yang digunakan oleh PT. Sutera
Intercine Films pada adegan syuting Film Java Attack karena pada tanggal 15
Maret 2014 saya dan anggota penyidikan melakukan penggeledahan dan
penyitaan sisa bahan kimia ditempat penyimpanan bahan peledak untuk Film
Java Attack yang beralamat di Jalan Pramuka No 10 Semarang, Jawa Tengah
untuk mengambil sisa cairan bahan kimia yang dijadikan sampel. Kemudian,
kami bawa ke laboratorium forensik cabang Semarang yang beralamat di
Komplek Akpol, Jalan Sultan Agung, Candi Baru, Semarang, Jawa Tengah
untuk di teliti. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa bahan yang digunakan
pada adegan syuting film java attack pada tanggal 8 maret 2014 memang benar
bahan kimia yang digunakan oleh PT. Sutera Intercine Films adalah cairan
nitrogliserin. Karena terdapat kesamaan pada ciri-ciri nitrogliserin, yang dapat
di pastikan secara lebih rinci melalui table dibawah ini:

a. Tabel 1. Bahan Kimia Cairan Nitrogliserin

Rumus Kimia C3H5N3O9


Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml

123
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning ketika
membusuk karena pH berasam

b. Tabel 2. Nitrogliserin Hasil dari Laboritorium Forensik Cabang


Semarang

Rumus Kimia C3H5N3O9


Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0,00037 mm of Hg at 220C
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7450 m/detik
Warna Tak berwarna, tetapi kuning ketika
membusuk karena pH berasam

1. Bahwa benar Ahli Menjelaskan metode penelitian untuk mengetahui bahan


peledak itu nitrogliserin adalah Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Forensik cabang Semarang yang
beralamat di Komplek Komplek Akpol, Jalan Sultan Agung, Candi Baru,
Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 15 Maret 2014
2. Pengambilan Sampel
Sampel yang diambil yaitu sisa dari cairan bahan peledak nitrogliserin dan
hasil dari racikan bahan kimia yang ada di tempat penyimpanan bahan
peledak PT. Sutera Intercine Films yang beralamat di Jalan Pramuka No 10
Semarang, Jawa Tengah.

124
3. Alat dan Bahan
a. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penangas air, pengaduk
stirrer, gelas ukur, gelas kimia, pompa vakum, corong pemisah, pipet
tetes, cawan penguapan, cawan porselin, penangas es, thermometer,
pipa kapiler, kertas saring, eksikator, labu leher tiga, pendingin balik,
dan alat pengambil hasil. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah glycerin kasar hasil pembuatan nitrogliserin dari C3H5N3O9,
asam nitrat-nitrit, asam sulfat, dan natrium bikarbonat.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan hitungan daya ledak yang digunakan oelh PT.
Sutera Intercine Films adalah , pada sampel bahan peledak yang digunakan oleh
- PT. Sutera Intercine Films mengandung nitrogliserin campuran dengan NaNO3
yaitu natrium nitrat. Dengan komposisi Nitrogliserin sebanyak 25% dan
natrium nitrat sebesar 23%. Bahan peledak tersebut merupakan bahan peledak
yang paling peka diantara 3 golongan bahan peledak yaitu straight dynamite,
yaitu dinamit dengan komposisi NG (20-57%) dan NaNO3 sebagai pembawa
oksigen (59-23%). Ini jenis dinamit peka., Gelatine dynamite, yaitu dinamit
dengan komposisi blasting gelatin (NG dna nitrocellulose) ditambah NaNO3
atau KNO3. Jenis ini lebih tahan terhadap air., Ammonium gelatin dynamite,
yaitu dinamit dengan komposisi blasting gelatin ditambah NH4NO3. Jenis ini
memberikan energi yang lebih besar, tetapi kurang tahan terhadap air. Bahan
peledak yang paling peka ini memiliki rumusan sebagai berikut yaitu daya
ledak bahan peledak campuran nitrogliserin dengan natrium nitrat mampu
mengeluarkan daya ledak sebesar 4.853 Joule/gram. Daya tersebut mampu
menggerakkan benda seberat 102 gram sejauh 10 cm. Dan apabila
penggunaannya hingga seratus gram atau sama dengan 100 ml maka bahan
peledak tersebut sangatlah membahayakan manusia dan lingkungan sekitar.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan batas penggunaan Nitrogliserin dalam sebuah
praktek adalah nitrogliserin itu merupakan bahan kimia yang sangat sensitif dan
berbahaya, maka harus ada batasan dalam kapasitas pemakaian nitrogliserin.
Batasan untuk membuat bahan kimia nitrogliserin pada umumnya adalah
dengan kadar 85-99,5%. Jika kapasitasnya melebihi kadar normal maka
ledakan nitrogliserin ini akan menimbulkan dampak yang sangat besar.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan takeran kecil Nitrogliserin adalah Banyaknya
kapasitas yang dituangkan kedalam botol yang berisi cairan nitrogliserin akan
menimbulkan ledakan yang sangat besar karena, didalam cairan zat
nitrogliserin ini mempunyai campuran senyawa kimia yang berasal dari proses

125
nitrasi. Pada kondisi tertentu dengan menggunakan campuran asam nitrat dan
asam sulfat. Yang dimaksud dengan asam nitrat adalah asam kuat yang
berfsifat korosif dan beracun dan terurai menjadi ion H+ dan ion NO3- dalam
air, persamaan reaksinya : -----------------

Sedangkan asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam


mineral (anorganik) yang kuat. Persamaan reaksinya adalah:
H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4-.
Misal dalam sebuah praktek penggunaan nitroglioserin, letakan satu botol
parfum kecil yang sudah diisi dengan kapasitas sebesar 5ml dan botol tersebut
diletakan di dalam sebuah ruangan kecil dan dan dalamdhitungan detik bom
tersebut akan menimbulkan ledakan yang besar dan menimbulkan kerusakan
bangunan yang sangat parah.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan cara menghitung besaran volume pada
Nitrogliserin yaitu bisa menggunkan dengan gelas ukur yang berfungsi untuk
mengetahui seberapa volume laurat yang sudah tercampur di dalam bahan
peledak nitrogliserin. Untuk takaran dalam nitrogliserin itu pada umumnya
harus dengan kadar 85-99,5%. apabila melebihi batasan yang sudah di
tentukan, maka ledakan nitrogliserin sangat besar.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan daya ledak Nitrogliserin jika diledakan diatas
tanah adalah ledakan nya sangat besar . apalagi jika di sekitar titik Nitrogliserin
yang akan diledakkan dekat dengan sekitar masyarakat, maka ledakan tersebut
akan menimbulkan korban jiwa dimana radius ledakan nitrogliserin itu sangat
luas, sehingga tanahnya akan terjadi cekungan yang besar kurang lebih
kedalamannya bisa mencapai 15 meter dan bangunan disekitar dapat runtuh dan
rusak parah . karena cairan nitrogliserin mempunyai campuran senyawa nitrat
dan nitrit.
- Bahwa benar Ahli menjelaskan jika Nitrogliserin diledakkan di laut terdapat
perbedaan efek ledakan antara ledakan di darat dan di laut. Efek ledakan di laut
jelas lebih kecil dari efek ledakan di darat. Hal ini di karenakan efek ledakan
dari nitrogliserin tersebut dapat diredam oleh tekanan air. Tekanan air
dipengaruhi oleh volume air. Semakin besar volume air itu berbanding lurus
dengan besar tekanan air tersebut. Sehingga efek dari ledakan nitrogliserin
yang diledakkan di laut dapat di minimalisir.
- Bahwa benar Ahli Menjelaskan cara meminimalisir guncangan pada
Nitrogliserrin sehingga Nitrogliserin dapat dipindahkan yaitu dengan cara :

126
1. Beberapa cairan nitrogliserin tersebut dimasukan ke masing-masing wadah
yang kemudian diberi pasir hingga padat.
2. Kemudian masing-masing dari wadah Nitrogliserin tersebut ditutup hingga
rapat dan diletakkan pada tempat yang gelap agar tidak terkena sinar
matahari langsung. Dengan kondisi pembawaan seperti itu, guncangan pada
nitrogliserin dapat diminimalisir.
Hal yang saya jelaskan tersebut adalah cara yang biasa digunakan untuk
meminimalisir guncangan pada Nitrogliserin.

Atas keterangan ahli, terdakwa membenarkannya.

Bahwa selanjutnya Penasihat Hukum mengajukan 2 (dua) oleh Ahli,


sebagai berikut:

AHLI I
RUDY SETIAWAN, S.Kel., M.Si. Tempat Tanggal Lahir Madura, 6 Mei
1964, Umur 50 Tahun, Jenis Kelamin
Laki-Laki, Kewarganegaraan Indonesia,
Agama Islam, Pekerjaan Dosen Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas
Negeri Semarang, Pendidikan Strata-2,
Alamat Perum Permata Puri Blok-E,
Ngaliyan, Semarang, Telah bersumpah
berdasarkan Agama Islam, yang pada
Pokoknya memberikan keterangan
sebagai berikut:

Bahwa benar ahli dalam keadaan sehat.


Bahwa benar ahli dapat mengikuti persidangan
Bahwa benar ahli tidak mengenal bapak Rendi Andika
Bahwa benar ahli mendapatkan gelar Gelar Sarjana Ilmu Kelautan dan
Perikanan di Universitas Negri Semarang dan gelar Magister Ilmu Kelautan dan
Perikanan di Utrecht
Bahwa benar ahli telah menggeluti bidang kelautan dan perikanan selama 23
tahun.
Bahwa benar ahli pada Tahun 1988 ketika baru lulus S2 saya pernah menjadi
tim konsultan terumbu karang untuk wilayah perairan Laut Jawa. Pada tahun

127
1994 saya pernah menjadi duta kelautan dan terumbu karang dari badan khusus
PBB yaitu UNEP (United Nations Environments Programme) karena saya
pada saat itu memenangkan lomba karya ilmiah tentang Pencemaran Serta
Pelanggaran Pada Wilayah Laut pada KTT PBB di Jepang pada tahun 1992,
dan kebetulan sejak tahun 2000 saya telah meneliti pantai marina untuk
keperluan riset saya.
Bahwa benar ahli melakukan riset untuk keperluan akademik.
Bahwa benar ahli melakukan riset 1 kali dalam 2 tahun.
Bahwa benar ahli mengetahui perkara adanya pengeboman untuk keperluan
pembuatan shooting film PT Sutera Intercine Films dengan menggunakan
bahan peledak Nitrogliserin di Pantai Marina Semarang.
Bahwa benar ahli mengatakan hasil riset pada tahun 2000 saya memulai riset
atau penelitian. Kemudian dari tahun 2000 sampai 2003 terjadi peningkatan
pada keadaan ekosistem di dalam laut. tahun 2004 sampai 2009 menurun akibat
reklamasi dan 2009-2014 terjadi sedikit peningkatan kembali pada ekosistem di
dalam laut.
Bahwa benar ahli meneliti ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan ikan-
ikan yang hidup di terumbu karang.
Bahwa benar ahli mengataka terumbu karang itu bangunan ribuan karang yang
menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk hidup lainnya. Berbagai
bentuk karang menjadi satu komunitas sehingga disebut dengan terumbu
karang. Jenis karang sendiri ada 2 yaitu karang batu dan karang lunak. Karang
batu adalah membentuk pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras
seperti batu, kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang
baru bekerja sama dengan alga yang disebut zoooxantellae. Karang batu hanya
hidup di perairan dangkal yang masih terkena sinar matahari dan kerang lunak
bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak
dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.
Bahwa benar ahli menerangkan kriteria baku kerusakan terumbu karang
Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang (Dalam
Parameter
%)

Buruk 0-24,9
Presentase Rusak
Sedang 25-49,9
Luas Tutupan
Karang Hidup Baik Baik 50-74,9

128
Baik Sekali 75-100

Keterangan: Prosentase luas tutupan terumbu karang yang hidup


yang dapat ditenggang : 50-100%

Bahwa benar ahli mengatakan metode penelitian untuk menemukan rusaknya


terumbu karang dan ekosistem digunakan 2 jenis transek, yaitu : i). Rapid Reef
Resources Inventory (RRI) (Long et al., 2004). RRI memiliki keunggulan
karena pengamatan dapat dilakukan secara cepat, sehingga dapat mencakup
area yang luas, sedangkan kelemahannya data yang diperoleh tidak terlalu rinci,
meskipun demikian dapat memberikan informasi umum tentang kondisi karang
di suatu wilayah. ii). Line Intercept Transect (LIT) mengikuti metode English
et al., (1997) yang digunakan untuk menentukan komunitas bentuk sesil di area
terumbu karang berdasarkan bentuk pertumbuhan karang. Metode ini memiliki
keunggulan tersendiri karena data yang diperoleh sangat rinci, tetapi sebaliknya
transek ini membutuhkan waktu yang banyak (time consume), sehingga data
yang diperoleh hanya berupa titik-titik saja, dan tidak dapat memberikan
informasi secara luas. Jadi, dalam penelitian ini pertama-tama digunakan RRI
untuk mendapatkan gambaran umum kondisi karang di suatu areal, lalu LIT
untuk mendapatkan informasi rincinya di area tersebut. Data berupa prosentase
berupa tutupan karang hidup, karang mati, karang lunak, alga lamun, spong,
turf algae, karang mati yang ditutupi alga, karang mati, patahan karang mati
dan pasir dicatat. Pengamatan di setiap titik dilakukan secara tepat (5-10 menit)
pada suatu luasan karang berukuran 10 x 10 m. Setelah selesai pada titik
dilanjutkan ketitik berikut sesuai dengan konsep basemap yang telah ditentukan
dalam rencana kerja. Posisi ditentukan dengan GPS , dan data-data diproses
sengan software microsoft excel. Metode yang kedua, LIT cara kerjanya tidak
hanya dilakukan pencatatan data terumbu karangnya saja, akan tetapi meliputi
pula seluruh biota yang berasosiasi dengan ekosistem tersebut (seperti alga,
spong, dan biota lainnya) disamping itu juga dapat digunakan untuk analisis
faktor abiotiknya. Garis transek dibuat menggunakan tali berukuran (roll mater)
dengan ketelitian hingga sentimeter. Tali tersebut diletakkan sejajar garis pantai
pada kedalaman 3-6 dengan panjang tali transek 100 m. semua biota yang
terletak di bawah garis transek dicatat. Untuk keperluan mencatat digunakan
alas tulis yang dilengkapi dengan underwater paper (kertas khusus untuk
menulis di bawah air). Untuk mempermudah pencatatan dalam laut, transek
garis ditulis mengikuti format: transition category taxon. Yang dilihat
adalah angka terakhir proyeksi meteran terhadap koloni suatu biodata yang

129
berada di bawah garis transek. Data-data pendukung seperti lokasi transek,
kedalaman (dalam meter), pengambil data, waktu dilakukan transek, posisi dan
hal-hal lain turut dicatat untuk membantu dalam memberikan informasi
tambahan tentang transek yang dilakukan.
Bahwa benar ahli mengatakan ketika melakukan penelitian terkait terumbu
karang, Keadaan Pantai Marina Semarang berdasarkan hasil penelitian , telah
terjadi kerusakan pada terumbu karang, dimana kerusakan tersebut terjadi dari
tahun 2004-2009 diakibatkan akibat reklamasi di kawasan pantai Marina.
Bahwa benar ahli mengatakan penyebab rusaknya terumbu karang :
1. Sedimentasi
Konstruksi di daratan dan sepanjang pantai, penambangan atau pertanian di
daerah aliran sungai atapun penebangan hutan tropis menyebabkan tanah hutan
mengalami erosi dan terbawa melalui aliran sungai ke laut dan terumbu
karang. Kotoran-kotoran, lumpur ataupun pasir-pasir ini dapat membuat air
menjadi kotor dan tidak jernih lagi sehingga karang tidak dapat bertahan hidup
karena kurangnya cahaya. Hutan mangrove dan padang lamun yang berfungsi
sebagai penyaring juga menjadi rusak dan menyebabkan sedimen dapat
mencapai terumbu karang. Penebangan hutan mangrove untuk keperluan kayu
bakar dapat merubah area hutan mangrove untuk keperluan kayu bakar, dapat
merubah area hutan mangrove tersebut menjadi pantai terbuka. Dengan
membuka tambak-tambak udang dapat merusak tempat penyediaan udang
alami.
2. Penangkapan dengan Bahan Peledak
Penggunaan bahan peledak untuk penangkapan ikan oleh nelayan akan
mengakibatkan penangkapan ikan secara berlebihan, sehingga menyebabkan
tangkapan ikan akan berkurang dimasa berikutnya. Penggunaan kalium Nitrat
(sejenis pupuk) sebagai bahan peledak akan mengakibatkan ledakan yang besar,
sehingga membunuh ikan dan merusak karang di sekitarnya,
3. Aliran Drainase
Aliran drainase yang mengandung pupuk dan kotoran yang terbuang ke
perairan pantai mendorong pertumbuhan algae yang akan menghambat
pertumbuhan polip karang, mengurangi asupan cahaya dan oksigen.
Penangkapan secara berlebihan membuat masalah ini bertambah buruk karena
ikan-ikan yang biasanya makan algae juga ikut tertangkap.
4. Penangkapan Ikan dengan Sianida
Kapal-kapal penangkap ikan seringkali menggunakan sianida dan racun-racun
lain untuk menangkap ikan-ikan tropis untuk akuarium dan sekarang

130
digunakan untuk menangkap ikan-ikan yang akan di konsumsi di restoran-
restoran yang memakai ikan hidup.
5. Pengumpulan dan Pengerukan
Pengambilan karang untuk digunakan sebagai bahan bak konstruksi atau dijual
untuk cindera mata juga merusak terumbu karang. Demikian pula, pengerukan
dan pengeboman karang untuk konstruksi di daerah terumbu karang.
6. Pencemaran Air
Produk-produk minyak bumi dan kimia lain yang dibuang di dekat perairan
pantai, pada akhirnya akan mencapai terumbu karang. Bahan-bahan pencemar
ini akan meracuni polip karang dan biota laut lainnya.
7. Pengelolaan Tempat Rekreasi
Pengelolaan tempat rekreasi di wilayah pesisir yang tidak memperhatikan
lingkungan, seperti penyewaan kapal, peralatan pemancingan dan penyelaman
seringkali menyebabkan rusaknya terumbu karang. Pelemparan jangkar ke
karang dapat menghancurkan dan mematahkan terumbu karang. Para
wisatawan yang mengambil, mengumpulkan,menendang, dan berjalan di
karang ikut menyumbang terjadinya kerusakan terumbu karang.
8. Pemanasan Global
Terumbu karang juga terancam oleh pemanasan global. Pemutihan terumbu
karang meningkat selama dua dekade terakhir, masa dimana bumi mengalami
beberapa kali suhu terpanas dalam sejarah. Ketika suhu laut meningkat sangat
tinggi, polip karang kehilangan algae simbiotik didalamnya, sehingga
mengubah warna mereka menjadi putih dan akhirnya mati. Pemanasan global
juga mengakibatkan cuaca ekstrim sukar diperkirakan seperti badai tropis yang
dapat mengakibatkan kerusakan fisik ekosistem terumbu karang yang sangat
besar. Meningkatnya permukaan laut juga menjadi ancaman serius bagi
terumbu karang dan pulau-pulau kecil.
Bahwa benar ahli mengatakan faktor paling besar mempengaruhi rusaknya
terumbu karang di Pantai Marina karena di sebabkan karena adanya reklamasi.
Bahwa benar ahli mengatakan reklamasi adalah suatu pekerjaan/usaha
memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih
kosong dan berair menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan.
Bahwa benar ahli mengatakan Reklamasi pantai Marina, Pemerintah Kota
Semarang sebagai pemilik lahan telah mengeluarkan ijin prinsip melalui Surat
Walikota Semarang Nomor 590/04310 tanggal 31 Agustus 2004 tentang
Persetujuan Pemanfaatan Lahan Perairan dan Pelaksanaan reklamasi di
kawasan Perairan pantai Marina. Kemudian ditindaklanjuti dengan

131
penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pelaksanaan Kegiatan reklamasi
di Kawasan pantai Marina Kota Semarang tanggal 3 Desember 2004.
Reklamasi ini diperkirakan membutuhkan tanah urugan paling sedikit 15 juta
m3. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan berbagai dampak.
Bahwa benar ahli mengatakan dampak yang di timbulkan dari reklamasi
apabila di tinjau dari sudut lingkungan maka akan berakibat :
a. Kerusakan Lingkungan akibat pengambilan bahan urugan;
Pelaksanaan reklamasi membutuhkan bahan material yang diambil dari
perbukitan (daerah Mangunharjo, Ngaliyan), Kondisi tersebut
mengaibatkan rusaknya vegetasi di bukit tersebut. Selain itu proses
pengangkutannya ke kawasan pantai menimbulkan polusi debu yang
diakibatkan oleh tanah yang beterbangan saat diangkut oleh kendaraan
pengangkut.
b. Perluasan potensi pencemaran laut karena bertambahnya luas daratan;
Dengan dilakukannya reklamasi, maka daratan akan lebih dekat ke arah laut
sehingga potensi pencemaran laut sangat besar. Dengan demikian limbah -
limbah baik pabrik maupun rumah tangga, akan semakin jauh mencapai laut
dan tentu saja ini berpengaruh bagi kelangsungan hidup ekosistem di
dalamnya. Berbagai aktivitas di darat baik yang terjadi saat kegiatan
reklamasi maupun saat pemanfaatan lahan hasil reklamasi dipastikan akan
memperluas potensi pencemaran, dan memperparah sedimentasi di hilir
sungai yang mengakibatkan aliran air sungai terhambat masuk laut.
c. Terjadinya genangan air dan bahaya banjir; Hal lain yang sering luput dari
perhitungan penggagas reklamasi yaitu pengaruh kenaikan rata-rata air laut,
pengaruh pasang surut air laut, serta aliran balik (water back) air sungai
akibat pendangkalan dan penimbunan. Dalam kondisi lautan diurug, kondisi
tanah-tanah di sekitarnya sudah kehilangan daya serap akibat perubahan
fungsi tata ruang, sehingga mengakibatkan laju perkembangan limpasan air
hujan (surface run-off) jauh lebih cepat daripada fasilitas drainase makro
dan mikro yang dimiliki. Masalah hidrologi di wilayah atasnya seperti
banjir dapat terjadi akibat gangguan terhadap sistim drainase, perubahan
tata air tanah, dampak munculnya tanah (mud explosion) ditempat lain,
gangguan terhadap transportasi laut, dampak ekologis, transpor sedimen
serta hidro-oseanografi laut sendiri. Sebagai contoh, dampak banjir di
kawasan Bandara Cengkareng menurut dugaan terjadi akibat reklamasi
pantai Kapuk. Banjir dapat juga terjadi akibat penumpukan sedimen (pasir)
di muara sungai yang terbawa oleh aliran air dari atas. Ini yang sering

132
menimbulkan masalah karena muara sungai bisa menjadi terutup dan
dampaknya adalah banjir di bagian atas. Cara yang gampang adalah dengan
pengerukan, tapi sangat mahal. Cara yang lebih mutakhir (memasang slab
beton, likuidasi, dll) masih dalam tahap diskusi.
d. Terjadinya abrasi pantai; Reklamasi pantai akan mengakibatkan terjadinya
abrasi didaerah yang lain. Misalnya reklamasi pantai Marina talah
mengakibatkan abrasi dikawasan Sayung, Demak.
e. Kerusakan ekosistem yang mengakibatkan penurunan jumlah biota laut;
Material yang digunakan untuk reklamasi pantai menyebabkam kekeruhan
di perairan yang berdampak pada menurunnya sumberdaya Perikanan serta
rusaknya biota yang ada. Seperti terumbu karang, padang lamun serta ikan-
ikan yang ada di pantai marina tersebut.
Bahwa benar ahli mengatakan Ada 2 cara yang dapat dilakukan baik secara
alami oleh alam maupun dengan bantuan manusia. Pertumbuhan dan
perkembangbiakan terumbu karang secara alami dapat terjadi secara sexual dan
asexsual. Reproduksi sexual terjadi saat sel telur dan sperma dikeluarkan oleh
karang ke kolom perairan. Sel telur dan sperma dari jenis yang sama kemudian
bergabung menghasilkan larva planula. Planula akan tumbuh sebagai polip
karang. Reproduksi asexual terjadi saat planula tumbuh menjadi polip karang
kemudian membelah memperbanyak diri. Sedangkan pertumbuhan dan
perkembangbiakan terumbu karang dengan bantuan manusia, biasa disebut
dengan transplantasi, yakni memindahkan bibit-bibit karang dari lokasi yang
terumbu karangnya tumbuh subur, mirip seperti metode pencangkokan. Tetapi
transplantasi yang dilakukan akan membutuhkan banyak waktu.
Bahwa benar ahli mengatakan masa tumbuh terumbu karang Selama 1 tahun,
rata-rata hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm. Jadi, selama 100
tahun karang itu baru tumbuh 100 cm.
Bahwa benar ahli mengatakan terumbu karang di pantai Marina Semarang
dalam keadaan rusak dan terumbu karang akan tumbuh dan berkembang secara
alami dalam waktu yang lama.
Bahwa benar ahli mengatakan Terumbu Karang yang rusak, dan terkena
guncangan atau sejenis ledakan yang bapak maksud, maka dapat membantu
proses tumbuh dan berkembang biaknya terumbu karang yang sudah rusak. Hal
ini karena dengan terkenanya ledakan pada terumbu, maka akan membuka dan
memunculkan bibit baru pada Terumbu Karang.
Bahwa benar ahli mengatakan hal lain yang mengalami kerusakan yaitu
padang lamun, dan ikan-ikan. Ketika proses reklamasi yang terjadi di pantai

133
Marina Semarang yang berlangsung sejak tahun 2004, hal tersebut dapat
merusak padang lamun di kawasan sekitar pantai. Karena ketika reklamasi
dilakukan hal tersebut akan menimbun kawasan pantai yang digunakan sebagai
habitat padang lamun.
Bahwa benar ahli mengatakan lamun adalah tumbuhan berbunga yang memiliki
rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup terendam di dalam laut beradaptasi
secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di
dalam air. Kumpulan dari lamun tersebut itulah yang dikatakan sebagai padang
lamun. Lamun sendiri terdapat banyak jenisnya.
Bahwa benar ahli mengatakan jenis lamun antara lain cymodocea rotindata,
cymodocea serrulata, enhalus acoroides, halophila decipiens, halophila minor,
halophila ovalis, halophila spinulosa, halodule pinifolia, haladule uninervis,
syringodium isoetifolium, thalassodendrom ciliatum, dan thalassia hemprichii.
Bahwa benar ahli mengatakan ciri tumbuhan lamun antara lain :
Mampu hidup dan dapat menyesuaikan diri terhadap air asin atau garam.
Dapat hidup dan berkembang biak di air
Daunnya mengandung banyak udara agar mudah mengapung di bawah
permukaan air laut.
Memiliki system perakaran yang kuat dan kokoh.
Dalam satu tumbuhan hanya ada bunga jantan saja atau bunga betina saja.
Mampu melakukan penyerbukan di dalam air.
Buahnya terendam dalam air.
Bahwa benar ahli mengatakan cara lamun tumbuh dan berkembang biak dengan
cara lamun melakukan penyerbukan dengan memindahkan serbuk sari ke
kepala putik .Jika di darat, angin yang membantu serbuk sari menyerbuki putik,
maka di padang lamun air-lah yang berperan dalam penyerbukan dan juga
penyebaran biji. Sama dengan cara berkembang biak bunga.
Bahwa benar ahli mengatakan manfaat dari padang lamun antara lain :
1. Keanekaragaman hayati : Padang lamun memiliki keanekaragaman hayati
yang tinggi. Indonesia diperkirakan memiliki 13 jenis lamun. Selain itu
padang lamun juga merupakan habitat penting untuk berbagai jenis hewan
laut, seperti : ikan, moluska, krustacea, ekinodermata, penyu, dugong, dll.
2. Kualitas air : Lamun dapat membantu mempertahankan kualitas air.
3. Perlindungan : Lamun dapat mengurangi dampak gelombang pada pantai
sehingga dapat membantu menstabilkan garis pantai.

134
4. Ekonomi : Padang lamun menyediakan berbagai sumberdaya yang dapat
digunakan untuk menyokong kehidupan masyarakat, seperti untuk
makanan, perikanan, bahan baku obat, dan pariwisata.
Bahwa benar ahli mengatakan kondisi padang lamun di pantai Marina
Semarang lamun pada saat penelitian tahun 2000-2003 sangat berkembang dan
mengalami peningkatan yang cukup bagus. Namun, pada saat reklamasi
dimulai pada tahun 2004 hal itu membuat habitat padang lamun teralihkan dan
membuat wilayah padang lamun menjadi berkurang.
Bahwa benar ahli mengatakan wilayah ekologi terumbu karang
1. Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
2. Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran
terumbu karang
3. Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan
terlindung
4. Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan
5. Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan
tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif
6. Mampu hidup di media air asin
7. Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
Bahwa benar ahli mengatakan penyebab kerusakan padang lamun selain
reklamasi karena dapat disebabkan eutrofikasi(Blooming mikro alga dapat
menutupi lamun dalam memperoleh sinar matahari). aquakultur (pembabatan
dari hutan mangrove untuk tambak), Water polution (logam berat dan minyak).
serta over fishing (pengambilan ikan yang berlebihandan cara penangkapannya
yang merusak. Selain itu juga limbah pertanian, industri, dan rumah tangga
yang dibuang ke laut, pengerukan lumpur, lalu lintas perahu yang padat, dan
lain-lain kegiatan manusia dapat mempengaruhi kerusak lamun.
Bahwa benar ahli mengatakan penyebab rusaknya padang lamun di pantai
Marina memiliki faktor yang sama dengan penyebab rusaknya terumbu karang
yaitu reklamasi yang dilakukan di pantai Marina Semarang mengakibatkan
berkurangnya ekosistem padang lamun sebanyak 45%.
Bahwa benar ahlii mengatakan cara pemulihan padang lamun dengan cara
merehabilitasi padang lamun tersebut, namun padang lamun sulit untuk di
kelola.
Bahwa benar ahli mengatakan kesulitan dalam pengelolaan padang lamun
antara lain :

135
Kurangnya pemahaman dan kepedulian masyarakat akan pentingnya
ekosistem padang lamun;
Kondisi kemiskinan masyarakat pesisir;
Terbatasnya alternatif penghasilan untuk masyarakat lokal;
Belum adanya pengelolaan padang lamun yang terintegrasi;
Kelemahan hukum dan upaya penegakannya.
Bahwa benar ahli melakukan penelitian setelah terjadi ledakan.
Bahwa benar ahli mengatakan hasil penelitian setelah ledakan memang rusak.
Namun kerusakan tersebut dikarenakan terjadinya ledakan populasi dari
bintang laut berduri sejak awal tahun 2013.
Bahwa benar ahli mengatakan ledakan populasi disebabkan karena beberapa
hal, yakni :
1. Peledakan populasi merupakan hal yang alami.
Meningkatnya konsentrasi nutrient dan unsure hara dapat meningkatkan
jumlah fitoplankton yang menjadi makanan A.Plancii pada periode
planktonis dalam siklus hidupnya.
2. Eksploitasi predator alami A.plancii
A.plancii memiliki predator alami yang dapat mengontrol jumlah
populasinya di perairan, Charonia tritonis, Napoleon, Kakap merah,
udang dan lobster juga merupakan pemangsa anakan kecil A.plancii.
namun karena spesies-spesies yang merupakan predator alami A.plancii
merupakan spesies dengan nilai ekonomi tinggi sehingga banyak
diambil oleh nelayan. Hilangnya predator alami menyebabkan tidak
terkontrolnya populasi A.plancii.
3. bertambahnya makanan karena kegiatan manusia di wilayah pesisir
penggunaan pupuk di daerah pertanian merupakan sumber makanan
bagi A.plancii, sisa-sisa pupuk mengalir melalui got-got menuju sungai
dan akhirnya bermuara ke laut dan mengalirkan sumber nutrient selain
itu meningkatnya pembangunan di pesisir memberikan andil bagi
pengayaan nutrient di perairan.
Bahwa benar ahli mengatakan ledakan populasi yang terjadi di pantai Marina
Semarang di sebabkan karena bertambahnya makanan karena kegiatan manusia
di wilayah pesisir, pak. namun, ledakan populasi ini hanya terjadi dalam waktu
singkat.
Bahwa benar ahli mengatakan hubungan terumbu karang dengan padang lamun
yaitu Akar dan rhizoma lamun mengikat dan menstabilkan permukaaan

136
sedimen. Daun lamun yang lebat cenderung menangkap materi organik dan
anorganik dengan cara menghambat arus dan mengkonsolidasi sedimen.
Dengan demikian melindungi garis pantai terhadap erosi atau mengahalangi
penimbunan sedimen terhadap terumbu karang saat terjadi arus dan ombak
yang kuat. Banyak spesies ikan terumbu karang pada saat mudanya hidup,
mencari makan dan memperoleh naungan terhadap predator di padang lamun.
Dengan demikian, padang lamun memberikan sumbangan terhadap prduktivitas
sekunder terumbu karang. Rusak dan hilangnya padang lamun dapat berakibat
rusak dan menurunnya produktivitas terumbu karang.
Bahwa benar ahli mengatakan ada kerugian yang dialami selain terumbu karang
dan padang lamun yaitu biota atau makhluk hidup seperti ikan target, ikan hias,
kakap merah, dan nenerapa ikan lain menjadi mati hal itu menyebabkan
pendapatan nelayan berkurang.
Bahwa benar ahli mengatakan tekanan hidrostatis merupakan tekanan yang
diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan
pada kedalaman tertentu.
Bahwa benar ahli mengatakan yang tekanan hidrostatis adalah tekanan yang
terjadi di bawah air. Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat
cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan sebuah cairan dipengaruhi oleh
masa jenis cairan, kedalaman cairan di dalam sebuah ruang
dan gravitasi .Hubungan ini dirumuskan sebagai berikut: "P = gh" dimana
adalah masa jenis cairan, g (10 m/s2) adalah gravitasi, dan h adalah
kedalaman cairan, kedalaman cairan ini dihitung dari permukaan air menuju ke
kedalaman benda. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar masa jenis air,
gaya gravitasi dan semakin tinggi kedalaman air maka berbanding lurus juga
dengan besarnya tekanan hidrostatis yang dihasilkan dari air tersebut.
Bahwa benar ahli mengatakan tekanan hidrostasis mempengaruhi setiap zat
yang masuk kedalam air. Pada dasarnya fluida/zat cair selalu memberikan
tekanan pada setiap bidang yang bersentuhan dengannya. Jadi tekanan
hidrostatis ini dapat memperkecil efek ledakan dan bahkan sampai meredam
efek ledakan bom tersebut.Seperti yang dijelaskan sebelumnya, semakin dalam
suatu zat memasuki air maka semakin besar pula tekanan yang dihasilkan
terhadap benda tersebut. Tekanan yang dimaksud ini merupakan tekanan ke
atas atau tekanan yang menuju ke permukaan air , sehingga efek ledakan
tersebut dapat diperkecil untuk sampai ke dasar air.
Bahwa benar ahli mengatakan slah satu yang mempengaruhi tekanan hidrostatis
adalah masa jenis. Yang dimaksud massa jenis (rapat massa atau kerapatan

137
benda) adalah kerapatan suatu zat, yaitu perbandingan antara besarnya massa
dengan volume suatu zat/benda yang bersifat tetap. Massa jenis berfungsi
untuk menentukan zat. Setiap zat mempunyai massa jenis yang berbeda - beda.
Sehingga massa jenis zat dapat menjadi salah satu ciri khas suatu benda yang
dapat membedakan dengan yang lain.
Bahwa benar ahli mengatakan setiap benda cair tidak memiliki massa jenis air
yang sama
Bahwa benar ahli mengatakan ada ada perbedaan antara massa jenis air laut
dengan massa jenis air tawar Massa jenis air laut lebih besar dari massa jenis air
tawar karena air laut mengandung garam garaman. Massa jenis air murni atau
air tawar kira kira sama dengan 1, sedangkan massa jenis air laut berkisar
1,026 sampai 1,028. Kerapatan air laut bergantung pada suhu dan kadar garam.
Jadi dengan lebih besarnya massa jenis dari air laut daripada air tawar, maka
tekanan air yang dihasilkan dari air laut jelas lebih besar daripada air tawar,
sehingga efek dari ledakan bom tersebut dapat lebih diminimalisir jika
diledakkan di laut.
Baha benar ahli mengatakan keadaan panti Marina Semarang pada tahun 2000
Ketika itu keadaan pantai Marina Semarang masih sangat bersih. Airnya masih
jernih, masih banyak terumbu karang dan sekitar pantai di tumbuhi tanaman
bakau. Di wilayah pantai Marina Semarang juga masih banyak berdiri tambak
baik tambak udang atau ikan bandeng.
Bahwa benar ahli mengatakan kondisi terumbu karang dan sumber daya ikan
pada saat itu cukup bagus sehingga pada saat itu banyak biota yang hidup di
sana hal itu juga berpengaruh pada sumber daya ikan yang sangat baik.
Bahwa benar ahli mengatakan ketika meneliti ekosistem pantai Marina
Semarang menemukan sejenis kuda laut langka.
Bahwa benar ahli mengatakan Kuda laut ini tumbuh dan hidup di antara
terumbu karang dan padang lamun pak. jumlah populasi mereka yang semakin
sedikit setiap tahunnya ini membuat mereka dinyatakan sebagai hewan langka.
Bahwa benar ahli mengatakan habitat kuda laut tersebar pada daerah tropis
maupun sub tropis, pada umumnya hidup di perairan dangkal dengan habitat
padang lamun (seagrass), karang (coral reef), rumput laut (sea weed) dan
bakau (mangrove).Spesies ini hidup disepanjang pantai diantara ganggang laut
dan tumbuhan lainnya. Kuda laut tidak pernah berada jauh-jauh dari karanghal
ini dilakukan untuk menghindari diri dari predator.Spesies ini berdiam diri dan
menambatkan ekornya pada karang-karang atau celah bebatuan.

138
Bahwa benar ahli mengatakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kuda
laut laut adalah kuwalitas air kuda laut tidak bisa hidup dalam kondisi air yang
tercemar selain itu suhu air juga dapat mempengaruhi pertumbuhan kuda laut.
Serta kualitas Terumbu karangsebagai tempat tinggal kuda laut
Bahwa benar ahli kmelakukan penelitian terhadap perkembangan pertumbuhan
kuda laut.
Bahwa benar ahli mengatakan dari hasil penelitian yang dilakukan terkait
pertumbuhan kuda laut menunjukan adanya kuda laut pada tahun 2000 dan ada
peningkatan pada tahun 2001 , 2002 , 2003 namun peningkatan itu tidak
banyak. Namun pada tahun 2004 populasi kuda laut mengalami penurunan.
Bahwa benar ahli mengetahui ada upaya rehabilitasi dari PT. Indo Perkasa
Usahatama dan Dinas Kelautan dan Perikanan kota Semarang.
Bahwa benar ahli mengatakan upaya rehabilitasi dilakukan pada tahun 2009
Baha benar saksi mengatakan hasil riset pada tahun 2009 hingga tahun
2014mulai ada peningkatan kualitas ekosistem perairan pantai Marina
Semarang.
Bahwa benar ahli mengatakan Upaya dari PT Indo Perkasa Usahatama dan
Dinas Kelautan dan Perikanan kota Semarang untuk memperbaiki ekosistem
perairan pantai Marina Semarang mulai menunjukan perbaikan dilihat dari
adanya pertumbuhan terumbu karang dan munculnya tumbuhan lamun. Bahkan
pada tahun 2011 ditemukan kembali kuda laut dan selalu ada peningkatan
hingga tahun 2013.
Bahwa benar ahli mengatakan ada pengaruh ledakan terhadap ekosistem
perairan pantai Marina Semarang dengan adanya peledakan sangat berpengaruh
tehadap ekosistem perairan karena akibat dari ledakan tersebut telah merusak
sebagian ekosistem terumbu karang dan padang lamun serta biota lainnya yang
hidup berada di wilayah perairan pantai Marina Semarang.
Bahwa benar ahli mengatakan pada saat ledakan efek dari ledakan tersebut
mengenai padang lamun dan mengakibatkan kerusakan.
Bahwa benar ahli mengatakan dari hasil ledakan tersebut sangat mempengaruhi
populasi kuda laut. Karena telah diketahui habitat dari kuda laut berada di
terumbu karang dengan adanya ledakan yang mengakibatkan rusaknya terumbu
karang secara otomatis dapat mengurangi populasi kuda laut karena habitat
kuda laut yang hilang. Selain itu Kuda laut mempunyai tubuh yang sangat
lembut. Apabila manusia mencoba memegang kuda laut tersebut maka ia akan
menjadi mati. Oleh karena itulah kuda laut tersebut tidak boleh disentuh

139
manusia. Apalagi dengan terjadinya ledakan walaupun tekanan yang diberika
sedikit maka akan membuat tubuh lembut kuda laut langka tersebut akan
menjadi hancur dan mati.
Bahwa benar ahli mengatakan makhluk hidup yang paling besar menimbulkan
kerugian yaitu hilangnya kuda laut langka karena kuda laut tersebut dapat
menjadi icon pantai Marina Semarang.
Bahwa benar ahli mengatakan bahwa kondisi terumbu karang dan padang
lamun memang dalam masa peningkatan, namun masih dalam keadaan rusak,
sehingga dengan ledakan yang seperti itu ditambah dengan kondisi terumbu
karang dan padang lamun yang masih rentan. Maka kerusakan yang
ditimbulkan besar walau ada tekanan hidrostatis, dibandingkan jika terumbu
karang dan padang lamun dalam kondisi baik dengan adanya tekanan
hidrostatis kerusakan yang ditimbulkan tidak separah dengan terumbu karang
dan padang lamun yang masih rentan.
Bahwa benar ahli mengatakan adanya ledakan populasi bintang berduri tidak
serta merta menghabiskan ekosistem terumbu karang dan padang lamun
dikarenakan dalam ilmu pengetahuan terdapat teori alam, dimana teori tersebut
menjelaskan bahwa apabila terjadi ledakan populasi suatu jenis makhluk hidup
maka jenis tersebut tidak akan serta merta menghabiskan produsen atau hewan
atau makhluk hidup yang merupakan makanannya. Alam memiliki
kesimbangan yang tidak dapat diganggu oleh siapapun.

Atas keterangan ahli, terdakwa membenarkannya.

AHLI II
IDA AYU PERTIWI, S.H., L.LM. Tempat Tanggal Lahir Denpasar,
11 April 1974, Umur 43 Tahun,
Jenis Kelamin Perempuan,
Kewarganegaraan Indonesia,
Agama Hindhu, Pekerjaan Dosen
Fakultas Kedokteran Universitas
Negeri Riau, Pendidikan Strata-2,
Alamat Kompleks Perum Melibur
No. 15, Kecamatan Pinggir,
Kabupaten Bengkalis, Riau, Telah
bersumpah berdasarkan Agama
Islam, yang pada Pokoknya

140
memberikan keterangan sebagai
berikut:
- Bahwa benar ahli dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa benar ahli dapat mengikuti persidangan;

- Bahwa benar ahli bersedia memberikan keterangan sesuai ilmu yang ia miliki;

- Bahwa benar ahli telah dihadirkan kepersidangan sebagai ahli sebanyak 3 kali
dan yang terakhir 5 bulan yang lalu;

- Bahwa benar ahli tidak mengenal terdakwa;

- Bahwa benar ahli mendapatkan gelar sarjana Hukum dari Universitas Negeri
Semarang, kemudian ia melanjutkan Strata dua hukum di Utrecht university ,
kemudian ia mendapatkan Gelar doctor Hukum yang peroleh di Universitas
Negeri Semarang;

- Bahwa benar ahli mengetahui perkara ini terdakwa secara bersama-sama


dengan orang lain didakwa melakukan tindak pidana lingkungan hidup;

- Bahwa benar ahli mengetahui Dalam perkara ini terdakwa bertindak untuk dan
atas nama PT Sutera Intercine Films telah melakukan perbuatan yang
mengakibatkan dilampauinya kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
tercantum dalam pasal 98 ayat (1) jo Pasal 116 Undang-Undang No 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengeloaan Lingkungan Hidup. Ia juga
memberikan keterangan dengan cara pengeboman yang merupakan cara lain
mengakibatkan rusaknya ekosistem terumbu karang serta menggunakan metode
atau cara yang dapat merusak padang lamun yang tercantum dalam Pasal 73
ayat (1) Huruf c Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil jo Undang-Undang No 1 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

- Bahwa benar sistem pertanggungjawaban pidana, berdasarkan Undang-undang


No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
ini mengenal tiga sistem, yaitu; 1) badan usaha melakukan tindak pidana, badan
usaha yang bertanggungjawab; 2) badan usaha yang melakukan tindak pidana,
orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau
orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana yang
bertanggungjawab; 3) badan usaha yang melakukan tindak pidana, badan usaha
dan orang yang memberi perintah untuk melakukan tindak pidana tersebut atau

141
orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan dalam tindak pidana yang
bertanggungjawab (Pasal 116 ayat 1)

- Bahwa benar untuk mengetahui apakah sistem pertanggungjawaban pidana


dalam UU PPLH tersebut berdasarkan asas kesalahan adalah dengan
mencermati ketentuan pasal 98 sampai 115. Kesimpulannya adalah asas
kesalahan menjadi pijakan teoritik sistem pertanggungjawaban pidana dalam
undang-undang tersebut;

- Bahwa benar ahli mengatakan dalam perkara ini Undang-Undang yang tepat
untuk digunakan adalah Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup berdasar asas lex posteriori derogate lex priori dengan
Undang-Undang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

- Bahwa benar untuk menentukan suatu perbuatan sebagai tindak pidana harus
memenuhi unsur subjektif dan unsur objektif. Dimana unsur subjektif yaitu
unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si
pelaku, dan termasuk kedalamnya yaitu segala suatu yang terkandung didalam
hatinya. Sedangkan unsur objektif yaitu unsur yang ada hubungannya dengan
keadaan-keadaan mana tindakan-tindakan dari si pelaku itu harus lakukan.
Adapun unsur-unsur yang saya maksud dengan unsur subjektif dari suatu tindak
kesengajaan atau ketidak sengajaan (dolus atau culpa),
1. voornemen atau maksud pada suatu percobaan atau poging yang tercantum
dalam pasal 53 ayat 1 KUHP,
2. oogmerk atau macam-macam maksud seperti yang terdapat misalnya
didalam kejahatan-kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan
dan lain-lain,
3. voorbedachte raad atau merencanakan terlebih dahulu seperti misalnya
yang terdapat di dalam kejahatan pembunuhan yang tercantum dalam pasal
340 KUHP,
4. vrees atau perasaan takut seperti yang antara lain terdapat di dalam
rumusan tindak pidana dalam pasal 380 KUHP.
Untuk unsur-unsur objektifnya dari suatu tindak pidana antara lain:
a. wederrechtelijkbeid atau sifat melanggar hukum,
b. kualitas dari si pelaku, misalnya keadaan sebagai seorang
pegawai negeri di dalam kejahatan jabatan menurut pasal 415
KUHP atau keadaan sebagai pengurus atau komisaris dari suatu

142
perseroan terbatas di dalam kejahatan menurut pasal 398
KUHP,
c. kausalitas, yakni hubungan antara sesuatu tindakan sebagai
penyebab dengan sesuatu kenyataan sebagai akibat;
- Bahwa benar Menurut Pompe, penyertaan adalah aturan-aturan yang memberi
perluasan terhadap norma yang tersimpul dalam undang-undang. Menurut
Adami Chazawi pengertian penyertaan (deelneming) adalah meliputi semua
bentuk turut serta atau terlibatnya orang atau orang-orang baik secara psikis
maupun secara fisik dengan melakukan masing-masing perbuatan sehingga
melahirkan suatu tindak pidana;

- Bahwa benar bentuk penyertaan diatur dalam pasal 55 dan 56 KUHP, yakni
orang yang melakukan (daader), orang yang menyuruh lakukan (doen plegen),
orang yang turut melakukan(medeplegen), menggerakkan (menganjurkan)
orang lain untuk melakukan tindakan pidana (uitlokker), dan membantu
melakukan tindak pidana (medeplichtigheid);

- Bahwa benar Teori pemidanaan yang sesuai dengan sistem pemidanaan dalam
tindak pidana lingkungan hidup yakni teori pencegahan/ penangkalan
(deterrence). Teori pencegahan adalah teori yang menekankan pada tujuan
untuk mempengaruhi atau mencegah agar orang lain tidak melakukan
kejahatan. Beccaria menegaskan dalam bukunya yang berjudul dei Delitti e
Delle Pene (1764) bahwa tujuan pemidanaan adalah untuk mencegah seseorang
supaya tidak melakukan kejahatan, dan bukan sebagai sarana balas dendam
masyarakat;

- Bahwa benar Arti kesengajaan berdasarkan M.v.T ialah willens en written yang
berarti menghendaki dan mengetahui. Menurut Pompe, mengetahui berarti
kehendak untuk berbuat dengan mengetahui unsur-unsur yang diperlukan
menurut rumusan undang-undang. Dan menghendaki berarti kehendak yang
diarahkan pada terwujudnya perbuatan seperti dirumuskan dalam Undang-
Undang;

- Bahwa benar delik materil merupakan delik yang menitikberatkan pada akibat.
Disini maksud dari menghendaki dalam suatu delik materil yakni menghendaki
terjadinya akibat dari suatu perbuatan. Contohnya si A mempunyai maksud
tertentu atau menghendaki untuk melakukan penganiayaan terhadap si B,
namun karena si B fisiknya lemah, si B akhirnya mati. Dalam contoh tersebut
si A tidak bisa dikenai pasal 338 yang berarti sengaja merampas nyawa orang

143
lain, karena dalam konteks tersebut si A hanyalah menghendaki/berniat untuk
menganiaya saja. Jadi kata menghendaki dalam delik materil merupakan
menghendaki suatu akibat dari perbuatan seperti dirumuskan dalam Undang-
Undang;

- Bahwa benar kealpaan merupakan bentuk kesalahan yang lebih ringan daripada
kesengajaan. Menurut Van Hamel dua hal yang terdapat dalam kealpaan adalah
tidak ada penduga-duga dan tidak ada penghati-hatian. Jadi dapat disimpulkan
bahwa syarat kelalaian/kealpaan adalah tidak adanya penghati-hatian dan atau
tidak adanya penduga-dugaan. Dalam M.v.T (Memorie van Toelichting)
dijelaskan bahwa dalam hal kealpaan, pada diri pelaku terdapat:
a. Kekurangan pemikiran (penggunaan akal) yang diperlukan.
b. Kekurangan pengetahuan (ilmu) yang diperlukan.
c. Kekurangan kebijaksanaan (beleid) yang diperlukan.;
- Bahwa benar untu medeplegen, Van Hamel berpendapat bahwa perbuatan
orang yang turut serta melakukan tindak pidana selain merupakan penyertaan
yang lengkap, juga orang-orang yang terlibat harus melakukan seluruh
perbuatan. Demikian juga yang dinyatakan Simons dalam bahasa yang berbeda
Simons mengartikan medepleger adalah pelaku harus pula memiliki semua sifat
yang menurut rumusan undang-undang telah disyaratkan harus dimiliki seorang
pelaku. Berdasarkan dua pendapat ahli pidana tersebut, disimpulkan bahwa
dalam turut serta melakukan, hanya dapat ada jika tindakan dari tiap-tiap
peserta tersebut dengan sendirinya harus dipandang telah menghasilkan suatu
perbuatan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan atau dalam
suatu rumusan delik, dalam artian setiap unsur yang terkandung dalam delik
harus terpenuhi;

- Bahwa benar Konsekuensi dari teori ini ialah seseorang yang tidak memiliki
kualitas seperti pelaku utama tindakan pidana keturutsertaan, maka ia juga
tidak dapat turut melakukan perbuatan pidana tersebut, jika disyaratkan harus
ada sifat-sifat pribadi yang membuat seseorang jadi dapat dipidana, maka
mereka yang juga memiliki sifat-sifat seperti itu yang dapat menjadi yang turut
serta melakukan;

- Bahwa benar Dua ahli pidana Van Bemmelen dan van Hattum berpendapat
bahwa dalam pembuktian keturut sertaan dalam melakukan tindak pidana,
harus memenuhi unsur; yakni dalam medeplegen harus ada dua kesengajaan
yang bersifat mutlak. Selanjutnya, adanya sikap batin diantara para pelaku

144
untuk menimbulkan delik yang dituju, ini berarti harus ada kesepahaman dalam
mewujudkan delik tersebut. Namun, jika ternyata salah satu dari kedua unsur
tersebut tidak ada, maka tidak ada turut serta melakukan, meskipun perbuatan
pidana itu terjadi. Terakhir, kalaupun terjadi perbuatan pidana, maka kualifikasi
pelaku dan perbuatan yang dilakukan harus dibedakan. Syarat-syarat tersebut
bersifat kumulatif yang berarti dalam pembuktian keturut sertaan dalam tindak
pidana semua syarat tersebut harus terpenuhi;

- Bahwa benar sebagai contoh dari teori Van Hamel, contoh A berniat
membunuh C, di sisi lain B berniat untuk menganiaya C. Oleh karena itu, tidak
terjadi kesepakatan antara A dan B untuk mewujudkan delik mana yang akan
dituju. Pada suatu malam ketika C berjalan di jalan yang sepi, tiba-tiba A dan B
memukul C. B hanya memukul sekali ke bagian wajah, namun A memukul C
berulang kali hingga terjatuh. Ketika C terjatuh, A mengambil batu besar dan
memukulkan ke kepala C. Dan akhirnya C meninggal dunia. Berdasarkan
contoh tersebut, A tidak bisa dikatakan melakukan penyertaan dalam
penganiayaan berat yang mengakibatkan matinya C. Demikian pula B tidak
bisa dikatakan turut serta melakukan pembunuhan terhadap C. Hal ini karena
tidak ada meeting of mind antara A dan B untuk mewujudkan delik mana yang
akan dituju. Oleh karena itu, A dipersalahkan melakukan pembunuhan,
sedangkan B dipersalahkan melakukan penganiayaan berat yang
mengakibatkan matinya orang lain;

- Bahwa benar menurut Remmelink dengan merujuk pada MvT dimungkinkan


adanya turut serta melakukan terhadap delik-delik kealpaan. Hal ini terjadi
karena pembentuk KUHP membatasi kerjasama hanya pada melakukan suatu
perbuatan pidana dan tidak meliputi niat atau adanya kesepakatan untuk
mewujudkan delik. Dengan mengutip Menteri Kehakiman Belanda,
Modderman pada saat KUHP dibuat, Remmelink memberikan ilustrasi sebagai
berikut: A dan B adalah tukang angkut yang memutuskan untuk melemparkan
satu benda berat ke luar jendela. Barang tersebut menimpa C seorang pejalan
kaki yang kebetulan lewat sehingga mengakibatkan mati. A dan B dijatuhi pasal
pidana pasal 359 Juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP yaitu turut serta karena
kealpaannya mengakibatkan matinya seseorang.-
Secara umum, delik culpa ialah perbuatan yang dilarang dan diancam
dengan pidana yang dilakukan dengan kealpaan (kelalaian). Dalam delik
culpa, pelaku tidak menghendaki terjadinya akibat dari suatu perbuatan.
Sedangkan dalam kesengajaan, pelaku turut serta juga harus ditujukan untuk

145
timbulnya delik culpa tersebut, maka jelas tidak mungkin ada turut serta
melakukan secara culpa. Akan tetapi jika kesengajaan itu hanya ditujukan
kepada adanya kerjasama, ialah kepada perbuatan yang dilakukan bersama,
maka mungkin ada turut serta melakukan secara culpa. Misal : A dan B
bersama-sama melemparkan barang berat dari gedung bertingkat dan
menimpa orang yang ada di bawah sampai mati. Keduanya tidak
menghendaki sampi matinya orang tersebut, akan tetapi mereka bersama-
sama secara sadar melakukan pelemparan barang dan merekapun kurang
berhati-hati serta patut menduga akibat yang timbul. Oleh karena itu mereka
dapat dituntut bersama-sama melakukan perbuatan yang tersebut dalam
pasal 359 jo pasal 55 KUHP;

- Bahwa benar tentang kedua bentuk penyertaan yakni medepleger (turut


melakukan) dan medeplichtige (pembantu pelaku) terdapat enam perbedaan
prinsip antara turut serta melakukan dan pembantuan. Pertama, turut serta
melakukan pelanggaran dapat dijatuhi pidana, sedangkan pembantuan dalam
pelanggaran tidak dijatuhi pidana. Kedua, dalam turut serta melakukan, harus
ada kesengajaan untuk bekerja sama, namun dalam pembantuan hal ini tidak
disyaratkan. Pelaku bahkan tidak perlu mengetahui adanya bantuan yang
diberikan oleh pemberi bantuan. Ketiga, dalam turut serta melakukan harus ada
kerjasama yang erat diantara pelaku, sedangkan dalam pembantuan, orang yang
membantu hanya melakukan peranan yang tidak penting. Keempat, dalam turut
serta melakukan harus ada uitvoeringshandeling atau tindakan pelaksanaan,
sedangkan dalam pembantuan, hanya cukup melakukan
voorbereidinshandeling tindakan persiapan maupun tindakan dukungan.
Kelima, pemidanaan dalam hal turut serta melakukan sama dengan pelaku
lainnya, sementara dalam hal pembantuan, pidana yang dapat dijatuhkan
kepada pembantu dikurangi sepertiga dari maksimum pidana yang dapat
dijatuhkan kepada pelaku utama. Keenam, meskipun yang dilakukan bukan
perbuatan perselesaian (voltooingshandeling), namun jika kerjasama antar
pelaku sangat erat, maka orang yang demikian itu dipandang itu dipandang
sebagai pelaku bukan sebagai pembantu;

- Bahwa benar Badan usaha, orang yang memberi perintah untuk melakukan
tindak pidana atau orang yang bertindak sebagai pemimpin kegiatan hanya
dapat dimintai pertanggungjawaban pidana apabila tindak pidana tersebut
dilakukan oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan
hubungan lain yang bertindak dalam lingkup kerja badan usaha (116 ayat (2));

146
- Bahwa benar ahli mengatakan Presiden Direktur dapat dikenakan pertanggung
jawaban pidana dilihat dari unsur subjektifnya yaitu perbuatan pidana sengaja
maupun tidak sengaja dari presiden direktur kemudian unsur oogmerk
pengebomannya dengan melakukan adanya perencanaan dan dilihat dari unsur
objektifnya yaitu wederrechtelijkbeid maupun kausalitas dengan adanya
tindakan yang menyebabkan sebagai suatu akibat, dan juga seperti yang ahli
jelaskkan sebelumnya seorang Presiden Direktur dapat pula dimintai
pertanggungjawaban apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang, yang
berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak
dalam lingkup kerja badan usaha;

- Bahwa benar Dolus Eventualis, Moeljatno (1983:175) mengemukakan sebagai


bahwa Teori yang dikenal sebagai inkaufnehmen adalah teori mengenai dolus
eventualis bukan mengenai kesengajaan. Disini ternyata bahwa sesungguhnya
akibat dari keadaan yang diketahui kemungkinan akan terjadi, tidak disetujui
tetapi meskipun demikian, untuk mencapai apa yang dimaksud resiko akan
timbulnya akibat atau disamping maksud itupun diterima;

- Bahwa benar Antara sengaja insyaf akan kemungkinan (dolus eventualis)


dengan culpa lata yang disadari sukar dibedakan, Van Hattum mengemukakan
bahwa: seseorang yang bagaimanapun hendak mencapai tujuan yang
diperdulukan bahwa orang lain dapat juga menjadi korban, dan bila akibat itu
benar-benar terjadi, maka ia mempunyai gejala insyaf akan
kemungkinan (dolus eventualis). Bilamana seseorang itu dalam berusaha
mencapai tujuan tersebut di atas, insyaf bahwa kemungkinan orang lain dapat
menjadi korban, tetapi diharapkannya mudah-mudahan tidak terjadi korban-
korban lain dibatasi sedapat mungkin, maka orang yang demikian itu
mempunyai culpa lata yang diinsyafi.Jonkers (M.Asyari 2008:24)
mengemukakan bahwa Dolus eventualis terdapat bilamana pembuat memilih
akibat yang diniatkannya ditambah dengan akibat yang tidak dikehendakinya,
dari pada sama sekali tidak berbuat sedangkan culpa yang diinsyafi terdapat
bilamana pembuat itu lebih suka tidak berbuat dari pada terwujud akibat yang
dikehendakinya ditambah dengan akibat yang tidak dikehendakinya. Dari
pendapat para ahli hukum tersebut di atas mengenai corak perbedaan
antara dolus eventualis, maka menjadi jelas bagi kita akan perbedaan diantara
keduanya yakni pada dolus eventualis. Meskipun pelaku menginsyafi akan
adanya akibat lain yang kemungkinan akan terjadi bilamana ia melakukan
perbuatan itu, namun ada rasa ketidakperdulian akan akibat yang mungkin

147
terjadi. Sedangkan bagi culpa lata yang diinsyafi, terdapat bilamana pembuat
itu lebih suka untuk tidak berbuat dari pada terwujudnya akibat yang tidak
dikehendaki;

- Bahwa benar Seseorang dapat dikategorikan sebagai orang yang turut serta
(medepleger) dalam suatu tindak pidana jika orang tersebut harus pula memiliki
semua sifat yang menurut rumusan undang-undang telah disyaratkan harus
dimiliki oleh seorang pelaku. Barangsiapa tidak dapat menjadi seorang pelaku
perbuatan pidana maka ia juga tidak dapat turut melakukan perbuatan pidana
tersebut;

- Bahwa benar ahli mengatakan dalam menentukan keturutsertaan dalam tindak


pidana, ditentukan oleh kesengajaan atau rencana dari para pelaku tindak
pidana;

- Bahwa benar Seseorang yang turut terlibat dalam suatu tindak pidana yang
mana terdapat kerja sama yang disadari atau terdapat kesengajaan untuk
melakukan kerjasama, maka orang tersebut dapat dikategorikan sebagai
medepleger bukan berarti terdakwa juga dikategorikan sebagai medeplichtge,
karena pada medeplichtge pembantu hanya membantu/terlibat pada persiapan
ataupun telah selesainya tindak pidana, dan dia tidak mengetahui bahwa ia
melakukan kerjasama dalam suatu tindak pidana;

- Bahwa benar mengenai ancaman pidana untuk orang yang turut serta
melakukan tindak pidana lingkungan, kita perlu perlu merujuk pada
ketentuan umum hukum pidana yang diatur dalam Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP). Berdasarkan pasal 55 ayat (1)
KUHP, orang yang turut serta melakukan perbuatan pidana,
dipidana sebagai pelaku tindak pidana. Jadi, berdasarkan pasal 55
ayat (1) KUHP orang yang turut serta melakukan tindak pidana
lingkungan juga dipidana dengan ancaman pidana yang sama
dengan pelaku tindak pidana lingkungan hidup;

- Bahwa benar Yang dimaksud dengan strict liabiliy dalam konteks hukum
pidana merupakan pertanggungjawaban tanpa kesalahan (liability without

148
fault). Hal itu berarti bahwa pelaku pidana sudah dapat dipidana jika ia telah
melakukan perbuatan sebagaimana yang telah dirumuskan dalam undang-
undang tanpa melihat bagaimana sikap batinnya. Dalam konteks ini seorang
pelaku yang terbukti melakukan suatu tindak pidana dapat langsung bisa
dipertanggungjawabkan tanpa harus membuktikan unsur kesalahan yang dari
pelaku tersebut;

- Bahwa benar dalam tindak pidana lingkungan mengenal konsep strict liability
dalam pertanggung jawabannya;

Atas keterangan ahli, terdakwa membenarkannya.

II. SURAT

Berdasarkan pasal 187 huruf c KUHAP yang menerangkan bahwa surat


sebagaimana dimaksud pasal 184 ayat 1 huruf c, dibuat atas sumpah jabatan
atau dikenal dengan sumpah, bahwa surat keterangan dari seorang ahli yang
memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu
keadaan yang diminta secara resmi kepadanya. Adapun berdasarkan fakta-fakta
yang terungkap dipersidangan didapat alat bukti surat yaitu:

1. 1 (satu) bundel Perjanjian Jual Beli bangunan PT Sutera Intercine Films


tertanggal 22 Juli 1999;
2. 1 (satu) bundel Anggaran Dasar (AD) PT. Sutera Intercine Films tanggal 10
Februari 2000;
3. 1 (satu) bundel Akta pendirian PT. Sutera Intercine Films Tanggal 6 Maret
2000 Nomor 11/Akt.Not/III/2000;
4. 1 (satu) lembar (Hinderordonnantie) HO/ izin gangguan Tanggal 7 Maret
(2000-2015)
5. 1 (satu) lembar Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) PT. Sutera Intercine
Films Nomor: 200003-SIUP/JKT tertanggal 08 Maret 2000;
6. 1 (satu) bundel SK Menteri Hukum dan Perundang-Undangan PT. Sutera
Intercine Films Tanggal 9 Maret 2000 Nomor C-00117 HT. 03. 00. TH. 2000;
7. 1 (satu) lembar IUP (Izin Usaha Perfilman) tanggal 20 Maret 2000;
8. 1 (satu) buah (Nomor Pokok Wajib Pajak) NPWP PT. Sutera Intercine Films
Tanggal 21 Maret 2000;

149
9. 1 (satu) bundel Tanda Daftar Perusahaan (TDP) PT. Sutera Intercine Films
Tanggal 7 April (2000 - 2015);
10. 1 (satu) bundel Risalah RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) PT. Sutera
Intercine Films Tanggal 3 Agustus 2000;
11. 1 (satu) bundel SK pengangkatan Rendi Andika, S.I.Kom., M.M dan Noviar
Hana, S.H., M.B.A., Ph.D, Tanggal 4 Agustus 2000;
12. 1 (satu) Bundel kontrak kerjasama di Uni Emirat Arab antara Nur Zahara dan
Rendi Andika 20 Februari 2011 (Dalam Bahasa Indonesia);
13. 1 (satu) Bundel kontrak kerjasama di Uni Emirat Arab antara Nur Zahara dan
Rendi Andika 20 Februari 2011 (Dalam Bahasa Inggris);
14. 1 (satu) Bundel Surat Izin Produksi Film dari KBRI Indonesia di Saudi Arabia,
23 Februari 2011;
15. Visa Nur Zahara;
16. Passport Nur Zahara;
17. Daftar Riwayat Hidup Nur Zahara;
18. 1 (satu) bundel List Nama Crew Film, Tertanggal 21 Maret 2012;
19. 1 (satu) bundel Surat Izin Produksi Film Java Attack dari Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, nomor: B/F.VI/03/2012, tanggal 23 April
2012;
20. 1 (satu) Bundel Kontrak antara PT. Sutera Intercine Films dengan Giyan
Budiono, tanggal 15 Juni 2012;
21. 1 (satu) Bundel Kontrak antara PT. Sutera Intercine Films dengan Chika
Marsha, tanggal 15 Juni 2012;
22. 1 (satu) Bundel Kontrak antara PT. Sutera Intercine Films dengan Zahra
Chanafi, tanggal 15 Juni 2012;
23. 1 (satu) Lembar Surat Keterangan PT. Indo Perkasa Usahatama, Nomor:
014/DISBUDPAR.SMG/01/2014, tanggal 6 Januari 2014;
24. 1 (satu) Lembar Surat Permohonan Penggunaan Pantai Marina kepada PT. Indo
Perkasa Usahatama, Nomor: 021/SIF/03/2014 tertanggal 3 Maret 2014;
25. 1 (satu) bundel Daftar perawatan alat produksi film;
26. 1 (satu) bundel RUPS kedelapan nomor 169/RUPS/XII/2007, 04 Desember
2007 (Penggabungan Anggaran Rumah Tangga (ART) kedalam Anggaran
Dasar (AD) PT. Sutera Intercine Films sesuai dengan UU No.1/2007 tentang
Perseroan Terbatas);
27. 1 (satu) bundel RUPS kesembilan nomor 150/ RUPS/12/ 2008, 04 Desember
2008;

150
28. 1 (satu) bundel RUPS kesepuluh nomor 158/ RUPS/12/ 2008, 04 Desember
2009;
29. 1 (satu) bundel RUPS kesebelas nomor 176/ RUPS/12/ 2010, 06 Desember
2010;
30. 1 (satu) bundel RUPS keduabelas nomor 180/ RUPS/12/ 2011, 06 Desember
2011;
31. 1 (satu) bundel RUPS ketigabelas nomor 192/ RUPS/12/ 2012, 06 Desember
2012;
32. 1 (satu) bundel RUPS keempatbelas nomor 169/ RUPS/12/ 2013, 06 Desember
2013;
33. 1 (satu) bundel Naskah Film Java Attack;
34. 3 (tiga) lembar Surat Izin Keramaian dari Intelijen Keamanan (INTELKAM)
Kepolisian Daerah Jawa Tengah;
35. 1 (satu) bundel hasil penelitian oleh Prof. Hendra Rizky, S.T., M.T. (selaku
dosen Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang);
36. 1 (satu) bundel hasil penelitian terhadap Pantai Marina oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang;
37. 1 (satu) lembar Nota Pembelian Bahan Kimia;
38. 1 (satu) lembar Nota pembelian speedboat.

III. PETUNJUK
Berdasarkan pasal 188 ayat 1 KUHAP, yang menerangkan bahwa petunjuk
adalah perbuatan, kejadian, atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik
antara satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri,
menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya. Dan
juga didalam pasal 188 ayat 2 KUHAP dijelaskan bahwa petunjuk terdiri dari
keterangan terdakwa. Maka berdasarkan dari fakta-fakta yang terungkap dalam
persidangan dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut:

- Bahwa benar Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. adalah selaku


Presiden Direktur PT. Sutera intercine films, yang diangkat berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000
tertanggal 3 Agustus 2000 yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
menentukan garis besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau
semua kegiatan pada perusahaan, bertanggung jawab atas kesejahteraan
perusahaan dan seluruh karyawan serta mewakili serta bertindak atas nama

151
PT. Sutera Intercine Films baik didalam maupun diluar persidangan,
mengambil kebijakan eksekutif dalam perusahaan termasuk dalam bidang
pengawasan serta melakukan kerjasama yang menguntungkan perusahaan;

- Bahwa benar PT. Sutera Intercine Films, berkantor di Jalan Pluit Timur
Nomor 88 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara,
DKI Jakarta yang bergerak dalam Rumah Produksi (Production House)
dan didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 11/Akt.Not/III/2000
tanggal 6 Maret 2000 dihadapan Notaris Saudara Dimitri Bustami, S.H.,
M.Kn. dan disahkan sebagai badan hukum oleh Departemen Hukum dan
Perundang-undangan dengan Nomor Pengesahan C-00117 HT. 03. 00. TH.
2000 pada tanggal 9 Maret 2000, dalam rangka penanaman modal ,
dimana selaku pemegang saham adalah :
o Rendi Andika S.I.Kom., M.M sahamnya 40%
o Lalu Abdi S.Mb., M.M sahamnya 35%
o Provita S.Mb., MMSI sahamnya 25%

- Bahwa dengan semakin berkembang dan pupolernya Genre film action di


Indonesia maka terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera Intercine
Films tertarik untuk membuat film ber-Genre action, terdakwa pun
meminta saudara Krisno Hutagalung S.T untuk membuat script film
dengan genre action, yang akhirnya script film dengan judul Java Attack
dibuatnya;

- Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films


dalam menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk
memproduksi film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film
tersebut akan dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat
Arab guna berkerja sama dalam bidang financial dalam pembuatan film
Java Attack;

- Bahwa terdakwa dan saudara Nur Zahara B.A. dimelakukan kontrak kerja
sama dengan poin-poin sebagai berikut :
1. Nur Zahara B.A diberi hak untuk intervensi dalam hal:
- Pemilihan kru film

152
- Kegiatan produksi film
2. Terdakwa memegang hak tertinggi untuk mengambil keputusan
selama proses pengarapan film Java Attack ;

- Bahwa diketahui orang-orang yang bertugas dalam film Java Attack adalah
sebagai berikut saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. sebagai
sutradara, Hafizha, S.I.Kom sebagai Manajer Lokasi, saksi Muhammad
Hafidz Habibie S.Sn. sebagai penata artistik dan untuk membantu adegan
peledakan adalah saksi Hartono, S.T., M.Sc.

- Bahwa dalam pembuatan film Java Attack terdapat adegan terpenting yaitu
ada pada adegan peledakan bom di Pantai Marina Semarang, untuk
menghasilkan film yang dapat masuk nominasi Toronto International Film
Festival adegan tersebut harus sangat terlihat nyata dan semaksimal
mungkin, maka disepakati oleh terdakwa, saksi Dhimas Bayu Marindra,
S.Sn., M.Sn., saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono,
S.T., M.Sc. adegan tersebut menggunakan bahan peledak nitrogliserin;

- Bahwa niketahui Nitrogliserin merupakan bahan peledak berbahaya yang


merupakan zat kimia yang berbentuk cair yang tidak stabil dan mudah
meledak, berikut ini adalah ciri-ciri dari Nitrogliserin :
Tabel :
Ciri-Ciri Nitrogliserin
Rumus Kimia C3H5N3O9
Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning ketika
membusuk karena pH berasam

153
- Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 dilakukan syuting adegan pengeboman
menggunakan nitrogliserin, yang mana peledakan tersebut mengakibatkan
akibat ledakan yang mencapai radius 100 meter, dan merusak sebagian
sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan, tumbuh-tumbuhan laut
dan padang lamun;

- Bahwa sejak tahun 2009 Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang ekosistem terumbu karang
dan padang lamun, dengan hasil penelitian ekosistem terumbu karang pada
titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan 300 m dari bibir pantai,
sebagai berikut :
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2009
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 11
(HC)
Dead Coral
2 9
(DC)
Dead Coral
3 5
Algae (DCA)
Soft Coral
4
7
(SC)
Soft Coral
5 5
Sponges (SP)
Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria
Rusak (Buruk) Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan

154
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2010
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 15
(HC)
Dead Coral
2 13
(DC)
Dead Coral
3 7
Algae (DCA)
Soft Coral
4 11
(SC)
Soft Coral
5 8
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan
sebesar 4%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 4%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 3%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak.
-
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2011

Hasil Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Penelitian Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku


Bentuk
NO. Persentase Kerusakan Terumbu Karang
Pertumbuhan
Tutupan RUSAK BAIK

(%) BAIK
BURUK SEDANG BAIK
SEKALI

155
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9 75 - 100

Hard Coral
1 21
(HC)
Dead Coral
2 15
(DC)
Dead Coral
3 9
Algae (DCA)
Soft Coral
4 18
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami


penigkatan pesat sebesar 6%, Dead Coral (DC) mengalami
peningkatan sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami
peningkatan sebesar 2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan
sebesar 7%, dan Soft Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan
sebesar 4%. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang. Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih
daam kriteria rusak.
-
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2012

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 25
(HC)
Dead Coral
2 17
(DC)

156
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 23
(SC)
Soft Coral
5 15
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan
sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
1%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 5%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 3%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak (Buruk) kecuali Hard Coral (HC)
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2013

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 29
(HC)
Dead Coral
2 19
(DC)
Dead Coral
3 12
Algae (DCA)
Soft Coral
4 25
(SC)
Soft Coral
5 17
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan

157
sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 2%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 2%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak (Buruk) kecuali Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC).

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2014
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 32
(HC)
Dead Coral
2 21
(DC)
Dead Coral
3 13
Algae (DCA)
Soft Coral
4 27
(SC)
Soft Coral
5 19
Sponges (SP)
Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria
Rusak (Buruk) kecuali Bentuk Pertumbuhan Hard Coral (HC) dan Soft
Coral (SC) Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.

158
- Bahwa dikarenakan terjadi ledakan pada tanggal 8 Maret 2014 maka Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan kembali melakukan penelitian untuk memastikan
ekosistem terumbu karang pada titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitian tersebut :

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Maret 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku

Hasil Kerusakan Terumbu Karang

NO Bentuk Penelitian
. Pertumbuhan Persentase Rusak Baik

Tutupan (%)
Buruk BAIK
SEDANG BAIK
SEKALI
(0- 24,9) 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 23
(HC)
Dead Coral
2 14
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)

4 Soft Coral (SC) 20

Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis pertumbuhan terumbu karang masuk


dalam kriteria Rusak (Buruk), Sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria
Baku Kerusakan Terumbu Karang. Serta terdapat penurunan yang
sangat signifikan pada persentase tutupan semua jenis pertumbuhan
terumbu karang tersebut apabila dibandingkan dengan hasil
penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
pada tanggal 10 Februari 2014.

159
- Bahwa sejak tahun 2009 Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang ekosistem terumbu karang
dan padang lamun, dengan hasil penelitian ekosistem padang lamun pada
titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan 300 m dari bibir pantai,
sebagai berikut :
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2009
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 33,94 27,67
rotundata

Cymodocea
2 17,06 16,63
serrulata

Halodule
3 12,71 7,90
uninervis

Halophila
4 8,64 7,03
ovalis

Thalassia
5 28,95 26,02
hemprichii

Syringodium
6 5,93 2,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun pada tahun 2009 masuk


dalam Kategori Rusak (Miskin) kecuali Cymodocea rotundata yang
masuk dalam Kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status

160
Padang Lamun.
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2010
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 35,94 29,67
rotundata

Cymodocea
2 20,06 19,63
serrulata

Halodule
3 14,71 9,90
uninervis

Halophila
4 10,64 9,03
ovalis

Thalassia
5 30,95 28,02
hemprichii

Syringodium
6 6,93 3,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 2%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 3%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 2%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 2%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 2%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam

161
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya).
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2011
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 38,94 32,67
rotundata

Cymodocea
2 23,06 21,63
serrulata

Halodule
3 17,71 12,90
uninervis

Halophila
4 13,64 11,03
ovalis

Thalassia
5 33,95 31,02
hemprichii

Syringodium
6 8,93 5,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 3%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 3%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 3%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 3%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 3%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 2% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200

162
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya)
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2012
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 40,94 34,67
rotundata

Cymodocea
2 25,06 23,63
serrulata

Halodule
3 19,71 14,90
uninervis

Halophila
4 15,64 13,03
ovalis

Thalassia
5 35,95 22,02
hemprichii

Syringodium
6 9,93 6,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 2%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 2%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 2%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 2%,

163
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 2%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya).

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2013
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 45,94 39,67
rotundata

Cymodocea
2 30,06 29,63
serrulata

Halodule
3 24,71 19,90
uninervis

Halophila
4 20,64 18,03
ovalis

Thalassia
5 40,95 38,02
hemprichii

Syringodium
6 10,93 8,71
isoetifolium

164
Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata
mengalami peningkatan sebesar 5%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 5%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 5%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 5%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 5%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea
serrulata dan Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak
(Kurang Kaya).
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2014
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 48,94 42,67
rotundata

Cymodocea
2 33,06 31,63
serrulata

Halodule
3 27,71 22,90
uninervis

Halophila
4 23,64 21,03
ovalis

Thalassia
5 43,95 41,02
hemprichii

165
Syringodium
6 12,93 9,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori


Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata
dan Thalassia hemprichii yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

- Bahwa dikarenakan terjadi ledakan pada tanggal 8 Maret 2014 maka Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan kembali melakukan penelitian untuk memastikan
ekosistem padang lamun pada titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitian tersebut :

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 11 Maret 2014
Hasil Penelitian
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
PERSENTASE
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
PENUTUPAN
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
JENIS (%)
NO. PADANG Penutupan Penutupan BAIK RUSAK
LAMUN Jenis (Ci) Relatif
(RCi) KURANG
KAYA/ SEHAT KAYA/KURA MISKIN
60 NG SEHAT 29,9
30 59,9
Cymodocea 29,94 28,67
1
rotundata

23,56 21,82
Cymodocea
2
serrulata

Halodule 19,79 18,93


3
uninervis

166
Halophila 16,64 16,03
4
ovalis

Thalassia 32,65 31,92


5
hemprichii

Syringodiu 9,73 6,91


6 m
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori


Rusak (Miskin) terkecuali Thalassia hemprichii yang masuk dalam
kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria
Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. Dan
terdapat penurunan yang signifikan pada tiap persentase tutupan
padang lamun apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang pada tanggal 13
Februari 2014.

- Bahwa ahli telah melakukan survey tentang hasil penangkapan ikan sebelum
dan sesudah ledakan tersebut, berikut ini data survey yang dilakukan oleh ahli :

Hasil Survey Tangkapan Ikan


Dinas Kelautan dan Perikanan Semarang

Hasil Tangkapan Ikan (Kg) Jumlah


Stasiun Penelitian
2011 2012 2013
(Kg)
Pantai Marina 15.445 28.465 35.875 79.785
Pantai Maron 11.325 25.235 30.355 66.915
Pantai Cipta 14.555 25.785 29.345 69.685
Total 41.325 79.485 95.555 216.385

Hasil Survey Tangkapan Ikan Taun 2014


Dinas kelautan dan Perikanan Semarang

167
Hasil Tangkapan Ikan (Kg) Jumlah
Stasiun Penelitian
Januari Februari Maret April Mei Juni
(Kg)
Pantai Marina 2.450 2.455 500 477 395 390 6.667
Pantai Maron 1.115 1.119 1.225 1.230 1.233 1.234 7.156
Pantai Cipta 1.300 1.215 1.220 1.423 1.523 1.525 8.206
Total 4865 4789 2945 3130 3151 3149 22.029
Dari hasil survey yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang Bahawsannya dalam tiap tahun selalu terjadi peningkatan
penangkapan ikan di Pantai Daerah Semarang.
Namun dari hasil survey sementara pada tahun 2014 setelah mendapat laporan
ada peristiwa ledakan di pantai Marina Semarang pada bulan Maret, tepatnya
pada tanggal yang 8 maret 2014 yang mengakibatkan rusaknya ekosistem
terumbu karang dan padang lamun. Berdampak pada hasil penangkapan ikan
nelayan yang turun;

IV. KETERANGAN TERDAKWA

- Bahwa benar terdakwa dalam keadaan sehat jasmani dan rohani;

- Bahwa benar terdakwa dapat mengikuti persidangan;

- Bahwa benar terdakwa pada pemeriksaan kasus ini akan menunjuk


penasihat hukum atau pengacaranya sendiri;

- Bahwa benar terdakwa merupakan Presiden Direktur PT. Sutera Intercine


Films;

- Bahwa benar terdakwa diangkat sebagai Presiden Direktur PT. Sutera


Intercine Films berdasarkan RUPS tertanggal 3 Agustus 2000 dengan
Nomor 232/RUPS/08/2000;

- Bahwa benar terdakwa telah menjadi Presiden Direktur PT. Sutera


Intercine Films sudah hampir 14 tahun semenjak tahun 2000;

168
- Bahwa benar terdakwa memiliki tugas dan wewenang untuk menjalankan
visi dan misi PT. Sutera Intercine Films demi kemajuan perusahaan,
mewakili serta bertindak atas nama PT. Sutera Intercine Films baik
didalam maupun diluar persidangan, mengambil kebijakan eksekutif dalam
perusahaan termasuk dalam bidang pengawasan serta melakukan kerjasama
yang menguntungkan perusahaan, dan terakhir menentukan garis besar
pengelolaan perusahaan;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan PT. Sutera Intercine Films merupakan


perusahaan yang bergerak dalam bidang Production House dan
memproduksi film-film layar lebar yang beredar di bioskop-bioskop;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan PT. Sutera intercine Films merupakan


perusahaan perfilman yang didirikan oleh tiga orang yang selanjutnya
disebut sebagai pemegang saham, masing-masing memiliki sahamnya, saya
sendiri memiliki saham sebanyak 40%, saudara Lalu Abdi S.Mb., M.M
sahamnya 35% dan saudara Provita S.Mb., MMSI sahamnya 25%. PT.
Sutera Intercine Films memiliki kantor di Jalan Pluit Timur Nomor 88
Penjaringan Jakarta Utara;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan PT Sutera Intercine Films mulai


memproduksi film pada bulam April 2000 setelah PT Sutera Intercine Film
disahkan sebagai Badan Hukum oleh Departemen Hukum dan Perundang-
undangan;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan dalam film Java Attack PT. Sutera
Intercine Films melakukan kerjasama dengan Produser Nur Zahara B.A.
yang merupakan kewarganegaraan Uni Emirat Arab;

- Bahwa benar terdakwa melakukan kontrak dengan Produser Nur Zahara


B.A. tersebut dengan isi kontrak Saudara Nur Zahara B.A. diberi hak
intervensi dalam hal pemilihan kru dalam kegiatan produksi film, serta
saya selaku Presiden Direktur PT. Sutera Intercine Films memegang
kewenangan tertinggi untuk mengambil keputusan selama proses
penggarapan film Java Attack;

169
- Bahwa benar terdakwa mengatakan terget yang ingin dicapai dalam
pembuatan film Java Attack adalah masuk dalam nominasi Toronto
Internasional Film Festival dan selain itu kami ingin film ini meledak
dipasaran agar kami mendapatkan keuntungan yang besar;
- Bahwa benar terdakwa mengatakan untuk mencapai target tersebut salah
satu upaya yang dilakukan adalah membuat adegan pengeboman terlihat
senyata mungkin;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan salah satu adegan terpenting adalah


pada adegan pengeboman yang menggunakan Dayagel Pulsar dan bom
waktu;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan target tayang film Java Attack pada
awal tahun 2014;

- Bahwa benar terdakwa mengikuti pertemuan khusus untuk membahas film


Java Attack, pertemuan tersebut diadakan pada tanggal 1 Maret 2011,
dalam pertemuan tersebut dibahas tentang pembentukan kru film, dan
terdakwa dipercaya Saudara Nur Zahara B.A. untuk menyampaikan kepada
Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. untuk membentuk kru film,
karena Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. merupakan Sutradara
dari film Java Attack;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan pembahasan tentang bahan peledak


yang akan digunakan adalah pada pertemuan pada rapat tanggal 25 Januari
2013 yang mana disepakati digunakan Dayagel Pulsar;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan diadakan rapat pada tanggal 7 Februari


2013;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan pada rapat tanggal 7 Februari 2013


disepakati mengguakan Black Powder dalam adegan syuting pengeboman
karena Dayagel Pulsar diembargo penggunaannya, namun ada perdebatan
dalam menbahas masalah bahan peledak ini, Saksi Muhammad Hafizh
Habibie, S.Sn. mengusulkan nitrogliserin dan Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn. tidak menyetujuinya, karena Dhimas Bayu

170
Marindra, S.Sn., M.Sn. merupakan Sutradara, maka usulannya lah yang
digunakan;

- Bahwa benar terdakwa segera menghubungi saksi Muhammad Hafizh


Habibie, S.Sn. via LINE untuk membicarakan penggunaan Nitrogliserin
dan menanyakan ketidaksetujuan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,
M.Sn.;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan isi percakapan tersebut adalah saksi


Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. memberitahu kalau nitrogliserin
ledakannya lebih besar dari Dayagel Pulsar. Dan info tersebut didapat dari
temannya yaitu Saksi Hartono, S.T., M.Sc.;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan setelah mendapat penjelasan tersebut ia


segera menghubungi saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. untuk
menanyakan tentang ketidaksetujuannya menggunakan nitrogliserin;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan tanggapan dari saksi Dhimas Bayu


Marindra, S.Sn., M.Sn. adalah ia tetap bersikeras untuk menggunakan
Black Powder, karena ia takut dengan sifat nitrogliserin yang tidak stabil
dan ia juga mengatakan hasil ledakan tetap dapat terlihat nyata setelah
melalui proses editing, sehingga proses syuting tanggal 3 Februari 2014
tetap menggunakan Black Powder;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan adegan syuting tanggal 3 Februari


2014 sangat tidak memuaskan dan tidak memiliki kualitas, karena ledakan
yang dihasilkan terlihat hanya dibuat-buat;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan setelah melihat hasil tersebut, ia


meminta saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn. untuk melakukan syuting
ulang adegan pengeboman tersebut;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,


M.Sn. mengikuti permintaan terdakwa untuk melakukan adegan syuting
ulang, sehingga dilakukan syuting ulang pada tanggal 8 Maret 2014 di
Pantai Marina Semarang;

171
- Bahwa benar terdakwa menyatakan tidak mengetahui bahwa adegan
syuting ulang pengeboman menggunakan bahan peledak nitrogliserin, akan
tetapi terdakwa mengetahui syuting ulang pada 8 Maret 2014;
- Bahwa benar terdakwa menyatakan tidak mengetahui tentang pertemuan
pada tanggal 16 Februari 2014 yang diadakan di Unnes Hotel and
Convention Center;

- Bahwa benar terdakwa mengakui keberadaannya pada pertemuan tanggal


16 Februari 2014 yang diadakan di Unnes Hotel and Convention Center
setelah diperlihatkan bukti CCTV yang ditampilkan;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan setelah melihat hasil syuting tanggal 3


Februari 2014 ia sangat kecewa karena adegan tersebut sangat tidak
berkualitas dan sangat terlihat dibuat-buat, oleh sabab itu ia meminta
kepada Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. untuk melakukan
adegan ulang dan Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.
menyetujuinya;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan ia mengadakan pertemuan pada tanggal


16 Februari 2014 di Unnes Hotel and Convention Center dengan saksi
Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., saksi Muhammad Hafizh Habibie,
S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc. untuk membahas penggunaan
nitrogliserin pada adegan syuting ulang, dan seluruh yang hadir menyetujui
penggunaan nitrogliserin tersebut;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan nitrogliserin tersebut didapat dari saksi


Hartono, S.T., M.Sc. dan nitrogliserin tersebut dibuat sendiri olehnya
karena saksi Hartono, S.T., M.Sc. merupakan ahli dibidang kimia, sehingga
terdakwa mengajaknya untuk bergabung dalam proyek pembuatan film
Java Attack pada pertemuan tanggal 16 Februari 2014;

- Bahwa benar terdakwa mengetahui sifat nitrogliserin yang dapat


mengakibatkan kerugian yang telah disampaikan oleh saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn. yang mana sifat nitrogliserin tidak stabil dan
memiliki daya ledak yang besar sehingga berpotensi merusak lingkungan
apabila diledakan diwilayah perairan seperti Pantai Marina Semarang,

172
namun karena ia percaya saksi Hartono, S.T., M.Sc. merupakan ahli
dibidang kimia maka ia tidak mengkhawatirkan hal tersebut;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan ingin membuat film Java Attack ini
berkualitas dan caranya yaitu dengan adegan pengeboman yang ada dibuat
senyata mungkin sehingga dari hasil penjualan film tersebut PT. Sutera
Intercine Films dapat meraup keuntungan yang besar, dan alasan lain
karena adalah agar film Java Attack masuk dalam nominasi Toronto
Internasional Film Festival;

- Bahwa benar terdakwa mengetahui tentang RUPS PT. Sutera Intercine


Films pada tanggal 6 Desember 2010;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan hasil RUPS tersebut adalah terdakwa


memiliki kewenangan tertinggi dalam film yang diproduksi oleh PT Sutera
Intercine Films dan untuk film yang pembuatannya menggunakan bahan
peledak wajib menggunakan bahan peledak yang aman;

- Bahwa benar terdakwa menggunakan bahan peledak Nitrogliserin semata-


mata terdakwa lakukan untuk keuntungan perusahaan;

- Bahwa benar terdakwa tidak berada di lokasi syuting;

- Bahwa benar terdakwa mengawasi dan mengontrol jalannya proses syuting


melalui saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. dan terdakwa juga
menerima hasil rekaman syuting yang apabila terdakwa kurang puas
terdakwa segera menghungi saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan selain PT Sutera Intercine Films juga


ada beberapa perusahaan film yang menggunakan lokasi syuting di Pantai
Marina Semarang;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan tidak semua film yang diproduksi oleh
PT Sutera Intercine Films menggunakan bahan peledak hanya bergenre
action saja;

173
- Bahwa benar terdakwa mengatakan pihak PT Sutera Intercine Films dalam
proses pembuatan film selalu mengadakan rapat untuk membahas produksi
film Java Attack;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan rapat yang diadakan sebanyak dua kali;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan tidak dapat menghadiri rapat tersebut;

- Bahwa benar terdakwa mengetahui hasil dari kedua rapat tersebut;

- Bahwa benar terdakwa mengetahui hasil dari kedua rapat tersebut dari
notulensi yang ada sesuai dengan aturan PT Sutera Intercine Films yang
mana setiap pertemuan baik rapat biasa maupun RUPS selalu membuat
notulensi rapat untuk transparansi pada karyawan PT Sutera Intercine
Films lainnya;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan telah membaca hasil dari notulensi


rapat yang diadakan untuk persiapan film Java Attack;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan dalam notulensi rapat pertama


diputuskan untuk menggunakan bahan peledak Dayagel Pulsar pada film
Java Attack;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan alasan diadakannya rapat kedua karena


bahan peledak yang kami butuhkan sedang di embargo untuk pembuatan
film;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan hasil rapat ke dua ada beberapa opsi
bahan peledak yang akan kami gunakan salah satunya adalah Nitrogliserin
namun karena saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. selaku sutradara
tidak menyetujuinya maka bahan peledak yang digunakan adalah Black
Powder sesuai usulannya;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan yang mengusulkan menggunakan


Nitrogliserin adalah penata artistik film Java Attack yaitu Muhammad
Hafidz Habibie, S.Sn.;

174
- Bahwa benar terdakwa mengatakan tidak semua karyawan tetap PT Sutera
Intercine Films menjadi tim dalam film Java Attack;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,


M.Sn. bukan merupakan karyawan tetap PT Sutera Intercine Films dan
kami mempekerjakannya dengan kontrak kerjasama, jadi saksi Dhimas
Bayu Marindra, S.Sn. M.Sn. bertanggung jawab penuh atas film Java
Attack;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan jika terjadi kecelakaan dalam film ini
sesuai dengan kontrak maka yang bertanggung jawab adalah sutradara
yaitu saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan penunjukan saksi Dhimas Bayu


Marindra, S.Sn., M.Sn. berdasarkan pengalamannya dalam menangani film
bergenre action dan memiliki kemampuan yang bagus sebagai seorang
sutradara, serta kami terdakwa percaya dengan potensi besar yang dimilik
saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.

- Bahwa benar terdakwa mengatakan untuk adegan pengeboman PT Sutera


Intercine Films memiliki orang berkompeten untuk mengatur adegan
pengemboman sedemikian rupa, seperti saksi Dhimas Bayu Marindra,
S.Sn., M.Sn. sebagai sutradara, dan saksi Hartono, S.T., M.Sc. yang
mengerti dan mengurusi bahan peledak yang digunakan;

- Bahwa benar terdakwa mengetahui ledakan yang dilakukan pada tanggal 8


Maret 2014 yaitu 3 kali peledakan;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan apabila dilihat secara umum maka


yang berwenang untuk menyatakan suatu adegan diulang atau tidak adalah
sutradara yaitu saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan pembuatan film Java Attack telah


mengantongi semua izin yang diperlukan, namun pada adegan syuting
tanggal 8 Maret 2014 memang belum mengantongi izin dikarenakan belum
ada persiapan karena memang adegan syuting ulang diluar rencana;

175
- Bahwa benar terdakwa mengetahui keadaan Pantai Marina Semarang
akibat reklamasi yang dilakukan, info tersebut diketahui dari Manajer
lokasi yang telah melakukan survey dan mengambil gambar keadaan Pantai
Marina Semarang;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan PT Sutera Intercine Film setelah


kejadian itu segera melakukan RUPS, dalam RUPS tersebut pihak
perusahaan telah berniat untuk melakukan rehabilitasi dilokasi kejadian
untuk mengembalikan Pantai Marina ke keadaan sebelum ledakan bom
terjadi;

- Bahwa benar terdakwa mengatakan belum ada hasil dari RUPS tersebut,
dikarenakan tidak lama setelah melakukan RUPS saya ditahan dan
pekerjaan tersebut otomatis tertunda;

V. BARANG BUKTI :
Barang bukti yang diajukan dalam persidangan:
1. 1 (satu) bundel RUPS kesebelas nomor 176/ RUPS/12/ 2010, 06 Desember
2010;
2. 1 (satu) bundel hasil penelitian oleh Prof. Dr. Hendra Rizky, S.T., M.T ahli dari
LABFORCAB Semarang;
3. 1 (satu) keping Digital Virtual Disc (DVD) berisi video CCTV tanggal 16
Februari 2014;
4. 2 (dua) lembar Foto speedboat yang digunakan dalam film (sesudah dan
sebelum adegan pengeboman);
5. 1 (satu) lembar foto kamera rusak;
6. 1 (satu) Lembar foto terumbu karang rusak;
7. 1 (satu) Lembar foto padang lamun rusak;
8. 1 (satu) lembar foto Mesin speedboat Gosong;
9. 1 (satu) lembar foto Ikan Mati;
10. 1 (satu) bundel hasil penelitian terhadap Pantai Marina oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang;
11. 1 (satu) lembar Nota Pembelian Bahan Kimia;
12. 1 (satu) lembar foto Alat Peracik Bahan Kimia;
13. 1 (satu) lembar foto Tabung Reaksi;
14. 1 (satu) lembar foto Pipet;
15. 1 (satu) lembar foto Tabung Refluks;

176
16. 1 (satu) lembar foto Alat Distiler;
17. 1 (satu) lembar foto Penyaring Buchner;
18. 1 (satu) lembar foto 3 (liter) Nitrogliserin;
19. 1 (satu) lembar Printscreen chat Line Muhammad Hafiz Habibie dengan
Hartono 29 Januari 2013;
20. 1 (satu) lembar Printscreen chat Line Muhammad Hafiz Habibie dengan Rendi
Andika, S.I.Kom 7 Februari 2013;
21. 1(satu) lembar Printscreen chat Line Muhammad Hafiz Habibie dengan Rendi
Andika, S.I.Kom 9 Februari 2013;
22. 1 (satu) lembar Printscreen chat Line antara Rendi Andika dan Muhammad
Hafiz Habibie tanggal 15 Februari 2014;
23. 1 (satu) lembar printscreen e-mail dari pihak server line;
24. 1 (satu) lembar Transkrip chat line;
25. 1 (satu) lembar Nota pembelian speedboat.
Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan barang bukti berupa :

1. 1 (satu) Bundel Kontrak antara PT. Sutera Intercine Films dengan Sutradara,
tanggal 1 Maret 2011;
2. 1 (satu) bundel Notulensi Rapat tanggal 25 Januari 2013 Pembahasan Rincian
Proses Pembuatan Film Java Attack;
3. 1 (satu) bundel Notulensi Rapat tanggal 7 Februari 2014 Penentuan Bahan
Peledak untuk film Java Attack ;
4. 1 (satu) bundel RUPS Luar Biasa nomor 125/RUPSLB/03/2014;
5. 1 (satu) lembar koran Berita Jateng tertanggal 11 Januari 2012;
6. 1 (satu) bundel Sertifikat/piagam penghargaan Rendi sebelum menjadi Presiden
Direktur dan selama menjadi Presiden Direktur;
7. 1 (satu) lembar foto kontur tanah Pantai Marina sebelum dan saat reklamasi;
8. 1 (satu) keping Digital Virtual Disc (DVD) berisi Video Reklamasi Pantai
Marina;
9. 2 (dua) lembar dokumen Rekapitulasi Pengunjung Pantai Marina Semarang;
10. 1 (satu) lembar Foto Reklamasi Pantai Marina;

VI. FAKTA HUKUM.


Atas dasar keterangan para saksi yang disampaikan dalam persidangan, yang
satu sama lain bersesuaian dan mendukung, ditambah dari keterangan terdakwa
diperkuat dengan barang bukti yang diajukan dalam persidangan diperoleh
fakta hukum sebagai berikut :

177
- Bahwa benar PT. Sutera Intercine Films, berkantor di Jalan Pluit Timur
Nomor 88 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara,
DKI Jakarta yang bergerak dalam Rumah Produksi (Production House)
dan didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 11/Akt.Not/III/2000
tanggal 6 Maret 2000 dihadapan Notaris Saudara Dimitri Bustami, S.H.,
M.Kn. dan disahkan sebagai badan hukum oleh Departemen Hukum dan
Perundang-undangan dengan Nomor Pengesahan C-00117 HT. 03. 00. TH.
2000 pada tanggal 9 Maret 2000;

- Bahwa benar Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. adalah selaku


Presiden Direktur PT. Sutera intercine films, yang diangkat berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000
tertanggal 3 Agustus 2000;
- Bahwa benar Terdakwa memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
menentukan garis besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau
semua kegiatan pada perusahaan, bertanggung jawab atas kesejahteraan
perusahaan dan seluruh karyawan;

- Bahwa dengan semakin berkembang dan pupolernya Genre film action di


Indonesia maka terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera Intercine
Films tertarik untuk membuat film ber-Genre action, terdakwa pun
meminta saudara Krisno Hutagalung S.T untuk membuat script film
dengan genre action, yang akhirnya script film dengan judul Java Attack
dibuatnya;

- Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films


dalam menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk
memproduksi film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film
tersebut akan dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat
Arab guna berkerja sama dalam bidang financial dalam pembuatan film
Java Attack;

- Bahwa terdakwa dan saudara Nur Zahara B.A. dimelakukan kontrak kerja
sama dengan poin-poin sebagai berikut :

178
1. Nur Zahara B.A diberi hak untuk intervensi dalam hal:
- Pemilihan kru film
- Kegiatan produksi film
2. Terdakwa memegang hak tertinggi untuk mengambil keputusan
selama proses pengarapan film Java Attack ;

- Bahwa benar Saksi Nur Zahara B.A. Menunjuk Saksi Dhimas Bayu
Marindra S.Sn., M.Sn. Sebagai Sutradara dari film Java Attack. Serta Saksi
Dhimas Bayu Marinrdra S.Sn., M.Sn. Diamanahkan untuk membentuk kru
film yang dibutuhkan dalam proses pembuatan film Java Attack ;

- Bahwa benar Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn., menunjuk


Saudara Hafizha, S.I.Kom sebagai Manajer Lokasi dan Saksi Muhammad
Hafidz Habibie S.Sn. sebagai penata artistik ;

- Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2013 diadakan pertemuan antara


Saudara Nur Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,
Saudara Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom selaku Asisten Terdakwa,
Saudara krisno Hutagalung selaku penulis naskah, Saudara Hafizha,
S.I.Kom. dan Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn. di Unnes Hotel and
Convention Centre yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading
Nomor 77, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara. Pertemuan tersebut membahas secara rinci pembuatan film
Java Attack, terutama pada adegan pengeboman di Pantai Marina
Semarang ;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman


mengunakan bahan peledak Dayagel Pulsar sesuai dengan usulan dari
Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. Selaku sutradara;

- Bahwa benar pada tanggal 7 Februari 2013 diadakan pertemuan kembali


antara Saksi Nur Zahara B.A., Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn.,
Saudara Yuni Ramayani Tambun, S.I.Kom, Saudara Krisno Hutagalung,
S.T., Saudara Hafizha , S.I.Kom., Saksi Muhammad Hafidz Habibie, S.Sn.,
di Unnes Hotel and Convention Centre atas usulan dari Saksi Muhammad

179
Hafidz Habibie, S.Sn. karena ada kendala properti. Saksi Muhammad
Hafidz Habibie, S.Sn. mengusulkan untuk menggunakan bahan peledak
Nitrogliserin, karena bahan peledak berupa Dayagel Pulsar tidak bisa
didapatkan karena adanya embargo impor yang mengakibatkan bahan
peledak yang digunakan untuk pembuatan film dilarang. Saksi Dhimas
Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn. selaku sutradara keberatan menggunakan
Nitrogliserin karena dapat mengakibatkan dampak yang sangat berbahaya
bagi kru, pemain dan lingkungan sekitar di Pantai Marina Semarang ;

- Bahwa benar pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn.,
M.Sn. mengusulkan menggunakan bahan peledak Black Powder,
dikarenakan sifatnya yang aman dan memiliki daya ledak rendah, ia
berpendapat bahwa ledakan bisa dibuat terlihat nyata setelah melalui proses
editing, seluruh kru film menyepakati usulan Saksi Dhimas Bayu Marindra
S.Sn., M.Sn. ;

- Bahwa benar pada tanggal 8 Februari 2013 Saudara Yuni Ramayani


Tambun, S.I.Kom selaku asisten Terdakwa segera menyerahkan hasil rapat
dalam bentuk tulisan yang ditulis oleh notulensi Saudara Muhammad
Bahrul Amiq tentang hasil rapat pada tanggal 7 Februari 2013 dan ditanda
tangani oleh Saudara Nur Zahara B.A ;

- Bahwa benar setelah melihat dan memahami hasil rapat, Terdakwa


menghubungi Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn., guna menanyakan
keberatan Saksi Dhimas Bayu Marindra S.Sn., M.Sn., menggunakan
Nitrogliserin, dan menanyakan tentang Nitrogliserin yang dimaksud ;

- Bahwa benar Terdakwa melangsungkan pertemuan dengan Saksi Dhimas


Bayu Marindra S.Sn., M.Sn., dan Saksi Muhammad Hafidz Habibie S.Sn.
Dalam pertemuan tersebut disepakati adegan pengeboman di Pantai Marina
Semarang menggunakan bahan peledak Black Powder, sesuai dengan hasil
rapat tertanggal 7 Februari 2013;

- Bahwa benar tanggal 3 Februari dilakukan syuting pertama di Pantai


Marina Semarang dengan menggunakan bahan peledak Black Powder
sesuai dengan kesepakatan pertemuan pada tanggal 7 Februari 2013;

180
- Bahwa benar pada tanggal 10 Februari 2014 Terdakwa memberikan
tanggapan kurang puas atas adegan pengeboman yang dilakukan pada
tanggal 3 Februari 2014, Terdakwa juga mengajak Saksi Dhimas Bayu
Marindra S.Sn., M.Sn, untuk melakukan proses syuting ulang adegan
pengeboman yang akan dibahas lebih lanjut pada pertemuan tanggal 16
Februari 2014;

- Bahwa benar pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and


Convention Centre yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading
Nomor 77, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara diadakan pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. dan Saksi
Hartono S.T., M.Sc. Untuk membahas proses syuting ulang adegan
pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin;

- Bahwa benar pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,
M.Sn. Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan
nitrogliserin, yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan
nitrogliserin biaya yang akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan
sangat besar karena membutuhkan biaya tinggi untuk membuat
nitrogliserin selain itu dikarenakan sifat Nitrogliserin yang kurang stabil
sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada tidak jauh dari
Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki nilai lebih pada
ledakan yang akan dihasilkan;

- Bahwa benar Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan


nitrogliserin dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya
ledakan yang dihasilkan dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi
semakin menarik dan dari hasil penjualan film tersebut PT. Sutera
Intercine Films akan meraup keuntungan yang besar;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi


Hartono, S.T., M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java
Attack, dimana Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan
menggunakan Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi
Hartono, S.T., M.Sc. menyetujui tawaran tersebut ;

181
- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk
melakukan syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin,

- Bahwa benar kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 bertentangan


dengan hasil RUPS pada tanggal 6 Desember 2010, dimana hasil RUPS
yang seharusnya dijalankan oleh Terdakwa adalah dalam pembuatan film
Java Attack dilarang menggunakan bahan peledak berbahaya;

- Bahwa benar Terdakwa selaku Presiden Direktur PT Sutera Intercine Films


tidak mengindahkan hasil RUPS tersebut dengan cara membuat
kesepakatan bersama dengan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,
saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc.
untuk melakukan syuting ulang adegan pengeboman di Pantai Marina
Semarang menggunakan bahan peledak Nitrogliserin;

- Bahwa diketahui Nitrogliserin merupakan bahan peledak berbahaya yang


merupakan zat kimia yang berbentuk cair yang tidak stabil dan mudah
meledak. Berikut ini adalah sifat dan ciri-ciri dari nitrogliserin :
Tabel :
Ciri-Ciri Nitrogliserin
Rumus Kimia C3H5N3O9
Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning
ketika membusuk karena pH
berasam

- Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 dilakukan syuting ulang adegan


pengeboman menggunakan nitrogliserin, yang mana peledakan tersebut

182
mengakibatkan akibat ledakan yang mencapai radius 100 meter, dan
merusak sebagian sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan,
tumbuh-tumbuhan laut dan padang lamun;

- Bahwa sejak tahun 2009 Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang ekosistem terumbu karang
dan padang lamun, dengan hasil penelitian ekosistem terumbu karang pada
titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan 300 m dari bibir pantai,
sebagai berikut :
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2009
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 11
(HC)
Dead Coral
2 9
(DC)
Dead Coral
3 5
Algae (DCA)
Soft Coral
4
7
(SC)
Soft Coral
5 5
Sponges (SP)
Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria
Rusak (Buruk) Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2010

183
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 15
(HC)
Dead Coral
2 13
(DC)
Dead Coral
3 7
Algae (DCA)
Soft Coral
4 11
(SC)
Soft Coral
5 8
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan
sebesar 4%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 4%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 3%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak.
-
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2011

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100

184
Hard Coral
1 21
(HC)
Dead Coral
2 15
(DC)
Dead Coral
3 9
Algae (DCA)
Soft Coral
4 18
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami


penigkatan pesat sebesar 6%, Dead Coral (DC) mengalami
peningkatan sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami
peningkatan sebesar 2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan
sebesar 7%, dan Soft Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan
sebesar 4%. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang. Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih
daam kriteria rusak.
-
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2012

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 25
(HC)
Dead Coral
2 17
(DC)

185
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 23
(SC)
Soft Coral
5 15
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan
sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
1%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 5%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 3%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak (Buruk) kecuali Hard Coral (HC)
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2013

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 29
(HC)
Dead Coral
2 19
(DC)
Dead Coral
3 12
Algae (DCA)
Soft Coral
4 25
(SC)
Soft Coral
5 17
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan

186
sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 2%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 2%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak (Buruk) kecuali Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC).

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2014
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 32
(HC)
Dead Coral
2 21
(DC)
Dead Coral
3 13
Algae (DCA)
Soft Coral
4 27
(SC)
Soft Coral
5 19
Sponges (SP)
Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria
Rusak (Buruk) kecuali Bentuk Pertumbuhan Hard Coral (HC) dan Soft
Coral (SC) Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.

- Bahwa dikarenakan terjadi ledakan pada tanggal 8 Maret 2014 maka Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan kembali melakukan penelitian untuk memastikan

187
ekosistem terumbu karang pada titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitian tersebut :

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Maret 2014

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku

Hasil Kerusakan Terumbu Karang

NO Bentuk Penelitian
. Pertumbuhan Persentase Rusak Baik

Tutupan (%)
Buruk BAIK
SEDANG BAIK
SEKALI
(0- 24,9) 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 23
(HC)
Dead Coral
2 14
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)

4 Soft Coral (SC) 20

Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis pertumbuhan terumbu karang masuk


dalam kriteria Rusak (Buruk), Sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria
Baku Kerusakan Terumbu Karang. Serta terdapat penurunan yang
sangat signifikan pada persentase tutupan semua jenis pertumbuhan
terumbu karang tersebut apabila dibandingkan dengan hasil
penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
pada tanggal 10 Februari 2014.

- Bahwa sejak tahun 2009 Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang ekosistem terumbu karang

188
dan padang lamun, dengan hasil penelitian ekosistem padang lamun pada
titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan 300 m dari bibir pantai,
sebagai berikut :
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2009
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 33,94 27,67
rotundata

Cymodocea
2 17,06 16,63
serrulata

Halodule
3 12,71 7,90
uninervis

Halophila
4 8,64 7,03
ovalis

Thalassia
5 28,95 26,02
hemprichii

Syringodium
6 5,93 2,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun pada tahun 2009 masuk


dalam Kategori Rusak (Miskin) kecuali Cymodocea rotundata yang
masuk dalam Kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
Padang Lamun.
Tabel :

189
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2010
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 35,94 29,67
rotundata

Cymodocea
2 20,06 19,63
serrulata

Halodule
3 14,71 9,90
uninervis

Halophila
4 10,64 9,03
ovalis

Thalassia
5 30,95 28,02
hemprichii

Syringodium
6 6,93 3,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 2%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 3%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 2%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 2%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 2%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang

190
Kaya).
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2011
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 38,94 32,67
rotundata

Cymodocea
2 23,06 21,63
serrulata

Halodule
3 17,71 12,90
uninervis

Halophila
4 13,64 11,03
ovalis

Thalassia
5 33,95 31,02
hemprichii

Syringodium
6 8,93 5,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 3%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 3%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 3%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 3%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 3%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 2% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam

191
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya)
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2012
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 40,94 34,67
rotundata

Cymodocea
2 25,06 23,63
serrulata

Halodule
3 19,71 14,90
uninervis

Halophila
4 15,64 13,03
ovalis

Thalassia
5 35,95 22,02
hemprichii

Syringodium
6 9,93 6,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 2%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 2%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 2%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 2%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 2%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai

192
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya).

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2013
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 45,94 39,67
rotundata

Cymodocea
2 30,06 29,63
serrulata

Halodule
3 24,71 19,90
uninervis

Halophila
4 20,64 18,03
ovalis

Thalassia
5 40,95 38,02
hemprichii

Syringodium
6 10,93 8,71
isoetifolium

193
Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata
mengalami peningkatan sebesar 5%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 5%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 5%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 5%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 5%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea
serrulata dan Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak
(Kurang Kaya).
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2014
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 48,94 42,67
rotundata

Cymodocea
2 33,06 31,63
serrulata

Halodule
3 27,71 22,90
uninervis

Halophila
4 23,64 21,03
ovalis

Thalassia
5 43,95 41,02
hemprichii

194
Syringodium
6 12,93 9,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori


Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata
dan Thalassia hemprichii yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

- Bahwa dikarenakan terjadi ledakan pada tanggal 8 Maret 2014 maka Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan kembali melakukan penelitian untuk memastikan
ekosistem padang lamun pada titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitian tersebut :

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 11 Maret 2014
Hasil Penelitian
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
PERSENTASE
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
PENUTUPAN
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
JENIS (%)
NO. PADANG Penutupan Penutupan BAIK RUSAK
LAMUN Jenis (Ci) Relatif
(RCi) KURANG
KAYA/ SEHAT KAYA/KURA MISKIN
60 NG SEHAT 29,9
30 59,9
Cymodocea 29,94 28,67
1
rotundata

23,56 21,82
Cymodocea
2
serrulata

Halodule 19,79 18,93


3
uninervis

195
Halophila 16,64 16,03
4
ovalis

Thalassia 32,65 31,92


5
hemprichii

Syringodiu 9,73 6,91


6 m
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori


Rusak (Miskin) terkecuali Thalassia hemprichii yang masuk dalam
kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria
Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. Dan
terdapat penurunan yang signifikan pada tiap persentase tutupan
padang lamun apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang pada tanggal 13
Februari 2014.

- Bahwa benar dengan adanya ledakan yang terjadi di Pantai Marina


Semarang pada tanggal 8 Maret 2014 mengakibatkan dilampauinya
Kriteria baku Kerusakan Lingkungan Hidup yaitu Ekosistem Terumbu
Karang dan Padang Lamun di Pantai Marina Semarang ;

VII. ANALISISIS YURIDIS


Berdasarkan fakta hukum yang terungkap dalam persidangan melalui
keterangan para saksi, ahli, surat keterangan terdakwa serta barang-barang bukti
yang diajukan dalam persidangan, maka sampailah kami pada pembuktian
unusur-unsur tindak pidana yang kami dakwaan kepada terdakwa.

Sebelum kami sampai pada pembuktian unsur-unsur dalam dakwaan,


terlebih dahulu perlu kami kemukakan bahwa berhubung surat dakwaan kami
disusun secara kombinasi alternatif, yaitu:

Oleh karena dakwaan kami merupakan dakwaan kombinasi alternatif maka kami
akan membuktikan dakwaan yang menurut kami terbukti yaitu dakwaan
KESATU yaitu:

196
KESATU :
PRIMAIR : Pasal 98 ayat (1) jo Pasal 116 Undang-Undang No 32 Tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup jo Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP;

SUBSIDAIR : Pasal 99 ayat (1) jo Pasal 116 Undang-Undang No 32 Tahun


2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup jo Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP;

Karena dakwaan KESATU disusun secara Subsidaritas maka kami akan


membuktikan terlebih dahulu dakwaan kesatu primair Pasal 98 ayat (1) jo Pasal
116 Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup jo Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP dan : Pasal 187 ayat (2) jo
Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP.
dengan unsur-unsur sebagai berikut :

1. Setiap orang;
2. Dengan sengaja;
3. Melakukan perbuatan mengakibatkanya dilampauinya baku mutu
udara ambien, baku mutu air, baku mutu laut, atau kriteria baku mutu
kerusakan lingkungan hidup;
4. Tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau atas nama
badan usaha atau dilakukan oleh orang yang berdasarkan hubungan
lain yang bertindak dalam lingkungan kerja badan usaha;
5. Yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan
perbuatan;

Ad. 1. Unsur Setiap orang


Bahwa yang di maksud dengan setiap orang menurut pasal 1 angka 32
Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindunga dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup adalah Orang perseorangan atau Badan usaha, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum. Oleh karena unsur setiap
orang adalah sebagai subyek hukum yang dapat dipertanggung jawabkan atas
perbuatannya. Sebagai subyek yang dapat dipertanggung jawabkan atas
perbuatannya. Bahwa secara teoritis, kata setiap orang menunjukan kepada siapa
orangnya yang harus bertanggungjawab atas perbuatan (tindak pidana) yang

197
didakwakan itu atau setidak-tidaknya mengenai siapa orangnya yang harus
dijadikan terdakwa. Tegasnya, kata setiap orang identik dengan terminologi kata
barang siapa (hij).
Bahwa dengan demikian, kata setiap orang sebagai siapa saja yang
harus dijadikan tedakata atau setiap orang sebagai subyek hukum pendukung
hak dan kewajiban yang dapat dimintai pertanggungjwaban pidana atas tindak
pidana yang dilakukna sehingga secara histories-kronologis manusia sebagai
subyek hukum telah dengan sendirinya memiliki kemampuan bertnaggungjawab
kecuali secara tegas Undang-Undang menentukan lain (Mahkamah Agung RI,
buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Administrasi Buku II, Edisi
Revisi,2006,hlm209);
bila konsep teoritis dan normatif mengenai setiap orang dihubungkan
dengan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan diperoleh hal-
hal sebagai berikut:

- Bahwa di persidangan telah dihadapkan Terdakwa RENDI ANDIKA,


S.I.Kom., M.M. membenarkan sebagai Presiden Direktur PT. Sutera intercine
films, yang diangkat berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Nomor 231/RUPS/08/2000 tertanggal 3 Agustus 2000, yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan, mengawasi jalannya kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan, memantau semua kegiatan pada perusahaan, bertanggung
jawab atas kesejahteraan perusahaan dan seluruh karyawan;

- Dalam perkara ini, Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M., pada saat
dilakukannya tindak pidana tersebut dalam keadaan sehat jasmani dan rohani
dan tidak berada dalam keadaan terpaksa oleh suatu kekuasaan yang tidak
dapat dihindarinya. Bahwa hal lain juga dikuatkan oleh suatu fakta bahwa
selama persidangan Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M., tidak
dijumpai adanya alasan pemaaf maupun pembenar, sehingga Terdakwa
RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M., dapat mempertanggungjawabkan
perbuatannya;

- Bahwa dalam kapasitasnya sebagai Presiden Direktur PT. Sutera Intercine


Films maka keberadaan terdakwa dalam hal ini bertindak untuk dan atau atas
nama kepentingan PT.Sutera Intercine Films;

198
Dengan demikian unsur setiap orang telah terpenuhi.

Ad 2. Unsur Dengan sengaja


Bahwa Menurut Satochid Kartanegara, yang dimaksud dengan
sengaja adalah willens en wettens yakni seseorang yang melakukan suatu
perbuatan dengan sengaja harus menghendaki (willen) perbuatan itu serta harus
juga menginsyafi atau mengerti (weten) akan akibat dari perbuatan itu.(Satochid
Kartanegara, Hukum Pidana, Bagian Satu, Balai Lektur Mahasiwa,
Jakarta, hlm. 291).
Bahwa yang dimaksud dengan sengaja adalah menginsyafi atau
menghendaki dimana menginsyafi dimaksudkan bahwa terdakwa yahu bahwa
suatu perbuatan dilarang, sedangkan menghendaki bermakna walaupun terdakwa
tahu bila perbuatan yang dilakukan merupakan perbuatan terlarang tapi terdakwa
tetap melakukannya. Dalam teori hukum pidana dikenal adanya 3 corak/bentuk
kesengajaan yaitu :
1. Kesengajaan sebagai maksud (Opzet als oogmerk)
Bahwa yang dimaksud kesengajaan sebagai maksud adalah bahwa antara
perbuatan dengan akibat terjalin adanya hubungan sebab-akibat, artinya
bahwa akibat timbul disebabkan adanya perbuatan yang dilakukan dan dalam
delik materi, akibat itu merupakan tujuan si pelaku;
2. Kesengajaan sebagai keharusan (Opzet bij noodzakelijk heids)
Bahwa yang dimaksud kesengajaan sebagai keharusan adalah bahwa akibat
adalah merupakan suatu keharusan untuk mencapai tujuan tertentu dari si
pelaku dan akibat merupakan unsur dari suatu delik. Bahwa dalam hal ini
kehendak yang ditujukan terhadap akibat tertentu tadi bukan merupakan
kesengajaan sebagai maksud, akan tetapi ia menyadari/insyaf bahwa dengan
melakukan perbuatan untuk mencapai akibat tertentu itu, akan menimbulkan
akibat lain yang bukan merupaka tujuan perbuatannya.
3. Kesengajaan sebagai kemungkinan (Opzet bij mogelijk heids bewust
zijn/dolus eventualis)
Bahwa sengaja sebagai kemungkinan adalah bahwa pelaku telah menyadari
sepenuhnya tentang kemungkinan yang akan terjadi sebagai akibat
dilakukannya perbuatan tersebut, namun perbuatan tersebut tetap dilakukan
dengan sengaja, meskipun ada alternatif lain untuk menghindari kemungkinan
yang tidak diharapkan tersebut.
Bahwa dalam hal perbuatan yang dilakukan terdakwa masuk dalam
bentuk kesengajaan sebagai kemungkinan (Opzet bij mogelijk heids

199
bewustzijn/dolus eventualis), Unsur dengan sengaja melakukan perbuatan
yang mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air,
baku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, bila
konsep teoritis mengenai kesengajaan dihubungkan dengan fakta-fakta
hukum yang terungkap di persidangan diperoleh hal-hal sebagai
berikut:

- Bahwa benar PT. Sutera Intercine Films, berkantor di Jalan Pluit Timur
Nomor 88 Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara,
DKI Jakarta yang bergerak dalam Rumah Produksi (Production House)
dan didirikan berdasarkan Akta Notaris Nomor 11/Akt.Not/III/2000
tanggal 6 Maret 2000 dihadapan Notaris Saudara Dimitri Bustami, S.H.,
M.Kn. dan disahkan sebagai badan hukum oleh Departemen Hukum dan
Perundang-undangan dengan Nomor Pengesahan C-00117 HT. 03. 00. TH.
2000 pada tanggal 9 Maret 2000;

- Bahwa benar Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. adalah selaku


Presiden Direktur PT. Sutera intercine films, yang diangkat berdasarkan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Nomor 231/RUPS/08/2000
tertanggal 3 Agustus 2000;

- Bahwa benar Terdakwa memiliki tugas dan tanggung jawab untuk


menentukan garis besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau
semua kegiatan pada perusahaan, bertanggung jawab atas kesejahteraan
perusahaan dan seluruh karyawan;

- Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films


dalam menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk
memproduksi film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film
tersebut akan dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat
Arab guna berkerja sama dalam bidang financial dalam pembuatan film
Java Attack;

200
- Bahwa menurut keterangan terdakwa PT. Sutera Intercine Films
menargetkan film Java Attack masuk dalam nominasi Toronto
Internasional Festival Films;

- Bahwa benar tanggal 3 Februari dilakukan syuting pertama di Pantai


Marina Semarang dengan menggunakan bahan peledak Black Powder
sesuai dengan kesepakatan pertemuan pada tanggal 7 Februari 2013;

- Bahwa benar pada tanggal 10 Februari 2014 Terdakwa memberikan


tanggapan kurang puas atas adegan pengeboman yang dilakukan pada
tanggal 3 Februari 2014, Terdakwa juga mengajak Saksi Dhimas Bayu
Marindra S.Sn., M.Sn, untuk melakukan proses syuting ulang adegan
pengeboman yang akan dibahas lebih lanjut pada pertemuan tanggal 16
Februari 2014;

- Bahwa benar pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and


Convention Centre yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading
Nomor 77, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara diadakan pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. dan Saksi
Hartono S.T., M.Sc. Untuk membahas proses syuting ulang adegan
pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin;

- Bahwa diketahui Nitrogliserin merupakan bahan peledak berbahaya yang


merupakan zat kimia yang berbentuk cair yang tidak stabil dan mudah
meledak. Berikut ini adalah sifat dan ciri-ciri dari nitrogliserin :
Tabel :
Ciri-Ciri Nitrogliserin
Rumus Kimia C3H5N3O9
Berat Molekul 227.09 g/mol
Densitas 1.59 g/ml
Tekanan Uap 0.00026 mm of Hg at 20oC
Kelarutan Dalam Air 1.95 g/L
1.25 g/L
Panas Detonasi 218oC
Titik Lebur 2.8oC (bentuk kristal labile)

201
13.5oC (bentuk kristal stable)
Kecepatan Ledakan 7700 m/dt
Warna Tak berwarna, tetapi kuning
ketika membusuk karena pH
berasam

- Bahwa benar pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,
M.Sn. Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan
nitrogliserin, yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan
nitrogliserin biaya yang akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan
sangat besar karena membutuhkan biaya tinggi untuk membuat
nitrogliserin selain itu dikarenakan sifat Nitrogliserin yang kurang stabil
sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada tidak jauh dari
Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki nilai lebih pada
ledakan yang akan dihasilkan;

- Bahwa benar Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan


nitrogliserin dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya
ledakan yang dihasilkan dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi
semakin menarik dan dari hasil penjualan film tersebut PT. Sutera
Intercine Films akan meraup keuntungan yang besar;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi


Hartono, S.T., M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java
Attack, dimana Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan
menggunakan Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi
Hartono, S.T., M.Sc. menyetujui tawaran tersebut ;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk


melakukan syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin,

- Bahwa benar kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 bertentangan


dengan hasil RUPS pada tanggal 6 Desember 2010, dimana hasil RUPS
yang seharusnya dijalankan oleh Terdakwa adalah dalam pembuatan film
Java Attack dilarang menggunakan bahan peledak berbahaya;

202
- Bahwa benar Terdakwa selaku Presiden Direktur PT Sutera Intercine Films
tidak mengindahkan hasil RUPS tersebut dengan cara membuat
kesepakatan bersama dengan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,
saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc.
untuk melakukan syuting ulang adegan pengeboman di Pantai Marina
Semarang menggunakan bahan peledak Nitrogliserin;

- Bahwa terdakwa tidak mengindahkan hasil RUPS dengan


No.176.RUPS/XII/2010 pada tanggal 6 Desember 2010 yang mana poin-
poin RUPS tersebut sebagai berikut :
o Terdakwa memiliki kewenangan tertinggi dalam seluruh film
yang diproduksi oleh PT Sutera Intercine Films.
o Pembuatan film yang dalam pembuatannya membutuhkan
bahan peledak, wajib menggunakan bahan peledak yang aman;

- Bahwa terdakwa juga tidak mengindahkan Keputusan Presiden Nomor 14


Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun
1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 dan Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak Komersial;

- Bahwa terdakwa juga tidak mengindahkan resiko yang telah ia


ketahuiapabila menggunakan bahan peledak berbahaya dan terlarang
seperti nitrogliserin,;

- Bahwa terdakwa hanya memintingkan keuntungan PT. Sutera Intercine


Films dan target dari PT. Sutera Intercine Films yang menginginkan film
Java Attack masuk dalam nominasi Toronto Internasional Film Festival;

- Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 dilakukan syuting adegan pengeboman


menggunakan nitrogliserin, yang mana peledakan tersebut mengakibatkan
akibat ledakan yang mencapai radius 100 meter, dan merusak sebagian
sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan, tumbuh-tumbuhan laut
dan padang lamun;
Dengan demikian unsur dengan sengaja telah terpenuhi.

203
Ad 3. Unsur Melakukan perbuatan mengakibatkan dilampuinya baku mutu
udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.
Bahwa yang dimaksud dengan unsur mengakibatkan dilampuinya baku
mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut atau kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup, adalah tindakan seseorang baik orang perorangan
maupun korporasi terkait dengan aktivitasnya di bidang lingkungan hidup
menyebabkan tidak dipatuhinya standar baku mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah sehingga mengakibatkan baku mutu udara ambien, baku mutu air,
baku mutu air laut atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup tidak bisa lagi
dinikmati seperti sediakala.
Bahwa unsur mengakibatkan dilampauinya.. mensyaratkan adanya
akibat berupa dilampauinya baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku
mutu air laut atau kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Artinya, tindakan
pelaku in casu terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. yang mana
melakukan proses syuting adegan pengeboman menggunakan bahan peledak
berbahaya yaitu Nitrogliserin dalam rangka pembuatan film Java Attack yang
diproduksi oleh PT. Sutera Itercine Films yang menyebabkan baku mutu udara
ambien, baku mutu air, baku mutu air laut atau kriteria baku kerusakan
lingkungan hidup terlampaui sehingga lingkungan menjadi rusak. Hal ini
karena delik dalam ketentuan Pasal 98 ayat (1) UU No. 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan delik materiil,
yaitu delik yang mensyaratkan adanya akibat tertentu yang dilarang oleh hukum
pidana. Tindakan terdakwa yang mana melakukan proses syuting adegan
pengeboman menggunakan bahan peledak berbahaya yaitu Nitrogliserin dalam
rangka pembuatan film Java Attack harus menyebabkan baku mutu dimaksud
terlampaui.
Bahwa sesuai kriteria baku kerusakan lingkungan hidup dalam Pasal 21
ayat (1), (2), dan (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi :
(1) Untuk menentukan terjadinya kerusakan
lingkungan hidup, ditetapkan kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup.

(2) Kriteria baku kerusakan lingkungan hidup


meliputi kriteria baku kerusakan ekosistem dan
kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim.

(3) Kriteria baku kerusakan ekosistem meliputi:


a. kriteria baku kerusakan tanah untuk

204
produksi biomassa;

b. kriteria baku kerusakan terumbu karang;

c. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup


yang berkaitan dengan kebakaran hutan
dan/atau lahan;

d. kriteria baku kerusakan mangrove;

e. kriteria baku kerusakan padang lamun;

f. kriteria baku kerusakan gambut;

g. kriteria baku kerusakan karst; dan/atau

h. kriteria baku kerusakan ekosistem lainnya


sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Bahwa dengan penjelasan diatas maka yang dimaksud dengan kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup adalah ekosistem yang ada pada Pasal 21
ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Bahwa dalam menentukan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
suatu ekosistem yang ada merujuk pada Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup terkait dengan ekosistem yang rusak.
Bahwa tindakan terdakwa merusak ekosistem terumbu karang dan
padang lamun sebagai mana dakwaan KESATU Primair, dan untuk
menentukan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup ekosistem terumbu
karang merujuk pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 4
Tahun 2001 Tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang, serta untuk
menentukan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup ekosistem padang lamun
merujuk pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 Tahun
2004 Tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang
Lamun.
Bahwa bila uraian teoritis dan normatif di atas dihubungkan
dengan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
- Bahwa benar Terdakwa memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
menentukan garis besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau
semua kegiatan pada perusahaan, bertanggung jawab atas kesejahteraan
perusahaan dan seluruh karyawan;

205
- Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films
dalam menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk
memproduksi film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film
tersebut akan dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat
Arab guna berkerja sama dalam bidang financial dalam pembuatan film
Java Attack;

- Bahwa menurut keterangan terdakwa PT. Sutera Intercine Films


menargetkan film Java Attack masuk dalam nominasi Toronto
Internasional Festival Films;
- Bahwa benar tanggal 3 Februari dilakukan syuting pertama di Pantai
Marina Semarang dengan menggunakan bahan peledak Black Powder
sesuai dengan kesepakatan pertemuan pada tanggal 7 Februari 2013;

- Bahwa benar pada tanggal 10 Februari 2014 Terdakwa memberikan


tanggapan kurang puas atas adegan pengeboman yang dilakukan pada
tanggal 3 Februari 2014, Terdakwa juga mengajak Saksi Dhimas Bayu
Marindra S.Sn., M.Sn, untuk melakukan proses syuting ulang adegan
pengeboman yang akan dibahas lebih lanjut pada pertemuan tanggal 16
Februari 2014;

- Bahwa benar pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and


Convention Centre yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading
Nomor 77, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara diadakan pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. dan Saksi
Hartono S.T., M.Sc. Untuk membahas proses syuting ulang adegan
pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin;

- Bahwa benar pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,
M.Sn. Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan
nitrogliserin, yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan
nitrogliserin biaya yang akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan
sangat besar karena membutuhkan biaya tinggi untuk membuat

206
nitrogliserin selain itu dikarenakan sifat Nitrogliserin yang kurang stabil
sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada tidak jauh dari
Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki nilai lebih pada
ledakan yang akan dihasilkan;

- Bahwa benar Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan


nitrogliserin dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya
ledakan yang dihasilkan dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi
semakin menarik dan dari hasil penjualan film tersebut PT. Sutera
Intercine Films akan meraup keuntungan yang besar;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi


Hartono, S.T., M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java
Attack, dimana Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan
menggunakan Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi
Hartono, S.T., M.Sc. menyetujui tawaran tersebut ;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk


melakukan syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin,

- Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 dilakukan syuting ulang adegan


pengeboman menggunakan nitrogliserin, yang mana peledakan tersebut
mengakibatkan akibat ledakan yang mencapai radius 100 meter, dan
merusak sebagian sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan,
tumbuh-tumbuhan laut dan padang lamun;

- Bahwa sejak tahun 2009 Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang ekosistem terumbu karang
dan padang lamun, dengan hasil penelitian ekosistem terumbu karang pada
titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan 300 m dari bibir pantai,
sebagai berikut :
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2009

207
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 11
(HC)
Dead Coral
2 9
(DC)
Dead Coral
3 5
Algae (DCA)
Soft Coral
4
7
(SC)
Soft Coral
5 5
Sponges (SP)
Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria
Rusak (Buruk) Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2010
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 15
(HC)
Dead Coral
2 13
(DC)
Dead Coral
3 7
Algae (DCA)

208
Soft Coral
4 11
(SC)
Soft Coral
5 8
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan
sebesar 4%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 4%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 3%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak.

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2011

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 21
(HC)
Dead Coral
2 15
(DC)
Dead Coral
3 9
Algae (DCA)
Soft Coral
4 18
(SC)
Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami

209
penigkatan pesat sebesar 6%, Dead Coral (DC) mengalami
peningkatan sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami
peningkatan sebesar 2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan
sebesar 7%, dan Soft Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan
sebesar 4%. Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang. Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih
daam kriteria rusak.

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2012

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 25
(HC)
Dead Coral
2 17
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)
Soft Coral
4 23
(SC)
Soft Coral
5 15
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan

210
sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
1%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 5%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 3%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak (Buruk) kecuali Hard Coral (HC)
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2013

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 29
(HC)
Dead Coral
2 19
(DC)
Dead Coral
3 12
Algae (DCA)
Soft Coral
4 25
(SC)
Soft Coral
5 17
Sponges (SP)
Kesimpulan : Pada Pertumbuhan Hard Coral (HC) mengalami
penigkatan sebesar 4%, Dead Coral (DC) mengalami peningkatan
sebesar 2%, Dead Coral Algae (DCA) mengalami peningkatan sebesar
2%, Soft Coral (SC) mengalami peningkatan sebesar 2%, dan Soft
Coral Sponges (SP) mengalami peningkatan sebesar 2%. Sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 04
Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terumbu Karang.
Dalam hal ini semua jenis terumbuh karang masih daam kriteria
rusak (Buruk) kecuali Hard Coral (HC) dan Soft Coral (SC).

211
Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Februari 2014
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Hasil
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku
Penelitian
Bentuk Kerusakan Terumbu Karang
NO. Persentase
Pertumbuhan RUSAK BAIK
Tutupan
BAIK
BURUK SEDANG BAIK
(%) SEKALI
0 - 24,9 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 32
(HC)
Dead Coral
2 21
(DC)
Dead Coral
3 13
Algae (DCA)
Soft Coral
4 27
(SC)
Soft Coral
5 19
Sponges (SP)
Kesimpulan : Semua jenis terumbu karang masuk dalam kriteria
Rusak (Buruk) kecuali Bentuk Pertumbuhan Hard Coral (HC) dan Soft
Coral (SC) Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan
Terumbu Karang.

- Bahwa dikarenakan terjadi ledakan pada tanggal 8 Maret 2014 maka Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan kembali melakukan penelitian untuk memastikan
ekosistem terumbu karang pada titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitian tersebut :

Tabel :
Hasil Penelitian Terumbu Karang Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 10 Maret 2014

212
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku

Hasil Kerusakan Terumbu Karang

NO Bentuk Penelitian
. Pertumbuhan Persentase Rusak Baik

Tutupan (%)
Buruk BAIK
SEDANG BAIK
SEKALI
(0- 24,9) 25 - 49,9 50 - 74,9
75 - 100
Hard Coral
1 23
(HC)
Dead Coral
2 14
(DC)
Dead Coral
3 10
Algae (DCA)

4 Soft Coral (SC) 20

Soft Coral
5 12
Sponges (SP)

Kesimpulan : Semua jenis pertumbuhan terumbu karang masuk


dalam kriteria Rusak (Buruk), Sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 04 Tahun 2001 tentang Kriteria
Baku Kerusakan Terumbu Karang. Serta terdapat penurunan yang
sangat signifikan pada persentase tutupan semua jenis pertumbuhan
terumbu karang tersebut apabila dibandingkan dengan hasil
penelitian Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang
pada tanggal 10 Februari 2014.

- Bahwa sejak tahun 2009 Tim Ahli Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang telah melakukan penelitian tentang ekosistem terumbu karang
dan padang lamun, dengan hasil penelitian ekosistem padang lamun pada
titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan 300 m dari bibir pantai,
sebagai berikut :
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2009

213
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 33,94 27,67
rotundata

Cymodocea
2 17,06 16,63
serrulata

Halodule
3 12,71 7,90
uninervis

Halophila
4 8,64 7,03
ovalis

Thalassia
5 28,95 26,02
hemprichii

Syringodium
6 5,93 2,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun pada tahun 2009 masuk


dalam Kategori Rusak (Miskin) kecuali Cymodocea rotundata yang
masuk dalam Kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004
tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
Padang Lamun.
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2010
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
JENIS
NO. PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PADANG
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
LAMUN
(%) Padang Lamun

214
Penutupan Penutupan
Jenis (Ci) Relatif BAIK RUSAK
(RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 35,94 29,67
rotundata

Cymodocea
2 20,06 19,63
serrulata

Halodule
3 14,71 9,90
uninervis

Halophila
4 10,64 9,03
ovalis

Thalassia
5 30,95 28,02
hemprichii

Syringodium
6 6,93 3,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 2%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 3%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 2%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 2%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 2%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya).
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2011

215
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 38,94 32,67
rotundata

Cymodocea
2 23,06 21,63
serrulata

Halodule
3 17,71 12,90
uninervis

Halophila
4 13,64 11,03
ovalis

Thalassia
5 33,95 31,02
hemprichii

Syringodium
6 8,93 5,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 3%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 3%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 3%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 3%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 3%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 2% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya)
Tabel :

216
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2012
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 40,94 34,67
rotundata

Cymodocea
2 25,06 23,63
serrulata

Halodule
3 19,71 14,90
uninervis

Halophila
4 15,64 13,03
ovalis

Thalassia
5 35,95 22,02
hemprichii

Syringodium
6 9,93 6,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 2%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 2%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 2%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 2%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 2%, dan
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata dan

217
Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya).

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2013
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 45,94 39,67
rotundata

Cymodocea
2 30,06 29,63
serrulata

Halodule
3 24,71 19,90
uninervis

Halophila
4 20,64 18,03
ovalis

Thalassia
5 40,95 38,02
hemprichii

Syringodium
6 10,93 8,71
isoetifolium

Kesimpulan : Hasil peneitian tahun 2010 Cymodocea rotundata


mengalami peningkatan sebesar 5%, Cymodocea serrulata mengalami
peningkatan sebesar 5%, Halodule uninervis mengalami peningkatan
sebesar 5%, Halophila ovalis mengalami peningkatan sebesar 5%,
Thalassia hemprichii mengalami peningkatan sebesar 5%, dan

218
Syringodium isoetifolium mengalami peningkatan sebesar 1% sesuai
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 200
tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan Pedoman
Penentuan Status Padang Lamun. Semua padang lamun masuk dalam
Kategori Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea
serrulata dan Thalassia hemprichii, yang masuk dalam kategori Rusak
(Kurang Kaya).
Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 13 Februari 2014
Hasil Penelitian Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
PERSENTASE Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku
PENUTUPAN Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status
(%) Padang Lamun
JENIS Penutupan Penutupan
NO. PADANG BAIK RUSAK
Jenis (Ci) Relatif
LAMUN (RCi) KURANG
KAYA/
KAYA/KURANG MISKIN
SEHAT
SEHAT 29,9
60
30 59,9
Cymodocea
1 48,94 42,67
rotundata

Cymodocea
2 33,06 31,63
serrulata

Halodule
3 27,71 22,90
uninervis

Halophila
4 23,64 21,03
ovalis

Thalassia
5 43,95 41,02
hemprichii

Syringodium
6 12,93 9,71
isoetifolium

Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori


Rusak (Miskin) terkecuali Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata

219
dan Thalassia hemprichii yang masuk dalam kategori Rusak (Kurang
Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun.

- Bahwa dikarenakan terjadi ledakan pada tanggal 8 Maret 2014 maka Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan kembali melakukan penelitian untuk memastikan
ekosistem padang lamun pada titik ledakan yang memiliki luas 31.400 m2 dan
300 m dari bibir pantai, berikut ini hasil penelitian tersebut :

Tabel :
Hasil Penelitian Padang Lamun Tim Ahli Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang 11 Maret 2014
Hasil Penelitian
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
PERSENTASE
200 tahun 2004 tentang Kriteria Baku Kerusakan dan
PENUTUPAN
Pedoman Penentuan Status Padang Lamun
JENIS (%)
NO. PADANG Penutupan Penutupan BAIK RUSAK
LAMUN Jenis (Ci) Relatif
(RCi) KURANG
KAYA/ SEHAT KAYA/KURA MISKIN
60 NG SEHAT 29,9
30 59,9
Cymodocea 29,94 28,67
1
rotundata

23,56 21,82
Cymodocea
2
serrulata

Halodule 19,79 18,93


3
uninervis

Halophila 16,64 16,03


4
ovalis

Thalassia 32,65 31,92


5
hemprichii

Syringodiu 9,73 6,91


6 m
isoetifolium

220
Kesimpulan : Semua Jenis Padang Lamun masuk dalam Kategori
Rusak (Miskin) terkecuali Thalassia hemprichii yang masuk dalam
kategori Rusak (Kurang Kaya) sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 200 tahun 2004 tentang Kriteria
Baku Kerusakan dan Pedoman Penentuan Status Padang Lamun. Dan
terdapat penurunan yang signifikan pada tiap persentase tutupan
padang lamun apabila dibandingkan dengan hasil penelitian Tim Ahli
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang pada tanggal 13
Februari 2014.

- Bahwa benar dengan adanya ledakan yang terjadi di Pantai Marina


Semarang pada tanggal 8 Maret 2014 mengakibatkan dilampauinya
Kriteria baku Kerusakan Lingkungan Hidup yaitu Ekosistem Terumbu
Karang dan Padang Lamun di Pantai Marina Semarang ;

Dengan demikian melakukan perbuatan yang mengakibatkan dilampuinya


baku mutu udara ambien, baku mutu air, baku mutu air laut, atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup telah terpenuhi.

Ad 4. Unsur Tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau


atas nama badan usaha atau dilakukan oleh orang, yang
berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang
bertindak dalam lingkungan kerja badan usaha.

Bahwa secara teoritis terdapat dua teori untuk menentukan ada tidaknya
tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi, yaitu teori identifikasi dan teori
pelaku fungsional (functioneel daaderschap) Teori yang pertama mengatakan
bahwa korporasi dapat melakukan perbuatan pidana secara langsung melalui
orang-orang yang sangat berhubungan erat dengan korporasi dan dipandang
sebagai korporasi itu sendiri. Perbuatan yang dilakukan oleh anggota-anggota
tertentu dari korporasi, selama perbuatan itu berkaitan dengan korporasi,
dianggap sebagai perbuatan dari korporasi itu sendiri. Sehingga ketika perbuatan
tersebut mengakibatakan terjadinya kerugian, atau dengan kata lain, jika anggota
tertentu tersebut melakukan perbuatan pidana, sesungguhnya perbuatan pidana
itu merupakan perbuatan pidana yang dilakukan korporasi sehingga korporasi
juga bisa dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan pidana yang dilakukan.
Teori ini juga mengatakan bahwa korporasi dianggap melakukan suatu

221
perbuatan pidana jika orang yang diidentifikasi dengan korporasi bertindak
dalam ruang lingkup jabatannya. Jika orang itu melakukan perbuatan pidana
dalam kapasitasnya sebagai pribadi, dengan sendirinya perbuatan itu bukan
perbuatan korporasi (Dwidja Priyanto, Kebijakan Legislatif Tentang Sistem
Pertanggungjawaban Korporasi di Indonesia, CV. Utomo, Bandung, 2004,
halaman 90).
Sedangkan pada teori yang kedua menyatakan bahwa dalam lingkungan
sosial ekonomi pembuat (korporasi) tidak perlu selalu melakukan perbuatan itu
secara fisik, tapi bisa saja perbuatan itu dilakukan oleh pegawainya, asal saja
perbuatan itu masih dalam ruang lingkup fungsi-fungsi dan kewenangan
korporasi (Mardjono Reksidiputro, Kemajuan Pembangunan Ekonomi dan
Kejahatan, Cetakan Pertama, Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengabdian
Hukum (Lembaga Kriminolgi), Universitas Indonesia, Jakarta, 1994,
halaman 107-108).
Tetapi karena korporasi tidak bisa melakukan perbuatan itu sendiri,
perbuatan itu dialihkan kepada pegawai korporasi berdasarkan ketentuan-
ketentuan yang secara tegas tercantum dalam Angaran Dasar dan Angaran
Rumah Tangga. Jika pegawai tersebut melakukan suatu perbuatan yang dilarang
oleh hukum (perbuatan pidana), sesungguhnya perbuatan itu merupakan
perbuatan pidana yang hakikatnya dilakukan oleh korporasi (Mahrus Ali,
Kejahatan Korporasi, Arti Bumi Intaran, Yogyakarta, 2008).
Bahwa berdasarkan dua teori di atas dapat disimpulkan, bahwa konstruksi
yuridis yang bisa dijadikan pijakan untuk mendesign bahwa korporasi juga bisa
melakukan perbuatan pidana dengan melihat apakah perbuatan pidana yang
dilakukan oleh pegawai atau anggota dari korporasi masih dalam ruang lingkup
atau kewenangan korporasi, ataukah semata-mata dilakukan atas kehendak
pribadi melalui orang-orang yang identik dengan korporasi dan dipandang
sebagai korporasi itu sendiri. Jika perbuatan pidana merupakan perbuatan yang
sesungguhnya masih dalam ruang lingkup dan kewenangan dari korporasi,
perbuatan itu dianggap sebagai perbuatan korporasi sehingga ia bisa
dipertanggungjawabkan atas perbuatan pidana yang dilakukan.
Bahwa bila unsur di atas dihubungkan dengan teori tentang tindak pidana
korporasi, maka dapat disimpulkan bahwa frase tindak pidana lingkungan hidup
dilakukan oleh, untuk, atau atas nama badan usaha merupakan cerminan dari
teori identifikasi. Sedangkan frase dilakukan oleh orang, yang berdasarkan
hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang bertindak dalam

222
lingkungan kerja badan usaha adalah sama dengan esensi dari teori pelaku
fungsional.
Bahwa bila uraian teoritis di atas dihubungkan dengan fakta-fakta
hukum yang terungkap di persidangan diperoleh hasil sebagai berikut:
- Bahwa dengan semakin berkembang dan pupolernya Genre film action di
Indonesia maka terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera Intercine
Films tertarik untuk membuat film ber-Genre action, terdakwa pun
meminta saudara Krisno Hutagalung S.T untuk membuat script film
dengan genre action, yang akhirnya script film dengan judul Java Attack
dibuatnya;
- Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films
dalam menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk
memproduksi film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film
tersebut akan dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat
Arab guna berkerja sama dalam bidang financial dalam pembuatan film
Java Attack;

- Bahwa terdakwa dan saudara Nur Zahara B.A. dimelakukan kontrak kerja
sama dengan poin-poin sebagai berikut :
1. Nur Zahara B.A diberi hak untuk intervensi dalam hal:
- Pemilihan kru film
- Kegiatan produksi film
2. Terdakwa memegang hak tertinggi untuk mengambil keputusan
selama proses pengarapan film Java Attack ;

- Bahwa benar Saksi Nur Zahara B.A. Menunjuk Saksi Dhimas Bayu
Marindra S.Sn., M.Sn. Sebagai Sutradara dari film Java Attack. Serta Saksi
Dhimas Bayu Marinrdra S.Sn., M.Sn. Diamanahkan untuk membentuk kru
film yang dibutuhkan dalam proses pembuatan film Java Attack ;

- Bahwa benar pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and


Convention Centre yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading
Nomor 77, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara diadakan pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. dan Saksi

223
Hartono S.T., M.Sc. Untuk membahas proses syuting ulang adegan
pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin;

- Bahwa benar pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,
M.Sn. Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan
nitrogliserin, yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan
nitrogliserin biaya yang akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan
sangat besar karena membutuhkan biaya tinggi untuk membuat
nitrogliserin selain itu dikarenakan sifat Nitrogliserin yang kurang stabil
sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada tidak jauh dari
Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki nilai lebih pada
ledakan yang akan dihasilkan;

- Bahwa benar Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan


nitrogliserin dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya
ledakan yang dihasilkan dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi
semakin menarik dan dari hasil penjualan film tersebut PT. Sutera
Intercine Films akan meraup keuntungan yang besar;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi


Hartono, S.T., M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java
Attack, dimana Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan
menggunakan Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi
Hartono, S.T., M.Sc. menyetujui tawaran tersebut ;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk


melakukan syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin,

- Bahwa benar kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 bertentangan


dengan hasil RUPS pada tanggal 6 Desember 2010, dimana hasil RUPS
yang seharusnya dijalankan oleh Terdakwa adalah dalam pembuatan film
Java Attack dilarang menggunakan bahan peledak berbahaya;

- Bahwa benar Terdakwa selaku Presiden Direktur PT Sutera Intercine Films


tidak mengindahkan hasil RUPS tersebut dengan cara membuat
kesepakatan bersama dengan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,

224
saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc.
untuk melakukan syuting ulang adegan pengeboman di Pantai Marina
Semarang menggunakan bahan peledak Nitrogliserin;

- Bahwa terdakwa tidak mengindahkan hasil RUPS dengan


No.176.RUPS/XII/2010 pada tanggal 6 Desember 2010 yang mana poin-
poin RUPS tersebut sebagai berikut :
o Terdakwa memiliki kewenangan tertinggi dalam seluruh film
yang diproduksi oleh PT Sutera Intercine Films.
o Pembuatan film yang dalam pembuatannya membutuhkan
bahan peledak, wajib menggunakan bahan peledak yang aman;

- Bahwa terdakwa juga tidak mengindahkan Keputusan Presiden Nomor 14


Tahun 1997 Tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun
1988 Tentang Pengadaan Bahan Peledak Sebagaimana Telah Diubah
Dengan Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1994 dan Peraturan Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Pengawasan, Pengendalian, Pengamanan Bahan Peledak Komersial;

- Bahwa terdakwa juga tidak mengindahkan resiko yang telah ia


ketahuiapabila menggunakan bahan peledak berbahaya dan terlarang
seperti nitrogliserin,;

- Bahwa terdakwa hanya memintingkan keuntungan PT. Sutera Intercine


Films dan target dari PT. Sutera Intercine Films yang menginginkan film
Java Attack masuk dalam nominasi Toronto Internasional Film Festival;

- Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 dilakukan syuting adegan pengeboman


menggunakan nitrogliserin, yang mana peledakan tersebut mengakibatkan
akibat ledakan yang mencapai radius 100 meter, dan merusak sebagian
sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan, tumbuh-tumbuhan laut
dan padang lamun;

Dengan demikian unsur tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh,


untuk, atau atas nama badan usaha atau dilakukan oleh orang, yang
berdasarkan hubungan kerja atau berdasarkan hubungan lain yang
bertindak dalam lingkungan kerja badan usaha telah terbukti.

225
Ad 5. Unsur Yang melakukan, yang menyuruh melakukan atau turut melakukan
perbuatan.
Bahwa dalam unsur ini bersifat alternatif atau pilihan yang ditandai
dengan penggunaan kata atau, sehingga apabila salah satu terbukti maka Pasal
tersebut dinyatakan terbukti.
Bahwa yang dimaksud dengan melakukan adalah mereka yang
melakukan perbuatan, menimbulkan akibat, melanggar keharusan atau keharusan
yang dilarang undang-undang, untuk melakukan disyaratkan opzet atau schuld.
Sedangkan yang dimaksud dengan menyuruh melakukan adalah
berarti perbuatan terdapat orang lain yang disuruh untuk melakukan suatu
perbuatan dan ia tidak melakukan perbuatan sendiri yang dapat dihukum itu,
melainkan menyuruh seseorang yang karena alasan-alasan lain tidak dapat
dipertanggungjawabkan sebagai pelaku dari perbuatan tersebut, sedangkan turut
serta melakukan disyaratkan adanya kerjasama fisik itu haruslah didasarkan
pada kesadaran bahwa mereka itu melakukan kerjasama.
Bahwa dalam hal ini, kami membuktikan unsur turut serta melakukan.
Van Hamel dan Trapmen mengatakan bahwa yang dimaksud turut serta
melakukan (mede plegger) adalah apabil perbuatan masing-masing peserta
memuat anasir-anasir perbuatan pidana yang bersangkutan (Utrecht, Hukum,
Pidana,Penerbitan Universitas, Bandung, 1960, hlm 32-33).
Bahwa menurut Moeljatno didalam Mede Plegger setidak-tidaknya
mereka itu semua melakukan unsur perbuatan pidana, dan ini tidak berarti
bahwa masing-masing harus melakukan bahkan tentang apa yang dilakukan
peserta/tak mungkin dilakukan karena hal ini tergantung terhadap masing-
masing keadaaan. Yang perlu ditekankan disini adalah dalam mede Plegger
terjadi kerjasama yang erat antara mereka pada waktu melakukan tindak pidana
( Moeljatno, Delik-delik Percobaan dan Penyertaan, Bina Aksara, Bandung,
1983, hlm 131).
Bahwa berdasarkan dua pendapat ahli hukum pidana di atas dapat di
simpulkan bahwa mede plegger adalah orang-orang yang melakukan
kesepakatan dengan orang lain untuk melakukan suatu perbuatan pidana sesuai
dengan yang telah disepakati. Jadi, dalam penyertaan bentuk turut serta ini,dua
orang atau lebih yang dikatakan sebagai mede Plegger tersebut semuanya
harus terlibat aktif dalam suatu kerjasama pada saat perbuatan pidana yang
dilakukan.

226
Bahwa menurut Remmelink, agar pelaku dalam perbuatan pidana biasa
bisa dikatakan sebagai mede Plegger, maka harus ada unsur-unsur turut serta
melakukan, yaitu antara peserta ada kerjasama yang diinsafi, dan pelaksanaan
perbuatan pidana secara bersama-sama. Yang pertama mendeskripsikan bahwa
unutk mengatakan adanya suatu medepleggen, disyaratkan harus adanya
kerjasama yang disadari. Dengan kata lain, harus ada kesengajaan untuk
melakukan kerajasama yang harus dibuktikan keberadaaannya. Hal demikian
mengimplikasikan bahwa harus dibuktikan dengan adanya dua bentuk
kesengajaan dalam delik-delik kesengajaan yang dilakukan secara bersama-
sama oleh dua orang atau lebih pelaku, yaitu kesengajaan unutk melakukan
kerjasama, dan kesengajaan unutk memunculkan suatu akibat delik. Sedangkan
yang kedua, yakni pelaksanaan perbuatan pidana secara bersama mengadung
pengertian bahwa seseorang mede Plegger tidak diisyaratkan untuk secara
tuntas memenuhisemua unsur delik, perbuatan pelaksaan delik tidak seharusnya
diwujudka oleh pelaku turut serta (JanRemmelink,Hukum Pidana, PT.
Gramedia Pustaka, Jakarta,2003,hlm 314-315).
Bahwa salah satu ciri penting dalam mede Plegger yang
membedakannya dengan bentuk penyertaan yang lain,adalah semua yang
terlibat, benar-benar melakukan kerjasama secara fisik (saling membantu)
dalam pelaksanaan perbuatan pidana yang terjadi. Dalam hal ini harus adanya
kerajsama fisik diantara para pihak yan gterlibat dalam pelaksanaan perbuatan
pidana, terdapat tiga kemungkinan yang terjadi (M.Abdul Kholiq, Hukum
Pidana, Yogyakarta,2002, hlm 224-226).
1. Perbuatan dari masing-masing pihak yang terlibat tindak pidana, secara
individual hakikatnyatelah memenuhi semua delik yang terjadi. Hanya
saja pada saat delik dilakukan oleh setiap pihak yang terlibat itu , pihak
yang lainnya memberikan bantuan fisik sehingga terlibat adanya suatu
kerja sama.
2. Perbuatan dari masing-masing pihak yang terlibat tindak pidana, pada
dasarnya memang tidak atau belum memenuhi semua unsur delik yang
terjadi. Namun, jika selurh perbuatan dari masing-masing yang terlibat
tersebut digabungkan, maka semua unsur dalam rumusan delik menjadi
dapar dipenuhi.
3. Diantara dua orang atau lebih yang terlibat kerjasama fisik pada saat
dilakukannya suatu tindak pidana , hakikatnya hanya ada satu orang saja
yang perbuatanya benar-benar memenuhi semua dari delik yang terjadi.

227
Sedangkan yang lainnya, walaupun tidak memenuhi semua unsur delik,
tetapi peranannya cukup menentukan bagi terjadinya delik tersebut.

Bahwa bila konsep teoritis tentang turut serta dengan orang lain
melakukan tindak pidana dihubungkan dengan tindak pidana korporasi, harus
diakui bahwa ajaran penyertaan (turut serta) begitu kental dalam tindak pidana
dan pertanggungjawaban pidana korporasi, dalam arti tindak pidana korporasi
selalu terjadi dalam delik penyertaan. (Yusuf Shofie, Tanggung Jawab Pidana
Korporasi dalam Hukum Perlindungan Konsumen di Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2011, halaman 412).
Bahwa terdapat dua hal yang memungkinkan korporasi sebagai pelaku
tindak pidana dalam delik penyertaan, yaitu; 1) dalam hubungan penyertaan
umum (nonvicarious liability). Dalam hubungan ini, pelaku materiilnya adala
pimpinan korporasi yaitu mereka yang mempunyai kedudukan untuk
menentukan kebijakan dalam korporasi. Dilihat dari hubungan penyertaan yagn
umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 KUHP, maka korporasi sebagai
pembuat tindak pidana; 2) dalam hal hubungan penyertaan (vicarious liability).
Dalam hubungan ini, pelaku materiilnya adalah bawahan atau tenaga-tenaga
pelaksana atau pegawai yang bertindak dalam kerangka kewenangannya dan
atas nama korporasi (Chairul Huda, Dari Tiada Pidana Tanpa Kesalahan
Menuju Tiada Pertanggungjawaban Pidana Tanpa Kesalahan, Disertasi,
Prenada Media, Jakarta, 2006, halaman 99-100).
Bahwa jika pengertian turut serta melakukan perbuatan pidana
yang disebutkan oleh para ahli diatas dikaitkan denga fakta-fakta hukum
yang terdapat dalam persidangan, maka diperoleh suatu keterangan
sebagai berikut:
- Bahwa benar Terdakwa memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
menentukan garis besar pengelolaan perusahaan, mengawasi jalannya
kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, memantau
semua kegiatan pada perusahaan, bertanggung jawab atas kesejahteraan
perusahaan dan seluruh karyawan;

- Bahwa terdakwa selaku Presiden Direktur PT. Sutera intercine Films


dalam menjalankan tugasnya dibidang menentukan garis besar pengelolaan
perusahaan yang mana berkaitan dengan produksi dari perusahaan maka ia
Terdakwa selaku Presiden direktur mengambil keputusan untuk
memproduksi film layar lebar yang berjudul Java Attack, dimana film

228
tersebut akan dipromotori oleh Saudara Nur Zahara B.A. Dari Uni Emirat
Arab guna berkerja sama dalam bidang financial dalam pembuatan film
Java Attack;

- Bahwa menurut keterangan terdakwa PT. Sutera Intercine Films


menargetkan film Java Attack masuk dalam nominasi Toronto
Internasional Festival Films;

- Bahwa benar tanggal 3 Februari dilakukan syuting pertama di Pantai


Marina Semarang dengan menggunakan bahan peledak Black Powder
sesuai dengan kesepakatan pertemuan pada tanggal 7 Februari 2013;
- Bahwa benar pada tanggal 10 Februari 2014 Terdakwa memberikan
tanggapan kurang puas atas adegan pengeboman yang dilakukan pada
tanggal 3 Februari 2014, Terdakwa juga mengajak Saksi Dhimas Bayu
Marindra S.Sn., M.Sn, untuk melakukan proses syuting ulang adegan
pengeboman yang akan dibahas lebih lanjut pada pertemuan tanggal 16
Februari 2014;

- Bahwa benar pada tanggal 16 Februari 2014 di Unnes Hotel and


Convention Centre yang berkedudukan di Jalan Boulevard Kelapa Gading
Nomor 77, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kecamatan Kelapa Gading,
Jakarta Utara diadakan pertemuan antara Terdakwa, Saksi Dhimas Bayu
Marindra, S.Sn., M.Sn., Saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn. dan Saksi
Hartono S.T., M.Sc. Untuk membahas proses syuting ulang adegan
pengeboman dengan menggunakan Nitrogliserin;

- Bahwa benar pada pertemuan tersebut Saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn.,
M.Sn. Mengungkapkan kekurangan dan kelebihan apabila menggunakan
nitrogliserin, yang mana diketahui bahwa apabila menggunakan
nitrogliserin biaya yang akan dikeluarkan PT. Sutera Intercine Films akan
sangat besar karena membutuhkan biaya tinggi untuk membuat
nitrogliserin selain itu dikarenakan sifat Nitrogliserin yang kurang stabil
sangat berbahaya bagi orang-orang yang berada tidak jauh dari
Nitrogliserin dan lingkungan sekitar, namun memiliki nilai lebih pada
ledakan yang akan dihasilkan;

- Bahwa benar Terdakwa tetap pada pendiriannya untuk menggunakan

229
nitrogliserin dengan pertimbangan bahwa dengan semakin nyatanya
ledakan yang dihasilkan dalam salah satu adegan film Java Attack menjadi
semakin menarik dan dari hasil penjualan film tersebut PT. Sutera
Intercine Films akan meraup keuntungan yang besar;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut Terdakwa mengajak Saksi


Hartono, S.T., M.Sc. Untuk bergabung dalam proyek pembuatan film Java
Attack, dimana Saksi Hartono, S.T., M.Sc., bertugas untuk membuat dan
menggunakan Nitrogliserin pada saat adegan pengeboman, dan Saksi
Hartono, S.T., M.Sc. menyetujui tawaran tersebut ;

- Bahwa benar dalam pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk


melakukan syuting ulang adegan pengeboman dengan menggunakan
Nitrogliserin,

- Bahwa benar kesepakatan pada tanggal 16 Februari 2014 bertentangan


dengan hasil RUPS pada tanggal 6 Desember 2010, dimana hasil RUPS
yang seharusnya dijalankan oleh Terdakwa adalah dalam pembuatan film
Java Attack dilarang menggunakan bahan peledak berbahaya;

- Bahwa benar Terdakwa selaku Presiden Direktur PT Sutera Intercine Films


tidak mengindahkan hasil RUPS tersebut dengan cara membuat
kesepakatan bersama dengan saksi Dhimas Bayu Marindra, S.Sn., M.Sn.,
saksi Muhammad Hafizh Habibie, S.Sn., dan saksi Hartono, S.T., M.Sc.
untuk melakukan syuting ulang adegan pengeboman di Pantai Marina
Semarang menggunakan bahan peledak Nitrogliserin;

- Bahwa terdakwa tidak mengindahkan hasil RUPS dengan


No.176.RUPS/XII/2010 pada tanggal 6 Desember 2010 yang mana poin-
poin RUPS tersebut sebagai berikut :
o Terdakwa memiliki kewenangan tertinggi dalam seluruh film
yang diproduksi oleh PT Sutera Intercine Films.
o Pembuatan film yang dalam pembuatannya membutuhkan
bahan peledak, wajib menggunakan bahan peledak yang aman;

- Bahwa dengan demikian, terdakwa sendiri dalam perkara ini juga masuk
dalam kategori pelaku dalam delik penyertaan dalam tindak pidana

230
korporasi;

- Bahwa pada tanggal 8 Maret 2014 dilakukan syuting adegan pengeboman


menggunakan nitrogliserin, yang mana peledakan tersebut mengakibatkan
akibat ledakan yang mencapai radius 100 meter, dan merusak sebagian
sumber daya ikan, meliputi terumbu karang, ikan, tumbuh-tumbuhan laut
dan padang lamun;

Dengan demikian maka unsur yang melakukan, yang menyuruh


melakukan atau turut melakukan perbuatan, turut melakukan
perbuatan telah terpenuhi.

Dengan demikian unsur perbuatan dilakukan secara berturut-turut


sehingga harus dipandang sebagai perbuatan yang diteruskan telah
terpenuhi.

Dengan terpenuhinya kesemua unsur-unsur tersebut diatas, maka Terdakwa


telah Terbukti secara Sah dan Meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana
sebagaimana dalam Dakwaan KESATU Primair yakni melanggar Pasal 98 ayat (1) Jo
Pasal 116 Undang-Undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup jo Pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP
Bahwa oleh karena dakwaaan KESATU kami susun dalam bentuk dakwaan
Subsidaritas,dan telah pula terbukti Dakwaan Primair, maka untuk selanjutnya Kami
tidak akan membuktikan Dakwaaan Subsidair;
Bahwa dalam persidangan pada tanggal 23 Juli 2014 Saksi Supriyadi
mengajukan permohonan Penggabungan Perkara ganti kerugian yang dialaminya
selaku pihak yang dirugikan dari tindakan yang dilakukan oleh PT.Sutera Intercine
Films yang dipimpin oleh Terdakwa;
Bahwa permintaan diajukan sebelum dibacakannya Tuntutan, maka
berdasarkan Pasal 98 KUHAP, permohonan saksi Supriyadi sebagai pihak yang
dirugikan yang dikarenakan kapal yang dimilikinya rusak akibat peledakan bom yang
dilakukan dalam adegan syuting film Java Attack yang dilakukan oleh PT. Sutera
Intercine Film, dapat dibenarkan dan diterima;
Bahwa berdasarkan Pasal 87 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, permintaan ganti kerugian atas
akibat dari pencemaran dan/atau perusakan lingkungan dapat diajukan. Dengan

231
demikian penggabungan perkara pidana dan ganti rugi perdata tidak bertentangan
dengan hukum acara;
Bahwa atas kurusakan kapal Speedboat milik saksi Supriyadi yang ia beli pada
tanggal 12 Mei 2011 di MOTHERs PRAYER COMPANY yang total biayanya
12.500US$ yang apabila dirupiahkan adalah Rp 150.000.000,00. Hal ini di buktikan
dengan kuitansi pembelian 1 Unit Starcraft Speedboat pada tanggal 12 Mei 2011 yang
dikeluarkan oleh MOTHERs PRAYER COMPANY.
Sebelum kami sampaikan kepada tuntutan pidana atas diri terdakwa,
perkenankanlah kami mengemukakan hal-hal yang kami jadikan pertimbangan
mengajukan tuntutan pidana yaitu :

Hal-hal yang memberatkan :


1. Perbuatan Terdakwa dalam melakukan proses syuting film Java Attack yang
termasuk dalam kegiatan PT. Sutera Intercine Films yang menggunakan bahan
peledak berbahaya Nitrogliserin membuat resah warga sekitar dan para
pengunjung Pantai Marina Semarang.
2. Perbuatan Terdakwa telah menimbulkan kerugian bagi warga sekitar Pantai
Marina Semarang yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan dikarenakan
banyak ikan yang mati karena pengeboman tersebut, dan perbuatan terdakwa
juga membuat kerugian bagi warga yang berprofesi sebagai pedagang yang
menggantungkan hidupnya dari pengunjung Pantai Marina Semarang, karena
akibat dari pengeboman tersebut Pantai Marina Semarang sepi pengunjung.
3. Perbuatan Terdakwa menimbulkan kerugian terhadap lingkungan hidup seperti
rusaknya ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun, dan biota laut
lain yang termasuk dalam ekosistem laut. Dan perbuatan terdakwa juga
mengancam populasi kuda laut langka yang terdapat di perairan Pantai Marina
Semarang akibat peledakan bom dalam proses pembuatan film Java Attack
yang diproduksi oleh PT. Sutera Intercine Films.

Hal- hal yang meringankan :


1. Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan;
2. Terdakwa menyesali perbuatannya;
3. Terdakwa belum pernah di hukum.

232
Berdasarkan uraian yang dimaksud diatas, maka kami Jaksa Penuntut Umum
dalam perkara ini dengan memperhatikan ketentuan Undang-undang yang
bersangkutan:
MENUNTUT
Supaya Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bengkalis yang memeriksa dan
mengadili memutuskan:

1. Menyatakan Terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M. secara sah dan


meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam
DAKWAAN KESATU PRIMAIR yaitu Pasal 98 ayat (1) Jo Pasal 116
Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa RENDI ANDIKA, S.I.Kom., M.M.berupa
pidana penjara selama 8 (delapan) tahun dengan dikurangi selama terdakwa
menjalani masa tahanan dan denda sebesar Rp. 6.000.000.000 (enam miliar
rupiah), subsidair 8 (delapan) bulan kurungan dengan perintah terdakwa tetap
ditahan;
3. Menghukum Terdakwa dalam hal ini PT. Sutera intercine Films untuk melakukan
perbaikan akibat tindak pidana berupa pemulihan fungsi lingkungan hidup
terhadap ekosistem terumbu karang dan padang lamun diperairan Pantai Marina
Semarang yang beralamat di Jalan Yos Sudarso, Semarang
4. Menghukum Terdakwa untuk membayar atas gugatan ganti rugi yang dialami
Saksi Korban Supriyadi sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta
Rupiah);
5. Menyatakan barang bukti berupa:
1. 1 (satu) bundel Perjanjian Jual Beli bangunan PT Sutera Intercine Films
tertanggal 22 Juli 1999
2. 1 (satu) bundel Anggaran Dasar (AD) PT. Sutera Intercine Films tanggal 10
Februari 2000
3. 1 (satu) bundel Akta pendirian PT. Sutera Intercine Films Tanggal 6 Maret
2000 Nomor 11/Akt.Not/III/2000
4. 1 (satu) lembar (Hinderordonnantie) HO/ izin gangguan Tanggal 7 Maret
(2000-2015)
5. 1 (satu) lembar Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) PT. Sutera Intercine
Films Nomor: 200003-SIUP/JKT tertanggal 08 Maret 2000
6. 1 (satu) bundel SK Menteri Hukum dan Peundang-Undangan PT. Sutera
Intercine Films Tanggal 9 Maret 2000 Nomor C-00117 HT. 03. 00. TH. 2000

233
7. 1 (satu) lembar IUP (Izin Usaha Perfilman) tanggal 20 Maret 2000
8. 1 (satu) buah (Nomor Pokok Wajib Pajak) NPWP PT. Sutera Intercine Films
Tanggal 21 Maret 2000
9. 1 (satu) bundel Tanda Daftar Perusahaan (TDP) PT. Sutera Intercine Films
Tanggal 7 April (2000 - 2015)
10. 1 (satu) bundel Risalah RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) PT. Sutera
Intercine Films Tanggal 3 Agustus 2000
11. 1 (satu) bundel SK pengangkatan Rendi Andika, S.I.Kom., M.M dan Noviar
Hana, S.H., M.B.A., Ph.D, Tanggal 4 Agustus 2000
12. 1 (satu) Bundel kontrak kerjasama di Uni Emirat Arab antara Nur Zahara dan
Rendi Andika 20 Februari 2011 (Dalam Bahasa Indonesia)
13. 1 (satu) Bundel kontrak kerjasama di Uni Emirat Arab antara Nur Zahara dan
Rendi Andika 20 Februari 2011 (Dalam Bahasa Inggris)
14. 1 (satu) Bundel Surat Izin Produksi Film dari KBRI Indonesia di Saudi Arabia,
23 Februari 2011
15. Visa Nur Zahara
16. Passport Nur Zahara
17. Daftar Riwayat Hidup Nur Zahara
18. 1 (satu) bundel List Nama Crew Film, Tertanggal 21 Maret 2012
19. 1 (satu) bundel Surat Izin Produksi Film Java Attack dari Kementrian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, nomor: B/F.VI/03/2012, tanggal 23 April
2012
20. 1 (satu) Bundel Kontrak antara PT. Sutera Intercine Films dengan Giyan
Budiono, tanggal 15 Juni 2012
21. 1 (satu) Bundel Kontrak antara PT. Sutera Intercine Films dengan Chika
Marsha, tanggal 15 Juni 2012
22. 1 (satu) Bundel Kontrak antara PT. Sutera Intercine Films dengan Zahra
Chanafi, tanggal 15 Juni 2012
23. 1 (satu) Lembar Surat Keterangan PT. Indo Perkasa Usahatama, Nomor:
014/DISBUDPAR.SMG/01/2014, tanggal 6 Januari 2014
24. 1 (satu) Lembar Surat Permohonan Penggunaan Pantai Marina kepada PT. Indo
Perkasa Usahatama, Nomor: 021/SIF/03/2014 tertanggal 3 Maret 2014
25. 1 (satu) bundel Daftar perawatan alat produksi film
26. 1 (satu) bundel RUPS kedelapan nomor 169/RUPS/XII/2007, 04 Desember
2007 (Penggabungan Anggaran Rumah Tangga (ART) kedalam Anggaran
Dasar (AD) PT. Sutera Intercine Films sesuai dengan UU No.1/2007 tentang
Perseroan Terbatas)

234
27. 1 (satu) bundel RUPS kesembilan nomor 150/ RUPS/12/ 2008, 04 Desember
2008
28. 1 (satu) bundel RUPS kesepuluh nomor 158/ RUPS/12/ 2008, 04 Desember
2009
29. 1 (satu) bundel RUPS kesebelas nomor 176/ RUPS/12/ 2010, 06 Desember
2010
30. 1 (satu) bundel RUPS keduabelas nomor 180/ RUPS/12/ 2011, 06 Desember
2011
31. 1 (satu) bundel RUPS ketigabelas nomor 192/ RUPS/12/ 2012, 06 Desember
2012
32. 1 (satu) bundel RUPS keempatbelas nomor 169/ RUPS/12/ 2013, 06 Desember
2013
33. 1 (satu) bundel Naskah Film Java Attack
34. 3 (tiga) lembar Surat Izin Keramaian dari Intelijen Keamanan (INTELKAM)
Kepolisian Daerah Jawa Tengah
35. 1 (satu) bundel hasil penelitian oleh Prof. Dr. Hendra Rizky, S.T., M.T ahli dari
LABFORCAB Jawa Tengah
36. 1 (satu) keping Digital Virtual Disc (DVD) berisi video CCTV tanggal 16
Februari 2014
37. 2 (dua) lembar Foto speedboat yang digunakan dalam film (sesudah dan
sebelum adegan pengeboman)
38. 1 (satu) lembar foto kamera rusak
39. 1 (satu) Lembar foto terumbu karang rusak
40. 1 (satu) Lembar foto padang lamun rusak
41. 1 (satu) lembar foto Mesin speedboat Gosong
42. 1 (satu) lembar foto Ikan Mati
43. 1 (satu) lembar foto 3 (tiga) set kamera
44. 1 (satu) lembar foto Tumpahan Bahan Bakar Speedboat
45. 1(satu) lembar foto memory card berisi detik detik peledakan speedboat
46. 1 (satu) bundel hasil penelitian terhadap Pantai Marina oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang
47. 1 (satu) lembar foto jerigen 10 Liter Zat Kimia Propanatriol, 10 Liter Zat Kimia
Nitrat, drigen 10 Liter Zat Kimia Gliserol
48. 1 (satu) lembar Nota Pembelian Bahan Kimia
49. 1 (satu) lembar foto Alat Peracik Bahan Kimia
50. 1 (satu) lembar foto Tabung Reaksi
51. 1 (satu) lembar foto Pipet

235
52. 1 (satu) lembar foto Tabung Refluks
53. 1 (satu) lembar foto Alat Distiler
54. 1 (satu) lembar foto Penyaring Buchner
55. 1 (satu) lembar foto 3 (liter) Nitrogliserin
56. 1 (satu) lembar Nota pembelian speedboat
57. 1 (satu) lembar foto Centralized Processor Unit (CPU) Komputer, berisi file
pengambilan gambar film java attack
58. 1 (satu) lembar Printscreen chat Line Muhammad Hafiz Habibie dengan
Hartono 29 Januari 2013
59. 1 (satu) lembar Printscreen chat Line Muhammad Hafiz Habibie dengan Rendi
Andika, S.I.Kom 7 Februari 2013
60. 1(satu) lembar Printscreen chat Line Muhammad Hafiz Habibie dengan Rendi
Andika, S.I.Kom 9 Februari 2013
61. 1 (satu) lembar Printscreen chat Line antara Rendi Andika dan Muhammad
Hafiz Habibie tanggal 15 Februari 2014
62. 1 (satu) lembar foto telepon genggam i-Phone 4G, Imei: 01 253600 546521 5,
berwarna Hitam dengan nomor telepon: +62 85668 445996
63. 1 (satu) lembar foto telepon genggam Samsung Galaxy S4, Imei: 694896 6969
6, berwarna Hitam dengan nomor telepon: +62 89617811561
64. 1 (satu) lembar printscreen e-mail dari pihak server line
65. 1 (satu) lembar Transkrip chat line

Dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti


perkara lain (nama terdakwa lain).

6. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 10.000,00 (lima
ribu rupiah).

Bengkalis, 16 Juni 2017


Jaksa Penuntut Umum

AMINULLAH ALHAKIM, S.H., M.H.


Jaksa Muda NIP. 19760321.199009.1.001

236
237

Anda mungkin juga menyukai