PENDAHULUAN
perikanan dunia, ikan akan menjadi komoditas strategis yang dibutuhkan oleh
masyarakat dunia. Pasokan ikan dunia saat ini sebagian besar berasal dari hasil
sejumlah negara dan perairan internasional saat ini dilaporkan telah berlebih. Oleh
Menurut FAO (2012) dalam Natalia (2013), produksi spesies ikan kakap
putih di dunia dari kegiatan budidaya tahun 2010 hanya mencapai 0,1 juta ton.
Secara nasional produksi ikan kakap melalui usaha budidaya pada tahun ini (2013)
diperkirakan mencapai 7.500 ton dan targetproduksi pada 2014 sebesar 8.500 ton.
Angka ini sangat kecil jika dibandingkan dengan komoditas unggulan lainnya
Kakap putih (Lates calcalifer, Bloch) biasa dikenal dengan nama Giant sea
perch, seabass atau barramundi, ikan ini hidup di perairan pantai, muara dan air
tawar dan termasuk ikan ekonomis penting di Kawasan Indo-Pasifik. Daya dukung
komersial yang tinggi dan menjadi rekreasi perikanan di Australia dan Papua
Taiwan, dan di Australia, dapat di budidayakan di air payau dan air tawar, serta di
keramba jaring apung di pantai (Kungvankij et al, 1984;. Abu-abu, 1987, dalam
schipp et al, 2007). Ikan ini memiliki daging yang halus, populer di wilayah Indo-
1
Pasifik, dan memiliki pasar dan harga yang tinggi. ikan kakap putih memiliki tingkat
pertumbuhan yang cepat, tumbuh dengan ukuran besar, dan dapat dibesarkan di
penangkaran, sehingga membuat ikan kakap putih sangat cocok untuk akuakultur.
Kelautan Songkhla di Thailand pada awal tahun 1970 dan kemajuan dalam teknik
budidaya untuk kakap putih yang telah dicapai sejak saat itu (Schipp et al, 2007).
Menurut Murtidjo (1998) ikan kakap hidup dan segar sangat dibutuhkan di
dengan hargayang cukup tinggi. jakarta setiap bulan membutuhkan 70 ton ikan
tahun membutuhkan ikan kakap hidup dan segar sebanyak 60 ribu ton per tahun,
dan hongkong membutuhkan sekitar 150 ribu ton per tahun. kebutuhan ikan kakap
saat ini sangat berkembang pesat dengan tingginya permintaan terhadap ikan
kakap baik domestik maupun internasional, maka kegiatan budidaya ikan kakap
memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan dan peningkatan jumlah
produksinya. Ekspor ikan kakap indonesia selama ini adalah singapura baru
mencapai 3000 ton per tahun ikan kakap segar dan 80 ton pertahun ikan kakap
hidup. ironisnya, sebagian dari jumlah tersebut oleh pedagang singapura di ekspor
lagi ke Hongkong.
Perlu dilakukan usaha untuk mengetahui dan menguasai semua aspek dalam
budidaya hususnya pada pembesaran kakap putih (L. calcalifer) secara tepat
putih (L. calcalifer) di tambak secara semi intensif di Balai Layanan Usaha
2
Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang, jawa barat Dengan
1.2. Tujuan
tentang Teknik pembesaran Ikan Kakap Putih ( L. calcarifer ) yang akan dilakukan
permasalahannya.
1.2. Kegunaan
Manfaat yang diharapkan dari praktek magang ini adalah dapat melakukan
Budidaya (BLUPPB) Karawang, Jawa Barat. Pada bulan Juli Agustus 2016
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan kakap putih (L. calcarifer) merupakan ikan yang sangat digemari oleh
lainnya dan Australia. Ikan kakap putih (Gambar 1) dikenal sebagai seabass di
Asia dan barramundi di Australia. Ikan kakap putih bersifat euryhaline dari suku
Centropomidae (Mathew, 2009). Berikut merupakan klasifikasi ikan kakap putih (L.
calcarifer) :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Percomorphi
Famili : Centropomidae
Genus : Lates
4
2.1.2. Morfologi Ikan Kakap Putih
b. Pada waktu masih burayak (umur 1- 3 bulan) warnanya gelap dan setelah
sebanyak 7 8 buah.
Ikan kakap putih (L. calcarifer) memiliki bentuk badan memanjang, gepeng,
batang sirip ekor lebar. Kepala lancip dengan bagian atas cekung dan menjadi
cembung di depan sirip punggung. Mulut lebar, sedikit miring, rahang atas
memanjang sampai ke belakang mata, gigi halus, tidak memiliki gigi taring. Bagian
bawah preoperculum memiliki tulang yang kuat, operculum memiliki duri-duri kecil
dengan kuping bergerigi di atas pangkal gurat sisi. Sirip punggung memiliki 7-9
jari-jari sirip keras dan 10-11 jari-jari sirip lemah, terdapat lekukan yang dalam
membagi jari-jari keras dari bagian lunak sirip, sirip dada pendek dan bulat,
beberapa pendek dan bergerigi kuat di atas pangkalnya. Sirip punggung dan sirip
anal keduanya memiliki lapisan bersisik. Sirip anal bulat, dengan 3 jari-jari sirip
keras dan 7-8 jari-jari sirip lemah. Sirip caudal berbentuk bulat. Sisik bertipe sisik
besar. Warna tubuh terdapat dua tahap yaitu kecokelatan dengan bagian sisi dan
perut berwarna keperakan pada jenis ikan yang hidup di laut dan cokelat
keemasan pada jenis ikan yang hidup di lingkungan air tawar. Ikan dewasa
5
berwarna biru kehijauan atau keabu-abuan pada bagian atas dan keperakan pada
bagian bawah (Kungvankij et al., 1985). Bentuk morfologi ikan kakap putih dapat
Ikan kakap putih merupakan jenis ikan euryhaline dan katadromous. Ikan
salinitas air antara 10-15 ppt. Larva yang baru menetas (umur 15-20 hari atau
ukuran panjang 0,4 0,7 cm) terdapat sepanjang pantai atau muara sungai,
selama 2-3 tahun di perairan tawar seperti sungai dan danau yang terhubung
dengan laut. Ikan kakap putih memiliki pertumbuhan yang cepat, mencapai berat
3-5 kg selama 2-3 tahun. Ikan dewasa yang berumur 3-4 tahun beruaya ke muara
sungai, dari perairan tawar ke laut dengan salinitas berkisar antara 30-32 ppt untuk
6
2.3. Kebiasaan Makan dan Cara Makan
Meskipun ikan kakap putih termasuk ikan karnivora yang rakus, tetapi saat
juvenilnya adalah omnivora. Berdasarkan analisa isi perut ikan kakap putih yang
berukuran 1-10 cm menunjukkan bahwa sekitar 20% terdiri dari plankton, terutama
diatom dan alga dan sisanya terdiri dari udang kecil, ikan dan sebagainya
(Kungvankij, 1971 dalam Kungvankij et al., 1985). Ikan yang berukuran lebih dari
20 cm, isi perutnya terdiri dari 100% mangsa hewan yaitu 70% crustacea (seperti
udang dan kepiting kecil) dan 30% ikan kecil. Spesies ikan kecil yang ditemukan
terutama ikan perepek/ikan rucah (Leiognatus sp.) dan ikan belanak (Mugil sp.)
Analisa perut yang pernah dilakukan pada ikan yang berukuran 1-10 cm,
ternyata 20% bagian adalah plankton (terutama diatom dan alga) sementara
sisanya terdiri dari udang-udangan kecil, ikan dan sebagainya ( kungvankij, 1971
dalam Bond et al, 2005). Dipihak lain bahwa larva ikan kakap bisa tumbuh optimum
bila diberi rotifer (Brachionus sp.). Namun untuk ikan yang berukuran lebih dari 20
(udang, anak kepiting) dan 30 % adalah ikan-ikan kecil (Bond et al, 2005).
hidup di sungai tetapi membutuhkan air asin untuk bereproduksi. Ikan kakap purih
(Greenwood, 1976 dalam Szentes et al., 2012). Pada tahap awal pertumbuhan
dengan berat badan mencapai 1,5-2,5 kg sebagian besar ikan kakap putih berjenis
kelamin jantan, tetapi ketika berat badan mencapai 4-6 kg sebagian besar berubah
7
Menurut Bond et al (2005) Proses pembuahan terjadi di luar tubuh
(eksternal), dan berlangsung pada saat air laut pasang tinggi diwaktu malam hari
(sekitar pukul 18.00-22.00) di awal bulan baru atau bulan penuh. Telur kakap
bersifat mengapung (planktonik) dengan diameter 0,5 mm. telur akan menetas
18 jam kemudian dan larvanya hanyut terbawa arus ke arah estuaria masuk ke
menjadi dewasa.
2) lokasi sebaiknya dipilih yang dekat dengan jalan besar dan transportasi mudah.
4) lokasi cukup aman dan terlindung, baik pencurian maupun terhadap hal-hal
5) dasar tambak memiliki tanah yang coxok, yaitu tanah liat bercampur endapan
dan sedikit pasir. tanah seperti ini biasanya terbentuk oleh air sungai yang
6) lokasi dengan tanah dasar tambak yang berupa tanah liat atau pasir sebaiknya
dihindari. tanah liat yang terlalu banyak akan mengakibatkan tanah mengeras
bila kering dan jika basah menjadi becek, lengket, dan lembek. kemampuan
menahan air pun terlalu kecil. jika terlalu banyak pasir, tanah tambak akan
mudah longsor.
8
2.5.2. Kontruksi Tambak Budidaya Kakap Putih
untuk dapat digenangi secara gravitasi. Kisaran pasang surut yang ideal untuk
tambak adalah 1,5 sampai 2,5 m. Daerah pantai dengan kisaran pasang surut
kurang dari 1 m sangat sulit untuk pengisian maupun pengeluaran air tambak
secara gravitasi. Sebaliknya daerah pantai yang kisaran pasang surutnya lebih
dari 2,5 m juga terlalu berat untuk budidaya di tambak, sebab pematang terpaksa
dibuat besar dan tinggi agar mampu menahan tekanan air waktu pasang tinggi dan
surut rendah (Mustafa et al., 2007 dalam Ratnawati dan Asaad, 2012).gambar bisa
dilihat di gambar 3.
a) Pengeringan tanah dilakukan selama 7-14 hari sesuai dengan terik matahari
tambak, sinar UV yang ada pada sinar matahari dapat membunuh bakteri
9
pembusuk, menaikkan pH tanah, serta memudahkan dalam renovasi kolam
dalam kondisi yang stabil. Selain itu, diharapkan setelah pemberian kapur tanah
dasar menjadi subur, reaksi kimia yang terjadi didasar tanah menjadi baik, gas-
d) Pemasangan kincir tambak berfungsi untuk: menambah oksigen dalam air dan
membuang gas (CO2, N2, CH4, dan lainnya); mengaduk air agar tidak terjadi
e) Pengisian air dimana untuk pengisian air ada beberapa parameter yang selalu
Benih ikan kakap putih dapat diperoleh dari alam atau dari panti benih.
Ukuran panjang 2-3 cm (30-40 hari) atau berat 25-30 gram/ekor. Benih berenang
cepat/gesit sisik mengkilat tergolong benih yang baik dan sehat. Kepadatan
optimal untuk benih dengan berat 25-30 gram/ekor adalah 100 ekor/m3.
Sedangkan benih dengan berat 100-150 gram/ekor padat tebarnya adalah 40-50
ekor/m3 . Benih berukuran 0,8 cm terlebih dahulu dibesarkan diwaring yaitu jaring
yang sangat halus, dengan ukuran 2x1 m2 dengan padat penebaran 2.500 ekor
per petakan selama 2 minggu (Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,
2011).
10
Pakan yang diberikan berupa pelet yang telah dihaluskan, sampai ukuran
3 cm pindahkan lagi dengan waring yang agak sedikit kasar dengan ukuran jaring
2x1 m2 dan padat penebaran 1.000 ekor dalam satu petak jaring pakan yang
digunakan mulai dirubah dengan ukuran pelet yang disesuaikan dengan ukuran
ikan itu sendiri, lama pemeliharaan dalam jaring selama 3 minggu dan ikan telah
mencapai ukuran 8-10 cm dan siap untuk ditebar langsung ke dalam petakan
terlebih dahulu supaya apabila ditebar langsung ke dalam petakan tambak, ikan
kakap putih sudah terbiasa diberi pakan di satu titik dimana bekas jaring
memberikan pakan 2 kali dalam 1 hari berupa pelet ataupun ikan rucah yang telah
bulan dari pertama tebar dengan ukuran benih 0,8 cm (Kepala Pusat Penyuluhan
sebanyak 4% dari berat tubuhnya. Pakan yang di berikan berupa ikan rucah,
udang kecil, kan teri. Pakan diberikan sekali dalam satu hari. Sebaiknya pemberian
pakan dilakukan saat air pasang dan sedang mengalir. Jatah pemberian pakan
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah uji
kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Pengelolaan kualitas
11
air adalah upaya pemaliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan
sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi
membutuhkan parameter kualitas air berupa salinitas antara 10-30 ppm, suhu
antara 26-320 C, pH 7.5 -8,5, oksigem terlarut antara 4-9 ppm dam amoniak kurang
dari 1 ppm.
2.6.1. Derajat K
dari kepekatan ion-ion H (hidogen) yang terlepas dalam suatu cairan. Derajat
keasaman (pH) adalah suatu ukuran dari konsentrasi ion hidrogen yang
menunjukkan suasana air tersebut bereaksi asam atau basa. Menurut Soetomo
(1997) dalam Riska et al (2013) , kisaran nilai pH untuk budidaya ikan kakap putih
(Lates calcalifer) yaitu 7,5-8,5. Nilai pH yang terdapat pada tambak pembesaran
2.6.3. Salinitas
Menurut Boyd (1982), salinitas adalah kadar seluruh ion-ion yang terlarut
dalam air. Ion-ion tersebut adalah khlorida, karbonat, bikarbonat, sulfat, natrium,
kalsium dan magnesium. Salinitas air berpengaruh terhadap tekanan osmotik air.
Semakin tinggi salinitas, akan semakin besar pula tekanan osmotiknya. Biota yang
hidup di air laut harus mampu menyesuaikan dirinya terhadap tekanan osmotik
dari makanan dan digunakan untuk keperluan tersebut. Menurut Sudjiharno (1999)
tinggi. Ikan Kakap Putih mampu hidup pada kisaran salinitas 0-33 ppt.
12
2.6.4. Suhu
maupun di perairan air tawar dibatasi oleh suhu perairan tersebut. Suhu sangat
berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan biota air. Secara umum laju
suhu sampai ekstrim (drastis). Menurut Soetomo (1997), Suhu optimal bagi
menyatakan nilai dari kandungan oksigen terlarut dalam air. Oksigen yang
diperlukan biota air untuk pernapasannya harus terlarut dalam air. Oksigen
air tidak mencukupi kebutuhan biota budidaya, maka segala aktivitas biota akan
terhambat. Menurut Soetomo (1997), Oksigen terlarut ikan kakap putih dewasa
2.6.6. Amoniak
organisme dan merupakan salah satu hasil dari penguraian zat organik oleh
bakteri. Amonia di dalam air terdapat dalam bentuk tak terionisasi (NH3) atau
bebas, dan dalam bentuk terionisasi (NH4) atau ion amonium (Dinas
13
Perikanan (1982) persyaratan parameter kualitas air pada budidaya ikan kakap
2.6.7. nitrit
Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk tumbuh
dipengaruhi oleh buangan yang berasal dari industri, pertanian dan domestik
(Isnaini, 2011). Menurut Hartanto et.al (2009) Toksisitas nitrit tergantung dari jenis
spesiesnya. Untuk mencegah stress pada ikan konsentrasi nitrit dalam area
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada
manusia, ternak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang
tanaman atau hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan
kerugian secara ekonomis. Adanya suatu hewan dalam satu budidaya sebelum
termasuk hama. Namun demikian potensi mereka sebagai hama nantinya perlu
garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat dari jenis serangga,
moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu daerah
14
Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau
penyebab, dan terbagi atas dua kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal)
dan luar (eksternal). Penyakit yang sering menginfeksi ikan kakap putih beserta
adalah:
15
Tabel 2. Jenis Penyakit dan Penginfeksiaannya
1. Bintik Putih Bagian tubuh ikan yang diserang adalah sel lendir,
pemeliharaan.
perlahan.
biaya pakan yang harus dikeluarkan dan jumlah produksi yang dihasilkan. Waktu
pemanenan ikan kakap putih (Lates calcarifer) biasanya dilakukan pada sore hari
(Yulinda, 2012). Lama pemeliharan mulai dari awal penebaran benih sampai
16
Menurut Kotler (2002), definisi pemasaran adalah sebagai suatu proses
sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Hanafiah dan Saefudin
sebagai berikut :
a. Sebagian besar dari hasil perikanan berupa bahan makanan yang dipasarkan
17
3. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG
dilakukan tidak hanya terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi
meliputi analisis dan pembahasan tentang data tersebut. Metode ini bertujuan
Pengambilan data pada praktik kerja Magang ini dilakukan dengan dua
macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang
Data primer yaitu data yang diambil secara langsung dari subjek
langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Azwar, 1997). Data
18
a) Observasi
dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala - gejala yang
sesuai dengan tujuan - tujuan empiris. Dalam Praktik Kerja Magang ini observasi
yang dilakukan adalah dengan cara mengamati dan mencatat kegiatan apa yang
dilakukan dalam usaha pembesaran ikan kakap putih (Lates calcarifer) dan hal
b) Partisipasi Aktif
bahwa observasi ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi pasif,
partisipasi moderat, observasi yang terus terang dan tersamar, dan observasi
yang lengkap (Faisal, 2003). Kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan saat
Praktek Kerja Magang, yaitu turut serta dan berperan aktif dalam kegiatan
pembesaran ikan kakap putih (Lates calcarifer), dimana dapat digunakan untuk
mendapatkan data dan informasi mengenai teknik pembesaran ikan kakap putih
(Lates calcarifer).
c) Wawancara
proses interaksi dan komunikasi. Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan
oleh beberapa faktor yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor
19
- faktor tersebut adalah pewawancara, responden, topik penelitian yang tertuang
Data sekunder merupakan data yang sudah ada. Data tersebut sudah
masalah yang sedang diteliti. (Soegoto, 2008). Data sekunder dalam Praktik
Kerja Magang ini didapatkan dari jurnal, e-book, internet, buku-buku serta
Magang dan data sekunder yang diperlukan yaitu profil lengkap, sistem dan
digunakan untuk pembesaran, serta sarana dan prasarana yang ada di Balai
a. Investasi
20
pengadaan secara produksi dan dana-dana produksi selama usaha
bersangkutan dijalankan.
b. Biaya Tetap
Biaya tetap (fixed cost) adalah seluruh jenis biaya yang selama satu
c. Biaya Variabel
Biaya tidak tetap adalah jenis biaya yang naik atau turun sesuai dengan
berikut.
total (Total Revenue, TR) dan biaya total (Total Cost, TC). RCR bisa disingkat
R/C, digunakan untuk mengetahui imbangan penerimaan dan biaya dari usaha
tani yang dilakukan. Rumus yang digunakan untuk mengetahui tingkat efisien ini
sebagai berikut.
21
Dengan kriteria:
Bila nilai R/C = 1, usaha budidaya ikan tidak untung dan tidak rugi
Biaya operasional1
Harga per ekorBEP (Rp) =
Penyusutan
1
Pendapatan
Biaya operasional1
Harga per ekorBEP (Unit) =
Penyusutan
Harga per ekor
Pendapatan
FC
BEP(Q) =
PV
dengan:
FC = biaya tetap
22
Menurut Riyanto (1995), perhitungan break even point atas dasar sales
sebagaiberik
FC
BEP (Rupiah) =
1
dengan:
FC = biaya tetap
VC = biaya variabel
S = volume penjualan
c). Rentabilitas
Rentabilitas =
100%
Keterangan:
L =laba
23
d) Payback Period (PP)
modal yang ditanamkan dalam usaha tersebut dapat kembali. Payback period
Biaya investasi
PP =
Keuntungan
Menurut Mudjiman (2005) Salah satu faktor selama ini yang menghambat
dipengaruhi oleh kualitas pakannya. Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas
penggunaan pakan buatan (pellet) adalah tidak tergantung dengan musim, harga
persatuan berat pakan bisa dihitung dan dapat diproduksi setiap hari, serta mudah
Menurut Mayunar (1995) Budidaya ikan kakap putih dalam karamba jaring
apung (KJA) dan di tambak secara ekonomis telah memberikan dampak positif
secara ekologis, yaitu mengurangi tekanan terhadap eksploitasi sumber daya ikan
Indonesia dalam hal ini berinisiatif menyusun panduan dalam bentuk Better
Management Practices (BMP) budidaya ikan kakap putih dalam KJA dan tambak
24
sebagai upaya mendukung pengembangan budidaya kakap putih secara
memberikan dampak positif bagi keberlangsungan usaha budidaya kakap putih itu
25
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
bernama Proyek Pandu Tambak Inti Rakyat (PP-TIR) sesuai KEPPRES No. 18
Tambak Pandu Karawang (TPK) dan eks PP-TIR berubah nama menjadi Satuan
inkubator bisnis bagi kegiatan pembinaan perikanan nasional. Memasuki TA. 2009
unit kerja ini telah ditetapkan menjadi Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
26
Perikanan Budidaya berdasarkan Kepmen No. PER.07/MEN/2009 tanggal 13
Maret 2009. Pintu masuk Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya
Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini berjarak
Luas Kawasan BLUPPB Karawang 390 Ha, terdiri dari lahan Balai seluas
238 Ha, tambak/kolam inti seluas 100 Ha, dan Lahan Plasma 152 Ha serta
27
4.1.3. Visi dan Misi BLUPPB Karawang
KEPALA BLUPPB
KARAWANG
SUB. BAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK
FUNGSIONAL
pembudidayaan ikan serta pelestarian sumber daya sesuai dengan prosedur dan
28
b) Bagian Tata Usaha
BLUPPB Karawang.
kawasan usaha, analisis jenis, dan tata guna faktor-faktor produksi perikanan
penyakit, pengawasan benih, budidaya dan penyuluhan, serta kegiatan lain yang
29
Berdasarkan data yang didapat, BLUPPB Karawang saat ini mempunyai
Sementara itu, tingkat pendidikan pegawai terdiri dari 5,47% Master; 21,09%
Sarjana; 7,03% Diploma; 40,63% SLTA; 2,34% SLTP dan 21,88% SD. Sehingga
dengan CJ Feed Samsung, Suri Tani Pemuka (STP), Matahari Sakti, Gold Coin,
30
a. Menciptakan pembudidaya baru yang memiliki kemampuan yang baik sebagai
pihak eksternal atau intansi lain, sehingga diharapkan dari kegiatan ini dapat
aspek yang terkait dalam teknologi akuakultur dikaji dalam empat kelompok
Lahan Budidaya
Saluran Air
Bangunan Penunjang
31
Peralatan dan Mesin Penunjang
Backhoe, kendaraan panen (truk dan mobil bak terbuka), truk pengangkut
Terdiri dari Kantor Utama dan Kantor Kepala Seksi sebagai pusat kegiatan
administrasi.
- Aula
- Perpustakaan
- Wisma Tamu
Total bangunan 3 unit, tiap unitnya memiliki 2 kamar tidur ber-AC dengan
kapasitas 4 orang/unit. Memiliki ruang tamu, ruang makan dan dapur serta
televisi.
- Asrama
ruang tamu, ruang makan, serta fasilitas televisi dan ruang hiburan, fasilitas
32
a b c
d e f
Fasilitas Lainnya
a. Sarana Utama
- Tambak Pembesaran
jauh dari pantai sekitar 1 km dari pantai. Posisi tambak pembesaran ikan bawal
bintang pada area pertambakan blok E III di wilayah BLUPPB Karawang dan
pada blok E III terdapat 20 petak, dengan pembagian untuk pemeliharaan ikan
bawal bintang 2 petak, 8 petak untuk pemeliharaan ikan kerapu, 6 petak untuk
pemeliharaan kakap putih dan 4 petak sisanya digunakan untuk tandon air. Luas
33
masing-masing tambak sama besar yaitu 5.000 m2 dengan bentuk persegi
panjang. Ukuran panjang dan lebar tambak yaitu 100 x 50 m2. Petakan tambak
baik untuk pemeliharaan maupun untuk tandon air laut terbuat dari tanah yang
pada pembesaran ikan kakap putih mempunyai tekstur liat berpasir. Tekstur tanah
jenis ini baik untuk pemeliharaan ikan karena bersifat kedap air, yaitu dapat
menahan massa air yang besar sehingga memiliki tingkat rembesan yang relatif
kecil.
Pada tambak di lokasi Praktek Kerja Magang (PKM) terdapat dua macam
saluran air, yaitu saluran pemasukan (inlet) dan saluran pengeluaran (outlet).
Ukuran pipa PVC (Poly Vinil Chloride) yang digunakan pada tambak pembesaran
ikan kakap putih (L. calcalifer) yaitu ukuran 8 inchi. Saluran inlet dan outlet terpisah
dan terletak di ujung tambak yang berlawanan. Air yang bersumber dari tambak
tandon, dialirkan ke saluran inlet masing-masing tambak, yang mana pipa saluran
tersebut diberi saringan untuk menghindari masuknya tanah dan pasir yang
terbawa air dan mencegah masuknya hama ke dalam tambak misalnya kepiting
34
a b
Gambar 8.Tambak Pembesaran dan Saluran Air Laut (a) Tambak Pembesaran;
(b) Air Laut Dari Tandon Dialirkan ke Tambak Budidaya
b. Sarana Penunjang
Negara (PLN) cabang Karawang. Besar daya/kekuatan yang ada sebesar 630
KVA dan 415 KVA, karena terdapat dua gardu yakni di pinggir jalan dan di blok B
(daerah tambak ikan bandeng). Begitu pula pada usaha pembesaran ikan bawal
bintang (T. blochii) sumber tenaga listrik berasal dari PLN. Tenaga listrik
mempunyai peranan yang sangat penting dalam segala kegiatan budidaya, karena
operasional. Adanya arus listrik di tambak dapat dilihat dengan adanya tiang listrik.
35
Gambar 9. Gardu Listrik Utama
sehingga untuk pasokan air laut tersedia secara alami dari air laut yang dialirkan
ke arah tambak. Jarak pengambilan air laut (tandon) untuk dialirkan ke tambak
ikan kakap putih bintang sejauh 1 km, yang mana air laut tersebut dialirkan
melewati saluran air seperti sungai yang selanjutnya dialirkan ke kolam tandon
dengan menggunakan pompa. Air yang berada dikolam tandon tidak langsung
hari agar partikel atau kotoran tidak ikut masuk ke kolam budidaya. Setelah air
36
a b
Gambar 10.Sistem penyediaan air laut: (a) Air Laut dialirkan Langsung ke
Sungai; (b) Air laut Dari Sungai dialirkan ke Bak Tandon.
Sumber air tawar yang digunakan di BLUPPB Karawang ini berasal dari
utama sesuai Gambar 11. Air tawar dalam kegiatan budidaya ini digunakan untuk
- Sistem Aerasi
Pada tambak kakap putih, suplai oksigen diperoleh dari berbagai sumber,
diantaranya adalah difusi oksigen pada permukaan perairan, oksigen hasil dari
37
fotosintesis oleh fitoplankton, serta adanya gerakan air yang disebabkan oleh
Alat yang digunakan untuk menyuplai oksigen dalam tambak ikan kakap
putih adalah kincir air. Selain berfungsi sebagai pengaduk air dalam tambak, kincir
air juga mempunyai fungsi lain yaitu penyuplai oksigen di perairan tambak. Sistem
aerasinya adalah dengan menghubungkan kincir air pada aliran listrik, sehingga
kincir air dapat berputar dan menyebabkan terjadinya gerakan serta percikan air
yang menjadikan salah satu penyuplai oksigen dalam perairan tambak ikan kakap
putih. Kincir air yang digunakan dalam pembesaran ikan kakap putih dapat dilihat
pada Gambar 12. Terdapat dua kincir air yang digunakan pada tambak
pembesaran ikan kakap putih dan diletakkan di tengah, dekat dengan karamba
c. Prasarana
Kota Karawang, dan berdekatan dengan lokasi rumah warga. Letaknya yang jauh
dari Kota Karawang membuat akses jalan menuju BLUPPB Karawang ini cukup
38
tidak terawat dan jauh dari kata baik. Sebagian jalan sudah di aspal dan sebagian
jalan lainnya masih berupa tanah bercampur bebatuan. Jalan penghubung antara
tambak yang satu dengan lainnya adalah aspal yang sudah rusak, berlubang dan
masih banyak jalan yang berupa tanah liat. Walaupun jalan belum bisa dikatakan
baik tetapi masih dalam kondisi yang memadai dan dapat dilalui kendaraan
bermotor, baik roda dua maupun kendaraan beroda empat, jenis kendaraan
pembesaran dan langsung membeli ikan hasil budidaya. Kondisi jalan di sekitar
Jumlah
No. Jenis Kendaraan Keterangan
(buah)
Kendaraan Roda Dua :
1. Motor 20 Baik
Kendaraan Roda Tiga :
2. Motor Kaisar 3 Baik
Kendaraan Roda 4 :
3. Mobil Dinas 8 Baik
4. Mobil Box 1 Baik
5. Truk 1 Baik
6. Dumper Truck 1 Baik
7. Pick up 2 Baik
8. Eskavator 10 Baik
Jumlah 46
39
Gambar 13. Kondisi Jalan BLUPPB Karawang
- Fasilitas
1) Komunikasi
memperlancar hubungan komunikasi dengan pihak luar dan instansi lain. Selain
itu sarana komunikasi lainnya dapat menggunakan via internet, yaitu dengan
adanya alamat web dari BLUPPB Karawang, sehingga akses komunikasi lebih
mudah dan tak terbatas serta masyarakat dapat dengan mudah untuk
2) Laboratorium
mempunyai fungsi untuk diagnosis penyakit ikan dan udang. Pada laboratorium
kualitas lingkungan mempunyai fungsi untuk menganalisa sifat fisika kimia dari
tanah dan air. Laboratorium nutrisi mempunyai fungsi dalam budidaya pakan
alami, pembuatan pakan buatan serta uji nilai gizi dari pakan.
40
Laboratorium plankton berfungsi sebagai kultur dan pengamatan plankton
yang digunakan sebagai pakan alami. Dari semua laboratorium, keempatnya turut
ikan, laboratorium nutrisi dan laboratorium kualitas lingkungan yang berperan pada
a b
c d
41
3) Saung/ Rumah Jaga
Saung/ rumah jaga yang terdapat di wilayah pembesaran ikan kakap putih
rumah jaga ini juga digunakan untuk menyimpan alat-alat yang berhubungan
dengan kegiatan pembesaran ikan kakap putih yaitu seser, tudung saji, pakan,
timbangan pakan, jaring/ waring. Saung/ Rumah Jaga dapat dilihat pada Gambar
15.
Tahapan teknik pembesaran ikan kakap putih (L. calcalifer) pada tambak
semi intensif, terdiri dari: persiapan tambak, penebaran benih, pemberian pakan,
pemasaran.
dan media sebagai pemeliharaan benih. Untuk persiapan tambak dimulai dengan
42
Proses pengeringan dilakukan dengan membuka saluran pembuang.
Setelah itu, kolam budidaya dijemur hingga tanah dasar terlihat retak-retak dan
tanah dasar tambak yaitu untuk membasmi bibit penyakit dan benih- benih ikan
liar yang bersifat predator, serta menguapkan gas-gas beracun seperti ammonia,
serta perbaikan pematang agar tidak bocor. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi
di gambar 16 (a).
seluas 5.000 m2 atau 100 gram/m2. Kapur berfungsi untuk meningkatkan pH tanah.
Pengisian air seluruh petak tambak dilakukan hingga mencapai ketinggian optimal
membunuh bakteri, didiamkan sampai netral selama kurang lebih 7 hari. Proses
diberikan untuk menumbuhkan pakan alami dan memperbaiki kualitas air. Hal ini
dalam bentuk mikroba hidup yang memberi pengaruh menguntungkan bagi inang
43
dan mikroorganisme lainnya dalam air kolam sebagai makanan alami ikan.
Mikroba itu antara lain bakteri asam laktat seperti Lactobacillus, Carnobacterium,
sebanyak 2 buah yang diletakkan didekat inlet dan di tengah tambak. Pemasangan
kincir air bertujuan untuk menghasilkan oksigen di perairan selain diperoleh dari
fotosintesis fitoplankton dan difusi oksigen. Selain itu, dengan pemasangan kincir
air, dapat terjadi pengadukan air dalam tambak yang dapat berguna dalam proses
kegiatan pembesaran. Kolam yang sudah berisi air tidak langsung digunakan,
tetapi didiamkan terlebih dahulu agar plankton tumbuh dikolam tersebut. Proses
a b
c d
44
4.2.2 Penebaran Benih
penebaran benih ikan kakap putih. Benih ikan kakap putih didatangkan dari Balai
kriteria benih kakap putih yang memiliki kualias dan kuantitas baik, antara lain
adalah :
- Warna badan ikan putih keperakan dan memiliki warna yang cerah, tidak
pucat.
- Bentuk ukuran tubuh yang proposional antar kepala dan badan, tidak cacat,
seperti: tutup insang tidak lengkap, sirip punggung yang tidak lengkap
carrier
(pembawa).
Benih ikan kakap putih yang ditebar merupakan benih yang berukuran 10-12
cm dengan berat sekitar 50-75 gram dan berumur dua bulan dari pendederan.
5.000 m2, kedalaman 2 m, serta lebar pematang atas 3 m dan lebar pematang
bawah 5 m pada pagi hari atau sore hari saat suhu rendah guna menghindari
stres pada benih dengan kepadatan 2-4 ekor/m2. Benih yang ditebar melalui
tambak yang berbeda. Benih yang ditebar tidak langsung ditebar ke kolam
45
melainkan ditampung sementara dalam jaring berukuran 3 m2 untuk membiasakan
tempat pemberian pakan benih. Setelah benih dianggap telah terbiasa pada
angka kelulusanhidupan/Survival Rate (SR). Apabila padat tebar ikan terlalu tinggi
maka pertumbuhannya akan lambat ini disebabkan oleh persaingan pakan dan
ruang gerak ikan yang terbatas. Seiring bertambahnya ukuran dan berat ikan maka
Lama pemeliharaan ikan kakap putih adalah 6-7 bulan dimana ikan sudah
mencapai ukuran 400-500 gram dan dapat dipanen. Menurut Jaya et al (2013)
khususnya dalam membantu para petani ikan dan sebagai bahan pertimbangan
budidaya ikan. Laju pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup benih ikan
Kakap Putih selama masa budidaya dapat dijadikan acuan untuk lebih
Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch), sehingga dapat diperoleh hasil panen yang
46
4.2.3 Pengaturan dan Pemberian Pakan
Pakan yang digunakan pada pembesaran ikan kakap putih adalah pakan
ikan rucah dan pakan pelet. Pakan ikan rucah berasal dari tangkapan nelayan
terdiri dari ikan selar kuning, ikan tembang dan ikan kuniran yang telah dicincang.
Pakan ikan rucah yang dicincang halus diberikan pada ikan selama dua bulan
pembesaran sedangkan pakan ikan rucah yang dicincang kasar diberikan pada
ikan yang telah dua bulan berada pada petak pembesaran hingga panen. Ikan
rucah memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan pakan buatan. Ikan
mengalami pertumbuhan lebih cepat bila diberikan pakan berupa ikan rucah
Pakan pelet diberikan saat musim angin ketika pasokan ikan rucah sedikit.
Pakan pelet yang digunakan adalah pelet merk Megami (Gambar 18) berbagai
jenis. Kandungan nutrisi dari pakan pelet tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
47
Frekuensi pemberian pakan pada pembesaran ikan kakap putih dilakukan
sebanyak dua kali sehari yaitu pukul 08.00 dan 15.00. Dosis pakan yang diberikan
untuk satu hari adalah 5-7% dari biomassa. Pemberian pakan dilakukan di satu
tempat yang telah dibiasakan yaitu di sekitar saluran pembuangan (outlet) dengan
tujuan agar sisa pakan yang tidak termakan terkumpul di satu tempat dan mudah
Kualitas air tambak berkaitan erat dengan kondisi kesehatan ikan. Kualitas
parameter kualitas air primer yang selalu dipantau pada pembesaran ikan kakap
putih di BLUPPB Karawang yaitu suhu air, salinitas air, pH air, kadar DO
perairan yang baik untuk dijadikan media pemeliharaan ikan budidaya adalah :
Dari hasil pengukuran nilai pH air pada tambak pembesaran ikan kakap
dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 WIB berkisar 7,18-8,26 yang menunjukkan
air tambak bersifat netral dan sedikit basa. Alat yang digunakan pada pengukuran
, kisaran nilai pH untuk budidaya ikan kakap putih (L. calcalifer) yaitu 7,5-8,5. Nilai
pH yang terdapat pada tambak pembesaran ikan kakap putih masih dalam
keadaan baik.pH pen yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 19.
48
Gambar 19. pH pen
b. Salinitas
Dari hasil pengukuran salinitas air pada tambak pembesaran ikan kakap
dilakukan pada pagi hari pukul 07.00 WIB berkisar 20 ppt. Menurut Sudjiharno
sangat tinggi. Ikan Kakap Putih mampu hidup pada kisaran salinitas 0-33 ppt .Alat
Gambar 20.
49
c. Suhu
Dari hasil pengukuran suhu air pada tambak pembesaran ikan kakap putih
pada pagi hari pukul 07.00 WIB berkisar 280C. Alat yang digunakan untuk
mengukur nilai suhu adalah thermometer, tetapi pengukuran suhu yang digunakan
menunjukkan nilai DO, DO meter yang digunakan juga menunjukkan nilai dari
suhu air. Menurut Soetomo (1997), Suhu optimal bagi kehidupan dan
tersebut maka nilai suhu pada tambak pembesaran ikan kakap putih masih dalam
keadaan baik.
d. DO (Dissolved Oxygen)
Dari hasil pengukuran DO pada tambak pembesaran ikan kakap putih (L.
Menurut Soetomo (1997), Oksigen terlarut ikan kakap putih dewasa membutuhkan
oksigen terlarut 6,5-12,5 mg/l, Pengukuran dilakukan pada hari pukul 07.00 WIB.
Alat yang digunakan untuk mengukur nilai DO air yaitu DO meter. DO meter yang
50
e. Ammonia
Dari hasil pengukuran nilai ammonia air pada tambak pembesaran ikan
kakap putih (L. calcalifer) di BLUPPB Karawang, rata-rata berkisar antara 0,017
parameter kualitas air pada budidaya ikan kakap Amoniak 0,30 mg/L. Berdasar
dari penjelasan tersebut maka nilai ammonia pada tambak pembesaran ikan
kakap putih masih dalam keadaan baik. Alat yang digunakan untuk pengukuran
22.
f. Nitrit
Dari hasil pengukuran nilai nitrit air pada tambak pembesaran ikan kakap
putih (L. calcalifer) di BLUPPB Karawang, rata-rata berkisar antara 0,020 mg/L
0,077 mg/L. Menurut Hartanto et.al (2009) Toksisitas nitrit tergantung dari jenis
spesiesnya. Untuk mencegah stress pada ikan konsentrasi nitrit dalam area
budidaya perlu dijaga agar tidak melewati kadar 0,1 mg/L. Berdasar dari
penjelasan tersebut maka nilai nitrit pada tambak pembesaran ikan kakap putih
51
masih dalam keadaan baik. Alat yang digunakan untuk pengukuran nitrit air
ikan kakap putih (L. calcalifer) di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya Karawang, ditemukan adanya hama dari jenis crustacea seperti kepiting
(Scylla sp.), udang-udang liar dan ular air. Adanya organisme-organisme ini dapat
Oleh sebab itu, pada tahap persiapan tambak pembesaran, perlu dilakukan
biosecurity juga dapat menghindari dan mencegah hama yang masuk ke area
petakan tambak.
Parasit yang sering menginfeksi dalam pembesaran ikan kakap putih yaitu
Trichodina. Parasit ini menyerang bagian permukaan kulit dan insang ikan. Ciri
ciri dari timbulnya Parasit ini yaitu ikan berenang kepermukaan , produksi lendir
berlebih serta munculnya lukaluka dipermukaan tubuh ikan dan terjadi kerusakan
pada insang. Dalam kegiatan pemeliharaan kakap putih ikan yang terinfeksi
yang berisi air tawar 300 liter. Ikan kakap putih yang terserang penyakit direndam
selama 2-5 menit tergantung seberapa ikan kuat bertahan. Jika air sudah mulai
berlendir dan keruh maka treatmen ini dihentikan. Air tawar 300 liter yang dicanpur
Methylen blue dan formalin dengan dosis 50 ml ini mampu digunakan untuk 1
52
A
Menurut Afifah (2014) Ikan yang sakit segera ditangani dengan diangkat
dan dipisahkan dengan ikan yang lain sehingga tidak menular ke ikan yang
lainnya. Agar ikan yang dipelihara tidak terserang penyakit harus dilakukan
- Luka pada tubuh ikan akibat bergesekan dengan jaring yang kotor
- Mata ikan kakap putih mulai putih susu dan menonjol tanpa luka maupun
pendarahan.
53
- Polusi bahan organik maupun anorganik
bulan pembesaran sejak penebaran benih dan memiliki bobot 500 gram/ekor.
air diambil dan diletakkan di pinggir tambak. Jaring penampungan, dapat dilihat
jaring dilakukan dari sisi tambak lain yaitu dari saluran pemasukan dengan
menggunakan jaring sepanjang 100 m dan ditarik oleh sekitar 15 orang kemudian
digiring masuk ke jaring penampungan untuk disortir. Ikan kakap putih yang telah
memenuhi ukuran sebagai ukuran konsumsi akan dipanen dan ikan yang belum
jaring dengan bambu yang ditarik ke salah satu sisi karamba kemudian ikan
dimasukkan ke dalam wadah yang terbuat dari jaring halus untuk ditimbang
diberi aerasi.
mengambil dan membeli secara langsung ikan kakap putih. Pembeli biasanya
langsung datang untuk membeli ikan kakap putih dengan jumlah pembelian ikan
54
sebanyak 150 ekor. Oleh tengkulak ikan-ikan tersebut di bawa ke Jakarta untuk
Karawang ini hanya mencakup daerah Jakarta saja Ikan kakap putih siap
pengangkutan ikan kakap putih yang siap dibeli oleh konsumen dapat dilihat pada
Gambar 24.
Ikan Kakap Putih (L. calacalifer) pada BLUPPB Karawang dipanen dalam
masa pembesaran sekitar 6-7 bulan dengan berat 400-500 gram dijual dengan
Biaya investasi adalah biaya yang ditanamkan pada awal usaha berjalan.
Biaya investasi juga merupakan modal utama yang diperlukan untuk menyediakan
perlengkapan dan peralatan yang diperlukan untuk suatu usaha yang bersifat tidak
habis dipakai dalam satu kali proses produksi sehingga dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lama. Total biaya investasi pada pembesaran Ikan Kakap Putih
55
Tabel 5. Biaya Investasi dan penyusutan
Pompa celup
1 8 inchi 1 unit 15.000.000 15.000.000 48 312.500
Instalasi pipa
2 8 inchi 1 paket 3.300.000 3.300.000 48 68.750
Pembuatan
sumur air
3 tawar 1 paket 10.000.000 10.000.000 60 166.667
Instalasi air
4 tawar 1 paket 1.000.000 1.800.000 60 30.000
Timbangan
5 Gantung 1 buah 500.000 500.000 48 10.417
Peralatan
6 kerja 1 paket 3.000.000 3.000.000 36 83.333
Saung
Pencacahan
7 Rucah 1 unit 3.000.000 3.000.000 60 50.000
Mesin
Potong
8 Rumput 1 unit 2.500.000 2.500.000 60 41.667
Rumah Jaga
12 Tambak 1 unit 25.000.000 25.000.000 60 416.667
a. Biaya operasional
Biaya operasional merupakan biaya total yang dikeluarkan selama satu kali
periode produksi. Tabel biaya tetap dan variabel pembesaran ikan kakap putih
56
Tabel 6. Biaya Tetap
Harga
No Jenis Barang Volume Satuan Satuan Jumlah (Rp)
(Rp)
1 16.000 Ekor
Benih 3.500 56.000.000
2 124.444 Kg 4.500
Pakan (ikan rucah) 560.000.000
3 3.000 Kg 1.000
Kapur 3.000.000
4 3 Kg 210.000
Vitamin C 630.000
5 1 Paket 1.000.000
Obat-obatan 1.000.000
6 1 Paket 2.000.000
Analisa laboratorium 2.000.000
7 3 Paket 1.000.000
Persiapan Lahan 3.000.000
8 2 Paket 1.000.000
Biaya Panen 2.000.000
9 256 Liter 6.500
Bensin 1.664.000
10 10 Bulan 8.045.147
Listrik 80.451.468
Total 709.745.468
= Rp. 758.952.135
57
akan diperoleh jika selisih antara pendapatan dengan total biaya operasional
- Pendapatan
= 17.778 Kg x Rp 60.000
- Keuntungan
untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha
mencapai titik impas, yaitu tidak untung atau tidak rugi. Usaha dinyatakan layak
apabila nilai BEP produksi dan nilai BEP harga lebih rendah dari jumlah produksi
49.206.667
=
709.745.468
1 1.066.666.667
= Rp. 147.055.180
Artinya, titik impas biaya produksi dapat tercapai ketika penjualan ikan
kakap putih mencapai nilai Rp. 147.055.180/produksi dengan ukuran 400 gram.
58
- Break even point (BEP) Volume produksi
biaya tetap
BEP(Kg) = BiayaVariabel
Harga ikan(Rp/Kg)
Hasil Panen (Kg)
49.206.667
= 709.745.468
. 60.000
17.778
= 2.451 kg
Artinya, titik impas jumlah produksi dapat tercapai jika penjualan ikan kakap
melihat pendapatan relatif suatu usaha dalam 1 tahun terhadap biaya yang dipakai
dalam kegiatan tersebut. Suatu usaha dikatakan layak jika nilai R/C rasio lebih dari
1. Semakin tinggi nilai R/C rasio, tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin
tinggi. Nilai R/C rasio yang diperoleh dari usaha pembesaran ikan kakap putih di
BLUPPB Karawang yaitu 1,41, berarti usaha ini layak untuk dilakukan. Hal ini
Sesuai dengan pernyataan Lentera, 2008 yang menyatakan bahwa analisis R/C
ratio (Revenue Cost ratio) menunjukkan besar penerimaan usaha yang akan
usaha. Semakin besar nilai R/C ratio ( >1 )maka semakin besar pula penerimaan
yang diperoleh untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Hal tersebut dapat
Total pendapatan
R/C Ratio =
Total biaya produksi
Rp.1.066.666.667
= Rp. 758.952.135
= 1,41
59
Artinya setiap penambahan biaya sebesar Rp.1 akan memperoleh
lipat.
tahunnya. Payback periode yang didapatkan usaha pembesaran ikan kakap putih
ini akan kembali dalam kurun waktu 0,28 tahun atau 3,36 bulan.
Rp.85.100.000
= Rp.307.714.532
pembesaran ikan kakap putih ini akan kembali dalam kurun waktu 0,28 tahun atau
3,36 bulan.
hambatan yang terjadi pada proses pembesaran ikan kakap putih di BLUPPB
- Cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan air yang masuk ke dalam
Tambak minim akan treatment air. Cuaca yang tidak menentu di sini
ikan kakap putih masih minim adanya pagar pembatas (biosecurity) yang
60
seperti ular dan burung-burung yang masih masuk ke dalam tambak yang
karena harga yang ditawarkan untuk di jual adalah sangat tinggi sekitar Rp.
75.000/kg untuk ikan dalam keadaan mati dan Rp. 90.000/kg untuk ikan dalam
kebutuhan ikan kakap putih (L. calcalifer) konsumsi cukup tinggi, ditinjau dari
rutinnya tengkulak dari Jakarta yang mendatangi lokasi panen untuk mengambil
dan membeli secara langsung ikan kakap putih hasil panen. Sehingga usaha ini
R/C ratio 1,41 yang menyatakan bahwa usaha ini memiliki prospek jangka panjang
yang bagus.
analisis R/C ratio (Revenue Cost ratio) menunjukkan besar penerimaan usaha
yang akan diperoleh pembudidaya untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk
kegiatan usaha. Semakin besar nilai R/C ratio ( >1 )maka semakin besar pula
penerimaan yang diperoleh untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan. Hal
61
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
kakap putih pada tambak semi intensif di antaranya yaitu: pengeringan tanah
pemberian probiotik.
Ukuran benih yang ditebar adalah ukuran 10-12 cm. Jumlah benih yang
ditebar sejumlah 30.000 ekor dalam satu tambak dengan ukuran tambak 500
m3.
Pakan yang diberikan berupa ikan rucah atau pellet yang mempunyai
Waktu yang diperlukan dalam satu siklus produksi berkisar antara 5-6 bulan
hingga berat ikan mencapai ukuran 400-500 gram atau ukuran konsumsi,
Harga jual ikan bawal bintang sebesar Rp 75.000/kg untuk ikan dalam
keadaan mati dan Rp. 90.000/kg untuk ikan dalam keadaan hidup.
Dari Hasil Analisa Usaha di dapatkan R/C rasio yang diperoleh dari usaha
62
pembesaran ikan kakap putih di BLUPPB Karawang yaitu 1,41, berarti usaha
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dari kegiatan Praktek Kerja Magang yang
Melengkapi biosecurity pada area pertambakan agar tidak ada hama dan
dibudidayakan.
63
Daftar Pustaka
Agus Isnaini. (2011). Penilaian Kualitas Air dan kajian Potensi Situ Salam Sebagai
Wisata Air di Universitas Indonesia, Tesis. UI.
Bond, Manja Meyky, Nono Hartono, dan Hanafi. 2005. Pembenihan Kakap Putih
(Lates calcalifer). Loka Budidaya Laut Batam. Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya. Departemen Kelautan dan Perikanan. Batam.
Boyd, C.E. 1981. Water Quality in Warmwater Fish Pond. Auburn University.
Alabama.
Effendi, S. dan Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta. 159
hlm
64
Hartanto, N., T. Hermawan, Dikrurrahman, S. Aprianing. 2009. Budidaya Bawal
Bintang (Trachinotus Blochii, Lacepede). Balai Budidaya Laut Batam
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Departemen Kelautan Dan
Perikanan. Hlmn 72-80.
Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan. 2011. Budidaya Kakap Putih
(Lates calcarifer, Bloch). Jakarta.
Kordi K. dan A. B. Tancung. 2010. Pengelolaan Lualitas Air Dalam Budi Daya
Perairan. Rineka Cipta. Jakarta.
Kordi, K. M. G. H dan Andi, B. T. 2007. Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya
Perairan. Rineka Cipta. Jakarta. Hal: 14.
Kungvankij, P., L. B. Tiro, B. J. Pudadera dan I.O. Potesta. 1985. Biology and
Culture of Sea Bass (Lates calcarifer). Aquaculture Department, Southeast
Asian Fisheries Development Center. Bangkok.318 Hlm
Lentera, T. 2008. Pembesaran ikan mas di kolam air deras. Agromedia Pustaka:
Jakarta. 115 hlm.
Lentera, T. 2008. Pembesaran Ikan Mas di Kolam Air Deras. Agromedia Pustaka:
Jakarta. 96 hlm.
Mahyudin, Kholish. 2010. PANDUAN LENGKAP AGRIBISNIS PATIN. Penebar
Swadaya. Jakarta. Hal: 1.
Mulyono, Mugi. 2011. Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates Calcalifer, bloch). Pusat
Penyuluhan Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.148 Hlm
Murtidjo, Bambang Agus. 1998. Budidaya Kakap Putih Dalam Tambak Dan
Keramba. Kanisius. Yogyakarta.300 Hlm
Murtidjo, Bambang Agus. 1998. Budidaya Kakap Putih Dalam Tambak Dan
Keramba. Kanisius. Yogyakarta.115 Hlm
65
Narbuko, C. dan A. Achmadi. 2007. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara. Jakarta.
206 hlm.
Natalia, K. R. 2013. Pengaruh Salinitas Terhadap Kadar Glukosa Darah dan laju
Metabolisme pada Pendederan Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch).
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Schipp, Glenn, Jerome Bosmans, and John Humphrey. 2007. Northen Territory
Barramundi Farming Handbook. Department Of Primary Industri, Fisheries
And Mines. Australia
Soetomo H.A., Moch. 1997. Teknik Budidaya Ikan Kakap Putih di Air Laut, Air
Payau, dan Air Tawar. Trigenda Karya. Bandung
Sudjiharno. 1999. Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer, Bloch) di Keramba
Jaring Apung. Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Perikanan Balai
Budidaya Laut Lampung. 65 hlm.
Yesiani, Lia Ni Made. 2014. Manajemen Kualitas Air Pada Tambak Pembesaran
Ikan Kakap Putih (Lates Calcarifer ) Dan Ikan Bandeng (Chanos Chanos)
Di Tambak Ud. Laskar Langit Desa Patas Kecamatan Gerokgak Buleleng,
Bali. Universitas Brawijaya. Malang
Yulinda, E. 2012. Analisi Finansial Usaha Pembenihan Ikan Lele Dumbo (Clarias
gariepinus) di Kelurahan Lembah Sari Kecamatan Rumbai Pesisir Kota
Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. XVII (1) : 38-55.
66
LAMPIRAN
BLUPPB
KARAWANG
Legenda
67
Lampiran 2. Peta Lokasi BLUPPB Karawang
BLUPPB
KARAWANG
68
Lampiran 3. Denah Lokasi BLUPPB Karawang
Keterangan :
Blok A = petakan tambak udang vanamei
Blok B = petakan tambak ikan bandeng
Blok C dan D = petakan tambak udang vanamei
Blok E = petakan tambak ikan bawal bintang, kerapu, dan kakap putih
Blok F = petakan tambak udang vanamei
Blok G = petakan tambak udang vanamei
Blok H = petakan tambak udang vanamei
Blok I dan J = petakan tambak ikan nila, udang vanamei, ikan sidat, ikan patin,
ikan lele
69
Lampiran 4. Kegiatan Selama Praktek Kerja Magang
Pemberian Pakan
Proses pemanenan
70
71