PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Rumajomi HB., 2006, Kebakaran hutan di Indonesia dan dampaknya terhadap kesehatan
[Makalah pengantar Filsafah Sains, Program Pasca Sarjana],Bogor: Institut Pertanian Bogor..
2
-------,2015, http://www.greenpeace.org
Kebakaran hutan adalah salah satu peristiwa yang menyebabkan kerusakan
hutan yang rutin terjadi setiap tahun. Kebakaran hutan di Indonesia selalu terjadi
pada musim kemarau, yaitu pada bulan Agustus, September, dan Oktober, atau
pada masa peralihan (transisi). Wilayah hutan di Indonesia yang berpotensi
terbakar antara lain di Pulau Sumatera (Riau, Jambi, Sumut, dan Sumsel) dan di
Pulau Kalimantan (Kalbar, Kaltim, dan Kalsel).
3
United Nation Inernational Strategy for Disaster Reduction,2002, Natural Disasters and
sustainable development : Understanding the links between development and environment and
antural disasters, United Nation world summit on sustainable Development, New York.
4
Hermawan, W. 2006, Dampak Kebakaran Kebun dan Lahan terhadap Lingkungan
Hidup.,Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat.
penyiapan lahan (land clearing) untuk persiapan penanaman komoditas
perkebunan. Para pihak yang berkepentingan ingin segera menyiapkan lahan
dengan biaya yang serendah-rendahnya dan sekaligus mengharapkan kenaikan
tingkat kemasaman (pH) tanah (dari sekitar 3 sampai 4 menjadi 5 sampai 6) agar
tanaman perkebunan (sawit dan akasia, misalnya) dapat tumbuh dengan baik.5
Apabila hal ini dibiarkan terus terjadi, tentu akan membawa dampak yang
sangat buruk. Maka dari itu, kami memberikan gagasan solutif yakni Lemparan
(Lembaga Pemerhati Hutan) yang merupakan lembaga khusus dalam penanganan
masalah kebakaran hutan. Lembaga ini akan bergerak baik dalam upaya preventif
yakni melakukan pencegahan maupun upaya represif berupa penyelesaian ketika
terjadinya kebakaran hutan meliputi penanganan meluasnya area kebakaran dan
penyelesaian dalam ranah penegakkan hukum jika kemudian dilihat adanyanya
pelanggaran hukum. Untuk mencapai tujuan yang dicapai lembaga ini tentu
5
CIFOR. 2006. Penyebab dan Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia.
http://www.cifor.org. Dikutip tanggal 20 April 2016.
6
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Pengelolaan dan Lingkungan
Hidup.
7
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebuanan.
membutuhkan peran serta dari masyarakat atau Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) agar dapat terlibat di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam
karya tulis ilmiah ini antara lain;
1. Apakah yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran hutan?
2. Bagaimanakah mekanisme kerja Lemparan (Lembaga Pemerhati
Hutan) sehingga mampu mengatasi masalah kebakaran hutan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penulisan
karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui tentang;
1. Penyebab terjadinya kebakaran hutan yang kemudian diberikan
solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
2. Mekanisme kinerja Lemparan (Lembaga Pemerhati Hutan)
sehingga mampu mengatasi masalah kebakaran hutan mulai dari
proses perekrutan Sumber Daya Manusia di dalamnya, regulasi,
upaya-upaya yang dilakukan baik preventif maupun represif ketika
telah terjadi permasalahan berupa kebakaran hutan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini, antara lain;
1. Menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam mengatasi masalah
kebakaran hutan yang sering terjadi.
2. Menjadi bahan masukan bagi masyarakat agar ikut berpartisipasi
dalam mengatasi kebakaran hutan.
3. Menjadi bahan masukan bagi mahasiswa dan insan berpendidikan
untuk senantiasa berpartisipasi terutama menjalin sinergitas bidang
ilmu yang satu dengan yang lain dalam upaya mengatasi masalah
kebakaran hutan.
4. Menjadi sumber referensi bagi Penulis dalam memperluas
wawasan dan pengetahuan serta melatih diri untuk aktif dalam
kegiatan menulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hutan
Menurut pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999, hutan
adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan yang lainnya tidakdapat dipisahkan.8
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan .
Hutan, sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang
dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan yang dikuasai
oleh negara, memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia, karenanya
wajib disyukuri, diurus, dan dimanfaatkan secara optimal, serta dijaga
kelestariannya untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, bagi generasi
sekarang maupun generasi mendatang. Semua kawasan hutan di wilayah
indonesia merupakan hutan yang dikuasai oleh negara. Penguasaan hutan
tersebut memberikan wewenang kepada pemerintah untuk :
1. Mengatur dan mengurus segala sesuatu yang berkaitan dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan.
2. Menetapkan status wilayah tertentu sebagai kawasan hutan atau
kawasan hutan sebagai bukan kawasan hutan.
3. Mengatur dan menetapkan hubungan-hubungan Mengatur dan
menetapkan hubungan-hubungan hukum antara orang dengan hutan,
serta mengatur perbuatan-perbuatan hukum mengenai kehutanan9.
Hutan merupakan sumber daya alam yang dapat memberikan manfaat berlipat
ganda, baik manfaat yang secara langsung maupun manfaat secara tidak
langsung. Manfaat hutan secara langsung adalah sebagai sumber berbagai
8
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, Halm. 3
9
Pasal 4 ayat 2 UU No 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.
jenis barang, seperti kayu, getah, kulit kayu, daun, akar, buah, bunga dan
lainlain yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh manusia atau menjadi
bahan baku berbagai industri yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi
hampir semua kebutuhan manusia. Manfaat hutan yang tidak langsung
meliputi: (a) Gudang keanekaragaman hayati (biodiversity) yang terbesar di
dunia meliputi flora dan fauna, (b) Bank lingkungan regional dan global yang
tidak ternilai, baik sebagai pengatur iklim, penyerap CO2 serta penghasil
oksigen, (c) Fungsi hidrologi yang sangat penting artinya bagi kehidupan
manusia di sekitar hutan dan plasma nutfah yang dikandungnya, (d) Sumber
bahan obat-obatan, (e) Ekoturisme, (f) Bank genetik yang hampir-hampir
tidak terbatas, dan lain-lain.10
Hutan sebagai salah satu bagian dari lingkungan hidup merupakan karunia
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan salah satu kekayaan alam yang sangat
penting bagi umat manusia. Hal ini didasarkan pada banyaknya manfaat yang
diambil dari hutan. Misalnya hutan sebagai penyangga paru-paru dunia.
Menurut Black Law Dictionary, hutan (forest) adalah suatu daerah tertentu
yang tanahnya ditumbuhi pepohonan tempat hidup segala binatang.11
Hutan mempunyai banyak fungsi dan memainkan peran penting dalam
pelestarian tanah dan air, memelihara atmosfir yang sehat dan memelihara
keanekaragaman hayati tumbuh-tumbuhan dan hewan . Kelangsungan dan
keberadaan hutan tergantung sejauh mana kita mengakui dan melindungi
nilai-nilai ekologi dan nilai sosial serta ekonominya.Manfaat-manfaat ini
perlu di masukkan kedalam sistem neraca ekonomi nasional yang dipakai
untuk menimbang pilihan-pilihan pembangunan.
B. Kebakaran Hutan
Sejak 1990 Indonesia telah kehilangan seperempat dari keseluruhan luas
hutannya. Hampir 31 % dari hutan tua kepulauan ini telah jatuh ke tangan
penambang dan pengembang lahan pada periode yang sama. Bahkan, tingkat
10
Wirendro sumargo dkk,2001 ,Potret Keadaan Hutan Indonesia Periode Tahun 2000-2009,
Forest Watch Indonesia.halm 1.
11
Suriansyah Murhaini, 2012, Hukum Kehutanan (Penegakan Hukum Terhadap Kejahatan di
Bidang Kehutanan), Laksbang Grafika, Yogyakarta, hal. 9.
penggundulan hutan meningkat hingga 19 % sejak akhir 1990an, sementara
setiap tahunnya berkurangnya hutan primer telah meluas hingga 26 % .12
Kebakaran adalah terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau
mendatangkan bencana. Kebakaran dapat terjadi, karena pembakaran yang
tidak terkendali Karena proses alami atau karena kelalaian manusia. Sumber
api alami antara lain adalah kilat, yang menyambar pohon atau bangunan,
letusan gunung berapi yang menyebaran bongkahan barapi dan bergesekan
antara ranting tumbuhan kering, karena goyangan angin yang menimbulkan
panas atau percikan api. Sedangkan kebakaran adalah tindakan membakar
sesuatu untuk tujuan tertentu.
Kebakaran hutan dilakukan secara sengaja dan menjadi salah satu bagian
penting dari masalah kehutanan dan perkebunan Indonesia. Hutan Indonesia
sebenarnya masuk dalam kategori hutan hujan basah yang sebenarnya kecil
kemungkinan terjadi kebakaran dengan sendirinya atau yang disebabkan
karena faktor alam. Faktanya, kawasan yang terbakar adalah kawasan yang
telah telah dibersihkan melalui proses land clearing sebagai salah satu
persiapan pembangunan kawasan perkebunan. Artinya, kebakaran hutan
secara nyata dipicu oleh api yang sengaja dimunculkan.
Kebakaran hutan terjadi karena beberapa faktor, yakni oleh ulah manusia
dan faktor alam itu sendiri. Faktor alam biasa terjadi pada musim kemarau
ketika cuaca sangat panas. Namun, sebab utama dari kebakaran adalah
pembukaan lahan yang meliputi :13
- Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet ke lahan
lain Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan baik oleh masyarakat
maupun perusahaan. Namun bila pembukaan lahan dilaksanakan
dengan pembakaran dalam skala besar, kebakaran tersebut sulit
terkendali. Pembukaan lahan dilaksanakan untuk usaha perkebunan,
Hutan Tanaman Industri, pertanian lahan kering, sonor dan mencari
ikan. pembukaan lahan yang paling berbahaya adalah di daerah
rawa/gambut.
12
Anonim, 2008, Kebakaran hutan sebagai hasil dari kegagalan pemerintah Indonesia,
diakses pada dari www.hukum online.com, (20 April 2016).
13
Anonim, 2007, sebab kebakaran Hutan Indonesia pada http;//www.issdp.or.id/v2.
- Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan kebakaran, misalnya
di lahan bekas Hak Pengusahaan Hutan dan di daerah yang beralang-
alang.
- Konflik antara pihak pemerintah, perusahaan dan masyarakat karena
status lahan sengketa Perusahaan-perusahaan kelapa sawit kemudian
menyewa tenaga kerja dari luar untuk bekerja dan membakar lahan
masyarakat lokal yang lahannya ingin diambil alih oleh perusahaan,
untuk mengusir masyarakat. Kebakaran mengurangi nilai lahan
dengan cara membuat lahan menjadi terdegradasi, dan dengan
demikian perusahaan akan lebih mudah dapat mengambil alih lahan
dengan melakukan pembayaran ganti rugi yang murah bagi penduduk
asli.
- Dalam beberapa kasus, penduduk lokal juga melakukan pembakaran
untuk memprotes pengambil-alihan lahan mereka oleh perusahaan
kelapa sawit.
- Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah, sehingga terpaksa
memilih alternatif yang mudah, murah dan cepat untuk pembukaan
lahan.
- Kurangnya penegakan hukum terhadap perusahaan yang melanggar
peraturan pembukaan lahan.
Kerugian akibat kebakaran maupun pembakaran hutan dan lahan sangat
besar sekali baik terhadap kehidupan manusia maupun terhadap kehidupan
mahluk hidup lainnya. Yang paling merugikan adalah timbulnya korban
akibat keganasan api baik langsung maupun tidak langsung, serta hilangnya
plasmanutfah dan lenyapnya spesies tanaman dan binatang yang tidak
mungkin kembali lagi. Untuk itu akibat kebakaran hutan dapat dibagi menjadi
tiga bagian yaitu kerugian ekologis, ekonomis dan social14.
Penegakan hukum lingkungan untuk kasus kebakaran hutan/lahan yang
pelakunya oleh pemegang hak pengusahaan hutan/perkebunan selama kurun
waktu 2001-2006 menyebutkan sebanyak 11 kasus pembakaran hutan/lahan
yang diproses hukum dan dibawa ke pengadilan. Pertanyaan publik nasional
14
Saharjo, B.H. 2003. Kebakaran Hutan dan Lahan. Laboratorium Kebakaran Hutan dan Lahan, Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
dan internasional mengenai keseriusan penegakan hukum baik yang
bersumber pada peraturan perundangundangan yang ada maupun instrumen
internasional yang telah disepakati oleh Indonesia menjadi pertanyaan serius,
terutama untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat, kepentingan menjaga
lingkungan, dan penerapan prinsip zero burning .15
Ketentuan mengenai kebakaran/pembakaran hutan didalam undang-
undang Kehutanan sebenarnya tidak memberikan perhatian yang memadai
bagi upaya penanggulangan kebakaran, karena larangan membakar hutan
yang terdapat dalam undang-undang Kehutanan ternyata dapat di mentahkan
untuk tujuan-tujuan khusus sepanjang mendapat izin dari pejabat yang
berwenang. Sementara ketentuan dalam PP No. 4 tahun 2001 memperkecil
interpretasi penggunaan pasal 10 dalam PP No. 45 tahun 2004 tentang
tindakan penegakkan hukumnya, artinya tindakan perlindungan hutan dari
tindakan pembakaran akan diberlakukan bagi mereka pelaku yang tidak
memiliki ijin atau surat yang sah sesuai peraturan yang berlaku. Dalam PP
Nomor 4 tahun 2001 itu pula, ketentuan sanksi bagi pembakar hutan hanya
diberlakukan sanksi administrasi sebagaimana diatur dalam pasal 25 dan 27
UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup .16
15
Lihat selengkapnya pada http;//walhibali.blogspot.com
16
Walhi, Kasus Kebakaran Hutan, Kebutuhan Akan Kebijakan yang MengaturTanggung Jawab
Perusahaan, diakses pada http://www.walhi.or.id (20 April 2016).
17
Andini T. Nirmala dan Aditya A. Pratama, 2003, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa
Kini, Surabaya: Prima Media.
masyarakat yang telah mendefinisikan bentuk aktifitas yang dapat dilakukan
oleh pihak tertentu terhadap pihak lainnya, hak istimewa yang telah diberikan
serta tanggungjawab yang harus dilakukan.18
18
Siagian, Sondang P, 1995.,Teori Pengembangan Organisasi.,Jakarta: Bumi Aksara.
19
Rita Hanafie,. 2010, Pengantar Ekonomi Pertanian., Yogyakarta: CV. Andi Offset.
20
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan.
Hak Asasi Manusia, Kepolisian dan Kejaksaan. Dengan sinergitas atar
instansi yang terkait diharapkan agar masalah kebakaran hutan dapat diatasi
dan tidak menjadi agenda setiap tahun. Lembaga ini akan bekerja dalam
beberapa bidang, diantaranya;
a. bidang pencegahan;
b. bidang penindakan;
c. bidang hukum dan kerja sama; dan
d. bidang pengawasan internal dan pengaduan masyarakat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
ABSTRAK
Hutan dan kehutanan merupakan salah satu sub sektor yang memiliki fungsi
penting dan strategis dalam pembangunan nasional secara lintas generasi. Peran
dan fungsi hutan yang penting dari aspek ekonomi, ekologi dan sosial budaya,
telah mendorong pembangunan kehutanan dan berbagai isu/wacana turunannya
menjadi perhatian utama berbagai kepentingan baik di tingkat global, nasional
maupun lokal.