Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai merupakan satu-satunya sekolah

menengah yang ada di Desa Tolotio Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone

Bolango dan berada di jalan Trans Pantai Sulawesi. SMP Negeri 3 SATAP

Bone Pantai ini didirikan oleh Ibu. Hj. Kartin Botutihe pada tahun 2008. SMP

ini terdiri dari 3 kelas, kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX yang masing-masing

hanya memiliki 1 kelas.

Sekolah ini sudah 4 kali ganti kepala sekolah dan sekarang sekolah

dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Bapak Supandi H. Manan, S.Pd.

dengan 8 tenaga pengajar (Guru) dan 2 orang honorer.

Jumlah seluruh siswa-siswi tahun 2013 di SMP ini yaitu sebanyak 81

orang. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah keseluruhan siswa yaitu sebanyak 36

orang dan siswi 45 orang. Secara rinci Dari jumlah tersebut diketahui bahwa

jumlah pelajar kelas VII berjumlah 26 orang yang terdiri dari siswa 12 orang

dan siswi 14 orang, sedangkan jumlah pelajar di kelas VIII berjumlah 21 orang

yang terdiri dari siswa 10 orang dan siswi 11 orang, dan untuk pelajar kelas IX

berjumlah 34 orang yang terdiri dari siswa 14 orang dan siswi 20 orang.

Untuk bangunan gedungnya memiliki 9 Gedung, diantarnya; 3 ruang

kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang dewan guru, 1 Aula, 1

Perpustakaan, dan Toilet.

35
4.2. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai, waktu

penelitian dilaksanakan Selama 2 hari yakni dari tanggal 28 - 29 Mei 2013.

Teknik pengambilan sampel yaitu Purposive Sampling dengan jumlah populasi

yaitu 81 orang dan sampel 36 orang, kemudian disajikan dalam bentuk tabel

distribusi dan analisis hubungan sebagai berikut:

4.2.1. Analisis Univariat

4.2.1.1. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang Kebiasaan Merokok

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan distrtibusi pengetahuan

responden tentang kebiasaan merokok yaitu dapat dilihat secara rinci pada

tabel berikut:

Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Kebiasaan
Merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013
PROSENTASE
NO PENGETAHUAN JUMLAH
(%)
1. Baik 7 19,4
2. Cukup 19 52,8
3. Kurang 10 27,8
JUMLAH 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.1 Pengetahuan responden tentang kebiasaan

merokok yang meliputi Definisi merokok, alasan merokok, Factor yang

menyebabkan kebiasaan merokok pada pelajar, Bahaya kebiasaan merokok,

dan Cara menghindari kabiasaan merokok yang di kategorikan dalam tiga

bagian yaitu baik, cukup, dan kurang, memperoleh hasil yaitu pengetahuan

35
dengan kategori baik sejumlah 7 orang atau 19,4%, kemudian jumlah

pengetahuan responden dengan kategori cukup yaitu 19 orang atau 52,8%

dan pengetahuan responden dengan kategori kurang sebanyak 10 orang saja

atau sekitar 27,8%.

4.2.1.2. Distribusi Sikap Responden Tentang Kebiasaan Merokok

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan distrtibusi sikap responden

tentang kebiasaan merokok yaitu dapat dilihat secara rinci pada tabel

berikut:

Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori sikap Tentang Kebiasaan Merokok
di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013
PROSENTASE
NO SIKAP JUMLAH (%)
1. Baik 35 97,2
2. Cukup 1 2,8
3. Kurang 0 0,0
JUMLAH 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.2 Sikap responden terhadap rokok yang meliputi

Sikap yang di ambil pelajar terhadap kebiasaan merokok di lingkungan

sekolah, keluarga, pergaulan tempat tinggal serta sikap yang di ambil pelajar

terhadap kebiasaan merokok untuk diri sendiri di kategorikan menjadi 3

bagian yaitu baik, cukup dan kurang dan memperoleh hasil bahwa

responden yang mempunyai sikap dengan kategori baik lebih banyak

daripada dengan responden responden dengan kategori cukup, yaitu

responden dengan ketegori baik dengan jumlah 35 orang atau sekitar 97,2%,

35
dan responden dengan kategori cukup hanya 1 orang atau sekitar 2,8%,

sedang responden dengan kategori kurang tidak ada.

4.2.1.3. Distribusi Kebiasaan Merokok Responden

Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan distrtibusi sikap responden

tentang kebiasaan merokok yaitu dapat dilihat secara rinci pada tabel

berikut:

Tabel 4.3
Distribusi Kebiasaan Merokok Responden
Di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013

PROSENTASE
NO KEBIASAAN RESPONDEN JUMLAH
(%)
1. Biasa merokok 15 41,7
2. Tidak biasa merokok 21 58,3
JUMLAH 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.3 di peroleh bahwa repsonden yang memiliki

kebiasaan merokok lebih sedikit daripada yang tidak biasa merokok, hal ini

dibuktikan dengan jumlah responden yang merokok yaitu sebanyak 15

orang atau 41,7%, dan yang tidak biasa merokok yaitu sebanyak 21 orang

atau 58,3%.

4.2.2. Analaisis Bivariat

Analisis hubungan dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada

hubungan antara pengetahuan dan sikap pelajar dengan kebiasaan merokok di

SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai. Hasil analisis adalah sebagai berikut:

35
4.2.2.1. Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Kebiasaan Merokok

Untuk melihat hubungan pengetahuan responden terhadap kebiasan

merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai, dapat dilihat pada table

sebagai berikut:

Tabel 4.4
Hubungan pengetahuan responden terhadap kebiasan merokok
di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai tahun 2013

KEBIASAAN MEROKOK
TIDAK JUMLAH
BIASA
PENGETAHUAN
MEROKOK
BIASA p Value
MEROKOK
n % n % n %
Kurang 7 70,0 3 30,0 10 100,0
Cukup 6 31,6 13 68,4 19 100,0 p = 0.13
Baik 3 42,8 4 57,2 7 100,0
JUMLAH 16 44.4 20 55.5 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa pengetahuan responden dengan

kategori kurang dan mempunyai kebiasaan merokok ada 7 orang atau

70,0%, dan yang tidak merokok yaitu sejumlah 3 orang atau 30,0%, begitu

juga dengan pengetahuan responden dengan kategori cukup dan mempunyai

kebiasaan merokok yaitu sejumlah 6 orang atau 31,6% dan yang tidak

merokok sejumlah 13 orang atau 68,4%, dan untuk pengetahuan responden

dengan kategori baik dan mempunyai kebiasaan merokok yaitu sejumlah 3

orang atau sektar 42,8%, dan yang tidak merokok sejumlah 4 orang atau

sekitar 57,2%.

35
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Statistik

Fisher exact diperoleh hasil dengan nilai p 0,130 (> . 0,05), ini berarti dapat

diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan pelajar

dengan kebiasaan merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun

2013.

4.2.2.2. Hubungan Sikap Responden Terhadap Kebiasaan Merokok

Untuk mengetahui hubungan sikap responden dengan kebiasaan

merokok kategori sikap responden baik yang mempunyai kebiasaan

merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai dapat dilihat pada table

sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hubungan sikap responden terhadap kebiasan merokok
di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai tahun 2013

KEBIASAAN MEROKOK
BIASA TIDAK BIASA JUMLAH p Value
SIKAP
MEROKOK MEROKOK

n % n % n %
Cukup 1 100,0 0 0,0 1 100,0
Baik 14 40,0 21 60,0 35 100,0 p = 0,417
JUMLAH 15 41,7 21 58,3 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sikap responden dengan

kategori kurang, tidak ada yang memiliki kabiasaan merokok ataupun yang

tidak merokok. Sedangkan untuk sikap responden dengan kategori cukup

dan mempunyai kebiasaan merokok hanya berjumlah 1 orang atau 100,0%

35
dan yang tidak merokok tidak ada, kemudian untuk sikap responden dengan

kategori baik dan mempunyai kebiasaan merokok yaitu sejumlah 14 orang

atau sektar 40,0% , dan yang tidak merokok sejumlah 21 orang atau sekitar

60,0%.

Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Statistik

Fisher exact diperoleh hasil nilai p 0,417 (> . 0,05), ini berarti dapat

diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan antara sikap pelajar dengan

kebiasaan merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013.

4.3. Pembahasan Penelitian

Dalam penelitian ini setelah dilakukan analisa dan pengujian hipotesis

dengan menggunakan uji Fisher exact pada tabulasi silang diperoleh tidak

terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan merokok dan tidak

terdapat hubungan antara sikap pelajar dengan kebiasaan merokok di SMP

Negeri 3 SATAP Bone Pantai tahun 2013. Hubungan variable-variabel ini akan

dibahas sebagai berikut:

4.3.1. Hubungan Pengetahuan Responden terhadap Kebiasaan Merokok

Tingkat pengetahuan seluruh siswa laki-laki di SMP Negeri 3 SATAP

Bone Pantai masuk dalam kategori pengetahuan cukup, dengan nilai hasil

prosentase 52,8%. Dari hasil tersebut di dapatkan ada 31,6% yang merokok

dan 68,4% yang tidak merokok, artinya meskipun pengetahuan mereka sudah

cukup, tetapi masih ada juga yang merokok.

35
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Statistik

Fisher exact diperoleh hasil p 0,130 (> . 0,05) yang dapat diinterpretasikan

tidak ada hubungan antara pengetahuan pelajar dengan kebiasaan merokok di

SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Remaja Laki-laki Terhadap

Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009 yang dilakukan

oleh Yuni Christinawaty Purba (2009) yang memperoleh kesimpulan tidak

terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kebiasaan merokok, asumsi

yang diperoleh dari penelitiannya yaitu bahwa Remaja laki-laki di SMU

Parulian 1 Medan hanya sekedar mengetahui, namun belum mampu

menganalisis, mengintesis, dan mengevaluasi. hal ini juga didukung oleh

Tandra (2003) yang mengatakan bahwa jumlah perokok dikalangan remaja

tinggi, meskipun telah mengetahui dampak buruk rokok bagi kesehatan dan

menyebutkan bahwa 20% dari total perokok di indonesia adalah remaja.

Seperti yang dijelaskan oleh Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan

adalah PHUXSDNDQ KDVLO WDKX dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu ( . . . ) Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Hal ini sejalan dengan yang terjadi di kalangan siswa laki-laki SMP

Negeri 3 SATAP Bone Pantai, yang dalam hal ini memperoleh pengetahuan

35
dari berbagai macam sumber, seperti sarana informasi media cetak,

elektronik, dan iklan. Artinya siswa memperoleh pengetahuan setelah

melakukan penginderaan mata dan telinga.

Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dilapangan bahwa SMP

Negeri 3 SATAP Bone Pantai baru 1 kali di adakan penyuluhan tentang

bahaya merokok. Sedangkan, untuk sekolah sendiri, mata pelajaran penjaskes

merupakan pelajaran yang menyinggung sedikit tentang bahaya merokok.

selain itu, di perpustakaan sekolah juga menyediakan buku tentang merokok,

namun pembaca kurang meminati.

Sehubungan dengan ini, pengetahuan yang dimiliki siswa laki-laki

SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai hanya sekedar mengetahui saja. Namun,

belum memahami betul dampak buruk yang di berikan akibat dari kebiasaan

merokok. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak

mempengaruhi dalam kebiasaan merokok, mungkin saja hal yang

mempengaruhi siswa laki-laki di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai ini

adalah pengaruh orang lain, baik itu melalui pergaulan di lingkungan tempat

tinggal maupun sekolah.

Selain itu, dilihat dari segi usia, siswa laki-laki SMP dari usia 13tahun

- 16tahun, yang dalam masa ini masih dalam tahap pencarian jati diri dimana

pengaruh orang lain sangat mempengaruhi pola pikir mereka seperti tidak

peduli dengan efek buruk dari kebiasaan merokok. Karena menurut mereka,

35
efek buruk belum nampak secara jelas di lingkungan sekitar mereka, sehingga

ketakutan akan efek buruk tersebut tidak di hiraukan dan berakibat masih ada

saja siswa laki-laki yang merokok meskipun mereka tau efek buruk yang di

berikan akibat kebiasaan merokok.

4.3.2. Hubungan Sikap Responden terhadap Kebiasaan Merokok

Tingkatan Sikap yang dimiliki seluruh siswa laki-laki di SMP Negeri 3

SATAP Bone Pantai, masuk dalam ketgori sikap baik. Dengan nilai hasil

prosentase 97,2%, Dari hasil tersebut di dapatkan ada 40,0% yang merokok

dan 60,0% yang tidak merokok, artinya meskipun sikap mereka sudah baik,

tetapi masih ada saja yang merokok.

Sesuai hasil penelitian berdasarkan analisa data dengan menggunakan

uji Statistik Fisher exact diperoleh hasil p 0,417 (> . 0,05) ini dapat

diinterpretasikan bahwa tidak ada hubungan antara sikap pelajar dengan

kebiasaan merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013

Hasil yang didapat dalam penelitian ini juga masih sejalan dengan

penelitian Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, dan Sikap Remaja Laki-laki

Terhadap Kebiasaan Merokok di SMU Parulian 1 Medan tahun 2009 yang

dilakukan oleh Yuni Christinawaty Purba (2009) yang mendapatkan hasil

bahwa tidak ada hubungan antara sikap responden terhadap kebiasaan

merokok di SMU 1 Parulian Medan tahun 2009.

35
Asumsi yang diperoleh dari hasil penelitian Yuni Christinawaty Purba

(2009) yaitu bisa saja di Karenakan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja

merokok, bukan hanya sikap saja, tetapi banyak faktor lain. Menurut Lewin

dalam Komasari dan Helmi (2000) menyatakan bahwa hampir sebagian

remaja memahami akibat yang berbahaya dari rokok, tetapi mereka tidak

mencoba menghindari perilaku tersebut. Ternyata ada banyak alasan yang

melatar belakangi. perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan

individu artinya bahwa perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari

dalam diri, juga disebabkan oleh lingkungan dimana pada remaja mulai

mengalami krisis aspek psikososial yang masa perkembangannya yaitu masa

sedang mencari jati diri.

Menurut Azwar (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap

terhadap obyek antara lain : pengalaman pribadi, pengaruh orang lain,

pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan faktor

emosional.

Sehubungan dengan hal ini, siswa laki-laki SMP Negeri 3 SATAP Bone

Pantai walaupun sikap responden dengan kategori memiliki sikap baik, tetapi

masih ada juga yang memiliki kebiasaan merokok. Hal ini bisa saja

disebabkan karena beberapa faktor seperti pengaruh orang lain, misalkan

teman pergaulannya, pengaruh media massa, contohnya iklan rokok yang

menggambarkan kenikmatan dalam merokok atau pernyataan tentang

35
keunggulan dari seorang perokok, sehingga menciptakan rasa keingin tahuan

dan tertarik mencoba hal tersebut. Selain itu, faktor emosional seperti disaat

sedang frustasi, kebanyakan dari siswa laki-laki melakukan pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego atau semacam penyaluran frustasi itu dengan

merokok, artinya misalnya seorang anak laki-laki SMP seusia mereka masuk

dalam masa puberitas, dimana ada saat mereka merasa frustasi deng pacar,

maka jalan yang di ambil untuk menyalurkan frustasi mereka yaitu salah

satunya dengan merokok.

Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan di lapangan, sikap siswa

laki-laki di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai, selain masalah tentang

beberapa faktor yang menyebabkan para siswa laki-laki merokok, masalah

yang lainnya yaitu tentang pengawasan. Baik pengawasan dari sekolah, rumah

maupun lingkungan pergaulan tampak tidak berjalan dengan baik. Untuk

pengawasan di lingkungan sekolah, Hal ini terlihat di saat jam-jam istirahat,

dimana siswa laki-laki senang nongkrong di kantin luar sekolah, kantin

tersebut menyediakan rokok dan kantin ini sudah menjadi tempat siswa laki-

laki merokok. Hal ini tidak di perhatikan oleh pihak sekolah untuk di lakukan

pengawasan yang ketat. Yang lebih di sayangkan lagi, pemilik kantin tidak

menegur atau tidak peduli dengan sikap yang dilakukan oleh siswa laki-laki

tersebut, tetapi hanya di biarkan begitu saja. Bahkan untuk menyampaikan

kepada orang tua siswa pun tidak di lakukan.

35
Selain itu, di lingkungan tempat pergaulan di luar jam sekolah. Peneliti

juga menjumpai beberapa siswa laki-laki di SMP Negeri 3 SATAP Bone

Pantai tampak sedang asik merokok dengan yang lainnya di salah satu rumah

warga yang menjadi tempat berkumpul mereka, disitu tampak beberapa siswa

laki-laki SMP tersebut tengah asik mengobrol sambil merokok bersama

teman-teman sebaya dan orang-orang yang lebih tua dari mereka, bahkan

orang tua sekalipun tengah duduk bersama. Disni terlihat bahwa merokok itu

sudah menjadi hal biasa di lingkungan mereka, karena peran orang tua disni

meskipun bukan orang tua kandung, tetapi kerja sama untuk mencegah anak-

anak dari gangguan kesehatan itu tidak jalan, sehingga kurangnya pengawasan

orang tua mengakibatkan anak-anak menjadi tidak terarah atau menjadi

seorang dengan memiliki kebiasaan merokok.

35

Anda mungkin juga menyukai