menengah yang ada di Desa Tolotio Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone
Bolango dan berada di jalan Trans Pantai Sulawesi. SMP Negeri 3 SATAP
Bone Pantai ini didirikan oleh Ibu. Hj. Kartin Botutihe pada tahun 2008. SMP
ini terdiri dari 3 kelas, kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX yang masing-masing
Sekolah ini sudah 4 kali ganti kepala sekolah dan sekarang sekolah
dipimpin oleh kepala sekolah yang bernama Bapak Supandi H. Manan, S.Pd.
orang dan siswi 45 orang. Secara rinci Dari jumlah tersebut diketahui bahwa
jumlah pelajar kelas VII berjumlah 26 orang yang terdiri dari siswa 12 orang
dan siswi 14 orang, sedangkan jumlah pelajar di kelas VIII berjumlah 21 orang
yang terdiri dari siswa 10 orang dan siswi 11 orang, dan untuk pelajar kelas IX
berjumlah 34 orang yang terdiri dari siswa 14 orang dan siswi 20 orang.
kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang dewan guru, 1 Aula, 1
35
4.2. Hasil Penelitian
yaitu 81 orang dan sampel 36 orang, kemudian disajikan dalam bentuk tabel
responden tentang kebiasaan merokok yaitu dapat dilihat secara rinci pada
tabel berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan Tentang Kebiasaan
Merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013
PROSENTASE
NO PENGETAHUAN JUMLAH
(%)
1. Baik 7 19,4
2. Cukup 19 52,8
3. Kurang 10 27,8
JUMLAH 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013
bagian yaitu baik, cukup, dan kurang, memperoleh hasil yaitu pengetahuan
35
dengan kategori baik sejumlah 7 orang atau 19,4%, kemudian jumlah
tentang kebiasaan merokok yaitu dapat dilihat secara rinci pada tabel
berikut:
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori sikap Tentang Kebiasaan Merokok
di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013
PROSENTASE
NO SIKAP JUMLAH (%)
1. Baik 35 97,2
2. Cukup 1 2,8
3. Kurang 0 0,0
JUMLAH 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013
sekolah, keluarga, pergaulan tempat tinggal serta sikap yang di ambil pelajar
bagian yaitu baik, cukup dan kurang dan memperoleh hasil bahwa
responden dengan ketegori baik dengan jumlah 35 orang atau sekitar 97,2%,
35
dan responden dengan kategori cukup hanya 1 orang atau sekitar 2,8%,
tentang kebiasaan merokok yaitu dapat dilihat secara rinci pada tabel
berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Kebiasaan Merokok Responden
Di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai Tahun 2013
PROSENTASE
NO KEBIASAAN RESPONDEN JUMLAH
(%)
1. Biasa merokok 15 41,7
2. Tidak biasa merokok 21 58,3
JUMLAH 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013
kebiasaan merokok lebih sedikit daripada yang tidak biasa merokok, hal ini
orang atau 41,7%, dan yang tidak biasa merokok yaitu sebanyak 21 orang
atau 58,3%.
SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai. Hasil analisis adalah sebagai berikut:
35
4.2.2.1. Hubungan Pengetahuan Responden Terhadap Kebiasaan Merokok
merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai, dapat dilihat pada table
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hubungan pengetahuan responden terhadap kebiasan merokok
di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai tahun 2013
KEBIASAAN MEROKOK
TIDAK JUMLAH
BIASA
PENGETAHUAN
MEROKOK
BIASA p Value
MEROKOK
n % n % n %
Kurang 7 70,0 3 30,0 10 100,0
Cukup 6 31,6 13 68,4 19 100,0 p = 0.13
Baik 3 42,8 4 57,2 7 100,0
JUMLAH 16 44.4 20 55.5 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013
70,0%, dan yang tidak merokok yaitu sejumlah 3 orang atau 30,0%, begitu
kebiasaan merokok yaitu sejumlah 6 orang atau 31,6% dan yang tidak
orang atau sektar 42,8%, dan yang tidak merokok sejumlah 4 orang atau
sekitar 57,2%.
35
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Statistik
Fisher exact diperoleh hasil dengan nilai p 0,130 (> . 0,05), ini berarti dapat
2013.
merokok di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai dapat dilihat pada table
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hubungan sikap responden terhadap kebiasan merokok
di SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai tahun 2013
KEBIASAAN MEROKOK
BIASA TIDAK BIASA JUMLAH p Value
SIKAP
MEROKOK MEROKOK
n % n % n %
Cukup 1 100,0 0 0,0 1 100,0
Baik 14 40,0 21 60,0 35 100,0 p = 0,417
JUMLAH 15 41,7 21 58,3 36 100,0
Sumber : Data Primer 2013
kategori kurang, tidak ada yang memiliki kabiasaan merokok ataupun yang
35
dan yang tidak merokok tidak ada, kemudian untuk sikap responden dengan
atau sektar 40,0% , dan yang tidak merokok sejumlah 21 orang atau sekitar
60,0%.
Fisher exact diperoleh hasil nilai p 0,417 (> . 0,05), ini berarti dapat
dengan menggunakan uji Fisher exact pada tabulasi silang diperoleh tidak
Negeri 3 SATAP Bone Pantai tahun 2013. Hubungan variable-variabel ini akan
Bone Pantai masuk dalam kategori pengetahuan cukup, dengan nilai hasil
prosentase 52,8%. Dari hasil tersebut di dapatkan ada 31,6% yang merokok
dan 68,4% yang tidak merokok, artinya meskipun pengetahuan mereka sudah
35
Berdasarkan analisa data dengan menggunakan uji Statistik
Fisher exact diperoleh hasil p 0,130 (> . 0,05) yang dapat diinterpretasikan
Hasil yang didapat dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
tinggi, meskipun telah mengetahui dampak buruk rokok bagi kesehatan dan
adalah PHUXSDNDQ KDVLO WDKX dan ini terjadi setelah orang melakukan
Hal ini sejalan dengan yang terjadi di kalangan siswa laki-laki SMP
Negeri 3 SATAP Bone Pantai, yang dalam hal ini memperoleh pengetahuan
35
dari berbagai macam sumber, seperti sarana informasi media cetak,
SMP Negeri 3 SATAP Bone Pantai hanya sekedar mengetahui saja. Namun,
belum memahami betul dampak buruk yang di berikan akibat dari kebiasaan
adalah pengaruh orang lain, baik itu melalui pergaulan di lingkungan tempat
Selain itu, dilihat dari segi usia, siswa laki-laki SMP dari usia 13tahun
- 16tahun, yang dalam masa ini masih dalam tahap pencarian jati diri dimana
pengaruh orang lain sangat mempengaruhi pola pikir mereka seperti tidak
peduli dengan efek buruk dari kebiasaan merokok. Karena menurut mereka,
35
efek buruk belum nampak secara jelas di lingkungan sekitar mereka, sehingga
ketakutan akan efek buruk tersebut tidak di hiraukan dan berakibat masih ada
saja siswa laki-laki yang merokok meskipun mereka tau efek buruk yang di
SATAP Bone Pantai, masuk dalam ketgori sikap baik. Dengan nilai hasil
prosentase 97,2%, Dari hasil tersebut di dapatkan ada 40,0% yang merokok
dan 60,0% yang tidak merokok, artinya meskipun sikap mereka sudah baik,
uji Statistik Fisher exact diperoleh hasil p 0,417 (> . 0,05) ini dapat
Hasil yang didapat dalam penelitian ini juga masih sejalan dengan
35
Asumsi yang diperoleh dari hasil penelitian Yuni Christinawaty Purba
merokok, bukan hanya sikap saja, tetapi banyak faktor lain. Menurut Lewin
remaja memahami akibat yang berbahaya dari rokok, tetapi mereka tidak
dalam diri, juga disebabkan oleh lingkungan dimana pada remaja mulai
emosional.
Sehubungan dengan hal ini, siswa laki-laki SMP Negeri 3 SATAP Bone
Pantai walaupun sikap responden dengan kategori memiliki sikap baik, tetapi
masih ada juga yang memiliki kebiasaan merokok. Hal ini bisa saja
35
keunggulan dari seorang perokok, sehingga menciptakan rasa keingin tahuan
dan tertarik mencoba hal tersebut. Selain itu, faktor emosional seperti disaat
merokok, artinya misalnya seorang anak laki-laki SMP seusia mereka masuk
dalam masa puberitas, dimana ada saat mereka merasa frustasi deng pacar,
maka jalan yang di ambil untuk menyalurkan frustasi mereka yaitu salah
yang lainnya yaitu tentang pengawasan. Baik pengawasan dari sekolah, rumah
tersebut menyediakan rokok dan kantin ini sudah menjadi tempat siswa laki-
laki merokok. Hal ini tidak di perhatikan oleh pihak sekolah untuk di lakukan
pengawasan yang ketat. Yang lebih di sayangkan lagi, pemilik kantin tidak
menegur atau tidak peduli dengan sikap yang dilakukan oleh siswa laki-laki
35
Selain itu, di lingkungan tempat pergaulan di luar jam sekolah. Peneliti
Pantai tampak sedang asik merokok dengan yang lainnya di salah satu rumah
warga yang menjadi tempat berkumpul mereka, disitu tampak beberapa siswa
teman-teman sebaya dan orang-orang yang lebih tua dari mereka, bahkan
orang tua sekalipun tengah duduk bersama. Disni terlihat bahwa merokok itu
sudah menjadi hal biasa di lingkungan mereka, karena peran orang tua disni
meskipun bukan orang tua kandung, tetapi kerja sama untuk mencegah anak-
anak dari gangguan kesehatan itu tidak jalan, sehingga kurangnya pengawasan
35