Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah
mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu.
Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian,
instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang di peroleh. Setelah
kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam
bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah
mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena
itu, menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian,
karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya
pengertian yang sama antara penulis dan pembaca. Dalam penyusunan karangan
ilmiah terdiri dari beberapa tahapan yaitu: Pengantar, tahap persiapan,
pengumpulan data, pengorganisasian/pengonsepan, pemeriksaan/ penyuntingan,
dan pengetikan/penyajian.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah
mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu.
Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek penelitian,
instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang di peroleh. Setelah
kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus diwujudkan dalam
bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah
mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena
itu, menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian,
karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan adanya
pengertian yang sama antara penulis dan pembaca.
Untuk memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga
dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
khalayak khususnya di Universitas Lambung Mangkurat, kami membuat makalah
penyusunan karya ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah
Bahasa Indonesia dalam program studi teknik kimia angkatan 2017.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah
yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
a) Bagaimana tahapan penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar?
b) Bagaimana format penyusunan karya ilmiah yang baik dan benar?
c)

1.3 Tujuan
Tujuan dari karya ilmiah ini untuk mendeskripsikan :
a) Untuk meningkatkan kemampuan dalam menulis karya ilmiah.
b) Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana
transformasi pengetahuan antara mahasiswa dengan masyarakat, atau
orang-orang yang berminat membacamya.
c) Melatih keterampilan dasar untuk menulis karya ilmiah.

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan jawaban dari permasalahan-
permasalahan yang telah dirumuskan dan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut.
a) Melatih untuk mengembangkan keterampilan menyusun karya ilmiah.
b) Melatih untuk menulis karya ilmiah dengan format yang baik dan
benar.
c) Sebagai bahan acuan untuk makalah selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengantar
2.2 Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah harus mempersiapkan
topik. Hal ini berarti penulis harus menentukan apa yang dibahas dalam tulisan.
Tahap persiapan atau prapenulisan adalah ketika penulis menyiapkan
diri, mengumpulkan informasi, merumuskan masalah, menentukan fokus,
mengolah informasi, menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya,
berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan
kognitif yang akan diproses selanjutnya.
Dalam tahap persiapan kita terlebih dahulu menentukan suatu
topik karena topik hal penting dalam penulisan karya ilmiah. Dalam menuliskan
topik kita harus memahami dan mengerti hal-hal yang memudahkan kita untuk
menguraikan topik yang kita buat itu.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menuliskan topik
antaralain adalah sebagai berikut:

a. Topik itu ada manfaatnya dan layak untuk dibahas. Ada manfaatnya,
mengandung pengertian bahwa bahasaan topik tersebut akan memberikan
sumbangan bagi ilmu. Layak dibahas, mengandung pengertian topik
tersebut layak dibahas dan sesuai bidang yang ditekuni penulis ;
b. Topik yang akan di pilih harus yang ada di sekitar penulis, karena
memudahkan penulis untuk melakukan suatu penelitian dan memudahkan
penulis mengetahui hal-hal sekitar penelitiannya;
c. Topik yang di pakai harus topik yang paling menarik dari topik yang ada,
terutama bagi penulis dan pembaca. Karena jika suatu karya tulis memiliki
topik yang menarik membuat seseorang mempunyai keinginan yang besar
untuk membaca sehingga jika banyak pembaca maka banyak saran yang
masuk sehingga menyempurnakan karya ilmiah kita;
d. Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai.
Bahan tersebut harus memilki data dan fakta yang obyektif dan
mencukupi, sehingga memudahkan kita untuk mengembangkan karya
ilmiah kita;
e. Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas, karena
jika pembahasan tidak terpusat maka karya ilmiah akan menuju ke hal-hal
yang tidak penting yang sehingga banyak kata atau kalimat yang terbuang
secara mubazir dan tidak sesuai dengan topik yang sudah di buat. Namun,
topik yang terlalu sempit akan menyebabkan topik terlalu khusus dan tidak
dapat digeneralisasikan
f. Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit dan harus
memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan
referensi;

Setelah kita menentukan topik, langkah selanjutnya adalah menentukan


judul. Judul adalah label atau nama suatu karangan. Judul juga harus sesuai
dengan topik karya ilmiah dan jelas ( tidak bermakna ganda ). Penulisan judul
harus sesuai dengan isi-isi daripada karya ilmiah yang kita buat. Judul tersebut
harus menarik dan mempunyai makna yang tersirat, karena jika mempunyai
makna yang baik membuat orang ingin membaca karya ilmiah kita. Menurut
Arifin ( 2003 : 9 ) penentuan judul karya ilmiah dapat ditempuh dengan berbagai
pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.
Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang
mengandung unsur 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa), where
(dimana) dan how (bagaimana).

Pertama, kita bertanya dengan pertanyaan masalah apa. Jawaban yang


kita temukan bermacam-macam, sehingga kita akan memilih masalah yang dekat
dengan kita atau menarik bagi kita. Oleh karena itu kita akan mencari judul karya
ilmiah yang mempunyai penalaran yang banyak sehingga kita bisa menalarkan
suatu karya ilmiah agar lebih baik.

Agar karya ilmiah memiliki masalah yang tidak terlalu luas dan dan tidak
terlalu sempit, judul karya ilmiah di atas harus dibatasi lagi, misalnya dengan
menyebut suatu tempat. Pertanyaan di mana akan menjawab mengenai objek
yang diteliti.

Adakalanya judul disertai pula dengan subjudul yang tujuannya untuk


membatasi judul dan keterangan pada judul utama. Oleh karena itu, antara judul
utama dan subjudul harus di sertai dengan titik dua ( : ) . Contohnya , Peningkatan
Produksi Sapi Potong di Jawa Timur Tahun 2010 : Segi Kualitas dan Kuantitas.

Bagian akhir dari tahap persiapan adalah pembuatan kerangka karangan.


Dalam membuat kerangka karangan adalah melakukan pembimbing untuk
memulai menyusun kerangka karangan. Kemudian membuat pedoman penulisan
karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang tindih dalam penulisannya.

Misalnya, penulisan karya ilmiah mengambil topik mengenai Motivitas


dan Kepemimpinan dengan judul Pengaruh Motivasi dan Kepemimpinan
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Hotel Santika Jogjakarta. Hal-hal yang akan
dibahas berkenaan dengan judul itu, antara lain manajemen sumber daya
manusia , motivasi , kepemimpinan , dan kepuasan kerja. Hal-hal tersebut
dapat dijadikan empat judul bab analisa. Bab-bab tersebut adalah dapat dirinci
dengan memecahkan menjadi beberapa bagian. Misalnya motivasi dapat
dipecahkan lagi menjadi pengertian motivasi,teori motivasi,
motivasi&perilaku.

Maka langkah selanjutnya adalah membuat daftar isi. Dalam daftar isi,
kerangka karangan diletakkan pada bab 2 karya ilmiah. Pembuatan daftar isi
disesuaikan dengan jenis penelitian kuantitatif atau kualitatif. Daftar isi juga harus
sesuai dengan referensi kita mengambil dari manakah kita mengambil
referensinya, dan penulisan daftar isi harus benar dan sesuai dengan ketentuan.
Misalnya penulisan dari daftar pustaka :

1. Gunawan AW, Achmadi SS, Arianti L. 2004, Pedoman Penyajian Karya Ilmiah.
Bogor : IPBPr.

2. http://abacus.bates.edu/~gandserso/biology/resources/writing/HTW general.html

2.3 Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan peristiwa,
mencari informasi melalui wawancara informan, mencari informasi melalui
pencatatan dokumen dalam kartu data, melakukan eksperimen di laboratorium,
melakukan rekaman audio, dan catatan lapangan yang lengkap yang diperlukan
dalam tahap-tahap penelitian.

Pada tahap pengumpulan data hal yang di lakukan antara lain sebagai
berikut :

1. Pencarian berbagai keterangan dari bahan bacaan atau referensi tentang karya
tulis yang kita buat.

2. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan


dijadikan tema dalam karya ilmiah.

3. Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan tema
dari karya ilmiah.

4. Melakukan percobaan di labolatorium atau pengujian data di lapangan.

2.4 Tahap Pengonsepan

Setelah kita mengumpulkan berbagai data yang kita peroleh, maka


tahap selanjutnya tahap pengonsepan data. Pada tahap pengonsepan ini adalah kita
melakukan penyeleksian data yang kita peroleh dari berbagai refensi dan sumber
media yang membantu proses dalam karya ilmiah kita dan kemudian kita
mengelompokan bahan dari berbagai referensi.

Dalam pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana


yang termasuk dalam karya ilmiah, data yang terkumpul di seleksi kembali dan
dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data, kemudian menentukan juga data
yang akan dipergunakan dalam penelitian selanjutnya dan menyimpan data yang
lain yang mungkin diperlukan dalam tahap penelitian berikutnya dan dijadikan
sumber informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ada
pertanyaan dari karya ilmiah kita.

Setelah tahap reduksi data dirasa cukup, maka penulis melakukan analisis
data sesuai permasalahan karya ilmiah kita. Tapi pada tahap pengonsepan karya
ilmiah harus sesuai dengan urutan dalam kerangka karanagan yang telah
ditetapkan.

2.5 Tahap Penyuntingan


Sebelum mengetik konsep, penelitian harus memeriksa data yang sudah
dianalisis tersebut. Hal-hal yang tidak koheren atau penjelasan yang berulang-
ulang dapat diedit. Pada tahap ini, kalau ada data yang dirasa masih kurang maka
perlu adanya perbaikan dan melengkapi data tersebut dengan tambahan-tambahan
informasi yang diperlukan.

Tahap ini juga termasuk perbaikan dalam segi kebahasaan penelitian


karya ilmiah itu. Jika ada data yang perlu di edit atau membuang data yang dirasa
tidak relevan serta tidak cocok dengan pokok bahasan karya ilmiah. Dalam
mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian
bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan satu
dengan tulisan yang lain dan menghidari pemakaian bahasa yang kurang efektif,
contoh dalam pemilihan penyusunan dan pemilihan kata, penyesuaian kalimat,
penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun penerapan karya ejaan
sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

2.6 Tahap penyajian


Dalam tahap penyajian, peneliti siap menyusun karya ilmiah tersebut
untuk dibaca orang lain. Maka, penataan segi teknis dan materi harus diperhatikan
dengan cermat oleh peneliti karya ilmiah.

Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :

1. Segi kerapian dan kebersihan karya ilmiah itu.

2. Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada halaman
pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar table, daftar grafik, daftar gambar,
daftar pustaka, dll.

3. Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, misal standar
penulisan kutipan, catatan kaki, dan penggunaan bahasa sesuai dengan EYD.

Anda mungkin juga menyukai