DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya yang begitu besar, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat
bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita terhadap kehidupan manusia terutama
dalam hubungannya pengamalan nilai Pancasila.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila, adapun tema makalah ini adalah Pancasila Sebagai Falsafah Dalam Kehidupan
Berbangsa Dan Bernegara.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kami berharap akan adanya masukan yang membangun
sehingga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pengguna makalah ini.
Kelompok II Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1.1.Latar Belakang
PENDIDIKAN PANCASILA 1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum dibahas pengertian filsafat secara material maka dipandang perlu untuk
membahas terlebih dahulu makna dan arti istilah filsafat. Secara etimologi filsafat berasal
dari bahasa Yunani philein yang artinya cinta dan sophos yang artinya Hikmah atau
kebijaksanaan atau wisdom(Nasution, 1973). Sehingga menurut asal katanya: filsafat
(philo-shopia) berarti mencintai kebijaksanaan atau mencintai hikmah/pengetahuan.
Cinta dalam hal ini mempunyai arti yang seluas-luasnya yaitu ingin dan berusaha
untuk mencapai yang diinginkan. Sedangkan kebijaksanaan lebih lanjut berarti pandai, tahu
dengan mendalam dan seluas-luasnya, baik secara teoretis sampai dengan keputusan untuk
bertindak (hamersma,1981).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah pandangan hidup seseorang
atau sekelompok orang yang bersifat menyeluruh.
Filsafat memiliki bidang bahasan yang sangat luas yaitu segala sesuau baik yang bersifat
konkret maupun yang bersifat abstrak. Maka untuk mengetahui lingkup pengertian filsafat
terlebih dahulu perlu dipahami objek material dan formal ilmu filsafat sebagai berikut.
Objek pembahasan filsafat yang meliputi segala sesuatu baik yang bersifat material konkret
seperti manusia, alam, benda, binatang, dan sebagainya, maupun sesuatu yang bersifat
abstrak misalnya nilai, ide-ide, ideology, moral, pandangan hidup, dan lain sebagainya.
PENDIDIKAN PANCASILA 2
2. Objek formal filsafat
Cara memandang seorang peneliti terhadap objek material tersebut, suatu objek material
tertentu dapat ditinjau dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda.
Berdasarkan objek material dan formal ilmu filsafat tersebut, maka lingkup pengertian filsafat
menjadi sangat luas. Berikut ini dijelaskan berbagai bidang lingkup pengertian filsafat.
Manusia perlu menentukan suatu kebijaksanaan yang hakiki dan rasional. Agar
manusia dapat menyelesaikan secara arif bijaksana harus memiliki dasar-dasar kebijaksanaan
yang lazimnya bersumber pada agama dan pandangan hidupnya.
Manusia dalam menghadapi dalam segala macam problema dalam hidupnya harus
diselesaikan berdasarkan sikap dan pandangan hidupnya. Artinya manusia harus memiliki
prinsip-prinsip sebagai suatu sikap dan pandangan hidup agar di dalam hidupnya tidak
terombang-ambing.
e. Filsafat sebagai suatu proses kritis dan sistematis dari segala pengetahuan manusia.
Filsafat berupaya untuk meninjau secara kritis segala pengetahuan manusia terutama
ilmu pengetahuan yang berkembang ini. Secara praktis dalam proses penelitian ilmiah dalam
metode, objek penelitian serta segala instrument penelitian haruslah memiliki kesesuaian.
Maka semua system pengaetahuan dan ilmu pengetahuan manusia tersebut senantiasa ditinjau
secara kritis oleh filsaafat.
PENDIDIKAN PANCASILA 3
Menurut para ahli filsafat spekulatif tujuan filsafat adalah berupaya menyatu paduan
hasil-hasil pengalaman manusia dalam bidang keagamaan, etika, serta ilmu pengetahuan yang
dilakukan secara menyeluruh. Upaya ini diharapkan untuk mendapatkan kesimpulan
pemahaman secara umum tentang manusia, masyarakat, alam, dan hubungannya dengan
manusia dan makhluk hidup lainnya seta pandangan-pandangan yang menjangkau ke arah
masa depan. Para filsuf yang berupaya untuk mendapatkan pandangan yang bersifat
komprehensif antara lain, John Dewey, Hegel, A.N. Whitehead. Aristoteles, Plato, Berson
dan lain sebagainya.
Filsafat pancasila adalah hasil berpikir atau pemikiran yang sedalam-dalamnya dari
bangsa Indonesia yang oleh bangsa Indonesia yang di anggap, dipercaya dan diyakini sebagai
sesuatu (kenyataan, norma-norma,nilai-nilai) yang paling benar, paling adil, paling bijaksana,
paling baik dan paling sesuai bagi bangsa Indonesia.
1. Falsafah Pancasila bersifat religius, ini berarti bahwa filsafat pancasila dalam hal
kebijaksanaan dan kebenaran mengenal adanya kebenaran mutlak yang berasal dari tuhan
yang maha esa dan sekaligus mengakui keterbatasan kemampuan manusia, termasuk
kemampuan berpikir.
2. Falsafah pancasila dalam arti praktis, ini berarti bahwa filsafat pancasila di dalam
mengadakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, tidak hanya bertujuan mencari
kebenaran dan kebijaksanaan, tidak sekadar untuk memenuhi hasrat ingin tahu dari
manusia yang tidak habis-habisnya, tetapi juga dan terutama hasil pemikiran yang
berwujud filsafat pancasila tersebut digunakan sebagai pedoman hidup sehari-hari, agar
hidupnya dapat mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik dunia maupun akhirat.
Falsafat pancasila sebagai pandangan hidup adalah filsafat yang digunakan sebagai
pegangan, pedoman atau petunjuk oleh bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
pengertian ini falsafah pancasila adalah falsafah untuk di amalkan dalam kehidupan sehari-
hari, dalam segala bidang kehidupan dan penghidupannya. Falsafah pancasila yang berasal
dari kepribadian bangsa Indonesia sama halnya dengan falsafah pancasila sebagai pandangan
PENDIDIKAN PANCASILA 4
hidup, karena merupakan cirri-ciri khas dari bangsa Indonesia. Falsafah pancasila merupakan
hakikat pencerminan budaya bangsa Indonesia, yaitu hakikat pencerminan dari peradaban,
keadaban kebudayaan, cermin keluhuran budi dan kepribadian yang berasal dari sejarah
sejarah pertumbuhan dan perkembangan sendiri. Pencerminan kehidupan yang dialami
bangsa Indonesia yang bersuku-suku dan mempunyai tradisi yang berbeda-beda. Semua dari
perbedaan itu terdapat persamaan yaitu budi dan kepribadian.
Pancasila yang dikukuhkan dalam sidang I dari BPPK (Badan Penyelidikan Persiapan
Kemerdekaan) pada tanggal 1 Juni 1945 menjadikan dasar bagi Negara Indonesia merdeka.
Landasan atau dasar itu haruslah kuat dan kokoh agar Indonesia tetap berdiri tegak sentosa
selama-lamanya. Landasan itu harus pula tahan uji terhadap serangan-serangan baik secara
internal maupun eksternal. Adapun dasar itu haruslah berupa suatu filsafat yang
menyimpulkan kehidupan dan cita-cita bangsa dan Negara Indonesia yang merdeka. Di atas
dasar itulah didirikan Negara Republik Indonesia sebagai perwujudan kemerdekaan politik
ini yang menuju kepada kemerdekaan ekonomi, sosial dan kebudayaan.
Oleh Karena Pancasila tercantum dalam UUD 1945 dan bahkan menjiwai seluruh isi
peraturan dasar tersebut yang berfungsi sebagai dasar Negara, maka semua peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia yang dikeluarkan oleh Negara dan pemerintah
Republik Indonesia haruslah sejiwa dan sejalan dengan Pancasila. Dalam ketetapan MPRS
No. XX/MPRS/1966 ditegaskan, bahwa Pancasila itu adalah sumber dari segala sumber
hukum (sumber hukum formal, undang-undang, kebiasaan, traktat, yurisprudensi, hakim,
ilmu pengetahuan hukum)
PENDIDIKAN PANCASILA 5
bangsa lain. Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan
jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bangsa yang merupakan sumber dari segala
penjabaran norma baik norma hukum, norma moral, maupun norma kenegaraan. Pancasila
memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia mempunyai lima sila yang
menjadi pedoman hidup. Sila-sila yang dicetuskan oleh pendiri bangsa atas dasar tujuan yang
sama. Terdapat butir-butir pancasila yang masih digunakan sampai saat ini :
Pancasila sebagai dasar filsafah Negara Indonesia, merupakan sumber nilai bagi
segala penyelenggaraan Negara baik yang bersifat kejasmanian maupun kerohanian. Hal ini
berarti bahwa dalam segala aspek penyelenggaraan Negara baik yang materi maupun yang
spiritual harus sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam sila-sila pancasila secara bulat
dan utuh.
Dalam kaitannya dengan sila ketuhanan yang maha esa mempunyai makna bahwa
segala aspek penyelenggaraan Negara harus sesuai dengan nilai-nilai yang berasal dari tuhan.
Bilamana dirinci masalah-masalah yang menyangkut penyelenggaraan Negara antara lain
meliputi penyelenggaraan Negara yang bersifat material maupun yang bersifat spiritual. Yang
bersifat material diantaranya berbentuk Negara, tujuan Negara, tertib hukum, system Negara;
adapun yang bersifat spiritual misalnya moral Negara, moral para penyelenggara Negara, dan
lain sebagainya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung makna, bahwa Negara dengan segala
aspek pelaksanaannya harus sesuai dengan hakikat Tuhan dalam arti kesesuaian Negara
dengan nilai-nilai yang datang dari Tuhan sebagai kausa prima. Negara memiliki hubungan
yang langsung dengan manusia sebagai pendukung pokoknya; adapun manusia mempunyai
hubungan yang langsung dengan Tuhan (sebagai kausa prima). Jadi dapat disimpulkan bahwa
Negara mempunyai hubungan sebab akibat yang tidak langsung dengan Tuhan lewat
manusia.
PENDIDIKAN PANCASILA 6
Perkataan kemanusiaan dalam sila kedua ini, berarti: sifat-sifat manusia yang
menunjukkan cirri-ciri khas atau identitasnya manusia itu sendiri. Maka kemanusiaan
Indonesia, seperti yang dimaksud sila kedua secara keseluruhan mempunyai arti: bahwa sifat
manusia adalah memperlakukan manusia lain secara adil, tidak sewenang-wenang, perlakuan
hanya bisa dilaksanakan karena telah mencapai peradaban yang telah tinggi nilainya. Itulah
sebabnya mengapa sila kemanusiaan yang adil dan beradab mewajibkan kepada manusia
untuk senantiasa menjunjung tinggi norma-norma hukum dan moral hingga memperlakukan
sesama manusia, bahkan makhluk-makhluk hewani secara adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa sila ini tidak menghendaki perpecahan baik
sebagai bangsa, maupun sebagai Negara. Karena itu, walaupun bangsa Indonesia terdiri atas
bermacam-macam suku dan keturunan berdiam diatas suatu wilayah luas yang terdiri dari
beribu-ribu pulau, tetapi karena sifat kesatuan ini maka tidak dapat dibagi-bagi, jadi utuh,
satu dan tidak terpecah-pecah untuk menyeluruh.
Sila kerakyatan ini merupakan ciri penting daripada asa kekeluargaan, karena
pancasila sendiri tidaklah lahir dari sumber asing, tetapi digali dari kepribadian Indonesia,
yaitu kekeluargaan yang harmonis, dimana terdapat adanya keseimbangan antara kepentingan
individu dengan kepentingan keseluruhan atau masyarakat. Sila keempai ini menjadi asas
atau prinsip daripada demokrasi pancasila, yang digambarkan sebagai suatu paham
demokrasi yang bersumber atau berasal pandangan bangsa Indonesia yang digali dari
kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Keadilan sosial beratri bahwa keadilan tersebut berlaku disegala bidang kehidupan
masyarakat, baik mareriil maupun spiritual. Maksudnya, bahwa setiap orang Indonesia
mendapat perlakuan adil, baik dibidang hukum, politik, sosial, ekonomi, kebudayaan dan
bidang-bidang lain. Adapun perwujudan dan pelaksanaan keadilan sosial tidak bias
dilepaskan dari tujuan dan cara-cara mencapai tujuan tersebut. Salah satu jalan yang
dipandang paling ampuh dalam pelaksanaan sila kelima ini ialah, jalan melalui asas
kekeluargaan yang selaras (harmonis) sebab kekeluargaan merupakan suatu asas yang digali
PENDIDIKAN PANCASILA 7
dari sifat-sifat kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Maka untuk mencapai keadilan sosial
ini, kita harus menempuh cara-cara kekeluargaan dibidang materiil (kebendaan) maupun di
bidang sepirituil (kerohanian).
PENDIDIKAN PANCASILA 8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
Falsafah Pancasila merupakan hasil pemikiran dari bangsa Indonesia yang dianggap sebagai
norma dan nilai yang dijadikan sebagai pandangan hidup yang bijaksana, dan baik bagi
bangsa Indonesia.
1) Ketuhanan Yang Maha Esa
Hubungan manusia dengan tuhan bersifat langsung,
Sedangkan hubungan Negara dengan tuhan bersifat tidak langsung.
2) Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradap
Memanusiakan manusia
3) Persatuan Indonesia
Walaupun bangsa Indonesia berbeda-beda tetapi tetap satu dan tidak terpecah-pecah
untuk menyeluruh.
4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan
Perwakilan
Rakyat dalam menjalankan kedaulatan atau kekuasaanya melalui system perwakilan.
5) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Indonesia
Setiap orang Indonesia mendapat perlakuan adil, baik dibidang hukum, politik, sosial,
ekonomi, kebudayaan dan bidang-bidang lain.
PENDIDIKAN PANCASILA 9
DAFTAR PUSTAKA
http://dinaseptember.blogspot.co.id/2014/03/makalah-pancasila-sebagai-falsafah.html
PENDIDIKAN PANCASILA 10