225 235 PDF
225 235 PDF
2 (2010)
ISSN 0854-4425
ISSN 0854-4425
JURNAL
JURNAL
BIOLOGI
BIOLOGI
INDONESIA
INDONESIA
Akreditasi: No 816/D/08/2009
Vol. 6, No. 2, Juni 2010
Isolasi Bakteri Pendegradasi Phenanthrene dari Batanta-Salawati Raja Ampat Papua 153
Rini Riffiani
Perubahan Tutupan Hutan Mangrove di Pantai Timur Sumatera Utara Periode 1977- 163
2006
Onrizal
Keragaman Genetika Ramin [Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz] dari Provinsi Riau 173
Berdasarkan Profil Random Amplified Polymorphic DNA
Yulita Kusumadewi, Yuyu S. Poerba, &Tukirin Partomihardjo
Laju Kehilangan dan Kondisi Terkini Habitat Baning Sulawesi (Indotestudo forstenii) di 185
Semenanjung Santigi, Sulawesi Tengah, Indonesia
Awal Riyanto, Suprayogo Soemarno dan Achmad Farajallah
Plant- Diversity and Composition in Mount Nok and the Waifoi Forest of the Waigeo 195
Raja Ampat Islands: with Special Reference to The Threatened Species
Didik Widyatmoko
Emisi Gas Dinitrogen Oksida dari Tanah Sawah Tadah Hujan yang diberi Jerami Padi 211
dan Bahan Penghambat Nitrifikasi
A. Wihardjaka
Pengelompokan Kelelawar Pemakan Buah dan Nektar Berdasarkan Karakteristik Jenis 225
Pakan Polen di Kebun Raya Bogor, Indonesia
Sri Soegiharto, Agus P. Kartono, & Ibnu Maryanto
BOGOR, INDONESIA
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 2 (2010)
Editor Pengelola
Alamat Redaksi
Sekretariat
Oscar efendi SSi MSi
d/a Pusat Penelitian Biologi - LIPI
Jl. Ir. H. Juanda No. 18, Bogor 16002 , Telp. (021) 8765056
Fax. (021) 8765068
Email : jbi@bogor.net
Website : http://biologi.or.id
Jurnal ini telah diakreditasi ulang dengan nilai A berdasarkan SK Kepala LIPI 816/
D/2009 tanggal 28 Agustus 2009.
J. Biol. Indon. Vol 6, No.2 (2010)
KATA PENGANTAR
Jurnal Biologi Indonesia edisi volume 6 nomer 2 tahun 2010 yaitu memuat 11
artikel lengkap dan sebuah artikel tulisan pendek. Penulis pada edisi ini sangat
beragam yaitu dari Departemen Kementerian Kehutanan, Pertanian, Fakultas MIPA
IPB, Fakultas Kehutanan IPB, Fakultas. MIPA Universitas Indonesia, Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra Utara, Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor, Pusat
Penelitian Limnologi-LIPI Bogor dan Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor. Topik
yang dibahas pada edisi ini meliputi empat topik dalam bidang Botani, dua topik
tentang mikrobiologi satu topik mengenaik hasil perombakan bakteri dan bahan
organik lainnya dan lima topik dalam bidang zoologi
Beragamnya penulis pada edisi ini yang membahas tiga topik utama yaitu
Zoologi, Botani dan Mikrobiologi diharapkan semakin banyak keragaman pembaca
dan akhir kata yang diharapkan dari editor jurnal ini akan semakin banyak penulis
yang berkeinginan membagi hasil karya penelitiannya dengan menulis ke dalam
Jurnal Biologi Indonesia.
Editor
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 2 (2010)
DAFTAR ISI
Isolasi Bakteri Pendegradasi Phenanthrene dari Batanta-Salawati Raja Ampat Papua 153
Rini Riffiani
Perubahan Tutupan Hutan Mangrove di Pantai Timur Sumatera Utara Periode 1977- 163
2006
Onrizal
Keragaman Genetika Ramin [Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz] dari Provinsi Riau 173
Berdasarkan Profil Random Amplified Polymorphic DNA
Yulita Kusumadewi, Yuyu S. Poerba, &Tukirin Partomihardjo
Laju Kehilangan dan Kondisi Terkini Habitat Baning Sulawesi (Indotestudo forstenii) di 185
Semenanjung Santigi, Sulawesi Tengah, Indonesia
Awal Riyanto, Suprayogo Soemarno dan Achmad Farajallah
Plant- Diversity and Composition in Mount Nok and the Waifoi Forest of the Waigeo 195
Raja Ampat Islands: with Special Reference to The Threatened Species
Didik Widyatmoko
Emisi Gas Dinitrogen Oksida dari Tanah Sawah Tadah Hujan yang diberi Jerami Padi 211
dan Bahan Penghambat Nitrifikasi
A. Wihardjaka
Pengelompokan Kelelawar Pemakan Buah dan Nektar Berdasarkan Karakteristik Jenis 225
Pakan Polen di Kebun Raya Bogor, Indonesia
Sri Soegiharto, Agus P. Kartono, & Ibnu Maryanto
Analysis of Nutrient Requirement and Feed Efficiency Ratio of Maroon Leaf Monkey 255
(Presbytis rubicunda Mueller, 1838)
Wartika Rosa Farida
Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari Masukan Air Limbah 277
Penduduk dan Industri
Eko Harsono dan Sulung Nomosatryo
TULISAN PENDEK
Arti Kebun Raya Bogor Bagi Kehidupan Kumbang Sungut Panjang (Coleoptera, 289
Cerambicidae)
Woro Anggaraitoningsih Noerdjito
Jurnal Biologi Indonesia 6(2): 225-235 (2010)
1
Peneliti Balai Besar Dipterocarpa Samarinda, Email: srisoegiharto@gmail.com
2
Staf Pengajar Mayor KVT IPB Bogor, Email: apkartono@yahoo.co.id
3
Peneliti Zoologi LIPI Cibinong, Email: ibnu_mar@yahoo.com
ABSTRACT
The Grouping of Fruit Bats Based on Pollend Type Characterized as Food Resources in
Bogor Botanical Garden, Indonesia. A study was conducted to identify pollen consummed
by fruits bat in Bogor Botanical Garden from March 2008 to June 2009. The types of crown of
the flower, pollen and pollen size which chosen by fruit bats were analysed by using high
detrended canonical correspondent. The result indicated that there are three major groups of
bats based on the similarities of food type or flower resources consumed by fruit bats. The
groups were (1) males of Macroglossus sobrinus and the females of Eonycteris spelaea, (2)
Cynopterus brachyotis and the females of C. minutus, and (3) males and females of C.
titthaheileus, females of C. brachyotis and Macroglossus sobrinus, males of C. sphinx and C.
minutus, and females of C. sphinx.
225
Soegiharto, Kartono, & Maryanto
226
Pengelompokan Kelelawar Pemakan buah dan nektar
perbesaran 10, 45 dan 100 kali. Penda- kupu-kupu (papilio-naceus), (4) mang-
taan dilakukan dengan mencatat dan kuk (urceolatus), (5) berto-peng/
menggambar jenis polen yang ditemukan berkedok (personatus), (6) lonceng
dalam object glass. Langkah selanjutnya (campanulatus), (7) disk, dan (8) bulir.
dihitung jumlah polen yang ditemukan. Untuk tipe polen dibedakan berda-
Polen yang ditemukan di dalam perut sarkan kelas permukaannya yang
kemudian diidentifikasi sampai tingkat ditentukan melalui perbandingan sumbu
famili dan genus menurut kunci polar (P) dengan total lebar polen (E)
determinasi Erdmant (1952), Nayar menurut Erdtman (1943). Berdasarkan
(1999) dan Paldat (2005). rasio P/E maka tipe polen dapat
Data yang dihasilkan ditranformasi diklasifikasikan ke dalam: (a) peroblate,
sesuai dengan sebaran data. Pada rasio P/E kurang dari 4/8, (b) oblate,
penelitian ini data yang dihasilkan dalam rasio P/E=4/86/8, (c) sub-spheroidal,
bentuk persentase, sehingga bentuk rasio P/E=6/88/6, (d) prolate, rasio P/
transformasi yang digunakan adalah E=8/68/4, dan (e) perprolate, rasio P/
transformasi arcsin (Syahid 2009). E >8/4. Tipe polen subspheroidal selan-
Pengelompokan kelelawar pemakan jutnya dapat dibagi lagi ke dalam: (a) sub-
buah dan nektar berdasarkan karakte- oblate, rasio P/E=6/87/8, (b) oblate
ristik jenis pakan dianalisis menggunakan spheroidal, rasio P/E=7/88/8, (c)
pendekatan analisis multivariate hiper prolate spheroidal, rasio P/E=8/88/7,
Detrend Canonical Corespondence dan (d) sub-prolate, rasio P/E=8/78/6
Analysis (hDCCA) menurut ter Braak (Erdmant 1952).
& Smilauer (1998). Penggunaan metode Ukur an polen dibagi menurut
hDCCA ini bertujuan untuk menentukan Erdtman (1943) yaitu sangat kecil/
kedekatan pengelompokan dalam bentuk perminute (<10m), kecil/minute (10
grafik serta mengungkap informasi 25m), sedang/mediae (2550m),
maksimum dari suatu matriks data besar/magnae (50100m), sangat
dengan faktor lingkungan secara besar/permagnae (100200m), dan
bersamaan. Matriks data yang digunakan raksasa/giganteae (>200 m). Analisis
terdiri atas jenis kelelawar jenis tumbu- pengaruh karakteristik bentuk bunga, tipe
han yang teridentifikasi sebagai sampel dan ukuran polen dengan hCCA
dan 3 parameter lingkungan yaitu tipe menggunakan software Canoco for
mahkota bunga, tipe polen dan ukuran Windows 4.5 (Leps & Smilauer 1999).
polen. Bentuk mahkota bunga terbagi
kedalam 8 tipe, yaitu tabung, bintang, HASIL
disk, kupu, lonceng, mangkuk, kedok, dan
bulir. Hasil analisis polen dapat diketahui
Menurut Tjitrosoepomo (2007) jumlah persentase polen masing-masing
bentuk mahkota bunga dibagi kedalam spesies kelelawar. Penyajian data
beberapa bentuk (1) bintang (rotatus atau dilakukan dalam 3 bentuk, yaitu (1)
stellatus), (2) tabung (tubulosus), (3) persentase pakan kelelawar dengan jenis
227
Soegiharto, Kartono, & Maryanto
mahkota bunga disajikan pada Tabel 1, sobrinus jantan dan Eonycteris spelaea
(2) persentase pakan kelelawar dengan betina membentuk kelompok pertama
tipe polen disajikan pada Tabel 2, dan (3) yang memiliki kesamaan pemilihan tipe
persentase pakan kelelawar dengan pakan. Kelompok kedua terdiri dari
ukuran polen disajikan pada Tabel 3. Cynopterus brachyotis jantan dan C.
Hasil analisis pengelompokkan jenis minutus betina. Kelompok ketiga terdiri
kelelawar jantan dan betina berdasarkan dari C. titthaecheilus betina dan C.
tipe mahkota, tipe polen, dan ukuran polen titthaecheilus jantan, C. brachyotis
menggunakan hDCCA terlihat pada betina, M.sobrinus betina, C. sphinx
Gambar 1 variasi data spesies yang dapat jantan, C. minutus jantan, C. sphinx
diterangkan adalah untuk axis 1 = 0,146, betina.
dengan eigenvalue = 0,753; axis 2 = Kelompok pertama terbagi menjadi
0,177, dengan eigenvalue = 0,162. Axis dua sub kelompok, sub kelompok A terdiri
1 pada analisis hDCCA menjelaskan dari jenis Macroglossus sobrinus jantan
kedekatan masing-masing kelompok dan sub kelompok B terdiri dari jenis
kelelawar pada pemilihan tipe mahkota, Eonycteris spelaea betina. Kelompok
tipe dan ukuran polen. Axis 2 menje- ketiga terbagi menjadi tiga sub kelompok
laskan hubungan kedekatan anggota yaitu sub kelompok C, sub kelompok D
spesies dalam satu kelompok atau antar dan subkelompok E. Pada sub kelompok
kelompok dalam nilai axis 1 yang sama. C terdiri dari jenis C. titthaechei-
Hasil analisis memperlihatkan lus,jantan dan C. titthaecheilus,betina,
(Gambar 1) bahwa jenis Macroglossus sub kelompok D terdiri dari jenis C.
Tabel 1. Persentase mahkota bunga yang ditemukan pada masing-masing jenis kelelawar.
Jenis Mahkota Tabung Bintang Disk Kupu Lonceng Mangkuk Kedok Bulir
Kele- Bunga
lawar Sex
CM 30,7 7,26 7,26 11,03 43,74
1,86 27,77 9,09 61,28
CB 68,88 7,40 9,55 14,18
4,15 52,95 9,06 33,84
CS 44,08 14,48 41,44
29,58 12,66 7,23 50,53
CT 4,95 42,11 25,24 18,1 9,61
68,39 12,54 19,08
M 18,40 21,47 48,74 11,39
57,03 42,97
R
100
E 100
85,05 2,97 11,99
Keterangan : CM = Cynopterus minutus , CB = C. brachyotis, CS = C. sphinx, CT = C. titthaechei-
lus, R = Rousettus amplexicaudatus, M = Macroglossus sobrinus, E = Eonycteris spelaea.
228
Pengelompokan Kelelawar Pemakan buah dan nektar
Tabel 2. Persentase tipe polen yang ditemukan pada masing-masing jenis kelelawar
Tabel 3. Persentase ukuran polen yang ditemukan pada masing-masing jenis kelelawar
229
Soegiharto, Kartono, & Maryanto
4
OB KU_P
Kelompok III
7
3 Sub Kel. C
Kelompok I PR_SP 8
BI_T Sub Kel. D
DI_S Kelompok II Kelompok V
2 Sub Kel. 9 4
3 KE_D
AXIS 2
PE_PR
A TA_B 12
2 10 PR
13 5
1 1
Sub Kel. B PE_OB Sub Kel.
OB_SP 6
MA_K E
LO_C
0 SB_OB BU_L
11 Kelompok IV
-1
-1 -2 6
-2 0 2 4 6
AXIS 1
Gambar 1. Pengelompokkan kelelawar berdasarkan karakteristik mahkota bunga, tipe polen.
Keterangan : 1. = C. minutus jantan, 2 = C. minutus betina, 3= C. brachyotis jantan, 4= C. bracyotis
betina, 5= C. sphinx jantan, 6= C. sphinx betina, 7= C. titthaecheilus,jantan, 8=C.
titthaecheilus,betina, 9= M. sobrinus jantan, 10= M. sobrinus betina, 11= R. amplexicaudatus
betina, 12= E. spelaea jantan, 13= E. spelaea betina. SB_OB=Sub Oblate, OB= Oblate,
PR_SP=Prolate Speroidal, PE_PR=Perprolate, PR=Prolate, PE_OB= Peroblate, OB_SP=
Oblate spheroidal. TA_B= Tabung, BI_T=Bintang, DI_S= Disk, KU_P= Ku pu-
kupu,LO_C=Lonceng,MA_K=Mangkuk,KE_D=Kedok, BU_L=Bulat.
230
Pengelompokan Kelelawar Pemakan buah dan nektar
231
Soegiharto, Kartono, & Maryanto
A) 3 7
3
Kelompok III
8 Sub Kel. C
Kelompok I
2 10
Axis 21 5
13 1
0
Kelompok IV
11
-1
-1
-1 5
-1 0 1 Axis21 3 4 5
AXIS 1
3
7
3 Kelompok III
B) 8
Sub Kel. C
Kelompok I Kelompok II
2 9 4
Kelompok V
3
12
AXIS 2
0
Kelompok IV
11
-1
-1 -1 5
Axis 1
-1 0 1 2 3 4 5
AXIS 1
3
3
7 Kelompok III
C) 8
Sub Kel. C
Kelompok I
2 9
Kelompok II Kelompok V
4
3
12
Sub Kel. A Sub Kel. D
AXIS 2
2 10
1 5
1
Axis 2 13
6
Sub Kel. B Sub Kel. E
0
Kelompok IV
11
-1
-1
-1 5
-1 0 1 2 3 4 5
Axis 1
AXIS 1
Gambar 2. Karakteristik ukuran polen yang mempengaruhi pengelompokan lalai. a. ukuran
polen magnae, b. ukuran polen permagnaee, c. ukuran polen giganteae.
Keterangan : 1. = C. minutus jantan, 2 = C. minutus betina, 3= C. brachyotis jantan, 4= C. bracyotis
betina, 5= C. sphinx jantan, 6= C. sphinx betina, 7= C. titthaecheilus,jantan, 8=C.
titthaecheilus,betina, 9= M. sobrinus jantan, 10= M. sobrinus betina, 11= R. amplexicaudatus
betina, 12= E. spelaea jantan, 13= E. spelaea betina.
232
Pengelompokan Kelelawar Pemakan buah dan nektar
3 5
3
Kelompok III
6
al
Sub Kel. C
Kelompok I Kelompok II ah an ai
2 aq p ag t ak Sub Kel. D Kelompok V
h ay ar am x
ij q ae r
9 i s aw l k n ab
az aq ao
Sub Kel. A av af a g u 3 4 ap
j ad
au
v aa d 12
f 3 o ax
AXIS 2
w
2 10 ac
c
1 13 at
7 y
1
Sub Kel. B m
Sub Kel. E
8
0 Kelompok IV
-1 11
-1
-1
-1 0 1 2 3 4 55
AXIS 1
Gambar 3. Jenis tumbuhan pakan yang mempengaruhi pengelompokan lalai.
Keterangan : 1. = C. minutus jantan, 2 = C. minutus betina, 3= C. brachyotis jantan, 4= C. bracyotis
betina, 5= C. sphinx jantan, 6= C. sphinx betina, 7= C. titthaecheilus,jantan, 8=C.
titthaecheilus,betina, 9= M. sobrinus jantan, 10= M. sobrinus betina, 11= R. amplexicaudatus
betina, 12= E. spelaea jantan, 13= E. spelaea betina. a=Anacardiaceae sp.3, c=Acanthaceae
sp.1, d=Acasia sp., e=Acasia sp.2, f =Adenanthera sp., g=Alnus sp., h=Anacardium sp., i=Annona
sp. ,j=Apocynaceae sp. 1, k=Baringtonia sp., l=Bauhinia sp., m=Begoniaceae sp.1, n=Betula
sp., o=Betulaceae sp. 1, p=Ceiba pentandra, q=Ceiba sp.1, r=Ceiba sp.2, s=Ceiba sp3,
t=Celastraceae sp.1, u=Compositae sp.1, v=Convulvulaceae sp.1, w=Convulvulaceae sp.2,
x=Crateva sp., y=Croton sp., z=Croton sp.2, aa=Cyathea sp., ab=Cyperaceae sp.2, ac=Cyperus
sp., ad=Dacrydium sp., ae=Dilleniaceae sp.1, af=Duabanga sp., ag=Durio sp., ah=Durio
zibethinus, ai=Ericaceae sp.1, aj=Eugenia sp., ak=Euphorbiaceae sp.1, al=Hisbiscus sp.,
am=Licania sp., an=Mimosa sp., ao=Orchidaceae sp.2, ap=Orchidaceae sp.3, aq=Orchidaceae
sp.4, ar=Parkia sp., as=Persea sp., at=Pinaceae sp. 1, au=Pinaceae sp.2, av=Poaceae sp. 1,
aw=Poaceae sp. 2, ax=Salacia sp., ay=Syzygium sp.1, az=Typhaceae sp.1
kedalam (1) fungsi kelelawar sebagai memiliki bunga dengan bentuk mahkota
penyerbuk, (2) fungsi kelelawar sebagai disk, bintang dan tabung diserbuki oleh
penyebar biji, (3) fungsi kelelawar sebagai jenis kelelawar E. spelaea betina, M.
penyerbuk dan penyebar biji. sobrinus jantan dan E. spelaea jantan.
Fungsi kelelawar sebagai penyerbuk Pada jenis tumbuhan ini dimungkinkan
tumbuhan diterangkan pada pengelom- buah yang dihasilkan setelah penyer-
pokan kelelawar dengan hDCCA pada bukan tidak disebarkan oleh jenis
kelompok 1 dan kelompok 5 (Gambar 1). kelelawar. Simpulan karena hanya jenis
Fungsi kelelawar sebagai penyerbuk kelelawar spesialis pemakan nektar dan
tumbuhan diprediksi karena ketertarikan polen saja yang menyukai jenis bunga ini
kelelawar oleh sumber nektar dan polen sedangkan jenis kelelawar spesialis
pada bunga. Jenis tumbuhan yang pemakan buah tidak menyukai jenis
233
Soegiharto, Kartono, & Maryanto
234
Pengelompokan Kelelawar Pemakan buah dan nektar
235
J. Biol. Indon. Vol 6, No. 2 (2010)
PANDUAN PENULIS
Naskah dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Naskah disusun dengan urutan:
JUDUL (bahasa Indonesia dan Inggris), NAMA PENULIS (yang disertai dengan alamat Lembaga/
Instansi), ABSTRAK (bahasa Inggris, maksimal 250 kata), KATA KUNCI (maksimal 6 kata),
PENDAHULUAN, BAHAN DAN CARA KERJA, HASIL, PEMBAHASAN, UCAPAN
TERIMA KASIH (jika diperlukan) dan DAFTAR PUSTAKA.
Naskah diketik dengan spasi ganda pada kertas HVS A4 maksimum 15 halaman termasuk
gambar, foto, dan tabel disertai CD. Batas dari tepi kiri 3 cm, kanan, atas, dan bawah masing-
masing 2,5 cm dengan program pengolah kata Microsoft Word dan tipe huruf Times New Roman
berukuran 12 point. Setiap halaman diberi nomor halaman secara berurutan. Gambar dalam
bentuk grafik/diagram harus asli (bukan fotokopi) dan foto (dicetak di kertas licin atau di scan).
Gambar dan Tabel di tulis dan ditempatkan di halam terpisah di akhir naskah. Penulisan simbol ,
, , dan lain-lain dimasukkan melalui fasilitas insert, tanpa mengubah jenis huruf. Kata dalam
bahasa asing dicetak miring. Naskah dikirimkan ke alamat Redaksi sebanyak 3 eksemplar (2 eksemplar
tanpa nama dan lembaga penulis).
Penggunaan nama suatu tumbuhan atau hewan dalam bahasa Indonesia/Daerah harus
diikuti nama ilmiahnya (cetak miring) beserta Authornya pada pengungkapan pertama kali.
Daftar pustaka ditulis secara abjad menggunakan sistem nama-tahun. Contoh penulisan
pustaka acuan sebagai berikut :
Jurnal :
Hara, T., JR. Zhang, & S. Ueda. 1983. Identification of plasmids linked with polyglutamate
production in B. subtilis. J. Gen. Apll. Microbiol. 29: 345-354.
Buku :
Chaplin, MF. & C. Bucke. 1990. Enzyme Technology. Cambridge University Press. Cambridge.
Bab dalam Buku :
Gerhart, P. & SW. Drew. 1994. Liquid culture. Dalam : Gerhart, P., R.G.E. Murray, W.A. Wood,
& N.R. Krieg (eds.). Methods for General and Molecular Bacteriology. ASM., Washington.
248-277.
Abstrak :
Suryajaya, D. 1982. Perkembangan tanaman polong-polongan utama di Indonesia. Abstrak
Pertemuan Ilmiah Mikrobiologi. Jakarta . 15 18 Oktober 1982. 42.
Prosiding :
Mubarik, NR., A. Suwanto, & MT. Suhartono. 2000. Isolasi dan karakterisasi protease
ekstrasellular dari bakteri isolat termofilik ekstrim. Prosiding Seminar nasional Industri
Enzim dan Bioteknologi II. Jakarta, 15-16 Februari 2000. 151-158.
Skripsi, Tesis, Disertasi :
Kemala, S. 1987. Pola Pertanian, Industri Perdagangan Kelapa dan Kelapa Sawit di
Indonesia.[Disertasi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Informasi dari Internet :
Schulze, H. 1999. Detection and Identification of Lories and Pottos in The Wild; Information
for surveys/Estimated of population density. http//www.species.net/primates/loris/
lorCp.1.html.
J. Biol. Indon. Vol 6, No.2 (2010)
Analysis of Nutrient Requirement and Feed Efficiency Ratio of Maroon Leaf Monkey 255
(Presbytis rubicunda Mueller, 1838)
Wartika Rosa Farida
Pencirian Karbon Organik Air Sungai Citarum Hulu Dari Masukan Air Limbah 277
Penduduk dan Industri
Eko Harsono & Sulung Nomosatryo
TULISAN PENDEK
Arti Kebun Raya Bogor Bagi Kehidupan Kumbang Sungut Panjang (Coleoptera, 289
Cerambicidae)
Woro Anggaraitoningsih Noerdjito