(SAP)
Oleh :
Hanifah Irma Ritmadiani 135070207113011
PSIK-2013
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
Satuan Acara Penyuluhan
A. Latar Belakang
Pada tingkat lansia, individu banyak mengalami perubahan secara biologis,
psikologis, dan sosial, khususnya kemunduran berbagai fungsi dan kemampuan yang dahulu
pernah dimiliki. Proses penuaan antara lain perubahan penampilan fisik, penurunan daya tahan
tubuh, dan penurunan berbagai fungsi organ mengancam integritas lansia. Mereka juga harus
berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan dengan orang-
orang yang dicintai. Kondisi tersebut menyebabkan seorang lansia lebih rentan untuk
mengalami berbagai masalah kesehatan termasuk gangguan tidur.
Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan pada lansia.
Setiap tahun diperkirakan sekitar 20% _ 50% orang dewasa melaporkan gangguan tidur dan
sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia
tergolong tinggi yaitu sekitar 67%. Gangguan mental yang berhubungan erat dengan gangguan
tidur adalah kecemasan yang menyebabkan kesulitan mulai tidur, lama masuk tidur (lebih dari
60 menit), mimpi menakutkan, kesulitan bangun pagi, dan bangun di pagi hari kurang segar.
Penelitian Epidemiologic Catchment Area di Amerika Serikat menemukan 25% lansia
mengalami kecemasan yang disebabkan oleh gangguan tidur.
Gangguan mental lain yang berhubungan dengan gangguan tidur adalah depresi yang
dapat menyebabkan masuk tidur memerlukan waktu 15 60 menit, mimpi yang menyedihkan
tentang kesendirian dan kesepian, terbangun dini hari dan sulit tidur kembali, serta merasa
lesu ketika terbangun. Sekitar 85% dari pasien insomnia tersebut mengalami satu atau dua
skala Minnesota Multiphasic Personality Inventory yang cenderung meningkat ke arah
patologi dan yang terbanyak adalah depresi.
Kondisi insomnia yang dialami lansia ini akan sangat berdampak pada kualitas hidup
lansia, termasuk kebutuhan tidur yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
dipenuhi. Begitu penting dan banyaknya manfaat dari tidur membuat banyak usaha yang akan
dilakukan orang untuk bisa tidur pulas dan bangun dengan segar agar beraktivitas normal.
Meskipun lansia mempunya kegiatan fisik yang lebih rendah dari dewasa tapi kebbutuhan
tidur sangat membantu lansia untuk tetap mempertahankan kondisi tubuh bugar. Oleh karena
itu sangat penting memberikan pengetahuan kepada lansia mengenai cara mengatasi insomnia.
Gejala gangguan tidur berupa insomnia ini juga banyak diderita oleh 5 lansia di
pondok lansia al-ishlah malang. Gejala insomnia yang diderita seperti susah tidur sampai
tengah malam, dan bangun lebih awal. Oleh karena itu untuk mengatasi insomnia yang
dikeluhkan 5 orang lansia. Salah satu teknik untuk menangani insomnia pada lanisa adalah
teknik relaksasi otot progresif. Teknik ini sudah mencakup rileksasi otot dan relaksasi nafas
dalam jadi akan membuat lansia lebih relaks dan mengurangi kecemasan lansia. teknik ini
sangat cocok dilakukan lansia karena bisa dilakukan secara mandiri setiap hari terutama
sebelum waktu tidur, mudah diingat karena gerakan yang mudah dan tidak memerlukan
instrument lain selain tubuh lansia sendiri. Karena lansia di pondok lansia al-ishlah malang
sebagian tidak bisa membaca maka akan digunakan media edukasi berupa lembar balik
dengan dipenuhi banyak gambar gerakan terapi relaksasi otot progresif agar lansia lebih bisa
memahami dan bisa mengulang gerakan setiap ingin melakukan latihan otot progresif dengan
meniru gambar yang sudah ada di lembar balik.
B. Tujuan
1. Tujuan umum :
Memberi pengetahuan mengenai konsep insomnia dan teknik relaksasi otot polos progresif
untuk penanganan insomnia pada lansia
2. Tujuan khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta diharapkan mampu :
a) Klien Mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang pengertian insomnia
b) Klien Mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang penyebab dan komplikasi
insomnia
c) Klien Mampu memahami dan mengidentifikasi jenis insomnia yang dimilikinya
d) Klien Mampu memahami dan menjelaskan kembali tentang pengertian, tujuan,
manfaat dari terapi relaksasi otot progresif
e) Klien Mampu memahami dan menginstruksikan kembali teknik gerakan terapi
relaksasi otot progresif
f) Kien mampu dengan patuh melakukan terapi gerakan relaksasi otot progresif setiap
harinya sebelum tidur dengan teratur.
C. Rencana Kegiatan
1. Metode
- Ceramah
- demonstrasi-role play
- Tanya jawab
2. Media dan Alat Bantu
-lembar balik
4. materi / topik
- Pokok bahasan : penangannan insomnia pada lansia
- Sub pokok bahasan : terapi relaksasi otot progresif untuk menangani insomnia
pada lansia
5. Peserta
a. Sasaran :lansia penderita insomnia di pondok lansia al-ishlah malang
D. Evaluasi
1. Struktur
a. adanya koordinas dengan baik dari pihak pengurus pondok lansia al-ishlah malang
untuk menentukam tempat dan waktu penyuluhan.
b. Adanya persiapan yang baik terkait materi, sarana dan prasarana yang akan
digunakan.
c. Adanya publikasi dan informasi yang disampaikan kepada calon peserta.
2. Proses
a. Semua peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Peserta antusias dan aktif mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan.
c. Peserta memberikan respon atau umpan balik berupa pertanyaan.
d. Peserta melakukan simulasi sesuai dengan materi.
e. Peserta mampu mengikuti instruksi gerakan terapi relaksai otot progresif dengan baik
dan benar
f. Peserta bisa mempraktikan sendiri gerakan terapi relaksasi otot progresif dengan baik
dan benar
3. Hasil
Dari hasil penyuluhan didapat :
a. 70% klien sudah bisa menjelaskan materi dengan baik
b. 80% bisa mempraktikkan gerakan terapi relaksasi otot progresif
E. Lampiran
1. Lampiran Materi
2. Lampiran Evaluasi
3. Lampiran Media
F. Prosedur Praktikum
1. Penyuluh : memberikan informasi/ materi, demonstrasi dan evaluasi kepada klien.
2. Pasien : menerima informasi dan merespond dengan mengajukan pertayaan dan
mempraktekan sendiri dengan aktif
3. Setting Tempat kelas/keluarga/ruangan
TEMBOK
B
B
TEMBOK B A TEMBOK
B B
TEMBOK
Keterangan :
A= 1 Penyuluh
B= 5 Pasien
G. Proses Kegiatan penyuluhan
Mengurangi
distritmia jantung,
kebutuhan oksigen.
Meningkatkan
gelombang alfa
otak yang terjadi
ketika klien sadar
dan tidak
memfokus
perhatian seperti
relaks.
Meningkatkan rasa
kebugaran,
konsentrasi.
Memperbaiki
kemampuan untuk
mengatasi stres.
Mengatasi
insomnia, depresi,
kelelahan,
iritabilitas, spasme
otot, fobia ringan,
gagap ringan, dan
Membangun emosi
positif dari emosi
negatif.
Baik eyang mari kita
2b. demonstrai gerakan 10.05-10.12 Klien mengikuti setiap
lakukan latihan terai otot
terapi relaksasi otot instruksi gerakan
progresif, silahkan
progresif penyuluh dan
membentuk lingkaran
mengulanginya.
bersandar dengan rileks
dikursi masing-masing
1. melatih otot tangan.
2. melatih otot tangan
bagian belakang
3. melatih otot biseps
4. melatih otot bahu
supaya mengendur
5. melatih otot dahi
6. melatih ototmata
7. melatih otot rahang
8. melatih otot mulut
9. merilekskan otot leher
bagian depan maupun
belakang.
10. melatih otot leher
bagian depan
11. melatih otot punggung
12. melemaskan otot dada
13. melatih otot perut
14. melatih otot-otot kaki