Anda di halaman 1dari 2

Terapi Komplementer dan Alternatif

Selama berpuluh-puluh tahun lalu terjadi peningkatan minat terhadap terapi komplementer dan
alternative dalam penatalaksanaan praktik promosi perawatan kesehatan, pencegahan, dan
pengobatan. Praktik ini berkisar dari penggunaan vitamin suplemen dan herba sampai pelayanan
dari chiropractor, ahli akupuntur, ahli terapi masase, atau praktisi tradisional. Sementara awalnya
dihindari oleh kebanyakan prakatisi medis, terdapat peningkatan penerimaan dan implementasi
terapi pada penyedia layanan kesehatan dan penduduk secara umum. Lansia (yang berusia 65
tahun atau lebih) tampak cenderung jarang mencari alternative perawatan medis oleh dokter
konvensional. Pengobatan anak dengan terapi komplementer lebih sering dilakukan dan sering
kali dilakukan oleh orang tua tanpa pengetahuan atau anjuran dari dokter anak mereka. Banyak
pasien memilih terapi pengobatan komplementer dan alternative guna menambah terapi berbasis
medis mereka untuk penyakit dan kondisi, seperti penyakit rematik, gangguan pemusatan
perhatian, penyakit Alzheimer, kanker, gangguan tidur, dan gejala yang terkait menopause.
Kekhawatiran dikalangan praktisi medis tetap berfokus pada keamanan dan kemanjuran terapi
ini. Sebagai contoh lansia paling sering memilih menggunakan chiropraktik dan herbal,
keduanya dapat menimbulkan masalah pada lansia diperumit dengan fakta bahwa praktisi medis
mereka mungkin tidak menyadari praktik ini. Selain praktisi medis menempatkan diri mereka
sendiri beresiko dengan menggunakan atau meresepkan terapi tanpa persiapan yang tepat
penggunaannya dan tanpa basis penelitian yang kuat untuk memastikan penggunaan praktik
tersebut aman. Riwayat kesehatan keluarga harus mencakup pertanyaan langsung dan khusus
yang terkait dengan pemanfaatan terapi komplementer dan alternative. Perawat keluarga harus
menentukan praktik khusus yang digunakan oleh masing-masing anggota keluarga, frekuensi
praktik ini. Persepsi individu mengenai manfaat kesehatan mereka. Selain itu, perawat harus
menggali bersama keluarga apakah mereka menyampaikan atau tidak menyampaikan
penggunaan praktik ini kepada penyedia layanan medis mereka. Jika ini belum dilakukan,
keluarga harus didorong melakukannya untuk memastikan bahwa modalitas perawatan memang
tetap saling melengkapi. Seperti dengan praktisi perawatan kesehatan, pemanfaatan terapi
alternative sebaiknya tidak didoraong jika memang keluarga mampu mengasosikan manfaat yang
dirasakan dari program perawatan dan tindakan yang tidak membahayakan mereka.

No. Terapi Pengobatan Komplementer dan Alternatif


1 Akupresur
2 Akupuntur
3 Kemoterapi
4 Pengobatan tradisional (bekam dan moksibustian) dalam agama
ketimuran
5 Sentuhan terapeutik
6 Suplemen herbal
7 Obat-obatan rumah
8 Hipnoterapi
9 Manipulasi (chiropractic, osteopati)
10 Masase
11 Meditasi
12 Suplemen nutrisi
13 Konseling spiritual
14 Terapi relaksasi
15 Megavitamin
16 Pola gaya hidup

Anda mungkin juga menyukai