Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal keempat 2016 mencapai
4,64%. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 sebesar
5,02%. Dari jumlah tersebut, Pulau Jawa masih memberikan andil terbesar bagi
perekonomian nasional yaitu 58,49%. Pulau kedua terbesar selanjutnya adalah
Sumatera dengan andil 22,03% terhadap perekonomian nasional. Sedangkan pulau
terbesar ketiga yang menyumbang pertumbuhan ekonomi adalah Kalimantan
dengan andil sebesar 7,85%. Sulawesi memberikan andil bagi perekonomian
nasional selama 2016 sebesar 6,04%. Bali dan Nusa Tenggara memberikan andil
3,13%, serta Maluku dan Papua memberikan andil bagi perekonomian nasional
sebesar 2,48% (kumparan.com, 2017).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi di Pulau
Sulawesi pada kuartal III tahun 2016 ditopang oleh Provinsi Sulawesi Selatan
dengan pertumbuhan ekonomi 50,81%; Provinsi Sulawesi Tengah 14,29%;
Provinsi Sulawesi Utara 12,90%; Sulawesi Tenggara 12,49%; Sulawesi Barat
4,62%; dan Gorontalo 4,20%.
Sulawesi Utara secara geoposisi dan geostrategi sangat memberikan
jaminan bagi prospek perkembangannya ke depan (Gambar 1.1.). Namun seiring
dengan pertumbuhan jumlah kendaraan yang meningkat tajam menyebabkan lalu
lintas di Provinsi Sulawesi Utara khususnya pada jalur Manado Bitung semakin
padat. Waktu tempuh Manado Bitung semakin lama, bisa mencapai 90 menit
hingga 120 menit. Beberapa tahun sebelumnya hanya sekitar 45 menit (Biro
Komunikasi Publik PU, 2016). Sehingga Presiden Joko Widodo merencanakan
Provinsi Sulawesi Utara sebagai salah satu provinsi yang akan dilaksanakannya
proyek prioritas. Di Provinsi Sulawesi Utara akan dibangun dua buah mega proyek
prioritas dari 30 proyek prioritas yang pemerintah rencanakan (bisnis.liputan6.com,
2016), di antaranya jalan tol Manado f Bitung dan Pelabuhan Hubungan

I-1
Lokasi penyudetan

Gambar 1.1. Peta provinsi Sulawesi Utara (Https://alnturambi.wordpress.com, 2017)

I-2
Internasional, Bitung National Capital Integrated Coastal Development
(NCICD) yang akan mendukung kegiatan industri di kawasan timur Indonesia.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama


dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara bekerja sama untuk
membuat Jalan Tol Manado Bitung. Jalan Tol Manado Bitung dibangun untuk
menyediakan jalan alternatif dari ruas jalan existing yang masih menjadi satu-
satunya jalur penghubung kota tersebut. Proyek ini akan menjadi jalan akses utama
ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung dan Pelabuhan Hubungan
Internasional Bitung yang akan dibangun (kppip.com, 2016).
Jalan raya merupakan prasarana transportasi berupa ruang yang berbentuk
lintasan di mana memungkinkan lalu lintas dapat bergerak dari satu tempat asal ke
tempat tujuan secara cepat, lancar, tertib, aman, nyaman, dan efisien. Penentuan
lokasi jalan merupakan suatu tahapan dalam rekayasa jalan yang dilakukan setelah
tahapan perencanaan (planning) dan sebelum tahap perancangan (design) suatu
jalan. Penentuan lokasi jalan adalah penentuan koridor terbaik antara dua titik yang
harus dihubungkan dengan mempertimbangkan lokasi-lokasi yang harus dihindari
koridor dapat diidentifikasi sebagai bidang memanjang yang menghubungkan dua
titik, sedangkan trase adalah garis-garis lurus yang merupakan sumbu jalan.
Dalam perencanaan jalan, harus memiliki syarat-syarat ekonomis menurut
fungsi, volume serta sifat-sifatnya. Untuk itu diperlukan perencanaan jalan yang
memenuhi standar perencanaan jalan Bina Marga. Kondisi geografis dari kontur
daerah yang dilewati oleh trase Jalan Tol Manado Bitung berada pada punggung
Gunung Klabat dan Gunung Tangkoko sehingga trase jalan ini melewati alur sungai
yang berkelok-kelok (Gambar 1.2.). Dengan trase jalan seperti ini maka
diperlukan konstruksi jembatan yang banyak.

I-3
Lokasi sudetan Gn. Tangkoko
STA 27+355

Gn. Klabat

Gambar 1.2. Perencanaan Trase Jalan Tol Manado Bitung (Dokumen Pribadi Laboratorium Pengaliran, Google Earth, 2017)

I-4
Penggunaan konstruksi jembatan pada perencanaan jalan menghabiskan
banyak dana. Untuk menekan biaya yang diperlukan, penggunaan konstruksi
jembatan di minimalis dengan cara menerapkan penggunaan metode sudetan.
Metode sudetan adalah usaha perbaikan/ mengubah alur sungai pada sungai yang
berbentuk kurva atau berbelok-belok (meander) menjadi alur sungai yang lurus atau
mendekati garis lurus.
Selain dari segi dana, perencanaan sudetan dapat mengendalikan aliran air
banjir pada sungai yang apabila tidak dikendalikan akan berdampak pada timbulnya
gerusan tanah akibat arus air sungai dalam jangka panjang. Timbulnya gerusan akan
mengurangi daya dukung tanah pada jalan sehingga masa pelayanan aktual dari
jalan tersebut tidak sesuai dengan masa pelayanan jalan rencana.
Dalam tugas akhir ini, penulis akan merencanakan konstruksi sudetan di
STA 27+355 sampai STA 27+578 pada Jalan Tol Manado Bitung. Terdapat dua
alternatif perencanaan konstruksi sebagaimana tergambar pada Gambar 1.3.
Alternatif 1 berada di sebelah selatan jalan rencana sedangkan alternatif 2 berada di
sebelah utara jalan rencana. Pemilihan lokasi STA didasarkan oleh kondisi
topografi pada daerah tersebut, alur sungai yang panjang dan berbelok-belok
(meander), dan memotong trase jalan rencana.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang ada, maka dapat
dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
a. Berapa besar debit air pada sungai di STA 27+355 sampai STA 27+578
tersebut?
b. Berapa besar debit banjir rencana yang mengalir pada kedua alternatif
sudetan sungai?
c. Apakah biaya konstruksi pada jalan tol akan lebih murah menggunakan
jembatan atau dilakukan penyudetan pada sungai tersebut?
d. Bagaimana perencanaan sistem drainase pada daerah yang terkena dampak
akibat dari penyudetan?
e. Bagaimana rencana dimensi penampang sudetan dan tanggul?

I-5
Sungai existing

Alternatif 2

Alternatif 1
STA 27+355

Gambar 1.3. Peta Lokasi Rencana Konstruksi Sudetan (Dokumen Pribadi Laboratorium Pengaliran, Google Earth, 2017)

I-6
1.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan laporan tugas akhir ini adalah menganalisis
penggunaan metode sudetan dan penggunaan konstruksi jembatan terhadap rencana
anggaran biaya
Tujuan dari pembuatan laporan tugas akhir ini adalah:
a. Menentukan debit rencana pada sungai yang disudet.
b. Mengevaluasi pengaruh sudetan terhadap sistem drainase pada daerah di
sekitar sungai.
c. Merencanakan dimensi penampang sudetan.
d. Menghitung rencana anggaran biaya
e. Menyiapkan dokumen Kontrak.

1.4. Ruang Lingkup dan Pembatasan Masalah


Dalam tugas akhir Perencanaan Drainase Jalan Tol Manado Bitung
batasan masalahnya adalah:
a. Sudetan dan perencanaan penampang sudetan direncanakan pada STA
27+355 sampai STA 27+578.
b. Analisis hitungan debit air menggunakan metode Haspers, metode
Melchoir, dan metode FSR Jawa dan Sumatera.
c. Debit air yang ditinjau adalah debit dari air hujan dan debit dari saluran
samping jalan tol pada STA terdekat.

Sedangkan ruang lingkupnya adalah:


a. Menghitung besarnya debit banjir rencana dengan data-data hujan yang ada.
b. Mengevaluasi kapasitas sungai pada jalan tol STA 27+355 sampai STA
27+578 yang ada saat ini dan membandingkannya dengan debit rencana
yang diperoleh dari analisis hidrologi pada daerah tangkapan.
c. Menggunakan analisis hidrolik sungai pada jalan tol STA 27+355 sampai
STA 27+578 menggunakan program aplikasi komputer HEC-RAS.
d. Membuat perencanaan teknis sudetan dengan mengacu pada data-data yang
telah ada.

I-7
e. Menghitung penghematan biaya dari perencanaan jalan tol Manado
Bitung apabila disudet atau tidak disudet.
f. Mengevaluasi dampak penyudetan terhadap sistem drainase di sekitar lokasi
penyudetan.

1.5. Lokasi Wilayah Studi


Batas administratif lokasi studi dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Utara : Gunung Klabat dan Gunung Tangkoko
Selatan : Laut Malaka, Pulau Lembeh
Timur : Kota Bitung, Pelabuhan Bitung
Barat : Kota Airmadidi

1.6. Sistematika Penulisan Laporan


Laporan tugas akhir Perencanaan Drainase Jalan Tol Manado Bitung ini
tersusun dari delapan bab yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah, maksud dan
tujuan, ruang lingkup dan pembatasan masalah, lokasi wilayah studi, serta
sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Laut Malaka
Menguraikan seluruh teori dan dasar-dasar perhitungan yang akan
digunakan untuk pemecahan permasalahan yang ada, baik untuk menganalisis data
pendukung maupun perhitungan teknis perencanaan sudetan.

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN


Metodologi berupa uraian tentang alur pikir pengerjaan tugas akhir, metode
pengumpulan data, pengolahan data, pemecahan masalah, hingga perencanaan.

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI


Berisi tentang tinjauan umum, analisis hidrologi, analisis data curah hujan,
dan debit banjir rencana.

I-8
BAB V ANALISIS EROSI DAN SEDIMENTASI
Menguraikan tentang tinjauan umum, analisis erosi berdasarkan metode
USLF, dan analisis sedimen mengenai transpor sedimen sungai pada Jalan Tol
Manado Bitung STA 27+355 sampai STA 27+578.

BAB VI ANALISIS HIDROLIKA SUNGAI


Berisi uraian tentang tinjauan umum, analisis hidrolika, analisis yang
dihasilkan setelah adanya sudetan terhadap sistem drainase pada daerah awal yang
dilalui oleh sungai, dan perencanaan pembangunan sudetan sungai pada Jalan Tol
Manado Bitung STA 27+355 sampai STA 27+578.

BAB VII RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


Berisi uraian tentang Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) untuk
pelaksanaan pekerjaan perencanaan sudetan pada Jalan Tol Manado Bitung STA
27+355 sampai STA 27+578.

BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA


Berisi uraian tentang perhitungan anggaran biaya yang dilengkapi dengan
harga satuan upah dan bahan, daftar analisis harga satuan, perhitungan volume serta
time schedule dan network planning.

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN


Berisi uraian tentang kesimpulan dan saran-saran yang dapat diambil
berdasarkan hasil analisis.

LAMPIRAN

I-9

Anda mungkin juga menyukai