Anda di halaman 1dari 1

PENGENDALIAN PENGADAAN BARANG/JASA DI DESA OLEH

KEPALA DESA
Di ketentuan umum Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113
Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa Pasal 1 angka 12 berbunyi Pemegang
Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa adalah Kepala Desa atau sebutan nama lain yang
karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan
keuangan desa.

Salah satu kewenangan yang dimaksud pada Pasal 1 angka 12 dalam pengelolaan keuangan
desa adalah Kepala Desa selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Desa wajib
melakukan pengendalian Pengadaan Barang/Jasa di Desa.

Sebagaimana kita ketahui proses pengadaan barang/jasa didesa dimulai dari perencanaan.

Kepala Desa harus mengantisipasi kelemahan perencanaan dari awal yang terkait penganggaran
untuk kebutuhan barang/jasa yang akan dibeli/diadakan.

Kelemahan perencanaan akan berakibat pemborosan bahkan bisa terjadi penggelembungan


harga/mark up (dikarenakan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang disusun tidak cermat),
belanja barang yang belum tentu dibutuhkan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan tidak
berdampak langsung untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa itu sendiri.

Mengejar tingginya penyerapan anggaran memang penting tapi seharusnya kualitas penyerapan
anggaran melihat lebih jauh kedepan, yaitu apakah realisasi hasil serapan itu memang benar-
benar berguna bagi masyarakat desa itu sendiri, ataupun masyarakat luas dan juga memenuhi
kriteria tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat jumlahnya.

Setelah proses perencanaan dilalui selanjutnya menuju proses pelaksanaan pekerjaan/kegiatan.

Kepala Desa harus dapat dan mampu mengendalikan/mengawasi pengadaan barang dan jasa
yang akan dikerjakan ataupun telah selesai dilaksanakan.

Tidak berjalannya pengendalian/pengawasan internal atas pengadaan barang dan jasa itu akan
berakibat hasil akhir pekerjaan/kegiatan tersebut tidak sesuai dengan apa yang direncanakan.

Sedangkan faktor tidak berjalannya pengendalian/pengawasan internal atas pengadaan barang


dan jasa di desa dikarenakan kurangnya/lemahnya kualitas Sumber Daya Manusia Pemerintah
Desa dalam hal ini Kepala Desa dan juga perangkat desanya.

Minimnya Kepala Desa dan perangkat desa yang memiliki pengetahuan teknis tentang proses,
prosedur, administrasi dan hukum dalam pengadaan barang/jasa menjadi salah satu kendala yang
menyebabkan tidak berjalannya pengendalian/pengawasan internal tersebut dan ini bisa
berdampak serius, yaitu apabila terjadi potensi penyalahgunaan keuangan desa
(penggelembungan harga/mark up, kegagalan bangunan, dll) baik itu disengaja maupun tidak
disengaja, mau tidak mau Kepala Desa selaku Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan
Desa harus berhadapan dan bertanggung jawab secara hukum.

Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah di setiap kegiatan pengadaan barang/jasa,
pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola ataupun melalui penyedia jasa, kepala desa harus
didampingi oleh pendamping profesional baik itu perorangan ataupun yang berbentuk badan
usaha, untuk perencanaan maupun pengawasan yang mempunyai keahlian dalam hal
administrasi, hukum dan teknis Pengadaan barang/jasa, baik itu dari pihak swasta ataupun dari
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki kualifikasi.

Masukan dan pertimbangan dari pendamping profesional tersebut membuat Kepala Desa mampu
mengawasi atas kemajuan pekerjaan dengan membandingkan hasil dan sasaran secara teratur
serta menyesuaikan bila ada hal-hal yang perlu di koreksi/diluruskan sehingga mencapai tujuan
yang telah direncanakan, dan dapat meminimalisir potensi penyalahgunaan keuangan desa.

Anda mungkin juga menyukai