DEFINISI
BAB II
Pasien hanya diterima, bila rumah sakit dapat menyediakan pelayanan yang
dibutuhkan pasien, dan dirawat jika hasil skrining menunjukkan bahwa pasien
memerlukan rawat inap. Skrining penerimaan pasien di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado dilakukan baik di dalam lingkungan internal (rawat jalan dan gawat darurat)
maupun di luar RS (tempat asal rujukan pasien) dengan kriteria triase. Pasien dilakukan
skrining dengan proses triase, sebelum diputuskan rencana perawatan selanjutnya.
Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan di
gawat darurat (triase) dan di rawat jalan (skrining) berdasarkan pada kebutuhan
pelayanan kesehatan mereka yang telah diidentifikasi dan pada misi serta sumber daya
rumah sakit yang ada. Instalasi terkait dengan kegiatan triase yaitu : Instalasi Gawat
Darurat dan Gawat Darurat Kebidanan, sedangkan kegiatan skrining yaitu Instalasi
Rawat Jalan.
BAB III
TATA LAKSANA
2. Urgent
Pasien dengan kondisi darurat tidak gawat, contoh hiperglikemia, hipertensi
urgency, fraktur terbuka, appendicitis akut, epistaksis akut, asma akut, diare
dengan dehidrasi, perdarahan akut, benda asing, retensio urine, nyeri dengan
skala nyeri > 6, abortus, maka pasien dengan kategori urgent harus mendapat
pertolongan dalam waktu 30 menit.
3. Non-urgent
Pasien dengan kondisi tidak gawat dan tidak darurat tetapi dengan riwayat atau
kemungkinan menderita penyakit serius, contoh nyeri pada kanker, nyeri kronis,
cedera kepala ringan, luka robek ringan, epistaksis ringan, gangguan intake pada
penderita dengan penyakit kronis atau geriatri, anemia tanpa perdarahan, maka
pasien dengan kategori non-urgent dapat menunggu pertolongan dalam waktu 60
menit.
4. Immediately Needs
Pasien dengan kondisi tidak gawat dan tidak darurat dengan riwayat khusus yang
harus ditempatkan pada tempat tertentu.
5. False Emergency
Pasien dengan kondisi tidak gawat dan tidak darurat tanpa riwayat penyakit
sebelumnya yang datang di luar instalasi rawat jalan RSUP Prof.R.D. Kandou,
contoh : panas < 3 hari, nyeri pada tenggorokan, nyeri pada telinga, dispepsia
ringan, diare tanpa dehidrasi, konjungtivitis akut, luka lecet, dismenorrhea, pasien
dengan kategori ini dapat menunggu pertolongan dalam waktu 120 menit
Proses pemeriksaan triase di instalasi gawat darurat dilakukan oleh perawat dan
dokter umum, sesuai dengan alur proses, yang terbagi atas :
1. Triase Primer
2. Triase sekunder
a. Petugas yang bertugas di triase sekunder adalah dokter umum dengan
persyaratan sudah mempunyai sertifikat pelatihan Bantuan Hidup Lanjut
b. Proses yang dilakukan pada saat pemeriksaan triase sekunder adalah dokter
yang melakukan anamnesis dan pemeriksan fisik serta menganalisa jika
pasien mengeluhkan nyeri, terdapat resiko jatuh atau didapatkan lesi serta
perdarahan
c. Jika diperlukan dokter jaga triase dapat melakukan pemeriksaan penunjang
sesuai dengan indikasi untuk memotong waktu tunggu pemeriksaan.
d. Ruang pemeriksaan triase terletak pada tempat paling dekat dari tempat
pasien masuk, di ruang triase dilengkapi tempat tidur pemeriksaan, meja
periksa dan kursi dokter, setiap pasien non ambulatory yang dilakukan
pemeriksaan triase dilakukan di stretcher atau kursi roda.
e. Peralatan yang tersedia di triase sekunder : meja perika, alat medis
pemeriksaan tanda vital : alat pengukur tekanan darah, ear thermometer,
stetoskop, pulse oxymetry, EKG
f. Respon time pemeriksaan triase sekunder adalah 2-5 menit dan turn around
time maksimal 30 menit
B. SKRINING
Kegiatan skrining dimulai saat pasien diterima sebagai pasien rawat inap
atau didaftar untuk pelayanan rawat jalan berdasarkan pada kebutuhan pelayanan
BAB IV
DOKUMENTASI
A. TRIASE
Pelaksanaan triase didokumentasikan dalam berkas rekam medis meliputi
1. Penulisan tanggal dan waktu kedatangan/kunjungan
2. Pemilihan cara kedatangan dengan memberikan tanda checklist dan melengkapi
keterangan
3. Pemilihan macam kasus trauma atau nontrauma dengan memberikan ceklis bila
memilih KLL (Kecelakaan Lalu Lintas), KDRT (Kekerasan Dalam Rumah
Tangga), Kecelakaan Kerja dan Kekerasan anak.
4. Pelaksanaan anamnesis, pemeriksaan obyektif.
B. SKRINING
Proses skrining pasien di rawat jalan terdiri dari :
1. Jam 07.00 08.00 skrining pasien dilakukan oleh perawat di counter informasi
Instalasi Rawat Jalan
2. Jam 08.00 10.00 skrining pasien dilakukan oleh masing-masing kepala di
gedung instalasi rawat jalan