Disusun oleh :
Kelompok IIIB
PENDAHULUAN
adalah pakan, apabila pakan yang diberikan berkualitas baik maka produksi yang
mahalnya harga bahan baku dalam pembuatan ransum menyebabkan para penjual
(kuantitas) sehingga walaupun dijual dengan harga rendah tapi tetap memperoleh
baku yang hampir menyerupai bahan aslinya dapat menurunkan kualitas ransum.
Selain itu dampak buruk akibat pemalsuan adalah mengganggu kesehatan ternak
2.1. Materi
alat dan bahan. Alat yang digunakan adalah petri dish diameter 10 cm untuk
tempat mencampur bahan pakan, sendok, dan alat tulis. Bahan yang digunakan
adalah bekatul atau dedak halus, sekam, tepung batu dan larutan Kloroglusenol.
2.2. Metode
sekam apabila ditetesi dengan kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan
kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbuih. Sedangkan bekatul yang
tidak dicampuri apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat muda, tidak
berbuih dan tidak berbintik. Pengujian terhadap bekatul dapat dilakukan secara
fisik untuk mendeteksi pemalsuan. Hal ini sesuai dengan pendapat Rasyaf (1990)
yang menyatakan bahwa sebelum digunakan bekatul perlu diperiksa lebih dahulu.
Pemeriksaan meliputi fisik dan laboratorium. Secara fisik yang perlu diperiksa
adalah baunya, bila sudah tercium bau tengik atau bau tidak normal lainnya
pertanda bahwa dedak itu sudah mulai rusak. Kemudian warnanya, dedak yang
normal berwarna coklat terang, tetapi bila sudah berwarna keputih-putihan atau
kehijau-hijauan tanda bahwa dedak itu sudah rusak pula. Hidayati (2006)
menambahkan bahwa bahan pakan dengan partikel yang halus memiliki
halus, lebih murah dan nilai nutriennya rendah. Umumnya pemalsuan tidak hanya
merubah komposisi kimia tetapi juga menurunkan nilai nutriennya. Dedak padi
4.1. Kesimpulan
bekatul yang tidak dicampuri apabila ditetesi kloroglusenol akan berwarna coklat
muda, tidak berbuih dan tidak berbintik. Sedangkan bekatul yang dicampur sekam
apabila ditetesi dengan kloroglusenol akan berwarna coklat tua dan berbintik
merah. Bekatul yang dicampur tepung batu apabila ditetesi kloroglusenol akan
berwarna coklat tua dan berbuih. Pengujian terhadap bekatul perlu dilakukan
4.2. Saran
PENDAHULUAN
untuk mempertahankan dan menjaga kualitas bahan yang disimpan dengan cara
pakan adalah tipe atau jenis pakan, periode atau lama penyimpanan, metode
zat makanan.
Kualitas pakan sangat ditentukan dari kualitas bahan baku yang digunakan
untuk menyusun pakan tersebut. Namun saat ini kualitas bahan pakan sulit
dipertahankan karena iklim sudah tidak stabil lagi akibat adanya pemanasan
global. Melihat kondisi tersebut perlu sekiranya kita melakukan suatu uji yang
terdiri dari uji fisik, mikroskopik maupun kimia. Uji fisik dilakukan dengan
melihat penampakan yang bisa diukur dengan panca indra, tekstur, bau, warna,
komponen/ cemaran, pemalsuan dan kandungan kadar air pada bahan pakan.
2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktikum ini adalah bekatul dan asam
propionat 1%. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kompor
klip sebagai wadah packaging bekatul, timbangan untuk menimbang sampel, dan
2.2. Metode
yaitu: mengemas dengan plastik dan menutup rapat, mengemas dengan plastik
dengan plastik dan semi terbuka, mengemas dengan plastik dan membiarkan
terbuka.
2.2.3. Pengukusan
melabel sampel. Ada 3 macam pengemasan yaitu: mengemas dengan plastik dan
menutup rapat, mengemas dengan plastik dan semi terbuka, mengemas dengan
2.2.4. Penyangraian
plastik dan menutup rapat, mengemas dengan plastik dan semi terbuka, mengemas
yaitu: mengemas dengan plastik dan menutup rapat, mengemas dengan plastik
sampel. Tekstur yang awalnya agak halus menjadi lebih halus setelah hari ke dua.
Kadar air sampel juga berkurang selama penyimpanan. Diantara ketiga cara
pengemasan, kadar air sampel yang dikemas dan tidak tertutup lebih tinggi dari
sampel lainnya. Kondisi ini terjadi karena pengaruh kelembaban dan kontaminasi
H2O dari lingkungan yang mempengaruhi kadar air sampel. Hal ini sesuai dengan
Kushartono (2002) yang menjelaskan bahwa lingkungan yang lembab dan kotor
merupakan salah satu penyebab kenaikan kadar air, hama, jamur dan jasad
menjelaskan bahwa pada conditioning atau pengukusan bahan, kadar air (uap
atau air) ditambahkan dalam jumlah yang bervariasi ke dalam bahan. Peningkatan
kadar air melalui dengan uap atau air akan mempercepat dekomposisi bahan baku
Keterangan :
Tekstur : Warna :
1. Halus 1. Terang
2. Agak halus 2. Agak terang
3. Kasar 3. Gelap
Bau :
1. Khas bahan asli
2. Agak khas
3. Bau busuk
4. Asam
perubahan kondisi fisik. Tekstur bekatul berubah dari agak halus menjadi kasar
setelah hari kedua. Kadar air bekatul mengalami fluktuasi. Kadar air sampel yang
dikemas tertutup dan semi terbuka mengalami penurunan, sedangkan kadar air
sampel yang tidak tertutup mengalami kenaikan. Warna dan bau sampel tidak
berubah, dan tidak terdapat cemaran pada semua sampel. Hal ini sesuai dengan
pendapat Suci dan Hermana (2012) menyatakan bahwa bekatul yang berkualitas
baik memiliki testur halus, tidak terdapat benda asing, batu, kutu, pasir dan
sekam, tidak tengik, serta tidak banyak tercampur sekam yang dapat
menyebabkan tekstur kasar dan bulk density lebih ringan. Yusdiali (2012)
menyatakan bahwa suhu dan lama penyimpanan merupakan indikator yang sangat
berperan dalam proses pengeringan suatu bahan. Semakin tinggi suhu maka
semakin banyak pula kadar air bahan yang menguap sehingga mengakibatkan
kadar air bahan juga mengalami pengurangan demikian halnya juga pada
perlakuan penyangraian.
3.3. Pengukusan
Keterangan :
Tekstur : Warna :
1. Halus 1. Terang
2. Agak halus 2. Agak terang
3. Kasar 3. Gelap
Bau :
1. Khas bahan asli
2. Agak khas
3. Bau busuk
4. Asam
sampel hasil pengukusan semakin halus setelah hari kedua, dan kadar airnya juga
meningkat. Peningkatan kadar air tersebut disebabkan proses pengukusan yang
menggunakan air sehingga kadar air sampel bertambah. Warna dan bau tidak ada
perubahan, dan tidak ada cemaran pada semua sampel. Hal ini sesuai dengan
dan kotor merupakan salah satu penyebab kenaikan kadar air, hama, jamur dan
menjelaskan bahwa pada conditioning atau pengukusan bahan, kadar air (uap
atau air) ditambahkan dalam jumlah yang bervariasi ke dalam bahan. Peningkatan
kadar air melalui dengan uap atau air akan mempercepat dekomposisi bahan baku
Keterangan :
Tekstur : Warna :
1. Halus 1. Terang
2. Agak halus 2. Agak terang
3. Kasar 3. Gelap
Bau :
1. Khas bahan asli
2. Agak khas
3. Bau busuk
4. Asam
dan tidak ada cemaran. Penyangraian merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengendalikan pakan karena dapat menjaga kestabilan ciri
organoleptik dari bahan pakan tersebut. Kadar air sampel mengalami penurunan
dari 11,4% menjadi 9,1% karena proses penyangraian dapat menyebabkan kadar
air yang terkandung dalam bahan pakan mengalami penguapan serta lamanya
penyimpanan selama 6 hari pada suhu ruangan juga mempengaruhi kadar air
tersebut. Semakin lama disimpan maka akan semakin kering, karena kandungan
air menguap. Hal ini sesuai dengan pendapat Yusdiali (2012) yang menyatakan
bahwa suhu dan lama penyimpanan merupakan indikator yang sangat berperan
dalam proses pengeringan suatu bahan. Semakin tinggi suhu maka semakin
banyak pula kadar air bahan yang menguap sehingga mengakibatkan kadar air
penyangraian. Suci dan Hermana (2012) menjelaskan bahwa kandungan air yang
Keterangan :
Warna :
Tekstur : 1. Terang
1. Halus 2. Agak terang
2. Agak halus 3. Gelap
3. Kasar Bau :
1. Khas bahan asli
2. Agak khas
3. Bau busuk
4. Asam
pengemasan berbeda tidak menghasilkan perubahan tekstur, warna, dan bau, serta
tidak ada cemaran pada sampel. Kadar air sampel mengalami kenaikan selama
penyimpanan karena pengaruh kelembaban lingkungan dan cara pengemasan. Hal
dilakukan saat bahan baku datang dan secara periodik dilakukan selama
penyimpanan. Pengujian meliputi warna, tekstur , aroma, kadar air , benda asing
dan suhu. Kadar air mempunyai pengaruh terhadap hampir semua karakteristik
bahan baku seperti bentuk, tekstur, warna dan rasa. Kadar air dalam jumlah yang
bervariasi dapat menjadi suatu masalah bagi bahan baku. Kadar air bahan baku
melihat (tampilan fisik), meraba (lembab, kering, harus, kasar, panas), mencium
4.1. Kesimpulan
bahan pakan yang meliputi tekstur, warna, bau, cemaran, dan kadar air bahan
meningkat dan teksturnya lebih halus, sedangkan bekatul yang diberi perlakuan
Kualitas organoleptik bahan pakan dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan cara
penyimpanan.
4.2. Saran
Suci, D.M., dan W. Hermana. 2012. Pakan Ayam. Penebar Swadaya, Jakarta.
Suparjo. 2010. Pengawasan Mutu pada Pabrik Pakan Ternak. Universitas Jambi,
Jambi.