Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PEDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia adalah cahaya
matahari. Bagi tumbuhan khususnya tumbuhan yang memiliki zat klorofil daun, cahaya
matahari sangat menentukan proses fotosintesis, dimana cahaya matahari merupakan salah
satu faktor abiotik untuk tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Fotosintesis itu sendiri
merupakan proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Dimana makanan
yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Jadi cahaya merupakan salah faktor terpenting untuk tumbuhan
dalam proses fotosintesis.
Pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis tanaman. Tanaman C4, C3, dan
CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan
lama penyinaran oleh cahaya matahari (Onrizal, 2009). Pada setiap tanaman memiliki sifat
yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang
diterima tanaman atau dapat disebut sebagai perbedaan respon tumbuhan terhadap lama
penyinaran. Sehingga tanaman dapat dikelompkan menjadi tanama hari netral, tanaman hari
panjang, dan tanaman hari pendek.
Kekurangan cahaya matahari akan mempengaruhi proses fotosintesis dan
pertumbuhan. Etiolasi itu sendiri adalah pertumbuhan tumbuhan sangat cepat di tempat yang
gelap, namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan
tampak pucat. Hal ini dapat terjadi karena tanama kekurangan cahaya atau karena tanaman
berada di tempat yang gelap. Apabila dilihat dari proses metabolisme tanaman, etiolasi
berkaitan erat dengan kinerja hormon endogen (hormon yang diproduksi sendiri) hormone
yang berperan terjadinya etiolasi yaitu hormon auksin. Dimana hormon auksin sangat peka
terhadap cahaya matahari.

Untuk mengetahui dan membuktikan lebih lanjut tentang Etiolasi Tanaman Jagung,
maka dilakukan praktikum tentang Etiolasi Tanaman Jagung.

B; PERMASALAHAN
a; Apa Etiolasi Tanaman Jagung ?
b; Apa perbedaan tanaman yang diberi cahaya matahari dengan tanaman yang tidak diberi
cahaya matahari ?
C; TUJUAN
a; Praktikan mampu memahami Etiolasi Tanaman Jagung.
b; Praktikan mampu membedakan tanaman yang diberi cahaya matahari dengan tanaman
yang tidak diberi cahaya matahari.
D; MANFAAT
a; Praktikan dapat memahami pengaruh cahaya maahari terhadap pertumbuhan tanaman.
b; Praktikan mampu membedakan tanaman yang diberi cahaya matahari dengan tanaman
yang tidak diberi cahya matahari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suiatna (2010), menyatakan bahwa hormon yang dapat perangsang pertumbuhan


tanaman adalah : 1) Auksin, merupakan senyawa asam idol asetat (IAA/Indol-3-AceticAcid), 2)
Giberelin, merupakan jenis hormone tumbuh yang mula-mula diketemukan di Jepang oleh
Kurosawa pada tahun 1926, 3) Sitokinin, bentuk dasar dari sitokinin adalah adenine (6-amino
purine), 4) Etilen, merupakan hormone tumbuh yang secara umum berlainan dengan auksin,
giberelin, dan sitokinin. Dalam keadaan normal etilen akan berbentuk gas dan struktur kimia
sangat sederhana sekali, 5) Florigen, 6) Kalin, hormone pertumbuhan organ (rhizokalin,
kaulokalin, filokalin, dan antokalin), 7) Asam traumalin atau cambium luka, dapat merangsang
pembelahan sel di daerah luka sebagai mekanisme untuk menutupi luka.
Lakitan (2007), menyatakan bahwa fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti
cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu
penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya
alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan
bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum
mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga
berbeda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis
dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi
cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk
memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi
suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini
tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti
ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam
sel-selnya.
Pertamawati (2010), menyatakan bahwa laju fotosintesis akan berjalan maksimum bila

terdapat banyak cahaya. Dalam percobaan terlihat bahwa eksplan (bahan tanam) yang
ditumbuhkan dalam intensitas cahaya yang tinggi daunnya berwarna lebih hijau daripada eksplan
yang ditumbuhkan dalam intensias cahaya yang rendah, selain itu daun eksplan yang
ditumbuhkan dalam intensitas cahaya tinggi lebih berat daripada daun eksplan (bahan tanam)
yang ditumbuhkan dalam intensitas cahaya rendah.
Onrizal (2009), menyatakan bahwa pengaruh cahaya juga berbeda pada setiap jenis
tanaman. Tanaman C4, C3, dan CAM memiliki reaksi fisiologi yang berbeda terhadap pengaruh
intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari.
Jumin (2008), menyatakan bahwa tidak semua energi cahaya matahari dapat diabsorpsi
oleh tanaman. Hanya cahaya tampak saja yang dapat berpengaruh pada tanaman dalam kegiatan
fotosintesisnya. Cahaya itu disebut dengan PAR (Photosynthetic Activity Radiation) dan
mempunyai panjang gelombang 400 mili mikron sampai 750 mili mikron (Jumin, 2008:9).
Tanaman juga memberikan respon yang berbeda terhadap tingkatan pengaruh cahaya yang dibagi
menjadi tiga yaitu, intensitas cahaya, kualitas cahaya, dan lamanya penyinaran.
Craig (2006), said that any understory plants rely on diffuse light for photosynthesis
because direct light is usually scattered by upper canopy layers before it strikes the forest floor.
There is a considerable gap in the literature concerning the interaction of direct and diffuse light
with leaves. Some understory plants have well-developed lens-shaped epidermal cells, which
have long been thought to increase the absorption of diffuse light. To assess the role of epidermal
cell shape in capturing direct vs. diffuse light, we measured leaf reflectance and transmittance
with an integrating sphere system using leaves with flat (Begonia erythrophylla, Citrus reticulata,
and Ficus benjamina) and lens-shaped epidermal cells (B. bowerae, Colocasia esculenta, and
Impatiens velvetea). In all species examined, more light was absorbed when leaves were
irradiated with direct as opposed to diffuse light. When leaves were irradiated with diffuse light,
more light was transmitted and more was reflected in both leaf types, resulting in absorptance
values 23% lower than in leaves irradiated with direct light. These data suggest that lens-shaped
epidermal cells do not aid the capture of diffuse light. Palisade and mesophyll cell anatomy and

leaf thickness appear to have more influence in the capture and absorption of light than does
epidermal cell shape.
Malbeck (2005), said that auxin (indole-3-acetic acid, IAA) and abscisic acid (ABA) are
plant hormones with contrasting biological functions. Whereas IAA stimulates growing
processes such as cell elongation and division, ABA controls plant senescence and responses to
stress. However, IAA and ABA exhibit many similar chemical properties which can be exploited
for their chromatographic purification. Both IAA and ABA are relatively hydrophobic
compounds containing a carboxylic group. Therefore, when IAA and ABA are extracted and
purified from plant material by common chromatographic techniques they very often end up in
the same fraction.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain : Faktor
Internal
Faktor Internal adalah segala pengaruh/faktor yang berasal dari tanaman itu
sendiri. Faktor internal meliputi gen dan Hormon.
a.

Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya
adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian DNA yang
memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen
adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan
pewarisan sifat dan dapat di hubungkan dengan fungsi sebagai regulator
(pengendali), sasaran transkripsi, atau peran peran fungsional lainnya.

b.

Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel,


dan merupkan substansi yang sangat aktif. Semua organisme multiselular
termasuk tumbuhan memproduksi hormon.
Hormon tumbuhan ditemukan oleh F.W.Went pada tahun 1928. Hormon
berasal dari bahasa Yunani Hormalin yang berarti penggiat. Hormon
tumbuhan disebut fitohormon. Berikut adalah daftar hormon/fitohormon
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman :

1.

Auksin merupakan hormon pertumbuhan yang memacu perpanjangan sel


yang berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Auksin
di hasilkan pada embrio dalam biji, meristem batang dan daun daun muda.
Ada beberapa jenis auksin, antara lain adalah auksin A dan B. Keduanya
hampir mirip tapi perbedaanya terletak pada kandungan airnya, auksi A
memiliki kandungan air yang lebih banyak yaitu sekitar 1 mol air lebih

2.

banyak daripada auksin B. Pengaruh auksin yaitu :


Merangsang perpanjangan sel
Pembengkokan batang
Perkembangan akar lateral dan serabut.
Pembelahan sel kambium vaskuler
Diferensiasi sel menjadi xilem
Peningkatan perkembangan bunga dan buah
Giberelin sebagai hormon tumbuh, mempengaruhi perpanjangan dan
pembelahan sel. Gibberelin ditemukan oleh Kuroshawa pada tahun 1926.
Giberelin diproduksi oleh meristem batang, akar, daun muda dan embrio.

Giberelin berpengaruh terhadap :


Perkembangan embrio dan kecambah
Merangsang lapisan aleuron untuk sintesis enzim amilase
Menghambat pembentukan biji
Merangsang pembentukan saluran polen
Memperbesar ukuran buah
Merangsang pembungaan, serta mematahkan dormansi dalam biji dan

kuncup ketiak
Merangsang tanaman tumbuh sangat cepat sehingga mempunyai ukuran
raksasa.
3.

Gas Etilen merupakan hormon yang banyak di manfaatkan oleh pengusaha


untuk memperoleh keuntungan yang lebih banyak, gas etilen dalam keadaan
normal berbentuk gas. Gas etilen diproduksi oleh jaringan buah masak,

diruas batang dan jaringan tua. Gas etilen berpengaruh pada:


Percepatan pemasakan buah
Mempertebal batang tumbuhan
Mendorong gugurnya daun
Menghambat pemanjangan batang kecambah

4.

Sitokinin adalah kumpulan senyawa yang fungsinya mirip satu sama lain,
juga dapat merangsang pembelahan sel dengan cepat. Sitokinin berfungsi

pada :
Mengatur pembelahan sel
Pembesaran sel daun muda
Mengatur pembentukan bunga dan buah
Membantu mengatur perkembangan akar dan tunas pada pembuatan kultur

jaringan
Merangsang pertumbuhan daun dan pucuk
Menunda pengguguran daun, bunga dan buah
5.

Asam Absisat merupakan hormon tumbuh yang hampir selalu menghambat


pertumbuhan

(inhibitor),

baik

dalam

bentuk

mengurangi

kecepatan

pembelahan dan pemanjangan sel maupun menghentikan proses tersebut


bersama sama. Asam Absisat di sintesis pada daun daun dewasa, buah,
batang dan biji
Asam Absisat dapat :
Menghambat/menunda pertumbuhan (dormansi)
Mempertahankan kondisi tumbuhan dari kekeringan, suhu yang sangat
panas, atau suhu yang sangat dingin.
Menjaga keseimbangan air
Menghambat perkecambahan biji
Menutup stomata, selama kekurangan air
6.

Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tertentu pada


tumbuhan. Kalin dihasilkan dibatang, daun, bunga dan akar. Hormon kalin

dibedakan menjadi 4 macam, yaitu :


Rizokalin atau radikalin, yaitu hormon

yang

berfungsi

merangsang

pembentukan akar, identik dengan vitamin B


Kaulokalin, yaitu hormon yang berfungsi merangsang pembentukan batang
Filokalin, yaitu hormon yang berfungsi merangsang pembentukan daun
Antokalin, yaitu hormon yang berfungsi merangsang pembentukan bunga.
7.

Asam Traumalin (Hormon Luka) adalah hormon yang mampu memperbaiki


kerusakan atau regenerasi/restitusi sel pada luka yang terjadi pada tubuh
tumbuhan baik pada daun, batang ataupun akar.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi/faktor yang


berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau
ekosistem. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa
faktor eksternal, yaitu diantaranya
a.

Cahaya merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk


menghasilkan

energi.

Kekurangan

cahaya

akan

mengganggu

proses

fotosintesis & pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada


jenis tumbuhan. Kekuranagan cahaya pada saat pertumbuhan berlangsung
akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah & daunnya berukuran lebih kecil, tipis,
pucat. Beberapa proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan
oleh cahaya antara lain : perkecambahan, perpanjangan batang, perluasan
daun, sintesis klorofil, gerakan batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan
dominasi tunas. Tumbuhan memerlukan cahaya. Banyaknya cahaya yang
diperlukan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya,

cahaya

menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan


auksin (suatu hormone pertumbuhan). Pertumbuhan yang cepat di tempat
gelap disebut etiolasi. Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan
tertentu. Ada tumbuhan yang dapat berbunga pada hari pendek (lamanya
penyinaran matahari lebih pendek daripada waktu gelapnya). Ada pula
tumbuhan yang berbunga pada hari panjang (lamanya penyinaran lebih
panjang daripada waktu gelapnya). Hal tersebut berhubungan dengan
aktifitas hormon fitokrom dalam tumbuhan, yang sudah di bahas di atas.
Selain mempengaruhi pembungaan, fitokrom berpengaruh terhadap etiolasi,
pemanjangan batang, pelebaran daun, dan perkecambahan. Fitokrom adalah
protein dengan kromatofora yang mirip fikosianin. Fitokrom mempunyai dua
macam struktur yang reversible yaitu yang dapat mengabsorpsi cahaya
merah (600 nm) disingkat Pr dan yang dapat mengabsorpsi cahaya merah
jauh, far red (730 nm) disingkat Pfr.

b.

Suhu/Temperatur adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kerja


enzim. Perubahan suhu juga berpengaruh pada pertumbuhan seperti
reproduksi, fotosintesis, respirasi dan transpirasi. Agar tanaman dapat
tumbuh

dengan

baik,

suhu

di

lingkungan

tanaman

tersebut

harus

ditentukan. Suhu yang baik untuk tumbuhan adalah 30C. Semakin tinggi
suhu yang ada di lingkungan suatu tumbuhan, maka semakin laju transpirasi
dan semakin rendah kandungan air pada tumbuhan sehingga proses
pertumbuhan semakin lambat dan perlakuan tumbuhan pada suhu yang
rendah memacu pertumbuhan ruas yang lebih panjang dari pada perlakuan
tanaman di suhu yang tinggi. Fungsi dari suhu sendiri adalah untuk aktivitas
c.

enzim serta kandungan air dalam tubuh tumbuhan.


Kelembapan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi proses penguapan
air yang berhubungan dengan nutrien. Jika kelembapan rendah, penguapan
akan meningkat sehingga penyerapan nutrien semakin banyak.

d.

Air adalah sesuatu yang sangat penting terhadap pertumbuhan, tumbuhan


tidak dapat tumbuh tanpa air. Air berfungsi untuk menyiram tanaman agar
tetap segar dan tidak layu serta sebagai media reaksi kimia dalam sel,
menunjang

fotosintesis

pengaktifan

reaksi

enzim

ezimatik,

menjaga

kelembapan dan membantu perkecambahan pada biji. Bila tanaman


kekurangan air, akan mengakibatkan tanaman menjadi kering,kekurangan
nutrisi. Kelebihan air juga tidak baik untuk tanaman karena pertumbuhan
tanaman akan terhambat dan kemungkinan terburuk tanaman akan mati.

e.

Nutrisi/makanan

adalah

sumber

energi

dan

sumber

materi

untuk

mensintesis berbagai komponen sel. Jika kekurangan nutrisi maka tumbuhan


tersebut akan mengalami difisiensi. Difisiensi ini menyebabkan pertumbuhan
tanaman terganggu.
f.

Oksigen mempengaruhi organisme bagian atas maupun bawah (akar)


tanaman. Oksigen tersebar luas di udara. Tanaman tidak akan pernah
kehabisan oksigen bila hidup di lingkungan yang bebas. Oksigen berfungsi

sebagai respirasi sel-sel akar yang akan berkaitan dengan penyerapan unsur
hara. Bila oksigen yang tumbuhan dapat hanya sedikit, maka pertumbuhan
pada tumbuhan akan terhambat karena akan susah dalam penyerapan unsur
hara dalam tanah.

BAB III
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A; ALAT DAN BAHAN
a; Alat
1; 10 buah Gelas Plastik ukuran 250ml
2; 1 buah Cethok
3; 1 buah Gunting
4; 1 buah Pisau
5; 10 buah Kertas label
6; 1 set Alat tulis
7; 1 paket Tabel data pengamatan
b; Bahan
1; Tanah top soil
2; Air
3; 10 bibit jagung

B; CARA KERJA
1; Menyiapkan gelas plastik, kemudian mengisi tersebut dengan media tanam
2; Menanam biji dalam gelas plastik.
4; Melakukan penyiraman setiap hari pada waktu pagi selama satu bulan.
5; Melakukan pengamatan pertumbuhan tanaman dengan satu bulan.
6; Memasukan hasil pengamatan ke dalam tabel.
C. PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan metode eksperimen dan
metode observasi.
1; Metode eksperimen adalah cara memperoleh data dengan cara uji coba atau
melakukan percobaan langsung terhadap tanaman yang diujikan dengan begitu
akan adanya keakuratan praktikum. Kali ini dengan melakukan penanaman
langsung tanaman jagung yang diberikan perlakukan yang berbeda-beda pada
setiap tanamannya.

Metode observasi adalah cara memperoleh data


dengan cara melakukan pengamatan langsung
terhadap objek percobaan. Kali ini dengan
melakukan pengamatan setiap seminggu sekali
terhadap objek percobaan.BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1.1; Tabel

Hasil

Pengamatan

Data hasil pengamatan pertumbuhan jagung di tempat terang dan tempat gelap
DATA PENGAMATAN TANAMAN JAGUNG
TEMPAT TERANG
Tinggi Tanaman (CM)
Tanaman Sampel Minggu Minggu Rata1
2
3
4
5
Rata-Rata

ke-1
10,5
9
10,2
9,6
8,9

ke-2
19,8
18,4
20
19
18,8

9,64

19,2

Rata
15,15
13,7
15,1
14,3
13,85

Jumlah Daun
Minggu Minggu
ke-1
2 helai
2 helai
2 helai
2 helai
2 helai

ke-2
4 helai
4 helai
4 helai
4 helai
4 helai

14,42

DATA PENGAMATAN TANAMAN JAGUNG


TEMPAT GELAP
Tinggi Tanaman (CM)
Minggu
Minggu RataTanaman Sampel
1
2
3

ke-1

ke-2

12,4

22

11.5
10,9

23,6
24.2

Rata
34,4
23,6
10,9

Jumlah Daun
Minggu Minggu
ke-1

ke-2

2 helai

4 helai

2 helai

4 helali

2 helai

4 helai

4
5
Rata-Rata

12

19.5

13,6

23,8

12,225

23,1333

12
37,4
23,66

2 helai

4 helai

2 helai

4 helai

2; Hasil Diskusi
a. Pengaruh tekanan cahaya terhadap tanaman
Tekanan cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, dimana saat
tekanan tinggi hormon auksin akan terhambat sehingga akan menghambat
pertumbuhan tanaman. Sebaliknya apabila tekanan cahaya rendah hormon auksin
akan aktif membelah, sehingga pertumbuhan tanaman akan sangat cepat, namun
batang yang dimiliki tanaman tidak kokoh, warna daun pucat, meskipun tinggi
tanaman tinggi dibandingkan tanaman yang mendapatkan tekanan tinggi atau
tekanan optimal, bisa dikatakan tanaman tersebut mengalami gejala etiolasi.
b; Dua macam respon morfologi yang terjadi pada tanaman dalam praktikum yang
dilakukan.
Dengan Sinar Matahari

Batang

Daun

Tanpa Sinar Matahari

Tinggi

Bervariasi

Warna Hijau

Warna pucat

Kokoh

Lemah

Warna Hiaju

Warna hijau Menguning

Jumlah daun sama

Jumlah daun sama

c. Pengaruh temperatur yang tinggi terhadap pertumbuhan tanaman.


Saat temperatur tinggi tanaman akan mengalami kekeringan pada tanaman, sehingga air

yang berada disekeliling tanaman akan mengalami evaporasi yang menyebabkan lingkungan
kehilangan air dimana air adalah salah satu faktor abiotik dalam proses fotosintesis.
Sehingga apabila lingkungan sekitar tanaman kehilangan air (kekeringan) maka tanaman
akan mengalami kematian karena tidak bisa melakukan proses fotosintesis.
Sedangkan saat temperatur rendah akan mengalami pertumbuhan tanaman menjadi
lambat bahkan terhenti, karena kegiatan enzimatis dikendalikan oleh suhu. Suhu tanah yang
rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur hara terganggu, karena transpirasi meningkat.
Di samping itu, suhu tanah yang rendah akan berpengaruh langsung terhadap populasi
mikroba tanah. Laju pertumbuhan populasi mikroba menurun dengan menurunnya suhu
sampai di bawah 0oC.
Sehingga banyak proses penguraian bahan organik dan mineral esensial dalam tanah
yang terhalang. Aktivitas nitrobakteria menurun dengan menurunnya suhu, sehingga proses
nitrifikasi berkurang. Suhu rendah pada kebanyakan tanaman mengakibatkan rusaknya
batang, daun muda, tunas, bunga dan buah. Tanaman pun akan mengalami pembusukan dan
akhirnya mengalami kematian.
B. PEMBAHASAN
Praktikum ini yang bertujuan untuk mengetahui Etiolasi Tanaman Jagung yang
sudah diberikan perlakukan yang berbeda pada setiap tanaman. Pada dasarnya apabila
tanaman kekurangan atau kelebihan cahaya matahari akan berdampak negatif pada
masing-masing tanaman, diantaranya kematian pada tanaman itu sendiri.
Pada praktikum kali ini menggunakan objek percobaan berupa tanaman jagung
yang ditanam pada setiap gelas plastik yang sudah diberikan media tanam. Setelah
melakukan pengamatan pada minggu pertama tanaman yang ditutup menggunakan
penyungkup didapatkan hasil pertumbuhan tinggi tanaman cepat, namun warna daun
menguning dan batang tidak kokok (lemah) ini merupakan gejala etiolasi. Dibandingkan
dengan tanaman kontrol yang memiliki batang kuat dan warna daun hijau cerah. Dimana

etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi
tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Dimana
dikarenakan ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut
etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Ada
pula faktor yang mempengaruhi etiolasi yakni :
1. Faktor Suhu / Temperatur Lingkungan
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh
kembang, reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik
bagi tumbuhan adalah antara 22 derajat celcius sampai dengan 37 derajad selsius.
Temperatur yang lebih atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan
pertumbuhan yang lambat atau berhenti
2. Faktor Kelembaban / Kelembapan Udara
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan
tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana tumbuhan
dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan yang akan
berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
3. Faktor Cahaya Matahari
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan
fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan cahaya
matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu kekuningkuningan (etiolasi). Pada kecambah, justru sinar mentari dapat menghambat proses
pertumbuhan.
4; Faktor Hormon

Hormon pada tumbuhan juga memegang peranan penting dalam proses


perkembangan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan
sel, hormon giberelin untuk pemanjangan dan pembelahan sel, hormon sitokinin untuk
menggiatkan pembelahan sel dan hormon etilen untuk mempercepat buah menjadi
matang.
Pada tanaman memiliki hormon diantaranya hormon auksin yang berfungsi
dalam pemanjangan dan pembesaran sel pada tumbuhan. Hormon auksin sangat peka
terhadap cahaya. Jika hormon auksin terkena cahaya matahari, maka hormon auksin akan
terdegradasi (terurai) dan tidak aktif sehingga pemanjangan sel terhambat. Auksin adalah
zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga
yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di
daerah belakang meristem ujung
Sedangkan hormon auksin pada tempat gelap tidak terurai dan akan terus
melakukan fungsinya dalam pembelahan sel. Peristiwa ini disebut dengan etiolasi. Etiolasi
adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan
lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat.
Setelah melakukan pengamatan pada minggu kedua, tanaman yang ditutup
menggunakan penyungkup mengalami kematian sedangkan tanaman kontrol tetap tumbuh.
Hal ini dikarekan tanaman yang ditutup dengan menyungkup tidak dapat melakukan proses
fotosintesis, dimana mereka hanya sedikit mendapatkan cahaya matahari bahkan tidak
mendapatkan cahaya matahari. Dimana cahaya matahari merupakan salah satu faktor
komponen abiotik yang mempengaruhi proses fotosintesis pada tumbuhan hijau. Tanaman
yang ditutup dengan menyungkup terus mengalami pertumbuhan sedangkan dia tidak bisa
melakukan proses fotosintesis untuk mendapatkan makanannya. Sehingga tanaman yang
ditutup dengan penyungkup pada minggu kedua mengalami kematian. Adapun peran cahaya
matahari terhadap tanaman berupa :
1; Fotoperiodisme adalah respon dari suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar

matahari.
2; Fotoenergetic adalah pertumbuhan yang dipengaruhi oleh banyaknya energi yang diserap
dari sinar matahari oleh bagian tanaman.
3; Fotocybernetic adalah tingginnya itensitas cahaya yang menyebabkan fotosintesis. Cahaya
merah merupakan cahaya yang paling optimal yang bisa
4; Fotodestruktif merupakan tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkan fotosintesis
semakin tidak bertambah lagi dikarenakan tanaman mengalami batas titik jenuh cahaya
sehingga bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak.
5; Fotomorfogenesis merupakan pengendalian morfogenesis oleh cahaya.
6; Fototropisme merupakan pergerakan pertumbuhan tanaman yang dipengaruhi oleh
rangsangan cahaya.
7; Fotorespirasi adalah sejenis respirasi pada tumbuhan yang dibangkitkan oleh penerimaan
cahaya yang diterima oleh daun.

BAB V
KESIMPULAN
1; Etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi
tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat.
2; Terdapat faktor yang mempengaruhi etiolasi, yaitu : faktor suhu, faktor kelembaban, faktor
cahaya matahari, dan faktor hormon.
3; Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan
pembentukan bunga yang berfungsi untuk sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu
pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
4; Hormon auksin sangat peka terhadap cahaya. Jika hormon auksin terkena cahaya matahari,
maka hormon auksin akan terdegradasi (terurai) dan tidak aktif sehingga pemanjangan sel
terhambat, sedangkan hormon auksin pada tempat gelap tidak terurai dan akan terus
melakukan fungsinya dalam pembelahan sel.
5; Perbedaan antara tanaman jagung yang ditutup dengan penyungkup dengan jagung sebagai
kontrol dapat terlihat dari warna daun, tinggi tanaman, dan batang. Pada jagung yang ditutup
menggunakan penyungkup memiliki batang yang tidak kokoh, warna daun pucat, namun
memiliki tinggi tanaman lebih tinggi dari tanaman kontrol. Sementara pada tanaman kontrol
memiliki batang yang kokoh, warna daun hijau cerah.
.

DAFTAR PUSTAKA
Craig, Brodersen. 2006. Do Epidermal Lens Cells Facilitate The Absorptance of
Diffuse Light.
University of Vermont, Department of Plant Biology, 120 Marsh Life Science,
Burlington, Vermont 05405 USA.
J. Malbeck, 2005. Purification and Determination of Plant Hormones Auxin and
Abscisic Acid
Using Solid Phase Extraction

and Two-Dimensional

High Performance Liquid

Chromatography. Institute of Experimental otany, Academy of

ciences of the C ech

epublic, o ojo a135, 16502

Praha 6, Czech Republic.

Jumin, H.B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada


Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Onrizal. 2009. Bahan Ajar Silvika, Pertumbuhan Pohon Kaitannya dengan Tanah, Air,
dan Iklim. Sumatra Utara : Fakultas Pertanian Universitas Sumatra Utara.
Pertamawati. 2010. Pengaruh fotosintesis terhadap Pertumbuhan tanaman kentang
(solanum tuberosum l.) Dalam lingkungan Fotoautotrof secara invitro. Jurnal
Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 12.
Suiatna, R. Utju. 2010. Bertani Padi Organik Pola Tanam Sri. Bandung : Pustaka
Darul Ilmi Bandung

Anda mungkin juga menyukai