Anda di halaman 1dari 8

TUGAS REKAYASA LINGKUNGAN

PENGGOLAHAN AIR DI KOTA BANJARMASIN

Disusun oleh :
1. M. Fathkul Huda (1610503092)
2. Satya Dewangga Sukma P. (1610503095)
3. Puspita Andiyani (1610503098)
4. Ayu Rizka Eka S. (1610503099)
5. Ayu Pusdikawarsi N. I. (1610503100)

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TIDAR

2017
Pemeliharaan PDAM Bandarmasih

Pengertian Air Bersih


Air bersih menurut Permenkes RI No 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah air
yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan dapat diminum setelah dimasak.
Sedangkan pengertian air minum menurut Kepmenkes RI No
907/MENKES/SK/VII/2002 adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi,
radioaktif, dan fisik) dan dapat langsung diminum. Air baku adalah air yang
digunakan sebagai sumber/bahan baku dalam penyediaan air bersih. Sumber air
baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih yaitu air hujan, air
permukaan (air sungai, air danau/rawa), air tanah (air tanah dangkal, air tanah
dalam, mata air).
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni
mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang
berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitas hidup masyarakat.

Perusahaan Daerah Air Minum


Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 14 tahun 1987, maka
pengelolaan sarana dan prasarana air bersih diserahkan kepada Pemerintah Daerah
Tingkat I (PP) no. 14 tahun 1987, maka pengelolaan sarana dan prasarana air bersih
diserahkan kepada Pemerintah Daerah tingkat I (propinsi), sedangkan
pengelolaannya dilakukan oleh Perusahaan Air Minum (PDAM) yang berada di
bawah kendali pemerintah daerah tingkat II Kabupaten/Kotamadya.
Berdasarkan data statistik 1995 (SUPAS 1995), persentasi banyaknya
rumah tangga dan sumber air minum yang digunakan di berbagai daerah di
Indonesia sangat bervariasi tergantung dari kondisi geografisnya. Secara nasional
yakni sebagai berikut : yang menggunakan air ledeng (PAM) 16,08 % air tanah
dengan memakai pompa 11,61 %, air sumur (perigi) 49,92 %, mata air (air sumber)
13,92 %, air sungai 4,91 %, air hujan 2,62% dan lainnya 0,8 %. Dari data tersebut
diatas dapat dilihat bahwa tingkat pelayanan air bersih kepada masyarakat dengan
sistem perpipaan (leding) oleh PAM hanya 16, 08%. Sedangkan sebagian besar
menggunakan air tanah, air sungai, air sumber atau lainnya.

Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Bandarmasih


Di propinsi Kalimantan Selatan tepatnya di Banjarmasin terdapat
penyediaan pengolahan air di kota tersebut dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Bandarmasih. Pengelolaan kebijakan pengelolaan air minum di
banjarmasin berbasis Lembaga. Lembaga dalam hal ini adalah PDAM Bandarmasih
memegang kekuasaan tertinggi dalam perumusan rencana, rancangan, operasi dan
pemeliharaan prasarana dan sarana serta pengelolaan pelayanannya. Apabila ada
lembaga lain yang melakukan satu atau dua dari aspek-aspek tersebut. Lembaga ini
dapat berkonsultasi dapat pula tidak dengan para pelanggannya, dan hubungan
mereka biasanya bersifat komersil.
Selama ini, kebutuhan masyarakat akan air Bersih di Banjarmasin selalu
meningkat seiring dengan tingkat pertumbuhan penduduk. Menurut data yang
dihimpun Badan Pusat Statistik jumlah penduduk kota Banjarmasin pada tahun
2003 adalah sebesar 583.535 jiwa dan tahun 2004 sebesar 606.405 jiwa dengan laju
pertam-bahan penduduk sebesar 3,77% (BPS, 2005). Sementara itu PDAM
Bandarmasih sebagai suplier air bersih dikota Banjarmasin terus berusaha
memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih, hal ini dapat dilihat dari cakupan
pelayanan PDAM Bandarmasih pada tahun 2004 sebesar 78% dan tahun 2005
sebesar 83% dimana hal ini telah melampaui sasaran MDG di bidang air minum
yaitu ...tahun 2015 jumlah penduduk yang terlayani air minum di perkotaan
sebesar 80%.....
Karena kebutuhan masyarakat yang smeakin meningkat itulah maka PDAM
Bandarmasih dari tahun ke tahun selalu berusaha melakukan peningkatan kapasitas
maupun pengembangan jaringan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
masyarakat, seiring dengan rencana pengembangan kota Banjarmasin maka
diberikan arah terhadap PDAM dalam mengembangkan wilayah pelayanan sesuai
dengan kebijakan pemerintah daerah.
Visi dan Misi PDAM Bandarmasih

Visi

Unggul dalam Pelayanan dan Pengelolaan Air Skala Nasional Berdaya


Saing Global

Misi

1. Mengembangkan Karyawan Profesional Berakhlak Mulia


2. Menjaga ketersediaan Sumber Daya Air Baku yang Berkelanjutan
3. Memproduksi dan Mendistribusikan Air Minum secara Konsisten
4. Menerapkan Pelayanan Prima
5. Mengembangkan Diversifikasi Usaha

Pengelolaan oleh PDAM Bandarmasih


Pengelolaaan yang diberikan oleh PDAM Bandarmasih dari segi teknis dari
segi pengoptimalannya dan pengembangannya
a. Optimalisasi sistem produksi dan distribusi , yaitu :
Penurunan Kehilangan Air, melalui kegiatan : rehabilitasi jaringan
pipalama/rusak/bocor serta penggantian atau memperbaiki water meter pelanggan
sebanyak 30.000 unit, yang direncanakan pertahun 6.000 buah
Optimalisasi IPA Pramuka dari 500 lt/dt menjadi 700 lt/dt.
Optimalisasi IPA Yani dari 526 lt/dt menjadi 726 lt/dt melalui perbaikan pulsator,
peralatan bangunan dan media filter serta sistem pembubuhan bahan kimia.
Rehabilitasi intake S. Bilu dari 520 lt/dt menjadi 660lt/dt.
Pengadaan pompa intake S. Tabuk, S. Bilu dan IPA Yani.
Pengadaan Genset S.Tabuk & S.Parman 850 + 500 KvA
Relokasi jaringan pipa distribusi primer jembatan Dewi 400 mm-630 mmsepanjang
600 meter
Optimalisasi penerapan sistem blok dan pemetaan pelanggan ke dalam GIS.
Meningkatkan penertiban pencurian air oleh pelanggan dan masyarakat.
b. Pengembangan sistem produksi dan distribusi, yaitu :
Pembangunan intake S.Tabuk kapasitas 500 lt/dt berikut peralatan pendukung.
Pemasangan pipa transmisi air baku 630 mm dengan panjang 7 km dariintake S.
Tabuk ke intake Pematang Panjang.
Pemasangan jaringan pipa distribusi primer IPA Pramuka-Basirih 500
mmsepanjang 8 km.
Pemasangan jaringan pipa distribusi primer IPA Pramuka- Sultan Adam500 mm
sepanjang 7 km.
Pembangunan reservoir Basirih & Sultan Adam kapasitas 2.500 m, booster pump
dan bangunan pelengkap.
Pengadaan dan pemasangan jaringan pipa distribusi dalam kota 50-300mm
sepanjang 8 km.
Penambahan jumlah sambungan 29.170 unit
Jika kita menyoroti dua hal tadi, yakni optimalisasi dan pengembangan
sistem produksi dan distribusi PDAM terlihat bahwa mereka tidak hanya fokus
untuk membuat instalasi baru, tetapi juga memperbaharui (mengupgrade) Instalasi
Pengolahan Air Minum yang lama. Sehingga proses pemeliharaannya lebih terjaga,
dan tetap membawa manfaat yang banyak.
Pengelolaan Infrastrukturnya sendiri sudah direncanakan dari awal.
Terpacu untuk mendapatkan berbagai award membuat PDAM ini terlihat jelas
peningkatan dan perencanaannya setiap tahun.
Untuk PDAM yang memantau adalah MDG. MDG menetapkan target-
target yang akan menjadi sasaran setiap Perusahaan Daerah Air Minum di daerah
masing-masing. PDAM Bandarmasih sendiri telah melampaui target yang
ditetapkan oleh MDG.
c. Sejarah infrastruktur PDAM Bandarmasih
Tahun 1983 : Dimulainya operasi lima buah sumur bor instalasi Km. 24 yang
dihibahkan oleh PPSAB Kalimantan Selatan pada PDAM
Banjarmasin dengan kapasitas 60 liter/ detik.
Tahun 1986 : Dilakukan peningkatan kapasitas Instalasi Pengolahan Air A. Yani
dari 275 liter/ detik menjadi 416 liter/ detik.
Tahun 1987 : Pembangunan Mini Treatment Plan di jalan Kayutangi Ujung
dengan kapasitas 12,5 liter/ detik dan di tahun 1990 ditambah 7,5
liter/ detik dari PPSAB Kalimantan Selatan sehingga menjadi 20
liter/ detik untuk pelayanan air bersih di Banjar Utara dan
Perumnas Kayutangi khususnya.
Tahun 1989 : Pembangunan Mini Treatment Plan dengan kapasitas 20 liter/ detik
di jalan Sutoyo untuk wilayah Banjar Barat.
Tahun 1990 : Pembangunan Mini Treatment Plan di daerah jalan S.Parman dan
Pasar Pagi dengan kapasitas masing-masing 20 liter/ detik untuk
melayani wilayah Banjar Utara dan hotel-hotel berbintang.
Tahun 1991 : Pembangunan satu buah sumur bor di daerah Landasan Ulin
dengan kapasitas 10 liter/ detik untuk melayani Bandara Samsudin
Noor dan jalan A. Yani.
Tahun 1992 : Pembangunan Mini Treatment Plan dengan kapasitas 20 liter/ detik
di daerah S. Lulut untuk melayani wilayah Perumnas Pemurus
Luar.
Mulai dibangun Intake Pematang Panjang dan Instalasi Pengolahan
Air berikut jaringan pipa primer dan skunder dengan kapasitas 50
liter/ detik.
Tahun 1995 : Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air di jalan Pramuka dengan
kapasitas 500 liter/ detik untuk pelayanan Banjar Timur dan Banjar
Selatan.
Tahun 1996 : Pembangunan dua buah reservoir dengan kapasitas 6.000 m3
berikut jaringan pipa transmisi dan distribusi untuk melayani
wilayah Banjar Barat dan Banjar Utara.
Tahun 2002 : Peningkatan suplai air baku menjadi 520 lt/det
dengan pekerjaan rehab intake Sungai Bilu dan pengadaan
pemasangan pipa transmisi 630 mm panjang 1.200 meter dari
Intake S.Bilu s/d IPA A.Yani.
Tahun 2003 : Peningkatan Kapasitas Intake Sei Tabuk menjadi 900
lt/det, berupa lanjutan sisa pekerjaan Tahap I beserta pekerjaan
pengadaan dan pemasangan pipa transmisi 800 mm sepanjang
3.700 meter. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terpadu.

Sampai saat ini pelayanan PDAM telah mencapai 99,9 % dan 166.261
sambungan rumah. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota
Banjarmasin yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015 PDAM
kembali melakukan proyek uprating, rehabilitasi dan peningkatan kapasitas IPA II
eks Itali menjadi 1750 lt/dt dan pembangunan reservoir kapasitas 10.000 m3.

Tak hanya peningkatan kapasitas produksi dan penambahan jaringan


perpipaan, PDAM Bandarmasih juga melakukan banyak terobosan dalam
pengembangan perusahaan yakni pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM),
Teknologi Informasi, kemudahan dalam pembayaran rekening dan one day service
untuk sambungan baru.

Dari data-data ini dapat kita lihat. Infrastruktur-Infrasturuktur yang


digunakan oleh PDAM Bandarmasih dan pengelolaannya yang semakin lama
semakin diperbaharui sehingga menjadi semakin baik baik dilihat dari segi
kualitasnya maupun segi kuantitasnya yang makin banyak. Diantara infrastruktur
yang dibangun awalnya adalah sumur bor kemudian pembangunan mini Treatment
Plan, pembangunan intake,reservoir dan lainnya yang dibarengi dengan
peningkatan kualitas dan kuantitasnya.

Strategi Dan Kebijakan Guna Menjalankan Pengelolaan Dengan Baik


a. Strategi
Optimalisasi sistem produksi dan distribusi.
Peningkatan kualitas pelayanan
Pengembangan sumber daya manusia
Peningkatan pendapatan perusahaan

b. Kebijakan
Peningkatan cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan
Sharing PDAM dengan Pemerintah pusat, Propinsi dan Kota dalam optimalisasi
infrastruktur sistem penambahan air baku.
Upaya restrukturisasi hutang dengan Departemen Keuangan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Efesiensi dan efektivitas dilingkungan kerja
Bangunan Intake Yang Dimiliki PDAM Bandarmasih Kota

1. Intake Sungai Bilu 600 lt/detik

2. Intake Sungai Tabuk 1.750 lt/detik

3. Intake Pematang Panjang 1.110 lt/detik

4. Intake Sungai Lulut 50 lt/detik

Wilayah Banjarmasin Barat, Banjarmasin Utara dan Banjarmasin Tengah dilayani oleh
IPA I A.Yani
Wilayah Banjarmasin Timur dan Banjarmasin Selatan serta sebagianwilayah Kab.
Banjar dilayani oleh IPA II Pramuka

Beberapa Reservoir sebagai penunjang produksi air bersih seluruh IPA dan
tempat penampungan air distribusi

1 Reservoir A. Yani 5.000


2 Reservoir IPA II Pramuka 20.000
3 Reservoir S. Parman 2.500
4 Reservoir Sei Lulut 1.000
5 Reservoir Pengambangan/ Banua Anyar 5.000
6 Reservoir Gerilya 2.500

Anda mungkin juga menyukai