Anda di halaman 1dari 8

Nama : Kasmuri

NIM : 4415133814
Kelas : B

Sosrobahu, Mendunia dan Tamu di Indonesia


Abstrak
Di kalangan orang-orang teknik sipil atau arsitek, teknik sosrobahu sudah
barang tentu akrab di telinga. Teknik Sosrobahu merupakan teknik
konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton
jalan layang. Dengan teknik ini, lengan jalan layang diletakkan sejajar
dengan jalan di bawahnya, selanjutnya diputar 90 derajat sehingga
pembangunannya tidak mengganggu arus lalu lintas di jalanan di
bawahnya. Penemunya adalah orang Indonesia, yakni Ir. Tjokorda Raka
Sukawati. Teknik Sosrobahu pertama kali diterapkan pada pembangunan
jalan tol yang menghubungkan Cawang dengan Tanjung Priuk. Meski
presiden (Soeharto) dan petinggi pemerintahan negeri ini waktu itu sudah
menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, pada pemasangan ke-85 awal
November 1989. Tetapi, Direktur Jenderal Hak Cipta Paten dan Merek
baru mengeluarkan patennya pada 1995. Tiga tahun lebih lama dibanding
Jepang yang memberinya pada 1992. Teknik ini banyak diterapkan di jalan
layang, baik di Indonesia maupun di luar negeri, seperti Filipina, Malaysia,
Thailand dan Singapura.
Kata Kunci : Teknik Sosrobahu, Pembangunan Jalan, Keterbatasan Lahan, Hak
Paten, Ketidakpedulian Pemerintah Indonesia.

1. Pendahuluan
Keterbatasan pilihan dan keadaan biasanya mendorong seseorang untuk
lebih berpikir dan bertindak kreatif. Hal itu juga sempat dialami oleh Ir. Tjokorda
Raka Sukawati,1 yang mendapat tugas untuk memecahkan dilema dalam
membangun jalan tol di Jakarta, dimana keterbatasan lahan dan biaya menjadi
kendala utamanya.

Tidak dapat dipungkiri, semakin berkembangnya suatu kota menjadi pusat


ekonomi dan bisnis di suatu negara, seperti halnya kota Jakarta, menuntut
ketersediaan infrastruktur sebagai penunjang aktivas industri. Salah satu aspek
infrastruktur yang harus tersedia adalah Jalan, sebagai penunjang trasportasi
dalam jasa angkut barang-barang untuk keperluan industri maupun distrubusi
produk-produk kepada konsumen.

1
Ir. Tjokorda Raka Sukawati merupakan seorang insinyur Indonesia yang lahir di Ubud, Bali, 3 Mei
1931 yang namanya termuat dalam Academic 21st Children Encyclopedia Academic Publishing
sebagai penemu teknologi sosrobahu yang disejajarkan dengan pakar dari negara lain yang
melegenda, seperti penemu telepom Alexander Graham Bell dan penemu dinamit Alfred Nobel.

Page 1
Tahun 1980-an banyak media massa elektronik maupun cetak ramai
memberitakan mengenai proyek pembangunan jalan tol dari Cawang sampai
Tanjung Priuk yang dibangun diatas jalan yang sudah ada, atau biasa disebut jalan
layang (fly over). Jika jalan tol yang ditempatkan di atas jalan by pass Ahmad
Yani itu dibangun dengan metode konvensional, jelas akan memunculkan
permasalahan baru yaitu kemacetan lalu lintas dibawahnya. Sebab, tiang
horizontalnya yang berukuran hampir 22 meter, nyaris sama lebar dengan jalan by
pass itu sendiri. 2Kemacetan yang terjadi, jelas bertentangan dengan tujuan
pembangunan jalan tol itu sendiri sebagai jalan bebas hambatan. Masih ada
alternatif lain yang dapat ditempuh, yaitu memakai cara gantung, seperti yang
dilakukan di Singapura. Kendalanya, dari aspek biaya akan jauh lebih mahal.

Ir. Tjokorda Raka Sukawati berhasil memecahkan keruwetan ini dengan


menciptakan tiang pancang yang diberinya nama Sosrobahu3. Sosrobahu bekerja
dengan meniru cara kerja dongkrak yang bisa bergeser dan memutar dengan tiang
dongkrak sebagai sumbu. Tiang pancang tetap dibangun vertikal searah jalan by
pass. Setelah kering, tiang itu diputar 90 derajat. Raka Sukawati berhasil membuat
landasan putar yang memungkinkan tiang pier head seberat 480 ton ini berputar di
atas kepala pier shaft.4

Tanggal 27 Juli 1988 untuk pertama kalinya Sosrobahu diujicoba dan


berhasil diterapkan dengan baik. Keberhasilan Sosrobahu itu membuat nama
Tjokorda Raka Sukawati semakin populer hampir diseluruh dunia, khususnya di
wilayah Asia. Ia diundang sebagai pembicara di berbagai seminar kala itu, selain
itu ia juga dipromosikan menjadi Direktur Utama PT Hutama Karya. "Temuan ini
80% atas kehendak Tuhan. Dia menginginkannya lahir di Indonesia, melalui
orang yang nggak pinter," kata Tjokorda, merendah.

Sepertinya telah menjadi suatu tradisi atau tabiat buruk Pemerintah


Indonesia, dimana kreativitas dan hasil karya anak bangsa baru akan diakui dan
diapresiasi apabila suatu karya tersebut telah mendapat apresiasi atau hendak
diklaim oleh negara lain. Itu juga yang dialami Ir. Tjokorda Raka Sukawati yang
baru mendapat hak paten dari Dirjen Hak Cipta Paten dan Merek Pemerintah
Indonesia tiga tahun setelah sebelumnya mendapat hak paten dari Pemerintah
Jepang tahun 1992. Setelah dipatenkan, hasil kreasinya itu kini menjadi salah satu
komoditas ekspor yang menghasilkan devisa.5

2
Floberita Aning S., 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia; Biografi Singkat Seratus Tokoh Paling
Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20 (Yogyakarta: Narasi, 2005), 250.
3
Sosrobahu merupakan nama tokoh dalam cerita sisipan Mahabarata yaitu Arjuna Sasrabahu
yang merupakan tokoh yang menjadi musuh Rahwana. Arjuna Sasrabahu berhasil mengalahkan
Rahwana, tapi Rahwana sendiri kemudian mati di tangan Rama dalam kisah Ramayana
4
Floberita Aning S., 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia; Biografi Singkat Seratus Tokoh Paling
Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20 (Yogyakarta: Narasi, 2005), 251.
5
Ibid.

Page 2
2. Sosrobahu : Ide Anak Negeri
Sejak 1980-an, lalu lintas di kota Jakarta semakin padat karena panjang
jalan tidak sebanding dengan jumlah kendaraan. Untuk itulah diperlukan
membangun jalan baru. Keterbatasan ruang kota mengakibatkan pembangunan
jalan-jalan baru dibuat di atas jalan yang sudah ada. Jalan di atas jalan itulah yang
disebut ‘jalan layang’ (fly over) sebagaimana juga dilakukan di berbagai kota
besar di dunia. Dalam pelaksanaannya di Jakarta, pembangunan jalan layang ini
tidak boleh menghambat atau mengganggukelancaran lalu lintasdi jalan yang
sudah ada di bawahnya. Untuk mengatasinya, Ir. Tjokorda Raka Sukawati
menciptakan teknologi Landasan putar Bebas Hambatan (LPBH) yang diberi
nama Sosrobahu. Pada pemasangan LPBH ke-85, awal November 1989, Presiden
Soeharto ikut menyaksikannya dan memberi nama teknologi itu Sosrobahu yang
diambil dari nama tokoh cerita sisipan Mahabarata. Sejak itu LPBH terkenal
sebagai Teknologi Sosrobahu.6
Jalan layang yang pertama dibangun di Jakarta adalah jalan layang di atas
jalan bypass antara Cawang dan Tanjun Priok sepanjang 15,6 km. Badan jalan
layang itu disangga dengan sejumlah lengan beton yang dipasang melintang di
atas deretan tiang beton (jarak antartiang 30 m). Untuk membuat lengan beton
yang melintang (sepanjang 22 m), diperlukan konstruksi perancah 7 yang juga
melintang. Sudah tentu akibatnya akan mengganggu lalu lintas dibawahnya. Oleh
sebab itu, lengan beton penyangga jalan tidak dibuat melintang terlebih dahulu,
melainkan sejajar dengan arah jalan dibawahnya. Setelah terbentuk, barulah
lengan beton tersebut diputar 90o, sehingga posisinya melintang di atas tiang
beton.
Untuk memutar lengan beton penyangga jalan seberat 480 ton digunakan
landasan putar yang diberi nama Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH).
Bentuknya berupa dua piringan (cakram) besi cor FCD-50 yang saling
menangkup (tebal 5 cm dan diameter 80 cm). Konstruksi semacam ini mampu
menahan beban hingga 625 ton.
Ruang di antara piringan besi tersebut diisi dengan minyak pelumas, dan
keduanya direkatkan dengan penutup (seal) karet penyekat rongga agar minyak
pelumas tidak terdorong keluar, meskipun dalam tekanan tinggi. Lewat pipa kecil,
minyak dalam tangkupan piring itu dihubungkan dengan sebuah pompa hidrolik8,

6
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia: Sistem Teknologi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
266.
7
Perancah (scaffolding) merupakan suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga
manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-bangunan besar
lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari bambu, pipa atau
tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain.
8
Pompa Hidrolik menerapkan Sistem hidrolik yang sebuah sistem yang menggunakan tenaga
fluida liquid untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang sederhana. Sistem hidrolik merupakan
aplikasi dari penggunaan Hukum Pascal. (http://artikel-teknologi.com/sistem-hidrolik/)

Page 3
yang mampu mengangkat beban ketika diberikan tekanan 78 kg/cm2. Angka ini
sebenarnya merupakan angka misteri bagi Tjokorda Raka saat itu. Dengan
mengoperasikan pompa hidrolik hingga titik tekan 78 kg/cm2, maka lengan pier
head itu meskipun bekesting9 telah dilepas namun tetap mengambang di atas atap
tiang, dan ketika mendapat dorongan ringan sedikit saja, lengan beton raksasa itu
akan berputar 90o.10
Untuk membuat rancangan yang sesuai, dasar utama digunakan Hukum
Pascal yang menyatakan, “ Bila zat cair pada ruang tertutup diberikan tekanan,
maka tekanan akan diteruskan ke segala arah.” Mengikuti hukum Pascal inilah
maka dilakukan percobaan, dan zat cair yang digunakan adalah minyak pelumas.
Bila tekanan P dimasukan dalam ruang seluas A, maka akan menimbulkan gaya
(F) sebesar P dikalikan A. Rumus itu digabungkan dengan beberapa parameter11
dan kemudian dinamakan sesuai dengan nama penggagasnya: “Rumus Sukawati”.
Dalam pelaksanaannya perlu dipertimbangkan agar jenis minyak yang digunakan
tidak akan rusak kekentalanya (viskositas)12 karena minyak inilah yang
meneruskan tekanan untuk mengangkat beton yang berat itu.
Ketika pier shaft itu sudah dalam posisi sempurna, secara perlahan minyak
dipompa keluar dan lengan beton itu merapat ke tiangnya. Sistem LPBH itu
dimatikan sehingga perlu alat berat untuk menggesernya. Namun demikian karena
khawatir konstruksi itu bergeser, Tjokorda memancang delapan batang besi
berdiameter 3,6 cm untukmengaku pier head ke pier shaft lewat lubang telah
disiapkan. Kemudian satu demi satu alat LPBH itu diterapkan pada konstruksi
beton lengan jembatan layang yang lain.13

9
Secara harfiah, bekisting yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu bekistingen, memiliki arti
cetakan. Sementara itu, secara umum bekisting memiliki definisi sebagai cetakan sementara yang
dibuat untuk menahan beton selama beton dituang atau di bentuk. Bekisiting biasa digunakan
saat proses pembangunan rumah, seperti ketika hendak membuat dak beton, kolom ataupun
balok. (http://raftorigin.wordpress.com/2013/01/28/bangun-rumah-ingat-bekisting/ diakses 10
Juni 2014)
10
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia: Sistem Teknologi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
267
11
Parameter dalam arti umum, adalah karakteristik, fitur, atau faktor terukur yang dapat
membantu dalam mendefinisikan sistem tertentu. Parameter merupakan elemen penting untuk
dipertimbangkan dalam evaluasi atau pemahaman dari suatu peristiwa, proyek, atau situasi.
Parameter memiliki interpretasi yang lebih spesifik dalam matematika , logika , linguistik , ilmu
lingkungan , dan disiplin ilmu lainnya. (http://en.wikipedia.org/wiki/Parameter, diakses 10 Juni
2014)
12
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan
tekanan maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah
"Ketebalan" atau "pergesekan internal". Oleh karena itu, air yang "tipis", memiliki viskositas lebih
rendah, sedangkan madu yang "tebal", memiliki viskositas yang lebih tinggi. Sederhananya,
semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari fluida tersebut.
(Symon,Keith (1971). Mechanics (ed. Third). Addison-Wesley. ISBN 0-201-07392-7.)
13
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia: Sistem Teknologi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
268.

Page 4
Teknologi Sosrobahu ini dikembangkan menjadi versi kedua. Bila pada
versi pertama memakai angker (jangkar) baja yang disusupkan ke beton, versi
keduanya hanya memasang kupingan yang berlubang ditengah. Lebih sederhana
dan bahkan hanya memerlukan waktu lebih kurang 45 menit dibandingkan dengan
yang pertama membutuhkan waktu dua hari. Menurut perhitungen eksak,
konstruksi Sosrobahu akan bertahan hingga 100 tahun.14
Saat ini teknologi Sosrobahu sudah diekspor ke Filipina, Malaysia,
Thailand, dan Singapura. Salah satu jalan layang terpanjang di Metro Manila,yaitu
ruas Vilamore-Bicutan adalah hasil karya teknik ciptaan Tjokorda. Di Filipina
teknologi Sosrobahu diterapkan untuk 298 tiang jalan, sedangkan di Kuala
Lumpur sebanyak 135. Saat teknologi Sosrobahu diterapkan di Filipina, Presiden
Filipina Fidel Ramos berujar, “inilah temuan Indonesia, sekaligus buah ciptaan
putra ASEAN”.15
Temuan Tjokorda ini digunakan insinyur Amerika Serikat dalam
membangun jembatan di Seattle. Mereka bahkan patuh pada tekanan minyak 78
kg/cm2 yang menurut Tjokorda adalah misteri ketika menemukan LPBH
Sosrobahu itu. Ia kemudian membangun Laboratorium sendiri dan melakukan
penelitian dan hasilnya berupa perhitungan susulan dengan angka teknis tekanan
78,05 kg/cm2, nyaris sama dengan angka wangsit yang diperolehnya sebelum itu.
Teknik ini dianggap sangat membantu dalam membuat jalan layang di
kota-kota besar yang jelas memiliki kendala, yakni terbatasnya ruang kota yang
diberikan, terutama saat pengerjaan konstruksi serta kegiatan pembangunan
infrastrukturnya tidak boleh mengganggu kegiatan masyarakat kota khususnya
arus lalu lintas dan kendaraan yang tidak mungkin dihentikan hanya karena alasan
pembangunan jalan.16

3. Sulit di Akui Bahkan Nyaris Tercuri


Bila ditelisik secara lebih mendalam, tentu saja terdapat suatu keganjilan
mengenai hak paten yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia terhadap karya Ir.
Tjokorda tersebut. Sosrobahu sendiri telah menerima hak paten dari pemerintah
Jepang, Malaysia, dan Filipina. Dari Indonesia, Dirjen Hak Cipta Paten dan
Merek mengeluarkan patennya pada tahun 1995, sedangkan Jepang
memberikannya pada tahun 1992.17 Dengan kata lain pemerintah Indonesia
memberikan hak paten tersebut, tiga tahun lebih lama dibanding pemerintah
Jepang. Dari situ terlihat bahwa betapa rendahnya apresiasi atau penghargaan

14
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia: Sistem Teknologi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
268.
15
Lihat http://www.dbiografi.com/2013/11/biografi-tjokorda-raka-sukawati-penemu-tiang-
penyangga-sosrobahu.html (diakses 7 Juni 2014)
16
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia: Sistem Teknologi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
269.
17
Mukhlis Paeni, Sejarah Kebudayaan Indonesia: Sistem Teknologi (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
268.

Page 5
pemerintah Indonesia terhadap suatu karya dan kemampuan yang dimiliki oleh
putra-putri terbaik bangsa Indonesia itu sendiri. Sementara Korea Selatan
bersikeras ingin membeli hak paten Sosrobahu yang dimiliki oleh Ir.Tjokorda.18
Miris memang bila melihat keadaan tersebut, dimana suatu penemuan
yang membawa perubahan besar dalam sejarah pembangunan infrastruktur jalan
di Indonesia, justru berhasil menjadi tuan rumah di negara lain, sementara hanya
menjadi tamu di negeri sendiri. Meski kemudian akhirnya mendapat pengakuan di
negeri sendiri, namun rasanya picik, mengingat pembangunan jalan tol yang
menerapkan teknologi sosrobahu tersebut disaksikan langsung oleh presiden
Soeharto dan petinggi pemerintahan negeri ini, pada pemasangan ke-85 awal
November 1989.19 Dari hal tersebut timbul sebuah pertanyaan, mungkinkah
pemerintah Indonesia akan mengapresiasi dan mematenkan teknologi sosrobahu
sebagai hasil penemuan putra bangsa dalam hal ini Ir. Tjokorda jika tidak ada
negara lain yang terlebih dahulu memberikan hak paten tersebut.
Seperti halnya sebuah budaya, tabiat buruk pemerintah Indonesia yang
seakan tidak peduli terhadap prestasi dan karya-karya yang berhasil dicapai oleh
anak bangsa. Para atlet nasional misalnya, banyak atlet nasional yang
mendedikasikan seluruh hidup mereka untuk memajukan prestasi Indonesia di
berbagai cabang olahraga, baik dalam lingkup nasional maupun Internasional.
Ironisnya, banyak atlet dan mantan atlet yang terlupakan sehingga di masa
pensiun mereka dalam kondisi yang kurang menguntungkan bahkan jauh dari kata
layak. Tidak sedikit dari mereka yang terjebak dalam kubang hitam kehidupan
karena berbagai alasan terutama alasan ekonomi. Sebut saja Elias Pical, petinju
Indonesia pertama yang meraih gelar juara dunia versi IBF di kelas Bantam Junior
ini terakhir terdengar kabarnya sekitar tahun 2005 lalu. Beritanya pun sama sekali
bukan kabar gembira. Ia tertangkap oleh polisi karena melakukan transaksi
narkoba di sebuah diskotik tempatnya bekerja sebagai satpam.20
Tidak hanya itu, kelalaian dan ketidakpedulian pemerintah Indonesia juga
terlihat dalam aspek budaya. Terbukti banyak sekali budaya Indonesia yang
diklaim oleh negara tetangga seperti Malaysia. Tercatat pada Januari 2009,
Malaysia mengklaim batik sebagai warisan budaya mereka. Dari hal itu barulah
muncul reaksi dari pemerintah Indonesia dan baru mendaftarkan mendaftarkan
batik ke dalam jajaran Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia
UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural Heritage-UNESCO,
yang kemudian diterima secara resmi oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Urusan Pendidikan, Sains dan Kebudayaan tersebut pada 9 Januari 2009.21

18
Ibid.
19
Lihat http://www.dbiografi.com/2013/11/biografi-tjokorda-raka-sukawati-penemu-tiang-
penyangga-sosrobahu.html (diakses 7 Juni 2014)
20
Esme Fadliha, Mereka yang Terlupakan dan yang Bertahan,
http://olahraga.kompasiana.com/sport/2011/03/05/mereka-yang-terlupakan-dan-yang-
bertahan-346380.html (diakses 10 Juni 2014)

21
Lihat http://news.liputan6.com/read/416067/terusik-lagi-klaim-negeri-jiran (10 Juni 2014)

Page 6
Peristiwa ini juga mempertegas bahwasanya pemerintah Indonesia akan bertindak
apabila ada reaksi dari negara lain yang hendak mengakui dan mengambil sesuatu
yang dimiliki Indonesia tidak terkecuali budaya. Batik yang notabene budaya
yang telah berkembang di Indonesia sejak ratusan tahun silam, mengapa baru
didaftarkan ke UNESCO setelah adanya aksi klaim dari pihak Malaysia, mengapa
tidak dari dahulu sehingga tidak terjadi aksi klaim tersebut.
Selanjutnya ketidakpedulian pemerintah Indonesia juga dialami oleh
Ricky Elson, seorang enginer muda asal Padang yang bekerja di salah satu
perusahaan otomotif di Jepang dan ahli dalam perancangan mobil listrik. Sekitar
14 teori mengenai motor listrik, telah pula dipatenkan oleh pemerintah Jepang atas
namanya. Beberapa mobil listrik seperti Tucuxi, Selo, dan Gendhis berhasil ia
rancang dan telah dipamerkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Dahlan Iskan.22 Ketidakpastian keputusan pemerintah mengenai rencana
pengembangan mobil listrik ini membuat Ricky berencana kembali ke Jepang dan
telah mendapatkan tawaran dari tempat ia bekerja dahulu.
"Ya saya memang lagi berpikir bagaimana bisa dapat bertahan di sini
(Indonesia) bersama teman-teman di Ciheras (tempat pengembangan mobil
listrik). Disamping itu, saya harus kembali ke Jepang, jika tidak kembali maka
konsekuensinya saya harus resign dari perusahaan itu," paparnya. Beruntung
Dahlan berhasil membujuk Ricky untuk tetap tinggal di Indonesia dengan
mengorbankan seluruh gajinya sebagai Menteri BUMN untuk diserahkan ke
Ricky. "Sudah hampir dua tahun ini saya serahkan semua ke Ricky, itupun masih
tinggi gaji dia saat di Jepang walaupun tidak terlalu jauh," jelas Dahlan. 23 Namun
gaji tersebut bukan Ricky gunakan untuk keperluan pribadi, melainkan untuk
keperluan penelitian dan pengembangan mobil listrik serta pembangkit listrik
tenaga angin di pedalaman Ciheras, Tasikmalaya, Jawa Barat.

4. Kesimpulan
Catatan sejarah telah menujukkan berbagai macam kelalaian dan
ketidakpedulian pemerintah Indonesia terhadap ilmuan, budaya bahkan atlet
nasional. Pemerinta akan bereaksi setelah merasa terusik oleh negara lain. Fakta
membuktikan bahwa pemerintah Indonesia tidak mampu belajar dari pengalaman
dan masih berkutik pada kesalahan yang sama. Nampaknya tidak mengherankan
apabila aksi klaim negara lain terus terjadi hingga sampai saat ini.
Sosrobahu yang merupakan teknologi temuan Ir. Tjokorda Raka Sukawati
sebagai anak asli bangsa Indonesia dan telah diakui oleh dunia sebagai temuan
yang membawa perubahan, hendaknya menjadi suatu pembelajaran dan pelecut
motivasi generasi penerus bangsa untuk tetap berkarya dan berinovasi meski
dilanda keterbatasan dan rendahnya pengakuan dan apresiasi dari Pemerintah.

22
Lihat http://www.indopos.co.id/2014/04/bertahan-di-indonesia-meski-dirayu-rayu-
jepang.html (diakses 10 juni 2014)
23
http://bisnis.liputan6.com/read/2035557/dahlan-iskan-serahkan-seluruh-gajinya-ke-pencipta-
mobil-listrik (diakses 9 Juni 2014)

Page 7
Daftar Pustaka
Paeni, Mukhlis. Sejarah Kebudayaan Indonesia: Sistem Teknologi. Jakarta:
Rajawali Pers, 2009.
Aning S., Floberita. 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia; Biografi Singkat
Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20.
Yogyakarta: Narasi, 2005.
http://en.wikipedia.org/wiki/Pascal's_law (diakses 10 Juni 2014)
http://www.dbiografi.com/2013/11/biografi-tjokorda-raka-sukawati-penemu-
tiang-penyangga-sosrobahu.html (diakses 7 Juni 2014)
http://www.sainsindonesia.co.id/index.php?option=com_content&view=article&i
d=289:temuan-putra-indonesia-dunia-internasional-akui-kehebatan-teknologi-
sosrobahu&catid=15:penemu-indonesia&Itemid=115 (diakses 7 Juni 2014)
http://en.wikipedia.org/wiki/Sosrobahu (diakses 7 juni 2014)
http://m.merdeka.com/profil/indonesia/t/tjokorda-raka-sukawati/ (diakses 10 Juni
2014)
http://www.kaskus.co.id/thread/52e2074d138b46f9218b4626/sosrobahu---
penemu-jalan-layang-dari-indonesia-yang-temuannya-digunakan-di-seluruh-dunia
(diakses 10 Juni 2014)
http://www.indopos.co.id/2014/04/bertahan-di-indonesia-meski-dirayu-rayu-
jepang.html (diakses 10 juni 2014)
http://www.kemendagri.go.id/news/2012/06/18/budaya-indonesia-yang-pernah-
diklaim-malaysia (diakses 10 Juni 2014)
http://news.liputan6.com/read/416067/terusik-lagi-klaim-negeri-jiran (diakses 10
Juni 2014)
http://bisnis.liputan6.com/read/2035557/dahlan-iskan-serahkan-seluruh-gajinya-
ke-pencipta-mobil-listrik (diakses 9 Juni 2014)
http://olahraga.kompasiana.com/sport/2011/03/05/mereka-yang-terlupakan-dan-
yang-bertahan-346380.html (diakses 10 Juni 2014)

Page 8

Anda mungkin juga menyukai