Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

Metode & Teknologi Konstruksi

Dosen Pengampu:
Dr. Hanie Teki Tjendani, ST., MT.

Oleh:
1. Fitry Rahmawaty 1471800003
2. Haris Wicaksono 1471800006
3. Shinta Yanuar Izzati 1471800016
4. Nugraha Wahyu Jatmika 1471800027
5. Seftian Yoga Wirawan 1471800030
6. Dian Jayadi 1471800043
7. Agus Setiawan 1471800048

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA


PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK
TAHUN 2019
METODE KONSTRUKSI “SOSROBAHU”

PERMASALAHAN

Metoda diartikan sebagai a way of doing something, often one that involves a
system or plan, A way of manner or technique, suatu cara untuk mengerjakan suatu
sistem atau cara kerja. Konstruksi diartikan sebagai bentukan, susunan bangunan,
pemasangan. The work of building, houses,offices, brigdes etc. Segala sesuatu yang
berkaitan dengan pengerjaan bangunan. Sedangkan Metode Konstruksi Suatu
sistem dalam proses konstruksi yang memproduksi bangunan sesuai dengan
spesifikasi atau standart dengan mengolah tipe bangunan, alat, bahan, tenaga dan
metoda kerja.

Setiap proyek konstruksi pada dasarnya merupakan sebuah investasi. Sebagai


investasi tentu proyek konstruksi tersebut harus memiliki manfaat ekonomis
(menguntungkan). Bagi pemerintah (lembaga nonprofit), pengertian
menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif, yaitu manfaat bagi masyarakat
luas contohnya: penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang
melimpah di tempat tersebut, dan sebagainya.

Jalan layang merupakan jalan tidak sebidang yang dibangun di atas jalan asli
untuk menghindari kemacet yang sering terjadi pada jam kerja, selain itu juga
berfungsi untuk melewati persilangan jalur kereta api untuk menghindari
kecelakaan lalu lintas dan memberikan waktu yang efesien untuk para pengendara.
Biasanya Jalan layang ini diperuntukan kendaraan roda empat karena tekanan angin
di atas jalan layang cukup kencang sehingga berbahaya jika dilewati kendaraan roda
dua.

Ada banyak tahapan yang harus dilewati dalam pembangunan jalan layang,
tidak heran jika proses pembangunan jalan layang malah menambah parah
kemacetan karena terjadi penyempitan ruang jalan, misalkan yang tadinya ada
empat lajur untuk kanan dan kiri jadi terpotong dan menyisahkan dua lajur saja.
Maka dari itu, para kontraktor dituntut harus memutar otak agar pekerjaan
pembangunan selesai tepat waktu tanpa mengganggu arus lalu lintas di sekitar
pembangunan sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan.

Diantara banyak proyek, kami ambil contoh proyek sebagai berikut:

1. Proyek Jalan Layang Tol Jakarta-Cikampek


Nama Proyek : Jalan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated (64km)
Investasi Total : Rp 16,223 Triliun
Sumber APBN-APBD :–
Sumber Swasta :–
Skema Pendanaan : KPBU
Lokasi : DKI Jakarta – Jawa Barat
Penanggung Jawab Proyek: Kementerian PUPR
Rencana Mulai Konstruksi : 2017
Rencana Mulai Operasi : 2019

2. Proyek Jalan Layang di Filipina


a. Stage 1: Beundia-Bicutan (9,5 km)
b. Stage 2: Bijutan-Alabay (6,9 km)
c. Stage 3: NLEX-SLEX (14,8 km)
d. Stage 4: Skyway-All Three Naia Terminal (7,2 km)

KENDALA

Kendala yang dialami oleh kontraktor dalam membangun jalan layang pada Proyek
Jalan Layang Tol Jakarta Cikampek antara lain:
1. Pembutan pondasi dan pier Sepanjang 36,84 km pada jalan tol aktif.
2. Sinkronisasi dengan proyek lain (LRT dan Kereta Cepat).
3. Ketersediaan lahan di gerbang Cikarang utama.
4. Cable Stayed Grand Wisata
5. Overpass Existing
6. Relokasi beberapa utilitas (Saluran listrik, penerangan jalan, rambu-rambu,
kabel serat optik, pipa gas, dll.).
ANALISA SOLUSI

Cara yang paling memungkinkan untuk dilakukan oleh kontraktor dalam


mengatasi kendala dalam pembuatan jalan layang tol dengan SISTEM Landasan
Putar Bebas Hambatan (LPBH) atau yang lebih dikenal dengan nama konstruksi
sosrobahu terbilang sudah cukup lama dikenal. Berawal dari proyek pembangunan
jalan layang di tahun 1987-an antara Cawang sampai Tanjung Priok, seorang putra
daerah memunculkan sebuah gagasan untuk mengurai masalah yang muncul.
Ir. Tjokorda Raka Sukawati penemu teknologi konstruksi ini terinpirasi dari
benda yang terbilang sederhana dan biasa digunakan yakni dongkrak hidrolik
mobil. Kala itu Tjokorda mengamati bahwa dongkrak yang dipakai untuk
mengangkat mobil membuat badan mobil mudah diputar karena dongrak berfungsi
sebagai sumbu batangnya. Dalam ilmu fisika, benda seberat apapun akan mudah
digeser jika tidak ada gaya geseknya.
Terinspirasi dari dongkrak hidrolik mobil itulah, Tjokorda kemudian
membuat percobaan awal dengan menggunakan silinder bergaris tengah 20cm.
Silinder inilah yang berfungsi sebagai dongkrak hidrolik yang kemudian ditindih
dengan beban beton 80 ton. Tentu saja percobaan awal ini masih belum benar-benar
sempurna dan memuaskan. Tjokorda melakukan penyempurnaan dengan
menggabungkan dasar utama hukum Pascal dengan beberapa parameter yang
kemudian disebut sebagai rumus Sukawati. Rumusan ini benar-benar merupakan
rumusan baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Setelah melakukan beberapa kali percobaan, Tjokorda akhirnya membuat
rancangan akhir yang diberi nama Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH).
Rancangan ini terdiri dari 2 buah piringan atau cakram besi dengan garis tengah
80cm yang saling menangkup. Di antara kedua piringan tersebut dipasang penutup
karet (seal) yang berfungsi sebagai penyekat rongga dan sekaligus penahan minyak
yang dipompakan ke dalam ruang di antara kedua piringan. Melalui sebuah pipa
yang berukuran kecil, minyak dalam tangkupan piringan kemudian dihubungkan
dengan pompa hidrolik. Sistem hidrolik ini saat diberi tekanan 78 Kg/cm2 agar
mampu mengangkat beban yang berat. Silinder yang dibuat dari bahan besi cor
FCD-50 dengan ketebalan 5cm ini bisa menahan beban hingga 625 ton.
Rancangan final Tjokorda ini lantas diuji coba langsung di lapangan dan
membuahkan hasil yang memuaskan. Pada bulan November 1989, Presiden
Suharto turut menyaksikan pemasangan konstruksi LPBH temuan Tjokorda ini.
Presiden Suharto yang terkesan, lantas memberi nama teknologi konstruksi tersebut
dengan nama Sosrobahu. Nama ini tak lain diambil dari nama seorang tokoh cerita
Mahabharata. Sejak saat itulah konstruksi LPBH lebih populer dengan nama
Sosrobahu.
Tjokorda sendiri adalah seorang insinyur putra daerah yang dilahirkan di
Ubud, Bali. Gelar insinyur bidang teknik sipil didapatnya dari Institut Teknologi
Bandung pada tahun 1962. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya di Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta dan meraih gelar Doktor di tahun 1996. Ia berkarya di
sebuah perusahaan jasa konstruksi dan infrastruktur, PT. Hutama Karya yang
bernaung di bawah Departeman Pekerjaan Umum. Saat bekerja di perusahaan
inilah, Tjokorda menemukan teknologi konstruksi Sosrobahu.
Gambar 1. Metode Konstruksi Sosrobahu

Gambar di atas merupakan pembangunan menggunakan metode Sosrobahu


untuk mengurangi kemacetan yang terjadi. Pembuatan dimulai dengan membuat
tiang penyanggah utama yang harus berdiri dengan sejajar dan kokoh. Pembuatan
tiang penyangga menggunakan tiang pancang agar pondasi lebih kokoh saat
menopang beban diatasnya dan juga agar mendapatkan daya dukung tanah yang
keras.
Prinsip kerja metode sosrobahu yaitu pada tiang penyangga yang telah
dibuat sebelumnya dilakukan pemasangan dan pembesian lengan beton untuk
membuat lengan yang bisa menopang dari precast box girder. Setelah pemasangan
dan pengecoran sempurna maka secara perlahan minyak di pompa hidrolik dengan
titik tekan 78 km/cm2 untuk membantu proses pemutaran pada lengan beton
tersebut. Penggunaan minyak sangat penting dilakukan akan pada saat pemutaran
tidak ada gesekan yang berlebih yang menyebabkan tiang menjadi retak karena
paksaan dari pemutaran.
Jika jalan layang sudah jadi maka tahap selanjutnya adalah melakukan load
test untuk menganalisa maksimum beban yang diterima oleh jalan atau jembatan
layang. Selain itu, untuk menjaga agar jalan layang tetap stabil dan terawat dengan
baik maka bisa dilakukan Structural Health Monitoring System (SHMS), sehingga
jika terjadi suatu masalah seperti keretakan, jalan berlubang dan lainnya bisa
langsung ditangani sebelum menimbulkan masalah yang lebih besar lagi.
Saat ini teknologi Landasan Putar Bebas Hambatan (LPBH) Sosrobahu
sudah diekspor ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu jalan
layang terpanjang di Metro Manila, yakni ruas Vilamore-Bicutan adalah buah karya
teknik ciptaan Tjokorda. Selain itu, masih ada 134 projek lain berteknologi LPBH
Sosrobahu di Filipina serta 35 projek di Malaysia. Saat teknologi Sosrobahu
diterapkan di Filipina. Presiden Filipina Fidel Ramos berujar, "Inilah temuan
Indonesia, sekaligus buah ciptaan putra ASEAN." Teknologi LPBH Sosrobahu
adalah sukses besar di bidang konstruksi yang ditorehkan putra Indonesia dan
diakui dunia.
Benefit yang diperoleh pada penggunaan metode konstruksi Sosrobahu:
1. Minor traffic discruption.
2. Faster Project Completion.
3. Lower Project Cost.
DAFTAR PUSTAKA

www.tekno.akurat.com

www.dams-civilengineering.blogspot.com
http://www.testindo.com/article/322/metode-konstruksi-sosrobahu-untuk-
mengurangi-kemacetan
https://kppip.go.id/proyek-strategis-nasional/a-proyek-pembangunan-
infrastruktur-jalan-tol/jalan-tol-jakarta-cikampek-ii-elevated-64km/

Anda mungkin juga menyukai