Anda di halaman 1dari 6

KOORDINASI OPTIMAL RELE DIRECTIONAL OVERCURRENT

RELAY PADA SISTEM TRANSMISI 150 KV MENGGUNAKAN HYBRID


PARTICLE SWARM OPTIMIZATION TIME VARYING
ACCELERATION COEFFICIENT (PSO-TVAC)

Septian Dwiratha
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Abstrak- Sistem tenaga listrik tidak dapat terlepas dari Metode PSO merupakan metode optimisasi yang
terjadinya gangguan. Gangguan pada sistem tenaga dapat berdasarkan cara kawanan burung atau ikan yang sedang
menggangu kontinuitas pelayanan dan berpotensi dapat merusak mencari makan.
peralatan akibat aliran arus hubung singkat pada saluran. Oleh Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik metode PSO
karena itu dibutuhkan sebuah sistem proteksi yang dapat
mengisolasi daerah yang mengalami gangguan dan dapat
dikembangkan dengan memvariasikan koefisien partikel
menghindarkan kerusakan pada peralatan akibat arus hubung berdasarkan waktu pencarian. Hasil pengembangan PSO
singkat yang mengalir pada saluran. Pada paper ini Koordinasi yang dikenal Particle Swarm Optimization Time Varying
directional overcurrent relay atau rele arus lebih berarah pada Acceleration Coefficient (PSO-TVAC) [4]. Teknik
sistem loop menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC dengan optimisasi konvensional khususnya Linear Programming
Linier programming pada sistem transmisi multi-loop 150 kV. yaitu suatu teknik optimisasi berdasarkan suatu persamaan-
Metode Hybrid PSO-TVAC dengan Linier programming persamaan linier. Linier programming telah berhasil
digunakan untuk menala parameter rele arus lebih berarah. Dari digunakan untuk menyelesaikan masalah koordinasi rele
hasil simulasi didapatkan bahwa dengan menggunakan Hybrid arus lebih berarah dalam waktu yang relative cepat [5].
PSO-TVAC lebih baik dibandingkan menggunakan Hybrid PSO.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa total operasi rele primer
Diharapkan dengan menggunakan metode Hybrid
dengan menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC sebesar 7.45582 PSO-TVAC dengan Linear Programming dapat mengasilkan
detik lebih baik dibanding menggunakan Hybrid PSO sebesar koordinasi rele arus lebih secara tepat dan optimal.
7.70724 detik.
Kata kunci- Koordinasi Optimal, Directional Overcurrent Relay, II. DASAR TEORI
Hybrid PSO-TVAC
Untuk menjamin keandalan dan kontinuitas penyaluran
daya pada sistem tenaga listrik maka diperlukan adanya
I. PENDAHULUAN pengaman yang handal sehingga rele proteksi harus
Directional overcurrent relay atau rele arus lebih memenuhi persyaratan sebagai berikut,
berarah merupakan salah satu jenis rele proteksi yang 1. Sensitivitas
paling banyak digunakan pada sistem proteksi tenaga Sensitivitas adalah kemampuan rele proteksi untuk
listrik. Rele arus lebih berarah digunakan untuk mendeteksi bereaksi dan bekerja terhadap gangguan yang terjadi pada
adanya gangguan hubung singkat pada sistem yang sistem.
mempunyai sumber lebih dari satu dan mempunyai jaring 2. Selektivitas
yang membentuk loop. Selektivitas adalah kemampuan rele untuk beroperasi
Masalah yang muncul pada performansi koordinasi rele ketika jika terjadi gangguan didaerah proteksinya atau rele
arus lebih berarah ketika beroperasi pada sistem proteksi dapat memisahkan bagian sistem yang terganggu.
interkoneksi multi-loop, yaitu sulit untuk mendapatkan 3. Kecepatan beroperasi
koordinasi rele yang memenuhi fundamental sistem Kecepatan beroperasi merupakan kemampuan rele
proteksi tenaga listrik. Koordinasi rele arus lebih pada proteksi untuk beroperasi sesuai dengan lama waktu yang
sistem berbentuk loop membutuhkan waktu yang lama agar dibutuhkan. Kemampuan sistem proteksi memisahkan
didapatkan koordinasi yang baik namun hasil koordinasi gangguan secapat mungkin dari sistem sehingga
yang diperoleh tidak optimal [1]. mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh gangguan
Untuk menyelesaikan permasalahan koordinasi rele tersebut. Lama waktu sejak sinyal gangguan diterima
arus lebih, berbagai metode dan teknik yang telah sampai dilakukan pemisahan gangguan merupakan
dilakukukan diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu teknik penjumlahan waktu rele beroperasi dan waktu PMT
curve fitting, teknik teori Graph dan teknik optimisasi. beroperasi, dirumuskan sebagai berikut,
Teknik optimisasi dibedakan menjadi tiga jenis yaitu teknik
optimisasi konvensional, teknik optimisasi interior point toperasi = trele + tCB (1)
dan teknik optimisasi menggunakan artificial intelegence
[2]. 4. Keandalan (reliability)
Sebuah metode optimisasi berbasis artificial intelligent Keandalan merupakan kemampuan rele untuk selalu
yaitu Particle Swarm Optimization (PSO), diperkenalkan beroperasi secara tepat pada berbagai kondisi.
oleh Kennedy and Eberhart pada tahun 1995 [3].
5. Ekonomis dengan,
Disamping memenuhi persyaratan 1 s/d 4, namun
penggunaan rele harus disesuaikan dengan saluran dan Tm adalah waktu operasi rele primer
peralatan yang diamankan. Tb adalah waktu operasi rele backup
2.1. Dasar Setting Rele TMSi adalah Time Multiple Setting rele ke-i
Setting arus untuk rele arus lebih mempunyai batas
maksimum dan minimum dari besarnya arus yang mengalir. I pi adalah setting arus rele ke-i
Batas maksimum dan minimum dirumuskan sebagai
berikut, Dengan CTI (Coordination Time Interval) merupakan
1. Batas minimum interval waktu operasi antara waktu operasi rele primer dan
Pada dasarnya batas minimum setting rele arus lebih waktu operasi rele sekunder. Pada paper ini CTI yang
yaitu rele tidak boleh beroperasi pada saat mengalir arus digunakan sebesar 0,3 detik.
beban penuh.
2. Batas maksimum
Pada setting arus maksimum pada rele arus lebih perlu III. PEMODELAN SISTEM TENAGA
memperhitungkan arus hubung singkat yang melewati rele.
Suatu gangguan hubung singkat tiga fasa pada Sistem kelistrikan yang dipakai yaitu sistem transmisi
pembangkitan maksimum akan menyebabkan mengalirnya 150 kV multi-loop yang terdiri dari dua unit generator, dua
arus gangguan maksimum dan gangguan hubung singkat unit transformator, delapan bus dan empat belas rele arus
antar fasa akan menyebabkan mengalirnya arus hubung lebih berarah. Sistem yang dapat dilihat pada Gambar 1.
singkat minimum. Rele harus dapat merespon terhadap dua Rele yang digunakan pada paper ini adalah rele arus
kondisi yaitu kondisi maksimum dan kondisi minimum. lebih berarah atau directional overcurrent relay IDMT
I SC min adalah arus hubung singkat dua fasa dengan (Invers Definit Minimum Time) tipe Normal Inverse. Rele
pembangkitan minimum yang terjadi pada ujung saluran arus lebih berarah yang digunakan pada tugas paper ini
pada daerah perlindungan berukutnya. Sehingga mempunyai karakteristik sebagai berikut [7],
persyaratan setting arus pada rele dapat dirumuskan sebagai
berikut, TMS
t = K1
I 2
K (7)
1,25 I FL I P 0,8 I SC min (2) + K3
Ip
Untuk jenis rele arus lebih dengan karakteristik invers,
setting waktu ditentukan pada saat arus gangguan dengan nilai K1 , K 2 , K 3 yaitu 0,14, 0.02 dan -1 berurutan
maksimum mengalir pada rele, untuk dapat mensetting sedangkan nilai TMS (Time Multiplier Setting) yaitu dalam
waktu pada rele invers maka harus men-setting TMS rele range 0.1 sampai dengan 1.0 [6]. Nilai I p merupakan hasil
berdasarkan setting arus dan kurva karakteristik rele. TMS perkalian dari rasio CT dan tap current setting. Nilai tap
didefinisikan sebagi berikut, current setting rele arus lebih yaitu 0.5, 0.6, 0.8, 1,0, 1,5,
2,0 dan 2,5 [6]. Data rasio current transformer (CT) yang
T
TMS = (3) dipakai pada paper ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tm
Pada paper ini digunakan metode matrik untuk
dengan, menentukan pasangan rele primer dan rele backup untuk
T : waktu yang dibutuhkan rele untuk bekerja semua kemungkinan terjadi suatu gangguan. Dengan
Tm : waktu yang didapat dari kurva karakteristik rele menggunakan metode matrik dari ref [5] maka sistem pada
dengan TMS = 1,0 dan menggunakan nilai ekivalen paper ini matrik plant didapatkan menggunakan langkah-
PSM untuk arus gangguan maksimum. langkah sebagai berikut,
Untuk mendapatkan koordinasi rele arus lebih berarah,
kita harus menghitung arus hubung singkat yang mengalir
pada saluran.
Optimisasi dilakukan untuk mendapatkan waktu operasi
rele primer secepat mungkin dan seselektif mungkin dengan
tetap memenuhi constrain yang diijinkan.
2.2. Constrain Koordinasi
Untuk mendaptkan koordinasi rele arus lebih yang
optimal maka constrain pada oordinasi harus dipenuhi.
Consrtrain pada koordinasi rele arus lebih yang optimal
dirumuskan sebagai berikut [8],
Tm Tb CTI (4)

TMSiminimum TMSi TMSimaximum (5)


Gambar 1. Sistem Transmisi 150 kV multi-loop
Ip I pi I pmaksimum (6)
minimum
a. Assumsi e adalah jumlah dari line transmisi dan n Tabel 2. Rele Primer dan Rele Backup
adalah jumlah dari bus.
b. Jumlah kolom dari matrik ini sama dengan jumlah bus. Pasangan rele pada saluran
Augmented incidence matrix disusun dengan Rele Rele Rele Rele
mengalikan setiap elemen node incidence matrix primer backup primer backup
dengan -1 pada jumlah kolom e + 1 hingga 2e. 1 6 8 7
c. Kolom dari 1 hingga e mempunyai nilai sama dengan 2 1 8 9
node incidence matrik.
2 7 9 10
d. Arah cabang untuk jaring diberikan secara bebas dan
elemen dari incidence matrik A diperoleh menggunakan 3 2 10 11
aturan sebagai berikut: 4 3 11 12
1. elemen dari matrik A diberi nilai -1 jika aliran 5 4 12 13
memasuki node.
2. elemen dari matrik A diberi nilai +1 jika aliran 6 5 12 14
meninggalkan node. 6 14 13 8

Dengan menggunakan langkah diatas maka matrik A 7 5 14 1


mempunyai ukuran 6 x 7 direpresentasikan sebagai berikut, 7 13 14 9

1 1 0 0 0 0 1 Langkah 2. Ambil baris yang sesuai dengan elemen negatif.



1 0 0 0 0 1 0 Langkah 3. Cari elemen positif yang sesuai baris ke- 1 pada
0 1 1 0 0 0 0 kecuali elemen positif pada kolom ke-8.
A= (8)
0 0 1 1 0 0 0 Langkah 4. Langkah 1-3 diulang untuk rele primer dan rele
0 0 0 1 1 0 0 backup yang lain.

0 0 0 0 1 1 1 Dari matrik Acl kita dapat mengetahui pasangan rele
primer dan rele backup. Dari matrik Acl kita dapat
Untuk mendapatkan matrik sistem maka matrik A mengetahui pasangan rele primer dan rele backup.
diperluas hingga kolom matrik menjadi menjadi matrik Pasangan rele primer dan rele backup dapat dilihat pada
Acl ukuran 6 x 14. Matrik Acl merupakan representasi dari Tabel 2.
matrik sistem.
IV. HYBRID PSO-TVAC
1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 Pada Paper ini, optimisasi yang menggunakan metode
Hybrid PSO-TVAC. Metode Hybrid PSO-TVAC merupakan
1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0
0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 gabungan algoritma particle swarm opimization yang
Acl = (9) menggunakan teknik time varying acceleration dengan
0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 metode Linier Programming. Hybrid PSO-TVAC yaitu

0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0
terdiri dari dua proses yaitu proses PSO-TVAC dan proses
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 11 Linier Programming.

4.1 Proses PSO-TVAC
Rele primer dan backup dapat dinilai dari augmented
incidence matrik dengan menggunakan langkah sebagai Proses PSO-TVAC digunakan untuk mendapatkan nilai
berikut, I S setiap rele arus lebih agar didapatkan koordinasi rele
Langkah 1. Anggap kolom 1 sesuai dengan rele 1. Ambil arus lebih yang optimal. Nilai I S merupakan variabel
elemen negatif pada kolom tersebut. nonlinier pada model rele arus lebih sehingga dengan
Tabel 1. Data rasio CT pada setiap rele menggunakan PSO-TVAC maka didapatkan nilai yang
optimal.
Rasio Current Transformer a. Pada langkah pertama, inisialisasi jumlah partikel,
Rele no CT Ratio Rele no CT Ratio iterasi maksimum, kecepatan partikel, posisi awal,
1 240 8 240 pbest , g best . Posisi pada algoritma PSO-TVAC
mempresentasikan nilai I p .
2 240 9 160
b. Langkah berikutnya evaluasi fitness setiap partikel.
3 160 10 240
Nilai fitness didefiniskan sebagai berdasarkan fungsi
4 240 11 240 objektif. Fungsi fitness berdasarkan yang digunakan
untuk mendapatkan koordinasi rele arus lebih sebagai
5 240 12 240
berikut,
6 240 13 240
7 160 14 160 Fobj = Wi Tik (10)
dengan Tik merupakan waktu operasi rele ketika terjadi Simulasi menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC dan
gangguan pada bus k dan Wi adalah probabilitas metode Hybrid PSO. Hybrid PSO digunakan sebagai
pembanding. Parameter yang digunakan untuk simulasi
terjadinya gangguan besarnya 1.0 [8]. dapat dilihat PSO-TVAC pada tabel 4 [4]. Arus hubung
c. Update pbest dan g best . singkat pada paper ini dihitung menggunakan software
d. Update kecepatan dan posisi semua partikel Etap. Hasil simulasi arus yang mengalir pada rele ketika
menggunakan. terjadi gangguan dapat dilihat pada Tabel 3. Dari hasil
simulasi bahwa metode Hybrid PSO-TVAC mempunyai
hasil yang lebih baik dibandingkan menggunakan Hybrid
vik +1 = w.v + c1r1 ( pBseti xik ) + c2 r2 ( gBesti xik ) PSO. Nilai fitness menggunakan metode Hybrid PSO-
. (11) TVAC sebesar 7.45582 detik sedangkan menggunakan
xi k +1 = xi + vi k +1 (12) Hybrid PSO nilai fitness sebesar 7.70724 detik. Grafik
konvergensi metode Hybrid PSO-TVAC dan metode Hybrid
e. Update weight PSO dapat dilihat pada Gambar 3. Dengan parameter rele
arus lebih berarah pada Tabel 5. Waktu operasi rele ketika
wmax iterasimax iterasi
w= + wmin (13) terjadi gangguan dengan parameter rele yang didapatkan
wmin iterasimax menggunakan metode Hybrid PSO-TVAC dapat dilihat
f. Update koefisien akselerasi kecepatan parikel pada Tabel 6.
menggunakan.
Diagram plot waktu operasi rele ketika terjadi gangguan
hubung singkat pada saluran antara Bus 3 dan Bus 4 dapat
iterasi
c1= (c1 f c1i ) + c1i (14) dilihat pada Gambar 4. Pada gambar diagram plot, rele yang
iterasimax imum digunakan yaitu rele GE Multilin 735 yang merupakan rele
iterasi feeder Protection tipe Normal Inverse [15].
c2 = (c2 f c2i ) + c2i (15)
iterasimax imum Dari gambar plot diagram dapat diketahui bahwa rele 3
g. Ulangi mulai proses a s/d e hingga iterasi maksimum dan rele 2 beroperasi secara tepat pada arus gangguan
maksimum maupun ketika arus gangguan minimum
dengan variabel sebagai berikut, mengalir pada saluran.
k +1
vi : update kecepatan parikel ke-i
vi : kecepatan awal partikel ke-i Table 3. Arus Hubung Ketika Terjadi Gangguan

pBesti : best position partikel ke-i Rele Arus Rele Arus


gBesti : local best position partikel ke-i primer (kA) backup (kA)
k +1
xi : update posisi partikel ke-i Rele 1 2.898 Rele 6 3.126
xi : posisi awal partikel ke-i Rele 2 5.893 Rele 1 0.947
w : parameter weight Rele 2 5.893 Rele 7 1.8
wmax : weight akhir iterasi
Rele 3 3.824 Rele 2 3.824
wmin : weight inisialisasi
Rele 4 2.545 Rele 3 2.545
c1 : koefisien accelerasi induvidu
Rele 5 1.555 Rele 4 1.555
c2 : koefisien accelerasi sosial
iterasimax : maksimum iterasi Rele 6 5.893 Rele 5 0.486
Rele 6 6.893 Rele 14 1.8
4.2 Proses Linier Programming Rele 7 5.04 Rele 5 0.486
Linier programming digunakan untuk mendapatkan
nilai variabel TMS pada rele arus lebih. Sehingga fitness Rele 7 5.04 Rele 13 0.947
pada koordinasi optimal rele arus lebih berarah didapatkan. Rele 8 5.893 Rele 7 1.8
Untuk mendapatkan
Flowcart hybrid PSO-TVAC dapat dilihat pada Rele 8 5.893 Rele 9 0.486
Gambar 2. Untuk menghitung nilai fitness pada setiap Rele 9 1.658 Rele 10 1.658
partikel dijelaskan sebagai berikut,
a. Untuk mendapatkan nilai fitness maka dibutuhkan nilai Rele 10 2.661 Rele 11 2.661
I p yang didapatkan PSO-TVAC. Rele 11 4 Rele 12 4
Rele 12 6.354 Rele 13 0.947
b. Dengan menyelesaikan ppersamaan linier maka
Rele 12 6.354 Rele 14 1.8
digunakan linier solver sehingga didapat nilai variabel
TMS. Rele 13 3.126 Rele 8 2.898
Rele 14 6.36 Rele 1 0.947
Flowchart metode hybrid PSO-TVAC yang digunakan
untuk mendapatkan koordinasi rele arus lebih berarah, Rele 14 6.36 Rele 9 0.486
dapat dilihat pada Gambar 2.
Tabel 4. Parameter PSO-TVAC
Tabel 5. Nilai Parameter Rele TMS dan Ip dari Hasil Simulasi
Jumlah partikel 20
Maksimum iterasi 100 Rele no Hybrid PSO Hybrid PSO-TVAC
Weigt maksimum 0.9 TMS Ip TMS Ip
Weigt minimum 0.1 Rele 1 0.1 600 0.1 600
c1i 0.25 Rele 2 0.2499 600 0.2519 600
c1f 0.5 Rele 3 0.2069 400 0.2094 400
c2i 0.5
Rele 4 0.1134 480 0.1 600
c2f 0.25
Rele 5 0.1 240 0.1231 192
Rele 6 0.3023 192 0.1768 600
Rele 7 0.2287 400 0.23 400
Rele 8 0.2182 360 0.1639 600
Rele 9 0.1 240 0.1 240
Rele 10 0.2524 120 0.1 600
Rele 11 0.1841 600 0.1648 600
Rele 12 0.267 600 0.316 360
Rele 13 0.1 600 0.1 600
Rele 14 0.2342 400 0.2287 400
I set

Tabel 6. Margin Waktu Operasi Rele Menggunakan PSO-TVAC

Rele Waktu Rele Waktu Margin


Primer (detik) Backup (detik) (CTI)
Rele 1 0.43752 Rele 6 0.73749 0.29996
Rele 2 0.75432 Rele 1 1.52686 0.77253
Rele 2 0.75432 Rele 7 1.0544 0.30008
Rele 3 0.63473 Rele 2 0.93452 0.29979
Rele 4 0.47748 Rele 3 0.77758 0.3001
Rele 5 0.4034 Rele 4 0.72808 0.32469
Rele 6 0.52943 Rele 5 0.91925 0.38982
Gambar 2. Flowchart Hybrid PSO-TVAC
Rele 6 0.49466 Rele 14 1.04844 0.55378
Rele 7 0.61947 Rele 5 0.91925 0.29978
Rele 7 0.61947 Rele 13 1.52686 0.90738
Rele 8 0.4908 Rele 7 1.0544 0.5636
Rele 8 0.4908 Rele 9 0.98512 0.49432
Rele 9 0.35523 Rele 10 0.6817 0.32648
Rele 10 0.46298 Rele 11 0.763 0.30001
Rele 11 0.59662 Rele 12 0.89668 0.30007
Rele 12 0.74863 Rele 13 1.52686 0.77823
Rele 12 0.74863 Rele 14 1.04844 0.29982
Rele 13 0.41713 Rele 8 0.7171 0.29997
Rele 14 0.56285 Rele 1 1.52686 0.96401

Gambar 3. Grafik konvergensi Metode Rele 14 0.56285 Rele 9 0.98512 0.42227


[6] H.H. Zeineldin, E.F. El-Saadany, M.M.A. Salama,
Optimal coordination of overcurrent relays using a
modified particle swarm optimization, Electric
Power Systems Research 76 (2006) 988-995
[7] Albert J. Urdaneta, Ramon Nadira, Luis G. Perez
Jimenez, Optimal Coordination Of Directional
Overcurrent Relays In Interconnected Power
Systems, IEEE Transactions on Power Delivery, Juli
(1988) 903- 911
[8] Abbas Saberi Noghabi, Javad Sadeh, Habib Rajabi
Mashhadi, Considering Different Network
Topologies in Optimal Overcurrent Relay
Coordination Using a Hybrid GA, IEEE Trans.
Power Delivery , Oktober (2009) 1857- 1863
[9] Stevenson Jr, W. D, Analisa Sistem Tenaga,
Jakarta: Erlangga. 1988

Gambar 4. Diagram Plot Karakteristik Operasi Rele Gangguan [10] Gonen, Turan, Electric Power Transmission System
diantara Saluran 3 dan Saluran 4. Engineering: Analysis & Design, New York:
Wiley-Interscienc. 1988
[11] Wahyudi, Diktat Mata Kuliah Sistem Pengaman
V. KESIMPULAN Sistem Tenaga Listrik.
Metode Hybrid PSO-TVAC dengan Linier [12] User mannual GE Multilin
Programming dapat digunakan untuk menala parameter rele
arus lebih berarah sehingga didapatkan koordinasi rele arus
lebih bearah yang optimal. Septian Dwiratha lahir di Surabaya, Jawa
Optimisasi yang dilakukan dengan menggunakan Timur pada tanggal 29 Desember 1988.
Hybrid PSO-TVAC mempunyai nilai fitness 7.45582 detik Pada tahun 2000 penulis menyelesaikan
lebih baik dibanding dengan menggunakan Hybrid PSO studi di SDN Ngagel Rejo VI Surabaya.
mempunyai nilai fitness 7.70724. Penulis melanjutkan studi di SLTPN 39
Surabaya dan lulus pada tahun 2003.
Setelah lulus dari SMUN 4 Surabaya pada
tahun 2006, penulis melanjutkan studi S1 di Institut
VI. REFERENSI Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jurusan
Teknik Elektro bidang studi Teknik Sistem Tenaga.
[1] D. Vijayakumar, R. K. Nema, A Novel Optimal Penulis dapat dihubungi melalui alamat email:
Setting for Directional overcurrent Relay s_ptian@elect-eng.its.ac.id
Coordination using Particle Swarm Optimization,
International Journal of Electrical Power and Energy
Systems Engineering (2008) 220-225
[2] Dinesh Birla, Rudra Prakash Maheshwari, dan Hari
Om Gupta, Time-Overcurrent Relay Coordination:
A Review, International Journal of Emerging
Electric Power Systems, (2005) Article 1039
[3] Yamille del Valle, Ganesh Kumar
Venayagamoorthy, Salman Mohaghegh, Jean-Carlos
Hernandez dan Ronald G. Harley, Particle Swarm
Optimization: Basic Concepts, Variants and
Applications in Power Systems, IEEE Transactions
on Evolutionary Comput, April (2008) 171-195
[4] Krishna Teerth Chaturvedi, Manjaree Pandit, Laxmi
Srivastava, Particle swarm optimization with time
varying acceleration coefficients for non-convex
economic power dispatch, Electrical Power and
Energy Systems 31 (2009) 249257
[5] H. B. Elrafie, M. R. Irving, Linear programming for
directional overcurrent relay coordination in
interconnected power systems with constraint
relaxation, Electric Power Systems Research, 27
(1993) 209 216

Anda mungkin juga menyukai