Ayat di atas menjelaskan bahwa mencintai wanita dan dunia adalah fitrah manusia.
Seorang laki-laki tidak dilarang mencintai wanita selama aplikasi cintanya tidak
melanggar syariat. Seorang manusia tidak dilarang mencintai dunia selama
kecintaannya tidak menjerumuskan kepada maksiat. Namun sadarkah, sejatinya di
balik keindahan itu semua adalah fitnah (ujian) untuk manusia?
Para ulama menjelaskan, tatkala Allah menjadikan dunia terlihat indah di mata
manusia, ditambah dengan berbagai aksesorisnya yang memikat, mulailah jiwa dan
hati condong kepadanya. Dari sini manusia terbagi menjadi dua kubu sesuai dengan
pilihannya. Sebagian orang menjadikan seluruh anugerah tesebut sebagai tujuan
hidupnya. Seluruh pikiran dan tenaga dikerahkan demi meraihnya, hal itu sampai
memalingkan mereka dari ibadah. Akhirnya mereka tidak peduli bagaimana cara
mendapatkannya dan untuk apa kegunaannya. Ini adalah golongan orang-orang
yang kelak menerima adzab yang pedih. Sedangkan golongan yang kedua adalah
orang-orang yang sadar bahwa tujuan penciptaan dunia ini adalah untuk menguji
manusia, sehingga mereka menjadikannya sarana untuk mencari bekal akhirat.
Inilah golongan yang selamat dari fitnah, merekalah yang mendapat rahmat Allah[1].
Wanita, Ujian Terbesar Kaum Laki-laki
Di antara pesan agung yang bisa kita petik dari ayat di atas bahwa wanita, dunia dan
seisinya adalah fitnah (ujian) bagi manusia. Akan tetapi di antara fitnah-fitnah
tersebut yang paling besar dan paling dahsyat adalah fitnah wanita. Oleh karena itu
Allah menyebut wanita pada urutan yang pertama sebelum menyebut anak-anak,
harta dst. Oleh karena itu Imam Ibnu Hajar mengatakan, Allah menyebut wanita
pada urutan yang pertama sebelum menyebut yang lainnya. Ini memberikan sinyal
bahwa fitnah wanita adalah induk dari segala fitnah.
Ungkapan Imam Ibnu Hajar ini selaras dengan hadis Nabi shallallahu alaihi
wasallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
Aku tidak meninggalkan satu fitnahpun yang lebih membahayakan para lelaki selain
fitnah wanita.(HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
Hadis ini tidak berlebihan. Karena fakta memang telah membuktikan. Meskipun
wanita diciptakan dengan kondisi akal yang lemah, namun betapa banyak lelaki
yang cerdas, kuat gagah perkasa, dibuat tunduk dibawahnya. Meskipun para wanita
diciptakan dengan keterbatasannya, namun betapa banyak para penguasa jatuh
tersungkur dalam jeratnya. Meskipun wanita dicipta dengan keterbatasan agama,
namun betapa banyak ahli ibadah yang dibuat lalai dari Tuhannya.
Tidak sedikit seorang miliader kaya raya nekad berbuat korupsi demi istri tercinta.
Tidak jarang darah tertumpah, pedang terhunus karena wanita. Betapa banyak
orang waras dengan akal yang sempurna menjadi gila gara-gara wanita. Bahkan
sering kita jumpai seorang laki-laki rela bunuh diri demi wanita. Atau yang lebih
parah dari itu semua entah berapa orang mukmin yang mendadak berubah menjadi
kafir gara-gara wanita. Pantaslah jika rasulullah mengatakan fitnah wanita adalah
fitnah yang luar biasa.
Said bin Musayyib mengatakan[4], Tidak ada yang saya takutkan melebihi
ketakutanku terhadap wanita. Kita lihat betapa beliau sangat takut dengan fitnah
wanita, padahal usia beliau saat itu sudah menginjak umur 84 tahun. Tidak hanya
itu, penglihatan beliau juga sudah rabun, itupun yang bisa dipergunakan hanya
tinggal satu mata. Namun demikian beliau masih tidak merasa aman dari fitnah
wanita.
Akan tetapi penulis hanya ingin berkongsi ilmu serta mengingatkan, bahwa di balik
kelemahan wanita tersimpan potensi yang sangat luar biasa untuk menggoda serta
membinasakan laki-laki yang kuat perkasa. Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam mengatakan kepada para wanita di zaman beliau,
Aku tidak melihat ada manusia yang kurang akal dan agamanya, namun mampu
meluluhkan nalar lelaki perkasa selain kalian. (HR. Bukhari: 304 dan Muslim: 132)
Seandainya pun anda tidak memiliki kecantikan, kedudukan dan kesempatan seperti
apa yang dimiliki Zulaikha, akan tetapi anda harus tahu barangkali saat ini tidak ada
lelaki yang mampu menahan fitnah wanita seperti Yusuf alaihis salam.
Jika demikian halnya, hendaklah setiap wanita berusaha menjaga diri. Jangan
sampai ia menyebabkan para lelaki berpaling dari Allah atau menyebabkan mereka
bermaksiat kepada Allah. Baik itu suaminya, orang tuanya, saudaranya ataupun
orang lain.
Berikutnya kisah Shalih sang muadzin[6]. Dikisahkan ada seorang pemuda bernama
Shalih sang Muadzin. Suatu ketika saat ia menaiki menara untuk
mengumandangkan adzan ia melihat seorang gadis nasrani yang rumahnya berada
di sisi masjid.
Ternyata peristiwa itu membuat sang pemuda jatuh hati dan terfitnah. Ia pun
mendatangi rumahnya dan mengetuk pintunya.
Siapa? Tanya sang gadis.
Saya Shalih tukang adzan.
Sang gadispun membukakan pintu untuknya. Tatkala sudah masuk kedalam rumah,
sang pemuda berusaha memeluknya.
Apa-apaan ini..! Kalian ini orang yang diberi amanat..! teriak sang gadis
mengingatkan.
Kau ingin saya bunuh atau melayani keinginanku? jawab pemuda.
Saya tidak sudi. Saya tidak mau melayanimu kecuali jika kamu meninggalkan
agamamu..!
Pemuda tersebut mengatakan, Aku telah berlepas diri dari agamaku dan dari ajaran
Muhammad.
Sang pemuda semakin mendekat. Sang pemuda mulai tersungkur bertakuk lutut
dalam pelukan jerat-jerat asmara. Saat itulah sang gadis menyuruhnya untuk
memakan daging babi dan menengguk minuman keras. Sang pemuda menurut
bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Ketika sang pemuda dalam keadaan mabuk
berat, ia disuruh untuk naik loteng. Akhirnya sang pemuda jatuh dan mati dalam
keadaan kafir. Waliyyadzubillah.
Cukuplah dua kisah di atas menjadi lampu kuning bagi kita, untuk senantiasa
waspada dari goda wanita. Semoga Allah membimbing kita di atas jalan yang lurus