Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN PELAKSANAANPROGRAM UKS

DI PUSKESMAS SELONG

A. LATAR BELAKANG
Anak usia sekolah merupakan sasaran strategis bagi program kesehatan dimana jumlah
anak usia sekolah diperkirakan sekitar 30% dari jumlah penduduk. Disamping itu juga sasaran
sangat mudah dijangkau karena sudah terorganisir dengan baik. Banyaknya masalah kesehatan
yang ditemukan pada peserta didik seperti masalah Prilaku Hidup Bersih dan Sehat pada siswa
SD/MI dan masalah kesehatan remaja pada tingkat SMP/MTS maupun SMA/SMA/SMK
menimbulkan masalah kesehatan yang sangat kompleks yang dapat mengganggu masa depan
dimana para peserta didik merupakan salah satu generasi penerus bangsa.

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa sebagian anak SD/MI masih mengalami
masalah gizi yang cukup serius. Hasil Pengukuran Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah
(TBABS) Tahun 1998 menunjukkan bahwa 37,8% anak SD/MI menderita Kurang Energi Protein
(KEP). Begitu juga angka prevalensi kecacingan pada anak SD/MI (Depkes,2000) sebesar 60-
80%. Demikian halnya pada peserta didik SMP/MTS dan SMA/MA/SMK berdasarkan data
SUSENAS tahun 2004 bahwa 14 % peserta didik mulai merokok dibawah usia 14 tahun dan 64 %
mulai merokok pada usia 15-19 tahun. Data Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2007 memperlihatkan bahwa remaja yang minum alcohol dibawah 14 tahun sebanyak 24,4% dan
usia 15-19 tahun sebanyak 29,2%.

Melihat permasalahan yang ada, Pelayanan Kesehatan di sekolah diutamakan pada


upaya peningkatan kesehatan dalam bentuk promotif dan preventif. Adapun kegiatannya meliputi
peningkatan PHBS pada siswa SD/MI dan pencegahan prilaku beresiko pada peserta didik
SMP/MTS dan SMA/MA/SMK diantaranya kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol dan lain-
lain. Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) bidang kesehatan dalam program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

B. Pengertian UKS/M
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah adalah segala usaha yang dilakukan
untukmeningkatkan kesehatan anak usia sekolah dan lingkungan sekolah serta seluruhwarga
sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA
sampai dengan SMA/SMK/MA.
C. Tujuan UKS/M
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik denganmeningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat serta menciptakan lingkunganpendidikan yang sehat, sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis peserta didik
b. Tujuan Khusus
Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta
didik yang didalamnya mencakup :
a. Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsiphidup sehat,
serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatandi sekolah, perguruan agama,
rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat
b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, sosial maupun lingkungan dan
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,penyalahgunaan narkoba,
alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yangberkaitan dan dengan masalah pornografi
dan masalah sosial lainnya.
D. Sasaran UKS
- Sasaran Primer : Peserta didik di sekolah/madrasah
- Sasaran sekunder : guru, pamong belajar/tutor, komite sekolah/orang tua,pengelola pendidikan
dan pengelola kesehatan
- Sasaran tersier : Lembaga pendidikan mulai dari tingkat prasekolah, sampai pada sekolah
lanjutan
tingkat atas, termasuksatuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama beserta
lingkungannya.
E. Ruang Lingkup UKS/M
Tercermin dalam TRIAS UKS/M yaitu : (Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan
dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat)
1. Pendidikan Kesehatan
o Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan yang meliputi aspek :
o Meningkatkan pengetahuan, perilaku, sikap, dan keterampilan untuk hidupbersih dan
sehat;
o Penanaman dan pembiasaan hidup bersih dan sehat serta daya tangkal terhadap
pengaruh buruk dari luar; dan
o Pembudayaan pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalamkehidupan sehari-
hari.
2. Pelayanan Kesehatan
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan antara lain :
o Stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK);
o Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala;
o Pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut;
o Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
o Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)/Pertolongan Pertama PadaPenyakit (P3P);
o Pemberian imunisasi;
o Tes kebugaran jasmani;
o Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN);
o Pemberian tablet tambah darah;
o Pemberian obat cacing;
o Pemanfaatan halaman sekolah sebagai Taman Obat Keluarga (TOGA)/apotekhidup
o Penyuluhan kesehatan dan konseling;
o Pembinaan dan pengawasan kantin sehat;
o Informasi gizi;
o Pemulihan pasca sakit; dan
o Rujukan kesehatan ke puskesmas/rumah sakit.
3. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan yang meliputi:
o Pelaksanaan 7K (Kebersihan, Keindahan, Kenyaman, Ketertiban,
Keamanan,Kerindangan, Kekeluargaan)
o Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan termasuk bebas asap rokok,
pornografi, Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) sertakekerasan
o Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta didik, pegawaisekolah,
komite sekolah dan masyarakat sekitar)
F. Sumber Daya
1. Sumber Daya Manusia
Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah di Puskesmas dikelola oleh perawat gigi dan
dilaksanakan oleh dokter umum, perawat, dokter gigi, sanitarian, gizi
2. Sumber Daya sarana dan prasarana
Program UKS dilengkapi dengan UKS kit, poster, leaflet, Buku Saku UKS dll.
G. Peran Lintas Program dan Lintas Sektoral
1. Lintas Program
Promkes : Mengkoordinir penyuluhan kepada sasaran UKS
Kesling : Sebagai fasilitator kondisikesling sekolah
Gizi : Sebagai fasilitator pengawasan makanan dan kantin sekolah
Dokter Umum dan Perawat umum : sebagai fasilitator pemberantasan penyakit, Ruang UKS
dan P3K
Dokter Gigi dan perawat : sebagai fasilitator kesehatan gigi dan mulut anak
sekolah
2. Lintas Sektor
Camat : Sebagai pembina program UKS kecamatan
Lurah : Sebagai pembina program UKS di tingkat kelurahan
UPTD dan DIKPORA : Sebagai fasilitator ditingkat TK/SD/SMP/SMA/SMK
KUA dan DEPAG : Sebagai fasilitator ditingkat sekolah Madrasah
Sekolah : Sebagai sasaran dan tempat pelaksanaan program UKS
H. Metode yang digunakan :
1. Survey
2. Wawancara
3. Pengamatan langsung
4. Pemeriksaan
5. Ceramah
6. Praktek
7. Diskusi
I. Penutup
Demikian pedoman penyelenggaraan program UKS dibuat sebagai acuan dalam
pelaksanaan pelayanan program UKS di Puskesmas Selong.

Selong, 3 Januari 2016


Kepala Puskesmas Selong

L. IHSAN, SKM
NIP. 19691231 199303 1 115
J. MANAJEMEN PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN UKS/M
JENJANG ORGANISASI TIM PEMBINA UKS/M
Untuk melaksanakan berbagai upaya pembinaan dan pengembangan UKS secaraterpadu dan
terkoordinasi, dibentuk Tim Pembina dan pelaksana UKS secaraberjenjang sebagai berikut :
a. Tim Pembina UKS Pusat
dibentuk di tingkat Pusat ditetapkan dengan Keputusan Bersama oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri (SKB 4 Menteri);
b. Tim Pembina UKS Provinsi, dibentuk di tingkat provinsi
c. Tim Pembina UKS Kab/kota, dibentuk di tingkat kabupaten/kota ditetapkan oleh
Bupati/Walikota
d. Tim Pembina UKS Kecamatan, dibentuk di tingkat kecamatan ditetapkan oleh
Camat.

K. KADER KESEHATAN
Kader Kesehatan di TK/RA, SD/MI setingkat sering disebut Dokter Kecil (Dokcil)sedangan di
tingkat lanjutan SMP/Mts setingkat, SMA/SMK/MA setingkat disebut KaderKesehatan Remaja
(KKR)
1. Pengertian
KADER KESEHATAN : Peserta didik yang memenuhi kriteria dan telah
mendapatkanpelatihan dari petugas Puskesmas/Tim Pembina UKS, untuk ikut melaksanakan
sebagianusaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap :
- diri sendiri
- teman
- keluarga
- dan lingkungannya khususnya di sekolah
2. Tujuan
a. Agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup sehat
b. Agar peserta didik dapat membina teman-temannya dan berperan sebagaipenggerak dan
pendorong dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap dirimasing-masing.
c. Agar peserta didik dapat membantu guru, keluarga dan masyarakat di sekolah dandi luar
sekolah.
3. Kriteria :
a. Berprestasi baik di kelas
b. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab
c. Bersih dan berperilaku sehat
d. Bermoral baik dan suka menolong
e. Bertempat tinggal di rumah sehat
f. Diizinkan orang tua
4. Tugas dan kewajiban :
a. Selalu bersikap dan berperilaku sehat
b. Mengajak serta mendorong murid lainnya untuk bersama-sama menjalankanusaha
kesehatan terhadap dirinya masing-masing
c. Mengusahakan tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di sekolah dan dirumah.
d. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu mereka
menyelenggarakanpelayanan kesehatan di sekolah dan di rumah.
e. Berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah,
- Pekan Penimbangan dan pengukuran tinggi
- Pekan Gizi
- Pekan Kesehatan gigi
- Pekan Kesehatan mata, dll
5. Kegiatan Kader Kesehatan
a. Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan :
1. Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.
2. Pengukuran Tinggi Badan dan Berat badan.
3. Penyuluhan Kesehatan.
b. Membantu petugas kesehatan melaksanakan pelayanaan kesehatan di sekolah, antara
lain
1. Distribusi obat cacing, vitamin dan lain-lain.
2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
3. Pertolongan Pertama Pada Penyakit.
c. Pengenalan dini tanda-tanda penyakit.
d. Pengamatan kebersihan Ruang UKS , warung sekolah dan lingkungan sekolah.
e. Pengamatan kebersihan di sekolah separti halaman sekolah, ruang kelas ,perlengkapan,
persediaan air bersih, tempat cuci tangan, WC, kamar mandi, tempatsampah dan saluran
pembuangan termasuk PSN (Pemberantasan SarangNyamuk).
f. Pencatatan dan pelaporan, antara lain Buku harian Dokter Kecil.
g. Melaporkan hal-hal khusus yang ditemuinya kepada guru UKS / Kepala Sekolah /Guru
yang ditunjuk.
6. Hasil yang diharapkan
1. Bagi Kader Kesehatan
- Pengetahuan, sikap, perilaku terhadap kesehatan bertambah baik
- Dapat bertindak sebagai contoh, penggerak dan pendorong hidup sehat
- Mempunyai rasa sosial tinggi
2. Bagi Peserta didik lain
- Ikut tergerak untuk hidup sehat
- Menjadi contoh bagi keluarganya di rumah agar hidup sehat
- Mempunyai rasa sosial yang tinggi
3. Bagi Guru
- Lebih bergairah menjalankan UKS
- Kerjasama antara guru dengan orang tua peserta didik dan petugas kesehatandalam
meningkatkan kehidupan lingkungan sekolah sehat menjadi semakinmeningkat.
4. Bagi Orang tua
- Lebih memperhatikan kesehatan anaknya
- Membantu usaha sekolah dalam meningkatkan kesehatan lingkungannya.
5. Bagi Masyarakat dan Lingkungan
- Menjadi lebih sehat karena sebagaian besar masyarakat akan tergerak untukhidup
sehat
- Kualitas lingkungan hidup akan meningkat.

L. SEKOLAH PROMOSI KESEHATAN(HEALTH PROMOTING SCHOOL )


Ciri-ciri utama sekolah yang mempromosikan kesehatan (menurut WHO) :
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, yaitu
peserta didik, orang tua dan para tokoh masyarakat maupun organisasikemasyarakatan yang
ada.
2. Berusaha keras menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, Meliputi :
- Sanitasi dan air yang cukup
- Bebas dari segala macam bentuk kekerasan,
- Bebas dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya.
- Suasana yang memperdulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya,
- Pekarangan sekolah yang aman
- Dukungan masyarakat yang sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah, dengan:
- Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yangpositif terhadap
kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagaiketerampilan hidup mendukung kesehatan
fisik, mental dan sosial; dan
- Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupunorang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan disekolah yaitu
- Penjaringan, diagnosa dini, pemantauan dan perkembangan, imunisasiserta pengobatan
sederhana;
- Kerjasaman dengan Puskesmas setempat; dan
- Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikankeamanan makanan.
5. Menerapkan kebijakan - kebijakan dan upaya-upaya di sekolah
untukmempromosikan/meningkatkan kesehatan, yaitu :
- Kebijakan yang didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan
proses belajar mengajar yang dapat menciptakan lingkungan psikososial
yang sehat bagi seluruh masyarakat sekolah.
- Kebijakan-kebijakan dalam memberikan pelayanan yang adil untuk seluruh
siswa;
- Kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok, penyalahgunaan narkoba
termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk kekerasan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatanmasyarakat, dengan :
- Memperhatikan adanya masalah kesehatan masyarakat yang terjadi.
- Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat.
- Dapat dikatakan bahwa suatu sekolah dinyatakan sebagai Health promotingSchool atau
Sekolah promosi Kesehatan adalah apabila seluruh programUKS dilaksakan dengan baik
pada sekolah tersebut.

M. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI SEKOLAH


a. PHBS Sekolah ( 8 Indikator ) :
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga teratur dan terukur
5. Membrantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan tinggi badan setiap bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
b. Klasifikasi PHBS di Sekolah :
1. Klasifikasi I ( merah ) jika jawaban YA : 1 - 3 indikator
2. Klasifikasi II ( kuning ) jika jawaban YA : 4 - 5 indikator
3. Klasifikasi III ( hijau ) jika jawaban YA : 6 - 7 indikator
4. Klasifikasi IV (Biru ) jika jawaban YA : semua indikator,
dan klasifikasiPHBS biru inilah yang dikatakan sebagai SEKOLAH SEHAT
N. CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CPTS)
1. MENGAPA harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun? Karena:
- Air yang tidak bersih mengandung kuman dan bakteri. Bila air tersebut digunakan,maka
kuman dapat berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepatmasuk ke
dalam tubuh dan bisa menimbulkan penyakit.
- Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman. Cuci tangan
tanpamenggunakan sabun menyebabkan kotoran dan kuman/bakteri tetap menempel
ditangan.
2. KAPAN saja harus mencuci tangan?
- Setiap kali tangan kita kotor (setelah : memegang uang, memegang binatang,berkebun,
membersihkan sampah, bermain ditanah dll)
- Setelah buang air besar
- Setelah menceboki bayi atau anak/setelah buang air besar (BAB) dan Buang Air Kecil
- Sebelum makan dan menyuapi anak
- Sebelum memegang makanan
- Sebelum menyusui bayi
3. MANFAAT Cuci Tangan Pakai Sabun :
- Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
- Mencegah penularan penyakit seperti diare, disentri, kolera, typhus, kecacingan,penyakit
kulit, Infeksi Saluran Penafasan Akut (ISPA), Flu burung atau SeveraAcute Respiratory
Syndrome (SARS)
- Tangan menjadi bersih dan penampilan lebih menarik.
4. PERANAN keluarga dalam membina perilaku cuci tangan di rumah tangga
- Menyediakan air bersih yang mengalir dan sabun kepada anggota keluarga untukmencuci
tangan misalnya wastafel, air pancuran dari gentong/ember/gayung)
- Memanfaatkan setiap kesempatan di rumah untuk menanamkan kebiasaan cucitangan
- Mengadakan kegiatan cuci tangan bersama ketika akan makan atau setelahbekerja
membersihkan rumah untuk mengingatkan dan menanamkan kebiasaancuci tangan.
5. PERSYARATAN minimal sarana CTPS
- Adanya air bersih yang dapat dialirkan,
- Adanya sabun,
- Adanya penampungan atau saluran air limbah yang aman.
- Sarana cuci-tangan tidak perlu terdiri dari kran dan wastafel yang mewah ataumahal.
Sarana CTPS yang sederhana dan yang tepat guna yaitu dibuat daribahan/material yang
dapat diperoleh dengan mudah, misalnya : dapat dibuat dari gerabah/bong, ruas bambu,
tempat-tempat bekas seperti botol plastik besar, jerigen, gentong, kaleng besar dan lain
sebagainya, yang dibolongi sehingga air dapat mengalir dan ditutup kembali.
6. Langkah-langkah CTPS
Langkah-langkah CTPS yang benar adalah urutan cara cuci tangan yang efektif untuk
membersihkan tangan dari kuman. Mencuci tangan pakai sabun dengan cara yang
benarmemerlukan waktu minimal 20 detik, yaitu :
1. Buka aliran air (atau tuang air dengan gayung)

2. Basahkan tangan dengan sedikit air.


3. Tutup aliran air untuk menghemat air,
4. Gosokan sabun pada kedua telapak tangan dan kedua pungung tangan pakai sabun, jari-
jemari, kedua jempol secara seksama
5. Dengan mengunakan kuku, bersihkan sela-sela di bawah kuku
6. Buka aliran air lagi (tuangkan air dari gayung) dan gosok-gosok kedua tangan dibawah air
mengalir sampai sisa-sisa sabun habis
7. Tutup aliran air kembali
8. Keringkan kedua tangan dengan mengibas-ibaskan kedua tangan di udara sampai kering.
Kalau ada, keringkan pakai kain atau handuk bersih, atau kertas tisu sekali pakai.

O. KANTIN SEHAT SEKOLAH


Syarat-syarat Kantin Sehat Sekolah yang memenuhi Standar Kesehatan, yaitu antaralain :
1. Bangunan kantin harus kokoh dan aman, serta lokasi yang jauh dari sumberpencemaran
seperti tempat penampungan sampah, WC/kamar mandi, rumput yangtidak terawat dan
gudang.
2. Memiliki sumber air bersih
3. Lantai dan dinding kedap air, rata, halus tetapi tidak licin, kuat, dibuat miringsehingga mudah
dibersihkan.
4. Tersedia tempat sampah tertutup.
5. Luas lubang ventilasi (20%) luas lantai dan letaknya minimal 2 sisi berhadapan.
6. Tersedia meja dan kursi pengunjung yang nyaman
7. Pencahayaan cukup terang
8. Ada tempat penyajian makanan yang tertutup (lemari kaca)
9. Ada tempat/meja yang permanen untuk pengolahan atau penyiapan makanan.
10. Ada tempat untuk pencucian alat makan/minum dengan menggunakan air mengalir.
11. Ada tempat cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
12. Pembuangan air limbah kantin harus memenuhi syarat kesehatan yaitu kedap air,tertutup,
diberi bak kontrol pada jarak tertentu untuk mudah dibersihkan.
Untuk menjaga agar Kantin Sekolah tetap menyajikan makanan jajanan yang sehat,bergizi
dan aman untuk dikonsumsi, perlu dilakukan pengawasan terhadap pengelolaankantin, tidak saja
pada pangan yang disajikan, tetapi juga pada sarana prasarana pendukungnya. Untuk itu perlu
partisipasi dan komitmen seluruh pihak dan masyarakatsekolah guna menghasilkan peserta didik
yang sehat.

P. SAKURA PROGRAM
Sakura Program atau Program Sakura, merupakan hasil gagasan bersamaSanitarian
Puskesmas Montong Betok (Baiq Yuyun Bayuniarsi), Namiko Akashi (seorangVolunteer JICA),
Petugas UKS Puskesmas Montong Betok (Nurul Hakim) serta Seksi Kesehatan Institusi dan
Gunakes pada Bidang Promosi Kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur. Namiko
Akashi adalah seorang tenaga sukarela (Volunteer) yang ditugaskan oleh JICA (Japan
International Cooperate Agency) di bidang CommunityDevelopment (pemberdayaan masyarakat),
untuk membina dan mengembangkan upaya peningkatan budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Kabupaten Lombok Timur.
SAKURA merupakan singkatan dari Semangat Anak Kreatif Untuk Raih Asa. Melalui
strategi Sakura ini, anak usia sekolah dibina untuk berkreasi dan berinovasi dalammeningkatkan
budaya PHBS dan memelihara lingkungan sekolah yang baik. Lingkungan yang bersih baik
disekolah dan masyarakat akan memberikan dampak pada kesehatan peserta didik dan
masyarakat sekolah. Peserta didik dan masyarakat sekolah yang sehat, akan sangat mendukung
dalam proses belajar mengajar disekolah, sehingga berdampak pada perbaikan kecerdasan dan
peningkatan prestasi para peserta didik. Oleh karena itu, dengan lingkungan yang LEBIH BERSIH,
perilaku yang LEBIH SEHAT menjadikan anak LEBIH CERDAS sehingga tercipta generasi yang
sehat, berkualitas dan produktif sebagai investasi menuju perubahan yang lebih baik. Sakura
merupakan suatu strategi pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta
merubah perilaku higiene dan sanitasi masyarakat sekolah, melalui metode pembelajaran siswa
aktif. Peserta didik/siswa diberikan pemahaman tentang personal hygiene, PHBS, lingkungan
sehat serta permasalahan kesehatan lainnya, yang dilanjutkan dengan simulasi atau praktek
langsung oleh siswa mulai dari identifikasi permasalahan kesehatan disekolah (seperti PHBS,
lingkungan dan lainnya), menentukan prioritas masalah, serta memikirkan dan merancang cara
pemecahan permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh sekolah.
Dalam upaya pemecahan masalah kesehatan, praktek PHBS serta pemeliharaan
kesehatan lingkungan sekolah, dibentuk Tim PHBS yang berasal dari perwakilan siswa masing-
masing kelas. Tim ini menjadi motor penggerak perubahan dan pengawasan terhadap praktek
PHBS dan kebersihan lingkungan sekolah. Pola pengawasan dilakukansecara partisipatif oleh tim
yang telah dibentuk, sesuai dengan kreativitas dan inovasi masing-masing. Melalui program
Sakura ini, masyarakat sekolah tidak hanya sekedar dibuat menjadi tahu dan mau saja, tapi
didorong menjadi mampu (penggerak/agent ofchange ) dalam pelaksanaan upaya kesehatan
baik PHBS, peningkatan kualitas lingkungan dan penanggulangan masalah kesehatan lainnya di
sekolah.
2. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat sekolah tentangpentingnya upaya
kesehatan di sekolah
b. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi aktif peserta didik dalam pengelolaanmasalah
kesehatan disekolah dan masyarakat
c. Mendorong perubahan perilaku dan peningkatan hygiene masyarakat sekolah
d. Meningkatkan kualitas sanitasi di sekolah
e. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki (sense of belonging )peserta didik
terhadap sekolah dan permasalahannya
f. Menjadikan anak sebagai penggerak perubahan terhadap perilaku dan lingkungansehat di
sekolah, keluarga dan masyarakat
b. Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Alat dan bahan
Kumpulan gambar yang mendukung pelaksanaan sesuai topik yang akan
dilaksanakan

Pengeras suara
Alat demonstrasi (tempat cuci tangan, alat komposting dll)
Bahan untuk pembuatan sabun cair, dan alat peraga lainnya
Alat tulis, bahan-bahan pendukung kegiatan
Format pengawasan oleh siswa
Format LKS (Lembar Kegiatan Siswa) dll
2. Alur Pelaksanaan
Menyiapkan perwakilan masing-masing kelas minimal 2 orang
Menjelaskan ke siswa maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan serta tugas
masing-masing tim yang akan dibentuk
Perkenalan dan bina suasana
Menyampaikan informasi kesehatan seperti STBM, kebersihan lingkungan, perilakudan
personal hygiene dengan pola partisipatif yang dlanjutkan dengan praktek atausimulasi untuk
- Identifikasi masalah kesehatan disekolah
- Penentuan prioritas masalah disekolah berdasarkan kondisi yang ada
- Merencanakan upaya tindak lanjut pemecahan masalah yang ada disekolah
- Merancang pola pengawasan dan pemeliharan terhadap perbaikan yang
telahdilaksanakan baik PHBS, lingkungan dan upaya kesehatan lainnya
3. Membentuk Tim PHBS atau Tim Pelaksana tindak lanjut pengelolaan masalahkesehatan sekolah
serta penjelasan tugas dan tanggung jawabnya masing-masingtim yang dibentuk. Contoh Tim yang
dibentuk adalah Tim PHBS sebagai koordinatoryang akan melaporkan ke guru tentang
pelaksanaan dan hasil kegiatan. DibawahTim tersebut dibentuk Tim kecil sesuai kebutuhan seperti :
- Tim Berantas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan kamar mandi
- Tim Pengawasan Cuci Tangan pakai Sabun (CTPS)
- Tim Pengawasan makanan dan kantin
- Tim Pengawasan pembuangan sampah
- Tim Pemantauan dan Pemberantasan Jentik
- dan lainnya sesuai kebutuhan
4. Rincian tugas masing-masing didiskusikan diantara tim dengan difasilitasi olehpetugas/fasilitator
dan guru pendamping
Masing-masing tim melakukan identifikasi permasalahan kesehatan sesuai kondisiyang ada di
sekolah baik sanitasi sekolah maupun PHBS, dengan didampingi olehguru
Dari permasalahan yang ada, masing-masing tim bersama anggota kelompoknyaberdiskusi
untuk menentukan prioritas dan urgensi permasalahan yang ada untukditindak lanjuti.
Hasil diskusi masing-masing tim disampaikan/dipresentasikan oleh ketua tim, danselanjutnya
dari permasalahan tersebut disusun rencana tindak lanjut, mulai daripelatihan, jadwal
pembinaan petugas kesehatan, upaya/strategi penggerakan darimasing-masing tim, serta pola
pengawasan oleh tim sesuai kondisi yang ada.
Hasil pembinaan Tim PHBS dan Tim lainnya, divisualisasikan di majalah dindingsekolah
Peran guru adalah sebagai penilai dan pembina kegiatan masing-masing tim.Penilaian
disesuaikan dengan format penilaian kegiatan ekstrakurikuler.

5. Faktor Penunjang Program Sakura


Adanya kebijakan pemerintah dan atau peraturan sekolah yang mendukungbudaya PHBS dan
pemeliharaan lingkungan disekolah
Mengadakan even atau lomba untuk motivasi siswa siswi di sekolah
Pelibatan peserta didik secara aktif untuk bertanggung jawab dalam praktek PHBSdan
pengawasan sanitasi di sekolah
Pembuatan mading (majalah dinding) sebagai wadah bagi peserta didik untukmemperoleh
informasi tentang kesehatan dan media promosi terhadap hasilkegiatan masing-masing tim yang
telah dilaksanakan di sekolah
Masuknya materi kesehatan (PHBS, sanitasi dan lainnya) dalam kurikulum danekstrakurikuler
atau muatan lokal, akan mempengaruhi pengetahuan danketerampilan para peserta didik dalam
implemetasi upaya kesehatan dikehidupan sehari-hari.

Selong, 3Januari 2017


Kepala Puskesmas Selong

L. IHSAN, SKM
NIP. 19691231 199303 1 115
LOGO UKS

1. BENTUK UKS
Logo UKS berbentuk segitiga sama sisi di dalam segitiga tersebut terdapat sebuah lingkaran yang
menyinggung ketiga segitiga itu dalam lingkaran tertulis UKS singkatan Usaha Kesehatan Sekolah
2. ARTI LOGO
a. SEGITIGA SAMA SISI
Melambangkan lingkaran yg mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak yaitu
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Disamping itu juga segitiga melambangkan TRIAS
UKS yaitu Pendidikan Kesehatan, Pelayanan, Kesehatan, Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
b. LINGKARAN yang terdapat dalam segitiga melambangkan keterpaduan dan kegotongroyongan
dalam melaksanakan program UKS
c. SINGKATAN UKS yang bertuliskan sedemikian rupa yaitu mendatar dan vertikal bahwa
pembinaan UKS adalah usaha yang berkesinambungan yang tiada hentinya diberikan kepada
semua jenis tingkat pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK sederajat
d. WARNA HIJAU pucuk daun pisang melambangkan masa depan anak didik yang masih
jauh/panjang/penuh harapan.
Sumber :
1. Warta UKS, volume 6 nomor 12, Jakarta, 2009.
2. Departemen Pendidikan Nasional, Tim Pembina UKS Pusat, Pusat
Pengembangan Kualitas Jasmani, Strata Pelaksanaan UKS di Sekolah dan
Madrasah, Jakarta, 2010
3. Kementerian Kesehatan RI, Pedoman untuk Tenaga Kesehatan, Usaha Kesehatan
Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah dan Pondok Pesantren,
Jakarta, 2011.
4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar,
Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah, Jakarta,
2012.
5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Agama, Kementerian Dalam Negeri, Peraturan Bersama tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah, Jakarta, 2014.

Anda mungkin juga menyukai