Anda di halaman 1dari 2

Dampak buruk karena berbohong/tidak jujur :

1. Berbohong itu menyebabkan kebohongan yang lain, menyebabkan kecanduan.

Misalnya : Seorang anak yang sedang kuliah ditanya oleh ibunya, Kemana uang kuliahmu nak?
anak tersebut tidak berterus terang kepada ibunya kalau uangnya jatuh dijalan, takut
mengecewakan ibunya karena keteledorannya menyimpan di sakunya, entah kenapa bisa jatuh.
Anak itu pun menjawab : Ada bu, baru di pinjam teman. Paling beberapa hari kembali.. . Jawab si
Ibu : Oh begitu ya nak, ya sudah, simpan baik-baik ya? Saat membayar kuliahpun tiba, si anak
kebingungan, bagaimana cara menbayar kuliah saya? akhirnya si anak tersebut berbohong lagi
kepada ibunya :Ibu saya butuh uang untuk membeli kalkulator baru, kalkulator saya rusak Si Ibu
dengan ringan memberikan uang padanya. Lalu suatu saat ibu itu butuh kalkulator, dia meminjam
pada anaknya :Nak, bolehkah ibu pinjam kalkulatormu? si Anakpun kebingungan, dia akhirnya
menjawab : Maaf bu, kalkulatornya ketinggalan di kost teman.. Begitulah kebohongan.. satu demi
satu berlanjut.. bohong sekali.. akan terus menerus bohong kedua kali..ketiga kali.. keempat kali
untuk menutupi kebohongan yang pertama menjadi candu dan racun dalam tubuh.

2. Berbohong itu menyiksa diri sendiri. Suatu hari ada seorang cowo yang datang ke rumah cewe,
dia diberikan masakan semur jengkol. Sang cewe berkata : Aku suka banget lhoo ma jengkol, kamu
suka engga? Ni aku masak sendiri.. Si Cowo kebingungan pada awalnya, karena dia sangat tidak
menyukai jengkol, namun karena biar kelihatan punya kesukaan yang sama dan cocok, maka si
cowopun makan semur jengkol itu Pertama-tama si cowo susah sekali menelan, mengunyah
lambat-lambat, rasanya ingin muntah, namun si cewe bilang: enak kan? Si cowo harus cepat-cepat
menelan semua dan menghabiskan jengkol itu walaupun merasa mual. Akhirnya semur jengkl itu
habis. Apa komentar si cewe: wah kamu makan lahap sekali, benar-benar kita punya kesukaan yang
sama ya? besok aku masakin lagi deh si cowo senyam senyum sambil menelan ludah dan berdoa:
What??Ini aja aku kayak mau matiYa Tuhan jangan lagi-lagi deh

3. Berbohong bisa menghilangkan kepercayaan orang lain. Sekali berbohong dan ketahuan pasti
orang itu tidak akan percaya lagi. Misalnya: produk kecantikan A bilang akan bisa mencerahkan
kulit anda serta menghilangkan jerawat dengan cepat dan harga terjangkau. Namun kenyataannya :
produk tersebut malah menyebabkan jerawat dan menyebabkan alergi, tentu saja orang tidak akan
membeli produk itu lagi.

4. Berbohong itu bisa menghalangi rejeki. Misal seseorang pelajar berkunjung ke rumah dosennya.
Dia ditawari jamuan makanan, namun karena merasa kurang enak, takut merepotkan, maka si
pelajar bilang : maaf pak saya sudah makan di rumah. Si Dosen percaya saja, beliau kan tidak tau
anak itu ngekos atau tinggal di rumah.. hahaha. Padahal jelas-jelas anak itu belum makan di rumah,
dia kan anak kost. Pulang dari rumah dosen anak itu kebingungan uangnya mepet cuma tersisa
untuk beberapa hari kedepan.. diapun memutuskan untuk tdak makan malam.. Dia berpikir: Ah
seandainya tadi tidak berbohong dan tidak menolak. :)

Oleh karena itu, kita diperintahkan agar tidak berbohong. Apapun kata hatimu, apa yang kamu
anggap benar dan sesuai keadaan nyata katakanlah dengan jujur. Memang awal yang sulit, apalagi
jika berada di tengah sistem yang rusak, penuh dengan kebohongan. Tapi, beranilah menjadi
berbeda, be different, setidaknya ada kamu satu orang yang mengikuti hati nurani. Mengubah
sesuatu tidaklah mudah, tapi diawali dengan kejujuran,berani berkata tidak dan berani berkata
benar. Suatu saat perubahan itu akan ada, meski lambat, dan generasi setelahmu
yang menikmatinya. :) amiin
Dengan kata lain, jika kita mengimani Yesus sebagai Juruselamat kita, maka kebohongan
bukanlah apa yang Allah harapkan dari kita. Penangkal sikap menyombongkan diri sendiri adalah
dengan bertumbuh menjadi serupa dengan Kristus yang penuh belas kasih, kemurahan,
kerendahan hati, kesabaran, pengampunan, dan kasih

Anda mungkin juga menyukai