Anda di halaman 1dari 9

Panduan

Pelayanan Kerohaniaan

Rumah Sakit
Jl.
Telp : 021
Website:..com
e-mail:..l.com
PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

A. DEFINISI

1. Pengertian
Adalah suatu prosedur pelayanan kerohanian kepada pasien yang membutuhkan
bimbingan spiritual sesuai agama dan kepercayaan yang dianut.
Bimbingan spiritual ternyata berdampak kepada peningkatan kesembuhan dan
motivasi pasien. Dalam konteks ini, bimbingan spiritual ternyata merupakan pelengkap
pengobatan dan pelayanan medis di rumah sakit.
2. Tujuan
a. Dapat dilayaninya dengan baik hak dan kebutuhan mendasar dari pasien dan
keluarganya, sehingga timbul kekuasaan dan ketenangan jiwa.
b. Meningkatnya kualitas pelayanan di RS
B. Ruang Lingkup

1. Panduan pelayanan kerohanian digunakan kepada semua pasien RSterhadap


agama yang sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Republik Indonesia.
2. Pelaksana panduan pelayanan kerohanian meliputi unsure pimpinan kepala unit
pelayanan dan staf pelaksana pelayanan.
3. Prinsip
a. Pelayanan kerohanian harus sesuai dengan agama dan kepercayaan pasien.
b. Pelayanan kerohanian dilaksanakan atas permintaan pasien atau keluarga.
4. Kewajiban dan tanggung jawab
a. Proses identifikasi agama dan kepercayaan pasien merupakan tanggung jawab petugas
rekam medis saat psien mendaftar.
b. Perawat ruangan segera merespon apabila ada permintaan pelayanan kerohanian dari
pasien/keluarga.
c. Staf RS .. lainnya dalam hal ini kontrole, Perawat piket,teleponis, costumer
service, dll melaksanakan pedoman ini sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
d. Para rohaniawan melaksanakan bimbingan kepada pasien sesuai dengan ketentuan
yang telah disepakati.
C. TATA LAKSANA

Dalam melaksanakan panduan pelayanan kerohanian, para petugas kesehatan seyogyanya


memahami betapa besar pengaruh ketenangan jiwa pasien terhadap pengobatan yang
diberikan oleh petugas medis. Hal yang perlu diketahui meliputi:
1. Hubungan kerohanian/ iman dan kesehatan
Jika seseorang menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya niscaya jiwanya
terjaga dari kesesatan dan kehancuran, sehingga kesehatan tubuh sangat dipengaruhi oleh
kesehatan jiwa. Hubungan antara keimanan dan kesehatan jiwa :
Seorang peneliti Barat mengatakan, Tiadanya kepastian hidup, menurunkan
kualitas hubungan sosial, dan tiadanya ketenangan serta kenyamanan yang dirasakan
manusia modern menjadi penyebab berbagai masalah dan penyakit. Masalah medis lain
yang dihadapi manusia sekarang ini adalah kekurangan nutrisi yang dibutuhkan tubuh,
masuknya macam-macam bakteri dan virus ke dalam sistem peredaran darah, dan lain-
lain. Persoalan ini lebih banyak disebabkan oleh tidak adanya keseimbangan antara
dimensi lahiriah dan dimensi batiniah. Sebagian penyakit yang diderita manusia modern
nyaris tidak dikenal oleh generasi manusia sebelumnya yang terbiasa hidup sederhana dan
tidak mengenal budaya hedonis. Ternyata, orang yang selalu menjaga ketenangan jiwa di
tengah gejolak dan hiruk pikuk kehidupan modern, terhindar dari berbagai penyakit dan
persoalan medis.

2. Peran agama terhadap kondisi pasien


Ada sejumlah penelitian yang dilakukan para ilmuwan Barat mengenai fenomena
doa dan hubungannya dengan kesehatan jasmani, diantaranya:
a. Harris melakukan penelitian terhadap 990 pasien di sebuah rumah sakit di Amerika.
Ia meminta sekelompok orang untuk berdoa bagi sebagian psien itu setiap hari selama
empat minggu berturut-turut. Namun, peneliti sengaja tidak mempertemukan
kelompok orang yang sakit itu dengan kelompok orang yang mendoakan mereka.
Kelompok orang yang diminta berdoa itu tidak mengenali pasien yang mereka
doakan. Mereka hanya diberi tahu nama-nama psien tersebut. Sebaliknya, para pasien
yang sakit pun tidak tahu bahwamereka sedang didoakan oleh sekelompok orang.
Ternyata hasil penelitian itu menunjukkan bahwa kelompok pasien yang didoakan
oleh kelompok orang itu merasakan kemajuan dan perbaikan kondisi badannya,
karena serangan penyakit yang mereka derita berkurang sepuluh persen disbanding
kelompok psaien yang tidak didoakan.
b. Penelitian lain dilakukan terhadap 393 pasien yang menderita berbagai penyakit berat
seperti jantung dan paru-paru. Langkah penelitiannya sama denganpenelitian Harris.
Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa pasien yang didoakan membutuhkan obat-
obatan dan alat bantu pernapasan yang lebih sedikit dibandingkan pasien yang tidak
didoakan. Dan mereka juga lebih sedikit mengalami komplikasi.
c. Majalah Psychomatic Medicine melakukan penelitian yang melibatkan dua
kelompok responden, yaitu 78 orang pasien kulit hitam dan 77 orang pasien kulit
putih, yang usianya bervariasi antara 25 hingga 45 tahun. Kedua kelompok itu
dipisahkan dalam studi tersebut karena orang Afro-Amerika dianggap cenderung
lebih religius dan lebih taat menjalankan doa dan shalat dibandingkan kelompok
pasien kulit putih. Para pasien itu kemudian diminta untuk menjalankan perintah-
perintah agama lebih taat dan lebih khusyuk, terutama doa dan shalat. Hasil penelitian
itu menunjukkan bahwa ternyata shalat dan doa yang banyak mereka lakukan itu
dapat menurunkan darah tinggi, terutama pada para pasien kulit hitam. Penyakit yang
diderita para pasien kulit putih tidak mengalami perubahan yang berarti karena
mereka lebih malas menjalankan shalat dan doa.
Dari
a. Peran agama terhadap kondisi psikologis
Orang yang merasa dirinya dekat dengan Tuhan, akan timbul rasa tenang dan
aman. Hal ini merupakan cirri sehat mental, yaitu:
- Mengatur pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat.
- Membiasakan persepsi ke arah positif.
- Memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik.
- Mengembangkan emosi positif.
b. Peran agama terhadap kondisi sosial
Umumnya kegiatan ibadah atau kegiatan sosial lainnya dilakukan secara
bersama-sama (berjamaah) dan dilaksanakan secara berulang, sehingga dapat
menimbulkan rasa kebersamaan dan meningkatkan rasa solidaritas antar jemaah.
Orang dengan kondisi religiusnya tinggi pada umumnya dapat membina
keharmonisan keluarga dan dapat membina hubungan yang baik antar manusia.
3. Perkembangan spiritual
Perkembangan spiritual seseorang menurut Westerhoffs dibagi ke dalam empat
tingkatan berdasarkan kategori umur, yaitu:
a. Usia anak-anak
Merupakan tahap perkembangan kepercayaan berdasarkan pengalaman. Perilaku
tahap yang didapat, antara lain: adanya pengalaman dari interaksi dengan orang lain
dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut. Pada masa ini, anak belum
mempunyai pemahaman salah atau benar. Kepercayaan atau keyakinan yang ada pada
masa ini mungkin hanya mengikuti ritual atau meniru orang lain, seperti berdoa
sebelum tidur dan makan, dan lain-lain. Pada masa prasekolah, kegiatan keagamaan
yang dilakukan belum bermakna pada dirinya, perkembangan spiritual mulai
mencontoh aktivitas keagamaan orang sekelilingnya, dalam hal ini keluarga. Pada
masa ini anak-anak biasanya sudah mulai bertanya tentang pencipta, arti doa, serta
mencari jawaban tentang kegiatan keagamaan.
b. Usia remaja akhir
Merupakan tahap perkumpulan kepercayaan yang ditandai dengan adanya partisipasi
aktif pada aktivitas keagamaan. Pengalaman dan rasa takjub membuat mereka
semakin merasa memiliki dan berarti akan keyakinannya. Perkembangan spiritual
pada masa ini sudah mulai pada keinginan akan pencapaian kebutuhan spiritual
seperti keinginan melalui meminta atau berdoa kepada penciptanya, yang berarti
sudah mulai membutuhkan pertolongan melalui keyakinan atau kepercayaan. Bila
pemenuhan kebutuhan spiritual tidak terpenuhi akan timbul kekecewaan.
c. Usia awal dewasa
Merupakan masa pencarian kepercayaan dini, diawali dengan proses pertanyaan akan
ke yakinan atau kepercayaan yang dikaitkan secara kognitif sebagai bentuk yang tepat
untuk mempercayainya. Pada masa ini, pemikiran sudah bersifat rasional dan
keyakinan atau kepercayaan terus dikaitkan dengan rasional. Segala pertanyaan
tentang kepercayaan harus dapat dijawab secara rasional. Pada masa ini, timbul
perasaan akan penghargaan terhadap kepercayaannya.
d. Usia pertengahan dewasa
Merupakan tingkatan kepercayaan dari diri sendiri. Perkembangan ini diawali dengan
semakin kuatnya kepercayaan diri yang dipertahankan walaupun menghadapi
perbedaan keyakinan yang lain dan lebih mengerti akan kepercayaan dirinya.
4. Pasien yang membutuhkan bantuan pelayanan spiritual/kerohanian
a. Pasien kesepian
Pasien dalam keadaan sepi dan tidak ada yang menemani akan membutuhkan bantuan
spiritual karena mereka merasakan tidak ada kekuatan selain kekuatan Tuhan, tidak
ada yang menyertainya selain Tuhan.
b. Pasien ketakutan dan cemas
Adanya ketakutan atau kecemasan dapat dapat menimbulkan perasaan kacau, yang
dapat membuat pasien membutuhkan ketenangan pada dirinya, dan ketenangan yang
paling besar adalah bersama Tuhan.
c. Pasien menghadapi pembedahan
Menghadapi pembedahan adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan karena akan
timbul perasaan antara hidup dan mati. Pada saat itulah keberadan pencipta dalam hal
ini adalah Tuhan sangat penting sehingga pasien selalu membutuhkan bantuan
spiritual.
d. Pasien yang harus mengubah gaya hidup
Perubahan gaya hidup dapat membuat seseorang lebih membutuhkan keberadaan
Tuhan (kebutuhan spiritual). Pola gaya hidup dapat membuat kekacauan keyakinan
bila kearah yang lebih buruk. Akan tetapi bila perubahan gaya hidup ke arah yang
lebih baik, maka pasien akan lebih membutuhkan dukungan spiritual.
D. DOKUMENTASI

Pendokumentasian pelayanan kerohanian dibuat sejak pasien/keluarga melaporkan


akan melaksanakan proses kerohanian dan mengisi formulir permohonan ijin termasuk
permohonan kerohaniawan atau tidak. Pelaporan dibuat secara hirarki dari perawat ruangan
kepada kontrole dan perawat piket.
Revisi dan audit:
a. Kebijakan ini akan dikaji ulang dalam kurun waktu tiga tahun.
b. Kebijakan ini dievaluasi staf terkait di RSI...
- Komite mutu dan keselamatan pasien
- Satuan pengawas internal
- Staf lain terkait
DAFTAR PUSTAKA

1. Elzaky, Jamal. (2011). Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah. Jakarta: Penerbit
Zaman.

Anda mungkin juga menyukai