Anda di halaman 1dari 17

FHA

BAB I .................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3

1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................ 3

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM ........................................................................................... 3

1.3 MANFAAT PRAKTIKUM ....................................................................................... 3

BAB II ................................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 4

2.1 KLASIFIKASI IKAN MAS ........................................................................................ 4

2.2 MORFOLOGI IKAN MAS....................................................................................... 4

2.3 SISTEM PEREDARAN DARAH IKAN MAS .............................................................. 4

2.3.1 SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) ................................................................. 9

2.3.2 SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)..................................................................... 9

2.3.3 KEPING DARAH (TROMBOSIT) ................................................................... 10

2.4. TEKANAN DARAH IKAN MAS .................................................................................. 11

2.5. HEMATOKRIT.......................................................................................................... 12

BAB III ................................................................................................................................ 14

METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................................................................... 14

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM .......................................... 14

3.2 ALAT DAN BAHAN ............................................................................................. 14

3.2.1 ALAT YANG DIGUNAKAN ........................................................................... 14

3.3 METODE PRAKTIKUM ........................................................................................ 14

3.4 PROSEDUR PRAKTIKUM .................................................................................... 14

BAB IV................................................................................................................................ 15
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................. 15

4.1 HASIL ................................................................................................................. 15

4.1.1 HASIL KELOMPOK ...................................................................................... 15

4.1.2 HASIL KELAS .............................................................................................. 15

4.2 PEMBAHASAN ................................................................................................... 15

4.2.1 PEMBAHASAN DATA KELOMPOK .............................................................. 15

4.2.2 PEMBAHASAN DATA KELAS ...................................................................... 15

BAB V................................................................................................................................. 16

SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................................... 16

5.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 16

5.2 SARAN ............................................................................................................... 16

DAFTAR PUTAKA ............................................................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

1.3 MANFAAT PRAKTIKUM


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KLASIFIKASI IKAN MAS

2.2 MORFOLOGI IKAN MAS

2.3 SISTEM PEREDARAN DARAH IKAN MAS


Sistem peredaran darah adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan
mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga
mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta
mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya,
keluar tubuh. Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata
adalah sama, meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiap
kelompok hewan.
Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak
pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel
tubuh sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi
melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke jantung melalui
pembuluh yang ke dua. Atau secara garis besarnya peredaran darah tunggal
adalah peredaran darah yang darah nya dari insang langsung beredar ke seluruh
tubuh kemudian masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui
jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian
kembali ke jantung.
Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena.
Dimana organ utamanya adalah jantung yang bertindak sebagai pompa tekan
merangkap pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui
pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap
melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung.

Darah
Darah berupa cairan yang dibangunkan oleh plasma darah, sel darah dan
substansi lain yang terlarut di dalamnya. Plasma darah berupa cairan zat putih
telur yang mengandung bagian-bagian dari sel darah, mineral terlarut. Di luar
pembuluh darah, darah akan membeku disebabkan oleh kerja ensim
trhombokinase yang bereaksi dengan garam kalsium menjadi trombin yang aktif.
Ikan memiliki kadar protein plasma berupa albumin (pengontrol tekanan
osmotik), lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat heme), ceruloplasmin
(pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah), dan iodurophorine (sebagai
yudium anorganik). Ikan pada umumnya, vena utama yang membawa darah
kembali ke jantung ialah sepasang vena kardinalis anterior-dan posterior. Vena
yang pertama, membawa darah dari bagian kepala berjalan berdampingan
dengan sepasang vena jugularis yang letaknya lebih ke tengah. Dari ekor berjalan
vena caudalis yang tunggal, kemudian bercabang dua menjadi vena portae
renalis menuju ke ginjal. Di dalam ginjal vena potae renalis mempercabangkan
banyak vena renalis advehentes, dan masing-masing cabang ini pecah menjadi
kapiler darah. Jaring kapiler darah ini kemudian bersatu kembali menjadi
beberapa vena renalis revehentis yang mengalir ke permukaan tengah dari ginjal
dan bermuara pada vena kardinalis posterior.

Gambar. Sistem peredaran vena pada ikan teleostei

Volume darah yang beredar dalam tubuh ikan Teleostei berkisar antara 1,5 3 %
dari bobot tubuhnya. Pada Squlus acanthias volume darah bisa mencapai 5% dari
bobot tubuhnya
Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat
vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai
pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil
metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu,
komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting
sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.
Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui
kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan
fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami
perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya.
Hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan
besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34
ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk
mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan
mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang
berada dalam kondisi stress (Wells, 2005 dalam Kuswardani, 2006).
Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya.
Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih
kebiruan dengan pewarnaan Giemsa (Mulyani, 2006). Pada ikan teleost, jumlah
normal eritrosit adalah 1,05106 3,0106 sel/mm3 (Robert, 1978 dalam
Mulyani, 2006). Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah
menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa
ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yasutake, 1977). Leukosit (sel darah
putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya
tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang
aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara
khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel
granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel
granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) (Riswanto, 2013).
Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit
merupakan sel makrofag yang berperan penting dalam memfagosit
mikroorganisme patogen. Sedangkan trombosit sangat berperan dalam proses
pembekuan darah dan berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan tubuh pada
kerusakan-kerusakan di permukaan Berbeda dengan ketiga sel di atas, netrofil
sangat aktif dalam membunuh bakteri dan jumlahnya besar dalam nanah Sel-sel
tersebut bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa.
Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa
bahan terlarut dan tempat eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang
tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung(yang merupakan pusat
pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang
menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju
jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah
tunggal. Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah
hanya satu kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh
masuk ke atrium. Pada saat relaksasi, darah mengalir pada sebuah katup
kedalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat kuat
sehingga menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari
insang darah mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat
pun terjadi pada saat pengaliran darah ini.
Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh,
membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke
organ yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan
karbondioksida terjadi pada bagian semipermeable yaitu pembuluh darah yang
terdapat di daerah insang. Selain itu, di daerah insang terjadi pengeluaran
kotoran yang bernitrogen. Melalui sel darah, suatu organisme dapat pula
diketahui sampai mana organisme tersebut mengalami pencemaran, baik itu dari
media hidupnya dimana kualitas air tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui
lebih lanjut dapat kita lihat dari presentase hematokrit yang terkandung dalam
darah.
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen
utama yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk
khusus dan fungsi berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen,
juga terdapat ion-ion anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik.
Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang
bergabung. Contohnya penggumpalan darah dan produksi antibodi. Bahan-
bahan untuk menggumpalkan darah berasal dari plasma adalah fibrinogen
sedangkan dari sel darah putih adalah trombosit. yang mengandung bahan
penyusun, diantaranya :
Sel-sel (butir) darah Sel darah merah merupakan bagian darah yang mempunyai
bentuk.
Ada 3 macam sel darah :

2.3.1 SEL DARAH MERAH (ERITROSIT)


Ikan sebagaimana vertebrata lain, memiliki sel darah merah (eritrosit)
berinti dan berwarna merah kekuningan dengan bentuk dan ukuran bervariasi
antara satu species dengan lainnya.
Eritrosit dewasa berbentuk lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron
tergantung pada spesies ikannya. Jumlah eritrosit pada masing-masing species
juga berbeda, tergantung aktivitas ikan tersebut. Pada ikan yang memiliki
aktivitas tinggi seperti ikan predator blue marlin ( Makaria nigricans ) memiliki
hematokrit 43% dan mackerel 52,5%, sedangkan pada ikan nototheniid (
Pagothenia bermachii ) hanya 21%. Tiap-tiap mm darah berkisar antara 20000
s.d. 3000000. Pengangkutan oksigen dalam darah bergantung kepada jumlah
hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat dalam eritrosit.

2.3.2 SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)


Sel darah putih (leukosit) memiliki jumlah antara 20000 s.d. 150000 tiap
mm3 darah. Leukosit dapat dibedakan menjadi dua yaitu granulosit (leukosit
yang bergranula) dan agranulosit (leukosit yang tidak bergranula). Berdasarkan
penyerapan warna, granulosit terdiri dari neutrophil, acidophil (eosinophil) dan
basophil. Agranulosit yang merupakan komponen terbesar leukosit terdiri dari
limposit, monosit dan trombosit.
2.3.3 KEPING DARAH (TROMBOSIT)
Trombosit berperan penting dalam pembekuan darah. Berfungsi
mencegah kehilangan cairan tubuhpada kerusakan-kerusakan di permukaan
tubuh.
Plasma Darah
Merupakan cairan darah yang umumnya terdiri dari :
Air mencakup 91-92%
Protein, sekitar 8-9% yang terdiri dari serum albumin, serum globulin dan
fibrinogen.
Garam anorganik dalam bentuk ion sekitar 0,9% seperti :
Anion : Cl-, Co3 2-, Hco3-, SO4 2-, PO4-, I-
Kation : Na+, K+. Ca2+, Mg2+, Fe3+
Substansi organik bukan protein, terdiri dari : Non protein Nitrogen,
misalnya lipid, karbohidrat, glukosa, garam amonium, urea, asam urat, dll.
Gas terlarut dalam plasma.
Berbagai substansi lain seperti hormon, enzim dan anti toksin. Sel darah
ikan memiliki inti yang menonjol dengan jumlah 2juta mm3 dan
memiliki ukuran yang cukup konsistenyaitu umumnya sekitar 12 x 3
mikron dan memiliki sitoplasma yang kecil.

Menurut strukturnya, sel darah terdiri dari :


Membran sel yang merupakan dinding sel.
Bahan yang menyerupai spong yang disebut stroma.
Hemoglobin yang menempati ruang kosong pada stroma.

Menurut analisi kimia, sel darah merah terdiri dari dua macam senyawa yaitu
protein dan lipid. Bentuk sel darah merah berubah ketika memasuki kapiler. Sel
darah merah kaya akan macam-macam senyawa-senyawa seperti glukosa,
enzim, garam-garam organik, dan garam-garam anorganik. Darah memiliki fungsi
utama yaitu menjaga keseimbangan pH tubuh. Fungsi utama sistem sirkulasi
darah adalah sebagai media transport zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh juga
untuk transport panas dari dan ke jaringan tubuh dan untuk mempertahankan
diri dari serangan penyakit.

2.4. TEKANAN DARAH IKAN MAS

Systoke (kontraksi), ventrikel menghasilkan tekanan dan aliran denyut yang


berulang-ulang selama kontraksi.Diastroke (relaksasi), periode relaksasi dan
pengisian kembali sinus-venosis dan atrium.
a. Aliran darah
b. Frekuensi Cor (heart rate) : jumlah denyut per menit.
c. Stroke volume : jumlah darah yang dipompa keluar dari ventrikel per
denyut.

Volume total darah (volume cor), yang tidak tetap, tergantung :


Respon pengembalian vena
Sistem syraf simpatik
Adrenalin
Asetilkolin

Volume darah dipengaruhi :


1. Evolusi yang terus-menerus, misalnya ikan primitif mempunyai volume
darah lebih sedikit dari ikan sekarang.
2. Ikan yang lebih aktif mempunyai volume darah lebih banyak daripada
ikan non-aktif (sedentary).
Fungsi sirkulasi yang paling pnting selama aktifitas adalah pengangkutan oksigen,
karena meningkatnya aktifitas otot tanpa diimbangi dengan meningkatnya
ketersediaan oksigen sehingga menghabiskan sistem energi anaerobik dan
akhirnya menjadi lelah (fatique).
Ikan yang mempunyai jumlah otot merah (anaerobik) banyak, biasanya lebih
aktif dan mempunyai curah cor yang lebih banyak.
Dasar dari respons sistem sirkulasi terhadap meningkatnya kecepatan aktifitas
adalah :
Meningkatnya curah cor.
Terdapat jumlah peningkatan dan mekanisme yang digunakan, bervariasi
dengan cara hidup ikan dan spesies ikan.

2.5. HEMATOKRIT

Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah.


Bila dikatakan hematokrit 40 (40%) berarti darah terdiri dari 40% sel darah
merah dan 60% plasma dan sel darah putih. Nilai normal hematokrit tergantung
pada jenis kelamin.
Ada 3 metode untuk menentukan nilai hematokrit, yaitu :
1. Darah dimasukkan ke dalam tabung Winsrobe yang mempunyai skala,
kemudian diputar dengan kecepatan 3000 putaran per menit selama
setengah jam (sebelum dimasukkan ke dalam tabung darah diberi
antikoagulan terlebih dahulu.
2. Mikrohematokrit, pada metode ini digunakan tabung kapiler khusus, alat
pemutar dan papan skala untuk menentukan % volume sel darah merah.
Kecepatan pemutaran adalah 11000rpm selama 4 menit.
3. Hematokrit dapat dilakukan secara elektronik. Pada metode ini
menggunakan alat darah yang mampu meneruskan aliran, sedangkan sel
darah merah bersifat menghambat aliran listrik darah yang telah
dicampurdengan antikoagulan dihisap pada tabung khusus dan diselipkan
pada alat baca. Dengan hanya menekan tombol, nilai hematokrit dapat
dibaca pada galvanometer.
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.2 ALAT DAN BAHAN


3.2.1 ALAT YANG DIGUNAKAN

3.3 METODE PRAKTIKUM

3.4 PROSEDUR PRAKTIKUM


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
4.1.1 HASIL KELOMPOK
4.1.2 HASIL KELAS

4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 PEMBAHASAN DATA KELOMPOK
4.2.2 PEMBAHASAN DATA KELAS
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN
DAFTAR PUTAKA

Anda mungkin juga menyukai