Model dapat diartikan sebagai : (1) suatu tipe atau desain; (2) suatu
deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses visualisasi
sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem asumsi
asumsi, data data , dan inferensi inferensi yang dipakai untuk menggambarkan
secara matematis suatu obyek atau peristiwa; (4) suatu desain yang
disederhanakan dari suatu sisitem kerja, suatu terjemahan realitas yang
disederhanakan; (5) suatu deskripsi dari suatu sistem yang mungkin atau imajiner;
dan (6) penyajian yang diperkecil agar dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat
bentuk aslinya ( Komaruddin,2000: 152)
Dewey dalam bruce joyce dan marsha weil ( 1986) mendefinisikan model
pembelajaran sebagai a plan or pattent that we can use to design face to face
teaching in te classroom or tutorial setting and to shape instructional material (
suatu rencana atau pola yang dapat kita gunakan untuk merancang tatap muka
dikelas, atau pembelajaran tambahan di luar kelas dan untuk menajamkan materi
pengajaran). Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa :
Joyce dan Weil (2000) mengemukakan ada empat kategori yang penting
diperhatiakn dalam model mengajar , yakni model pemrosesan informasi , model
personal, model interaksi sosial dam model tingkah laku. Model mengajar yyang
telah dikembangkan dan dites keberlakuannya oleh para pakar pendidikan dengan
mengklasifikasikan model pembelajaran pada empat kelompok yaitu ;
TABEL 1
KELOMPOK MODEL PEMROSESAN INFORMASI
MODEL TOKOH TUJUAN
Model Jerome Brunner Dirancang terutama untuk
Penemuan mengembangkan penalaran induktif,
Konsep tetapi untuk perkembangan dan
analisis konsep.
Model Berfikir Hilda Taba Dirancang untuk pengembangan
Induktif (1966) proses mental induktif dan penalaran
akademik atau pembentukan teori.
Model Latihan Richard Dirancang untuk membelajarkan
Inquiry Suchman murid dalam menghadapi penalaran
kausal, dan untuk lebih pasih dan
tepat dalam mengajukan
pertanyaan,membentuk konsep dan
hipotesis. Model ini pad mulanya
digunakan dalan Sains, tetapi
kemampuan-kemampuan ini berguna
untuk tujuan-tujuan pribadi dan
sosial.
Inquiry Ilmiah Joseph J. Dirancang untuk pembelajaran
Schwab sistem penelitian dari suatu disiplin,
tetapi juga diharapkan untuk
memiliki efek dalam kawasan lain
(metode-metode sosial mungkin
diajarkan dalam upaya
meningkatkan pemahaman sosial
dan pemecahan sosial).
Pengembangan Jean Piaget Dirancang untuk meningkatkan
Intelek Irving Sigel perkembangan intelektual, terutama
Edmund penalaran logis, tetapi dapat
Sulivand,dkk diterapkan pada perkembangan
sosial.
Model Penata David Ausubel Dirancang untuk meningkatkan
Lanjutan efisiensi kemampuan pemrosesan
informasi untuk menyerap dan
mengaitkan bidang-bidang
pengetahuan.
Model Harry Lorayne Dirancang untuk meningkatkan
Memorisasi Jerry Lucas kemampuan pengingatan peserta
didik
Menurut Rogers ( 1986) ada lima fase dalam model pembelajaran personal
yaitu ;
1. Guru memberikan motivasi agar siswa bebas berekspresi
2. Mengembangkan wawasan,siswa mendiskusikan masalah dan guru
memotivasi dan membantu penyelesaian masalah siswa
3. Mengeksplorasi masalah, siswa dimotivasi untuk mendefinisikan
masalah yang dihadapi. Guru menerima dan mengklarifikasi ide siswa
4. Merencanakan dan membuat keputusan, guru mengklarifikasi berbagai
kemungkinan keputusan yang diambil siswa. Siswa merencanakan
tindakan awal sesuai dengan keputusan yang diambil
5. Mengintregasikan, siswa menambah pengetahuan yang lebih baik dan
mengembangkan beberapa tindakan yang positif. Guru memberikan
motivasi.
3. MODEL SOSIAL
Model interaksi sosial pada hakikatnya bertolak dari pemikiran
pentingnya hubungan pribadi ( interpersonal relationship ) dan hubungan
sosial, atau hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Dalam
konteks ini, proses belajar pada hakikatnya adalah mengadakan hubungan
sosial dalam pengertian peserta didik berinteraksi dengan peserta didik
lain dan berinteraksi dengan kelompoknya. Inti dari model sosial ini
adalah konsep synergy yaitu energi atau tenaga ( kekuatan) yang
terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena pendidikan.
Dengan menerapkan model sosial pembelajaran diarahkan pada upaya
melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji, menerapkan, dan
menerima fungsi dan peran sosial.
Penggunaan rumpun model sosial ini menitikberatkan pada
pengembangan kemampuan kerjasama dari peserta didik. Model
pembelajaran model sosial didasarkan pada asumsi pokok yaitu ; a)
masalah masalah sosial diindentifikasi dan dipecahkan atas dasar dan
melalui kesepakatan kesepakatan yang diperoleh di dalam dan
menggunakan proses proses sosial ; b) proses sosial yang demokratis
perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan masyarakat dalam arti
seluas luasnya secara build-in dan terus menerus.
Model interaksi sosial dapat digunakan antara lain dengan
menggunakan metode sosio drama atau bermain peran. Keterlibatan
peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi, terutama
dalam bentuk partisipasi dalam kelompoknya, partisipasi ini
menggambarkan adanya interaksi sosial diantara seasama peserta didik
dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu, model interaksi sosial boleh
dikatakan berorientasi pada peserta didik dengan mengembangkan sikap
demokratis, artinya sesama mereka mampu saling menghargai, meskipun
mereka memiliki perbedaan.
TABEL 3
KELOMPOK MODEL INTERAKSI SOSIAL
MODEL TOKOH TUJUAN
Investigasi Herbert Telen Perkembangan keterampilan untuk
Kelompok John Dewey partisipasi dalam proses sosial yang
demokratis melalui penekanan yang
dikombinasikan pada keterampilan
antar pribadi (kelompok) dan
ketrampilan-keterampilan penentuan
akademik. Asfek perkembangan pribadi
merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam model ini.
Inquiry Sosial Byron Model ini menekankan pada
Massiales pemecahan masalah sosial, terutama
Benjamin melalui penemuan, sosial, dan
Cox penalaran logis.
Latihan Bethel Maine Model ini menekankan pada
Laboratoris perkembangan keterampilan antar
pribadi dan kelompok melalui
kesadaran dan keluwesan pribadi.
Penelitian Donald Model ini dirancang untuk
Yurisprudensial Olever pembelajaran kerangka acuan
James P. jurisprudensial sebagai cara berpikir
Shaver dan penyelesaian isu-isu sosial.
Bermain Peran Fainie Shafel Modelpembelajaran ini dirancang
George untukmempengaruhi peserta didik agar
Fhafel menemukan nilai-nilai pribadi dan
sosial. Prilaku dan nilai-nilainya
diharapkan peserta didik menjadi
sumber peneluan berikutnya.
Simulasi Sosial Sarene Model ini dirancang untuk membantu
Bookock peserta didik agar mengalami
Harold bermacam-macam proses dan
kenyataan sosial, dan untuk menguji
reaksi peserta didik serta untuk
memperoleh konsep keterampilan
perbuatan dan keputusan.
Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini, yaitu :
a. Fase mesin pengajaran
b. Penggunaan mesin
c. Pengajaran berprogram
d. Operant conditioning and operant reinforcement
a. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim,
masing masing terdiri atas 4 atau 5 anggota. Tiap kelompok memiliki
anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun
kemampuan ( tinggi, sedang, rendah ).
c. Secara individual atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu akan
mengevaluasi untuk mengetahui penguasaan mereka terhadap bahan
akademik yang telah dipelajari.
d. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap
bahan ajar, dan kepada siswa secara individual atau tim yang meraih
prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
Kadang kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika
mampu meraih suatu criteria atau srandar tertentu.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama
sampai tahap akhir pembelajaran.