Anda di halaman 1dari 296

Pelatihan Dasar KSR

Panduan Fasilitator/Pelatih
PELATIHAN DASAR KSR
PANDUAN PELATIH / FASILITATOR

2008
Pelatihan Dasar KSR
Panduan Fasilitator/Pelatih
Edisi I. Jakarta: JANUARI 2008

Edisi Pertama : Juli 2008


Hak Cipta Markas Pusat Palang Merah Indonesia

Pengarah :
dr. Hj. Ulla Nuchrahwaty Usman, MM

Penyusun :
Juliati Susilo (PMI PUSAT)
Nur Salam AS (PMI PUSAT)
Rina Utami (PMI PUSAT)
Dheni Prasetyo (PMI PUSAT)
Doddy Alfitra (PMI PUSAT)
Asep Mulyadi (PMI PUSAT)
Puji Astuti (PMI PUSAT)
Achmad Djaelani (PMI PUSAT)
Fajar Sumirat (PMI PUSAT)
Fitriana Sidikah (PMI PUSAT)
Dewi Ayu Pratiwi (PMI PUSAT)
Putu Suriawan (PMI PUSAT)
Lilis Wijaya (PMI PUSAT)
Rafiq Anshori (PMI PUSAT)
Dedeh Suryani (PMI PUSAT)
Robert Simatupang (PMI PUSAT)
Abidin (PMI DAERAH JAWA BARAT)
Aini Mariam (R.S PMI BOGOR)
Allan Darwis (TSR PMI)
Arna Ferajuanie (PMI DAERAH JAWA TIMUR)
Budi Suharjo (PMI DAERAH BALI)
David Sidabutar (TSR PMI)
Erlan Suherlan (PMI DAERAH JAWA BARAT)
Euis Komalasari (PMI DKI JAKARTA)
Haryo Teguh (PMI DAERAH JAWA TENGAH)
Hidayatul Irwan (PMI DAERAH SUMATERA BARAT)
Mesdiono (PMI DAERAH KALIMANTAN TIMUR)
Seven Audi Sapta (PMI DI YOGYAKARTA)

Kontributor :
Arifin Muh. Hadi (PMI Pusat)
Lita Sarana (PMI PUSAT)
Marlina Suriawan, DraPMI PUSAT
Aswi Nugroho, DraPMI PUSAT

Desain & Layout :


Asep Miptun
Fajar Bakri

Editor :
Relawan PMI Cab. Kab Bogor
Fajar Bakri ( PMI Daerah Sulawesi Selatan )

ISBN : 978 979 3575 22 - 3

International Federation
of Red Cross and Red Crescent
KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Dalam rangka pembinaan dan Pengembangan sumberdaya manusia PMI untuk mendukung
pelaksanaan tugas Palang Merah Indonesia yang cepat, tepat dan terkoordinir, maka Korps
Sukarela ( KSR ) PMI perlu diarahkan pembinaannya secara lebih konkrit agar mampu
menjadi pelaksana dilapangan dengan mutu keterampilan teknis pelayanan yang tinggi
serta berdedikasi.

Buku ini merupakan Panduan Pelatih/Fasilitator pada Pelatihan KSR Dasar yang telah
disesuaikan dengan arah pengembangan KSR yang diharapkan. Dengan hadirnya buku ini
diharapkan didapat kesamaan bahasa dikalangan Pelatih/Fasilitator sehingga diperoleh
pula kesamaan keterampilan Dasar KSR PMI diseluruh Indonesia.

Panduan ini lebih bersifat memberikan arah bagi Pelatih / Fasilitator terhadap alur
pembelajaran dari setiap pokok bahasan/sub pokok bahasan materi saja. Oleh karena itu ,
Pelatih /Fasilitator selain perlu memiliki Panduan ini, maka perlu juga membaca dan
mempelajari Buku Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar yang memuat materi-materi
secara lebih lengkap dari setiap pokok bahasan terbitan Markas Pusat PMI tahun 2007.

Diharapkan kepada para Pelatih/Fasilitator PMI untuk menerapkan panduan ini pada
penyelenggaraan Pelatihan KSR Dasar. Dalam implementasinya masih terbuka bagi para
Pelatih/Fasilitator untuk menambahkan Muatan Lokal sesuai kondisi daerah masing-
masing, dengan catatan tidak mengurangi materi standar yang sudah ditetapkan.

Terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh PMI Daerah dan PMI Cabang, dalam hal ini
Pengurus staf dan Relawan termasuk staf Kantor Pusat yang telah memberikan kontribusi
dan komitmennya dalam Pembinaan dan Pengembangan KSR PMI di Indonesia.

Jakarta, Juli 2008


Pengurus Pusat
PALANG MERAH INDONESIA
Ketua Bidang Penguatan Sumber Daya PMR dan Relawan,

Dr. Hj. Ulla Nuchrawaty Usman, MM


DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Silabus Pelatihan KSR Dasar

BAB I : BINA SUASANA 1


1. Modul
BAB II : GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH
1. Komp etensi 3
2. Silabus 4
3. Modul
a. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 9
b. Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 13
c. Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional 17
d. Hukum Perikemanusiaan Internasional 21
e. Kode Perilaku (Code of Conduct) & Panduan Keselamatan (Safer Access) 25
BAB III : ORG ANISASI PALANG MERAH INDONESIA
1. Komp etensi 29
2. Silabus 29
3. Modul
a. Landasan Hukum 31
b. Sistem dan Struktur , misi dan Visi Renstra 35
c. Hak dan Kwajiban KSR dalam Organisasi 39
d. Peran KSR dalam Pengembangan sumber daya 43
e. Peran KSR dalam Pengembangan Citra O rganisasi 47
f. Peran KSR Dalam Pelayanan Organisasi 49

BAB IV : PERTO LONGAN PERTAMA


1. Komp etensi 53
2. Silabus 63
3. Modul
a. Dasar Pertolongan Pertama 75
b. Anatomi 79
c. Penilaian Penderita 83
d. BHD 91
e. Pendarahan dan Syok 97
f. Jaringan Lunak 103
g. Patah Tulang / cidera sistem otot dan rangka 109
h. Luka Bakar 113
i. Pemindahan 117
j. Kedaruratan Medis 121
k. Keracunan 127
l. Incid ent Command System dan Triage 131
BAB V : PERAWATAN KELUARGA
1. Komp etensi 135
2. Silabus 136
3. Modul
a. Dasar / Prinsip Kerja Pelaku PK 139
b. Kesehatan Dasar/Kebersihan 143
c. Persiapan merawat orang sakit 147
d. Gejala Penyakit 163
e. Perawatan pada lansia 169
BAB VI : KESEHATAN REMAJA
1. Komp etensi 173
2. Silabus 174
3. Modul
a. HIV/AIDS 175
b. Kesehatan dan Reproduksi 179
c. Kebijakan dan peran PMI dalam Pendekatan PRS 183
BAB VII : PENGANTAR MANAJEMEN BENCANA
1. Komp etensi 187
2. Silabus 188
3. Modul
a. Pengertian Risiko Bencana dan Kerentanan 189
b. Siklus Bencana dan Fase Manajemen Bencana 197
c. Pengantar Tanggap Darurat 201

BAB VIII : ASSESSMENT


1. Komp etensi 205
2. Silabus 205
3. Modul 206
BAB IX : PENAMPUNGAN SEMENTARA
1. Komp etensi 213
2. Silabus 213
3. Modul 215

BAB X : DAPUR UMUM


1. Komp etensi 219
2. Silabus 220
3. Modul 221
BAB XI : LOGISTIK DAN DISTRIBUSI
1. Komp etensi 227
2. Silabus 228
3. Modul
a. Pengantar Logistik 229
b. Pengantar Distribusi 223
BAB XII : RESTORING FAMILY LINKS ( RFL )
1. Komp etensi 237
2. Silabus 237
3. Modul 238
BAB XIII : PENGANTAR PROGRAM BERBASIS MASYARAKAT
1. Komp etensi 243
2. Silabus 244
3. Modul
a. Pengantar Program Berbasis masyarakat 245
b. Teknik Penyuluhan 251
BAB XIV : KEPEMIMPINAN
1. Komp etensi 255
2. Silabus 256
3. Modul 257
BAB XV : AIR DAN SANITASI ( WATSAN )
1. Komp etensi 269
2. Silabus 270
3. Modul
a. Pengantar Pelatihan AIR dan Sanitasi 271
b. Participatory Hygiene and Sanitation Transformation (PHAST) 279
SILABUS PELATIHAN DASAR KSR

BINA SUASANA 2 x 45

GERAKAN PM DAN BSM


1. Sejarah gerakan
2. Lambang
3. Prinip Dasar 13 x 45
4. HPI
5. Kode Perilaku (Code Of conduct) & Panduan
Keselamatan (Safer Access)

PALANG MERAH INDONESIA


1. Organisasi Palang Merah Indonesia
2. Sistem dan Struktur Organisasi PMI 8 x 45
3. Visi dan Misi PMI
4. Kedudukan & Peran Relawan Dalam Organisasi

PERTOLONGAN PERTAMA 30 x 45

PERAWATAN KELUARGA 10 x 45

KESEHATAN REMAJA 5 x 45

PENANGANAN BENCANA 22 x 45
1. Pengantar Manajemen Bencana 5 x 45
2. Assessment 4 x 45
3. Penampungan Sementara/Pengungsian 3 x 45
4. Dapur Umum 5 x 45
5. Logistik 5 x 45

RESTORING & FAMILY LINKS 5 x 45

PENGANTAR PROGRAM BERBASIS MASYA-


4 x 45
RAKAT/COMMUNITY BASED PROGRAMME

KEPEMIMPINAN 10 x 45

AIR DAN SANITASI (WATSAN) 3 x 45

SIMULASI LAPANGAN 8 x 45

120 x 45
Panduan Fasilitator Bina Suasana / Modul I

Modul I
Panduan Fasilitator
Bina Suasana
A. Proses Identifikasi Harapan Pelatihan
1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing masing
2 potongan.
2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami
tersebut, apa yang mereka harapkan dalam mengikuti pelatihan ini.
a. Potongan origami - 1 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan penyelenggaraan
b. Potongan origami - 2 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan materi dan fasilitator
pelatihan.
Penulisan harapan dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas.
c. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami
yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada
tempat yang telah tersedia.
d. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai harapan
umum pembelajar.

B. Proses Penyusunan Norma Pelatihan


1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing-masing 2
potongan.
2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami
tersebut, hal-hal apa yang sebaiknya mereka lakukan dan hal-hal yang sebaiknya tidak
dikerjakan.
a. Potongan origami - 1 : Hal-hal yang boleh dilakukan.
b. Potongan origami - 2 : Hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
3. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami
yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada tempat
yang telah tersedia.
4. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai
kesepakatan umum pembelajar. Kemudian tetapkan sebagai Norma pelatihan yang harus
diikuti oleh seluruh pembelajar, fasilitator dan penyelenggara pelatihan.

C. Proses identifikasi PSK (Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan) Pembelajar


1. Bagilah 1 lembar kertas tempel (post-it) berukuran kecil (5 cm x 2 cm) kepada seluruh
pembelajar.
2. Jelaskan kepada pembelajar bahwa selama pembelajaran ini kita akan mempelajari
banyak hal yang terkait dengan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI.
3. Mintalah pembelajar untuk mengintrospeksi diri sejauh mana kedalaman pemahaman dan
posisi PSK mereka terhadap Kegiatan Pelatihan Logistik dan Distribusi Bantuan PMI.
4. Berdasarkan hasil introspeksi tersebut, mintalah pembelajar untuk menempatkan kertas
post-it pada gambar pohon PSK.

1
Panduan Fasilitator Bina Suasana / Modul I

5. Fasilitator merangkum harapan-harapan pembelajar serta menuliskan pada flipchart


pokok-pokok bahasan yang diperlukan untuk memenuhi harapan dan proses pembelajaran
tersebut.

D. Rangkuman
l Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang
disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana memotivasi
diri dalam proses pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Contoh tampilan Norma Pelatihan :

Contoh tampilan Contoh tampilan


Identifikasi Pohon PSK : Identifikasi Harapan Pelatihan :

2
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Modul II
Panduan Fasilitator
Gerakan dan HPI
Kompetensi Gerakan & HPI
Bagi KSR Dasar

Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang Gerakan dan HPI

Kompetensi Inti Gerakan :


Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam Gerakan Palang Merah &
Bulan Sabit Merah Internasional

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan


M e
l m i l i k i Mempunyai
l pengetahuan Mampu
l menjadi nara
pemahaman yang yang memadai tentang sumber tentang Gerakan
memadai tentang sejarah Gerakan Palang dan HPI
Gerakan, Prinsip - Merah & Bulan Sabit Merah Mampu menjelaskan
l
prinsip Dasar Internasional. tentang Lambang, aturan
Gerakan dan niai - Mempunyai pengetahuan
l penggunaan/penyalahgu
nilai kemanusiaan tentang Lambang Palang naanya
Memiliki semangat
l Merah & Bulan Sabit Merah Mampu menerapkan
l
dan komitmen yang Internasional beserta Prinsip - prinsip Dasar
tinggi untuk bekerja aspek - aspek yang Gerakan dalam
dalam bidang terkandung didalamnya kehidupan sehari - hari
kemanusiaan Mempunyai pengetahuan
l dan saat bekerja dalam
bersama Gerakan dan pemahaman yang bidang kemanusiaan
Palang Merah memadai tentan Prinsip - Mampu menerapkan kode
l
M e m i l i k i
l prinsip Dasar Gerakan etik pemberian bantuan
p e m a h a m a n Palang Merah & Bulan Sabit kemanusiaan dalam
tentang mandat Merah Internasional. operasi PMI
serta visi dan misi Mempunyai pengetahuan
l Mampu melakukan
l
PMI dasar yang memadai tindakan - tindakan yang
t e n t a n g H u k u m diperlukan untuk dapat
Perikemanusiaan bekerja dengan lebih
Internasional aman pada kondisi
Mempunyai pengetahuan
l bencana/konflik.
dasar tentang kode etik
pemberian bantuan
kemanusiaan
Mempunyai pengetahuan
l
dasar tentang aspek -
aspek yang diperlukan
untuk mendapatkan akses
yang lebih aman dalam
penyelenggaraan bantuan
kemanusiaan

3
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Silabus Gerakan & HPI Bagi KSR Dasar

Sub Sumber
Pokok Tujuan Alokasi
Pokok Metodologi Media Belajar /
Bahasan Pembelajaran Waktu
Bahasan Referensi

Gerakan Sejarah
l Mengetahui
l Ceramah 2 x 45' LCD/OHP Buku
Palang Gerakan dan dapat Curah Flipchart Panduan
Merah & Palang menjelaskan pendapat Board Diseminasi
Bulan Merah & sejarah Diskusi Bahan 1&2
Sabit Bulan Sabit berdirinya kelompok presenta
Merah Merah Gerakan dan si
Internasio Internasion mengetahui
nal al para tokoh
pendiri
Gerakan

Komponen
l Mengetahui
l
Gerakan tentang
komponen
Gerakan,
peran dan
mandat
masing -
masing
komponen
Gerakan

Lambang Sejarah
l Mengetahui
l Studi kasus 3 x 45' LCD/OHP Buku
lambang dan Ceramah Flipchart Panduan
Palang memahami Curah Board Diseminasi
Merah & sejarah dan pendapat Bahan 1&2
Bulan Sabit asal usul presentas
Merah lambang serta i
arti lambang

Fungsi
l Mengetahui
l
pengguna- dan mampu
an lambing membedakan
fungsi
lambang, baik
sebagai tanda
pengenal
maupun tanda
perlindungan

4
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

lPenyalahgu- lMengetahui
naan maksud dari
lambang penyalahguna-
an lambang
dan dapat
mengindentifi-
kasi berbagai
penyalahguna-
an lambang

Prinsip Definisi
l dan Mengetahui
l Studi kasus 3 x 45' LCD/OHP Buku
Dasar batasan dan Ceramah Flipchart Panduan
Gerakan norma - memahami Curah Board Diseminasi
norma definisi dan pendapat Bahan 1&2
Prinsip batasan norma presentas
Dasar - norma i
Gerakan Prinsip Dasar
Gerakan serta
makna dan
kategori
Prinsip -
prinsip Dasar
Hubungan
l Gerakan
antar
ketujuh Memahami
l dan
Prinsip dapat
Dasar menyebutkan
Gerakan prinsip
substantif,
turunan dan
organis dalam
Prinsip Dasar
Gerakan serta
dapat
menjelaskan
korelasi atau
hubungan di
antara ketujuh
Prinsip Dasar
Gerakan
Penerapan
l Dapat
l
Prinsip menerapkan
Dasar Prinsip Dasar
Gerakan Gerakan dalam
dalam setiap aktifitas
aktifitas kepalangmera
kepalang- han, baik
merahan dalam situasi
damai maupun
konflik

5
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Hukum Sejarah
l HPI Mengetahui
l Studi kasus 4 x 45' LCD/OHP Buku
Perikema- dan Ceramah Flipchart Panduan
nusiaan memahami Curah Board Diseminasi
Internasio kedudukan HPI pendapat Video 1&2
nal sebagai bagian Pemutaran Player Konvensi
dari sejarah Film Genewa
Gerakan dan 1949
mampu
menjelaskan
cikal bakal
tercetusnya
aturan dalam
HPI

Definisi
l dan Mengetahui
l
aturan definisi HPI,
dasar serta memahami
prinsip HPI aturan dasar
dan prinsip HPI

Konvensi
l Mengetahui
l
Genewa dan
dan memahami
Protokol Konvensi
Tambahan Genewa dna
Protokol
Tambahan
serta
penerapan HPI
dalam konflik
bersenjata
Hubungan
l Mengetahui
l
antara HAM dan
dan HPI memahami
serta hubungan HAM
penerapan dengan
dan HPI,dapat
pelanggar- mengidentifika
an HPI si berbagai
pelanggaran
HPI serta
mengetahui
peranan
Palang Merah
dalam
menjamin
penghormatan
terhadap HPI

6
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Code of Mengetahui
l Studi kasus 2 x 45' LCD/OHP Buku
Conduct dan Ceramah Flipchart Panduan
dan Safer memahami Curah Board Diseminasi
Access etika - etika pendapat Video 1&2
dalam Pemutaran Player
penyelenggara Film
an bantuan
kemanusiaan
Mengetahui
l
dan
memahami
cara bekerja
yang lebih
aman dalam
situasi konflik
/ bencana

TOTAL 13 x 45' 1 jam = 45''

7
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

8
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A. Pokok Bahasan:
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

B. Subpokok Bahasan:
l Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
l Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

C. Tujuan Pembelajaran:

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:


1. Dapat mengetahui dan memahami sejarah lahirnya gerakan Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional.
2. Mengetahui para tokoh pendiri gerakan.
3. Mengetahui dan memahami tentang komponen dan badan gerakan.
4. Mengetahui peran dan mandat dari komponen gerakan, ICRC, IFRC dan
Perhimpunan Nasional.
5. Memahami persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional di suatu Negara.
6. Dapat memahami sekilas tentang sejarah berdirinya PMI.

D. Waktu:
2 x 45 menit

E. Media:
Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Film, Leaflet

F. Metode:
Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Pemutaran film

G. Proses Pembelajaran:
1. Pengantar:
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang
bersifat persahabatan.
c. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan salah satu aktivitas yang kreatif untuk
membuat pancingan dari pemahaman peserta terhadap materi yang akan disampaikan.
Pola ini untuk merespon keseriusan peserta terhadap materi. Selain itu, pola ini juga
bisa dikemas dalam bentuk tanya jawab ringan untuk menguji kemampuan awal
peserta. Pada sesi ini, Fasilitator dapat memutar film 'Where the Street Have No Name'
untuk menjadi bahan tanya jawab.

2. Kegiatan Pembelajaran:
a. Pada sesi ini fasilitator secara langsung memberikan penjelasan materi dengan metode
ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang:
Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, antara
lain meliputi:
l Perang Solferino
l Jean Henry Dunant dan buku Kenangan dari Solferino yang memuat dua gagasan
penting

9
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

Komite Lima
l
Sejarah Konvensi Jenewa
l
Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
l
l Konferensi International 1863
b. Selanjutnya Fasilitator memberikan penjelasan tentang subpokok bahasan yang kedua,
yaitu mengenai Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,
diantaranya yang mencakup:
l Komponen-komponen Gerakan
l Statuta Gerakan
l Persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional
l Sekilas sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)

3. Penutup:
1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa
dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.
2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l pengertian HPI
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan secara singkat sejarah HPI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan Aturan Dasar HPI
...........................................................................................
...........................................................................................

G. Kunci Materi

1. Dua gagasan penting yang ditulis oleh Henri Dunant dalam bukunya 'Kenangan dari
Solferino' (A Memory of Solferino) mengemukakan ide untuk:
a. Mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari sukarelawan untuk
merawat orang yang terluka pada waktu perang.
b. Mempromosikan kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang terluka
dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status
netral kepada mereka.
2. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terdiri atas tiga Komponen
yaitu:
a. Komite Internasional Palang Merah atau ICRC (International Committee of the Red
Cross)
b. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau IFRC
(International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies)
c. Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau biasa disebut
Perhimpunan Nasional (National Society) saja

10
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

3. Setiap empat tahun sekali, Gerakan membahas berbagai permasalahan kemanusiaan


dalam sebuah Konferensi Internasional yang diselenggarakan di Jenewa dan dihadiri oleh
seluruh komponen Gerakan.

H. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar , terbitan MP PMI 2007


2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross
and Red Crescent Movement, ICRC, Geneva
3. International Committee of the Red Cross, 1998, Mengenal Lebih Jauh Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, ICRC, Geneva.
4. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
5. IFRC, Film Where the Street Have no Name', IFRC, Geneva.

11
12
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A. Pokok Bahasan:
Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

B. Subpokok Bahasan:
1. Sejarah Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
2. Fungsi Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
3. Penyalahgunaan lambang.

C. Tujuan Pembelajaran:

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:

1. Dapat menerangkan tentang makna dan arti lambang serta dapat memahami
sejarah atau asal usul lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional
2. Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lambang, baik sebagai tanda
pengenal maupun tanda perlindungan
3. Mengetahui maksud dari penyalahgunaan lambang dan dapat
mengidentifikasi berbagai penyalahgunaan lambang

D. Waktu:
2 x 45 menit

E. Media:
Poster, OHP/LCD/ Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan
Diskusi, Leaflet

F. Metode:
Ceramah, Studi Kasus, Tanya Jawab

G. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang
bersifat persahabatan.
c. Fasilitator melakukan tanya jawab awal (Pretest) untuk mengetahui kemampuan
awal peserta ajar.
2. Kegiatan Pembelajaran:
a. Setelah fasilitator membuka sesi pengantar, selanjutnya fasilitator
mempresentasikan materi dengan bantuan beberapa media pembelajaran.
b. Fasilitator memberikan penjelasan materi Sejarah lambang diantaranya mencakup:
l Sejarah Lambang
l Alasan pemilihan Lambang Palang Merah
l Asal usul Lambang Bulan Sabit Merah
l Protokol III tentang Lambang Kristal Merah

13
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

c. Fasilitator memberikan contoh beberapa Lambang Perhimpunan Nasional yang


pernah ada serta memberikan penjelasan singkat beberapa lambang perhimpunan
nasional yang mempunyai keistimewaan dalam sejarahnya (Turki, Iran, Israel, dan
lain-lain).
d. Fasilitator meminta kepada peserta (1 atau 2 orang) untuk memberikan pendapat
mengenai pandangan keliru dari masyarakat bahwa lambang palang merah
merupakan simbol keagamaan.
e. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai Fungsi Lambang melalui media
poster/ OHP, diantaranya:
l Pengaturan lambang
l Tanda Perlindungan
l Tanda Pengenal
f. Fasilitator menjelaskan mengenai Penyalahgunaan Lambang, diantaranya:
l Kewajiban negara mengesahkan peraturan untuk melindungi lambang
l Peniruan (imitation)
l Penggunaan yang tidak tepat (usurpation)
l Penggunaan yang melanggar ketentuan/pelanggaran berat (perfidy/grave
misuse)
l Pelatih memberikan beberapa contoh mengenai penyalahgunaan lambang
dengan menggunakan media poster, foto, OHP, produk komersial, dan lain-lain.
g. Fasilitator memberikan penjelasan mengapa Lambang menjadi hal yang sangat
berarti bagi gerakan dalam menjalankan aktifitas kemanusiaannya pada saat perang
maupun damai.
3. Penutup:
a. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini
bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l empat lambang Gerakan
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang disertai contoh
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

1. Lambang Palang Merah berbentuk palang sejajar yang saling menyilang dan berada diatas
dasar putih; memiliki status netral, bukan merupakan simbol keagamaan atau politik, dan
diadopsi sebagai kebalikan dari bendera Swiss (palang putih berlatar belakang merah).
2. Lambang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tanda pengenal yang dikenakan pada masa
damai dan sebagai tanda perlindungan yang dikenakan pada masa konflik.
3. Peserta Konvensi Jenewa memiliki suatu kewajiban untuk membuat aturan hukum sebagai
upaya perlindungan terhadap penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan.
Pelanggaran atas Lambang dikenakan sanksi hukum yang berlaku.

14
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

I. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar 2007


2. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999,
Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan,
Jakarta.
3. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross
and Red Crescent Movement, ICRC, Geneva.
4. International Committee of the Red Cross, 2005, Protocol Additional to the Geneva
Conventions of 12 August 1949 and Relating to the Adoption of an Additional Distinctive
Emblem (Protocol III). ICRC, Geneva.
5. International Committee of the Red Cross,1991, Regulation on the Use of the Emblem of
the Red Cross or the Red Crescent by the National Societies, ICRC, Geneva, 1991.
6. Palang Merah Indonesia, 2006, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Palang Merah
Indonesia tahun 2004 2009, Markas Pusat PMI, Jakarta. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang
Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

15
16
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A. Pokok Bahasan:
Prinsip Dasar Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional

B. Subpokok Bahasan:
1. Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip
2. Makna dan Kategori Prinsip
3. Hubungan Antarketujuh Prinsip
4. Penerapan Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan

C. Tujuan Pembelajaran:

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:

? Dapat memahami sejarah, definisi dan batasan norma-norma Prinsip Dasar, serta
makna dan kategori Prinsip.
? Memahami dan dapat menyebutkan prinsip substansif, turunan dan organis
dalam prinsip dasar gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di
antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah.
? Dapat menerapkan prinsip dasar dalam setiap aktivitas kepalangmerahan, baik
dalam situasi damai maupun konflik

D. Waktu:
2 x 45 menit

E. Media:
Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/Slide, Flipcard Board, Film, Leaflet

F. Metode:
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, simulasi/permainan, Pemutaran Film

G. Proses Pembelajaran:
1. Pengantar:
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang
bersifat persahabatan.
c. Fasilitator mengajak peserta untuk memainkan simulasi atau permainan Tujuh Prinsip.
Setelah melakukan permainan, fasilitator meminta pendapat peserta yang sekaligus
dapat menjadi alat ukur pengetahuan awal peserta tentang Tujuh Prinsip. Selanjutnya
fasilitator menjelaskan makna dari Tujuh Prinsip secara rinci dengan memberikan
contoh-contoh dalam kehidupan nyata (contoh pelaksanaan dalam kegiatan atau tugas
KSR).
2. Kegiatan Pembelajaran:
Setelah fasilitator mengukur pengetahuan dasar peserta tentang Tujuh Prinsip lewat
simulasi/pemainan, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi dengan
metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang:
l Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip
l Makna dan kategori serta Hubungan antarprinsip
l Implementasi Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan

17
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

3. Penutup:
a. Sebelum menutup sesi, Fasilitator dapat memutar Film kartun Helpman atau the
Principles to Action. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang pokok
bahasan yang disajikan dengan mengacu pada tujuan Pembelajaran.
b. Untuk menyimpulkan materi diharapkan peserta berperan aktif. Salah satu caranya
adalah menunjuk satu hingga 3 peserta untuk menyampaikan beberapa kesimpulan
berdasarkan pemahaman mereka.
c. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Contoh :

Permainan Tujuh Prinsip

Cara 1:
Pada permainan ini, peserta membentuk 3-5 kelompok. Setiap kelompok akan
mendapatkan potongan kertas yang masing-masing berisi salah satu dari
ketujuh Prinsip Dasar. Potongan kertas lainnya berisi implementasi dari setiap
Prinsip Dasar yang ada. Mintalah setiap kelompok untuk mencocokan mana
implementasi kegiatan yang sesuai dengan masing-masing Prinsip yang ada.

Cara 2:
Pada permainan ini, setiap peserta masing-masing akan mendapatkan satu
potongan kertas yang masing-masing berisi satu Prinsip Dasar atau
implementasi kegiatan. Mintalah seluruh peserta untuk berbaur dan pada
hitungan tertentu peserta harus memilih pasangannya yang sesuai antara
Prinsip Dasar dan implementasinya.

Permainan diatas adalah contoh dari permainan Tujuh Prinisp. Fasilitator dapat membuat
model permainan lain sesuai kreatifitas masing-masing.

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l secara lengkap dan benar, yang termasuk dalam Tujuh Prinsip
Dasar Gerakan PM/BSM
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan kategori Prinsip Dasar dan Jelaskan secara singkat hubungan
antarprinsip
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan contoh kegiatan kepalangmerahan yang merupakan
implementasi dari Tujuh Prinsip Dasar
...........................................................................................
...........................................................................................

18
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

H. Kunci Materi
1. Kata 'Prinsip' berasal dari bahasa Latin 'principium' yang berarti penyebab utama, asal atau
dasar yang dapat berarti suatu aturan-aturan dasar yang mengekspresikan nilai-nilai dasar
suatu kelompok komunitas yang tidak berubah-ubah dalam keadaan apapun.
2. Ketujuh Prinsip Dasar Gerakan yaitu:
l Kemanusiaan
l Kesamaan
l Kenetralan
l Kemandirian
l Kesukarelaan
l Kesatuan
l Kesemestaan
3. Prinisp dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
a. Prinsip substantif/utama (Kemanusiaan dan Kesamaan),
b. Prinsip derivatif/turunan (Kenetralan dan Kemandirian), dan
c. Prinsip organis (Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan).
4. Setiap Prinsip memiliki makna yang masing-masing diimplementasikan dalam setiap
kegiatan kepalangmerahan.

I. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007


2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross
and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva.
3. IFRC, Film Helpman, IFRC, Geneva.
4. IFRC, Film Principles to action, IFRC, Geneva.
5. Muin, Umar, 1999, Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,
PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
6. PMI Statutes
7. Pictet, Jean S, 1956, Red Cross Principles, ICRC, Geneva.
Pictet, Jean S. 1979, The Fundamental Principles of the Red Cross: Commentary, Henry
Dunant Institute, Geneva.

19
20
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A. Pokok Bahasan:
Hukum Perikemanusiaan Internasional

B. Subpokok Bahasan:
1. Sejarah terciptanya HPI
2. Definisi dan Aturan Dasar, serta Prinsip HPI
3. Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan
4. Hubungan antara HAM dan HPI

C. Tujuan Pembelajaran:

Pada Pokok Bahasan ini peserta diharapkan:

1. Dapat menjelaskan kedudukan HPI sebagai bagian dari sejarah gerakan dan
mampu menjelaskan cikal bakal tercetusnya aturan dalam HPI.
2. Dapat memahami tentang definisi HPI, dari aspek istilah maupun definisi dan
menjelaskan tentang aturan dasar serta prinsip HPI.
3. Memahami dan menjelaskan tentang Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan
serta memahami pemberlakuan HPI dalam situasi sengketa bersenjata
Internasional dan non Internasional.
4. Dapat mengidentifikasi perbedaan antara HPI dan HAM

C. Waktu:
3 x 45 menit

D. Media:
Poster, OHP, LCD Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Simulasi, Film,
Leaflet

E. Metode:
Ceramah, Studi Kasus, Diskusi Kelompok, Pemutaran Film,

F. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang
bersifat persahabatan.
c. Fasilitator menunjukkan gambar/poster/berita tentang konflik dan meminta
pendapat peserta. Dapat dilakukan tanya jawab ringan sebagai alat ukur pengetahuan
umum peserta tentang topik yang akan dibahas.

2. Kegiatan Pembelajaran:
d. Setelah Fasilitator memberikan pengantar pelatihan dan mengukur pengetahuan
dasar peserta ajar, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi
diantaranya:
1. Definsi
2. Intisari HPI
3. Istilah
4. Hukum Jenewa dan Hukum Den Haag

21
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

e. Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta ajar tentang Aturan Dasar prinsip
HPI diantaranya:
1. Prinsip (prinsip pembedaan, prinsip pencegahan penderitaan yang tidak perlu,
prinsip proporsionalitas).
2. Aturan Dasar.
f. Fasilitator menjelaskan Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 1977.
g. Sebelum melanjutkan pada sesi diskusi kelompok, fasilitator menjelaskan hubungan
antara HPI dan HAM
h. Fasilitator kemudian memutar film Bertempur Secara Benar untuk memberikan
penjelasan lebih menarik. (15 menit)
i. Fasilitator meminta satu sampai tiga orang peserta untuk memberikan pendapat
mengenai isi dari film tersebut. ( 5 menit).
j. Setelah seluruh materi disampaikan, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan
fasilitator adalah:
l Bentuklah forum diskusi kelompok.
l Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok diskusi sesuai dengan jumlah
peserta.
l Berilah nama pada setiap kelompok sesuai dengan nama para tokoh pendiri
gerakan palang merah atau nama dari prinsip dasar gerakan. Contoh: Kelompok
Henry Dunant atau kelompok Kenetralan,dst.
l Berikanlah soal studi kasus dalam bentuk tulisan pada lembaran kertas untuk
dikerjakan oleh kelompok masing-masing.
l Berikanlah waktu kurang lebih 15-20 menit untuk mengerjakan studi kasus.
l Arahkanlah kepada setiap kelompok agar mencari tempat yang representatif
untuk menyelesaikan tugas (tidak harus berada dalam kelas).
l Setelah selesai, setiap kelompok tampil ke depan untuk mempresentasikan hasil
kerjanya. Pada sesi presentasi ini, kelompok lain diharapkan dapat berperan aktif
untuk bertanya, menyanggah pendapat, atau bahkan memberikan masukan yang
berarti.
l Kemaslah diskusi kelompok ini menjadi lebih menarik dengan menggunakan
berbagai media penunjang diskusi. Misalkan, karton manila dan perangkat alat
tulis warna, gambar atau poster HPI, serta berbagai alat lainnya yang dapat
digunakan oleh peserta.

3. Penutup:
1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini
bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.
2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

Latihan dan Evaluasi


Sebutkan
l pengertian HPI
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan secara singkat sejarah HPI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan Aturan Dasar HPI
...........................................................................................
...........................................................................................

22
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

H. Kunci Materi

1. Hukum Perikemanusiaan Internasional adalah cabang dari Hukum Internasional yang berisi
ketentuan mengenai perlindungan bagi korban perang dan mengenai pembatasan atas alat
(sarana) dan metode (cara) bertempur dalam sengketa bersenjata internasional atau pun
internasional.
2. Konvensi-konvensi Jenewa 1949 terdiri atas:
a) Konvensi Jenewa I : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang yang terluka
dan sakit di medan pertempuran darat.
b) Konvensi Jenewa II : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang di laut
yang terluka, sakit dan korban kapal karam.
c) Konvensi Jenewa III: tentang perlakuan terhadap tawanan perang.
d) Konvensi Jenewa IV: tentang perlindungan orang-orang sipil di waktu perang.
3. Protokol-protokol Tambahan 1977 terdiri atas:
a) Protokol Tambahan I: perlindungan korban sengketa bersenjata internasional,
b) Protokol Tambahan II: perlindungan korban sengketa bersenjata non-internasional.
4. Selain perjanjian-perjanjian internasional tersebut, instrumen HPI juga meliputi:
1) Konvensi Den Haag 1907; tentang penggunaan alat dan cara bertempur,
2) Konvensi Den Haag 1954; tentang perlindungan terhadap benda budaya pada masa
sengketa bersenjata,
3) Konvensi Senjata Kimia 1993; tentang pelarangan senjata kimia,
4) Konvensi Ottawa 1997; tentang pelarangan ranjau darat antipersonel,
5) Statuta Roma 1998; tentang pembentukan mahkamah pidana internasional.

I. Referensi:

1. Direktorat Jenderal Hukum Perundang-undangan Departemen Kehakiman, 1999,


Terjemahan Konvensi Jenewa tahun 1949, Departemen Hukum dan Perundang-undangan,
Jakarta.
2. International Committee of the Red Cross, 1994, Handbook of the International Red Cross
and Red Crescent Movement, ICRC & Federation, Geneva.
3. International Committee of the Red Cross,1999, Pengantar Hukum Humaniter, ICRC,
Jakarta.
4. International Committee of the Red Cross, 2002, International Humanitarian Law, Answer
to Your Question, ICRC, Geneva.
5. ICRC, Film 'Fighting by the Rules' , ICRC, Geneva

23
24
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

A. Pokok Bahasan:
Kode Prilaku (Code of Conduct) dan Panduan Keselamatan (Safer Access)

B. Subpokok Bahasan:
1. Kode Etik/kode perilaku
2. Merumuskan mandat
3. 7 Pilar
4. Meningkatkan keamanan personel Palang Merah (resiko = ancaman x kerentanan)
5. Manajemen keamanan (mencegah / mengurangi resiko, membatasi kerusakan)

C. Tujuan Pembelajaran:

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan:

1. Mengetahui dan memahami etika - etika dalam penyelenggaraan bantuan


kemanusiaan
2. Mengetahui dan memahami cara bekerja yang lebih aman dalam situasi
konflik/bencana

D. Waktu:
2 x 45 menit

E. Media:
OHP, LCD Projector, Flipcard Board, Film

F. Metode:
Ceramah, Studi Kasus, Tanya jawab, Simulasi/ permainan, Pemutaran film

G. Proses Pembelajaran:

1. Pengantar:
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.

2. Kegiatan Pembelajaran:
l Fasilitator membagi peserta dalam kelompok (2 3 kelompok) untuk melakukan diskusi
kelompok.
l Minta kepada masing masing kelompok untuk berdiskusi dan mengindentifikasi kode
etik dalam pemberian bantuan kemanusiaan (sesuai dengan pemahaman peserta).
l Fasilitator menyampaikan materi tentang Code of Conduct dan memberikan contoh
contoh penerapan Code of Conduct dalam operasi kemanusiaan Palang Merah
Indonesia.
l Selanjutnya fasilitator menyajikan materi tentang Safer Access (sebelum sampai pada
7 Pilars, berhenti).
l Kemudian minta kepada peserta untuk kembali dalam kelompok semula untuk
melakukan diskusi.
l Minta kepada peserta untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi hal hal apa saja yang
perlu disiapkan dan dilakukan agar dapat melakukan kegiatan pelayanan

25
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

kemanusiaan yang lebih aman baik dalam situasi bencana maupun konflik.
lSelanjutnya Fasilitator meminta peserta membuat kelompok dan melakukan simulasi
atau permainan peran.

3. Penutup:
1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa
dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.
2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

Apa
l yang kamu ketahui tentang code of conduct
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan isi dari code of conduct
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan 7 pilar safer access
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

1. Code of Conduct merupakan hasil kesepakatan 7 badan kemanusiaan internasional besar:


ICRC, IFRC, Caritas International, International Save the Children, Lutheran World
Federation, Oxfam, dan World Council of Churches dalam pemberian bantuan
kemanusiaan.

2. Terdiri dari 10 Prinsip Dasar tentang operasi kemanusiaan dan 3 annex yang mengatur
hubungan badan kemanusiaan dengan pemerintah lokal, negara donor dan organisasi
antarnegara.

3. Isi Code of Conduct :


a) Kewajiban kemanusiaan adalah prioritas utama.
b) Bantuan diberikan tanpa pertimbangan ras, kepercayaan ataupun kebangsaan dari
penerima bantuan ataupun pembedaan dalam bentuk apapun. Prioritas bantuan
ditentukan berdasarkan oleh kebutuhan semata.
c) Bantuan tidak boleh digunakan untuk kepentingan politik dan agama
d) Kita hendaknya tidak menjadi alat kebijakan luar negeri pemerintah
e) Kita harus menghormati budaya dan kebiasaan/adat istiadat
f) Kita harus berusaha membangun respons bencana sesuai kemampuan setempat
g) Kita harus berusaha melibatkan penerima bantuan dalam proses manajemen bencana
h) Bantuan yang diberikan hendaknya ditujukan untuk mengurangi kerentanan terhadap
bencana di kemudian hari, di samping juga untuk memenuhi kebutuhan pokok
i) Kita bertanggung jawab kepada pihak yang kita bantu maupun kepada pihak yang
memberi kita bantuan
j) Dalam kegiatan informasi, publikasi dan promosi, kita harus memandang korban
bencana sebagai manusia bermartabat, bukan sebagai obyek tak berdaya.

26
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II

4. Safer access (akses yang lebih aman) adalah suatu konsep / kerangka kerja yang disusun
agar PMI dapat:
l memiliki akses yang lebih baik terhadap masyarakat yang terkena dampak konflik
melakukan operasinya dengan lebih aman dalam situasi konflik. Kerangka kerja ini
berisi pedoman operasional bagi PMI sebagai organisasi maupun individu-individu di
dalamnya agar dapat melakukan aktifitasnya dengan lebih aman dalam situasi konflik.
l Tujuh Pilar Safer Access terdiri atas :
- Penerimaan terhadap Organisasi
- Penerimaan terhadap individu dan tingkah laku pribadi
- Identifikasi
- Komunikasi Internal
- Komunikasi Eksternal
- Peraturan Keamanan
- Tindakan Perlindungan

I. Referensi:

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007


2. ICRC database (3.2.5.1 Conflict environment)
3. ICRC, Film Mobile 121 Calling, ICRC, Geneva
4. PMI Statutes
5. Roberts, David Lloyd, 1999, Staying Alive, ICRC, Geneva

27
28
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Modul III
Panduan Fasilitator
Organisasi PMI
Kompetensi KSR Dasar
Materi Organisasi PMI

Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam organisasi Palang Merah Indonesia

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

lMemiliki pengetahuan lMempunyai pengetahuan lMampu menjadi nara


tentang organisasi yang memadai tentang sumber tentang
Palang Merah Indonesia sejarah berdirinya organisasi organisasi PMI.
beserta tugas dan Palang Merah Indonesia. lMemiliki jiwa dan
fungsinya. lMempunyai pengetahuan dan semangat kemanusiaan
lMemiliki semangat dan pemahaman landasan hukum serta menjaga perilaku
komitmen yang tinggi dan mandat organisasi sesuai dengan Prinsip -
untuk bekerja dalam Palang Merah Indonesia. prinsip Dasar Gerakan.
bidang kemanusiaan lMempunyai pengetahuan dan
bersama organisasi pemahaman tentang
Palang Merah Indonesia. kekedudukan KSR dalam
lMemiliki pemahaman organisasi PMI serta
tentang mandat serta memahami fungsi dan tugas
visi dan misi PMI. KSR.

Silabus Organisasi PMI


Bagi KSR Dasar

Pokok Sub Pokok Tujuan Pembelajaran


No Waktu Metode Media
Bahasan Bahasan

1 Organisasi 1. Andasan Mengetahui dan 1 45' Ceramah LCD/ OHP


PMI Hukum memehami landasan Curah Flpchart
hukum organisasi PMI Pendapat Board Bahan
Diskusi Presentasi

2. Struktur, Visi a. Mengetahui dan 1 45' Ceramah LCD/ OHP


& Misi Dan memahami hubungan Curah Flpchart
Renstra antar struktur Pendapat Board Bahan
organisasi PMI dengan Diskusi Presentasi
KSR
b. Mengtahui dan
memahami visi dan
misi PMI
c. Mengetahui dan
memahami pokok
pokok kebijakan dan
Rencana Strategis PMI
tahun 2004 -2009

29
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

2 Peran KSR 1. Hak dan Mengetahui dan 1 45' Ceramah LCD/ OHP
dalam Kewajiban memahami pengertian, Curah Flpchart
Organisasi KSR peran dan posisi KSR Pendapat Board Bahan
dalam organisasi PMi Diskusi Presentasi
LCD/ OHP
2. Peran dalam a. Mengetahui dan 3 45' Ceramah Flpchart
Pengemba- memahami pengertian, Curah Board Bahan
ngan peran dan posisi KSR Pendapat Presentasi
organisasi Dalam pengembangan Diskusi
sumber daya organisasi
b. Peran Relawn dalam
Pengembangan Citra
Organisasi

a. Mengetahui dan 1 45' Ceramah LCD/ OHP


3. Peran dalam memahami lingkup Curah Flpchart
Pelayanan kegiatan pelayanan Pendapat Board Bahan
Organisasi PMI, baik dimasa damai Diskusi Presentas
maupun bencana/ Boklet
konflik. Pengemban
gan

b. Mengetahui dan 1 45' Ceramah LCD/ OHP


memahami peranan Curah Flpchart
KSR dalam pelayanan Pendapat Board Bahan
PMI, Baik dimasa damai Diskusi Presentasi
maupun dimasa
bencana/konflik

30
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A. Pokok Bahasan
Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan


Landasan Hukum

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan


mampu :

1. Mengetahui dan memahami Landasan Hukum yang mengakui keberadaan


organisasi PMI dan Tugas Pokoknya
2. Mengetahui landasaran hukum organisasi PMI dalam menjalankan visi dan
misinya
3. Mengetahui landasan hukum penugasan PMI oleh Pemerintah untuk
melaksanakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD)
4. Mengetahui landasan hukum Penyelenggaraan, pendidikan dan pendirian pos
Pertolongan Pertama oleh PMI

D. Waktu :
1 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

F. Metode :
Ceramah Informatif.

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator menjelaskan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963
serta mengulas sedikit mengenai latar belakang sejarahnya
l Fasilitator menjelaskan AD/ART dan proses penyusunannya
l Fasilitator menjelaskan PP No. 18 Tahun 1980
l Fasilitator menjelaskan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972
l Setiap penjelasan dilanjutkan dengan tanya jawab dari fasilitator dan pembelajar
lainnya.
l Fasilitator mengarahkan peserta untuk dapat berdiskusi secara aktif, berkaitan dengan
semua materi dalam modul ini.

3. Rangkuman :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan
materi terkait.

31
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l dasar hukum penegasan pengakuan pemerintah terhadap PMI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan perbedaan mandat dan penugasan
...........................................................................................
...........................................................................................
Menurut saudara apakah PMI adalah satu satunya organisasi
Kepalangmerahan di Indonesia
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

Sejarah Singkat PMI

Upaya pendirian organisasi Palang Merah Indonesia sudah dimulai semenjak sebelum Perang
Dunia ke II oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan, dimana sebelumnya telah ada organisasi
palang merah di Indonesia yang bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) yang
didirikan oleh Belanda. Tetapi upaya upaya ini masih ditentang oleh pemerintah kolonial
Belanda dan Jepang.

Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, atas instruksi Presiden Soekarno maka
dibentuklah badan Palang Merah Indonesia oleh Panitia 5 (lima).

Keppres No. 25 Tahun 1950

Mengesahkan Anggaran Dasar dari dan mengakui sebagai badan hukum Perhimpunan Palang
Merah Indonesia, menunjuk Perhimpunan Palang Merah Indonesia sebagai satu satunya
organisasi untuk menjalankan pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat menurut
Conventie Geneve (1864,1906,1929,1949)

( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI )

Keppres No. 246 Tahun 1963

Tugas Pokok dan Kegiatan Kegiatan Palang Merah Indonesia yang berazaskan Perikemanusiaan
dan atas dasar sukarela dengan tidak membeda bedakan bangsa, golongan dan faham politik
( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI )

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan konstitusi organisasi di dalam
menjalankan visi dan misi organisasi. Sehingga menjadi suatu kewajiban bagi segenap
komponen organisasi untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ketentuan yang
tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan fungsi dan
kedudukan masing masing komponen dalam organisasi.

32
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI mengatur hal hal sebagai berikut:
1. Nama, waktu, status dan kedudukan
2. Asas dan tujuan
3. Prinsip dasar
4. Lambang dan Lagu
5. Pelindung
6. Keanggotaan
7. Susunan Organisasi
8. Musyawarah dan Rapat
9. Kepengurusan
10. Markas
11. Upaya Kesehatan Transfusi Darah
12. Hubungan dan Kerjasama
13. Perbendaharaan
14. Pembinaan
15. Pembekuan Pengurus
16. Penghargaan
17. Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga

Sebagai lampiran juga terdapat :


1. Lambang ( gambar & penjelasan )
2. Lagu Hymne PMI dan Mars PMI (syair dan notasi nada )
3. Salinan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963
4. Susunan Pengurus Pusat Palang Merah Indonesia Masa Bakti yang berlaku

Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980

PP No. 18 Tahun 1980 adalah keputusan pemerintah yang memberikan tugas khusus kepada
Palang Merah Indonesia untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD).

Kegiatan ini mencakup seleksi donor darah, penyadapan, pengamanan, penyimpanan dan
pendistribusian darah.

PP No. 18 Tahun 1980 ini adalah penugasan dari pemerintah dan bukan mandat asli Palang
Merah.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972, PMI dapat


menyelenggarakan Pertolongan Pertama maupun menyelenggarakan pendidikan Pertolongan
Pertama serta dapat mendirikan pos pertolongan pertama.

H. Referensi :

lKumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007


lKeppres No. 25 Tahun 1950
lKeppres No. 246 Tahun 1963
lAD/ART
lPP No. 18 Tahun 1980
lPeraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972

33
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

34
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A. Pokok Bahasan
Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan


Sistem Struktur, Visi, Misi dan Renstra 2004 - 2009

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, Pembelajar diharapkan


mampu :

1. Mampu memahami hubungan antara struktur organisasi PMI dengan KSR


2. Memahami Visi & Misi PMI
3. Memahami Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI

D. Waktu :
1 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

F. Metode :
Ceramah Informatif.

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator menjelaskan Sistem Organisasi
l Fasilitator menjelaskan Struktur Organisasi
l Fasilitator menjelaskan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI
l Fasilitator menjelaskan Visi & Misi PMI
l Fasilitator menjelaskan Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009
terutama yang berkaitan dengan relawan dan khususnya KSR

3. Rangkuman dan Evaluasi :


l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan
materi terkait.
l kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan materi terkait.

35
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan Visi dan Misi PMI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan dan jelaskan alur komunikasi antara KSR dengan PMI
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

Sistem dan Struktur Organisasi PMI

Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri,
yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia
akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa
membedakan latar belakang korban yang ditolong.

Tujuannya semata - mata hanya untuk mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan
kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah.

Suatu perhimpunan Palang Merah Nasional, yang terikat dengan Prinsip Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, maka PMI jelas merupakan lembaga yang
independen serta berstatus sebagai Organisasi Masyarakat, namun dibentuk oleh Pemerintah
serta mendapat tugas dari Pemerintah.

Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, susunan Organisasi Palang
Merah Indonesia adalah sebagai berikut :
1. PMI Pusat yang dibentuk di Tingkat Pusat.
2. PMI Daerah, yang dibentuk di Tingkat Propinsi.
3. PMI Cabang, yang dibentuk di Tingkat Kota/Kabupaten

PMI Cabang dapat membentuk PMI Ranting yang berada di tingkat kecamatan.

KSR PMI bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara periodik kepada
Pengurus PMI Cabang setempat melalui staf yang bertanggung jawab di bidang pengembangan
relawan.

Struktur organisasi KSR dalam organisasi PMI adalah sebagai berikut :

36
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

1. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI TINGKAT CABANG

STRUKTUR ORGANISASI KSR


DI TINGKAT CABANG

PIMPINAN
PENGURUS
INSTANSI
PMI PUSAT
PUSAT

PIMPINAN
PENGURUS
PMI DAERAH
INSTANSI Garis Komando
PROPINSI Garis Koordinasi

PIMPINAN
PENGURUS
INSTANSI
PMI CABANG
KAB/KOTA

UNIT UNIT UNIT UNIT


Markas Perguruan Masyarakat Instansi

2. STRUKTUR ORGANISASI KSR DI UNIT

Pembina KSR

Pembina Teknis KSR

KOMANDAN KSR
WK.KOMANDAN KSR

SEKERTARIS BENDAHARA

Seksi Seksi Seksi Seksi

A N G G O T A KSR

Garis Komando
Garis Kordinasi

Catatan :
Manajemen kepengurusan Unit diserahkan kepada masing-masing Unit sesuai dengan
kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang telah ada.

37
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Visi dan Misi PMI

Visi PMI :
Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan
dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional.

Misi PMI :
1. Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
2. Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan bencana dan konflik yang berbasis
pada masyarakat.
2. Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat.
3. Pengelolaan transfusi darah secara profesional.
4. Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA.
5. Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.
6. Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara berkesinambungan
disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan karyawan dalam melaksanakan tugas-
tugas kemanusiaan.
7. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna
meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi
dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.

Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009


Pokok- Pokok Kebijakan PMI mencakup lima bidang pelayanan, yang terdiri dari :
1. Penanggulangan Bencana
2. Kesehatan
3. Kesejahteraan Sosial
4. Komunikasi dan Informasi
5. Pengembangan Organisasi
Rencana Strategis PMI mencakup 6 bidang pelayanan, yang terdiri dari :
1. Bidang Pelayanan Penanganan Bencana
2. Bidang Pelayanan Kesehatan
3. Bidang Pelayanan Sosial
4. Bidang Komunikasi dan Informasi
5. Bidang PMR dan Relawan
6. Bidang Pengembangan Organisasi

I. Referensi :

lPokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009


lBuku Memperkenalkan PMI

38
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A. Pokok Bahasan :
Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan :


Hak dan Kewajiban KSR dalam Organisasi

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan


mampu :
1. Mengetahui dan memahami pengertian, Peran dan Posisii KSR dalam
Organisasi.
2. Mengetahui dan memahami Hak dan kewajiban KSR dalam Organisasi.

D. Waktu :
1 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi

F. Metode :
Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab.

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan
energizer.
l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran.

2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang KSR PMI dan peran serta
fungsinya dalam mendukung pengembangan Organisasi.
l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta
memberikan penjelasan sesuai referensi.
l Fasilitator menjelaskan pengertian KSR, peran dan posisi KSR serta Hak dan Kewajiban
KSR dalam Organisasi.
l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
yang muncul berkaitan dengan materi.

3. Latihan dan Evaluasi


Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan
Kewajiban KSR dalam Organisasi.

4. Rangkuman :
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa
menyadari akan peran dan fungsinya sebagai bagian tak terpisahkan dari Organisasi
PMI.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

39
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

H. Kunci Materi
1. Pengertian, Peran dan Fungsi KSR PMI.
1.1. Pengertian :
KSR ( Korps Sukarela ) PMI adalah kesatuan di dalam perhimpunan PMI yang
merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi anggota biasa
perhimpunan PMI.
Regu, Kelompok dan Unit KSR dapat terbentuk pada :
a. Lingkungan Markas Cabang
b. Lingkungan Perguruan Tinggi / Lembaga Pendidikan
c. Lingkungan Satuan Kerja
d. Lingkungan Masyarakat Umum.
1.2. Peran dan Fungsi :
Peran KSR PMI adalah sebagai ujung tombak kegiatan dan pelayanan PMI di
masyarakat, serta mendukung pengembangan Organisasi dengan menjalankan
fungsi, sbb :
a. Sebagai tenaga pelaksana perhimpunan PMI dalam melaksanakan tugas
kemanusiaan baik di masa damai maupun di dalam keadaan darurat / bencana.
b. Dalam menjalankan fungsinya KSR PMI berstatus sebagai relawan
c. Sebagai kesatuan maupun sebagai pribadi relawan KSR PMI wajib mengikuti tata
aturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam organisasi.
2. Hak dan Kewajiban KSR Dalam Organisasi.
2.1. Hak :
a. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan guna mengembangkan sikap dan keterampilan
b. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam
perhimpunan PMI, baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan
operasional.
c. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan
d. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi
kemajuan perhimpunan PMI.
e. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI
f. Memperoleh Asuransi dan perlindungan hukum dalam pelaksanan tugas
Kepalangmerahan
g. Memperoleh pengakuan, tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI,
dari pemerintah maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai
dengan ketentuan.
h. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku
i. Mendapat KTA PMI
j. Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar kesatuan
atau unit yang bersangkutan.
2.2. Kewajiban :
1. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas
kesatuannya.
2. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti :
a. Kegiatan Pembinaan
b. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
c. Kegiatan Gladi
d. Kegiatan Operacional
3. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan peraturan kesatuan KSR PMI serta
peraturan peraturan yang berlaku di jajaran PMI.

40
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

3. KSR sebagai bagian dari Relawan hendaknya juga :


1. Bertingkah laku sesuai Tujuh Prinsip PM/BSM.
2. Menghormati dan memahami aturan penggunaan lambang dan mencegah
penyalahgunaan lambing
3. Melaksanakan kegiatan sesuai standar kualitas yang paling tinggi
4. Siap sedia dalam situasi darurat
5. Merespon kebutuhan orang-orang yang perlu bantuan dan meningkatkan kapasitas
mereka sehingga mampu menolong diri sendiri
6. Menyetujui dan memahami petunjuk pelaksanaan

I. Referensi :

1. Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar MP PMI 2007


2. AD / ART PMI, Renstra.
3. Pedoman KSR PMI tahun 2007.

41
42
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A. Pokok Bahasan
Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan


Peran KSR dalam Pengembangan Sumber Daya

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan


mampu :
1. Mampu memahami peran KSR dalam Pengembangan Organisasi dengan
mengacu pada Pedoman Relawan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit
Merah
2. Mampu mengetahui, memahami serta mendukung kegiatan Pengembangan
Sumber Daya organisasi
3. Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan peran KSR dalam kegiatan
pelayanan organisasi

D. Waktu :
3 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi

F. Metode :
Ceramah Informatif. Curah Pendapat, Diskusi

G. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator menjelaskan pengertian KSR
l Fasilitator menjelaskan Hak & Kewajiban KSR dan Hak & Kewajiban Anggota Biasa
l Fasilitator menanyakan tanggapan peserta mengenai hak dan kewajiban dilanjutkan
dengan diskusi singkat mengenai tanggapan peserta
l Fasilitator menjelaskan pengertian Pengembangan Sumber Daya dan Jenis Sumber
Daya
l Fasilitator menjelaskan Aspek Akuntabilitas
l Fasilitator menjelaskan mengenai kontribusi KSR dalam Pengembangan Sumber Daya
l Fasilitator menjelaskan mengenai kode etik Penggalangan Dana
l Fasiltator menanyakan tanggapan dari peserta mengenai kode etik Penggalangan dana
l Fasilitator menjelaskan mengenai Penggalangan Dana dan Piramida Donor
l Fasilitator menjelaskan mengenai Metode Penggalangan Dana dari donor Individu
l Fasilitator menjelaskan mengenai Hak Hak Donor ( Donors Bill of Rights )
l Fasilitator berdiskusi singkat dengan peserta mengenai hak hak donor
l Fasilitator menjelaskan mengenai Kemitraan dan contoh contoh kemitraan
l Fasilitator menjelaskan mengenai unit usaha dalam Palang Merah Indonesia

43
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

Fasilitator
l menjelaskan mengenai contoh contoh unit usaha dalam Palang Merah
Indonesia

3. Rangkuman dan Evaluasi :


l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan
materi terkait.

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l hak & kewajiban KSR sebagai anggota biasa
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan jenis kegiatan penggalangan dana yang dapat dilakukan dengan
target donor individu
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan hak hak donor
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

Peran KSR Dalam Organisasi

Peran KSR Dalam Pengembangan Organisasi Organisasi yang berfungsi dengan baik

Pengembangan Sumber Daya

Pengertian Pengembangan Sumber Daya


Proses untuk memperoleh semua sumber daya yang diperlukan oleh Organisasi dalam rangka
membangun kapasitasnya melalui landasan keuangan yang kuat dan mandiri.
Sumber Daya itu terdiri dari :
l Sumber Dana
- Subsidi, sumbangan masyarakat, hibah, sponsor, usaha lain, dll
l Sumber Daya Manusia
- Karyawan, relawan dan Pengurus
l Sarana
- Barang, peralatan, bangunan, kendaraan dan lain sebagainya

Di dalam penyusunan program Pengembangan Sumber Daya ada beberapa langkah menuju
kemandirian sumber daya, yaitu :

lRencana program jangka panjang dan jangka pendek


lRencana anggaran dan sumber penggalangannya
lMembangun citra (dan mempertahankan melalui akuntabilitas)
lKomitmen pengurus dalam mengimplementasikan kebijakan pengembangan sumber daya
lPelatihan staf dan relawan
lEvaluasi

44
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

CITRA

Di dalam Pengembangan Sumber Daya, adalah sangat penting bagi Perhimpunan Nasional
untuk memiliki citra yang positif. Tidak satupun dari persiapan, strategi atau pemakaian SDM
yang dapat membuahkan hasil jika persepsi masyarakat terhadap Perhimpunan Nasional
ternyata negatif atau sama sekali tidak ada. Dana yang diberikan secara cuma-cuma oleh
perorangan atau organisasi hanya disumbangkan dalam atmosfir pemahaman dan niat baik.

Di dalam Pengembangan Sumber Daya, Akuntabilitas dapat dilihat dari 3(tiga) aspek :
lPerforma / Kinerja
lDonasi
lOrganisasi

Relawan adalah komponen berharga dari organisasi Palang Merah Indonesia. Relawan adalah
kekuatan inti organisasi yang merupakan potensi sumberdaya dan dana organisasi. Banyak hal
yang dapat dikontribusikan KSR sebagai relawan terhadap pengembangan sumber daya,
antara lain :
l Gagasan (pemikiran) untuk mendukung penggalangan dana seperti menjadi konsultan,
melakukan riset pasar, dan lain lain )
l Menjadi pengelola atau pelaksana event / kegiatan penggalangan dana
l Di bidang sales marketing, promosi atau publikasi
l Menjadi contact person / LO dengan mitra
l Menjadi pelaksana program penggalangan dana, dlsb

Relawan (dalam hal ini KSR) juga dapat memberikan kontribusi pembentukan citra yang positif
dengan memegang teguh kode etik dalam penggalangan dana. Kode etik Penggalangan dana
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

Penggalangan Dana

Penggalangan dana adalah kegiatan yang penting bagi organisasi dalam upaya mendukung
jalannya program dan menjalankan roda operasional agar organisasi dapat mencapai maksud
dan tujuannya.

Dalam penggalangan dana adalah sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari target
donor seperti yang di gambarkan oleh piramida donor dibawah ini.

I. Referensi :

lPokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009


lBuku Memperkenalkan PMI

45
46
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A. Pokok Bahasan :
Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan :


Peran KSR dalam Pengembangan Citra Organisasi

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan


mampu :

1. Mengetahui dan memahami pentingnya pengembangan Citra Organisasi.


2. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam mendukung kegiatan
Pengembangan Citra Organisasi.

D. Waktu :
1 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi

F. Metode :
Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab.

G. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul

2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator mengajak Peserta curah pendapat tentang kegiatan pembentukan Citra
yang dipahami Selama ini.
l Fasiliator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan
penjelasan sesuai referensi.
l Fasilitator menjelaskan materi yang sesuai diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
yang muncul berkaitan dengan materi.

3. Latihan dan Evaluasi


Peserta diminta kembali untuk menjelaskan pengertian KSR serta menyebutkan Hak dan
Kewajiban KSR dalam Organisasi.

4. Rangkuman :
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa
berperan dalam kegiatan pelayanan PMI.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

47
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

H. Kunci Materi

1. Peran Pengembangan Citra bagi Organisasi.


a. Mengana organisasi perlu citra ?
b. Siapa saja yang berperan dalam kegiatan Pengembangan Citra.
2. kegitatan komunikasi PMI dalam pengembangan Citra organisasi.
3. Peran KSR dalam kegiatan Pengembangan Citra
a. Peran Fungsional
b. Peranan Teknis Operasional
c. Keterampilan Khusus untuk mendukung Pengembangan Citra organisasi

I. Referensi :

1. Panduan Komunikasi /Humas (akan diproduksi tahun 2006) Sementara presentasi power
point.
2. Booklet Pengembangan organisasi

48
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

A. Pokok Bahasan :
Organisasi PMI

B. Sub Pokok Bahasan :


Peran KSR Dalam Pelayanan Organisasi

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan


mampu :

1. Mengetahui dan memahami lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI baik di masa
damai/normal maupun di masa emergency / bencana.
2. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam Pelayanan PMI baik di masa
damai/normal maupun di masa emergency / bencana.

D. Waktu :
1 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi

F. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.

G. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :
l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan
energizer.
l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran.

2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang Kegiatan dan Pelayanan PMI yang
dilaksanakan selama ini.
l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta
memberikan penjelasan sesuai referensi.
l Fasilitator menjelaskan ruang lingkup kegiatan dan pelayanan PMI, baik di masa damai
maupun masa bencana serta Peran KSR dalam Pelayanan PMI.
l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
yang muncul berkaitan dengan materi.

3. Latihan dan Evaluasi


Peserta diminta kembali menyebutkan berbagai jenis pelayanan PMI dan bagaimana
sebagai anggota KSR berperan dalam pelayanan tersebut.

4. Rangkuman :
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa
berperan dalam kegiatan pelayanan PMI.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

49
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

H. Kunci Materi

1. Lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI


PMI adalah organisasi social kemanusiaan yang melaksanakan bermacam kegiatan
pelayanan kepada masyarakat. Ruang lingkup kegiatan pelayanan PMI meliputi pelayanan
PMI di masa Damai maupun pada saat situasi darurat / bencana.

1.1. Pelayanan PMI Pada Masa Damai :


a. Pelayanan Kesehatan
Tujuan Pelayanan Kesehatan PMI
Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan secara merata,
terjangkau dan bermutu dengan Prioritas:
1. Tersedianya pelayanan kesehatan yang efektif serta pemanfaatannya
secara optimal untuk masyarakat khususnya kelompok masyarakat rentan.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya PMI agar dpt memberikan pelayanan
kesehatan secara optimal
b. Pelayanan Sosial, meliputi :
Tujuan Pelayanan Di Bidang Sosial :
PMI memiliki kapasitas untuk memberikan pelayanan sosial yang berkualitas
kepada masyarakat rentan di seluruh Indonesia, dengan Prioritas:
1. Mengembangkan program pelayanan sosial yang efektif, memadai &
terjangkau
2. Mobilisasi sumber daya utk program pelayanan sosial PMI
3. Pengembangan jejaring dan kerjasama dalam sektor pelayanan sosial
c. Pembinaan dan Pengembangan PMR
Anggota KSR sebagai bagian dari Relawan PMI mempunyai peran penting
membantu PMI Cabang dalam kegiatan Pembinaan dan Pengembangan PMR
sebagai calon Relawan Masa Depan.. Sesuai kompetensi yang dimilikinya
dengan menggunkan konsep pendekatan pendidikan Remaja Sebaya atau
melalui konsep Youth Centre.
Oleh karena itu agar dapat berperan dalam pembinaan dan pengembangan
PMR, anggota KSR dapat mengikuti Orientasi Pembina PMR yang dilaksanakan
oleh PMI Cabang.
1.2. Pelayanan PMI Pada Masa Darurat / Bencana :
Tugas Pokok PMI sesuai Psl. 2 Keppres RI No. 246 Th. 1963 :
Melaksanakan tugas-tugas bantuan pertama pada tiap-tiap bentjana alam atau
perang.
Salah satu kebijakan PMI dalam Penanggulangan Bencana adalah bagaimana
memberikan pelayanan mencakup pertolongan dan bantuan, khususnya masyarakat
yang paling rentan dalam keadaan darurat. Kegiatan ini harus dilaksanakan secara
cepat, tepat dan terkoordinir.
2. Peran KSR Dalam Pelayanan PMI
2.1. Peran KSR dalam Pelayanan PMI Pada Masa Damai :
Pada dasarnya peran KSR sangat diharapkan sebagai ujung tombak kegiatan
pelayanan PMI di masyarakat, sehingga setiap anggota KSR dengan keterampilan
yang dimiliki mempunyai peluang yang sama dalam memberikan perannya pada
kegiatan Pelayanan PMI, khususnya pada masa damai. Tugas pelayanan PMI di masa
Damai tersebut, sbb :
a. Dengan keterampilan PP, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan PP misalnya di
pos permanent, stand by pada event event tertentu, asisten untuk Kru ambulans

50
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

b. Dengan keterampilan PK, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan Perawatan
Lansia / pendamping Lansia di rumah (bagian dari program Lansia), merawat orang
sakit di rumah, Perawat bayi (mis : tempat penitipan bayi di Markas Cabang),
Pendamping Odha, dll.
c. Dengan keterampilan PSP, maka KSR dapat berperan dalam Dukungan PSP kepada
kelompok Lansia, anak jalanan, korban bencana ( khususnya pasca bencana ).
d. Dengan keterampilan bekerja dengan masyarakat, maka KSR dapat berperan dalam
Pemberdayaan Masyarakat / membantu menyiapkan masyarakat kelompok rentan
agar mampu menolong dirinya sendiri, membantu melatih kader / relawan di
masyarakat melalui program desa mitra, dan memfasilitasi perubahan perilaku
masyarakat melalui PHAST proses, pendekatan KBBM, PRBM, dll.
e. Dengan keterampilan Menyuluh, maka KSR dapat berperan sebagai Fasilitator dalam
peningkatan awareness HIV/AIDS & Napza untuk kelompok high risk atau agent of
behaviour change, mendukung program Imunisasi campak, imunisasi polio,
penanggulangan Pandemi Flu, program penanggulangan malaria, dll.
f. KSR juga dapat menjadi Donor Darah Sukarela yang aktif sekaligus sebagai motivator
kegiatan Donor Darah Sukarela (bagaimana menjadi Donor Darah Sukarela dan hal-
hal yang harus diperhatikan dapat dibaca pada brosur-brosur donor darah sukarela
atau dapat menghubungi UTDC setempat)

2.2. Peran KSR dalam Kegiatan dan Pelayanan PMI Pada Masa Darurat / Bencana :
Anggota KSR yang telah memiliki keterampilan Spesialisasi dapat berperan dan
tergabung dalam wadah SATGANA PMI jika terjadi bencana dengan melaksanakan
tugas tugas di lapangan sesuai kompetensi masing masing. Tugas dan Kegiatan
tersebut, meliputi :
1. PP dan evakuasi korban
2. Memberi perawatan di tempat penampungan sementara termasuk merawat
luka, mengganti pembalut
3. Mendukung TSR ( tenaga professional ) di Klinik lapangan mobile clinic/
pelayanan ambulans
4. Mendukung ERU watsan dalam program bantuan Watsan
5. Memberi dukungan PSP terhadap korban bencana
6. Dapur Umum dan Penampungan Sementara
7. Logistik dan Distribusi Relief
8. Tracing and Mailing Service
9. Assessment
10. Transfusi Darah
11. Komunikasi
12. Dll.

untuk memahami prosedur penanggulangan


bencana, maka anggota Korps Suka Rela dapat
membaca Protap Tanggap Darurat Bencana PMI.

51
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III

52
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Modul IV
Panduan Fasilitator
Pertolongan Pertama

53
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

54
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

55
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

56
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

57
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

58
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

59
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

60
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

61
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

62
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

63
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

64
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

65
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

66
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

67
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

68
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

69
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

70
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

71
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

72
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

73
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

74
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. Pokok Bahasan
Dasar dasar Pertolongan Pertama

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama
2. Sistem pelayanan Gawat Darurat terpadu
3. Dasar Hukum Pertolongan Pertama
4. Persetujuan tindakan pertolongan
5. Alat Perlindungan Diri
6. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
7. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama
8. Fungsi Alat & Bahan PP

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik topik, diharapkan peserta dapat :

1. Menyebutkan pengertian dasar & tujuan Pertolongan Pertama


2. Menjelaskan Sistem Pelayanan gawat Darurat Terpadu dan komponennya
3. Menyebutkan dasar hukum Pertolongan Pertama
4. Mengerti kedua macam persetujuan tindakan pertolongan
Menyebutkan kedua macam persetujuan tindakan pertolongan
5. Mengenali 6 alat Perlindungan Diri
Menjelaskan 3 Alat Perlindungan Diri
6. Menyebutkan 9 kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
7. Menyebutkan kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama
8. Mengetahui & mengenali fungsi alat & bahan dasar untuk PP

D. Media
Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga

E. Waktu
1 x 45 menit

F. Metode
Ceramah, Curah Pendapat, Tanya jawab, Diskusi

G. Proses Pembelajaran

1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan

2. Kegiatan
a. Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian dasar dan tujuan Pertolongan
pertama
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menjelaskan pengertian dasar dan tujuan pertolongan pertama
l Fasilitator memberikan umpan balik tentang tujuan pertolongan Pertama

75
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

b. Sistem Pelayanan Gawat darurat Terpadu


l Fasilitator menjelaskan sistem pelayanan gawat darurat terpadu yang merupakan
jejaring sumber daya yang saling berhubungan untuk memberikan pelayanan gawat
darurat dan transportasi kepada penderita yang mengalami kecelakaan atau
penyakit mendadak.
l Fasilitator menjelaskan komponen yang di perlukan untuk suatu system pelayanan
gawat darurat terpadu
c. Alat Perlindungan Dasar
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan dasar hukum Pertolongan Pertama dan
pasal pasal yang berhubungan dengan pertolongan pertama
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menambahkan dasar hukum Pertolongan pertama yang belum di sebutkan
peserta
d. Sistem Pelayanan Gawat darurat Terpadu
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 6 alat Perlindungan Dasar yang di ketahui
oleh peserta dan menyebutkan fungsi masing-masing alat perlindungan dasar
l Fasilitator menulis & merangkum pendapat peserta, serta menambahkan alat dan
fungsi dari perlindungan dasar yang belum di sebutkan oleh peserta
l Fasilitator menjelaskan 3 alat perlindungan dasar yang terdiri dari APD dan
peralatan minimal untuk melakukan tugasnya
e. Persetujuan tindakan pertolongan
l Fasilitator menyebutkan 2 bentuk persetujuan tindakan pertolongan
l Fasilitator memberikan contoh masing-masing bentuk persetujuan tindakan
pertolongan
l Fasilitator memberikan umpan balik tentang persetujuan tindakan pertolongan
f. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama
l Fasilitator menyebutkan 9 kewajiban pelaku Pertolongan Pertama
l Fasilitator memberikan contoh dari kewajiban pelaku pertolongan pertama
l Fasilitator memberikan umpan balik tentang kewajiban pelaku pertolongan
pertama
g. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan kualifikasi yang harus di penuhi sebagai
pelaku pertolongan pertama
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menambahkan kualifikasi yang belum di sebutkan oleh peserta
h. Fungsi Alat & Bahan PP
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan alat yang di tunjukkan oleh Fasilitator
beserta fungsinya masing-masing
l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan menjelaskan lebih detail

3. Rangkuman
a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang materi yang di
berikan
b. Fasilitator menutup sesi

4. Latihan dan Evaluasi


a. Sebutkan pengertian dasar Pertolongan Pertama
Jelaskan tujuan pemberian Pertolongan Pertama
b. Jelaskan tentang system Pelayanan gawat darurat terpadu
c. Sebutkan komponen dari system pelayanan gawat darurat terpadu
d. Terangkan mengenai dasar Hukum Pertolongan pertama
e. Sebutkan 6 alat perlindungan dasar

76
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

f. Jelaskan 2 macam persetujuan tindakan pertolongan


g. Sebutkan 9 kewajiban pelaku Pertolongan Pertama
h. Jelaskan kualifikasi Pelaku Pertolongan pertama beserta contohnya
i. Sebutkan fungsi alat dan bahan PP dasar

H. Kunci Materi

1. Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang
memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut.
Tujuan Pertolongan Pertama
a. Menyelamatkan jiwa penderita
b. Mencegah cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

2. Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu


Dalam perkembangannya tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari
suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu,
yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan, khususnya di
bidang kesehatan.

3. Dasar Hukum
Di dalam undang-undang ditemukan beberapa pasal yang mengatur mengenai Pertolongan
Pertama, namun belum dikuatkan dengan peraturan lain untuk melengkapinya. Beberapa
pasal yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama antara lain :
Pasal 531 K U H Pidana
Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai
memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat
diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau
orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan
: KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566

4. Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih
dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin
yang dikenal dalam pertolongan pertama :
a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau
penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak
mampu memberikan persetujuan
b. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita.

5. Alat Perlindungan Diri


Keamanan penolong merupakan hal yang sangat penting, sebaiknya dilengkapi dengan
peralatan yang dikenal sebagai Alat Perlindungan Diri .

77
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Semua cairan tubuh dianggap menular


Untuk mencegah penularan penyakit melalui cairan tubuh:
1. Mencuci Tangan
2. Membersihkan peralatan
l Mencuci
Membersihkan perlatan dengan sabun dan air
l Desinfeksi
Menggunakan bahan kimia seperti alkohol untuk membunuh bakteri
patogen
l Sterilisasi
Proses menggunakan bahan kimia atau pemanasan untuk membunuh
semua mikroorganisme.
3. Menggunakan APD

6. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama


Agar dapat menjalankan tugas seorang petugas penolong harus memiliki kualifikasi
sebagai berikut :
a. Jujur dan bertanggungjawab.
b. Memiliki sikap profesional.
c. Kematangan emosi.
d. Kemampuan bersosialisasi.
e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI. Secara berkesinambungan
mengikuti kursus penyegaran.
f. Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik Mempunyai rasa bangga.

I. REFERENSI:
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 1 8.
2. Referensi lain yang mendukung

78
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. Pokok Bahasan
Anatomi dan Faal dasar

B. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian pengertian dalam anatomi
2. Posisi anatomi dan referensi anatomis berdasarkan ketiga bidang khayal yang membagi
tubuh manusia
3. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya
4. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya
5. Sistem yang ada dalam tubuh manusia

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik topik ini, diharapkan peserta dapat :

1. Menyebutkan pengertian pengertian dalam anatomi


2. Menyebutkan posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan ke tiga
bidang khayal yang membagi tubuh manusia
3. Menyebutkan kelima bagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya
4. Menyebutkan kelima rongga yang ada dalam tubuh manusia beserta isinya
5. Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia

D. MEDIA
Buku peserta, White board, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga

E. Waktu
1 x 45 menit

F. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi grup

G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan

2. Kegiatan
a. Pengertian anatomi dan faal
l Fasilitator menerangkan pengertian anatomi (susunan tubuh) dan fisiologi (faal)
tubuh manusia
l Fasilitator menyakan apakah peserta sudah mengerti arti anatomi dan faal tubuh
manusia
b. Posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan 3 bidang khayal yang membagi
tubuh manusia
l Fasilitator menjelaskan 3 bidang khayal yang di pakai untuk membagi tubuh menjadi
2 bagian
l Fasilitator menerangkan dengan menggunakan gambar masing-masing 3 bidang
khayal tersebut
l Fasilitator memberikan umpan balik ke peserta mengenai 3 bidang khayal tersebut

79
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

c. Pembagian tubuh manusia dan bagian-bagiannya


l Fasilitator menjelaskan ke-5 bagian tuubuh manusia dan masing-masing bagiannya
dengan menunjukan gambar atau contoh boneka
l Fasilitator meminta salah satu peserta untuk mengulang kembali apa yang sudah di
jelaskan
d. Rongga dalam tubuh manusia beserta isinya
l Fasilitator menjelaskan 5 rongga tubuh manusia, beserta isinya dengan menunjukan
gambar dan contoh boneka
l Fasilitator membagi group peserta, masing-masing terdiri dari 3-4 orang
menyebutkan rongga tubuh manusia beserta isinya yang di tunjuk oleh Fasilitator
l Fasilitator mengulang penjelasan yang sudah di berikan
e. Sistem yang ada dalam tubuh manusia
l Fasilitator menyebutkan 3 sistem dalam tubuh manusia
l Fasilitator membagi group. Masing-masing menyebutkan 3 sistem dalam tubuh
manusia beserta contoh
l Peserta mempresentasikan hasil kerja group

3. Rangkuman
a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang materi yang di
berikan
b. Fasilitator menutup sesi

4. Evaluasi
Fasilitator menanyakan :
a. Apakah arti Anatomi dan faal tubuh manusia
b. Sebutkan 3 bidang khayal yang dipakai untuk membagi tubuh manusia
c. Sebutkan ke 5 bagian tubuh manusia beserta masing-masing bagiannya
d. Sebutkan 5 rongga yang ada dalam tubuh manusia
e. Sebutkan 3 sistem tubuh manusia

H. Kunci Materi

1. Pengertian pengertian dalam Anatomi


Anatomi (susunan Tubuh)
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh
Fisiologi (faal tubuh)
Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.

2. Posisi Anatomis
Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi anatomis,
yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan.
Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.

BIDANG ANATOMIS
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang
khayal:
1. Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
2. Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior)
3. Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior)
Istilah lain yang juga dipergunakan adalah untuk menentukan suatu titik lebih dekat ke
titik referensi (proximal) dan lebih jauh ke titik referensi (distal).

80
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

4. Pembagian tubuh manusia


Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar,
tubuh manusia dibagi menjadi :
a. Kepala
Tengkorak, wajah, dan rahang bawah
b. Leher
c. Batang tubuh
Dada, perut, punggung, dan panggul
d. Anggota gerak atas
Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan.
e. Anggota gerak bawah
Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, kaki.
4. Rongga dalam tubuh manusia
Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat di dalam
tubuh yaitu :
a. Rongga tengkorak
Berisi otak dan bagian-bagiannya
b. Rongga tulang belakang
Berisi bumbung saraf atau spinal cord
c. Rongga dada
Berisi jantung dan paru
d. Rongga perut (abdomen)
Berisi berbagai berbagai organ pencernaan
Untuk mempermudah perut manusia dibagi menjadi 4 bagian yang dikenal sebagai
kwadran sebagai berikut:
l Kwadran kanan atas (hati, kandung empedu, pankreas dan usus)
l Kwadran kiri atas (organ lambung, limpa dan usus)
l Kwadran kanan bawah (terutama organ usus termasuk usus buntu)
l Kwadran kiri bawah (terutama usus).
e. Rongga panggul
Berisi kandung kemih, sebagian usus besar, dan organ reproduksi dalam
5. Sistem dalam tubuh manusia
Agar dapat hidup tubuh manusia memiliki beberapa sistem:
1. Sistem Rangka (kerangka/skeleton)
a. Menopang bagian tubuh
b. Melindungi organ tubuh
c. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
d. Memberi bentuk bangunan tubuh
2. Sistem Otot (muskularis)
Memungkinkan tubuh dapat bergerak
3. Sistem pernapasan (respirasi)
Pernapasan bertanggung jawab untuk memasukkan oskigen dari udara bebas ke dalam
darah dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh.
4. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
Sistem ini berfungsi untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
5. Sistem saraf (nervus)
Mengatur hampir semua fungsi tubuh manusia. Mulai dari yang disadari sampai yang
tidak disadari
6. Sistem pencernaan (digestif)
Berfungsi untuk mencernakan makanan yang masuk dalam tubuh sehingga siap masuk
ke dalam darah dan siap untuk dipakai oleh tubuh

81
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

I. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 9 24.
2. Referensi lain yang mendukung

82
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. Pokok Bahasan
Penilaian Penderita

B. Sub Pokok Bahasan


1. Penilaian pada penderita
2. Penilaian keadaan
3. Keamanan lokasi
4. Tiba di lokasi kejadian
5. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi
6. Penilaian dini
7. Pemerisaan fisik
8. Riwayat Penderita
9. Pemeriksaan Berkelanjutan
10. Pelaporan dan serah terima penderita
11. Pengamanan lokasi kejadian
12. Pelaporan

C. Tujuan Pembelajaran
Diharapkan setelah mempelajari topik topik ini peserta dapat :

lMenyebutkan langkah-langkah penilaian pada penderita


lMenyebutkan langkah-langkah dalam melakukan penilaian keadaan
lMenjelaskan keadaan lokasi aman atau tidak aman untuk dimasuki
lMenyebutkan ke enam tindakan yang harus dilakukan setelah tiba di lokasi
kejadian
lMenyebutkan sekurang-kurangnya 2 sumber informasi mengenai peristiwa yang
terjadi
lMenyebutkan tujuan penilaian dini
lMenyebutkan 6 langkah - langkah penilaian dini
lMengenali trauma signifikan dan non signifikan pada kesan umum
lMenyebutkan pemeriksaan fisik secara sistematik pada penderita secara umum
lMenjelaskan mengenai ke 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik
lMenjelaskan pemeriksaan tanda vital pernapasan, nadi, suhu
lMenjelaskan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari riwayat penderita
pada berdasarkan akronim KOMPAK
lMenjelaskan apa saja yang harus dilakukan pada pemeriksaan berkala
lBagaimana melakukan pelaporan dan serah terima penderita
lMendemontrasikan langkah-langkah pengamanan lokasi kejadian
lMendemontrasikan bagaimana mendapatkan kesan umum
lMendemontrasikan masing-masing penilaian akronim ASNT
lMendemontrasikan Lihat, Dengar, dan Rasakan untuk menilai pernapasan
lMendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan respon
lMendemontrasikan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
lMendemontrasikan secara benar masing-masing komponen pemeriksaan tanda
vital pernapasan dan suhu
lMendemontrasikan bagaimana melakukan wawancara untuk mencari akronim
KOMPAK
lMendemontrasikan bagaimana melakukan pelaporan secara lisan maupun tertulis
lMenyebutkan 3 sistem tubuh manusia

83
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

D. Media
Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat peraga

E. Metode
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek

F. Waktu
2 x 45 Menit Teori
2 x 45 Menit Praktek

G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan

2. Kegiatan
a. Penilaian penolong pada penderita
l Fasilitator menyebutkan 6 langkah penilaian penolong
l Fasilitator meminta peserta mengulang menyebutkan 6 langkah penilaian
b. Penilaian keadaan
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan
penilainan keadaan, beserta pertanyaan yang dapat membantu penolong dalam
melakukan analisa
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menambahkan langkah-langkah yang belum di sebutkan peserta
c. Keamanan lokasi
l Fasilitator menerangkan pentingnya mengetahui lokasi yang aman untuk penolong
l Fasilitator menjelaskan keadaan lokasi yang aman dan tidak aman untuk dimasuki,
dan mendemontrasikan langkah pengamanan lokasi kejadian
l Fasilitator membagi group, masing-masing group di beri 1 kasus dan peserta
mempraktekan kasus yang menjadi bagiannya
l Fasilitator merangkum tentang Keamanan Lokasi penolong
d. Tiba di lokasi kejadian
l Fasilitator menjelaskan 6 langkah yang harus dilakukan seorang penolong tiba
dilokasi kejadian
l Fasilitator membagi group masing masing group menjelaskan 6 langkah tersebut
e. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi
l Fasilitator menerangkan 2 sumber informasi yang harus di ketahui oleh penolong
untuk menunjang penilaian
f. Penilaian dini
l Fasilitator menerangkan tujuan penilaian dini, pentingnya mengenali dan mengatasi
keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan
sederhana
l Fasilitator menerangkan 6 langkah penilaian dini yang harus di ketahui
l Fasilitator mendemontrasikan langkah-langkah untuk mendapatkan kesan umum
l Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan Respon (ASNT)
l Fasilitator mendemontrasikan cara menilai pernapasan (Lihat, Dengar, Rasakan)
l Fasilitator mendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan respon
yang baik dan penderita yang tidak respon
l Fasilitator membagi goup peserta, masing-masing group mendemontrasikan satu
tugas dari 6 langkah penilaian dini
l Masing-masing group mendemontrasikan tugas yang menjadi bagiannya

84
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

g. Pemeriksaan fisik
l Fasilitator menjelaskan pemeriksaan fisik secara sistematis pada penderita secara
umum
l Fasilitator menjelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik
l Fasilitator menjelaskan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi dan suhu
l Fasilitator mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki
l Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu
l Fasilitator membagi peserta menjadi 2 group, masing-masing group
mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan mendemontrasikan
pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu
h Riwayat penderita
l Fasilitator menjelaskan bagaimana melakukan wawancara berdasarkan akronim
KOMPAK
l Fasilitator mendemontrasikan cara melakukan wawancara berdasarkan akronim
KOMPAK
l Fasilitator membagi peserta menjadi group kecil ( 2-3 orang ), masing-masing
mempraktekan cara melakukan wawancara berdasarkan KOMPAK dan membuat
catatan yang penting
i. Pemeriksaan Berkelanjutan ( berkala)
l Fasilitator menjelaskan pentingnya pemeriksaan berkala , walaupun penilaian dan
penatalaksanaan sudah selesai sampai menunggu pertolongan medis
l Fasilitator menjelaskan yang harus dinilai kembali pada pemeriksaan berkala
j. Pelaporan dan serah terima penderita
l Fasilitator menerangkan cara pelaporan penderita secara singkat, dan jelas kepada
penolong selanjutnya
l Fasilitator memberi contoh laporan yang harus di buat, secara lisan atau tertulis
kepada penolong selanjutnya, mengenai keadaan penderita sewaktu ditemukan,
pemeriksaan yang sudah di lakukan dan penatalaksanaannya serta perkembangan
lain yang dianggap penting

3. Rangkuman
a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan dari materi yang diberikan
b. Fasilitator berterima kasih dan menutup sesi

4. Evaluasi
Fasilitator menanyakan :
a. Sebutkan langkah-langkah penilaian yang harus dilakukan dalam penatalaksanaan
penderita
b. Sebutkan langkah-langkah dalam penilaian keadaan untuk membantu penolong
melakukan analisa
c. Jelaskan lokasi yang aman untuk dimasuki
d. Sebutkan 6 tindakan yang harus di ketahui seorang penolong saat tiba di lokasi
e. Apakah tujuan dari penilaian dini
f. Sebutkan 6 langkah penilaian dini
g. Sebutkan pemeriksaan fisik secara sistematis
h. Jelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik
i. Jelaskan tahap tahap pemeriksaan tanda vital
j. Jelaskan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK
k. Buat contoh laporan setelah selesai menangani penderita dan harus dilaporkan pada
penolong selanjutnya

85
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

H. Kunci Materi

Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan
tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya.

1. Langkah langkah penilaian pada penderita


a. Penilaian Keadaan
b. Penilaian Dini
c. Pemeriksaan Fisik
d. Riwayat Penderita
e. Pemeriksaan Berkala atau Lanjut
f. Serah terima dan pelaporan
2. Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu upaya
pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya kita hadapai,
apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan seorang penolong.
Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi korban, jangan ditambah lagi
dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan penolong adalah nomor satu.
3. Keamanan lokasi
Pelaku pertolongan pertama saat mencapai lokasi kejadian, haruslah tanggap dan dengan
serta merta melakukan penilaian keadaan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan
seperti dibawah.
a. Bagaimana kondisi saat itu
b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi
c. Bagaimana mengatasinya
Setelah keadaan di atasi barulah kita mendekati dan menolong korban. Adakalanya kedua
ini berjalan bersamaan.
4. Tindakan saat tiba di lokasi
Bila anda sudah memastikan bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
a. Memastikan keselamatan penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi
kejadian.
b. Penolong harus memperkenalkan diri, bila memungkinkan:
l Nama Penolong
l Nama Organisasi
l Permintaan izin untuk menolong dari penderita / orang
c. Menentukan keadaan umum kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan
penilaian dini dari penderita.
d. Mengenali dan mengatasi gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
e. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan.
f. Minta bantuan.
5. Sumber Informasi
Informasi tambahan mengenai kasus yang kita hadapi dapat diperoleh dari :
l Kejadian itu sendiri.
l Penderita (bila sadar).
l Keluarga atau saksi.
l Mekanisme kejadian.
l Perubahan bentuk yang nyata atau cedera yang jelas.
l Gejala atau tanda khas suatu cedera atau penyakit.
6. Penilaian Dini
Penolong harus mampu segera mampu untuk mengenali dan mengatasi keadaan yang
mengancam nyawa korban.

86
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Langkah-langkah penilaian dini


a. Kesan umum
Seiring mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita
tergolong kasus trauma atau kasus medis.
Kasus Trauma Mempunyai tanda tanda yang jelas terlihat atau teraba.
Kasus Medis Tanpa tanda tanda yang terlihat atau teraba
b. Periksa Respon
Cara sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak
penderita
Terdapat 4 tingkat Respons penderita
A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong,
misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada.
T = Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong.
Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali tidak bereaksi
pada rangsang nyeri.
c. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia.
Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan gagal.
i. Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat
berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan
bicara.
ii. Pasien yang tidak respon
Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif
untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah
angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa makanan
atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas
d. Menilai pernapasan (Breathing)
Periksa ada tidaknya napas dengan jalan lihat, dengar dan rasakan, nilai selama 3-5
detik.
Pernapasan yang cukup baik
i. Dada naik dan turun secara penuh
ii. Bernapas mudah dan lancar
iii.Kualitas pernapasan normal
(<8 x/menit dewasa, <10 x/menit anak anak, 20 x/menit bayi)
Pernapasan yang kurang baik
i. Dada tidak naik atau turun secara penuh
ii. Terdapat kesulitan bernapas
iii.Cyanosis (warna biru/abu abu pada kulit, bibir, atau kuku)
iv. Kualitas pernapasan tidak normal
e. Menilai sirkulasi dan menghentikan perdarahan berat
Pastikan denyut jantung cukup baik Pastikan bahwa tidak ada perdarahan yang dapat
mengancam nyawa yang tidak terlihat. Pakaian tebal dapat mengumpulkan darah
dalam jumlah yang cukup banyak.
f. Hubungi bantuan
Mintalah bantuan kepada orang lain atau tenaga terlatih lain. Pesan yang disampaikan
harus singkat, jelas dan lengkap.

87
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Penilaian dini harus diselesaikan dan semua keadaan yang mengancam


nyawa sudah harus ditanggulangi sebelum melanjutkan pemeriksaan fisik

7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan rinci dan sistematis mulai dari ujung kepala
sampai ujung kaki.
Tiga metode pemeriksaan fisik:
a. Penglihatan (Inspection)
b. Perabaan (Palpation)
c. Pendengaran (Auscultation)

Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan secara rinci. Lakukan
secara cepat tetapi pastikan tidak ada yang terlewat. Pemeriksaan fisik memastikan
bahwa tidak ada yang terlewat.

Beberapa hal yang dapat dicari pada saat memeriksa korban :


P erubahan bentuk - (Deformities) bandingkan sisi sakit dengan yang sehat
L uka Terbuka - (Open Injuries) biasanya terlihat adanya darah
N yeri - (Tenderness) daerah yang cedera lunak bila ditekan
B engkak - (Swelling) daerah yang cedera mengalami pembengkakan

Beberapa tanda cedera mungkin dapat jelas terlihat, banyak yang tidak terlihat dan
menyimpan serius cedera potensial.

Dengarkan penderita. Dengan mendengarkan dapat menunjukkan


kepedulian dan memungkinkan mendapat informasi.

Dengarkan penderita. Dengan mendengarkan dapat menunjukkan kepedulian dan


memungkinkan mendapat informasi.

Pemeriksaan fisik (Head to Toe)


Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan (simetry),
cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit anggota tubuh), dalam
urutan berikut:
1. Kepala
l Kulit Kepala dan Tengkorak
l Telinga dan Hidung
l Pupil Mata
l Mulut
2. Leher
3. Dada
l Periksa perubahan bentuk, luka terbuka, atau perubahan kekerasan
l Rasakan perubahan bentuk tulang rusuk sampai ke tulang belakang
l Lakukan perabaan pada tulang
4. Abdomen
l Periksa rigiditas (kekerasan)
l Periksa potensial luka dan infeksi
l Mungkin terjadi cedera tidak terlihat, lakukan perabaan
l Periksa adanya pembengkakan

88
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

5. Punggung
l Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
l Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
6. Pelivis
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah

Pemeriksaan tanda vital


1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak
2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada usaha
bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi kulit: kering,
berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.

Denyut Nadi Normal :


Bayi : 120 - 150 x/menit
Anak : 80 - 150 x/menit
Dewasa: 60 - 90 x/menit

Frekuensi Pernapasan Normal:


Bayi : 25 - 50 x/ menit
Anak : 15 - 30 x/ menit
Dewasa : 12 - 20 x/ menit

8. Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk
mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan
penyakit.
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu
digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau
obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita.
Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus
menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan
dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas
dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu
bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala
dan tanda penyakit yang diderita saat ini.

Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai
pemeriksaan selesai dilakukan.

89
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

9. Pemeriksaan Berkelanjutan
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan
berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit,
sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang
tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari
ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan
pemeriksaan yang lebih teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja
dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada
tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup
kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman
10. Pelaporan dan Serah terima
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis.
Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
l Umur dan jenis kelamin penderita
l Keluhan Utama
l Tingkat respon
l Keadaan jalan napas
l Pernapasan
l Sirkulasi
l Pemeriksaan Fisik yang penting
l KOMPAK yang penting
l Penatalaksanaan
l Perkembangan lainnya yang dianggap penting

Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih
korban dari tangan anda.
Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda,
atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.

I. Referensi
Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 25 40.

90
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. Pokok Bahasan
Bantuan Hidup dasar

B. Sub Pokok Bahasan


1. Sistem pernapasan dan sirkulasi
2. Mati
3. Rantai Survival
4. Komponen BHD
5. Airways
6. Breathing
7. Circulatory Support
8. Resusitasi Jantung Paru

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan secara singkat system pernapasan dan sirkulasi


2. Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis dan mati biologis
3. Menyebutkan 4 tanda-tanda pasti mati
4. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival
5. Menjelaskan ketiga komponen Bantuan Hidup Dasar
6. Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas
7. Menyebutkan cara membuka jalan napas
8. Menyebutkan cara memeriksa napas
9. Menyebutkan tekhnik untuk membersihkan jalan napas
10. Mengenali gangguan jalan napas
11. Menjelaskan perasat Heimlich pada sumbatan total
12. Menyebutkan prinsip dasar bantuan pernapasan
13. Menyebutkan 4 cara memberiakan Bantuan Pernapasan
14. Menyebutkan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak bernapas
15. Menyebutkan prinsip dasar Bantuan Sirkulasi
16. Menyebutkan kedalaman penekanan pada pijatan jantung luar untuk berbagai
kelompok umur
17. Menjelaskan prinsip RJP
a. Menyebutkan rasio pada RJP
b. Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar
c. Menyebutkan ke enam tanda RJP dilakukan dengan baik
d. Menyebutkan Sekurangnya 3 komplikasi yang dapat terjadi pada RJP
e. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP di hentikan
f. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya
18. Mendemontrasikan cara memeriksa ada tidaknya pernapasan pada penderita
tidak Respon
a. Mendemontrasikan cara angkat dagu tekan dahi
b. Mendemontarsikan cara melakukan posisi pemulihan
19. Mendemontrasikan bantuan napas teknik dari mulut ke mulut atau alat
pelindung dan masker bila ada
20. Mendemontrasikan cara menentukan dan memeriksa ada tidaknya nadi karotis
a. Mendemontrasikan tekhnik kompresi dada pada penderita dewasa
21. Mendemontrasikan RJP oleh satu orang penolong pada manekin dewasa

91
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

D. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek, Simulasi

E. Media
Buku peserta, whiteboard, Flipchart, Marker, Paper, OHP, Alat peraga

F. WAKTU
2 x 45 menit Teori
3 x 45 menit Praktek

G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan
2. Kegiatan
a. Sistem pernapasan dan sirkulasi
l Fasilitator menjelaskan secara ringkas system pernapasan dan sirkulasi
l Fasilitator menyebutkan komponen yang berhubung dengan Sirkulasi
l Fasilitator menjelaskan dengan menggunakan gambar mengenai Sistem Pernapasan
dan Sirkulasi
b. Mati
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan definisi dari mati secara umum
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menanyakan apakah perbedaan mati klinis dan mati biologis
l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan menambahkan yang belum disebutkan
oleh peserta
l Fasilitator menjelaskan 4 tanda tanda pasti mati
c. Rantai Survival
l Fasilitator menjelaskan definisi dari rantai survival
l Fasilitator Menjelaskan 4 komponen rantai survival
d. Komponen BHD
l Fasilitator menjelaskan definisi BHD dan menerangkan apa yang harus di lakukan
dalam menangani penderita.
l Fasilitator menjelaskan 3 komponen BHD
l Fasilitator mempraktekan 3 komponen BHD
e. Airways
l Fasilitator menjelaskan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas
l Fasilitator mempraktekan cara pembebasan jalan napas serta tekhnik yang harus di
perhatikan pada saat melakukannya
l Fasilitator menjelaskan bagaimana memeriksa jalan napas
l Fasilitator mempraktekaan cara memeriksa jalan napas
l Fasilitator menjelaskan 2 tekhnik untuk membersihkan jalan napas
l Fasilitator mendemontrasikan tekhnik membersihkan jalan napas
l Fasilitator menjelaskan cara mengatasi sumbatan jalan napas pada berbagai
penderita
l Fasilitator mendemontrasikan cara mengatasi sumbatan jalan napas
l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group untuk mendemontarsikan cara
penguasaan jalan napas
f. Breathing
l Fasilitator menjelaskan prinsip dasar bantuan pernapasan
l Fasilitator menjelaskan keuntungan & kerugian dari 4 cara memberikan bantuan
pernapasan

92
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Fasilitator
l menyebutkan frekuensi pemberian napas buatan untuk masing-masing
kelompok umur
l Fasilitator menjelaskan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat,dan tidak
bernapas
l Fasilitator menjelaskan teknik pemberian bantuan pernapasan
l Fasilitator mendemontrasikan 4 macam tekhnik pemberian bantuan pernapasan
l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group , masing-masing group
mendemontrasikan 4 macam tekhnik pemberian bantuan pernapasan
g. Circulatory Support
l Fasilitator menjelaskan prinsip dasar bantuan sirkulasi
l Fasilitator menjelaskan kedalam penekanan pada pijatan jantung luar untuk
berbagai kelompok umur dan mendemontrasikan penekanan pada pijatan jantung
luar
l Fasilitator mendemontrasikan cara menentukan dan memeriksa nadi karotis
l Fasilitator mendemontrasikan teknik kompresi dada pada penderita dewasa
l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group, masing-masin group
mendemontrasikan bantuan sirkualsi.
h. Resusitasi Jantung Paru
l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan prinsip dasar melakukan Resusitasi
Jantung Paru dan mendemontrasikannya
l Fasilitator menjelaskan rinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar
l Fasilitator menjelaskan pelaksanaan RJP oleh 1 penolong & 2 penolong pada
penderita dewasa
l Fasilitator mendemontrasikan pelaksanaan RJP pada orang dewasa
l Fasilitator membagi 4 group untuk mendemontrasikan pelaksanaan RJP
l Fasilitator menjelaskan pelaksanaan RJP pada bayi dan anak dan mendemontrasikan
RJP pada manekin bayi
l Fasilitator menjelaskan dan mendemontarsikan 6 tanda RJP yang di lakukan dengan
baik dan kapan menghentikan RJP dan menerangkan kesalahan dalam melakukan
RJP dan akibat yang timbul
l Fasilitator membagi 4 group untuk mendemontrasikan pelaksanaan RJP
3. Rangkuman
a. Mintalah peserta untuk meninjau kembali materi yang sudah di bicarakan
b. Mintalah peserta untuk menyimpulkan hasil diskusi
4. Evaluasi dan Latihan
Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang:
a. Definisi RJP
b. Kapan di lakukan RJP
c. Pelaksanaan ABC dalam praktek dan prinsip yang harus di mengerti
d. Cara melakukan Kompresi pada dewasa,anak-anak dan bayi
e. Cara pelaksanaan RJP yang baik dan benar ,kapan di hentikan pelaksanaan RJP
f. Kesalahan dan akibat pada saat melakukan RJP

H. Kunci Materi
1. Menjelaskan secara singkat system pernapasan dan sirkulasi
a. Sistem pernapasan, fungsi :
l Mengambil oksigen
l Mengeluarkan CO2
l Menghangatkan dan melembabkan udara ( hidung )
Susunan saluran napas :
i. Mulut/hidung
ii. Saluran afas Atas

93
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

iii.Saluran afas bawah


iv. Alvedus
b. Sistem sirkulasi, fungsi :
l Alat angkut : O2, CO2, zat nutrisi, zat sampah.
l Pertahanan tubuh terhadap penyakit dan racun
l Mengedarkan panas ke seluruh tubuh
l Membantu membekukan darah bila terjadi luka
Sistem sirkulasi, terdiri dari :
i. Jantung
ii. Pembuluh darah ( arteri, vena, kapiler )
iii. Darah dan komponennya ( sel darah merah, sel darah putih, keping darah, plasma )
iv. Saluran limfe
2. Menjelaskan perbedaan pengertian mati klinis dan mati biologis
Mati klinis :
Tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi, bersifat reversibel, penderita
punya kesempatan waktu 4-6 menit untuk dilakukan resusitasi tanpa terjadi kerusakan
otak.
Mati biologis :
Biasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung, dimulai dengan kematian sel
otak, bersifat irreversibel. ( kecuali berada di suhu yang ekstrim dingin, pernah dilaporkan
melakukan resusitasi selama 1 jam/ lebih dan berhasil ).
Tanda-tanda pasti mati :
a. Lebam mayat
b. Kaku mayat
c. Pembusukan
d. Tanda lainnya : cedera mematikan.
3. Menyebutkan ke 4 komponen rantai survival
a. Kecepatan dalam permintaan bantuan
b. Resusitasi jantung paru ( RJP )
c. Defibrilasi
d. Pertolongan hidup lanjut
4. Menjelaskan ketiga komponen Bantuan Hidup Dasar
a. A (Airway Control) : penguasan jalan napas
b. B (Breathing Support) : bantuan pernapasan
c. C (Circulatory Suport) : bantuan sirkulasi (pijatan jantung luar) dan
menghentikanperdarahan besar.
5. Menyebutkan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas
l Lidah ( pada orang dewasa yang tidak ada respon )
l Benda asing ( pada bayi dan anak kecil )
a. Menyebutkan 2 macam cara membuka jalan napas
Teknik angkat dagu-tekan dahi (bila tidak ada trauma kepala,leher, tulang
belakang).
b. Menyebutkan cara memeriksa napas
Dengan cara LDR ( lihat, dengar, rasakan ) selama 10 detik.
c. Menyebutkan 2 teknik untuk membersihkan jalan napas
l Menempatkan posisi pemulihan
l Sapuan jari
d. Mengenali sumbatan jalan napas
l Sumbatan parsial : penderita berupaya untuk bernapas, mungkin disertai bunyi
napas tambahan seperti mengorok, kumur, dll.
l Sumbatan total : penderita sulit bernapas dan akhirnya akan kehilangan kesadaran

94
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

e. Menjelaskan cara mengatasi sumbatan jalan napas pada berbagai penderita


Sumbatan jalan napas total dapat diatasi dengan Perasat Heimlich (Heimlich
Manuveur), yaitu :
l Hentakan perut : letak kompresi pada pertengahan antara pertemuan iga kanan/kiri
dengan pusar.
l Hentakan dada : letak kompresi pada pertengahan tulang dada
6. Menjelaskan prinsip dasar bantuan pernapasan
a. Dua (2) Teknik bantuan pernapasan :
i. Tiupan dengan mulut penolong
l mulut ke masker RJP
l mulut ke APD
l mulut ke mulut/ hidung
ii. Tiupan dengan menggunakan alat bantu : kantung masker berkatup (BVM/ Bag Valve
Mask)
Bahaya bagi penolong dalam pemberian napas dari mulut ke mulut ;
l penyebaran penyakit
l kontaminasi bahan kimia
l muntahan penderita
b. Menyebutkan frekwensi pemberian napas buatan untk masing-masing kelompok
umur penderita.
l Dewasa : 10-12 x pernapasan/ menit, masing-masing 1,5-2 detik
l Anak(1-8 th) : 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik
l Bayi (0-1 th) : lebih dari 20 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik
l Bayi baru lahir : 40 x pernapasan/ menit, masing-masing 1-1,5 detik
c. Menyebutkan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat dan tidak bernapas
i. Tanda pernapasan adekuat :
l Dada dan perut naik turun seirama dengan pernapasan
l Penderita tampak nyaman
l Frekuensi cukup ( 12-20x/menit )
ii. Tanda pernapasan kurang adekuat :
l Gerakan dada kurang baik
l Ada suara napas tambahan
l Kerja oto bantu napas
l Sianosis ( kulit kebiruan )
l Frekuensi napas kurang/ berlebih
l Perubahan status mental
iii. Tanda tidak bernapas :
l Tidak ada gerakan dada/ perut
l Tidak terdengar aliran udara melalui mulut/ hidung
l Tidak terasa hembusan napas dari mulut/ hidung.
7. Menyebutkan prinsip dasar Bantuan Sirkulasi
Bantuan sirkulasi dilakukan dengan pijatan jantung luar, kedalaman PJL :
l Dewasa : 4 5 cm
l Anak dan bayi : 3 4 cm
l Bayi : 1,5 2,5 cm
8. Menjelaskan prinsip RJP
Tindakan RJP merupakan gabungan dari ketiga komponen A, B, dan C.
Sebelum melakukan RJP, penolong harus memastikan :
l Tidak ada respon
l Tidak ada napas
l Tidak ada nadi
l Alas RJP harus keras dan datar

95
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

a. Menyebutkan rasio pada RJP


Baik pada Dewasa, anak, bayi semuanya menggunakan Rasio 30 : 2 ( 30 X PJL 2 x Tiupan.
Menjelaskan prinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar
Pijatan jantung luar bisa dilakukan karena jantung terletak diantara tulang dada dan
tulang punggung.
Letak titik pijatan pada PJL :
i. Dewasa dan Anak : Cari pertengahan tulang dada lalu letakan tangan dibawah garis
imajiner pertengahan H Dada.
ii. Bayi : 1 jari dibawah garis imajiner antara kedua puting susu bayi, menggunakan 2
jari ( jari tengah dan jari manis )
b. Menjelaskan 6 tanda RJP dilakukan dengan baik
i. Saat melakukan PJL, suruh seseorang menilai nadi karotis, bila ada denyut maka
berarti tekanan kita cukup baik.
ii. Gerakan dada naik/turun dengan baik saat memberikan bantuan napas.
iii. Reaksi pupil mata mungkin kembali normal
iv. Warna kulit penderita berangsu-angsur kembali membaik
v. Mungkin ada reflek menelan dan bergerak
vi.Nadi akan berdenyut kembali
c. Menjelaskan 5 macam komplikasi yang dapat terjadi pada RJP
i. Patah tulang dada/ iga
ii. Bocornya paru-paru ( pneumothorak)
iii. Perdarahan dalam paru-paru/ rongga dada ( hemothorak )
iv. Luka dan memar pada paru-paru
v. Robekan pada hati
d. Menyebutkan 4 keadaan dimana tindakan RJP di hentikan
i. penderita pulih kembali
ii. penolong kelelahan
iii. diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih
iv. jika ada tanda pasti mati
e. Menjelaskan kesalahan pada RJP dan akibatnya

I. Referensi
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 41 56.
2. Referensi lain yang mendukung.

96
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. Pokok Bahasan
Perdarahan dan Syok

B. Topik
1. Pengertian Perdarahan
2. Sumber perdarahan
3. Jenis Perdarahan
4. Perdarahan dalam
5. Perdarahan luar
6. Syok

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami topik topik, diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan pengertian perdarahan


2. Menyebutkan ketiga macam sumber perdarahan
3. Menjelaskan 2 jenis perdarahan
4. Menyebutkan kapan penolong harus mencurigai terjadinya perdarahan dalam
5. Menjelaskan bagaimana melindungi diri terhadap infeksi
a. Menjelaskan 3 cara bagaimana mengendalikan perdarahan luar
b. Menyebutkan perawatan perdarahan
6. Menyebutkan pengertian syok
a. Menyebutkan ke lima gejala dan tanda syok
b. Menyebutkan langkah-langkah penanganan syok
7. Mendemontrasikan cara menghentiakan perdarahan luar
a. Menunjukkan titik-titik tekan untuk membantu menghentikan perdarahan
b. Mendemontrasikan cara perawatan perdarahan
8. Mendemontrasikan langkah-langkah penanganan syok
9. Menyebutkan 3 sistem tubuh manusia

D. Media
Buku peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Kertas gambar, OHP, Alat Peraga

E. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek,

F. Waktu
1 x 45 menit

G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan diberikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang diberilkan
2. Kegiatan
a. Pengertian Perdarahan
Fasilitator menjelaskan pengertian dari perdarahan secara umum, yang diakibatkan
rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh trauma atau penyakit

97
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

b. Sumber perdarahan
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan sumber perdarahan dalam tubuh manusia
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menerangkan ketiga sumber perdarahan yang merupakan komponen
utama dalam tubuh manusia
c. Jenis Perdarahan
l Fasilitator menjelaskan 2 jenis perdarahan
l Fasilitator meminta pendapat peserta membuat contoh dari masing-masing
perdarahan luar dan perdarahan dalam
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta
d. Perdarahan dalam
l Fasilitator memberi contoh kasus yang menyebabkan perdarahan dalam
l Fasilitator menjelaskan tanda-tanda perdarahan dalam yang dapat di kenali dengan
jelas
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan perdarahan dalam
e. Perdarahan luar
l Fasilitator menjelaskan cara melindungi diri terhadap infeksi
l Fasilitator menyebutkan macam dari perdarahan luar dan membedakan masing-
masing perdarahan tersebut
l Fasilitator menjelaskan 3 cara mengendalikan perdarahan luar, tidak melupakan
ABC dan perlindungan terhadap infeksi
l Fasilitator meminta 3orang peserta mendemontrasikan cara mengendalikan
perdarahan luar dengan cara tekanan langsung, elevasi atau titik tekan, masing-
masing mendemontarsikan 1 cara
l Fasilitator menunjukkan titik tekan ( menekan pembuluh nadi di atas daerah yang
mengalami perdarahan
l Fasilitator menjelaskan perawatan perdarahan
f. Syok
l Fasilitator menyebutkan arti definisi dari syok
l Fasilitator Menjelaskan penyebab dari syok yang sering di jumpai
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 5 tanda dan gejala dari syok
l Fasilitator menulis dan merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menambahkan tanda syok yang belum di sebutkan peserta
l Fasilitator menjelaskan penanganan syok dan mendemontrasikannya
3. Rangkuman
a. Fasilitator menarik kesimpulan tentang topik perdarahan dan syok
b. Fasilitator menutup sesi
4. Evaluasi
a. Apakah pengertian dari perdarahan
..................................................................................................
b. Sebutkan sumber perdarahan
..................................................................................................
c. Jelaskan 2 jenis perdarahan beserta contohnya masing-masing
d. Bagaimana cara melindungi diri terhadap infeksi
e. Bagaimana cara mengendalikan perdarahan luar
f. Bagaimana cara perawatan perdarahan yang umum dilakukan
g. Apakah pengertian dari syok
h. Sebutkan tanda dan gejala dari syok
i. Jelaskan langkah-langkah penanganan syok

98
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

H. Kunci Materi

1. Pengertian Perdarahan
Sistem peredaran darah yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah
dan darah. Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali
pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan oksigen
dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida.
Jantung
Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya dengan oksigen setelah diproses dari paru paru
untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Bagian sebelah kanan menerima darah dari tubuh dan meneruskan ke paru paru untuk kembali
diperkaya dengan oksigen.
Arteri/Pembuluh Nadi
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh tubuh.
Darah yang keluar berwarna merah segar dan memancar
Vena/Pembuluh Balik
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Darah
yang keluar mengalir dan berwarna merah gelap
Kapiler/Pembuluh Rambut
Arteri akan terbagi bagi menjadi pembuluh yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga
lebih dekat dengan kulit. Darah yang keluar sangat sedikit dan kadang hanya berupa titik-titik
perdarahan
Denyut
Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat
dengan kulit.
Lokasi pengecekan denyut yang paling mudah:
1. Radial Berada di pergelangan tangan
2. Carotid Berada di leher
3. Femoral Berada di lipatan paha
Setiap kali jantung berdetak, anda dapat merasakan denyutnya pada sistem arteri.
Darah
Komposisi
Terdiri atas sel darah putih, sel darah merah, dan plasma darah.

2. Sumber Perdarahan
Perdarahan terjadi apabila darah keluar dari pembuluh darah oleh berbagai sebab seperti
cedera atau penyakit.
Berdasarkan sumber perdarahan:
a. Perdarahan nadi
b. Perdarahan pembuluh balik
c. Perdarahan pembuluh rambut

3. Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh dan
terlihat ada di luar tubuh.
Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bisa mengalir
langsung keluar tubuh.
Perdarahan yang harus segera ditangani adalah perdarahan yang dapat mengancam nyawa.

99
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

4. Perdarahan luar
Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh
penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah
mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib
mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak.
Perawatan Pra Rumah Sakit untuk Perdarahan luar
a. Tekanan Langsung
b. Elevasi
c. Titik Tekan
d. Immobilisasi
Menggunakan Torniket
Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk
menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan.

5. Perdarahan dalam
Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita.
Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam.
Gejala dan Tanda
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sbb.:
a. Batuk darah berwarna merah muda
b. Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
c. Terdapat memar
d. Bagian Abdomen terasa lunak

Perawatan Pra Rumah sakit untuk Perdarahan dalam


Ingatlah untuk menggunakan standard universal, amankan lokasi kejadian dan hubungi tenaga
terlatih.
a. Jaga jalan napas tetap terbuka dan berikan oksigen sesuai peraturan
b. Pertahankan panas tubuh penderita, tapi jangan sampai kepanasan
c. Atasi Syok
d. Pindahkan penderita secepatnya
Laporkan kemungkinan adanya perdarahan dalam kepada tenaga terlatih segera setelah
mereka tiba di lokasi.

Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit. Banyak
kuman penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah korban ini bisa
masuk kedalam tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong dapat tertular penyakit.
Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan seperti :
1. Riwayat benturan benda tumpul yang kuat
2. Memar
3. Batuk darah
4. Muntah darah
5. Buang air besar atau air kecil berdarah
6. Luka tusuk
7. Patah tulang tertutup
8. Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut
Perawatan Perdarahan
1. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :
a. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban.
b. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan
c. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
d. Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh
korban.

100
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

2. Pada perdarahan besar:


a. Jangan buang waktu mencari penutup luka
b. Tekan langsung dengan tangan (sebaiknya menggunakan sarung tangan) atau dengan
bahan lain.
c. Bila tidak berhenti maka tinggikan bagian tersebut lebih tinggi dari jantung (hanya
pada alat gerak), bila masih belum berhenti maka lakukan penekanan pada titik-titik
tekan.
d. Pertahankan dan tekan cukup kuat.
e. Pasang pembalutan penekan
3. Pada perdarahan ringan atau terkendali :
a. Gunakan tekanan langsung dengan penutup luka
b. Tekan sampai perdarahan terkendali
c. Pertahankan penutup luka dan balut
d. Sebaiknya jangan melepas penutup luka atau balutan pertama
4. Perdarahan dalam atau curiga ada perdarahan dalam
a. Baringkan dan istirahatkan penderita
b. Buka jalan napas dan pertahankan
c. Periksa berkala pernapasan dan denyut nadi
d. Perawatan syok bila terjadi syok atau diduga akan menjadi syok
e. Jangan beri makan dan minum
f. Rawatlah cedera berat lainnya bila ada
g. Rujuk ke fasilitas kesehatan

Penanganan perdarahan berarti mengendalikan perdarahan, bukan berarti


menghentikan perdarahan sama sekali.

6. Syok
Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang
mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan
paru-paru).
Penyebab
l Kegagalan jantung memompa darah
l Kehilangan darah dalam jumlah besar
l Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya
dengan baik
l Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare.
Gejala dan tanda syok
l Nadi cepat dan lemah
l Napas cepat dan dangkal
l Kulit pucat, dingin dan lembab
l Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga
l Haus
l Mual dan muntah

I. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 57 64.
2. Referensi lain yang mendukung

101
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

102
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. Pokok Bahasan
Cedera Jaringan Lunak

B. Topik
1. Pengertian jaringan lunak
2. Klarifikasi luka
3. Luka terbuka
4. Luka tertutup
5. Penutup & Pembalut luka
6. Perawatan luka terbuka
7. Perawatan luka tertutup
8. Perawatan luka dengan benda asing menancap
9. Pedoman umum penutup luka & pembalutan
10. Penggunaan pembalut
11. Pembalutan penekanan
12. Perawatan berbagai luka

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak


2. Menyebutkan 2 klasifikasi luka
3. Menyebutkan 6 macam luka terbuka
4. Menyebutkan 3 macam luka tertutup
5. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan penutup luka
a. Menjelaskan bagaimana penggunaan penutup luka
b. Menyebutkan 4 fungsi penutup luka
c. Menyebutkan ketiga fungsi pembalut
d. Menguasai pedoman penutupan dan pembalutan luka
e. Menjelaskan pemakaian pembalutan penekanan
6. Menyebutkan langkah-langkah perawatan luka terbuka
7. Menyebutkan langkah-langkah perawatan lukatertutup
8. Menyebutkan perawatan luka dengan benda asing menancap
9. Mendemontrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan
10. Mendemontrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada berbagai
bagian tubuh dan pada berbagai posisi tubuh
11. Mendemontrasikan pembalut penekanan
12. Mendemontrasikan Perawatan luka terbuka
a. Mendemontarsikan perawatan luka tertutup

C. Media
Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga

D. Metode
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek

E. Waktu
1 x 45 menit Teori
3 x 45 menit Praktek

103
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

F. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menguraikan deskripsi umum dari cedera
jaringan lunak
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang diberikan
2. Kegiatan
a. Pengertian jaringan lunak
l Fasilitator menjelaskan pengertian jaringan lunak
l Fasilitator mengenalkan istilah yang lazim di pakai dalam cedera jaringan lunak
l Fasilitator menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak
b. Klarifikasi luka
l Fasilitator menjelaskan 2 klasifikasi luka, dan menerangkan masing-masing luka
tersebut
l Fasilitator meminta peserta membedakan klasifikasi luka terbuka dan tertutup
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
c. Luka terbuka
l Fasilitator menjelaskan 6 macam luka terbuka
l Fasilitator menjelaskan criteria dari masing-masing luka terbuka, beserta contoh
kasus
l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka terbuka
d. Luka tertutup
l Fasilitator menjelaskan 3 macam luka tertutup
l Fasilitator menjelaskan criteria dari masing-masing luka tertutup
l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka tertutup
e. Penutup & Pembalut luka
l Fasilitator menerangkan pengertian dari penutup luka, criteria bahan yang di
pergunakan untuk menutup luka
l Fasilitator menjelaskan bagaimana cara penggunaan penutup luka dan memberikan
contoh
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 4 fungsi penutup luka
l Fasilitator menulis dan merangkum serta menambahkan fungsi yang belum di
sebutkan peserta
l Fasilitator mendefinisikan arti pembalut, dan menerangkan 3 fungsi pembalut, serta
memberikan contoh beberapa jenis pembalut
l Fasilitator menjelaskan langkah langkah penting dalam pemakaian pembalutan
penekanan dan mendemontrasikan langkah-langkah tersebut
l Fasilitator mendemontrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan
l Fasilitator membagi group, masing-masing group terdiri dari 2-3 orang untuk
mendemontrasikan pedoman penutupan luka dan pembalutan. Fasilitator
berkeliling melihat apakah peserta sudah benar melakuakn hal tersebut
l Fasilitator mendemontrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada
berbagai bagian tubuh dan pada berbagi posisi tubuh
f. Perawatan luka terbuka
l Fasilitator menjelaskan langkah-langkah yang harus di ketahui dalam merawat luka
yang terbuka
l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka terbuka
l Fasilitator memberikan 1 kasus luka terbuka dan meminta 2 orang peserta, 1 orang
sebagai korban dan lainnya sebagai penolong untuk mendemontrasikan cara
perawatan luka tertutup berdasarkan langkah-langkah yang harus diketahui

104
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

g. Peralatan luka tertutup


l Fasilitator menjelaskan langkah-langkah yang harus di ketahui dalam perwatan luka
yang tertutup
l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka tertutup
l Fasilitator memberikan 1 kasus luka tertutup dan meminta 2 orang peserta, 1 orang
sebagai korban dan lainnya sebagai penolong untuk mendemontrasikan cara
perawatan luka tertutup berdasarkan langkah-langkah yang harus diketahui
h. Perawatan berbagai luka
l Fasilitator mendemontrasikan perawatanluka spesifik misalnya Perawatan luka
tusuk,perawatan luka dengan benda asing yang menancap akibat tertinggalnya
pisau, pecahan gelas, potongan kayu yang menembus masuk dalam tubuh penderita
l Fasilitator mengingatkan peserta untuk tidak mencabut benda yang menancap
tersebut kecuali pada pipi
3. Rangkuman
a. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang materi yang yang sudah
diberikan
b. Fasilitator menutup sesi
4. Latihan dan Evaluasi
Fasilitator menanyakan :
a. Sebutkan macam-macam jaringan lunak yang ada dalam tubuh manusia
b. Sebutkan klasifikasi dari luka dan sebutkan contoh dari masing masing
c. Jelaskan apa yang di maksud dengan penutup luka
d. Sebutkan fungsi dari penutup luka secara umum
e. Apakah deskripsi dari pembalut dan sebutkan 4 fungsi dari pembalut serta contoh jenis-
jenis pembalut
f. Bagaimana cara melakukan pemakaian pembalut penekanan
g. Jelaskan langkah-langkah dari perawatan luka terbuka
h. Jelaskan langkah-langkah dari perawtan luka tertutup

H. Kunci Materi

1. Pengertian
Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau
pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah
luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta
berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi.
2. Klasifikasi Luka
Luka secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Luka terbuka
Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya
kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit.
b. Luka tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya
jaringan di bawah kulit.
Pembagian ini tidak menjadi penentu berat ringannya suatu cedera.
3. Luka Terbuka
Luka terbuka dapat ditemukan dalam berbagai bentuk diantaranya :
a. Luka lecet
Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata
b. Luka robek
Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan
dengan benda yang relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.

105
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

c. Luka sayat
Diakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya
rapi. Sering merupakan kasus kriminal
d. Luka tusuk
Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman
luka jauh dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena.
e. Luka avulsi
Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada bagian yang
menempel.
f. Luka amputasi
Bagian tubuh tertentu putus.
4. Luka Tertutup
Luka tertutup yang sering ditemukan adalah :
a. Luka memar
Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan
tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat
dari luar berupa warna merah kebiruan
b. Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan)
Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di
bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak,
biasanya besar yang kemerahan.
c. Luka remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka.
Biasanya tulang menajadi patah di beberapa tempat.
5. Penutup dan Pembalut Luka
Penutup luka
1. Membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut
3. Mempercepat penyembuhan
4. Menguangi nyeri
Pembalut
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan
pembalut dibuat dari bermacam materi kain.
Fungsi pembalut
1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya.
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.
Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan.
Beberapa jenis pembalut
l Pembalut pita/gulung.
l Pembalut segitiga (mitela).
l Pembalut penekan.
Penutupan luka
l Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.
l Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka
disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.
l Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan
penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi
Pembalutan
l Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan
penekanan untuk menghentikan perdarahan.
l Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.

106
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Jangan
l biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan
korban
Bila
l membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk
menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah
terjadinya kerusakan jaringan.
l Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan
kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan
terlalu kuat dan harus diperbaiki.
l Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu
lalu mendekati tubuh.
l Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi
jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.
Penggunaan penutup luka penekan
Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan
tekanan langsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkahnya :
1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan.
2. Beri bantalan penutup luka.
3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka.
4. Balut.
5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).
6. Perawatan luka Terbuka
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada
4. Cegah kontaminasi lanjut
5. Beri penutup luka dan balut
6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah
7. Tenangkan penderita
8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan
7. Perawatan Luka Tertutup
Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam
Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :
l Berikan kompres dingin (misalnya kantung es)
l Balut tekan
l Istirahatkan anggota gerak tersebut
l Tinggikan anggota gerak tersebut
Bila ada kecurigaan perdarahan besar maka sebaiknya pederita dirawat seperti syok.
8. Perawatan luka dengan benda asing menancap

I. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 65 74.
2. Referensi lain yang mendukung

107
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

108
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. Pokok Bahasan
Cedera Sistem Otot Rangka

B. Sub Pokok Bahasan


1. Cedera otot rangka
2. Gejala dan tanda patah tulang
3. Pembagian Patah tulang
4. Pembidaian
5. Pertolongan cedera otot rangka
6. Pemeriksaan patah tulang
7. Pertolongan umum patah tulang

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat :

1. Menjelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka


a. Menyebutkan pengertian patah tulang
b. Menyebutkan mekanisme penyebab patah tulang
2. Menyebutkan sekurangnya 4 macam gejala dan tanda patah tulang
3. Menjelaskan 2 macam jenis patah tulang dan mengapa diadakan perbedaan
tersebut
4. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan pembidaian
a. Menyebutkan berbagai macam bidai termasuk keuntungan dan kerugian
masing masing
b. Menyebutkan 5 macam tujuan pembidaian
5. Menyebutkan cara pertolongan cedera otot rangka
6. Mendemontrasikan pemeriksaan patah tulang
7. Mendemontrasikan pertolongan umum patah tulang pada tulang lengan
bawah dan tungkai bawah

D. Media
Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, OHP

E. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, demonstrasi

F. Waktu
1 x 45 menit Teori
2 x 45 menit Praktek

G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menguraikan pokok bahasan yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang akan diberikan
2. Kegiatan
a. Cedera otot rangka
l Fasilitator menjelaskan Sistem otot rangka dalam tubuh manusia dan fungsi system
otot rangka
l Fasilitator menjelaskan apa saja yang termasuk cedera otot rangka
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian patah tulang
l Fasilitator merangkum pendapat peserta

109
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Fasilitator menjelaskan mekanisme terjadinya patah tulang


l
b. Gejala dan tanda patah tulang
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 4 gejala dan tanda dari patah tulang
l Fasilitator menulis dan merangkum pendapat peserta, Fasilitator menambahkan
gejaldan tanda yang belum di sebutkan oleh peserta
c. Pembagian patah tulang
l Fasilitator menjelaskan 2 jenis patah tulang dan kriteria yang terjadi
d. Pembidaian
l Fasilitator menjelaskan arti dari pembidaian
l Fasilitator meminta pendapat peserta untuk menyebutkan 5 tujuan pembidaian dan
meminta peserta memberikan contoh 5 jenis pembidaian yang sering di gunakan
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menjelaskan 4 pedoman umum dalam penggunaan pembidaian , walau
memggunakan bidai dalam keadaan darurat, Peserta di minta umtuk menyebutkan
keuntungan & kerugian dari macam-macam pembidaian
e. Pertolongan cedera otot rangka
l Fasilitator menjelaskan cara pertolongan cedera otot rangka
l Fasilitator mendemontrasikan cara pertolongan ceder otot rangka
l Fasilitator membagi group, masing-masing terdiri 2-3 orang untuk
mendemontrasikan pertolongan cedera otot rangka
f. Pemeriksaan patah tulang
l Fasilitator mendemontrasikan cara pemeriksaan patah tulang
l Fasilitator membagi group , masing-masing terdiri dari 3-4 orang untuk
mendemontrasikan cara pemeriksaan patah tulang, dengan memberikan 1 kasus (
patah tulang lengan atas, paatah tulang lengan bawah, cedera jari dan tangan,
patah tulang panggul dll)
l Fasilitator berkeliling melihat hasil kerja masing-masing group
g. Pertolongan umum patah tulang
l Fasilitator mendemontrasikan pertolongan daripatah tulang lengan bawah dan
tungkai bawah, dengan meminta 1 orang peserta menjadi model
l Fasilitator membagi group, masing-masing group memndemontrasikan cara
pertolongan patah tulang lengan bawah dan tungkai bawah, dengan salah satu
anggaota group sebagai model
3. Rangkuman
a. Fasilitator memberikan kesimpulan tentang system otot rangka dan menerangkan
kasus-kasus yang sering di jumpai
b. Fasilitator berterima kasih dan menutup sesi
4. Evaluasi
Fasilitator menanyakan ;
a. Sebutkan yang termasuk system otot rangka dan fungsi nya
b. Jelaskan apa yang termasuk cedera otot rangka
c. Apakah pengertiandari patah tulang serta sebutkan gejala dan tanda dari patah tulang
d. Sebutkan 2 macam jenis patah tulang
e. Apakah yang di maksud dengan pembidaian , dan sebutkan 5 jenis bidai yang umum
di pakai
f. Jelaskan tujuan utama pembidaian
g. Jelaskan 4 pedoman umum pembidaian
h. Bagaimana cara pemeriksaan patah tulang
i. Bagaimana cara pertolongan umum patah tulang lengan bawah dan tungkai bawah
j. Bagaimana cara pertolongan cedera otot rangka

110
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

H. Kunci Materi

1. Cedera Otot Rangka


Alat gerak yang terdiri dari tulang, sendi, jaringan ikat dan otot pada manusia sangat
penting. Setiap cedera atau gangguan yang terjadi pada sistem ini akan mengakibatkan
terganggunya pergerakan seseorang untuk sementara atau selamanya.
Patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang, baik seluruhnya atau sebagian saja.
Penyebab
Pada dasarnya tulang itu merupakan benda padat, namun masih sedikit memiliki
kelenturan. Bila teregang melampau batas kelenturannya maka tulang tersebut akan
patah.
Cedera dapat terjadi sebagai akibat
a. Gaya langsung.
Tulang langsung menerima gaya yang besar sehingga patah.
b. Gaya tidak langsung.
Gaya yang terjadi pada satu bagian tubuh diteruskan ke bagian tubuh lainnya yang
relatif lemah, sehingga akhirnya bagian lain iilah yang patah. Bagian yang menerima
benturan langsung tidak mengalami cedera berarti
c. Gaya puntir.
Selain gaya langsung, juga tulang dapat menerima puntiran atau terputar sampai
patah. Ini sering terjadi pada lengan.
2. Gejala dan tanda patah tulang
Beberapa gejala dan tanda yang mungkin dijumpai pada patah tulang :
a. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah.
b. Nyeri di daerah yang patah dan kaku pada saat ditekan atau bila digerakkan.
c. Bengkak, disertai memar / perubahan warna di daerah yang cedera.
d. Terdengar suara berderak pada daerah yang patah.
e. Mungkin terlihat bagian tulang yang patah pada luka.
3. Pembagian Patah Tulang
Berdasarkan kedaruratannya patah tulang dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Patah tulang terbuka
2. Patah tulang tertutup
Perbedaannya adalah jika ada luka maka kuman akan dengan mudah sampai ke tulang,
sehingga dapat terjadi infeksi tulang.
Patah tulang terbuka termasuk kedaruratan segera.
4. Pembidaian
Penanganan patah tulang yang paling utama adalah dengan melakukan pembidaian.
Pembidaian adalah tindakan dan upaya untuk mengistirahatkan bagian yang patah.
Tujuan pembidaian
a. Mencegah pergerakan/pergeseran dari ujung tulang yang patah.
b. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah.
c. Memberi istirahat pada anggota badan yang patah.
d. Mengurangi rasa nyeri.
e. Mempercepat penyembuhan
Beberapa macam jenis bidai :
a. Bidai keras
Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan
ringan.
Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.
b. Bidai traksi
Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan
oleh tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha

111
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

c. Bidai improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.
Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.
d. Gendongan/Belat dan bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga)
dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan
daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan.
Pedoman umum pembidaian
Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, tetap mengikuti pedoman umum.
5. Pertolongan cedera alat gerak
a. Lakukan penilaian dini.
l Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa.
l Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat.
b. Lakukan pemeriksaan fisik.
c. Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah
cedera, jangan sampai menambah rasa sakit penderita.
d. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.
e. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada.
f. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai.
g. Lakukan pembidaian.

I. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 75 84.
2. Referensi lain yang mendukung

112
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. Pokok Bahasan :
LUKA BAKAR

B. Sub Pokok Bahasan :


1. Penyebab luka bakar
2. Penggolongan luka bakar
3. Luas luka bakar
4. Derajad berat luka bakar
5. Penyulit Luka bakar
6. Penanganan luka bakar

C. Tujuan Pembelajaran

1. Menyebutkan 4 penyebab luka bakar


2. Menyebutkan 3 macam penggolongan luka bakar
3. Menhitung luas permukaan tubuh yang mengalami luka bakar
4. Menyebutkan 3 macam derajad berat luka bakar
5. Menyebutkan beberapa factor penyulit pada kasus luka bakar
6. Menyebutkan langkah-langkah penanganan luka bakar

D. Media :
Buku Peserta, Flipchart, Spidol, Gambar-gambar luka bakar, OHP/LCD Proyektor

E. Waktu
1 x 45 Menit

F. Metode
Ceramah informatif, Diskusi/Tanya Jawab, Brainstroming, Simulasi/Peragaan

G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan Belajar
a. Penyebab Luka Bakar
l Fasilitator menjelaskan deskripsi dari luka bakar
l Fasilitator menerangkan 4 penyebab luka bakar secara umum
l Fasilitator melemparkan umpan balik tentang penyebab luka bakar
b. Penggolongan Luka Bakar
l Fasilitator menjelaskan penggolongan luka bakar berdasarkan lapisan kulit yang
mengalami cedera luka bakar
l Fasilitator memperlihatkan gambar dari masing masing golongan luka bakar
l Fasilitator melemparkan umpan balik tentang penggolongan dari luka bakar
c. Luas luka bakar
l Fasilitator menjelaskan pedoman untuk memperkirakan luas daerah yang terbakar (
Hukum Sembilan )

113
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Fasilitator menunjukan gambar Hukum Sembilan pada orang dewasa dan anak anak
l
Fasilitator memberikan kasus untuk menghitung luas permukaan tubuh
l
Derajad berat luka bakar
l
Fasilitator menjelaskan 3 macam derajad luka bakar dan lokasi nya
l
l Fasilitator memberikan contoh kasus untuk menentukan derajad berat luka bakar
e. Penyulit luka bakar
l Fasilitator menerangkan faktor penyulit pada kasus luka bakar
l Penanganan luka bakar
l Fasilitator menjelaskan dan mempraktekan langkah-langkah penanganan luka bakar
( lukabakar secara umum)
l Fasilitator membagi group , masing masing peserta menjelaskan dan mempraktekan
penanganan luka bakar
f. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka
bakar dan cara penanganan luka bakar
g. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
h. Fasilitator menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l deskripsi dari luka bakar?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan 4 penyebab luka bakar yang sering dijumpai?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana cara menghitung luas permukaan tubuh yang mengalami luka
bakar?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan 3 macam derajat berat luka bakar
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan faktor-faktor penyulit kasus luka bakar
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan langkah-langkah penanganan luka bakar
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

Apa saja penyebab luka bakar


lPanas
lKimia
lListrik
lRadiasi
Penggolongan Luka Bakar :
lLuka Bakar derajat satu
lLuka Bakar derajat dua (sedikit lebih dalam)
lLuka bakar derajat tiga

114
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Bagaimana cara menghitung luas luka bakar?


lRumus sembilan : membagi daerah tubuh dengan prosesntase 9 per daerah tubuh
lRumus Telapak Tangan : telapak tangan korban dianggap memiliki luas 1 % luas permukaan
tubuh.
HUKUM SEMBILAN

Derajat berat luka bakar :


l Luka Bakar Ringan
l Luka Bakar Sedang
l Luka Bakar Berat
Apa yang menjadi faktor penyulit luka bakar?
l Usia kurang dari 5 tahun atau lebih dari 55 tahun (dianggap lebih berat dari
perhitungannya)
l Adanya penyakit penyerta
Langkah-langkah penanganan luka bakar :
l Kemananan keadaan
l Keamanan penolong dan orang lain
1. Hentikan proses luka bakarnya, alirkan air dingin pada bagian yang terkena. Bila ada
bahan kimia alirkan air terus menerus sekurang-kurangnya selama 20 menit
2. Buka pakaian dan perhiasan
3. Lakukan penilaian dini
4. Berikan pernafasan buatan bila perlu
5. Tentukan derajat berat dan luas luka bakar
6. Tutup luka bakar dengan penutup luka dan pembalut longar

I. Referensi :
lBuku Pedoman Pertolongan Pertama, Terbitan PMI Pusat Tahun 2004
lReferensi lain yang relevan

115
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

116
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. POKOK BAHASAN :
PEMINDAHAN PENDERITA

B. SUB POKOK BAHASAN :


1. Mekanika tubuh
2. Saat pemindahan penderita
3. Pemindahan darurat
4. Pemindahan biasa
5. Posisi Penderita
6. Peralatan pemindahan penderita

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menyebutkan prinsip-prinsip mekanika tubuh


2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pada saat memindahkan
penderita
3. Mengerti kapan penderita harus dipindahkan
4. Menjelaskan kapan perlu di lakukan tindakan pemindahan darurat
5. Menjelaskan kapan dilakukan pemindahan biasa
6. Menyebutkan berbagai posisi penderita sesuai dengan kasus yang di hadapi
7. menjelaskan beberapa peralatan pemindahan penderita
8. Menjelaskan penggunaan tandu

D. MEDIA :
Buku Peserta, Flipchart, Spidol, Tandu (beberapa jenis)

E. WAKTU
3 x 45 Menit

F. METODE
Ceramah informatif, Diskusi/Tanya Jawab, Brainstroming, Simulasi/Peragaan, Praktek

G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan Belajar
a. Mekanika Tubuh
l Fasilitator menjelaskan arti dari mekanika tubuh dan tujuan utama dari mekanika
tubuh dalam pertolongan pertama
l Fasilitator menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam mekanika tubuh ( pemindahan
penderita)
l Fasilitator menerangkan hal- hal yang harus di perhatikan pada saat mengangkat
atau memindahkan penderita
l Fasilitator memberikan umpan balik mengenai mekanika tubuh

117
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

b. Saat Pemindahan Penderita


l Fasilitator menjelaskan kapan penderita harus dipindahkan , tidak ada definisi yang
pasti kapan penderita harus dipindahkan. Terutama harus diingat bila ada bahaya
berikan pertolongan dulu baru di pindahkan
c. Pemindahan Darurat
l Fasilitator menjelaskan contoh keadaan yang memerlukan pemindahan darurat
l Fasilitator memberikan contoh cara pemindahan darurat dan mendemontrasikan
dengan di Bantu oleh 1 orang peserta sebagai model
d. Pemindahan Biasa
l Fasilitator menjelaskan syarat pemindahan biasa , dengan melihat situasi/ keadaan
yang tidak membahayakan penolong atau penderita , maka penderita bisa langsung
dipindahkan
l Fasilitator mendemontrasikan pemindahan biasa dan tandu, dengan di Bantu oleh 4
orang peserta 1 orang sebagai korban , 3 orang sebagi penolong
l Fasilitator membagi 2 group,masing-masing group mendemontrasikan pemindahan
biasa dan pemindahan dengan tandu
l Fasilitator mengamati apa yang di lakukan masing-masing group
e. Posisi Penderita
l Fasilitator menyebutkan berbagai posisi penderita sesuai dengan kasus yang di
hadapi
f. Peralatan Pemindahan Penderita
l Fasilitator menjelaskan macam-macam tandu yang sering di gunakan
l Fasilitator menjelaskan penggunaan tandu
g. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka bakar
dan cara penanganan luka bakar
h. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
i. Fasilitator menutup sesi

118
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

H. Kunci Materi

Apa yang dimaksud dengan Mekanika Tubuh


Penggunaan tubuh dengan baik untuk menfasilitasi pengangkatan dan pemindahan korban
untuk mencegah cedera pada penolong.

Apa saja yang harus diperhatikan dalam mengangkat atau memindahkan korban
lRencanakan pergerakan sebelum mengangkat
lGunakan tungkai jangan pinggung
lUpayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh
lLakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang
lBila dapat dikurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban
lPerbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
Kunci utama dalam mengangkat atau memindahkan korban adalah menjaga kelurusan tulang
belakang. Upayakan kerja kelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi.

Kapan harus memindahkan korban?


l Sangat tergantung dari keadaan
l Secara umum, bila tidak ada bahaya maka jangan memindahkan korban.

Apa saja macam pemindahan penderita?


lPemindahan Darurat (hanya dilakukan bila ada bahaya langsung terhadap korban)
Contoh kasus :
a. Kebakaran atau bahaya kebakaran
b. Ledakan atau bahaya ledakan
c. Kerumunan massa yanf resah
d. Material berbahaya
e. Tumpahan minyak
f. Cuaca ekstrim
g. Memperoleh akses menuju korban lainnya
h. Bila tindakan penyelamatan nyawa tidak dapat dilakukan karena posisi korban

Beberapa cara pemindahan darurat :


a. Tarikan baju
b. Tarikan selimut atau kain
c. Tarikan bahu/lengan
d. Menggendong
e. Memapah
f. Membopong
g. Angkatan pemadam
lPemindahan Biasa, dilakukan bila tidak ada bahaya langsung terhadap korban. Korban
hanya dipindahkan bila semuanya telah siap dan korban telah siap
Contoh :
1. Angkatan langsung
2. Angkatan ekstremetas (alat gerak)

Bagaimana posisi terbaik melakukan pemindahan penderita?


TERGANTUNG KEADAANNYA
Misal :
l Korban dengan syok tungkai ditinggikan
l Korban dengan gangguan pernafasan biasanya posisi setengah duduk
l Korban dengan nyeri perut biasanya posisi meringkuk seperti bayi
l Posisi Pemulihan korban yang tidak sadar atau muntah

119
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Apa saja contoh peralatan evakuasi?


lTandu beroda
lTandu Lipat
lTandu Skop/tandu ortopedi/tandu trauma
lVest type extrication device (KED)

120
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. POKOK BAHASAN :
KEDARURATAN MEDIS

B. SUB POKOK BAHASAN :


1. Gejala dan tanda kedaruratan medik
2. Ayan
3. Pingsan
4. Paparan panas
5. Paparan dingin

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

D. MEDIA
Flipchart, spidol, OHP/LCD Projector, Kantung Es + Es, Selimut

E. WAKTU
1 x 45 menit

F. METODE
Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan

G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan
a. Gejala dan Tanda Kedaruratan Medik
l Fasilitator menerangkan deskripsi kedaruratan medis
l Fasilitator menggali dari peserta/pengalaman peserta tentang kasus kedaruratan
medis yang sering mereka jumpai
l Fasilitator menjelaskan gejala dan tanda kedaruratan medis yang sering dijumpai
b. Pingsan
l Fasilitator menerangkan deskripsi dari Pingsan
l Fasilitator melakukan diskusi/ brainstroming dengan peserta dan menjelaskan
tentang tanda dan gejala dari pingsan
l Fasilitator melakukan branstroming tentang penatalaksanaan dari pingsan
l Fasilitator melakukan klarifikasi pada penatalaksanaan dari pingsan
c. Paparan Panas
l Fasilitator menjelaskan mekanisme yang terjadi pada tubuh bila terpapar panas
l Fasilitator menggali dari peserta tentang gangguan tubuh akibat panas yang mereka
ketahui
l Fasilitator melakukan klarifikasi/penjelasan 3 macam gangguan tubuh akibat panas
l Kejang Panas
l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus kejang panas
l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus kejang panas
(menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan
kasus kejang panas)
l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda kejang panas
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan kejang panas.

121
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Fasilitator
l melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan
penatalaksanaan kejang panas.
l Kelelahan Panas
l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus kejang panas
l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus kejang panas
(menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan
kasus kejang panas)
l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda kejang panas
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan kejang panas.
l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan
penatalaksanaan kejang panas.
l Sengatan Panas
l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus sengatan panas
l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus sengatan panas
(menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan
kasus sengatan panas)
l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda sengatan panas
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan sengatan panas.
l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan
penatalaksanaan sengatan panas.
d. Paparan Dingin
l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus paparan dingin
l Fasilitator mendiskusikan tanda dan gejala kasus paparan dingin
l Fasllitator menjelaskan penatalaksanaan paparan dingin
l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan
penatalaksanaan paparan dingin
e. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka bakar
dan cara penanganan luka baker
f. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
g. Fasilitator menutup sesi

122
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Latihan dan Evaluasi

Apakah
l yang di maksud dengan Kedaruratan medik ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala kedaruratan medis secara umum?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala pingsan?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan penatalaksanaan pingsan?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan kejang panas ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan kelelahan panas ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan sengatan panas ?
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

Apa yang dimaksud dengan Kedaruratan Medis


Semua yang dialami korban yang yang tidak tergolong dalam kecelakaan/ non trauma.

Apa gejala dan tanda kedaruratan medis


Sangat beragam, khas maupun tidak khas. Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita
yang mengarah pada kedaruratan medis adalah :
Gejala :
l Demam
l Nyeri
l Mual, muntah
l Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
l Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
l Sesak atau merasa sukar bernafas
l Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut
Tanda :
l Perubahan status mental (tidak sadar, bingung)
l Perubahan irama jantung ; nadi cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau
sangat kuat.
l Perubahan pernafasan : irama dan kualitas warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan
terlalu merah)

123
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

lPerubahan keadaan kulit : suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering,


termasuk perubahan warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan, terlalu merah).
lManik mata : sangat lebar atau sangat kecil
lBau khas dari mulut atau kelumpuhan
lGangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare
lTanda-tanda lainnnya yang seharusnya tidak ada.

Gangguan medis apa saja yang umum ditemukan ?


1. PINGSAN
Gejala dan tanda
l Perasaan limbung
l Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging
l Lemas, keluar keringat dingin.
l Menguap
l Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit
l Denyut nadi lambat
Penatalaksanaan :
l Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan
l Longgarkan pakaian
l Usahakan penderita menghirup udara segar
l Periksa cedera lainnya
l Beri selimut, agar badannya hangat
l Bila pulih, agar badannya istirahatkan beberapa menit
l Bila tidak cepat pulih, maka :
l Periksa nafas dan nadi
l Posisikan stabil
l Bawa ke RS/dokter/puskesmas

2. PAPARAN PANAS
a. Kejang (Kram) Panas
Terjadi akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan melalui keringat
Gejala dan Tanda :
l Kejang pada otot, yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut.
l Kelelahan
l Mual
l Mungkin pingsan
Penatalaksanaan :
l Baringkan penderita di tempat teduh
l Beri minum pada penderita, bila perlu campur sedikit garam (jangan membuang
waktu untuk mencari garam)
l Rujuk ke fasilitas kesehatan
b. Kelelahan Panas
Terjadi akibat kondisi yang tidak fit saat melakukan aktivitas di lingkungan yang suhu
udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggu aliran darah.
Gejala dan tanda :
l Pernafasan cepat dan dangkal
l Nadi lemah
l Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat
l Pucat, keringat berlebihan
l Lemah
l Pusing, kadang penurunan respons
l Lidah kering dan haus

124
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Penatalaksanaan :
l Baringkan penderita ditempat yang teduh
l Kendorkan pakaian yang mengikat
l Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 30 cm
l Berikan oksigen bila ada
l Beri minum bila penderita sadar.

c. Sengatan Panas
Gejala dan Tanda :
l Pernafasan cepat dan dalam
l Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah
l Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
l Manik mata melebar
l Kehilangan kesadaran
l Kejang umum atau gemetar pada otot
Penatalaksanaan :
l Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin
l Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut, dan sekitar mata kaki
serta di samping leher
l Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan
tambahkan es kedalamnya
l Rujuk ke fasilitas kesehatan
d. Paparan Dingin (Hipotermia)
Gejala dan Tanda :
Hipotermia Sedang :
l Menggigil
l Terasa melayang
l Pernafasan cepat, nadi lambat.
l Gangguan penglihatan
l Reaksi mata lambat
l Gemetar
Hipotermia Berat :
l Pernafasan sangat lambat
l Denyut nadi sangat lambat
l Tidak ada respon
l Manik mata melebar dan tidak bereaksi
l Alat gerak kaku
l Tidak menggigil
Penanganan hipotermia :
Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman
l Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
l Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
l Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada
l Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
l Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan
l Pantau tanda vital secara berkala.
l Rujuk ke fasilitas kesehatan.

125
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

126
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. POKOK BAHASAN :
KERACUNAN

B. SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian racun
2. Cara masuk racun dalam tubuh manusia
3. Gejala dan tanda keracunan secara umum
4. Penatalaksanaan keracunan secara umum
5. Gigitan ular

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan pengertian tentang racun


2. Menjelaskan cara terjadinya keracunan pada manusia
3. Menjelaskan cara masuknya racun dalam tubuh manusia
4. Menyebutkan gejala dan tanda keracunan secara umum
5. Menjelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum
6. Menyebutkan pertolongan pada gigitan ular

D. MEDIA
Flipchart, spidol, OHP/LCD Projector, Pembalut luka + PP Kit

E. WAKTU
1 x 45 menit

F. METODE
Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan

G. PROSES PEMBELAJARAN

1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan Belajar
a. Pengertian racun
l Fasilitator menjelaskan pengertian racun
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan zat yang berupa racun dan
mendiskusikannya.
b. Cara masuk racun dalam tubuh manusia
l Fasilitator menjelaskan cara terjadinya keracunan pada tubuh manusia dan
meminta peserta memberikan contoh untuk masing-masing
l Fasilitator mendiskusikan dengan peserta cara/jalur masuknya racun dalam tubuh
manusia
l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi .
c. Gejala dan tanda keracunan secara umum
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan tanda- dan gejala keracunan dalam tubuh
manusia

127
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Fasilitator
l menuliskan jawaban-jawaban peserta di papan tulis dan membahasnya
satu persatu
l Fasilitator memberikan umpan balik kepada peserta tentang gejala dan tanda
keracunan secara umum.
l Fasilitator melakukan klarifikasi materi gejala dan tanda keracunan
d. Penatalaksanaan keracunan secara umum
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum
e. Gigitan ular
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan tanda dan gejala gigitan ular
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta dan membahasnya satu
persatu
l Fasilitator menjelaskan tindakan pertolongan pertama dari gigitan ular
l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang tanda, gejala dan
pertolongan pertama pada gigitan ular.
f. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus keracunan
dan cara penanganan keracunan.
g. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
h. Fasilitator menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l pengertian racun?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan cara terjadinya keracunan pada manusia?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan jalur masuknya racun kedalam tubuh manusia?
...........................................................................................
...........................................................................................
jelaskan tanda dan gejala keracunan?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala gigitan ular?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan penatalaksanaan gigitan ular?
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

Apa yang dimaksud dengan racun ?


Suatu zat yang bila masuk kedalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi
tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.

128
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Bagaimana cara terjadinya keracunan pada manusia ?


l Sengaja bunuh diri
l Keracunan yang tidak disengaja
l Penyalahgunaan obat.

Bagaimana jalur masuknya racun kedalam tubuh?:


l Melalui mulut /alat pencernaan
l Melalui pernafasan
l Melalui kulit atau absorbsi
l Melalui suntikan atau gigitan

Bagaimana gejala dan tanda keracunan secara umum?


l Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan
l Penurunan respon
l Gangguan pernafasan
l Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
l Mual, muntah, diare
l Lemas, lumpuh, kesemutan
l Pucat dan Sianosis
l Kejang-kejang
l Gangguan pada kulit
l Bekas suntikan, gigitan, tusukan
l Syok
l Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu

Bagaimana penatalaksanaan keracunan secara umum?


lPengamanan sekitar, terutama bila berhubungan dengan gigitan binatang
lPengamanan penderita dan penolong terutama bila berada di daerah dengan gas beracun
lKeluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan
lPenilaian dini, bila perlu lakukan RJP
lBila racun masuk melalui jalur kontak maka bilaslah daerah yang terkena dengan air.
lBila ada pentunjuk seperti pembungkus, sisa muntahan dan sebagainya sebaiknya
diamankan untuk identifikasi
lPenatalaksanaan syok bila terjadi
lPantaulah tanda vital secara berkala
lBawa ke fasilitas kesehatan

Apa saja gejala dan tanda umum Gigitan Ular?


l Demam
l Mual dan muntah
l Pingsan
l Lemah
l Nadi Cepat dan Lemah
l Kejang
l Gangguan pernafasan.

Bagaimana tindakan pertolongan pada kasus Gigitan Ular?


lAmankan diri penolong dan tempat kejadian
lTenangkan penderita
lLakukan penilaian dini
lRawat luka, bila perlu pasang bidai
lRujuk ke fasilitas kesehatan.

129
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

130
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

A. POKOK BAHASAN :
PERTOLONGAN KORBAN BANYAK DAN INCIDENT COMMAND SYSTEM

B. SUB POKOK BAHASAN


1. Incident Command System
2. Sektor ICS
3. Triage
4. Metode Start
5. Simulasi Start

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui dasar-dasar Incident Command System


2. Menyebutkan sektor-sektor dalam ICS
3. Menjelaskan dasar-dasar pertolongan korban banyak & Triage
4. Menyebutkan metode START
5. Mendemontrasikan dalam satu simulasi suatu triage metode START

D. MEDIA
Buku Peserta, flipcart/ papan tulis, Spidol, OHP/LCD. Kit PP lengkap

E. WAKTU
2 x 45 menit (1 jam teori, 1 jam praktek)

F. METODE :
Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan

G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan Belajar
a. Incident Command System
l Fasilitator menjelaskan pengertian ICS
l Fasilitator menjelaskan sektor-sektor dalam ICS
l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi.
b. Pertolongan Korban Banyak
l Fasilitator menjelaskan peran penolong pada pertolongan korban banyak.
l Fasilitator Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan penilaian keadaan pada
pertolongan korban banyak
l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi .
c. Dasar-Dasar Triage
l Fasilitator menerangkan definisi Triage
l Fasilitator menjelaskan dasar-dasar Triage dengan cara memilah korban secara
cepat dan menggolongkan kedalam salah satu dari empat kelompok yang ada
l Fasilitator menjelaskan tanda /label triage

131
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

d. Metode START
l Fasilitator menjelaskan system START
l Fasilitator menjelaskan 4 kelompok korban berdasarkan prioritas perawatan dan
harapan hidup sesuai dengan kondisi pada saat itu
l Fasilitator Membagi kelompok peserta, masing-masing kelompok mendapat satu
kasus dan melakukan langkah-langkah START
e. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi
f. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
g. Fasilitator menutup sesi

Latihan dan Evaluasi

Apakah
l yang dimaksud dengan ICS?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan sektor-sektor ICS?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan dasar-dasar triage?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan langkah-langkah pelaksanaan Metode START?
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Kunci Materi

Apa yang dimaksud dengan ICS?


Incident Comand System (ICS) = suatu sistem yang terkoordinasi dari prosedur-prosedur
untuk membantu pengendalian, arah dan koordinasi sarana dan sumber daya tanggap darurat
yang ada.
ICS ini di Indonesia sering dikenal sebagai Posko, yang tugas dasarnya adalah mengatur
penanggulangan korban banyak atau bencana. Bagaimana melakukan penilaian korban,
bagaimana dan kemana korban dievakuasi, menggunakan apa, siapa yang bertugas di mana,
kemana dan semua hal lain yang berhubungan dengan pengaturan di lokasi.

Sektor-sektor apa saja yang biasanya ada dalam system tanggap darurat ?
lPos Pengendali (Incident Command)
lEkstrikasi
lPerawatan
lTransportasi
lPendukung (termasuk pemasok)
lTriage

Apa peran penolong pada situasi korban banyak?:


l Mendirikan Posko atau tempat berkumpul
l Menilai Keadaan
l Meminta Bantuan
l Melakukan triage

132
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penilaian keadaan?


l Keadaan
l Jumlah Penderita
l Tindakan Khusus
l Sumber daya yang kira-kira akan diperlukan
l Hal lain yang dapat berdampak pada situasi dan kondisi
l Berapa banyak sektor yang diperlukan
l Wilayah atau areal penampungan

Apa yang dimaksud dengan Triage dan Metode START?


Triage : dipergunakan untuk tindakan pemilahan korban berdasarkan prioritas pertolongan
atau transportasinya.
Prinsip Utama Triage = menolong para penderita yang mengalami cedera atau keadaan yang
berat namun memiliki harapan hidup
Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah metode START atau
Simple Triage and Rapid treatment.
Pembagian prioritas penderita berdasarkan sistem START :
l Prioritas 1 Merah
Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis keadaannya
seperti gangguan jalan nafas, gangguan pernafasan, perdarahan berat atau perdarahan
tidak terkontrol, penurunan status mental.
l Prioritas 2 Kuning
l Prioritas 3 Hijau
l Prioritas 0 Hitam

133
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV

BAGAN PELAKSANAAN TRIAGE

YA
Penderita dapat
berjalan HIJAU

TIDAK

TIDAK YA
Penderita
Bernapas ?

Penderita
TIDAK YA > 30x
Bernapas setelah Frekwensi
jalan napas Pernapasan
dibuka

< 30x

HITAM MERAH

> 2 detik Waktu Pengisian


Kapiler

< 2 detik

TIDAK Status Mental


Perintah
Sederhana ?

YA

KUNING

134
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Modul V
Panduan Fasilitator
Perawatan Keluarga
PELATIHAN PERAWATAN KELUARGA
BAGI KSR DASAR

KOMPETENSI INTI :
Memahami tujuan Perawatan Keluarga dan dapat melakukan kegiatan Perawatan Keluarga.

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

1. Memahami prinsip & Mampu menjelaskan tentang : Mampu melaksanakan


sikap seorang pelaku 1. Kebersihan diri kegiatan di lapangan
PK. 2. Kebersihan lingkungan antara lain :
2. Mampu melaksanakan 3. Menyebutkan Peralatan 1. Melaksanakan Gerakan
perawatan keluarga Perawatan Keluarga dan PSN dengan melakukan
sesuai dengan kegunaannya. 3 M.
prosedur 4. Mensucihamakan peralatan 2. Pertolongan pertama
PK. pada kasus-kasus
5. Mencuci tangan dan kompetensi khusus.
memakai celemek Memahami beberapa
6. Mengukur suhu, obat sederhana.
menghitung nadi dan 3. Melakukan pendekatan
pernafasan. dan Komunikasi
7. Membuat Buku Catatan sederhana pada Lansia.
Harian bagi orang sakit.
8. Imunisasi
9. Gizi
10. Tentang pengertian Lansia
dan perlunya perawatan
pada Lansia.
11. Gejala gejala beberapa
penyakit.
12. Menata tempat tidur orang
sakit.
13. Mencegah luka lecet pada
orang sakit yang berbaring
lama.
14. Memberikan bermacam
macam Kompres.
15. Memahami cara menolong
b.a.b/b.a.k.

135
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

SILABUS PERAWATAN KELUARGA


UNTUK KSR DASAR

Pokok Umum
Sub Pokok Tujuan Alokasi Sumber
Kompetensi Metodologi Media Belajar/
Bahasan Bahasan Pembelajaran Waktu Referensi
Dasar PK l Prinsip & Peserta mampu : lCeramah 1 x 45' lFlpchart lBuku PK
sikap pelaku l Menjelaskan lTanya lOHP/LCD PMI
PK prinsip dan jawab lSpidol lRefe-
Peralatan PK sikap pelaku PK lSimulasi lMedia rensi
l Menyebutkan peraga terkait
peralatan PK

Kesehatan lKebersihan Peserta mampu : l Ceramah 1 x 45' lFlipchart lBuku PK


dasar diri l Menjelaskan l Tanya lOHP/LCD PMI
di keluarga lKebersihan dasar-dasar jawab lSpidol lRefe-
lingkungan kesehatan: lMedia rensi
lImunisasi l Kebersihan diri peraga terkait
lASI dan gizi l Kebersihan
lingkungan
l Imunisasi
l ASI dan gizi

Perawatan Persiapan lPeserta mampu lCeramah 3 x 45' lFlipchart lBuku PK


orang sakit perawatan orang melaksanakan: lTanya lOHP/LCD PMI
sakit : lMencuci tangan jawab lSpidol lRefe-
l Mencuci dan memakai lPraktek / lMedia rensi
tangan dan celemek simulasi peraga terkait
memakai lMembersihkan
celemek dan menata
l Membersih- tempat tidur
kan dan orang sakit
menata lMengenal jenis
tempat tidur pensuci hama
orang sakit lMensuciha-
l Mengenal makan alat
jenis pensuci perawatan
hama
l Mensuciha-
makan alat
perawatan
Pengamatan lPeserta lCeramah 1 x 45' lFlipchart lBuku PK
orang sakit : mampu: lTanya lOHP/LCD PMI
l Mengukur lMengukur suhu jawab lSpidol lRefe-
suhu tubuh, tubuh, lSimulasi lMedia rensi
l Menghitung menghitung peraga terkait
Denyut nadi nadi dan
l Frekuensi pernapasan
pernapasan lMembuat buku
l Membuat catatan
buku catatan penderita
penderita

136
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Perawatan orang Peserta mampu : lCeramah 1 x 45' lFlipchart lBuku PK


sakit : l Memelihara lTanya lOHP/LCD PMI
a. Memelihara kebersihan jawab lSpidol lRefe-
kebersihan mulut lSimulasi lMedia rensi
mulut l Memberikan peraga terkait
b. Memberikan bermacam-
bermacam- macam
macam kompres
kompres l Menyajikan
c. Menyajikan makanan dan
makanan dan obat
obat l Merubah posisi
d. Merubah orang sakit
posisi orang l Menolong
sakit b.a.b/b.a.k
e. Menolong Memandikan
pasien pasien
b.a.b/b.a.k
f. Menolong
memandikan
pasien

Gejala Gejala penyakit Peserta mampu lCeramah 1 x 45' lFlipchart lBuku PK


penyakit menjelaskan lTanya lOHP/LCD PMI
gejala: jawab lSpidol lRefe-
l Diare dan lSimulasi lMedia rensi
dehidrasi peraga terkait
l Demam
l ISPA, pnemonia,
TB
l BDB & PSN
l Gizi buruk

Perawatan Perawatan lansia lMenjelaskan lCeramah 1 x 45' lFlipchart lBuku PK


pada lansia pengertian lTanya lOHP/LCD PMI
lansia jawab lSpidol lRefe-
lMenjelaskan lSimulasi lMedia rensi
tujuan peraga terkait
perawatan
lansia
lMenjelaskan
perubahan dan
faktor yang
mempengaruhi
perubahan pada
lansia
lMelakukan
pendekatan
fisik, psikis

TOTAL 10 X 45'

137
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

138
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A. Pokok Bahasan - 1 :
Dasar Perawatan Keluarga

B. Sub Pokok Bahasan .


1. Menjelaskan Prinsip PK & Sikap pelaku PK
2. Menyebutkan Peralatan PK

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :


1. Menjelaskan Prinsip PK & Sikap pelaku PK
2. Menyebutkan Peralatan PK

D. Waktu :
1 x 45 menit

E. Metode :
Ceramah, Tanya jawab, Simulasi

F. Media :
Clipchart, OHP / LCD, Spidol, Alat peraga Perawatan Keluarga.

G. Waktu :
1 x 45 menit

H. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta perlunya
memahami Dasar Dasar Perawatan Keluarga.
l Fasilitator menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan.
l Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta.
l Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan pendapatnya yang dimaksud dengan
Perawatan Keluarga (PK), Fasilitator menuliskannya, kemudian Fasilitator memberi
klarifikasi.
l Fasilitator menjelaskan Prinsip kerja yang harus dimiliki oleh seorang pelaku PK,
Fasilitator menciptakan komunikasi 2 arah dengan menstimulasi peserta untuk
bertanya.
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan sikap dan perilaku yang harus dimiliki
seorang pelaku PK menurut pendapatnya, Fasilitator menuliskannya, kemudian
melakukan konfirmasi.
l Fasilitator menanyakan peserta tentang peralatan PK yang diketahui peserta,
kemudian dicatat dan fasilitator memberikan klarifikasi dengan memperkenalkan dan
menyebutkan alat-alat PK sekaligus dengan kegunaannya dengan jelas, kemudian
peserta diminta untuk mengulang menyebutkan alat-alat PK dan kegunaannya.
l Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi & tanya jawab.

139
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Latihan dan Evaluasi

Bagaimana
l prinsip kerja dan sikap perilaku seorang pelaku!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan beberapa peralatan PK dan kegunaannya!
...........................................................................................
...........................................................................................

I. Rangkuman
a. Fasilitator menyimpulkan tentang Dasar-Dasar Perawatan Keluarga yang disajikan
mengacu pada tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

J. Sumber Referensi :

lPanduan Buku Pedoman Perawatan PMI


lReferensi lain yang terkait.

K. Kunci Materi

1. Prinsip Kerja Seorang Pelaku PK :


a. Sikap yang baik seorang Pelaku PK penting untuk memberi kesan baik tentang
kepribadiannnya:
l Berperikemanusiaan
l Bertanggungjawab
l Selalu mengutamakan kepentingan si sakit
l Selalu bersikap terbuka
b. Menunjukan kemanuan kerja dengan tenang, cepat dan tanpa ragu-ragu.
c. Mempunyai sifat ramah, selalu senyum, bersedia untuk mendengarkan keluhan dan
mampu menenangkan si sakit.
d. Berfikirlah sebelum bertindak atau bekerja
e. Pengamatan serta informasi yang berwenang sangat bermanfaat dan membantu dalam
menjalankan tugas perawatan
f. Jagalah kebersihan lingkungan dan ruangan di sakit dengan tidak mengabaikan
kebersihan diri sendiri.
g. Catatlah selalu hasil pengamatan dan perawatan secara singkat jelas
h. Usahakan agar tidak menambah penderitaan si sakit
i. Jangan bertindak menyimpang dari peraturan dan perintah dokter/ petugas kesehatan.
j. Jika perlu untuk merujuk si sakit ke puskesmas atau rumah sakit, persiapkan dengan
baik, baik keperluan orang sakit juga transportasi.
k. Selalu menjaga kerahasiaan medis pasien.

2. Menyebutkan peralatan PK
a. Peralatan yang diperlukan untuk PK tidak perlu sama dengan yang ada di rumah sakit,
dengan peralatan sederhana kita dapat menolong orang sakit. Peralatan yang
digunakan dapat menggunakan peralatan yang ada atau improvisasi.
b. Perlengkapan PK sederhana :

140
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Bagi Pelaku PK
l Celemek
l Peralatan mencuci tangan
Bagi orang sakit
l Peralatan tempat tidur
l Peralatan mandi
l Peralatan buang air kecil, buang air besar (bak, bab)
l Peralatan mencuci rambut
l Peralatan memelihara mulut
l Peralatan makan
l Peralatan medis (termhometer, tensi meter, perban & plester)
l Peralatan Kompres (kantong es/kompres dingin, kantong air panas/ kompres panas),
l Bahan lain yang diperlukan : Talk, minyak pelumas & cream pelembab kulit.
l Desinfectant / cairan pensucihama & antiseptict

141
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

142
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A. Pokok Bahasan II :
Kesehatan Dasar

B. Sub Pokok Bahasan .


1. Kebersihan diri.
2. Kebersihan Lingkungan.
3. Imunisasi
4. Gizi dan ASI

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :


1. Memahami pentingnya menjaga kebersihan diri
2. Dapat menjelaskan tentang kebersihan lingkungan
3. Memahami macam Immunisasi
4. Menjelaskan pentingnya ASI & Gizi

D. Waktu :
1 x 45 menit

E. Metode :
Ceramah, Tanya jawab, Simulasi

F. Media :
Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol

G. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :
a. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.
b. Fasilitator memperkenalkan diri serta menjelaskan pokok bahasan
c. Fasilitator memberikan motivasi kepada peserta akan pentingnya Kesehatan Dasar.

2. Kegiatan Pembelajaran :
a. Fasilitator menggali pengalaman peserta tentang kebersihan diri, menuliskannya lalu
melakukan klarifikasi.
b. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahui tentang
Kebersihan Lingkungan. Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta,
kemudian memberikan klarifikasi.
c. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahui tentang
komponen mata rantai penularan penyakit dan merangkum pendapat peserta,
kemudian memberikan klarifikasi.
d. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan upaya yang biasa mereka lakukan
dalam membersihkan Lingkungan. Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat
peserta, kemudian memberikan klarifikasi.
e. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang menjelaskan manfaat pemberian
Imunisasi, kemudian melakukan klarifikasi.

143
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

f. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang manfaat ASI bagi bayi, kemudian
melakukan klarifikasi.
g. Fasilitator menjelaskan manfaat makanan bergizi bagi kesehatan.
h. Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab

H. Rangkuman
a. Fasilitator menyimpulkan tentang Dasar Kesehatan yang disajikan mengacu pada tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l cara menjaga kebersihan diri?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana kebersihan lingkungan dapat terpenuhi!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan macam-macam imunisasi dan kegunaannya!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan manfaat ASI bagi bayi!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan manfaat Gizi bagi tubuh!
...........................................................................................
..........................................................................................

I. Sumber Referensi :
l Buku Pedoman Perawatan Keluarga PMI
l Referensi lain yang terkait.

K. Kunci Materi
1. Kebersihan diri :
Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan.
Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan secara umum .

Kebersihan diri meliputi :


o Mandi setiap hari secara teratur dengan menggunakan air bersih dan sabun
o Mencuci rambut secara teratur dengan sampo minimal 1 minggu dua kali dan disisir
dengan rapih.
o Tangan harus dicuci sebelum menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makanan,
sesudah bab dan bak.
o Kuku digunting pendek dan bersih.
o Kaki dirawat dengan baik dan teratur ,pakailah sepatu yang cocok ukurannya.
o Sikat gigi 3X sehari pagi dan sore dan sebelum tidur.
o Pakaian perlu diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang dicuci bersih.

144
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

2. Kebersihan Lingkungan :
Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat,
sehingga dapat mencegah penularan penyakit.

Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan antara 3 mata rantai yaitu :
l Sumber Penyakit
l Perantara Penyakir
l Orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit

Kebersihan lingkungan dapat dicapai :


Rumah
l harus sehat dan terpelihara, harus memiliki jendela sehingga memperoleh
udara cukup dan segar, juga agar sinar matahari dapat masuk.
l Hewan peliharaan tidak berkeliaran di dalam rumah atau di tempat anak bermain
terutama hewan yang berkutu.
l Sediakan tempat sampah yang tertutup dan buang sampah pada tempatnya.
l Jaga kebersihan sumber air (sumur), MCK dan lingkungannya.
l Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah.
l Air limbah diusahakan lancar alirannya.

3. Imunisasi :
Imunisasi merupakan suatu cara untuk memberikan kekebalan pada seseorang terhadap
suatu penyakit yang terjadi, sebagai akibat dari pemberian melalui mulut/penyuntikan
kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan/mati sehingga tubuh dirangsang untuk
membentuk zat penolakannya.

Macam imunisasi
a. BCG : Mencegah penyakit TBC
b. DPT : Mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus.
c. Polio : Mencegah penyakit poliomyelitis
d. Campak : Mencegah penyakit campak
e. Hepatitis B : Mencegah penyakit Hipatitis B

4. ASI :
ASI yang baik dimulai dari pemberian ASI secara eksklusif (hanya ASI yang diberikan, tanpa
tambahan apapun) untuk bayi berusia 4 bulan pertama.
Yang terbaik adalah jika ASI terus diberikan selama 2 tahun atau lebih.
l Anak yang disusui mempunyai peluang terbaik untuk pertumbuhan dan selalu sehat
serta kuat.
l Hanya ASI yang dibutuhkan oleh bayi berusia 4 6 bulan
l Dalam usia 4 6 bulan tidak dibutuhkan tambahan air atau cairan-cairan lain.
l ASI adalah makanan alami, selalu bersih, dapat dicerna dan tidak pernah terlalu panas
atau terlalu dingin.
l ASI melindungi bayi dari infeksi dan penyakit-penyakit lain seperti diare dan radang
paru-paru.
l Menyusui bayi menolong para ibu membuat jarak kehamilan anak-anak mereka tanpa
menggunakan kontrasepsi.

5. GIZI :
a. Zat gizi merupakan kebutuhan sehari-hari, berupa makanan yang terdiri dari bahan-
bahan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

145
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Sumber Zat Tenaga / Kalori / Karbo hidrat :


l
Beras, jagung, kentang, ubi, singkong, dll
Sumber Zat Pembangun / Protein / zat putih telur :
l
Telur, daging, ikan, udang.
Sumber Zat Pengatur (Air, Vitamin & mineral ):
l
Buah-buahan, sayur-mayur.

b. Gizi kurang dapat mengakibatkan :


a. Kurang kalori protein
b. Kurang darah / anemia
c. Kekurangan vitamin
d. Gondok (karena kekurangan yodium yang dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan fisik dan mental).

Tanda-tanda kekurangan gizi :


Bengkak kaki, tangan
l atau bagian tubuh lainnya
l Berat badan sangat kurang
l Wajahnya sembab dan pucat
l Rambut tipis seperti rambut jagung
l Ototnya kendur
l Wajahnya seperti orang tua
l Kulit keriput
l Kadang-kadang gelisah.

146
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A. Pokok Bahasan III :


Dasar Perawatan Keluarga

B. Sub Pokok Bahasan .


1. Persiapan Merawat Orang Sakit.
a. Mencuci tangan dan memakai celemek
b. Penataan tempat tidur orang sakit
2. Pengamatan pada orang sakit
a. Mengukur suhu tubuh , menghitung nadi dan pernafasan .
b. Membuat buku catatan harian orang sakit.
3. Pelaksanaan perawatan orang sakit :
a. Memelihara kebersihan mulut
b. Memberikan macam-macam kompres.
c. Menyajikan makanan dan obat
d. Merubah posisi orang sakit
e. Menolong orang sakit b.a.b. dan b.a.k.
f. Menolong orang sakit

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :


1. Menjelaskan Persiapan Merawat Orang Sakit :
l Menjelaskan tujuan mencuci tangan dan memakai celemek dalam
merawat orang sakit
l Menjelaskan dan melakukan penataan tempat tidur orang sakit.
2. Pengamatan pada orang sakit :
l Menjelaskan tentang cara cara mengukur suhu, nadi dan pernapasan
serta dapat melakukannya.
l Membuat buku Catatan Harian orang sakit
3. Pelaksanaan merawat orang sakit :
l Memelihara dan membersihkan mulut si sakit
l Menjelaskan tujuan memberikan kompres, serta dapat melakukan /
memberikan macam-macam kompres.
l Menyajikan makan & obat untuk orang sakit
l Menjelaskan tujuan merubah posisi orang sakit di atas tempat tidur
l Mempersiapkan alat-alat dan membantu si sakit untuk b.a.b. dan b.a.k.
l Mampu membantu si sakit mencuci rambut di atas tempat tidur.

D. Waktu :
3 x 45 menit

E. Metoda :
Ceramah, Tanya jawab, Simulasi.

F. Media :
Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol, Brosur / Poster terkait

147
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
a. Fasilitator memperkenalkan diri serta membuat kontrak waktu, memberikan motivasi
kepada peserta perlunya memahami Perawatan Orang Sakit
b. Fasilitator menguraikan sub topik yang akan disampaikan.
c. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.
2. Kegiatan Pembelajaran :
a. Fasilitator meminta Fasilitator menjelaskan tentang persiapan merawat orang sakit
yang dimulai dengan menjelaskan pentingnya mencuci tangan dan memakai celemek .
b. Fasilitator menyiapkan peralatan yang diperlukan , lalu mendemonstrasikan cara
mencuci tangan yang benar, serta cara memakai celemek dan menggantungnya apabila
setelah selesai digunakan dengan benar.
c. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok, lalu masing-masing kelompok peserta
diminta untuk mempraktekkan ke-2 tindakan persiapan perawatan orang sakit
tersebut.
d. Fasilitator memberikan tugas agar semua kegiatan harus dilatih secara perseorangan
e. Fasilitator menjelaskan apa yang dimaksud dengan Desinfektan dan memperkenalkan
jenis jenis Desinfektan kepada peserta, lalu Fasilitator mendemonstrasikan cara
membersihkan dan mensucihamakan alat-alat perawatan keluarga.
f. Fasilitator menjelaskan tujuan menata tempat tidur orang sakit,serta Fasilitator
mendemonstrasikan cara menata tempat tidur.
g. Fasilitator meminta kepada kelompok yang telah ada untuk melakukan latihan agar
lebih trampil.
h. Pengamatan pada orang sakit dimulai dengan Fasilitator minta menggali prngetahuan
peserta tentang pengukuran suhu lalu Fasilitator melakukan klarifikasi, dilanjutkan
dengan Fasilitator mendemontrasikan prosedur pengukuran suhu yang dimulai dari
persiapan alat, proses pengukurannya sampai dengan memelihara alat setelah
dipakai, membaca hasil suhu tsb.
i. Para peserta secara berkelompok diminta untuk mempraktekkan cara mengukur suhu
di ketiak.
j. Lalu Fasilitator juga mendemonstrasikan pengukuran suhu yang dilakukan melalui
mulut dan dubur, disertai penjelasan bilamana ke-2 cara tersebut digunakan dan
bilamana cara tersebut tak dapat dilakukan.
k. Fasilitator minta peseta menyebutkan tujuan menghitung nadi dan pernapasan orang
sakit, lalu Fasilitator melakukan klarifikasi. Dilanjutkan dengan Fasilitator
mendemonstrasikan cara menghiotung nadi dan pernafasan.
l. Para peserta secara berpasangan diminta untuk mempraktekkannya
m.Fasilitator menjelaskan cara membuat Buku Catatan Harian orang sakit. Masing-masing
peserta diminta untuk mempraktekkannya.
n. Pelaksanaan perawatan orang sakit: Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan
pendapatnya tentang tujuan menyeka/memandikan orang sakit di atas tempat tidur,
kemudian Fasilitator melakukan klarifikasi. Dilanjutkan dengan menjelaskan peralatan
yang perlu dipersiapkan untuk menyeka/ memandikan orang sakit.
o. Fasilitator mendemonstrasikan cara memandikan Os diatas TT , meminda kepada para
peserta untuk melakukan redemonstrasikan secara kelompok untuk kemudian latihan
untuk masing-masing individu.
p. Fasilitator mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan mulut kepada para
peserta.
q. Fasilitator menjelaskan peralatan untuk membantu orang sakit b.a.b. dan b.a.k. di
atas tempat tidur, lalu dilanjutkan dengan mendemonstrasikan cara memasang labu
kemih dan pasu najis dengan benar.

148
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

r. Fasilitator menjelaskan tujuan mencuci rambut orang sakit di atas tempat tidur,
disertai menjelaskan peralatan yang perlu dipersiapkan, lalu Fasilitator
mendemonstrasikan cara mencuci rambut orang sakit di atas tempat tidur.
s. Peserta dibagi dalam kelompok dan diminta untuk menyiapkan peralatan untuk
menyeka/memandikan orang sakit, untuk mencuci rambut serta juga peralatan untuk
membantu orang sakit b.a.b. & b.a.k. di atas tempat tidur, serta peralatan untuk
memelihara kebersihan mulut. Dilanjutkan dengan mempraktekkan cara memasang
pasu najis dan labu kemih.
t. Fasilitator menjelaskan tehnik merubah posisi Os. Dilanjutkan dengan Fasilitator
mendemonstrasikannya. Peserta diminta untuk mempraktekkannya kembali dalam
kelompok.
u. Fasilitator menjelaskan tujuan pemberian kompres dingin dan kompres panas kepada
peserta sekaligus mendemonstrasikan.
v. Fasilitator menjelaskan cara menyajikan makanan dan obat untuk orang sakit yang
tidak dapat makan sendiri
w. Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta.

H. Rangkuman
l Fasilitator menyimpulkan tentang perawatan orang sakit di rumah yang disajikan mengacu
pada tujuan pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi

Kapan
l dan bagaimana pelaku PK mencuci tangan.
...........................................................................................
...........................................................................................
Menyiapkan / menata tempat tidur bagi orang sakit.
...........................................................................................
...........................................................................................
Membuat buku catatan harian orang sakit
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan macam macam pemberian kompres.
...........................................................................................
...........................................................................................
Apa maksud dan tujuan mencuci rambut dan menyeka / memandikan
orang sakit di atas tempat tidur.
...........................................................................................
..........................................................................................

G. Sumber Referensi :
l Buku Pedoman Perawatan PMI tahun 2004 hal 35 - 88
l Referensi lain yang terkait.

H. Kunci Materi
1. Persiapan merawat orang sakit :
Mencuci tangan

149
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Kapan mencuci tangan di lakukan:


a. Sebelum dan sesudah merawat orang sakit
b. Sebelum memegang makanan dan minuman
c. Sesudah memegang alat kotor / binatang
d. Setelah buang air kecil dan buang air besar.

Tujuan mencuci tangan :


a. Membersihkan tangan dari segala kotoran
b. Menjaga kesehatan Pelaku
c. Mengurangi penularan penyakit
d. Melatih suatu kebiasaan yang baik

cara mencuci tangan sesuai kebutuhan :


1. Cuci tangan higienik atau rutin dengan menggunakan sabun/detergen
2. Cuci tangan aseptik : sebelum tindakan pada pasien dengan menggunakan antiseptik
3. Cuci tangan sebelum melakukan pembedahan : dengan menggunakan antiseptik dan
sikat steril.

Peralatan mencuci tangan :


1. Menggunakan air yang mengalir, jika tidak ada washtafel/ledeng, menggunakan botol,
ceret, dll.
2. Sabun dan tempatnya
3. sebuah sikat tangan bila perlu
4. Sebuah handuk tangan/serbet.

Prosedur pelaksanaan :
1. Lepaskan semua perhiasan di tangan (arloji, gelang, cincin,dll)
2. Buka keran atau siraman air dari ceret/botol
3. Gosok putaran keran dengan sabun kemudian di bilas
4. Basahi tangan sampai kesiku dan sabuni hingga berbusa
5. Mulai dari telapak tangan, sela jari, punggung tangan, pergelangan tangan sampai siku.
Bila perlu kuku disikat dengan sikat tangan.
6. Sabun disiram dengan air terlebih dahulu dengan air sebelum diletakkan pada
tempatnya.
7. Bilas tangan sampai bersih. Dapat diulang sampai 3 kali.
8. Tutup kran, ingat jangan mengibaskan air dari tangan.
9. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk tangan atau serbet.

Memakai Clemek :
Tujuan Memakai celemek :
a. Melindungi pakaian dari kotoran
b. Mengurangi bahaya penularan penularan

Cara menggunakan celemek :


a. Setelah mencuci tangan, peganglah tali penggantung celemek dan masukan melalui
kepala.
b. Kedua tali pada sisi kiri dan kanan diikat pada bagian belakang tubuh pelaku dengan
ikatan yang mudah dilepas.

Cara melepaskan celemek :


a. Buka ikatan celemek yang ada dibelakang tubuh pelaku.
b. Lepaskan celemek melalui kepala

150
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

c. Celemek dapat digantung di dalam ruangan orang sakit dengan posisi bagian luar
celemek menghadap keluar. Bila digantung diruangan si sakit bagian luar celemek
berada di dalam.
d. Pelaku mencuci tangan kembali

2. Penataan tempat tidur orang sakit :


Penataan tempat tidur orang sakit
Bila seseorang sakit harus dirawat dengan baik dan sedapatmungkin dibaringkan di tempat
tidur tersendiri yang diatur rapih dan bersih.

Maksud dan tujuan :


a. Mempercepat upaya penyembuhan
b. Mencegah penyakit bertambah parah
c. Memperkecil bahaya penularan
d. Membuat orang sakit merasa nyaman

Prosedur Penataan tempat tidur orang sakit :


Untuk si sakit yang dapat beranjak dari tempat tidur :
a. Pelaku mencuci tangan dan memakai celemek
b. Beritahu si sakit
c. Semua peralatan disediakan dalam kamar diatas meja, termasuk keranjang/ember
kosong untuk barang tenun yang kosong (jangan diletakan di atas lantai)
d. Barang tenun yang kotor dilepaskan, dimasukkan ke keranjang / ember kosong.
e. Bantal/guling disingkirkan, ditaruh di atas kursi.
f. Kasur dibalikkan, bagian kaki berada di bagian kepala.
g. Ambil seprei bersih, letakan lipatan pertengahan seprei pada pertengahan kasur, buka
seprei dan perhatikan bahwa pada bagian kepala sisi seprei harus dapat diselipkan
dengan baik (+ 25 cm dibawah kasur), barulah bagian kaki (kadang-kadang seprei
kurang). Ditarik dengan baik supaya tidak ada lipatan.
h. Kain perlak dan kain alas diletakkan di atas seprei (untuk menghindarkan seprei mudah
kotor) dengan pertengahannya berada di pertengahan kasur.
i. Pada ke empat sudut seprei dibuat lipatan diagonal, barulah diselipkan sisi alat tenun di
bawah kasur, lalu dirapihkan.
j. Sarung bantal dan guling bersih dipasang dan dikembalikan pada tempat semula.
k. Selimut yang bersih dipasang dengan cara pertengahan selimut diletakkan di atas
pertengahan tempat tidur. Pada bagian kaki dibuat lipatan agar kaki dapat digerakkan,
barulah selimut diselipkan di bawah kasur.
l. Buka celemek dan cuci tangan.

Untuk si sakit yang tidak dapat beranjak dari tempat tidur :


a. Pelaku mencuci tangan dan memakai celemek
b. Beritahu si sakit
c. Semua peralatan disediakan dalam kamar diatas meja, termasuk keranjang/ember
kosong untuk barang tenun yang kosong (jangan diletakan di atas lantai)
d. Bantal, guling dan selimut dikeluarkan dan diletakkan di atas kursi
e. Seluruh sisi seprei, kain perlak dan kain alas perlak dilepaskan dari selipan dibawah
kasur.
f. Si sakit dimiringkan membelakangi pelaku
g. Seprei yang kotor, kain perlak dan alas perlak digulung ke arah punggung si sakit.
h. Seprei yang bersih dipasang, letakkan lipatan pertengahan seprei pada pertengahan
kasur dengan memperhatikan agar di bagian kepala, sisi seprei dapat diselipkan dengan
baik.

151
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

i. Perlak dan kain alas perlak yang bersih diletakkan diatas seprei bila ada satu perlak,
maka perlak ditarik dari gulungan seprei yang kotor, dibersihkan kembali, dengan
memakai air sabun lalu dikeringkan dan diberi talk, pasang kembali diatas seprei.
j. Ujung dan sisi seprei, perlak dan kain alasnya diselipkan dibawah kasur serta
dirapihkan,
k. Pasien dibalikkan kembali dan dimiringkan ke arah pelaku.
l. Pelaku pindah posisi ke belakang si sakit, gulung alat tenun yang kotor, keluarkan dan
masukan kedalam keranjang /ember untuk pakaian kotor (kecuali kain perlak bila tidak
ada gantinya dibersihkan).
m.Seprei, perlak dan kain alas perlak dirapihkan, ujung serta sisi-sisinya diselipkan
dibawah kasur.
n. Si sakit dibaringkan terlentang kembali.
o. Sarung bantal dan guling diganti dengan yang bersih dan diletakkan pada tempatnya
semula.
p. Selimut yang bersih dipasang.
q. Buka celemek dan pelaku mencuci tangan.

3. Pengamatan pada orang sakit :


a. Mengukur suhu tubuh
Alat pengukur suhu disebut Termometer.

Tujuan mengukur suhu :


a. Untuk mengetahui suhu tubuh si sakit
b. Untuk mengetahui adanya kelainan pada suhu tubuh si sakit
c. Untuk mengetahui perkembangan penyakit
d. Untuk membantu dokter dalam menegakan diagnosis.

Tempat dan cara mengukur suhu tubuh


Di Ketiak :
l Pelaku mencuci tangan
l Siapkan termometer, usahakan air raksa berada diposisi pangkal termometer.
l Beritahu si sakit.
l Keringkan ketiak si sakit
l Tempatkan pangkal termometer ditengah ketiak
l Di minta si sakit untuk menjepitnya selama 10 15 menit
l Tangan yang lain membantu menekan bagian lengan yang menjepit termometer.
l Setelah 10 15 menit termometer dikeluarkan, dibaca sampai dimana air raksanya
dan dicatat.
l Termometer dibersihkan dan disimpan.
l Pelaku mencuci tangan.

Di dubur :
Pengukuran suhu di dubur dilakukan pada :
l
- Bayi, anak & orang yang sakit parah, dan pada orang dalam keadaan tertentu.
Pengukuran suhu di dubur tidak boleh dilakukan pada :
l
- Orang sakit yang luka di daerah dubur
- Orang yang berpenyakit kelamin
Cara mengukur suhu di dubur
l
- Pelaku mencuci tangan
- Siapkan termometer dengan minyak pelumas/minyak
- Beritahu si sakit, miringkan si sakit, bebaskan pakaian yang menutupi bokong.
- Kaki yang sebelah atas ditekuk ke arah perut.

152
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

- Olesi pangkal termometer dengan minyak, untuk memudahkan saat


memasukkan.
- Pisahkan bokong si sakit agar anus menjadi tampak, lalu pangkal termometer
dimasukkan.
- Pegang termometer selama berada dalam anus kurang lebih 3 menit
- Keluarkan termoter baca hasilnya dan catat di buku harian.
- Termometer dibersihkan lalu disimpan.
- Pelaku cuci tangan.

Di Mulut:
Dilakukan pada orang sakit bila kedua tempat diatas tidak memungkinkan
l Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada ;
- Orang yang tidak sadar atau gelisah.
- Orang yang berpenyakit mulut, batuk pilek atau sesak nafas.
- Bayi/anak yang masih kecil.
l Cara mengukur suhu di mulut.
- Pelaku cuci tangan.
- Siapkan termometer.
- Beritahu si sakit.
- Si sakit diminta untuk membuka mulut.
- Letakkan pangkal termometer dibawah lidah agak ke samping, diminta si sakit
untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung.
- Setelah 3 menit keluarkan termometer ,baca dan catat di buku harian.
- Termometer dibersihkan , lalu disimpan.
- Cuci tangan.

b. Menghitung Denyut Nadi


l Menghitung denyut nadi adalah sama pentingnya dengan mengukur suhu.
l Tujuan Mengukur denyut nadi.
- Mengetahui keadaan umum si sakit.
- Mengetahui keadaan jantung.
- Mengikuti perkembangan jalannya penyakit.
- Membantu menentukan diagnosa.
l Pelaksanaan.
- Pelaku cuci tangan.
- Beritahu Orang Sakit.
- Si sakit duduk atau berbaring ,lengan dikendurkan dengan ibu jari seb atas .
- Cari nadi dengan 3 jari (telunjuk,jari manis dan jari tengah)
- Hitung denyut nadi selam menit ,hasilnya dikalikan dua dan dicatat dalam
buku harian.

c. Menghitung Pernafasan
Yang dimaksud dengan 1 kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas + 1 kali
mengeluarkan nafas.
l Tujuan Menghitung Pernafasan :
- Mengetahui keadaan umum si sakit.
- Membantu Dr dalam menentukan diagnosa.
l Pelaksanaan.
- Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi.
- Jangan diberi tahu si sakit

153
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

- Diperhatikan apakah kedua dinding bergerak seirama,apakah terlihat ada


kesukaran dalam bernafas.(misalnya adanya cekungan pada kulit diantara
tulang iga dan pada sudut pangkal leher ketika si sakit menarik nafas.).
- Hitung pernafasan selama menit dan hasilnya dikali 2 catat dalam buku
catatan harian.
d. Membuat Buku catatan harian orang sakit.
e. Seorang PK harus membuat catatan tentang apa saja yang dilaksanakan dalam
perawatan/pengobatan dan juga keluhan yang dirasakan oleh si sakit.
f. Data yang perlu di catat.
- Nama,umur, berat badan si sakit (terutama untuk anak-anak).
- Tanggal- jam- suhu nadi pernafasan
- Makanan dan minuman (diet)
- Pengobatan (nama obat, dosis pemberian , cara pemberian ).dan reaksi setelah
makan-minum obat.
- Bab dan Bak. (jumlah, Frekwensi, konsistensi tinja, warna dsb).
- Keterangan : keadaan/perubahan dari si sakit,gejala yang tampak.

4. Pelaksanaan perawatan orang sakit :


a. Memelihara kebersihan mulut :
1. Menyikat gigi
Tujuan :
l Membersihkan sisa makanan yang tersisas diantara gigi dan menjaga gusi tetap
sehat
Peralatan :
l Sikat gigi, pasta gigi, segelas air dan bengkok
Pelaksanaan :
l Bila pasien dapat menyikat gigi sendiri
a. Si sakit di dudukkan
b. Disediakan alat-alat yang diperlukan
c. Si sakit disuruh menyikat gigi sendiri
l Bila pasien tidak dapat menyikat gigi sendiri
a. Kepala pasien dimiringkan
b. Handuk diletakkan dibawah dagu sampai dadanya
c. Si sakit diberi air dengan sedotan untuk berkumur-kumur
d. Sikatlah gigi pasien dengan gerakan dari atas ke bawah, untuk gigi atas dan
sebaliknya dari dalam keluar untuk geraham atas dan bawah
e. Bila sudah selesai, mulut dikeringkan pasien dikembalikan pada posisi
semula

2. Memelihara gigi palsu


Tujuan :
l Membersihkan sisa makanan yang tersisa diantara gigi dan menjaga gusi tetap
sehat
Peralatan :
l Sikat gigi, pasta gigi, segelas air dan bengkok.
Pelaksanaan :
l Bila pasien dapat menyikat gigi sendiri
a. Si sakit di beri tahu, bahwa gigi yang akan dibersihkan untuk dilepaskan
b. Bila dapat melepaskan sendiri, biarkan si sakit mlepaskan sendiri
c. Letakkan gigi palsu di baskom atau gelas yang sudah disiapkan
d. Gigi dibilas dan disikat dalam air yang mengalir
e. Setelah bersih, gigi palsu diserahkan kembali

154
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

f. Gigi dipasang kembali setelah si sakit berkumur


g. Pada malam hari gigi palsu setelah dibersihkan, disimpan dalam gelas yang
diisi dengan air bersih.

b. Memberikan macam-macam kompres :


1. Kompres dingin kering
2. Kompres dingin basah
3. Kompres panas kering
4. Kompres panas basah

Tujuan :
1. Kompres dingin :
Menurunkan panas dan menghentikan perdarahan

2. Kompres panas :
- Mempercepat penyembuhan
- Mengurangi rasa sakit
- Membantu memperbaiki aliran darah

Peralatan :
- Kompres dingin kering : dengan kirbat es/ kantong es
l Kantong Es ini mempunyai sumbat dan cincin, yang berfungsi untuk menjaga
agar tutpnya tetap rapat
l Sebelum dimasukkan kedalam kantong es, potongan es dimasukkan kedalam air
sebentar, untuk menghilangkan sisi runcingnya yang dapat merobek kantong es
l Kantong es diisi setengahnya saja sebelum ditutup udara dikeluarkan terlebih
dahulu
l Periksa bocor atau tidak kantongnya
l Es dalam kantong diratakan, kemudian dikeringkan
l Bungkus dengan kain atau handuk kecil, lalu letakkan pada tempat yang akan
dikompres
l Setelah beberapa waktu diperiksa, bila es sudah cair diganti dengan yang baru.

- Kompres dingin basah :


l Gunakan baskom yang berisi air dingin, handuk kecil dimasukkan kedalam air
tersebut yang mudah mengisap air
l Peras sedikit sehingga air tidak menetes
l Letakkan pada tempat yanag akan dikompres, mis : dahi
l Bila amat panas sekali, perlu juga dikompres pada ketiak dan lipatan paha
l Dapat digunakan air hangat

- Kompres panas kering : dengan kantong air panas (dari karet) atau botol yang
tertutup rapat
l Kantong diletakkan mendatar pada sebuah meja, dengan mulutnya menghadap
keatas
l Kantong atau botol tertutup tersebut diisi dengan air hangat 2/3 bagian (bukan
air yang mendidih, karena dapat merusak kantong)
l Keluarkan udara dari kantong
l Periksa kantong/ botol dengan tidak membalikkan kebawah
l Kantong/ botol dikeringkan dan dibungkus dengan kain, lalu letakkan pada
bagian yang akan dikompres
l Bila air sudah dingin maka harus diganti.

155
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

- Kompres panas basah :


l Gunakan baskom yang berisi air panas, handuk kecil dimasukkan kedalam air
tersebut yang mudah mengisap air
l Peras sedikit sehingga air tidak menetes
l Letakkan pada tempat yanag akan dikompres
l Bila air telah dingin, dilakukan kembali seperti semula

c. Menyajikan makanan dan obat


Cara menyajikan makanan :
l Sebaiknya makanan disajikan diatas sebuah baki yang rapih, semua alat makan telah
tersedia pula
l Cocokkan makanan sesuai dengan Diet orang sakit, untuk rasa disesuaikan dengan
selera sepanjang tidak bertentangan dengan pantangannya
l Makanan dijaga kebersihannya, piring tidak diisi penuh karena akan mengurangi
selera makan
l Sayuran dan lauk pauk dipisahkan dengan piring kecil secara baik dengan sedikit
variasi
l Sedapat mungkin makanan disajikan dalam keadaan hangat
l Waktu makan ditentukan,agar lebih menarik di beri vas bunga dan untuk anak
diberikan makanan
l Bila si sakit dapat makan sendiri, gunakannlah meja kecil diberi alas atau dengan
improvisasi.

Pelaksanaan :
Pelaku cuci tangan
l
Tanyakan pada pasien, apakah ia akan b.a.b atau tidak
l
Makanan telah disiapkan dan diletakkan diatas meja dalam keadaan hangat
l
Cara memberikan makanan tergantung pada keadaan pasien
l
Bila
l pasien dapat duduk dan makan sendiri : Pasien didudukkan, makanan disiapkan
diatas meja kecil dan ditempatkan didepan perut pasien diatas tempat tidur,
disediakan pula serbet dan bel agar pasien dapat memberitahu bila makannya sudah
selesai
Bila pasien dapat makan sendiri tetapi tidak boleh duduk : Pasien dimiringkan,
l
sebaiknya kesebelah kiri supaya dapat makan dengan tangan kanannya, serbet
diletakkan di bawah dagu pasien, makanan diletakkan di dekat pasien, untuk minum
disediakan sedotan dan bel agar pasien dapat memberitahu bila makannya sudah
selesai
Bila pasien perlu disuap : Pasien ditidurkan seenak mungkin, serbet dipasang diatas
l
dada dibawah dagu pasien, tanyakan apakah mau minum dahulu atau tidak, pelaku
duduk disamping pasien untuk dapat menyuap, waktu memberi minum kepala
pasien diangkat dengan tangan kiri dan tangan kanan pelaku memegang gelas yang
dibantu dengan sedotan.
Selesai makan alat dibereskan, buka celemek dan pelaku cuci tangan
l
Catat dalam buku harian jumlah makanan yang dihabiskan
l

Cara memberikan obat :


Tujuan pemberian obat :
l Mempercepat penyembuhan
l Mengurangi penderitaan
l Mencegah penularan

156
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Bentuk obat :
l Pil (bundar, bagian luar dilapisi tepung atau bahan yang mengkilap)
l Tablet (umumnya pipih, bentuk bermacam-macam bulat atau persegi)
l Kapsul (bentuk bulat panjang, terbentuk dari bahan gelatin dapat keras atau lunak,
pada umumnya kapsul berfungsi sebagai pembungkus
l Tetes (berupa cairan / liquid)
l Salf (berbentuk salf, onbat luar yang dioleskan ke kulit atau mata)
l Cair (bahan obat yang bercair bisa kental, pada umumnya terlebih dahulku dikocok
sebelum dipakai, ada yang digunakan untuk obat minum, obat suntik, obat gosok,
obat kompres dll)
l Puyer/ serbuk (bentuknya berupa bubuk, tersedia didalam bungkusan kecil,
biasanya obat untuk anak-anak)

Etiket obat :
Biasanya
l diletakkan pada dus, kantong plastik, yang memberikan petunjuk tentang
pemakaian obat

Warna etiket:
Putih (obat dalam untuk diminum)
l
Biru (obat luar tidak boleh ditelan)
l
Hitam (biasanya obat berbahaya obat keras atau racun)
l

Tulisan pada etiket :


Mengatur berapa kali sehari diminum (dosis obat)
l
Waktu untuk memebrikan obat (pagi, siang, sore, sebelum atau sesudah makan)
l
Banyaknya takaran satu sendok teh, setengah tablet dsb
l
Peringatan : obat harus dikocok dahulu atau tidak
l

Pelaksanaan pemberian obat :


l Pelaku cuci tangan dan pakai celemek
l Baca etiket pada botol dengan teliti, nama dan aturan pakai
l Untuk obat cair, maka dikocok dahulu untuk larut betul
l Tuangkan obat cair dengan memegang botol dimana telapak tangan pad bagian
etiket, agar etiket tidak kotor sehingga dapat dibaca dengan jelas
l Gunakan takaran yang tepat : Mis : 1 sendok makan, atau 1 sendok obata
l Baca etiket sekali lagi untuk menecocokan nama
l Bila telah selesai, tutup botol obat dengan rapt dan dikembalikan pada tempatnya

Obat minum yang diteteskan :


Obat
l disiapkan, dibaca etiketya berapa harus diberikan, sediakan sendok teteskan
obat, hitung dengan suara nyaring agar ingat berapa tetes obat yang telah diberikan
l Untuk obat puyer yang kerapkali terasa pahit, terutama untuk anak kecil dan bayi
dapat dicampur dengan air gula atau madu.
l Bila anak mendapat pil atau tablet, haluskan terlebih dahulu, kemudian campur
dengan madu dan aduk dengan sendok kecil supaya merata, tunggu selama pasien
minum obat sampai kita pasti bahwa obat telah ditelan
l Simpan obat ditempat yang aman dan tidak mudah dicapai oleh anak kecil.

d. Merubah posisi orang sakit

Seorang pelaku PK harus pandai menolong si sakit duduk-berbalik merubah sikap


tidurnya, merubah sikap tidur si sakit adalah hal yang penting, karena dapat
menghindari :

157
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Bahaya lecet pada tubuh.


l
Ketegangan pada sendi.
l
Bahaya timbulnya cacat.
l
Memperbaiki peredaran darah.
l
Merubah posisi tidur orang sakit meliputi :
l
Untuk
l mengurangi bahaya lecet daerah yang tertekan bagi orang sakit yang
berbaring terus menerus maka pelaku PK membuat jadwal untuk merubah posisi
setiap 2 jam sekali, miring kiri dan miring kanan.

Meminggirkan atau menengahkan si sakit.


Prosedur meminggirkan orang sakit, pelaku cuci tangan dan memakai celemek.
l
Beritahu si sakit dan diminta untuk menyilangkan kedua lengannya di dada.
l
Pelaku berdiri di sisi kanan si sakit.
l
Masukkan
l tangan kiri dengan telapak tangan menghadap ke atas dibawah bantal dan
di pundak si sakit, sedangkan tangan kanan di bawah punggung .... hitung...
pindahkan ke pinggir /ketengah (maksudnya menghitung agar si sakit awas dan
mungkin dapat membantu).
Masukkan tangan kiri dibawah punggung ,tangan kanan dibawah punggung ....
l
hitung..... pindahkan ke pinggir dan ke tengah.
Masukkan tangan kiri dibawah lipatan lutut, tangan kanan dibawah betis.... hitung
l
... pindahkan ke pinggir /ketengah.
Atur posisi tidur si sakit menyenangkan.Rapihkan Tempat tidur.
l
Buka celemek dan cuci tangan.
l

Memiringkan si sakit.
Memiringkan
l membantu posisi si sakit menjadi miring, Pelaku cuci tangan pakai
celemek
l Beritahu si sakit dan untuk memiringkan si sakit ke sisi kiri, pelaku berdiri di sisi
kanan si sakit.
l Kedua tangan si sakit diletakkan bersilang diatas perut, kaki kanan diletakkan diatas
kaki kiri.
l Masukkan tangan kiri dibawah bahu ,sambil memegang bahu yang lain, tangan yang
lain dimasukkan dibawah bokong.... hitung sedikit diangkat dan si sakit
dimiringkan.
l Atur dengan baik posisi si sakit, dapat diberi bantal guling diantara kakinya, bagian
punggung ditopang dengan bantal.

Memindahkan si sakit.
l Bila si sakit dewasa dan gemuk, maka untuk mengangkatnya diperlukan 2 atau 3
orang
l Ketiga pelaku berdiri disisi kanan si sakit dengan posisi kaki kanan agak maju ke
depan.
l Pelaku yang tertinggi berada pada bagian kepala dan bertugas untuk mengangkat
bagian atas. Tangan kiri diletakkan dibawah bahu, sedangkan tangan kanan dibawah
pinggang.
l Pelaku yang kedua (menurut ukuran tinggi badan) bertugas mengangkat bagian
tengah badan si sakit. Tangan kiri diletakkan disamping tangan kanan pelaku yang
pertama, sedangkan tangan kanan berada dibawah bokong si sakit.
l Pelaku yang terpendek bertugas mengangkat bagian kaki si sakit. Tangan kiri
diletakkan disamping kanan pelaku kedua, sedangkan tangan kanan berada pada
bagian kaki.

158
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Pelaku
l yang berada dibagian kepala memberi aba-aba kemudian si sakit diangkat
bersama-sama. Langkah pelaku harus sama (siap-angkat-berjalan-satu-dua-tiga
dst-berhenti- baringkan ).
Si sakit dirapihkan dan diselimuti.
l

e. Menolong orang sakit b.a.b dan b.a.k

Di Indonesia biasanya si sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke
kamar kecil untuk b a b /b a k.
l Peralatan : Pasu najis dan tutupnya.
l Labu kemih untuk pria.
l Botol berisi air bersih.
l Kertas tisu.
l Alas bokong, dan perlaknya.
l Bel, handuk, sabun dan bedak bila perlu

Pelaksanaan :
l Pelaku cuci tangan dan pakai celemek.
l Beritahu si sakit.
l Siapkan alat-alat di samping tempat tidur.
l Selimut pada sisi dimana pelaku berdiri diangkat, dan alat bokong dipasang .
l Pakaian si sakit dibuka atau dikebawahkan.
l Tutup pasu najis dibuka, diletakkan diatas bangku dengan bagian dalam menghadap
ke atas.
l Si sakit diminta untuk menekuk lututnya dan mengangkat bokongnya.
l Letakkan pasu najis dibawah bokong (bila perlu mdibantu mengangkat bokongnya).
Bila si sakit pria, diberikan labu kemih di depan pasu najis.
l Periksa apakah letak pasu najis baik, selimut ditutup kembali dan kepada si sakit
diberikan bel.
l Si sakit dapat dsi tinggalkan dan minta membunyikan bel apabila telah selesai.
l Setelah bab dan b a k ,bila si sakit pria labu kemih dianggakt dulu. Kemudian alat
kelamin disiram dari bagian atas.
l Sambil si sakit dimiringkan ke sisinya, bersihkan bokong dengan kertas toilet yang
telah dibasahi dari depan ke belakang, kemudian dikeringkan.
l Masukkan kertas toilet yang telah dipakai kedalam pasu najis.
l Pasu najis diletakkan diatas bangku dan ditutup.
l Angkat pengalas bokong, pakaian dikenakan kembali dan si sakit dikembalikan ke
posisi semula.
l Alat-alat dikeluarkan dari kamar pasu najis dibersihkan.
l Buka celemek, pelaku cuci tangan.

e. Menolong memandikan orang sakit diatas tempat tidur.

Tujuan memandikan.
Memberikan perasaan segar dan nyaman kepada si sakit.
l
Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya.
l
Membantu memperlancar peredaran darah.
l
Melatih otot-otot secara aktif dan pasif.
l
Mencegah terjadinya lecet.
l

159
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Peralatan.
l 2 buah waskom (1 untuk menyabuni dan 1 untuk membilas ).
l Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember.
l 2 waslap dan 2 handuk bila ada.
l 1 buah ember untuk menampung air kotor.
l Sabun mandi pada tempatnya, talk, krim pelembab dan alat kosmetik bila perlu.
l Pakaian si sakit yang bersih.
l Tempat/keranjang untuk pakaian kotor.
l Bila perlu sediakan pasu najis, labu kemih dan botol berisi air untuk membasuh.

Pelaksanaan.
l Tanggalkan semua pakaian si sakit dan badan di tutup dengan handuk/kain panjang,
pakaian kotor dimasukkan di dalam keranjang pakaian kotor.
l Handuk yang diletakkan dibawah kembali.
l Dicuci muka, telinga dan leher.
l Bersihkan muka (dengan gerakan huruf S) ,telinga dan leher.Mula-mula dengan
waslap bersabun, kemudian dibilas dengan waslap lainnya(U ntuk muka, ditanyakan
dulu apakah mau memakai sabun atau tidak ).
l Angkatlah handuk dari bagian kepala, lalu keringkan muka, telinga dan leher si sakit
dengan handuk tersebut.
l Handuk dipindahkan ke bawah lengan si sakit yang jauh dari pelaku,lalu dengan
waslap bersabun diseka dengan memkai usapan yang panjang dan setengah memijit
mulai dari jari-jari tangan sampai ketiak.
l Selesai dibilas, lengan dikeringkan, dilakukan dengan cara yang sama pada lengan
yang lain, lalu ke dua lengan diletakkan ke atas kepala, pindahkan handuk ke
samping si sakit dekat pelaku.
l Cuci dada, ketiak, perut, paha/lipatan paha.
l Diseka mulai dari bagian dada (kalau pada wanita yang menyusui bayinya, agar
secara hati-hati dengan gerakan memutar), teruskan ke ketiak, dan dengan usapan
panjang sejauh mungkin menyeka bagian perut (perhatikan pusar) kearah bagian
paha.
l Setelah dibilas, dikeringkan, ketiak diberi bedak.
l Handuk dibentangkan dibawah bokong ,diminta agar lutut ditekuk untuk
membersihkan alat kelamin. Tanyakan apakah si sakit mau membersihkan sendiri,
jika demikian, washlap bersabun diberikan kepada si sakit dan diganti dengan
washlap bersih. Kemudian dikeringkan dengan baik diberi bedak sampai di lipat
paha.
l Air mandi diganti, kedua washlap dibersihkan kembali.
l Cuci bagian belakang si sakit; pundak, punggung, pinggul bokong paha bagian
belakang dan lipatan bokong.
l Miringkan si sakit, dan bentangkan handuk di belakang punggung (bila si sakit dapat
telungkup, maka hal ini lebih mudah) bagian lipat bokong dicuci paling akhir.
l Dikeringkan dengan handuk, kemudian bokong diberi bedak.
l Bila si sakit selalu berbaring terlentang,maka perlu punggungnya di pijat. Caranya
tuangkan sedikit lotion di tangan pelaku dan gosokkan bagian belakang si sakit
seluruhnya, Bila sudah agak kering, tangan pelaku diberi bedak dan mulai memijat
dengan kedua telapak tangan diletakkan tertutup diatas bokong, mengusap sambil
menekan ke arah bahu, tangan kanan dibelokkan ke kanan dan tangan kiri ke, lalu
memijat /mengusap sisi badan, pada sisi bokong kita angkat sedikit sambil menekan
kembali ke temnpat semula serta menekan sedikit, gerakan ini diulangi sampai
dengan 5 kali.
l Dikenakan pakaian atas pasien yang bersih.
l Air mandi diganti, kedua washlap dicuci kembali.

160
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Kedua
l tungkai sampai kaki dicuci, handuk dibentangkan dibawah kedua tungkai
dengan posisi lutut ditekuk.
Bila dikehendaki si sakit, kedua kaki dimasukkan ke\dalam waskom untuk dicuci agar
l
memberikan perasaan segar dimulai dulu dari tungkai yang jauh dari pelaku, dicuci
jari-jari, telapak kaki sampai ke tungkai bagian atas lalu dikeringkan. Dilakukan
dengan cara yang sama pada tungkai yang lain.
Dikeringkan dengan baik dan sela jari kaki diberi bedak, tumit digosok lotion kulit.
l
Rambut disisir dengan cara : handuk diletakkan dibawah kepala kemudian kepalanya
l
dimiringkan, rambut dibagi dua lalu disisir mulai dari ujung, makin lama keatas
sampai pada pangkal rambut.
Bila rambut panjang dijalin dan ujungnya diikat, demikian juga sebelahnya. Untuk
l
wanita diberikan alat makeupnya.
Si sakit dirapihkan dan tempat tidur dibereskan
l
Semua alat dibersihkan dan dikembalikan ke tempatnya masing-masing
l
Buka celemek dan cuci tangan.
l
Pintu dan jendela dibuka kembali.
l

161
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

162
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A. Pokok Bahasan IV :
Gejala Penyakit

B. Sub Pokok Bahasan.


1. Diare dan Dehidrasi
2. Demam
3. ISPA, Pnemonia, TBC
4. DBD ( Demam Berdarah Dengue ) dan PSN
5. Gizi buruk

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :

1. Dapat memahami dan mengenal gejala Diare, dan gejala Dehidrasi, serta
dapat melakukan pertolongan pertama dan rujukan.
2. Mengenal tanda dan gejala Demam, serta dapat melakukan Pertolongan
Pertama.
3. Mengenal tanda dan gejala DBD, serta dapat melakukan pertolongan
pertama secara sederhana dan upaya pencegahannya.
4. Dapat mengenal beberapa gejala ISPA, termasuk pneumonia dan TB, serta
mengetahui pertolongan pertama yang perlu dilakukan.
5. Dapat menjelaskan pentingnya makanan bergizi uutuk kesehatan tubuh.

D. Waktu :
2 x 45 menit

E. Metode :
Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Praktek / simulasi.

F. Media :
Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta perlunya
memahami Gejala penyakit.
l Fasilitator menguraikan sub topik yang akan disampaikan.
l Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik.
l Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang Diare, serta diminta menyebutkan
penyebabnya, Fasilitator menuliskan dan kemudian melakukan klarifikasi.
l Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan akibat dari Diare yang tak tertangani
atau tanda-tanda dari dehidrasi, Fasilitator menuliskan, lalu memberi klarifikasi, serta
menjelaskan tindakan rujukan yang harus segera dilakukan.

163
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Fasilitator
l mengajak peserta untuk berbagi pengalaman pada saat demam, gejala dan
pertolongannya, Fasilitator menuliskan lalu mengklarifikasi.
Fasilitator meminta peserta menjelaskan apa yang diketahui tentang Deman Berdarah
l
Dengue (DBD), Fasilitator menuliskan, merangkum, kemudian mengklarifikasi tentang
Penyebab, Gejala dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan.
Fasilitator menjelaskan tentang ISPA serta tanda dan gejalanya, mulai dari batuk, pilek
l
sampai kepada radang paru-paru (pneumonia) dan apa perbedaannya. Fasilitator
menjelaskan pertolongan pertama pada kasus batuk pilek dan apa yang harus dilakukan
bila ditemukan tanda dan gejala radang paru-paru. Fasilitator menjelaskan kemana
sebaiknya orang sakit dirujuk.
Fasilitator menjelaskan gejala dan tanda TBC, serta rujukan yang harus dilakukan.
l
Fasilitator meminta peserta untuk menjelaskan pengertian gizi buruk. Fasilitator
l
memotivasi peserta untuk berperan aktif memberikan pendapat, Fasilitator
menuliskan, merangkum, dan kemudian memberikan klarifikasi. Fasilitator
menjelaskan tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan apabila mendapatkan
anak yang mengalami gizi buruk.
Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta.
l

H. Rangkuman
a. Fasilitator menyimpulkan tentang beberapa gejala penyakit yang disajikan mengacu pada
tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi

Apa
l yang disebut diare dan bagaimana cara mengatasi diare.
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana cara menolong penderita demam secara sederhana
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana cara memberantas sarang nyamuk.
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan bedanya batuk-pilek biasa dengan pneumonia
...........................................................................................
...........................................................................................
Kapan seseorang diwaspadai menderita TBC.
...........................................................................................
..........................................................................................

I. Sumber Referensi :
l Pedoman Perawatan Keluarga PMI hal 116 - 146
l Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya hal 54
l Referensi lain yang terkait.

164
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

J. Kunci Materi

1. Diare dan dehidrasi :


l Diare adalah keluarnya feses yang konsistensinya lembek dan berair dengan frekuensi
sering. Diare disertai oleh kram seperti yang terjadi saat sakit perut.
l Dehidrasi adalah kekurangan cairan tubuh pada seseorang yang menderita diare
sehingga seseorang kehilangan banyak air dan garam.

Yang perlu diperhatikan bagi penderita diare :


Untuk bayi :
l Berikan minuman sebanyak yang dapat diterima bayi, berupa larutan dehidrasi
(campuran 4 sendok teh gula, 1 sendok teh garam dan dicampur dalam 600 ml air
hangat steril.
l Berikan ASI sebanyak yang diinginkan bayi.
l Jangan memberikan susu atau makanan padat sampai 24 jam.
l Memberi makan lewat botol harus dimulai secara bertahap setelah 36 jam dari
berhentinya diare.
l Bila diare berlanjut hubungi segera dokter.

Untuk orang dewasa :


Tidak
l boleh makan, hanya minum-minuman yang berupa cairan murni, seperti air putih
atau jus buah selama 24 sampai 48 jam lebih banyak dari biasanya.
l Orang dewasa dapat mengkonsumsi mixtura kaolin (tersedia di apotik) untuk
mengurangi diare.
l Jangan memberikan obat-obatan kepada anak-anak untuk mengendalikan diare kecuali
berdasarkan saran dokter.
l Bila diare mereda, konsumsi makanan yang mudah dicerna, sup yang bebas lemak.
l Hindari mengkonsumsi susu, krim, mentega, telur untuk beberap hari.

Segera rujuk penderita diare bila:


Nyeri berkelanjutan
l
Serangan terjadi setelah bepergian dari luar daerah
l
Individu mengalami serangan diare yang berulang lebih dari 3 hari
l
Terdapat darah dalam feses
l
Diare berlangsung selama lebih dari 48 jam, atau lebih dari 24 jam pada anak kecil.
l
Anak kecil yang menderita diare juga mengalami muntah.
l

2. Demam :
l Demam biasanya didefinisikan sebagai suhu diatas 380C, yang diukur secara oral dan
merupakan salah satu respons tubuh terhadap infeksi.

Tindakan :
Berikan parasetamol baik dalam bentuk sirup ataupun tablet sesuai aturan.
l
Lepaskan
l selimut dan semua pakaian yang hangat, kenakan pakaian yang ringan dan
longgar.
Jangan berupaya untuk membungkus anak di dalam selimut.
l
Apabila suhu lebih dari 400C, lakukan kompres dengan air hangat.
l
Berikan banyak minum
l
Pertahankan penderita di dalam ruangan yang hangat dengan suhu yang tetap, dengan
l
ventilasi cukup, bukan jendela yang memiliki aliran udara.
Sebuah kipas angin listrik.
l

165
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Segera rujuk penderita Demam bila:


l Demam di daerah malaria
l Kejang-kejang, terkadang disertai kejang/kaku di leher
l Kehilangan kesadaran
l Demam dengan kulit yang melepuh karena cacar atau infeksi kulit.
l Demam dengan tanda-tanda radang paru-paru
l Demam pada wanita yang habis melahirkan atau mengalami keguguran dalam waktu 6
minggu sebelumnya.

3. DBD :
l Demam Berdaran Dengue (DBD) adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang berkembang
biak di dalam genangan air jernih di dalam maupun di sekitar rumah.

Tanda dan gejala


Mendadak panas tinggi (38-400C atau lebih)
l selama 2-7 hari tampak lemah dan lesu.
Tampak
l bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas gigitan nyamuk disebabkan
pecahnya pembuluh darah kapiler / rambut di kulit.
Untuk membedakannya, kulit direnggangkan. Bila bintik itu hilang berarti bukan tanda
penyakit DBD.
Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan), mungkin terjadi muntah darah
l
atau b.a.b berdarah.
Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
l

Tindakan :
l Segera lakukan pertolongan pertama dengan beri minum sebanyak-banyaknya dengan
air yang sudah dimasak seperti air susu, teh atau air minum lainnya.
l Berikan kompres dingin
l Berikan obat penurun panas misalnya paracetamol dengan dosis :
Anak-anak : 10-20 mg/kg
Dewasa : 3 X 1 tablet sehari
l Segera dirujuk ke petugas kesehatan / puskesmas / rumah sakit.

Pencegahan :
Pemberantasan Sarang Nyamuk, memberantas sampai jentik-jentiknya.
l

4. ISPA, Pneumonia dan TB :


ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
l
Flu
l
Merupakan infeksi virus pada hidung dan tenggorokan. Flu menyebabkan hidung
berair/tersumbat, sakit tenggorokan, pegal-pegal seluruh badan dan merasa tidak
sehat serta sering kali suhu tubuh sedikit meningkat. Flu sering kali berlangsung
selama 7 sampai 10 hari.

Tindakan :
a. Beri banyak minum/cairan.
b. Inhalasi/penguapan air hangat akan membantu membersihkan saluran hidung.
c. Berikan paracetamol untuk mengurangi gejala, sesuai aturan.

Batuk
Batuk adalah tindakan refleks yang distimulasi oleh iritasi pada paru-paru atau jalan
udara. Batuk berulang dapat mengindikasikan adanya infeksi, seperti flu.

166
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Tindakan :
a. Berikan cairan dalam jumlah yang banyak untuk meredakan batuk.
b. Inhalasi/penguapan air hangat membantu membersihkan jalan nafas.
c. Untuk batuk kering, minum obat batuk atau minuman lemon hangat dengan satu sendok
teh madu dapat membantu individu beristirahat/tidur.
d. Pada anak, saat tidur tinggikan bagian kepada dengan bantal.
e. Pada bayi, saat tidur posisikan miring tanpa menggunakan bantal.

Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi/radang dan infeksi kantong udara (alveoli) paru-paru.
Gejala Pneumonia
a. Pernafasannya cepat, kadang berbunyi dan sulit bernafas
b. Batuk
c. Produksi lendir berwarna kuning atau hijau
d. Suhu tubuh meningkat
e. Nafsu makan berkurang
f. Kemungkinan terdapat nyeri dada

Tindakan :
a. Baringkan penderita di tempat tidur dengan posisi duduk tegak dan disangga dengan
baik oleh sandaran punggung dan bantal.
b. Anjurkan penderita untuk batuk, berikan banyak cairan, sediakan tissue yang banyak
dan sebuah wadah untuk meludah.
c. Bantu individu untuk melakukan napas dalam
d. Berikan obat sesuai dengan anjuran dokter
e. Berikan oksigen jika diprogramkan dokter.

Tuberculosis (TBC)
TBC
l merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycrobacterium tubercolosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar melalui
udara. TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernafasan). Namun kemudian
TBC juga bisa menyerang alat tubuh yang lain. Pada anak TBC dapat menyebabkan
peradangan pada selaput otak dan gangguan kulit.
l Tanda dan gejala seseorang pengidap TBC
a. Batuk lebih dari 4 minggu, walau telah minum obat biasa
b. Batuk menahun dan berlendir, pada stadium lanjut berdarah
c. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari
d. Terasa nyeri pada dada dan punggung atas
e. Menjadi kurus
f. Kulit pucat
g. Suara menjadi parau/serak
h. Dalam stadium lanjut berbagai infeksi dapat disebabkan karena kuman TBC,
termasuk infeksi kulit, selaput paru, jantung dan berbagai organ tubuh penting lain.

Bagaimana cara pencegahan dan Pengobatan TBC


l
a. Vaksinasi BCG (Bacilus Calmette Guirin) bagi bayi sedini mungkin
b. Makan makanan yang banyak mengandung protein dan vitamin
c. Makan dan istirahat teratur
d. Jaga kebersihan lingkungan
e. Pemeriksaan kesehatan secara teratur
f. Menghindari berdekatan napas dengan penderita TBC.

167
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Pengobatan
a. Disiplin mengkonsumsi obat sesuai dengan aturan, dalam jangka panjang, secara terus
menerus tanpa berhenti.
b. INH, Streptomisin, enthambutol, PAS dan ripampisin

5. Gizi Buruk :

Gizi
l buruk disebabkan oleh kurang makan atau kurang mengkonsumsi makanan dengan
baik.

Anak-anak yang kurang gizi :


Tidak bertumbuh atau berkembang secara normal
l
Mereka
l lebih besar kemungkinan untuk terkena penyakit dan kecil kemungkinan untuk
bertahan hidup
Mereka terperangkap dalam lingkungan gizi buruk dan penyakit
l

Tanda seorang anak menderita Gizi buruk


l Anak menjadi lemah, sehingga untuk makanpun perlu disuapi.
l Mempunyai masalah diare, batuk atau radang paru-paru
l Lemah dan lesu
l Penderita gizi buruk kehilangan otot-otot
l Penderita gizi buruk tubuhnya bengkak air (udema)
l Kulit melepuh dan terkelupas (penderita kwashiorkor)
l Lingkar lengan atas kurang dari 13 cm.

Tindakan :
l Berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari
l Bantulah anak-anak untuk makan, (mengolah makanan sehingga mudah dimakan oleh
penderita gizi buruk).
l Berikan cairan sari makanan kepada anak-anak gizi buruk yang mengalami dehidrasi.
l Anjurkan orang tua untuk berkunjung ke posyandu/puskesmas, untuk di timbang,
diberikan obat-obatan yang tepat.
l Menghibur anak-anak yang kurang gizi, dengan cara bermain bersama.

168
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

A. Pokok Bahasan V :
Perawatan pada Lansia

B. Sub Pokok Bahasan


a) Pengertian Lansia
b) Tujuan Perawatan Lansia
c) Perubahan pada Lansia dan faktor yang mempengaruhi
d) Pendekatan fisik, psikis

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :

1. Dapat menjelaskan pengertian Lansia


2. Dapat menjelaskan tujuan perawatan Lansia
3. Dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada Lansia dan faktor yang
mempengaruhi perubahan tersebut
4. Dapat melakukan pendekatan fisik dan psikis kepada Lansia

D. Waktu :
1 x 45 menit

E. Metoda :
Ceramah, Tanya jawab, Simulasi.

F. Media :
Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
a. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta Fasilitator memperkenalkan diri serta
memberikan motivasi kepada peserta perlunya memahami Perawatan pada Lansia.
b. Fasilitator menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan.
c. Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik.
2. Kegiatan Pembelajaran :
a. Fasilitator minta peserta untuk menjelaskan pengertian Lansia yang diketahui,
Fasilitator mencatat, lalu melakukan klarifikasi
b. Fasilitator menjelaskan tujuan perawatan Lansia, dan mengajukan pertanyaan untuk
mendapatkan feedback dari peserta.
c. Fasilitator minta peserta menyebutkan perubahan yang terjadi pada Lansia, Fasilitator
mencatat, lalu merangkum, dan Fasilitator memberikan klarifikasi.
d. Fasilitator menjelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan pada Lansia.
e. Fasilitator minta peserta menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan pendekatan
fisik kepada Lansia, Fasilitator mencatat dan kemudian melakukan klarifikasi.
f. Fasilitator juga minta peserta menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan
pendekatan psikis kepada Lansia, Fasilitator mencatat dan kemudian melakukan
klarifikasi.

169
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

H. Rangkuman:

a. Fasilitator menyimpulkan tentang Perawatan pada Lansia yang disajikan mengacu pada
tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi

Jelaskan
l minimum 4 hal tujuan perawatan Lansia?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan tentang perubahan pada Lansia!
...........................................................................................
...........................................................................................

I. Sumber Referensi :

lPedoman Perawatan Keluarga PMI


lPedoman Perawatan Keluarga khusus lanjut usia
lReferensi lain yang terkait.

J. Kunci Materi

1. Pengertian Lansia :
Mereka yang karena usianya mengalami perubahan biologis (fisik), kejiwaan & sosial.
Perubahan ini mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya.

2. Tujuan Perawatan Lansia :


l Menciptakan suasana yang dapat menunjang penyembuhan
l Mengupayakan agar dicapai dan dipertahankannya tingkat tertinggi dari kemandirian
fungsional.
l Mengupayakan semaksimal mungkin agar Lansia memperoleh kualitas hidup yang baik,
merasakan kebugaran dan menikmati hidup.
l Bagi Lansia yang sudah mendekati akhir hayat diupayakan agar tetap memperoleh
pelayanan dengan menjunjung martabat mereka secara manusiawi.
l Mengupayakan untuk menghambat progresifitas dari gangguan menahun dan sedapat
mungkin dipertahankan.
l Mencegah gangguan akut, maupun komplikasinya dengan cara deteksi dini serta
pengobatan yang cepat dan tepat.

3. Perubahan fisik yang dialami Lansia :


l Otot dan jaringan bawah kulit
l Sistem syaraf
l Kulit dan rambut
l Tulang
l Indera
l Gigi geligi
l Paru-paru

170
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

Jantung dan Pembuluh darah


l
Saluran pencernaan
l
Sendi
l
Kemunduran fungsi organ tubuh lainnya.
l

3. Perubahan mental yang dialami Lansia :


Perubahan mental sangat berpariasi, mulai dari sering lupa terhadap hal yang baru terjadi,
sulit tidur, kecemasan, depresi sampai dengan penyakit terberat yang dikenal sebagai
dementia (pikun)

171
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V

172
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Modul VI
Panduan Fasilitator
Kesehatan Remaja
Kompetensi HIV / AIDS
Bagi KSR Dasar

Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang HIV/AIDS

Kompetensi Inti :
Memiliki pengetahuan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi serta
kebijakan dan peran PMI dalam kegiatan HIV/AIDS

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

lMemahami informasi lMemahami pengetahuan lMemahami pengertian


HIV/AIDS tentang HIV/ AIDS dan relawan
lMemahami informasi IMS proses penularan serta lMengetahui Program
serta dampaknya pada perlindungannya Pendidikan Remaja
penularan HIV/AIDS lMemahami tentang Sebaya
lMemahami Kebijakan kesehatan reproduksi pria
dan Peran PMI dalam dan wanita
kegiatan yang berkaitan lMengetahui beberapa
dengan HIV/AIDS infeksi menular seksual
yang umum di Indonesia
lMemahami kebijakan dan
peran PMI dalam kegiatan
yang berkaitan dengan HIV/
AIDS
lMengetahui tiga pilar
penanggulangan HIV/ AIDS

173
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Pokok Sub Pokok Tujuan Alokasi Sumber


Metodologi Media Belajar/
Bahasan Bahasan Pembelajaran Waktu Referensi
HIV/ AIDS l Menjelaskan
Pengertian l Presentasi
l 2 x 45' Spidol
HIV/ AIDStentang HIV/ Permainan
l Flipchart
AIDS Curah
l LCD/OHP
Penularan l
l Menjelaskan pendapat Media
dan proses terkait
Pencegah- penularan HIV
an HIV/ Menjelaskan
l
AIDS proses
pencegahan
HIV

Kesehatan lAlat dan Menyebutkan


l Presentasi
l 1 x 45' Spidol
Dan fungsi alat Permainan
l Flipchart
Reproduksi Reproduksi reproduksi Curah
l LCD/OHP
Pria dan pendapat Media
Wanita terkait
lInfeksi Menyebutkan
l
Menular fungsi
Seksual reproduksi
Pria dan
Wanita
Mengetahui
l
beberapa
infeksi
menular
seksual

Kebijakkan lKebijakan Mengetahui


l Presentasi
l 2 x 45' Spidol
Dan Peran PMI kebijakan PMI Permainan
l Flipchart
PMI di bidang Curah
l LCD/OHP
HIV/ AIDS pendapat Media
lPeran PMI Mengetahui
l terkait
tentang tiga
pilar
penanggulang
an HIV/ AIDS
Mengetahui
l
tentang GIPA
Principle
Mengetahui
l
tentang
kegiatan yang
berkaitan
dengan
HIV/AIDS
Mengetahui
l
tentang
Program

Note : TOTAL 5 x 45' 1 jam=45

174
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

A. Pokok Bahasan :
HIV/ AIDS

B. Sub Pokok Bahasan :


- Pengertian HIV/ AIDS
- Penularan HIV dan
- Perlindungan AIDS

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :


1. Menjelaskan tentang HIV dan AIDS
2. Menjelaskan proses penularan HIV
3. Menjelaskan cara perlindungan AIDS

D. Waktu :
2 x 45 menit

E. Media :
Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya

F. Metode :
Presentasi, Permainan, Curah pendapat.

G. Proses Pembelajaran :
Dasar tentang HIV/AIDS, Bagaimana mengetahui seseorang mengidap HIV/AIDS, Penularan dan
pencegahannya Jelaskan kepada semua peserta :

Setelah membahas berbagai modul, maka tiba saatnya kita membicarakan tentang HIV/AIDS,
penyakit yang sedang mengancam peradaban manusia. Dalam Modul ini kita akan membahas :
Pengetahuan HIV/AIDS, pencegahan dan penularan HIV.

1. PEMBAHASAN
Minta 1 orang peserta (katakanlah bernama INSAN) berdiri di tengah ruangan. Minta 8-10
orang peserta (sebutlah mereka KEBAL) bergandengan tangan melindungi dengan cara
melingkari INSAN. Minta 1 peserta lain (namakan HIV) berusaha memotong lingkaran yang
melindungi INSAN. Minta 3 orang peserta lain (namakanlah TBC, DIARE, KANKER) siap-siap
menunggu HIV memotong lingkaran KEBAL. Dalam situasi masih seperti di atas, tanyakan
kepada INSAN: Apa yang terjadi bila KEBAL melindunginya secara kuat? Minta peserta
lain membantu menjawab. Teruskan tanya sampai muncul jawaban:
INSAN selamat dari semua serangan, termasuk dari serangan TBC, DIARE, KANKER, karena
dilindungi oleh KEBAL.
Minta HIV memotong salah satu lingkaran tangan KEBAL. Tanya semua peserta: Apa yang
sekarang terjadi ketika HIV merayu KEBAL untuk melepas gandengannya dan KEBAL takluk
kepada AIDS? Tanya terus sampai muncul jawaban: INSAN tidak aman lagi, karena
KEBAL tidak lagi melindunginya. Tanyakan lagi: Apa yang kemudian terjadi dengan TBC,
DIARE, KANKER terhadap INSAN? Tanyakan terus sampai muncul jawaban: Mereka
menyerang dan mematikan INSAN.

175
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Tunjuk salah seorang peserta secara bergantian dan ajukan pertanyaan (ini untuk
memberikan kesempatan peserta mengungkapkan pendapatnya) :
Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh PMI dalam penanganan kegiatan
HIV/AIDS?
Apa yang kita ketahui tentang penularan HIV
Kemudian tulislah dikertas Flipchart untuk selanjutnya disepakati hasilnya bersama-
sama.
Lanjutkan bertanya kepada semua peserta sambil ditulis jawabannya di kertas flipchart
Apa yang kita ketahui tentang perlindungan terhadap AIDS ?

2. PENYIMPULAN
Jelaskan:
Begitulah virus HIV menyerang tubuh manusia, sampai akhirnya menyebabkan
kematian.

Kemudian :
Namun demikian kita dapat mencegah penularan AIDS

Bahas secara mendalam isi Kunci Materi. Beri kesempatan bertanya dan jawab secara
lengkap sebelum langsung masuk ke topik berikutnya.

Latihan dan Evaluasi


Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang :
l Apakah HIV dan AIDS itu ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana proses HIV melemahkan sistim kekebalan tubuh manusia ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana proses penularan HIV ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana cara perlindungan terhadap AIDS ?
...........................................................................................
..........................................................................................

H. Sumber Referensi :
1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004
2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan
Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

176
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

I. Kunci Materi

Apakah HIV itu?


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah Virus yang
menyerang sistim kekebalan tubuh manusia yang menyebabkan
timbulnya AIDS.

Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah,


cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu.
Virus tersebut merusak system kekebalan tubuh manusia dan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh
sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.

Apakah AIDS itu?


AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kumpulan gejala penurunan kekebalan
tubuh, sehingga tubuh rentan terhadap penyakit lain yang mematikan. AIDS disebabkan oleh
Virus (Jasad Sub Renik) yang disebut dengan HIV (Human Immuno Virus).

Bagaimanakah HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh ?


Sasaran penyerangan HIV adalah Sistem Kekebalan Tubuh, terutama adalah sel-sel Limfosit
T4. Selama terinfeksi, limfosit menjadi wahana pengembangbiakan virus. Bila sel-sel Limfosit
T4 -nya mati, Virus akan dengan bebas menyerang sel-sel Limfosit T4 lainnya yang masih
sehat. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun.
Akhirnya sistem kekebalan tak mampu melindungi tubuh, sehingga kuman penyakit infeksi lain
(kadang disebut Infeksi Oportunistik / Infeksi Mumpung) akan masuk dan menyerang tubuh
orang tersebut. Bahkan kuman-kuman lain yang jinak tiba-tiba menjadi ganas. Kumannya bisa
Virus lain, Bakteri, Mikroba, Jamur, maupun Mikroorganisme patogen lainnya. Penderita bisa
meninggal karena TBC, Diare, Kanker kulit, Infeksi Jamur, dll.

Bagaimana HIV dapat ditularkan?


Bila seseorang telah seropositif terhadap HIV, maka dalam tubuhnya telah mengandung HIV.
Dalam jumlah besar HIV terdapat dalam darah, cairan vagina, air mani serta produk darah
lainnya. Apabila sedikit darah atau cairan tubuh lain dari pengidap HIV berpindah secara
langsung ke tubuh orang lain yang sehat, maka ada kemungkinan orang lain tersebut tertular
AIDS. Cara penularan yang paling umum ialah: senggama, transfusi darah, jarum suntik dan
kehamilan. Penularan lewat produk darah lain, seperti ludah, kotoran, keringat, dll. secara
teoritis mungkin bisa terjadi, namun resikonya sangat kecil.

Penularan lewat senggama :


Pemindahan yang paling umum dan paling sering terjadi ialah melalui senggama,
dimana HIV dipindahkan melalui cairan sperma atau cairan vagina. Adanya luka pada
pihak penerima akan memperbesar kemungkinan penularan. Itulah sebabnya pelaku
senggama yang tidak wajar (lewat dubur terutama), yang cenderung lebih mudah
menimbulkan luka, memiliki kemungkinan lebih besar untuk tertular HIV.

Penularan lewat transfusi darah :


Jika darah yang ditranfusikan telah terinfeksi oleh HIV , maka virus HIV akan ditularkan
kepada orang yang menerima darah, sehingga orang itupun akan terinfeksi virus HIV.
Risiko penularan melalui transfusi darah ini hampir 100 %.

177
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Penularan lewat jarum suntik :


Model penularan lain secara teoritis dapat terjadi antara lain melalui :
? Penggunaan akupunktur (tusuk jarum), tatoo, tindikan.
? Penggunaan alat suntik atau injeksi yang tidak steril, sering dipakai oleh para pengguna
narkoba suntikan, juga suntikan oleh petugas kesehatan liar.

Penularan lewat kehamilan :


Jika ibu hamil yang dalam tubuhnya terinfeksi HIV , maka HIV dapat menular ke janin
yang dikandungnya melalui darah dengan melewati plasenta. Risiko penularan Ibu hamil ke
janin yang dikandungnya berkisar 20% - 40%. Risiko ini mungkin lebih besar kalau ibu telah
menderita kesakitan AIDS (full blown).

Bagaimana melindungi diri dari penularan AIDS?

Kita semua, khususnya remaja harus melindungi diri dari AIDS. Karena kalau seo-rang
remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur
lebur. Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara 'ABC', ialah:
[A] : Abstinence) alias PUASA
bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat senggama. Jauhkan diri dari zina.
Onani atau masturbasi, merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang
baik. Namun resikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa
menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan
menjadi kebiasaan. Jangan terlalu sering.
[B] : Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup
bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian
besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun
yang penting kesetiaan dari semua fihak, baik istri maupun suami. Di sinipun, bila suami istri
berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling tidak
beresiko.
[C] Condom alias Kondom
bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus, antara lain ialah para suami atau
remaja yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong melakukan zina.
Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS, dan melindungi istri
atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para pelacur, patut ditumbuhkan motivasi
memakaikan kondom pada pasangan kencan mereka.
Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu menderita PHS,
juga AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan AIDS lebih lanjut
kepada pasangannya. Yang penting dalam pemakaian kondom ialah (sambil dipraktekkan)
melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk menghindari
sentuhan antara penis dan vagina.

Tambahan perlindungan yang sangat penting ialah:


Hindari transfusi, dengan selalu berhati-hati. Bila terpaksa ditransfusi, yakinkan bahwa
darah yang ditransfusi adalah darah yang telah diperiksa oleh Unit Kesehatan
Transfusi Darah (UKTD) PMI sebagai darah bebas HIV (juga bebas hepatitis, malaria dan
sifilis).
Hindari suntik-menyuntik. Sebagian besar obat sama atau lebih efektif diminum daripada
disuntikkan. Bila terpaksa disuntik, yakinkah jarum dan tabung suntiknya baru dan belum
dipakai untuk orang lain.
Berhati-hatilah dalam menolong orang luka dan berdarah. Gunakan prosedur P3K yang baku
dan aman.
Bila ada sesuatu tanda atau gejala yang meragukan, secepatnya periksa ke dokter.

178
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

A. Pokok Bahasan :
KESEHATAN DAN REPRODUKSI

B. Sub Pokok Bahasan :


- Alat dan fungsi Reproduksi
- Infeksi Menular Seksual

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :


1. Menyebutkan alat reproduksi Pria dan Wanita
2. Menyebutkan fungsi reproduksi Pria dan Wanita
3. Mengetahui beberapa Infeksi Menular Seksual (IMS)

D. Waktu :
1 x 45 menit

E. Media :
Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya

F. Metode :
Presentasi, Curah pendapat.

G. Proses Pembelajaran :

Jelaskan kepada semua peserta:


Mari, sekarang kita membicarakan tentang kesehatan reproduksi. Sebagai awal
pembahasan, saya ingin menegaskan bahwa bagi manusia, tugas reproduksi adalah tugas
untuk berketurunan melalui upaya hubungan seksual. Kesemuanya dalam rangka memelihara
kelangsungan hidup manusia di bumi untuk membawa rahmat dan kesejahteraan. Tugas yang
diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia ini sangat mulia, dan wajib kita pelihara
dengan semulia-mulianya. Salah satu upaya awal ialah memahami secara benar dan layak
semua hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Dalam modul ini kita akan membahas
topik-topik, antara lain : Alat dan Fungsi Reproduksi, dan Infeksi Menular Seksual (IMS).

1. PEMBAHASAN

Mintalah peserta duduk setengah lingkaran dengan fasilitator sebagai titik


tengahnya. Bukalah suasana. Kemudian, ucapkan:
Mari, kita simak. Sebut nama masing-masing dalam bahasa Indonesia, bahasa atau
istilah daerah, dan dalam bahasa ilmiah dari masing-masing alat reproduksi pria/wanita"

Catat dan ucapkan kembali nama-nama tersebut. Usahakan untuk menyebut nama -
nama dengan penuh kesungguhan, jangan ketawa, hindari kesan melecehkan.
Kesemuanya itu dilakukan agar penyebutan nama alat reproduksi menjadi tidak peka lagi
(desensitisasi).
Kemudian Jelaskan bahwa kita akan berbagi informasi perihal Penyakit Hubungan
Seksual :

179
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

"Coba anda bayangkan, apabila alat reproduksi kita tertular bibit penyakit!
Nah, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui proses senggama dikelompokkan
menjadi Infeksi Menular Seksual atau disingkat IMS.

Tanyakan lebih lanjut:


Coba sebutkan penyakit apa saja yang dapat ditularkan melalui senggama?
Catat semua nama, kelompokkan yang benar dan yang kurang benar. Katakan:
Baiklah, nanti akan saya jelaskan satu persatu. Materi HIV/AIDS akan dibahas dalam
modul terpisah, materi lainnya akan saya jelaskan segera. Yang penting sekarang ialah
bagaimana cara kita menghindari penularan IMS ke dalam diri kita. Siapa tahu?

Biarkan para peserta saling melengkapi jawaban masing-masing. Kemudian nyatakan


pembahasan sudah cukup dan tiba waktunya untuk menyimpulkan hasil pembahasan.

2. PENYIMPULAN
Tunjukkan nama semua organ dengan menggunakan gambar penampang yang tersedia,
sebagaimana yang terdapat dalam Kunci Materi. Kemudian lanjutkan dengan menjelaskan
fungsi masing-masing organ. Tanyakan kalau-kalau ada yang belum jelas. Jawab setiap
pertanyaan, baru pindah ke pembahasan berikut.

Selanjutnya, ajak semua peserta menyimpulkan bahasan mengenai IMS, dengan


menunjukkan berbagai jenis IMS yang paling umum di Indonesia dengan tanda dan
gejalanya secara singkat dalam Kunci Materi. Beri kesempatan kalau ada yang bertanya.
Jawab selengkapnya.

Latihan dan Evaluasi


Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang :
l Sebutkan alat reproduksi Pria dan Wanita?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan fungsi reproduksi Pria dan Wanita?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan beberapa Penyakit Infeksi Menular Seksual ?
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Sumber Referensi :
1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004
2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan
Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

180
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

I. Kunci Materi

Alat reproduksi Pria?

Alat reproduksi pria terdiri atas bagian dalam maupun bagian luar. Alat reproduksi bagian luar
terdiri atas : (1). Buah zakar (Penis) dan (2). Skrotum (Kantung buah pelir). Sedangkan alat
reproduksi bagian dalam terdiri atas : (3). Sepasang Buah Pelir (Testis), (4). Saluran reproduksi
(Vas Deferens), (5). Kelenjar kelamin, (6). Saluran kemih penis (Uretra Penis). Uretra Penis
merupakan saluran kemih sekaligus saluran ejakulasi berupa muara terusan dari Saluran
Reproduksi (Vas Deferens), (7). Kandung Kemih (Vesika Urinaria), Kandung Mani (Vesika
Seminalis). Pertemuan muara saluran tersebut tepat pada sekitar daerah Kelenjar Postrat.
Buah pelir (Biji kemaluan) ini berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria (sperma) dan
hormon testosteron. Kelenjar kelamin menghasilkan getah kelamin. Sperma dan getah
kelamin tersebut dinamakan Air Mani yang disimpan dalam kantung mani dan dipancarkan
keluar melalui uretra penis (saluran kemih di penis).

Alat reproduksi Wanita?

Alat dan fungsi reproduksi wanita terdiri atas bagian dalam dan bagian luar. Alat reproduksi
bagian luar terdiri atas : (1). Celah Luar (Vulva), (2). Sepasang Bibir Besar (Labium Mayora) dan

181
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

(3). Bibir Kecil (Labium Minora) yang terdapat disebelah kanan kiri Vulva. Di sebelah dalam dari
Vulva terdapat (4). Kelentit (Clitoris), semacam Penis pada pria yang tumbuh mengecil, namun
sangat peka karena penuh urat syaraf. Ke Vulva ini bermuara dua saluran, yaitu (5).
Saluran Kemih dan (6). Liang Senggama (Vagina). Didalam vagina (tepatnya dimulut vagina)
terdapat adanya (7). Selaput dara (Hymen). Alat reproduksi bagian dalam terdiri atas: (8).
Sepasang Indung Telur (Ovarium), (9). Sepasang Saluran Reproduksi (Tuba Fallopi), serta (10).
Rahim (Uterus). Di dalam Ovarium terdapat gelembung folikel penghasil sel telur (ovum).
Setiap bulan, salah satu (kadang lebih) ovum akan masak dan diovulasikan keluar menuju ke
Tuba Fallopi. Buah dada juga disebut alat reproduksi, karena disiapkan untuk menyusui bayi
hasil kelahiran. Keseluruhan alat reproduksi, termasuk buah dada, dan daerah-raerah
sekitarnya sangat sensitif dan mudah dirangsang. Kadang disebut daerah erotik.

Apakah Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang umum terjadi di Indonesia?

1. GO (GONOROE) ATAU KENCING NANAH


Penyebab: kuman gonokokus.
Masa tunas: 1-5 hari.
Tanda/gejala: - Mulai rasa gatal pada penis,
- keluar nanah, akhirnya penis bisa hancur.
Pada wanita sering tanpa gejala. Bila gawat, radang kelenjar di Labia Mayor.
Bayi lahir bisa buta bila ketularan.
Pengobatan: penisilin dan antibiotika lain, bisa sembuh dengan sempurna.

2. SIFILIS (RAJA SINGA)


Penyebab: Treponema pallidum
Masa tunas: 2-4 minggu
Tanda/gejala: tahap-1 : luka di kemaluan, hilang dalam beberapa hari
tahap-2 : demam, sakit kelenjar
tahap-3 : (beberapa tahun) benjolan di kulit, pelunakan tulang, kerusakan
syaraf dan otot (jalan seperti ayam jantan).
Pengobatan: penisilin dan antibiotika lain; pengobatan dini berhasil baik, bila
terlambat, tak bisa sembuh.

3. AIDS : dibahas dalam Modul yg terpisah.

4. Infeksi Menular Seksual (IMS) Lain (umumnya tidak terlalu berbahaya).


l Ulkus Molle: disebabkan kuman hemofilus, banyak benjolan merah dan sakit di
sekitar kemaluan.
l Limfogranuloma Venereum: disebabkan virus, berupa benjolan kecil di sekitar
kemaluan, mudah pecah, mudah menyebar ke mana-mana.
l Herpes Genitalis: disebabkan Virus Herpes, berupa gelembung berair di sekitar
kemaluan, mudah ditulari penyakit lain yang bisa menjadi berbahaya.
l Kondiloma Akuminata : disebabkan virus, menimbulkan banyak kutil di sekitar
kemaluan.
l Kandidiasis genetalis : disebabkan oleh jamur Candida albicans pada alat
kelamin
l Trikomoniasis : disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis dan menyerang saluran
kemih

182
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

A. Pokok Bahasan :
KEBIJAKAN DAN PERAN PMI DALAM PENDEKATAN PRS

B. Sub Pokok Bahasan :


- Kebijakan PMI
- Peran PMI

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah kegiatan pembelajaran modul ini, pembelajar diharapkan mampu :


1. Mengetahui kebijakan PMI di bidang HIV/ AIDS
2. Mengetahui tentang tiga pilar penanggulangan HIV/ AIDS
3. Mengetahui tentang GIPA Principle
4. Mengetahui tentang kegiatan yang berkaitan dengan HIV/AIDS
5. Mengetahui tentang Program Pendidikan Remaja Sbaya

D. Waktu :
2 x 45 menit

E. Media :
Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya

F. Metode :
Presentasi, Permainan, Curah pendapat.

G. Proses Pembelajaran :
Dasar tentang Kebijakan dan Peran PMI dalam penanganan HIV/AIDS, Jelaskan kepada semua
peserta :
Pada saat Musyawarah Nasional XVIII PMI yang dilaksanakan Akhir tahun 2004 telah
menyusun Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009, yang merupakan
pengejawantahan kebijakan konseptual atas kesamaan persepsi, gerak dan langkah PMI untuk
perubahan dan kemajuan positif dimasa mendatang. Dalam Modul ini kita akan membahas :
Kebijakan dan Peran PMI dalam kegiatan yang berkaitan dengan HIV/ AIDS.

1. PEMBAHASAN
Mintalah peserta duduk setengah lingkaran dengan fasilitator sebagai titik tengahnya.
Bukalah suasana. Kemudian tunjukkan Saduran Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana
Strategis PMI tahun 2004 2009, kemudian uraikan :
Tunjuk salah seorang peserta secara bergantian dan ajukan pertanyaan (ini untuk
memberikan kesempatan peserta mengungkapkan pendapatnya) :
Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh PMI dalam penanganan kegiatan
HIV/AIDS?
Apa yang anda ketahui tentang Tiga pilar penanggulangan HIV/AIDS?
Ganti pertanyaannya :
Apakah anda pernah mendengar kata PRS?
Apa yang anda ketahui tentang Pendidikan Remaja Sebaya?
Jadi apa yang telah dilakukan PMI dalam penanganan HIV/AIDS?

Tulis semua pendapat peserta di kertas Flipchart dan bahas satu persatu pendapat
tersebut. Jelaskan tentang TIGA PILAR PENANGGULANGAN HIV/ AIDS dan PRINSIP GIPA

183
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

secara jelas. Arahkan peserta kedalam kegiatan yang dilakukan PMI dalam penanganan
HIV/AIDS, termasuk Program PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA.

2. PENYIMPULAN
Jelaskan:
Begitulah kegiatan PMI dalam penanganan HIV/ AIDS, sampai akhirnya mengarah pada
kegiatan Program Pendidikan Remaja Sebaya.
Bahas secara mendalam isi Kunci Materi. Beri kesempatan bertanya dan jawab secara
lengkap sebelum menutup pertemuan.

Latihan dan Evaluasi


Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang :
l Bagaimana Kebijakan PMI mengenai HIV/ AIDS?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan Tiga Pilar penanggulangan HIV/AIDS dan Prinsip GIPA?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana kegiatan PMI mengenai HIV/AIDS dan Program PRS ?
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Sumber Referensi :
1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004
2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan
Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.

I. Kunci Materi

Kebijakan PMI bidang HIV/ AIDS


Berdasar Pokok-pokok kebijakan dan Rencana Strategis PMI Tahun 2004-2009 Bidang Pelayanan
Kesehatan, khususnya Penanganan HIV/ AIDS :
a. Melakukan advokasi program PMI di bidang HIV/AIDS dan Napza untuk internal PMI dan
juga untuk eksternal PMI
b. Mendukung kampanye nasional dan internasional terhadap anti stigma dan diskriminasi
c. Mempromosikan tiga (3) pilar pendekatan (pencegahan, anti stigma dan diskriminasi,
perawatan dan dukungan) dalam program HIV/ AIDS PMI

Tiga Pilar dan GIPA principle penanggulangan bidang HIV/ AIDS


Sesuai dengan kebijakan di lingkungan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, maka kegiatan-
kegiatan di seputar penanggulangan HIV/AIDS mengacu pada tiga pilar, meliputi :
1. Pencegahan (Prevention)
2. Perawatan dan Dukunga (Care and Support)
3. Anti stigma dan diskriminasi (Non stigma and discrimination)

Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketiga pilar tersebut kita mengenal istilah GIPA
Principle (Greter Involvement of People with AIDS), adalah suatu prinsip/ asas yang
menganjurkan keterlibatan ODHA secara lebih besar. GIPA di deklarasikan dalam KTT tentang
AIDS di Paris 1994 dimana Indonesia termasuk Negara yang menanda tangani deklarasi
tersebut.

184
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI

Kegiatan di bidang HIV/AIDS


1. Preventif (Pencegahan)
Meliputi kegiatan:
a. Advokasi
terhadap Penguru dan staf PMI, Pemda, Sekolah dan Tokoh masyarakat
b. Sosialisasi/ promosi (KIE),
dilingkungan sekolah/ kampus, pusat keramaian, High risk Group, Radio dan media
cetak
c. Jejaring,
Koordinasi (stakeholder, NGO's), Kerjasama (Pemko, NGO's, Lembaga Donor)
d. Community Intervention
e. Behavioral Change Comunication
f. Pendidikan Sebaya
2. Perawatan dan dukungan (Care and Support)
Meliputi kegiatan:
a. Information Center
b. Hotline HIV/AIDS
c. Home Base Care
d. Counseling Pre dan Post Donor
e. Rujukan Odha ke rumah sakit
f. Support Odha di RS
g. Penyediaan Darah dan produk darah Aman HIV (Screening)
3. Anti Stigma dan diskriminasi terhadap Odha
Meliputi kegiatan:
a. Menyelenggarakan lomba-lomba yang melibatkan Odha sebagai OC dan masyarakat
umum sebagai sasaran
b. Memberdayakan Odha sebagai relawan PMI
c. Menghadirkan Odha dan Ohida pada acara dukungan terhadap Odha dan Penyuluhan-
penyuluhan HIV/AIDS
d. Pemasangan Banner seruan-seruan PMI Peduli HIV dan anti stigma & diskriminasi
terhadap Odha (Banner, kartu pos, kartu ucapan)
e. Malam renungan Aids
f. Aids Walk PMI Peduli Aids
g. Conser music Peduli Odha

Program Pendidikan Remaja Sebaya


Sejak tahun 1996 PMI melalui wadah pembinaan generasi muda telah melaksanakan program
YOUTH PEER EDUCATION atau PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA (PRS) yang dinilai cukup berhasil
khususnya dalam lingkup program penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia. Program ini
bertujuan memberdayakan remaja secara mandiri, khususnya dalam peningkatan kesehatan
dan kesejahteraannya, sehingga pada akhirnya para remaja mampu memecahkan sendiri
permasalahan kesehatan reproduksi serta melindungi diri terhadap HIV/AIDS, Kesehatan
Reproduksi dan lain-lain, yang disampaikan dengan melalui pendidikan antar sebaya.
Pendekatan program ini menggunakan pola pembelajaran tidak resmi, dalam bentuk ngobrol
antar sesama remaja GOSIP tentang permasalahan kesehatan dan kesejahteraannya.
Sedangkan para orang yang lebih tua termasuk guru dan orang tua diharapkan dapat
mendukung (motivator), pelaksanaan program ini di integrasikan dengan kegiatan pembinaan
remaja termasuk diantaranya pembinaan Palang Merah Remaja (PMR).

185
Bekerja dengan dan Bermitra dengan Masyarakat / Modul III

186
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Modul VII
Panduan Fasilitator
Manajement Penanggulangan Bencana
Kompetensi Manajement PB
Bagi KSR Dasar

Kompetensi KSR dalam bidang manajemen PB :


Mampu memahami konsep dasar dan strategi manajement PB di PMI

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

lMemiliki pemahaman lMemahami berbagai lMampu dan trampil


yang memadai tentang 7 terminologi dalam berkomunikasi dengan stake
prinsip serta ruang lingkup holder dan masyarakat baik
mendesiminasikan manajemen PB PMI internal maupun external.
gerakan PM/BSM dan lMemahamai seba dan lMemiliki kemampuan leadership
nilai-nilai kemanusiaan. tipe-tipe bencana
lMemiliki komitmen lMemahami siklus dan
tinggi untuk bekerja pengorganisasion
dalam gerakan Palang serta Tujuan
Merah. Penanganan bencana
lMemahami visi dan misi PMI.
PMI. lMengetahui tujuan
lMampu melaksanakan dan upaya
mandat PMI. kesiapsiagaan
lMemiliki kesadaran bencana.
penuh terhadap lMengetahui proses
organisasi dan tugas tanggap darurat
tugas PMI. bencana.

187
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Pokok Sub Pokok Tujuan Pembelajaran Metode Alokasi Media Referensi


Bahasan Bahasan Waktu

Pengantar a. Pengertian Setelah proses lCurah lWhite Panduan


l
Manajemen Bencana, pembelajaran Pokok pendapat Board PMI
PB Ancaman/ Bahasan ini, pembelajar Ceramah
l Spidol
l Panduan
l

Bahaya, diharapkan mampu : Informa- UHP


l IFRC
Risiko dan l Menyebutkan tif LCD
l Panduan
l

Kerenta- pengertian dan Energizer


l Maket/
l ICRC
nan perbedaan antara Tanya
l lay Out Sphere
l
Ancaman dan Bencana Jawab Video
l Project
l Menyebutkan Diskusi
l Showing
pengertian dan Kelompok 2 x 45
perbedaan antara
(FGD).
Resiko dan
Kerentanan
l Memahami hubungan
antara Bencana,
Ancaman, Resiko dan
Kerentanan
Menyebutkan jenis-
jenis Ancaman

b. Siklus Setelah proses


bencana pembelajaran topik ini,
dan phase- pembelajar diharapkan
phase mampu:
dalam l Menyebutkan fase-fase
tindakan dalam
meneje- Manajemen PB
men l Menjelaskan
bencana pengertian-pengertian 2 x 45
pokok dalam setiap
phase tindakan
l Mengidentifikasi
tindakan-tindakan
yang relevan dengan
peran atau mandat
PMI
c. Pengantar Setelah proses
tanggap pembelajaran topik ini,
darurat pembelajar diharapkan
bencana. mampu:

Mengetahui gambaran
l
umum mengenai 1 x 45
konsep-konsep dan
tahapan dalam
tanggap darurat.
Memahami prinsip-
l
prinsip dalam tanggap
darurat.

Jumlah Jam 5 X 45"

188
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

A. Pokok Bahasan :
Pengantar Manejemen Penanganan Bencana

B. Sub Pokok Bahasan :


Pengertian Bencana, Bahaya, Risiko, dan Kerentanan

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :


l Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara bencana dan bahaya
l Menyebutkan pengertian dan perbedaan antara risiko dan kerentanan
l Memahami hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan
l Menyebutkan jenis-jenis bahaya

D. Waktu :
2 x 45 menit

E. Media :
Flipchart, white board, spidol, OHP/LCD, maket / lay out

F. Metode :
Curah pendapat, Ceramah informatif, Diskusi kelompok, Tanya jawab, Energizer

G. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menggali pengalaman peserta dan mengajak peserta untuk berbagi
pengalaman, tentang pengalaman mereka sebagai anggota masyarakat dalam
mengantisipasi kejadian bencana, musibah, kejadian penyakit, maupun kerusakan
lingkungan yang terjadi di daerah masing-masing
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengertian bencana dan bahaya, jawaban
ditulis dalam flipchart oleh peserta;
l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menunjukan gambar
ilustrasi tentang bencana dan bahaya;
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengertian risiko dan kerentanan dalam
hubungannya dengan bencana dan bahaya;
l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menjelaskan hubungan
antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan.
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang jenis-jenis bahaya yang diketahui dalam
hubungannya dengan bencana
l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menjelaskan jenis-
jenis bahaya
3. Latihan dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan aspek-
aspek terkait.

189
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l pengertian dan perbedaan bencana dan bahaya :
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan pengertian dan perbedaan risiko dan kerentanan :
...........................................................................................
...........................................................................................
Jeaskan hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan :
...........................................................................................
...........................................................................................

Latihan & Penugasan

Identifikasi jenis bahaya yang ada di daerah anda. Selanjutnya dari masing-
masing bahaya yang ada tersebut, identifikasikan faktor-faktor kerentanan
dan tingkat risiko yang ada.

H. Referensi :
1. Federation DM Training Guidelines
2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI
3. Manual lain yang relevan

I. Kunci Materi

l Bencana ( Disasters ) adalah kerusakan yang serius akibat


fenomena alam luar biasa dan/atau disebabkan oleh ulah
manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerugian
material dan kerusakan lingkungan yang dampaknya melampaui
kemampuan masyarakat setempat untuk mengatasinya dan
membutuhkan bantuan dari luar. Disaster terdiri dari 2(dua)
komponen yaitu Hazard dan Vulnerability;

lBahaya ( Hazards ) adalah fenomena alam yang luar biasa yang


berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia,
kehilangan harta-benda, kehilangan mata pencaharian,
kerusakan lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempa-
bumi, letusan gunung api, kebakaran dll;

l Kerentanan ( Vulnerability ) adalah keadaan atau kondisi yang


dapat mengurangi kemampuan masyarakat untuk
mempersiapkan diri untuk menghadapi bahaya atau ancaman

190
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

GEJALA FISIK BAHAYA


1. Gempa bumi

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan


Gejala : Faktor penyebab Upaya mengurangi resiko
Bergesernya kristal batuan kerentanan l Pemetaan hazard (wilayah
disepanjang daerah yang l Lokasi wilayah seismik rawan gempa/bencana)
rapuh dan saling (kedekatan wilayah l Pe l a t i h a n d a n p r o g r a m
bertabrakan; pemukiman dengan penyadaran masyarakat
wilayah/pusat gempa) l Penilaian dan mengurangi
Karakteristik umum l Struktur yang tidak struktur tingkat kerentanan
Bergetarnya bumi akibat tahan terhadap l Manajemen dan pemetaan
gelombang dan dibawah pergerakan tanah penggunaan tanah dan
permukaan bumi karena: l Ti n g k a t k e p a d a t a n pengkodean bangunan
l Permukaan yang bangunan yang tinggi l Asuransi
bergeser l Kurangnya akses
l Hentakan informasi mengenai Upaya kesiapsiagaan
l Tsunami resiko gempa bumi Mencermati informasi peringatan
l Getaran dini dan kesiapsiagaan gempa
l Mencairnya es Dampak yang khas bumi
l Tanah longsor l Kerusakan fisik Rusak
atau hancurnya struktur Kebutuhan paska bencana
Hal-hal yang dapat d a n i n f r a s t r u k t u r. l Pencarian dan penyelamatan
diprediksikan Kebakaran, rusaknya l Bantuan medis darurat
Kemungkinan terjadinya bendungan, tanah l Survey penilaian kerusakan dan
gempa bumi dapat longsor, dan banjir kebutuhan
diramalkan tetapi tidak mungkin saja terjadi. l Bantuan pangan
dapat ditentukan waktunya l Korban cenderung l Rekonstruksi/perbaikan
secara tepat. Ramalan banyak, khususnya l Pemulihan ekonomi
tersebut berdasarkan dekat episenter atau
pemantauan kegiatan wilayah dengan tingkat
seismik (hal-hal yang populasi tinggi, atau
berhubungan dengan bangunan yang rapuh.
gempa bumi), sejarah l Persediaan air Masalah
bencana, dan observasi. yang sering muncul
biasanya karena
rusaknya sistem air,
polusi sumur yang
terbuka.
l Kesehatan kasus luka
patah tulang merupakan
permasalahan utama.
Ancaman lainnya adalah
persediaan air atau
rusaknya sistem
sanitasi.

191
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

2. Letusan gunung berapi

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan


Gejala : F a k t o r p e n y e b a b Upaya mengurangi tingkat resiko
Bahan dasar letusan gunung kerentanan l Relokasi/penampungan
berapi adalah magma dan l Gunung yang kaya tanah l Manajemen pemanfaatan
akumulasi tekanan gas yang (subur) menarik tanah
meningkat mengakibatkan perhatian orang-orang l Evakuasi
terjadinya semburan untuk menetap.
magma, yang disebut l Struktur dengan desain Upaya kesiapsiagaan
sebagai letusan. atap yang tidak tahan l Pemantauan aktifitas gunung
terhadap akumulasi berapi
Karakteristik umum : abu, akan sangat rentan l Pe n g e m b a n g a n r e n c a n a
l Hujan abu bahkan dalam jarak kedaruratan gunung berapi
l Arus pyroclastic/awan bermil-mil dari gunung l Pelatihan dan partisipasi
panas berapi. masyarakat
l Aliran lumpur atau puing
l Lahar Dampak yang khas Kebutuhan paska bencana
l Gas l Korban luka, terbakar, l Evakuasi
l Tsunami aspaksia, keracunan l Bantuan medis darurat
gas, air terkontaminasi l Survey penilaian kerusakan dan
Hal-hal yang dapat bahan kimia. kebutuhan
diprediksikan l Kerusakan struktur Arus l Bantuan pangan, sandang
Ramalan jangka pendek pyroclastic akan l Relokasi/penampungan
dalam hitungan jam atau menghancurkan segala l Pemulihan ekonomi
bulan, yang dapat s e s u a t u y a n g
dilakukan melalui teknik dilewatinya. Abu dapat
pemantauan dan observasi merusak struktur
seismik, perubahan tanah, bangunan/benda tinggi.
pencatatan perubahan Abu panas menyebabkan
hidrotermal, geokimia, dan kebakaran. Banjir
geoelektrik. merupakan hasil dari
terputusnya atau
berbeloknya arus air.
Arus lumpur dapat
menyebabkan kerusakan
bangunan atau benda
lain.
l Persediaan makanan dan
hasil panen kerusakan
disebabkan karena arus
abu, lumpur, pyroclastic
atau lahar. Peternakan
mungkin juga akan
terkena dampaknya

192
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

3. Tanah longsor
Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan
Gejala F a k t o r p e n y e b a b Upaya mengurangi tingkat resiko
Miring/longsornya tanah kerentanan l Pemetaan hazard
dan batuan akibat getaran, l Perumahan/bangunan di l UU penggunaan tanah
perubahan arah air, beban lereng, tanah yang l Asuransi
yang berlebihan, cuaca, rapuh, karang diatas
bergesernya penopang, bukit Upaya kesiapsiagaan
k o m p o s i s i a l i r a n a i r, l Perumahan/bangunan di l Pendidikan
rapuhan, berkurangnya dasar lereng, atau l Sistem monitoring
unsur pengikat tanah, dan lembah (pemantauan), peringatan dan
lereng buatan manusia. l Jalur komunikasi dan evakuasi
jalan di wilayah
Karakteristik umum pengunungan Kebutuhan paska bencana
l Jenis gerakan tanah l Bangunan berpondasi l Pencarian dan penyelamatan
longsor bervariasi: lemah (menggunakan alat pengerukan
jatuh, longsor, robohnya l Pipa yang mudah rusak, tanah)
penopang bumi, dan jalur pipa yang terkubur l Bantuan medis
mungkin juga karena l Kurangnya pemahanan l Penampungan darurat
badai, gempa bumi, dan mengenai bahaya dan
letusan gunung berapi. dampak tanah longsor
l Lebih luas daripada
gejala alam lainnya. Dampak yang khas
l Kerusakan fisik Semua
Hal-hal yang dapat yang berada diatas atau
diprediksikan sekitar jalur longsor
l Frekuensi kejadian, akan mengalami
luas, dan dampak tanah kerusakan. Pecahan
longsor mungkin dapat batu akan menghalangi
diramalkan, dan wilayah jalan, jalur komunikasi
resiko tinggi juga dapat atau aliran air. Dampak
ditentukan dengan cara tidak langsung yang
memanfaatkan muncul mungkin
informasi geologi, rusaknya hasil
geomorfologi, hidrologi, pertanian, hutan,
klimatologi, dan b a n j i r , d a n
vegetasi. berkurangnya nilai
property.
l Ko r b a n Ke f a t a l a n
terjadi karena
longsornya lereng.
Runtuhan puing atau
banjir lumpur dapat
menyebabkan ribuan
korban meninggal

193
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

4. Banjir

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan


Gejala F a k t o r p e n y e b a b Upaya mengurangi resiko
l Secara alamiah terjadi kerentanan Kontrol banjir
l bendungan,
secara cepat, di daerah l Perumahan yang berada saluran air Banjir kontrol erosi
sungai atau pantai di daerah banjir Penilaian resiko dan pemetaan
l
karena hujan yang terus l Kurangnya kesadaran hazard
menerus atau bersifat akan bahaya dan l Manajemen penggunaan tanah
musiman. dampak banjir Mengurangi struktur tingkat
l
l Ulah manusia dalam hal l B e r k u r a n g n y a kerentanan
pemanfaatan lahan dan k e m a m p u a n l Penghijauan (reboisasi)
penampungan air. penyerapan tanah
(erosi, bangunan beton) Upaya kesiapsiagaan
Karakteristik umum l Po n d a s i t a n a h d a n l
Deteksi banjir dan sistem
l F a k t o r y a n g bangunan tidak tahan penyadaran
mempengaruhi tingkat air Pendidikan dan partisipasi
l
bahaya kedalaman air, l Elemen infrastruktur masyarakat
durasi, kecepatan air, yang beresiko tinggi Pe n g e m b a n g a n r e n c a n a
l
rata-rata kenaikan air, l Pe r s e d i a a n b a h a n manajemen wilayah banjir
frekuensi kejadian, pangan, pertanian, dan
cuaca peternakan dan tidak Kebutuhan paska bencana
l Banjir bandang disimpan dengan baik Pencarian dan penyelamatan
l
bendungan rusak, hujan l Industri maritim dan l Bantuan kesehatan
yang tidak berhenti, perkapalan ikan Penilaian bencana
l
hujan lebat secara tiba- Air bersih
l
tiba Dampak yang khas Penyediaan makanan dan
l
l Banjir sungai lambat, l Kerusakan fisik Struktur minuman jangka pendek
dan biasanya musiman menjadi rusak atau l Pemantauan epidemologi
l B a n j i r p a n t a i hanyut, hancur. Tanah l Penampungan sementara
berhubungan dengan longsor karena tanah
angin tropis, gelombang menjadi basah.
tsunami, dan badai Kerusakan dilembah
lebih besar daripada di
Hal-hal yang dapat wilayah terbuka
diprediksikan l Korban meninggal
Banjir biasanya tergantung karena tenggelam, atau
pada musim, kapasitas luka serius
penampungan air, dan l Persediaan air air tanah
survey pemetaan wilayah dan air sumur yang
banjir. Beberapa sistem terkontaminasi. Air
peringatan mungkin telah bersih mungkin tidak
dipersiapkan, tetapi tersedia
kadang hanya sedikit yang l Kesehatan penyakit
dilaksanakan, terutama yang mungkin muncul:
sebelum banjir bandang malaria, diare, infeksi
dan tsunami terjadi. l Persediaan makanan dan
hasil pertanian
persediaan makanan
dan pertanian mungkin
rusak

194
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

5. Kekeringan

Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan


Gejala Fa k t o r penyebab Upaya mengurangi resiko :
l Sebab utama kurangnya kerentanan : l Pengembangan rencana respon
curah hujan antar institusi;
l Sebab lain El Nino l Wilayah dengan kondisi
(serangan air permukaan panas, dan meningkat Upaya kesiapsiagaan :
panas ke air yang lebih menjadi periode l Sistem peringatan dini tentang
dingin di Pasifik timur); kekeringan kelaparan dan kekeringan;
makhluk hidup dapat l Wilayah pertanian berada
menyebabkan perubahan ditanah yang berlapis tipis Kebutuhan paska bencana
pada permukaan tanah. l K u r a n g n y a l Upaya mempertahankan
penghijauan/pepohonan ketersediaan makanan Harga yang
Karakteristik umum l Kurangnya penanaman stabil
l Air dan kelembaban akan l Suatu wilayah tergantung l Subsidi makanan
berkurang pada hujan sebagai l Program penciptaan lapangan dan
l Kekeringan secara sumber air tenaga kerja
meteorologi curah hujan l Rendahnya daya serap dan l Distribusi makanan
dibawah harapan (kurang), kelembaban tanah l Program makanan tambahan
dalam jangka waktu yang l Kurangnya kemampuan l Program-program khusus dibidang
lama dan wilayah yang mengenali sumber hazard peternakan dan perkebunan
luas. kekeringan l Program kesehatan dan air
l Ke k e r i n g a n h i d r o l o g i l Rehabilitasi
terjadi karena defisit air Dampak yang khas :
pada permukaan (kondisi l Berkurangnya pendapatan
dibawah normal) atau petani
frekuensi air tanah yang l Peternakan dan pertanian
kurang. rusak
l Kekeringan agrikultur l Berkurangnya kualitas dan
terjadi karena kurangnya kuantitas bidang
frekuensi dan sebaran agrikultur (pertanian dan
hujan, penyerapan serta perkebunan)
penguapan air yang l Meningkatnya harga-harga
m e n y e b a b k a n l Rata-rata inflasi
rusak/berkurangnya lahan meningkat
pertanian atau peternakan l Menurunnya status gizi,
timbulnya penyakit,
Hal-hal yang dapat kematian, dan kelaparan
diprediksikan l Berkurangnya sumber air
l Periode kekeringan yang minum
tidak normal biasanya l Migrasi
terjadi pada musim panas
yang normal. Belum ada
metode yang secara tepat
dapat meramalkan waktu
dan lama kejadian, kapan
berakhir dan kapan akan
terjadi lagi.
l Analisa data klimatologi
dapat membantu
persiapan penilaian
(assessment).
l Besar skala kekeringan di
Fiji terjadi selama
episode, yang dikenal
sebagai Gangguan Selatan
El Nino (El Nino Southern
Oscillation). Masa ini
merupakan siklus 4 5
tahunan.

195
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

196
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

A. Pokok Bahasan :
Pengantar Manejemen Penanggulangan Bencana

B. Sub Pokok Bahasan - 2 :


Siklus Bencana dan Fase-fase Dalam Manajemen Bencana

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :


lMenyebutkan fase-fase tindakan dalam bencana
l Menjelaskan pengertian pokok dalam setiap fase tindakan
l Mengidentifikasi tindakan-tindakan yang relevan dengan peran atau mandat
PMI

D. Waktu :
2 x 45 menit

E. Media :
Flipchart, white board, spidol, OHP/LCD, maket / lay out

F. Metode :
Curah pendapat, Ceramah informatif, Diskusi kelompok, Tanya jawab, Energizer

G. Proses Pembelajaran :

1. Pengantar :
Fasilitator menjelaskan hubungan materi sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator bertanya kepada peserta, apa yang mereka ketahui tentang siklus bencana
manajemen PB
l Fasilitator menampilkan gambar siklus peristiwa alam dan menghubungkannya dengan
konteks manajemen PB
l Fasilitator bertanya kepada peserta, apa yang mereka ketahui tentang fase-fase
tindakan manajemen PB
l Fasilitator membagi siklus bencana dalam 4 (empat) bagian, dimana masing-masing
bagian menjadi fase-fase tindakan manajemen PB
l Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang fase-fase tindakan PMI di semua
tindakan dalam kegiatan manajemen PB
3. Latihan dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-
aspek terkait.

197
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Latihan dan Evaluasi

Sebutkan
l fase-fase tindakan dalam manajemen PB ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan pengertian pokok dari setiap tindakan PB?
...........................................................................................
...........................................................................................
Identifikasi tindakan tindakan yang relevan dengan peran atau mandat
PMI ?
...........................................................................................
...........................................................................................

Latihan & Penugasan

Gambarkan kembali fase-fase tindakan dalam Penanggulangan Bencana.


Jelaskan jenis-jenis kegiatan yang diperlukan pada masing masing fase
tersebut

H. Referensi :
1. Federation DM Training Guidelines
2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI
3. Manual lain yang relevan.

I. Kunci Materi :

Siklus bencana dan fase-fase dalam Manejemen Bencana


Siklus Bencana

BENCANA
Pencegahan Tanggap Darurat
Kesiapsiagaan
Mitigasi Hazars, Risk Bantuan darurat
Peringatan Dini
Mapping untuk pemenuhan
Vulnerability and kebutuhan dasar dan
Capacity assessment pemulihan Rekonstruksi
Community awareness

Pembangunan sarana Normalisasi kehidupan


dan Prasarana umum, perbaikan sarana dan
bendungan, dll prasarana umum

Pembangunan dan Rehabilitasi


Mitigasi Struktural

198
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

Tanggap Darurat Bencana :

Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu peristiwa
bencana, termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan (damage and needs assessment),
penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan, dan pembersihan lokasi bencana;

Tujuan :
l Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia;
l Mengurangi penderitaan korban bencana;
l Meminimalkan kerugian material;

Rehabilitasi :
l Serangkaian kegiatan yang dapat membantu korban bencana untuk kembali pada
kehidupan normal yang kemudian diintegrasikan kembali pada fungsi-fungsi yang ada di
dalam masyarakat. Termasuk didalamnya adalah penanganan korban bencana yang
mengalami Trauma Psychologis;
l Misalnya : renovasi atau perbaikan sarana-sarana umum, perumahan dan tempat
penampungan sampai dengan penyediaan lapangan kegiatan untuk memulai hidup baru;

Rekonstruksi :
l Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti
sebelum terjadinya bencana, termasuk pembangunan
infrastruktur, menghidupkan akses sumber-sumber ekonomi,
perbaikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat;
l Berorientasi pada pembangunan - tujuan : mengurangi dampak
bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat secara ekonomis
pada masyarakat;

Prevensi :
l Serangkaian kegiatan yang direkayasa untuk menyediakan sarana
yang dapat memberikan perlindungan permanen terhadap
dampak peristiwa alam, yaitu rekayasa teknologi dalam
pembangunan fisik;
- Upaya memberlakukan ketentuan-ketentuan -Regulasi-
yang memberikan jaminan perlindungan terhadap
lingkungan hidup, pembebasan lokasi rawan bencana dari
pemukiman penduduk; Pembangunan saluran pembuangan
lahar;
- Pembangunan kanal pengendali banjir;
- Relokasi penduduk;

? Kesiapsiagaan Bencana :
Upaya-upaya yang memungkinkan masyarakat (individu, kelompok, organisasi) dapat

199
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

mengatasi bahaya peristiwa alam, melalui pembentukan struktur dan mekanisme tanggap
darurat yang sistematis;
Tujuan : untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum;
Kesiapsiagaan Bencana meliputi : upaya mengurangi tingkat resiko, formulasi Rencana
Darurat Bencana (Disasters Plan), pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat,
pelatihan warga di lokasi rawan bencana;

Mitigasi :
Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk menghadapi suatu peristiwa alam
dengan mengurangi atau meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap
kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidupnya (struktural);
Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan kerawanan (hazard) lingkungan dimana
mereka berada, sehingga mereka dapat mengelola upaya kesiapsiagaan terhadap bencana;
l Pembangunan dam penahan banjir atau ombak;
l Penanaman pohon bakau;
l Penghijauan hutan;

Sistem Peringatan Dini :


l Informasi-informasi yang diberikan kepada masyarakat tentang kapan suatu bahaya
peristiwa alam dapat diidentifikasi dan penilaian tentang kemungkinan dampaknya pada
suatu wilayah tertentu;

200
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

A. Pokok Bahasan :
Pengantar Manajemen Penanganan Bencana

B. Sub Pokok Bahasan :


Pengantar Tanggap Darurat

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :


lMengetahui gambaran umum mengenai konsep konsep dan tahapan dalam
tanggap darurat.
l Memahami prinsip prinsip dasar dalam tanggap darurat.

D. Waktu :
1 x 45'

E. Media :
Papan Flipchart, Spidol, gambar siklus, penayangan video

F. Metode :
Ceramah, Diskusi, Kelompok, Presentasi, Tanya-jawab

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran pada sesi ini peserta akan
memahami siklus bencana, khususnya pada fase tanggap darurat serta gambaran umum
mengenai tanggap darurat dan konsep konsep yang terdapat didalamnya
2. Kegiatan Brainstorming :
l Fasilitator bertanya kepada peserta Tentang bagian-bagian dalam siklus bencana
l Fasilitator menampilkan kembali gambar siklus bencana
Penampilan siklus bencana hanya digunakan untuk mengingatkan peserta mengenai
tahap tahap atau fase dalam bencana, serta garis besar dalam setiap tahapnya.
l Berilah informasi detail dengan menjelaskan secara singkat masing masing fase dalam
siklus bencana, serta berikan penekanan pada masing-masing tahapan dalam siklus
bencana.
l Kemudian ajaklah peserta untuk berdiskusi lebih dalam lagi tentang tujuan tanggap
darurat bencana, langkah langkah dalam tanggap darurat, serta kebijakan PMI dalam
tanggap darurat bencana
3. Latihan dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-
aspek terkait.

Latihan & Penugasan


lBerilah kertas kosong pada para peserta, dan mintalah mereka untuk
menggambarkan siklus tahapan dalam kegiatan tanggap darurat bencana.
lMintalah peserta menjelaskan satu-persatu tahapan kegiatan tanggap
darurat bencana tersebut.

201
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

H. Referensi :
1. Federation DM Training Guidelines
2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI
3. SOP Tanggap Darurat PMI
4. Manual lain yang relevan.

I. Kunci Materi

FASE TANGGAP DARURAT

Tujuan dari fase tanggap darurat adalah :


l Membatasi korban dan kerusakan
l Mengurangi penderitaan
l Mengembalikan kehidupan dan sistem masyarakat
l Mitigasi kerusakan dan kerugian
l Sebagai dasar untuk pengembalian kondisi

Namun, keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh dua faktor lain, yaitu :
l Informasi Seberapa banyak informasi yang kita dapatkan mengenai bencana dan akibat
yang ditimbulkan
l Sumber Daya Seberapa kuat sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dan sumber daya
lokal.

LANGKAH LANGKAH TANGGAP DARURAT

1. Kesiapsiagaan individu
Kesiapsiagaan individu merupakan hal hal yang harus diperhatikan SEBELUM terlibat
dalam tindakan tanggap darurat, karena menyangkut keselamatan diri, dan seluruh
anggota lainnya. Termasuk didalam KESIAPSIAGAAN
BENCANA Kesiapsiagaan individu adalah koordinasi PB. Namun
karena hal ini dilakukan dalam setiap tahap tindakan tanggap darurat, maka koordinasi PB
INDIVIDU
akan dibahas tersendiri.

2. Koordinasi PB
MONITORING
Koordinasi PB KOORDINASI
adalah segala bentuk komunikasi, baik komunikasi internall maupun
eksternal, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana.
EVALUASI
Koordinasi dilakukan dalam setiap tahapan pada tanggap darurat. PB
3. Assessment
Assessment adalah penilaian keadaan. Seperti koordinasi, assessment juga dilakukan
RELIEF
dilakukan adalah assessment
ASSESSMENT
dalam setiap tahapan dalam tanggap darurat. Namun, untuk tindakan awal, yang harus
cepat, yang dilanjutkan dengan assessment detil.
DISTRIBUSI
4. RenOps -SDP-
Rencana Operasi atau Service Delivery Plan, adalah sebuah perencanaan yang dibuat
RenOps
berdasarkan hasil dari assessment. RenOps juga merupakan perwujudan dari Action Plan.

5. Distribusi Bantuan
Distribusi Bantuan atau relief distribusi adalah langkah berikutnya setelah RenOps

202
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

disetujui. Dalam distribusi bantuan juga terkait mengenai masalah pergudangan.

6. Monitor dan evaluasi


Monitor dan evaluasi adalah metode untuk memantau kegiatan. Secara garis besar, yang
dipantau adalah kegiatan distribusi bantuan, namun dapat juga melihat keseluruhan
proses tanggap darurat.

KEBIJAKAN TANGGAP DARURAT PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

lMemberikan bantuan kepada golongan yang paling rentan


lBerperan sebagai perpanjangan tangan dari pelayanan sosial pemerintah
lMelaksanakan tanggap darurat sesuai dengan prinsip prinsip Kepalangmerahan
lBekerja sesuai dengan kompetensi Palang Merah, namun tetap harus mengikutsertakan
masyarakat penerima bantuan dalam perencanaan dan pelaksanaan program
lKegiatan berdasarkan pada perencanaan kesiapsiagaan yang telah ditetapkan.
lBekerjasama dengan masyarakat untuk ketahanan program
lProgram darurat terus dilanjutkan hingga ancaman sudah berkurang, dan bila akan
dilanjutkan, maka lebih berfokus pada kerangka mekanisme rehabiltasi
lMemaksimalkan keunggulan strategi International Federation, untuk memobilisasi semua
sumber yang ada.
l(Kebijakan ini merupakan kebijakan Federasi, dengan ruang lingkup Masyarakat Palang
Merah di dunia. Untuk diterapkan di Indonesia, maka perlu disesuaikan dengan situasi dan
kondisi. Untuk poin 8, sumber daya yang berada dalam keluarga Internasional Federation
adalah Masyarakat Palang Merah. Untuk Palang Merah Indonesia, sumber daya yang berada
di dalamnya adalah keberadaan PMI Daerah, Cabang, dan Ranting yang tersebar di seluruh
Indonesia)

203
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII

204
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

Modul VIII
Panduan Fasilitator Assessment

Kompetensi Assessment
Bagi KSR Dasar

Mampu mengetahui, memahami dan melaksanakan assessment

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

Memiliki pemahaman
l l Mempunyai l Mampu dan trampil melakukan
yang memadai tentang pengetahuan dan kegiatan - kegiatan
Gerakan, Prinsip - pemahaman yang assessment, baik pada saat
prinsip Dasar Gerakan memadai tentang normal maupun saat tanggap
dan niai - nilai kegiatan - kegiatan darurat bencana/konflik.
kemanusiaan. assessment.
Memiliki semangat dan
l

komitmen yang tinggi l Mengetahui dan


untuk bekerja dalam memahami
bidang kemanusiaan pentingnya kegiatan
bersama Gerakan assessment dalam
Palang Merah. setiap kegiatan PMI.
Memiliki pemahaman
l

tentang mandat serta


visi dan misi PMI.

Silabus Assessment
Bagi KSR Dasar

Pokok Sub Pokok Tujuan Pembelajaran Metode Alokasi Media Referensi


Bahasan Bahasan Waktu

Assessment a. Pengantar Setelah proses Ceramah


l Video
l Panduan
l
Assess- pembelajaran topik ini, Informa- White-
l PMI
ment pembelajar diharapkan tif. board Panduan
l
b. Pelaksa- mampu : Egergi-
l Spidol
l IFRC
naan l Memahami dan zer OHP/
l Panduan
l
Assess- mengerti Assessment Diskusi
l
Memahami jenis LCD ICRC
ment l Curah
l
Flip-
l Sphere
l
c. Jenis-jenis assessment dalam Penda-
siklus pat. chart Project
Assess- Form
penanggulangan Berbagi
l 4 x 45 l
ment
bencana Penda- Assess-
d. Rapid Dapat melakukan
l pat. ment
Assess- assessment cepat
ment Focus
l
(rapid assessment) Group
Discus-
sion
(FGD).
Bermain
l
Peran

205
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

A. Pokok Bahasan :
Pengantar Assessment

B. Subpokok Bahasan :
1. Pengertian Assessment
2. Tujuan Assessment
3. Jenis jenis assessment

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Sub Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :
l Mengetahui dan memahami pengertian assessment, siklus assessment.
l Mengetahui dan memahami tujuan assessment.
l Mengetahui dan memahami jenis jenis assessment

D. Waktu :
4 x 45 Menit

E. Media :
LCD/OHP, flipchart board, bahan presentasi, perangkat alat tulis

F. Metode :
Ceramah, curah pendapat, diskusi

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator menyampaikan materi tentang pengertian assessment, siklus assessment
l Fasilitator menyampaikan materi tentang tujuan assessment, sekaligus memberikan
contoh contoh kegiatan assessment yang pernah dilakukan oleh Palang Merah
Indonesia.
l Selanjutnya fasilitator memfasilitasi diskusi kelompok. Langkah langkah diskusi
sebagai berikut :
1) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok, antara 3 4 kelompok.
2) Minta kepada masing masing kelompok untuk mendiskusikan tentang macam
macam kegiatan penilaian/assessment.
3) Beri waktu lebih kurang 15 menit untuk berdiskusi, kemudian minta kepada wakil
masing masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
l Setelah diskusi selesai, lanjutkan dengan presentasi jenis jenis assessment, sekaligus
juga untuk klarifikasi hasil diskusi kelompok.
3. Penutup :
l Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.
l Jika perlu, fasilitator menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta tentang
materi materi yang baru disampaikan untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap
proses belajar.
l Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.

206
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

H. Referensi :
1. Modul Pelatihan Penanggulangan Bencana
2. Modul Pelatihan ATCPA
3. Referensi referensi yang relevan.

Latihan dan Evaluasi

Apa
l yang dimaksud dengan Assessment ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Apa tujuan melakukan assessment ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan beberapa jenis assessment ?
...........................................................................................
...........................................................................................

I. Kunci Materi

Assessment
Assessment : adalah identifikasi dan analisa atas sebuah situasi tertentu .

Siklus Assessment

Tujuan dari Assessment


l Mengidentifikasi dampak suatu BENCANA
situasi
l Mengumpulkan informasi dasar
l Mengidentifikasi kelompok yang paling rentan RAPID
l Upaya mengobservasi situasi ASSESSMENT

l Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yang terkait (pada saat darurat)
l Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan (pada saat darurat)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Assessment
CONTINUAL
l Daftar pertanyaan
ASSESSMENT
l Komposisi anggota tim yang baik
DETAIL
l Sarana transportasi yang baik ASSESSMENT
l Kerangka waktu yang jelas
l Menggunakan bahasa lokal
l Kebutuhan darurat harus dapat dibedakan dari masalah yang memang telah ada
l Mempertimbangkan kesetaraan jender
l Tidak memberikan harapan
l Menghindari bias dalam membuat kesimpulan
l Membuat catatan

Metode Assessment

207
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

lMengumpulkan dan mengobservasi data sekunder


lObservasi langsung di lapangan
lMenanyakan pendapat para ahli
lMewawancarai lawan bicara yang kapabel
lDiskusi grup
lSurvei

Perbedaan Assessment Cepat , Assessment Detail dan Assessment Continual

Jenis Data :
l Data Primer data data yang diperoleh dari sumber sumber terkait secara langsung
dengan kejadian bencana.
l Data Sekunder data data pendukung yang dapat melengkapi informasi yang diperoleh
dari dalam data primer.

Cara Pengumpulan Data :


Data Primer : Pengamatan langsung, wawancara dan diskusi kelompok
Data Sekunder : Dokumen-dokumen resmi.

Pengamatan Langsung :

208
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

lPengamatan langsung di lokasi bencana

RAPID DETAIL CONTINUAL


INDIKATOR
ASSESSMENT ASSESSMENT ASSESSMENT
Sekitar 1 bulan Informasi
1 X 24 Jam dikumpulkan secara
WAKTU (Maks 1 minggu) Sekitar 1 bulan reguler berdasarkan
periode waktu operasi
Terbatas Memungkinkan Akses luas
Tidak ada waktu yang mengunjungi
cukup untuk sejumlah lokasi dan
mengunjungi seluruh wawancara kepada
AKSES lokasi dan berbicara sejumlah nara
MENDAPATKAN dengan nara sumber sumber
INFORMASI Atau
Situasi keamanan
yang mengambat
kegiatan dan akses
kepada orang

Data sekunder, Data sekunder, Data sekunder, sumber


pelayanan sosial sejumlah nara nara sumber yang
SUMBER (kesehatan,air dll) sumber terpilih, petunjuk lain,
INFORMASI LSM, Pemerintah, relawan PMI
masyarakat yang
terkena dampak

Tinggi Waktu yang Rendah Menengah


digunakan tidak Waktu yang cukup Asumsi didasari oleh
ASUMSI YANG cukup. Asumsi memadai untuk petunjuk dan informasi,
DIGUNAKAN didasari oleh mendapatkan tetapi dapat disesuaikan
pengalaman informasi dengan sumber lainnya
sebelumnya
Berpengalaman Berpengalaman Staff PMI yang
melakukan melakukan assessment melaksanakan kegiatan
TIM assessment secara secara umum dan secara normal
ASSESSMENT umum untuk didukung oleh orang
berbagai jenis yang memiliki
bencana kemampuan khusus

lLokasi vs wilayah
lLakukan dengan lembar isian ASSESSMENT.
lPerhatikan hal hal seperti :
lMasyarakat,
lpengungsian,
lair dan sanitasisumber air, pembuangan
lGudang dan titik distribusi
lfasilitas umum yang masih ada (RS, pasar, sekolah, tempat ibadah, dll), kondisi keamanan,
ldan tempat tempat lain.

Wawancara :
l Wawancara perorangan

209
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

lInforman utama adalah :


lOrang yang mempunyai informasi yang berkaitan
lYang mau diwawancarai
lOrang yang memiliki pengetahuan mengenai masalah yang terjadi
lSiapkan pertanyaan sebelum melakukan wawancara

Diskusi Kelompok :
l Bentuk kelompok bisa beragam, ataupun yang memiliki kesamaan
l Anggota 5 10 orang
l Siapkan bahan diskusi terlebih dahulu.

Data Sekunder :
l SEBELUM :
Cari informasi sebanyak banyaknya mengenai lokasi, serta hal hal lain yang berkaitan dengan
bencana yang terjadi
l Di LOKASI :
Cari informasi yang berasal dari :
l Data pemerintah,
Data bencana sebelumnya
Hasil sensus
Laporan laporan yang sudah ada
Lain lain (contoh : berita, koran, dll)

Analisis Data :
l GIGO Garbage in Garbage Out
Penyaringan hasil assessment. Mana yang perlu, mana yang tidak perlu.
l Lengkapi data yang diperoleh berdasarkan wawancara, dengan apa yang dilihat di
lapangan (AWAS : BIAS !)
l Triangulasi data Cek silang data.

Beberapa hal yang dapat menghambat kegiatan Assessment :

lKeterbatasan waktu, dan perubahan situasi yang tiba tiba


lKurangnya sumber daya manusia dan sumber daya lainnya
lSulitnya berkoordinasi dengan lembaga lembaga lain
lKesulitan untuk bekerjasama dengan banyak orang, banyak pihak, dan situasi darurat
lArea assessment yang seringkali sulit untuk dicapai, ataupun membutuhkan waktu yang
lebih lama

210
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menjalankan Assessment :

Perhatikan
l data yang sudah ditemukan JANGAN
l beri pengharapan atau janji
oleh sumber lain. janji pada semua pihak.
Fokuskan pada kebutuhan yang darurat/
l
JANGAN abaikan sumber sumber yang
l
mendesak tersedia.
Dalam mengumpulkan data, mulailah dari
l
pihak berwenang lokal, kemudian cek
silang dengan masyarakat.
Katakan pada semua pihak bahwa
l
pekerjaan kita hanyalah mengumpulkan
data, dan keputusan bukan diambil oleh
kita.

211
Bekerja dengan dan Bermitra dengan Masyarakat / Modul III

212
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

Modul IX
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara

Kompetensi Penampungan Sementara


Bagi KSR Dasar

Kompetensi KSR dalam bidang Penampungan Sementara :


Mampu memahami konsep dasar dan mampu menyelenggarakan penampungan sementara

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

Memiliki
l pemahaman Mampu
l memahami Mampu
l dan trampil
yang memadai tentang dan menjelaskan berkomunikasi dengan stake
7 prinsip serta ruang lingkup dan holder dan masyarakat baik
mendesiminasikan pengorganisasian internal maupun external.
gerakan PM/BSM dan penampungan Memiliki kemampuan
l
nilai-nilai sementara leadership
kemanusiaan. Memahami dan
l Memiliki rasa sensitif gender
l
Memiliki komitmen
l mampu Mampu memahami standard
l
tinggi untuk bekerja melaksanakan minimum penampungan
dalam gerakan Palang penampungan sementara (SPHERE)
Merah. sementara
Memahami visi dan misi
l Mengetahui jenis-
l
PMI. jenis penampungan
Mampu melaksanakan
l sementara
mandat PMI. Dapat melaksanakan
l

Memiliki kesadaran
l pasang bongkar
penuh terhadap tenda
organisasi dan tugas Mengetahui proses
l

tugas PMI. tanggap darurat


bencana.

Silabus Penampungan Sementara


Bagi KSR Dasar

Pokok Sub Pokok Tujuan Pembelajaran Metode Alokasi Media Referensi


Bahasan Bahasan Waktu

Penampungan a. Definisi Setelah proses Papan Panduan


l
Sementara Penampun pembelajaran topik ini, Ceramah
l Flipchart, PMI
gan pembelajar diharapkan Diskusi
l Spidol, Panduan
l
Sementara mampu : Kelom- Lay
pok IFRC
b. Pengorga- l Mengetahui definisi out/Maket
nisasian Presen-
l Panduan
l
dan tujuan
penampun Penampungan tasi ICRC
gan Sementara Energiser
l Sphere
l
Tanya-
l
Project
sementara l Mengetahui jawab
c. Peryaratan pengorganisasian Table Top
l 5 x 45'
dan jenis- penampungan Excercise
jenis sementara
penampun
gan
sementara

213
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

Pokok Sub Pokok Tujuan Pembelajaran Metode Alokasi Media Referensi


Bahasan Bahasan Waktu

a. Perenca- Mengetahui
l
naan dan persyaratan dan jenis
Pelaksa- penampungan
naan sementara
Penampu- Dapat
l
ngan menyelenggarakan
Sementara penampungan
sementara

Jumlah Jam 5 X 45

214
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

A. Pokok Bahasan :
Penampungan Sementara

B. Sub Pokok Bahasan


a. Definisi penampungan sementara
b. Pengorganisasian penampungan sementara
c. Persyaratan dan jenis-jenis penampungan sementara
d. Perencanaan dan pelaksanaan penampungan sementara

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran topik ini, peserta diharapkan mampu :


l Mengetahui definisi dan tujuan penampungan sementara
l Mengetahui pengorganisasian penampungan sementara
l Mengetahui persyaratan dan jenis penampungan sementara
l Dapat menyelenggarakan penampungan sementara

D. Waktu :
5 x 45'

E. Media :
Whiteboard, Spidol, OHP/LCD, Kertas Flipchart, Lay Out ( maket )

F. Metode :
Ceramah Informatif, diskusi kelompok, tanya jawab, table top exercise

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator membuka sessi dengan menjelaskan bahwa penampungan sementara
merupakan salah satu pelayanan PMI
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok
l Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan apa itu
penampungan sementara menurut mereka, jenis penampungan sementara dan
pengorganisasian penampungan sementara .
l Fasilitator menyimpulkan tentang hasil diskusi dari peserta
l Fasilitator menjelaskan tentang materi penampungan sementara
l Selama proses pembelajaran, fasilitator mengajak peserta untuk sharing dan
brainstorming tentang materi-materi yang disajikan. Berikan kesempatan bagi setiap
peserta untuk menanyakan atau menambahkan penjelasan yang diberikan oleh
fasilitator.
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan praktek table top exercise tentang hal
yang berkaitan dengan penampungan sementara.
3. Latihan dan Evaluasi :
l Apakah penampungan sementara itu ?
l Bagaimana pergorganisasian penampungan sementara ?
l Apa jenis jenis penampungan sementara ?
l Dimanasaja penampungan sementara dilaksanakan ?

215
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

H. Referensi :
1. Materi Pendidikan Korps Sukarela Tingkat Dasar terbitan Markas Besar PMI 1994
2. Sphere Project
3. Panduan dan referensi terkait lainnya

I. Kunci Materi

Penampungan sementara
Adalah kegiatan suatu kelompok manusia yang memiliki kemampuan untuk menampung
korban bencana dalam jangka waktu tertentu, dengan menggunakan bangunan yang telah ada
atau tempat berlindung yang dapat dibuat dengan cepat seperti tenda, gubuk darurat, dan
sebagainya.

Tujuan
Menyelamatkan atau mengamankan penderita dengan menjauhkannya dari tempat bencana
yang dianggap berbahaya, ketempat yang aman agar dapat memudahkan pemberian bantuan
dan pertolongan secara menyeluruh dan terpadu tanpa menimbulkan kesulitan baru yang sukar
diatasi.

Pengorganisasian
A. Sasaran
1. Sasaran utama operasi pengungsian ialah memindahkan penduduk (termasuk yang
luka/sakit) dari daerah bencana ketempat lain yang sudah disiapkan.
2. Berusaha memperkecil kemungkinan terjadinya korban atau resiko baik fisik, material
maupun spiritual ditempat terjadinya bencana dan pada saat pelaksanaan pengungsian
menuju ke penampungan sementara

B. Prioritas
Yang pertama-tama harus dilakukan ialah memindahkan orang orang yang luka berat atau
pasien pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Rumah Sakit terdekat atau
Rumah Sakit Rujukan.

C. Langkah-langkah yang perlu diambil


1. Membantu meyakinkan penduduk bahwa demi keselamatan mereka harus diungsikan
ketempat yang lebih aman ;
2. Menyiapkan suatu bentuk atau sistem transportasi yang tepat bagi penduduk yang
diungsikan ;
3. Menyiapkan persediaan dan memberikan makanan, minuman dan keperluan lain yang
cukup untuk penduduk yang akan diungsikan selamam dalam perjalanan samapai
ketempat penampungan sementara ;
4. Menyiapkan obat obatan dan memberikan perawatan medis selama dalam perjalanan
5. Menyelenggarakan pencatatan nama nama penduduk yang diungsikan termasuk yang
luka, sakit dan meninggal dunia ;
6. Membantu petugas keamanan setempat dalam melindungi harta milik dan barang-barang
kebutuhan hidup penduduk yang diungsikan ;

216
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

7. Sesampai di tempat tujuan para pengungsi hendaklah diserah terimakan secara baik
kepada pengurus penampungan sementara atau darurat untuk penanganan lebih lanjut

Persyaratan dan jenis penampungan sementara

Persyaratan penampungan sementara

1. Pemilihan tempat meliputi


l Lokasi penampungan seharusnya berada didaerah yang bebas dari seluruh ancaman
yang berpotensi terhadap gangguan keamanan baik internal maupun external;
l Jauh dari lokasi daerah rawan bencana;
l Hak penggunaan lahan seharusnya memiliki keabsahan yang jelas; diutamakan hasil
dari koordinasi dengan pemerintah setempat;
l Memiliki akses jalan yang mudah;
l Dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan kegiatan memasak dan MCK;
l Dekat dengan sarana-sarana pelayanan sosial termasuk pelayanan kesehatan,
olahraga, sekolah dan tempat beribadah atau dapat disediakan secara memadai.

2. Penampungan harus dapat meliputi kebutuhan ruangan


l Lokasi penampungan seharusnya berada didaerah yang bebas dari seluruh ancaman
yang berpotensi terhadap gangguan keamanan baik internal maupun external;
l Jauh dari lokasi daerah rawan bencana;
l Hak penggunaan lahan seharusnya memiliki keabsahan yang jelas; diutamakan hasil
dari koordinasi dengan pemerintah setempat;
l Memiliki akses jalan yang mudah;
l Dekat dengan sumber mata air, sehubungan dengan kegiatan memasak dan MCK;
l Dekat dengan sarana-sarana pelayanan sosial termasuk pelayanan kesehatan,
olahraga, sekolah dan tempat beribadah atau dapat disediakan secara memadai.

3. Bahan pertimbangan untuk penampungan


l Idealnya, ada beberapa akses untuk memasuki areal penampungan dan bukan
merupakan akses langsung dari komunitas terdekat;
l Tanah diareal penampungan seharusnya memiliki tingkat kemiringan yang landai untuk
melancarkan saluran pembuangan air;
l Tanah diareal penampungan seharusnya bukan merupakan areal endemik penyakit;
l Lokasi penampungan seharusnya tidak dekat dengan habitat yang dilindungi atau
dilarang seperti kawasan konservasi hutan, perkebunan, lahan tanaman;
l Pengalokasian tempat penampungan seharusnya menggunakan cara yang bijak
mengikuti dengan adat budaya setempat;
l Libatkan masyarakat dalam pemilihan lokasi dan perencanaan

217
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX

4. Penampungan harus dapat meliputi kebutuhan ruangan :


l Posko
l Pos Pelayanan Komunikasi
l Pos Dapur Umum
l Pos Watsan
l Pos TMS
l Pos PSP
l Pos Humas dan Komunikasi
l Pos Relief dan Distribusi
l Pos Assessment
l Pos Pencarian dan Evakuasi

Jenis penampungan Sementara

Untuk menampung korban bencana diperlukan tempat penampungan sementara berupa :


1. Bangunan yang sudah tersedia yang bisa dimanfaatkan
Contoh : gereja, masjid, sekolahan, balai desa, gudang
2. Tenda ( penampungan darurat yang paling praktis )
Contoh : tenda pleton, tenda regu, tenda keluarga, tenda pesta
3. Bahan seadanya
Contoh : kayu, dahan , ranting, pelepah kelapa dll

218
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

Modul X
Panduan Fasilitator Dapur Umum

Kompetensi Dapur Umum


Bagi KSR Dasar

Kompetensi Utama DU untuk KSR Dasar :


Mampu memahami dan menyelenggarakan kegiatan dasar Dapur Umum sebagai bagian dari
pelayanan PMI

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

Memiliki pemahaman
l Memahami tentang
l Mampu dan trampil
l
yang memadai tentang fungsi dan peranan berkomunikasi dengan stake
7 prinsip serta DU dalam situasi holder dan masyarakat baik
mendesiminasikan bencana internal maupun external.
gerakan PM/BSM dan Memiliki
l Memiliki rasa sensitif gender.
l
nilai-nilai kemampuan dan Mampu mengoperasionalkan
l
kemanusiaan. keterampilan serta peralatan DU
Memiliki komitmen
l teknik DU. Memiliki pengetahuan dasar
l
tinggi untuk bekerja Memahami konsep
l tentang standard minimum
dalam gerakan Palang dan strategi kebutuhan mkanan bagi
Merah. manajemen DU pengungsi
Memahami visi dan misi
l Mengerti akan
l

PMI. kebutuhan DU di
Mampu melaksanakan
l lapangan.
mandat PMI.
Memiliki kesadaran
l
penuh terhadap
organisasi dan tugas
tugas PMI.

219
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

Silabus Dapur Umum


Bagi KSR Dasar

Pokok Sub Pokok Tujuan Pembelajaran Metode Alokasi Media Referensi


Bahasan Bahasan Waktu

Dapur Umum a. Pengertian Setelah proses Ceramah 3 x 45 Video Panduan


l
Dasar pembelajaran topik ini, Informatif Whiteboard PMI
b. Organisasi pembelajar diharapkan Diskusi Spidol Panduan
l
dan mampu : Curah OHP/LCD IFRC
pembagi- l Mengerti dan Pendapat. Flipchart
an tugas
Panduan
l
memahami Dasar- Berbagi Kalkulator
c. Penyusu- Dasar Pendapat. ICRC
nan menu penyelenggaraan Focus Sphere
l

sederhana Dapur Umum Group Project


d. Pelaksa- l Mampu menjelaskan Discussion
naan strukutur dan (FGD).
Dapur organisasi Dapur Tanya-
Umum UMUM jawab
l Mampu menyusun Table Top
menu Dapur Umum Excercise
secara sederhana
l Mampu
merencanankan dan
melaksanakan Dapur
Umum

Jumlah Jam 3 X 45

220
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

A. Pokok Bahasan
Penyelenggaraan Dapur Umum PMI

B. Sub Pokok Bahasan


? Pengertian Dasar
? Organisasi dan Pembagian Tugas
? Penyusunan menu sederhana
? Pelaksanan Dapur Umum

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :

lMengerti
dan memahami Dasar-Dasar penyelenggaraan Dapur Umum PMI
lMampu menjelaskan strukutur dan organisasi Dapur Umum PMI
lMampu menyusun menu Dapur Umum PMI secara sederhana
lMampu merencanankan dan melaksanakan Dapur Umum PMI

D. Waktu :
3 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, Kertas Koran, LCD/ OHP, Mesin hitung (Kalkulator), Peralatan standar DU

F. Metode :
Diskusi , Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Brainstorming, Energizer dan Tanya Jawab,
Table Top Excercise, pengenalan alat.

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator membuka sessi dengan menjelaskan bahwa penyelenggaraan Dapur Umum
merupakan bagian dari pelayanan PMI
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator menjelaskan tujuan, fungsi dan manfaat dilaksanakan Dapur Umum pada
saat terjadinya bencana serta DU dapat diselenggarakan oleh oleh siapa saja.
l Fasilitator menjelaskan organisasi, pembagaian tugas dan tenaga Dapur Umum PMI.
l Fasilitator mengajak peserta untuk menyusun menu sederhana sesuai dengan
kebiasaan masyarakat setempat.
l Selama proses pembelajaran, fasilitator mengajak peserta untuk sharing dan
brainstorming tentang materi-materi yang disajikan. Berikan kesempatan bagi setiap
peserta untuk menanyakan atau menambahkan penjelasan yang diberikan oleh
fasilitator.
l Fasilitator/Pelatih mengarahkan peserta untuk melakukan praktek dapur umum
3. Latihan dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan
aspek-aspek terkait.

221
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

Latihan dan Evaluasi

Jelaskan
l pengertian Dapur Umum PMI ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan Struktur Organisasi dan pembagian tugas Dapur Umum PMI ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Peralatan dan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan Dapur Umum PMI ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Buatkanlah daftar menu sederhana untuk orang dewasa minimal untuk 2
hari?
...........................................................................................
...........................................................................................

Latihan & Penugasan

Baca dan cari berbagai informasi tentang :


l Ilmu Gizi dan Nutrisi
l Harga dan kebutuhan makanan pokok
l Perlengkapan dan peralatan Dapur yang bisa digunakan untuk dapur
lapangan

H. Referensi :
Pedoman Penyelenggaraan Dapur Umum Terbitan Markas Besar PMI 1998
1. Sphere Project
2. Panduan dan referensi terkait lainnya

I. Kunci Materi

Dapur Umum PMI


Adalah Dapur Umum Lapangan yang diselenggarakan oleh Palang Merah Indonesia untuk
menyediakan/menyiapkan makanan dan dapat didistribusikan/dibagikan kepada korban
bencana dalam waktu cepat dan tepat.

Penyelenggaraan Dapur Umum dilakukan apabila tidak memungkinkan diberikan bantuan


mentah untuk korban bencana.

Penyelenggaraan Dapur Umum


Penyelenggaraan dapur umum menjadi tanggung jawab Pengurus Cabang yang dalam
pelaksanaannya dilakukan oleh regu yang ditugaskan oleh PC. Regu disesuaikan dengan
kebutuhan dan jumlah korban yang harus dilayani

222
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

1 regu dapat yang menangani satu unit Dapur Umum dengan kapasitas maksimal sampai 500
orang, sekurang kurangnya terdiri dari :
a) Seorang Ketua Regu
b) Seorang Wakil Ketua Regu
c) Seorang penanggung jawab Tata Usaha
d) Seorang Penanggung Jawab Perlengkapan dan Peralatan
e) Seorang Penanggung Jawab Memasak
f) Seorang Penanggung jawab distribusi
g) Beberapa orang tenaga yang membantu terdiri dari unsur masyarakat didaerah bencana
dan sekitarnya

Tenaga
Dapur umum yang diselenggaakan PMI tenaganya adalah :
a. Anggota KSR dilatih secara khusus tentang Dapur Umum sebagai tenaga inti, dibantu oleh
anggota TSR / PMR dan masyarakat lainnya yang secara phisik dan mental memenuhi
syarat serta bersedia membantu dengan sukarela
b. Bekerja sama dengan berbagai kelompok organisasi/sosial kemasyarkatan lainnya atau
dengan keluarga dilokasi bencana.

Lokasi
Dalam menentukan lokasi Dapur Umum agar memperhatikan hal sebagai berikut :
l Letak dapur umum dekat dengan posko atau penampungan supaya mudah dicapai atau
dikunjungi oleh korban
l Higienis lingkungan cukup memadai
l Aman dari bencana
l Dekat dengan transportasi umum
l Dekat dengan sumber air

Pendistribusian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian makanan DU kepada korban bencana
antara lain :
l Distribusi dilakukan dengan menggunakan kartu distribusi
l Lokasi atau tempat pendistribusian yang aman dan mudah di capai oleh korban
l Waktu pendistribusian yang konsisten dan tepat waktu, misalnya dilakukan 2 kali sehari,
makan pagi/siang dilaksanakan jam 10.00-12.00 Wib, makan sore/malam jam 16.00-1700
Wib
l Pengambilan jatah seyogyanya diambil oleh Kepala Keluarga atau perwakilan sesuai
dengan kartu distribusi yang sah
l Pembagian makanan bisa menggunakan daun, piring, kertas atau sesuai dengan
pertimbangan aman, cepat, praktis dan sehat.

223
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

Contoh Kartu Distribusi

Kartu Distribusi

Nomor Dapur : ............................................................................ (*)


Nomor Kode DU : ............................................................................
Nama Kepala Keluarga : ............................................................................
Jumlah Jiwa : ............................................................................
Alamat/Lokasi/Pos : ............................................................................

Tanggal Makan Pagi Makan Siang Keterangan

Tanggal .........................
Petugas Distribusi

( ..................................... ) * Apabila DU lebih dari satu

Lama Penyelenggaraan
lPenyelenggaraan Dapur Umum PMI dilaksanakan pada situasi jika tidak memungkinkan
diberikan bantuan bahan mentah.
lSampai dengan hari ke 3 adalah untuk memberikan bantuan makanan kepada seluruh korban
bencana yang dilaporkan.
lUntuk hari ke 4 s/d ke 7 pembrian bantuan makanan sudah dapat dimulai dengan selektif.,
bantuan makananhanya diberikan kepada korban yang benar-benar membutuhkan.
lApabila setelah 7 hari ternyata korban bencana belum dapat menjalankan fungsi sosialnya
seperti semula dan masih memerlukan bantuan , pemberian bantuan berikutnya diusahakan
dalam bentuk bahan mentah yang sesuai dengan prinsip bantuan PMI
lBantuan dari PMI diberikan dalam bentuk tahap darurat paling lama berlangsung selama 14
hari, jika situasi dan kondisi masih dalam keadaan darurat dan disertai dukungan sarana dana
yang memadai, atas permintaan dan sesuai kemampuan PMI, pemberian bantuan dapat
melampaui masa 14 hari tersebut

Jenis Peralatan & Perlengkapan


Untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan DU PMI yang dapat melayani korban dalam waktu
cepat, dibutuhkankan peralatan/perlengkapan yang cukup dan lengkap (penjelasan lengkap jenis
dan peralatan dan perlengkapan DU, dapat dilihat pada manual book Penyelenggaraan Dapur Umum
terbitan Markas Besar PMI Tahun 1998)

224
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

MENU
Pengaturan menu disusun dengan memperhatikan
a. Memenuhi 4 sehat
1. Makanan Pokok
2. Lauk pauk
3. Sayur mayur
4. Buah-buahan
b. Biaya relatif murah, layak dan terjangkau
c. Dapat diterima baik orang dewasa maupun anak-anak
d. Disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat

Praktek
Penyelenggaraan praktek Dapur Umum dialokasikan waktu 2 jam dari total jumlah jam materi Dapur
Umum atau untuk memantapkan dapat diberikan pada waktu-waktu khusus.

225
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X

226
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Modul XI
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi

Kompetensi Logistik & Distribusi


Bagi KSR Dasar

Kompetensi pengantar logistik dan distribusi untuk KSR Dasar :


Mampu memahami fungsi logistik dan menyelenggarakan kegiatan Distribusi pada saat bencana

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

Memiliki pemahaman
l Memahami tentang
l Mampu dan trampil berkomunikasi
l
yang memadai tentang 7 fungsi dan peranan dengan stake holder dan
prinsip serta Logistik dalam situasi masyarakat baik internal maupun
mendesiminasikan bencana external.
gerakan PM/BSM dan Memahami fungsi dan
l Memiliki rasa sensitif gender dan
l
nilai-nilai kemanusiaan. manfaat distribusi budaya setempat.
Memiliki komitmen tinggi
l sebagai bagian Memiliki kemampuan leadership
l
untuk bekerja dalam pelayanan PMI.
gerakan Palang Merah. Memiliki kemampuan
l
Memahami visi dan misi
l dan keterampilan
PMI. serta teknik 5T.
Mampu melaksanakan
l Mengerti akan
l
mandat PMI. kebutuhan sarana
Memiliki kesadaran penuh
l /peralatan pendukung
terhadap organisasi dan Distribusi di lapangan.
tugas tugas PMI.

227
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Silabus Logistik & Distribusi


Bagi KSR Dasar

Pokok Sub Pokok Tujuan Pembelajaran Metode Alokasi Media Referensi


Bahasan Bahasan Waktu

Pengantar a. Pengertian Setelah proses Ceramah 2 x 45 Video lKebijakan


Logistik Definisi pembelajaran Pokok Informatif. Whiteboard & Renstra
dan Logistik bahasan ini, pembelajar Diskusi Spidol PMI di
Distribusi b. Komponen diharapkan mampu : kelompok OHP/LCD bidang TD
Komponen l Menjelaskan Curah Flipchart Kebijakan
l
Logistik pengertian/definisi Pendapat. Kalkulator IFRC
c. Mengenal logistik PMI Discussion Dokumen- dibidang TD
Formulir l Menjelaskan (FGD). tasi Diktat dan
l
perguda- komponen-komponen Tanya- Kegiatan modul
ngan logistik PMI jawab logistic, pelatihan
l Memahami formulir Energizer Formulir dasar
yang digunakanpada Excercise perguda- logistic
pergudangan ngan Panduan
l
ICRS
Panduan
l
IFRC

a. Prinsip Setelah proses Ceramah 3 x 45 Video


prinsip pembelajaran Pokok Informatif. Whiteboard
distribusi bahasan ini, pembelajar Diskusi Spidol
b. Merenca- diharapkan mampu : kelompok OHP/LCD
nakan l Menjelaskan Curah Flipchart
Distribusi pengertian/definisi Pendapat. Kalkulator
ada saat Distribusi Discussion Dokumen-
bencana l Menjelaskan prinsip- (FGD). tasi
c. Mengenal prinsip distribusi Tanya- Kegiatan
Formulir l Merencanakan dan jawab logistic,
Distribusi melaksanakan tahap- Energizer Formulir
tahap distribusi Excercise perguda-
secara sederhana ngan
l Memahami formulir
yang digunakan pada
saat distribusi

Jumlah Jam 5 X 45

228
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

A. Pokok Bahasan :
Pengantar Logistik

B. Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian/ Definisi Logistik PMI
2. Komponen-komponen Logistik
3. Mengenal Formulir (form) Gudang

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :


1. Menjelaskan pengertian atau definisi logistik PMI
2. Menjelaskan Komponen-komponen logistik PMI
3. Memahami formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan pergudangan.

D. Waktu :
2 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, OHP/ LCD, Spidol, White board, Formulir Pergudang, Dokumentasi proses Logistik.

F. Metode :
Ceramah Informatif, Diskusi, Curah Pendapat, Energizer dan Tanya Jawab.

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang Pengalaman mereka dalam kegiatan
logistik.
l Fasilitator mengajak semua peserta untuk mendengarkan dan menyimak kegiatan
curah pendapat tersebut.
l Fasiliator mengarahkan peserta untuk menyimpulkan pengertian logistik berdasarkan
pengalaman peserta.
l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan tentang Definisi Logistik.
l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan tentang Komponen-komponen Logistik PMI
l Fasilitator mengenalkan formulir-formulir yang digunakan dalam sistem pergudangan
PMI.
3. Rangkuman dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-
aspek terkait.

229
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Latihan dan Evaluasi

Jelaskan
l Definisi dari Logistik!
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan secara singkat tentang Komponen-komponen Logistik!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan jenis-jenis formulir pergudangan!
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Referensi :
1. Kebijakan dan Renstra PMI di Bidang Logistik.
2. Kebijakan IFRC dalam bidang Logistik
3. Diktat dan Modul Pelatihan Logistik Dasar Logistik
4. Juklak Logistik Tanggap Darurat
5. Panduan ICRC
6. Panduan IFRC

I. Kunci Materi

Pengantar Logistik

Istilah Logistik pada mulanya sering digunakan untuk kepentingan gerakan Militer, yaitu
terkait dengan mobilisasi sejumlah besar personil, lengkap dengan peralatannya, secara
cepat dan pada waktu yang tepat ke tempat tujuan yang tepat;

Seiring dengan berkembangnya perindustrian di Eropa, maka istilah Logistik juga mulai
digunakan dalam kegiatan industri, yaitu :
l bagaimana memperoleh bahan baku industri dalam kualitas, kuantitas dan harga yang
baik, serta dari sumber bahan baku yang tepat;
l bagaimana memasarkan hasil industri dalam kualitas yang baik, kuantitas yang memadai,
dengan harga yang menguntungkan, secara cepat dan aman ke tempat pemasaran yang
tepat;

DEFINISI LOGISTIK

Logistik adalah mekanisme PENDUKUNG dalam rangka penyediaan barang dan jasa;
Logistik BUKAN merupakan program;
Logistik terlibat sejak dari AWAL untuk semua kegiatan;

Merupakan upaya untuk menyediakan sarana yang diperlukan untuk memperoleh Barang dan
Jasa :

230
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

3 ( tiga ) hal pokok yang perlu diperhatikan dalam rangka memenuhi


opsi terbaik dalam penyediaan barang dan jasa
l Standarisasi - pengaturan/mekanisme kerja yang seragam;
l Sistim yang fleksibel untuk mengkontrol mata rantai pasokan barang untuk memenuhi
kebutuhan operasional di lapangan;
l SDM yang kapabel (Profesional) logistik merupakan pekerjaan yang sangat kompleks
sehingga memerlukan ahli di bidang tersebut;

Fungsi Penting Berkaitan dalam Logistik


l Assessment dan Perencanaan
l Penyediaan Barang dan Jasa
l Pengelolaan Pergudangan
l Pengelolaan Transportasi

Pelaporan.Distribusi
l Palang Merah Indonesia

Apa yang diminta? Saran dari pihak ahli Yang disetujui

Barang yang dipesan Barang yang diantar

231
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

l Mekanisme Tanggap Darurat Logistik

Contoh-contoh formulir pergudangan


(terlampir)
KESIAPSIAGAAN
INDIVIDU

BENCANA
KOORDINASI PB

Monitoring &
ASSESSMENT
Evaluasi

Relief Distribusi
RENCANA
OPERASI

232
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

A. Pokok Bahasan :
Pengantar Distribusi

B. Pokok Bahasan - 2 :
1. Prinsip-Prinsip Distribusi
2. Merencanakan Distribusi pada saat Bencana
3. Mengenal Formulir Distribusi PMI.

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :


1. Menjelaskan Prinsip-prinsip Distribusi
2. Merencanakan dan melaksaknakan tahap-tahap distribusi secara sederhana
3. Memahami formulir-formulir yang digunakan dalam sistem Distribusi PMI.

D. Waktu :
3 x 45 Menit

E. Media :
Flipchart, OHP/LCD, White board, Formulir Distribusi, Dokumentasi kegiatan Distribusi.

F. Metode :
Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Latihan, studi kasus dan Tanya
Jawab.

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul ini.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengalaman dalam kegiatan Distribusi.
l Fasilitator mengarahkan peserta untuk menyimpulkan definisi distribusi.
l Fasilitator menjelaskan tentang prinsip-prinsip Distribusi.
l Fasilitator menjelaskan tentang perencanaan dan tahap-tahap distribusi.
l Fasilitator menjelaskan tentang formulir-formulir distribusi PMI.
l Fasilitator memberikan kasus sederhana kepada peserta dalam kelompok, yang
berkaitan dengan logistik untuk latihan penggunaan formulir.
3. Rangkuman dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-
aspek terkait.

233
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Latihan dan Evaluasi

Jelaskan
l pengertian distribusi PMI !
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan prinsip prinsip dalam pelaksanaan distribusi !
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan distribusi !
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Referensi
1. Kebijakan dan Renstra PMI di Bidang Logistik.
2. Kebijakan IFRC dalam bidang Logistik
3. Diktat dan Modul Pelatihan Logistik Dasar Logistik
4. Juklak Logistik Tanggap Darurat
5. Panduan ICRC
6. Panduan IFRC

I. Kunci Materi

Relief Distribusi ( Operasi Distribusi ) adalah sebuah sistem yang dimulai dari penetapan
jumlah penerima bantuan yang disepakati dalam pembuatan Rencana Operasi hingga
penyaluran bantuan sampai ke tangan penerima bantuan. Dalam Relief Distribusi ada
beberapa konsep yang harus dipahami, yaitu identifikasi bantuan, prosedur penyaluran
bantuan, dan konsep dasar dalam konteks distribusi

IDENTIFIKASI BANTUAN

Bantuan dapat diidentifikasikan berdasarkan jenis dan prinsip. Jenis bantuan terdiri dari
bantuan pangan dan non pangan, bantuan air bersih dan sanitasi, bantuan penampungan,
serta bantuan kesehatan

Bantuan pangan dan non pangan


l :
Bantuan pangan dapat berupa makanan jadi, siap makan, maupun bantuan pangan berupa
bahan mentah ( beras, mi instan, daging kaleng, dll ). Sedangkan untuk bantuan non
pangan lebih diartikan pada bantuan berupa alat kebersihan diri ( Hygiene Kit ) maupun
perlengkapan keluarga, termasuk didalamnya alat-alat dapur dan pakaian.

Bantuan air bersih dan sanitasi


l :
antuan air bersih dan sanitasi dapat berupa penyuplaian air bersih ke lokasi darurat
ataupun pembangunan sarana pembuangan, drainase, dan MCK sementara.

234
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

Bantuan penampungan
l :
Bantuan penampungan tidak selalu diartikan membangun tenda penampungan, melainkan
juga dapat berarti menggunakan fasilitas bangunan yang masih ada untuk dijadikan
tempat penampungan. Termasuk di dalam bantuan penampungan adalah bantuan untuk
bahan pangan dengan mendirikan Dapur Umum

Bantuan kesehatan :
l

Bantuan kesehatan yang diberikan biasanya dalam bentuk Posko Kesehatan, pengobatan
dan obat-obatan gratis, ataupun penyediaan tenaga kesehatan

PRINSIP BANTUAN

Prinsip bantuan PMI adalah :


l Diberikan secara langsung kepada korban bencana yang berhak menerimanya
l Diberikan secara langsung oleh Petugas PMI dan tidak diserahkan melalui pihak ketiga
l Harus dilengkapi dengan tanda penganal PMI ( logo ), baik pada kemasan barang maupun
pada lokasi distribusi

PERTIMBANGAN DISTRIBUSI

lKomposisi usia dan komposisi jenis kelamin


lKetersediaan sumber daya manusia dan sarana transportasi
lKondisi keamanan
lJenis bencana
lJumlah penerima bantuan
lJenis bantuan yang diberikan
lJangka waktu operasi
lLokasi distribusi ( cukup menampung total penerima bantuan )
lMenjamin keamanan barang ( misal : alam = hujan, panas matahari )
lMenjamin keamanan petugas
lMudah diakses

PANCA TEPAT

lTepat waktu :
Dalam melakukan distribusi bantuan, ketepatan waktu adalah hal yang terpenting.
Bantuan yang berguna apabila diberikan pada waktu yang salah, maka akan kehilangan
kegunaannya. Selain itu juga, bantuan yang tepat waktu akan membantu mengurangi
tingkat penderitaan manusia

lTepat tempat :
Tepat tempat di sini dapat berarti pemilihan tempat distribusi yang tepat, dan dapat juga
berarti pemilihan barang distribusi yang tepat dengan tempatnya. Kedua terminologi ini
dapat berlaku, tergantung pada situasi dan kondisi penyertanya.

235
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI

lTepat sasaran :
Sasaran yang tepat dalam penyaluran bantuanadalah berpegang pada prinsip golongan
yang paling rentan ( most vulnerable people )

lTepat jumlah :
Jumlah yang tepat akan memperlancar aktifitas dan akan menghindarkan dari masalah
yang lebih besar lagi ( contoh : ketidakadilan ). Jumlah yang tepat tidak selalu harus
memberikan jumlah yang banyak ataupun berlebih pada masyarakat di lokasi darurat.
Namun sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan pada sasaran yang dituju.

lTepat kualitas :
Tepat kualitas adalah memberikan barang bantuan dengan kualitas yang layak. Bukan
merupakan barang bantuan dengan kualitas tertinggi, namun juga bukan barang yang
tidak berkualitas.

Panca Tepat sangat berkaitan erat dengan akuntabilitas organisasi di masyarakat, pemenuhan
panca tepat akan semakin memperkuat kepercayaan masyarakat pada organisasi

236
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

Modul XII
Panduan Fasilitator
Restoring Familly Links
Kompetensi Restoring Familly Links
Bagi KSR Dasar

Kompetensi Utama TMS untuk KSR Dasar :


Mampu memahami dan melaksanakan kegiatan dasar TMS sebagai bagian dari pelayanan PMI

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

Memiliki pemahaman
l Memahami tentang
l Mampu dan trampil berkomunikasi
l
yang memadai tentang 7 sejarah, fungsi dan dengan stake holder dan
prinsip serta peranan TMS. masyarakat baik internal maupun
mendesiminasikan Memiliki kemampuan
l external.
gerakan PM/BSM dan dan keterampilan Memiliki rasa sensitif gender.
l
nilai-nilai kemanusiaan. serta teknik dasar Mampu mengoperasikan media
l
Memiliki komitmen tinggi
l TMS. komunikasi dan informasi.
untuk bekerja dalam Memahami konsep dan
l
gerakan Palang Merah. strategi manajemen
Memahami visi dan misi
l penangan bencana PMI
PMI. (SOP Tanggap Darurat
Mampu melaksanakan
l Bencana PMI).
mandat PMI. mengerti akan
l
Memiliki kesadaran penuh
l kebutuhan TMS di
terhadap organisasi dan lapangan.
tugas tugas PMI.

Silabus Restoring Familly Links


Bagi KSR Dasar

Pokok Sub Pokok Tujuan Pembelajaran Metode Alokasi Media Referensi


Bahasan Bahasan Waktu

Pengenalan a. Pengantar lMemahami latar Partisipatif 5 x 45 Whiteboard Manual TMS


& Dasar- TMS/RFL belakang Brainstor- Spidol Manual ICRC
Dasar b. Dasar ldiselenggarakannya ming LCD Manual
TMS/RFL hukum kegiatan tracing Energizer Flipchart lainnya
RFL lMemahami dasar Diskusi Video
c. Tugas- hukum RFL Kerja Form TMS
tugas TMS lMemahami tugas- Kelompok Peralatan
d. Praktek tugas TMS Energizer
pengisian lDapat mengisi
formulir formulir-formulir
TMS TMS

Jumlah Jam 5 X 45

237
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

A. Pokok Bahasan
Pengenalan & Dasar-Dasar TMS/RFL

B. Sub Pokok Bahasan


a. Pengenalan terhadap TMS/RFL
b. Dasar hukum RFL
c. Tugas-tugas TMS
d. Praktek pengisian formulir TMS

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :


1. Memahami latar belakang diselenggarakannya kegiatan tracing
2. Memahami dasar hukum RFL
3. Memahami tugas-tugas TMS
4. Dapat mengisi formulir-formulir TMS

D. Waktu :
5 x 45 Menit

F. Media :
Video, Whiteboard, Spidol, OHP/LCD, Flipchart, Quiz

G. Metode :
Diskusi , Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Brainstorming, Sharing, Energizer dan Tanya
Jawab, Penugasan, Telaah Kasus

1. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator mengajak peserta brainstorming tentang akibat / dampak dari bencana
dan konflik terhadap manusia.
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.

2. Kegiatan Belajar :
l Sub pokok bahasan
Pengenalan terhadap TMS/RFL
l Fasilitator menjelaskan perlunya kegiatan TMS/RFL dalam situasi bencana, konflik,
penahanan, kebutuhan social lainnya.
l Fasilitator menjelaskan beberapa sarana TMS yang dapat digunakan
l Fasilitator menjelaskan peran PNS
l Fasilitator menyimpulkan perlunya kegiatan TMS
l Sub pokok bahasan

Dasar Hukum RFL / TMS


l Faslitator memberikan dua buah kuis yang akan didiskusikan oleh peserta
l Fasilitator menjelaskan tentang sejarah CTA
l Fasilitator menjelaskan tentang Dasar Hukum RFL
l Fasilitator menjelaskan tentang Biro Informasi Nasional (BIN)

238
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

Fasilitator menjelaskan tentang peran CTA


l
Fasilitator memberikan kesimpulan
l

Sub pokok bahasan :


l
Berita Palang Merah/RCM
Fasilitator
l memberikan study kasus kepada peserta untuk didiskusikan dan
dipresentasikan, lalu fasilitator memberikan jawaban yang benar untuk kasus
sebagai berikut;
1. Kapan kita dapat menggunakan RCM
2. Siapa saja yang dapat menggunakan
3. Jenis berita
Fasilitator membagikan formulir permohonan pencarian dan menjelaskan cara
l
pengisiannya.
Fasilitator memberikan kesimpulan.
l

Sub pokok bahasan;


l
Permohonan Pencarian
Fasilitator menggali pengalaman peserta dan mengajak peserta untuk sharing dan
l
menceritakan pengalaman mereka.
Fasilitator menjelaskan; Apa itu Permohonan Pencarian/TR. Kapan dan bilamana
l
dilaksanakan serta criteria permohonan pencarian.
Fasilitator menjelaskan bagaimana mengisi formulir Permohonan Pencarian.
l

3. Latihan dan Evaluasi :


l Fasilitator memberikan tugas kepada kelompok untuk mengisi Formulir Berita
Keluarga dan Permohonan pencarian
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan
aspek-aspek terkait.

Latihan dan Evaluasi

Mengapa
l kita melakukan TMS / RFL
...........................................................................................
...........................................................................................
Apakah dasar hukum pelaksanaan RFL/TMS adalah
...........................................................................................
...........................................................................................
Apa yang dimaksud Berita Palang Merah/RCM?
...........................................................................................
...........................................................................................
Informasi apa saja yang harus ditulis dalam formulir permohonan
pencarian?
...........................................................................................
...........................................................................................
Mengapa TMS PMI diperlukan di Indonesia?
...........................................................................................
...........................................................................................

239
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

Latihan & Penugasan

Baca dan cari berbagai informasi tentang :


lIlmu komunikasi
lTata cara dan ketrampilan pengarsipan / penyimpanan data secara manual
maupun komputerisasi

H. Referensi
1. Pedoman TMS terbitan Markas Pusat PMI tahun 2004
2. Restoring Family Links, ICRC 1986
3. Terjemahan Konvensi Jenewa 1949

I. Kunci Materi

TMS / RFL ( Tracing and Mailing Srvice/Restoring Family Link) dilakukan untuk membantu
memulihkan hubungan keluarga bagi orang-orang yang kehilangan kontak akibat bencana,
konflik, penahanan dan situasi sosial lainnya.

Pemulihan Hubungan keluarga (Restoring Family Link/RFL) diantara anggota keluarga yang
terpisah akibat bencana dan konflik adalah salah satu kegiatan yang telah lama dibentuk ICRC
dan Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional. Untuk memulihkan hubungan
keluarga, ICRC berkerja sama dengan Perhimpunan Nasional Palang Merah se dunia.

Dasar hukum pelaksanaan TMS (RFL) :


a. Konvensi Jenewa
b. Protokol Tambahan Konvensi Jenewa
c. Status Gerakan (pasal 3,5,6)
d. Resolusi-resolusi Konferensi Internasional Palang Merah

Kegiatan TMS/RFL
l Mendata, memproses dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk identifikasi
l Menyampaikan Berita Palang Merah
l Mencari anggota keluarga yang hilang
l Menyatukan kembali anggota keluarga yang rentan
l Berusaha mendapatkan surat-surat resmi

Berita Palang Merah/RCM adalah berita yang dikirim melalui jaringan Palang Merah dan sifat
berita terbuka dan hanya berita mengenai keluarga.

Dalam situasi konflik dan bencana, pelayanan pos dan komunikasi seringkali terganggu bahkan
tidak berfungsi sama sekali. Hal ini berarti bahwa hubungan normal antara anggota keluarga
dan teman kemungkinan terganggu. Gerakan Palang Merah sebagai alat untuk memulihkan
kontak antara anggota keluarga yang terpisah. RCM digunakan agar antar anggota keluarga
yang terpisah akibat konflik atau bencana dapat selalu berkomunkasi baik melalui surat atau
peralatan lainnya.

Jaringan kerja Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional mewakili suatu
altenatif jaringan kerja pelayanan pos secara global bilamana saluran komunikasi normal
terganggu.

240
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII

Permohonan Pencarian
Adalah permohonan dari orang-orang yang khawatir mengenai keluarganya karena peristiwa
politik, militer atau bencana alam, sesudah mengusahakan semua usaha jalur komunikasi yang
ada, dan menyampaikan permohonan pencarian kepada Palang Merah, kemudian hal ini
menjadi kewajiban Perhimpunan Palang Merah dan atau KPP (CTA) untuk mengadakan suatu
usaha yang membawa pencarian tersebut kepada suatu akhir yang berhasil

Informasi informasi yang harus ditulis dalam formulir permohonan pencarian, adalah sebagai
berikut :
a. Data orang yang dicari (nama lengkap, umur, nama orang tua, pekerjaan, status, alamat
terakhir dan keterangan lainnya yang menyangkut perpisahan.
b. Data pencari (nama lengkap, umur, nama orang tua, alamat sekarang)
c. Hubungan antara pencari dan orang yang dicari

Pelayanan TMS/RFL PMI diperlukan di Indonesia, karena karena Indonesia sangat rawan
terhadap situasi becana darurat seperti yang pernah dialami beberapa tahun terakhir.

241
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

242
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Modul XIII
Panduan Fasilitator
Pendekatan Berbasis Masyarakat
Kompetensi Pendekatan Berbasis Masyarakat
Bagi KSR Dasar

Kompetensi Inti :
Anggota PMI mengetahui konsep dasar pendekatan berbasis masyarakat dan tehnik dasar
penyuluhan

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

Mengetahui konsep dasar


l Mampu
l Mengerti dan paham 7 prinsip
l
Pendekatan Berbasis mengumpulkan Palang Merah dan bulan sabit
Masyarakat informasi/assessment merah internasional
Mengetahui tekhnik dasar
l yang dibutuhkan. Mengerti kebijakan PMI di bidang
l
penyuluhan Mampu berkomunikasi
l pemberdayaan masyarakat
dengan masyarakat
Mampu melakukan
l
advokasi kepada
stakeholder yang

243
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Silabus Pendekatan Berbasis Masyarakat


Bagi KSR Dasar

Pokok Sub Pokok Alokasi Media


Tujuan Pembelajaran Metode
Bahasan Bahasan Waktu Peraga

Pengertian a. Pengerti- a. Peserta mengetahui Ceramah 2 x 45 Flipchart


l
& Konsep an, pengertian, tujuan Curah Slide
l

Pendekatan Tujuan, dan sasaran kegiatan Pendapat OHP/LCD


Berbasis Sasaran berbasis masyarakat Tanya Spidol
l

Masyarakat Jawab Pamflet /


l
b. Kebijakan b. Peserta mengetahui Diskusi brosur
PMI dan kebijakan PMI dan kelompok kegiatan
IFRC IFRC dalam PMI
dalam mengembangkan berbasis
program program yang masyarakat
yang berbasis masyarakat
berbasis
masyara-
kat

c. Lingkup c. Peserta mengetahui


Kegiatan lingkup kegiatan
berbasiskan
masyarakat

d. Tahapan d. Peserta dapat


Pelaksa- menjelaskan tahapan
naan pelaksanaan kegiatan
kegiatan berbasis masyarakat
Berbasis
Masyara-
kat

e. Contoh- e. Peserta mampu


contoh menyebutkan dan
kegiatan menjelaskan contoh-
berbasis contoh program PMI
masyara- yang berbasis
kat masyarakat

Teknik Dasar a. Pengertian a. peserta mengetahui Ceramah 3 x 45 Flipchart


l
Penyuluhan penyulu- dan menjelaskan Curah Slide
l
han pengertian Pendapat OHP/LCD
penyuluhan Tanya Spidol
l
Jawab
b. Metode b. peserta mengetahui Diskusi
Penyulu- berbagia metode dan kelompok
han media penyuluhan Role
Playing
c. Tekhnik c. peserta mengetahui
dasar dan memraktekkan
penyulu- tekhnik dasar
han penyuluhan kepada
kepada masyarakat
masyara-
kat

244
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

A. Pokok Bahasan I :
Pengertian dan Konsep Pendekatan Berbasis Masyarakat

B. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :


a. Mengetahui pengertian , tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat
b. Peserta mengetahui kebijakan PMI dalam mengembangkan program yang
berbasis masyarakat
c. Mengetahui lingkup kegiatan berbasiskan masyarakat
d. Menjelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan berbasis masyarakat
e. Menyebutkan dan menjelaskan contoh-contoh program PMI yang berbasis
masyarakat

C. Waktu :
2 x 45 Menit

D. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Pamflet/brosur kegiatan PMI berbasis masyarakat

E. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab dan Diskusi kelompok

F. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan materi pendekatan berbasis
masyarakat pada peserta pelatihan.
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator memberi bahan diskusi kepada peserta selaku anggota masyarakat apa yang
terjadi jika masyarakat pasif terhadap kondisi lingkungan, ekonomi dan kesehatan
sekitarnya dan pendekatan yang bagaimana sehingga masyarakat memliki sense of
belonging yang tinggi serta mampu dan mau melaksanakan kegiatan tersebut
l Fasilitator menampung hasil diskusi dan menjelaskan program yang menggunakan
pendekatan berbasis masyarakat
l Fasilitator menjelaskan kebijakan PMI dalam melaksanakan kegiatan yang berbasis
masyarakat, ruang lingkupnya, dan tahapan dalam pelaksanaan kegiatan yang berbasis
masyarfakat
l Fasilitator memberikan contoh program PMI yang berbasis masyarakat serta
menjelaskan program tersebut secara singkat
3. Rangkuman :
l Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang
disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

245
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Latihan dan Evaluasi

Apa
l pengertian , tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan kegiatan yang
berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan lingkup kegiatan PMI yang berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan kegiatan PMI yang berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................

G. Referensi :
1. Panduan CBDP, ICBRR, CBFA
2. Visi dan Misi PMI
3. brochure dan leaflet program PMI yang berbasis masyarakat
4. referensi lain yang mendukung

I. Kunci Materi

1. Pengertian, Tujuan dan Sasaran Kegiatan yang Berbasis Masyarakat


Community Based atau pendekatan yang Berbasis Masyarakat udalah upaya
pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengenali, menalaah dan mengambil
inisiatif untuk memecahkan permasalahan yang ada secara mandiri.
Tujuan dari pendekakatan yang berbasis masyarakat adalah meningkatnya kapasitas
masyarakat serta adanya perubahan PKS masyarakat dalam upaya menangani
permasalahan yang terjadi di lingkungannya
Sasaran dari program ini adalah masyarakat rentan yang hidup didaerah rawan serta
bersedia untuk menerima perubahan
Prinsip-prinsip utama yang diperlukan dalam menjalankan program berbasis masyarakat
adalah tercermin dalam akronim KAPASITAS yang dapat dijelaskan berikut ini.

Kemitraan
Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan
partisipasi yang sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat,
pemerintah maupun institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam
hal ini tidak hanya diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga
dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk sustainabilitas
program. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga membina komunikasi,
koordinasi dan kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi terkait seperti meteorologis,
pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan ekonom, biolog, medis/
paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan sebagainya.

246
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Advokasi
Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan
kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan
permasalahan yang ada di masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti
staff, Pengurus, relawan dan para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti
Pemerintah, Bakornas, Satkorlak, Satlak PB, LSM, Badan, dinas, masyarakat dan instansi
lainnya) sangat menentukan pelaksanaan program maupun keberlangsungannya. Upaya
advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan kerjasama sama yang sangat kuat
dalam mencapai tujuan program.

Pemberdayaan
Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan
masyarakat dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya
ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan warga
dan masyarakat lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal
ini memerlukan banyak upaya bagaimana masyarakat dapat diberdayakan kapasitasnya
melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana,
penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan / pelatihan dan
sejenisnya.

Pemberdayaan masyarakat dalam pengambilan keputusan, perencanaan, pembuatan


kebijakan dan program berbasis masyarakat, diperlukan agar masyarakat memiliki akses
untuk mengontrol inputs, proses, outputs dan keberlangsungan program berbasis
masyarakat.

Analisis
Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan
situasi, dan analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil
masyarakat. Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu,
mereka harus diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui
permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri.

Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat
masyarakat menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang
mereka buat sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar
bahwa mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka melakukan
upaya-upaya penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang terjadi.

Swadaya
Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom Up, bukan Top Down.
Sebagai yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat
bertumpu pada swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber
daya, potensi, dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, masyarakat harus diberikan peran
utama. Dalam proyek mitigasi misalnya, harus memanfaatkan tenaga masyarakat,
sumber-sumber material, infrastruktur serta fasilitas yang ada. Peranan pihak eksternal
adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber yang belum ada, yang pada
akhirnya sepenuhnya akan diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.

247
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Integrasi
Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan
dan strategi dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh
masyarakat setempat. pada ummnya masyarakat memiliki pengetahuan tersendiri dalam
menghadapi permaslahan yang ada baik yang rasional maupun yang irasional. Dan program
ini mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber namun tetap terintitusioan
dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat.

Terfokus
Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama
masyarakat , serta benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi
masyarakat. Untuk itu, Program ini memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan
pedoman operasional serta pelibatan penuh masyarakat secara fisik, mental dan
emosional. Maksud diperlukannya pemprograman sistem, prosedur dan pedoman
operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-sumber daya
seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi yang benar-benar terfokus pada
tujuan riil.

Aksi nyata
Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik
PMI, masyarakat dan Pemerintah ke dalam aksi nyata yang lebih kongkret sesuai dengan
tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.

Sustainabilitas
Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya memfokus kebutuhan
jangka pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasil-
hasil yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan,
model, instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan dari generasi ke
generasi berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan mengembangkan program
yang telah dilaksanakan. Sustainabilitas juga berarti bagaimana masyarakat pada
akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di
wilayah program tersebut tanpa lagi bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator
dari luar.

2. Kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan program yang berbasis masyarakat

Kebijakan PMI dalam program berbasis masyarakat :


Disadari
l bahwa PMI selama ini sangat berhasil dalam operasi tanggap darurat bencana,
namun masih relative kurang dalam hal kesiapsiagaan bencana, khususnya
kesiapsiapsiagaan yang berbasis di masyarakat. Karena itu, Munas PMI Tahun 2005
merekomendasikan bahwa PMI perlu memperkuat Disaster Preparedness /Risk
Reduction, mencakup ICBRR/ CBDP.

Dalam
l Rencana Strategi Menejemen Bencana 2004 2009, salah satu kebijakan yang
terkait dengan program berbasis masyarakat adalah Melaksanakan kesiapsiagaan di
dalam penanganan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat dan
Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.

Untuk
l melaksanakan kebijakan tersebut diatas, PMI Pusat, Daerah dan Cabang
bekerjasama dengan masyarakat dan stakeholder lainnya, khususnya IFRC dan PNS
mengembangkan Program yang berbasis masyarakat di beberapa wilayah yang rawan
bencana.

248
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

3. Lingkup kegiatan yang berbasis masyarakat

program yang berbasiskan masyarakat mencakup


kesehatan
l : Tindakan peningkatan kapasitas dalam masyarakat sehingga
setiap individu dapat kemudahan dalam memperoleh akses
pelayanan kesehatan baik dalam situasi normal ataupun darurat
l Ekonomi : Yaitu upaya peningkatan kapasitas masyarakat yang terkait pada
pengamanan sumber-sumber ekonomi sehingga setiap individu
tidak kehilangan sumber-sember penghasilan baik pada situasi
normal maupun dalam situasi darurat
l Lingkungan : tindakan peningkatan kapasitas masyarakat yang terkait dengan
lingkungan fisik yang dapat mengakibatkan stiap individu yang ada
didalamnya menjadi lebih rentan dan rawan.

4. Tahapan pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat

Seleksi Area :
Assessment TAHAPAN BERBASIS MASYARAKAT

Realisasi
Baseline, KAP dan perencanaan
HVRC Survey Penyadaran
partisipatif 3 masyarakat
4

Pelatihan dan orientasi


implementor Advokasi,
Monitoring dan
2 Sosialisasi
Evaluasi Partisipatif 5

Mobilisasi
Masyarakat 1
Perencanaan Partisipatif
Berbasis Masyarakat

HVRC
Mapping

Contoh program PMI yang berbasis masyarakat

contoh program PMI yang berbasis masyarakat adalah :


i. CBDP/KBBM (Community Based Disaster Preparedness/Kesiapsiagaan Bencana
Berbasis Masyarakat)
ii. ICBRR/Pertama (Integrated Community Based Risk Reduction/Pengurangan
Risisko Terpadu Berbasis Masyarakat)

249
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

iii. CBFA (Communituy Based First Aid)


iv. CBR (Community Based Reconstruction)
v. ICBRR/CC

250
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

A. Pokok Bahasan II :
Tekhnik Penyuluhan

B. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :


a. peserta mengetahui dan menjelaskan pengertian penyuluhan
b. peserta mengetahui berbagia metode penyuluhan
c. peserta mengetahui dan memraktekkan prinsip dasar penyuluhan kepada
masyarakat

C. Waktu :
3 x 45 Menit

D. Media :
Flipchart, Kertas Koran, LCD dan gambar-gambar penyuluhan

E. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab, Diskusi kelompok dan Role Play

F. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan materi yang akan disampaikan
l Fasilitator melempar pertanyaan Apakah Penyuluhan itu? untuk merangsang peserta
dalam memahami materi
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator merangkum dan menjelaskan pengertian dari Penyuluhan dari jawaban
peserta
l Fasilitator memberi bahan diskusi metode penyuluhan kepada masyarakat kepada
peserta
l Fasilitator merangkum hasil diskusi dan menjelaskan metode yang digunakan dalam
penyuluhan kepada masyarakat
l Faslitator menerangkan prinsip dasar penyuluhan kepada masyarakat
l Fasilitator membagi kelompok dan menunjuk sebagian peserta sebagai fasilitator dan
sebagaian menjadi masyarakat
3. Rangkuman :
l Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang
disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

251
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Latihan dan Evaluasi

Apa
l pengertian Penyuluhan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan metode penyuluhan kepada masyarakat yang efektif ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan prinsip dasar penyuluhan ?
...........................................................................................
...........................................................................................

G. Referensi :
1. Panduan CBDP, ICBRR, CBFA
2. Penyuluhan (Counseling) Ghalia Indonesia
3. referensi lain yang menunjang pokok bahasan ini

I. Kunci Materi

a. Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan adalah penyampaian pesan kepada masyarakat agar mereka tahu, mau dan
mampu melaksanakan isi pesan dalam suasana hubungan tatap muka antara dua
kelompok. Kelompok atau individu yang menyampaikan pesan disebut penyuluh dan yang
menerima pesan disebut klien.
Seringkali disebutkan bahwa penyuluhan adalah suatu metode dari bimbingan dengan
demikian keberhasilan bimbingan tersebut ditentukan bagaimana penyuluhan itu
dilakukan. Untuk dapat melakukan penyuluhan yang baik penyuluh dituntut untuk
menguasai pengetahuan tentang isi pesan yang akan disampaikan serta menguasai
keterampilam melaksanakan penyuluhan

b. Metode Penyuluhan
Beberapa metode yang bisa dilaksanakan dalam melaksanakan penyuluhan antara lain
l Penyuluhan dengan memperlihatkan gambar
Penyuluh memperlihatkan gambar yang kontradiktif yaitu gambar jika isi pesan
dilaksanakan dan gambar jika isi pesan tidak dilaksanakan sehingga klien dapat melihat
langsung dampak dari pesan tersebut. Atau penyuluh memberikan gambar yang
merupakan urutan suatu kegiatan dan klien diminta untuk mengurutkan gambar
tersebut sehingga menjadi suatu pesan yang disampaikan
l Penyuluhan dengan permainan/simulasi/peragaan
Penyuluh memberikan permainan/simulasi/peragaan yang berkaitan dan berhubungan
dengan isi pesan sehingga klien dapat lebih cepat menangkap maksud dari pesan
tersebut
l Penyuluhan dengan belajar sambil mengerjakan praktek
Penyuluh menjelaskan isi pesan secara terperinci dan selanjutnya bersama-sama klien
mempraktekkan isi pesan tersebut sehingga klien dapat paham dan mengerti apa yang
telah disampaikan

252
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

Penyuluhan dengan memberikan contoh


l
Penyuluh menjelaskan kepada klien bahwa apa yang dijelaskan telah dilakukan dan
telah menunjukkan keberhasilannya dan akan lebih mengena lagi jika klien mendengar
langsung dari orang yang sudah mencoba sehingga klien akan tertarik untuk
melakukannya
Penyuluhan dengan keteladanan
l
Penyuluh dengan keteladanan ini dilakukan oleh sosok yang dalam kehidupan sehari-
hari menjadi suri tauladan bagi masyarakat disekitarnya, maka masyarakat juga akan
tergerak untuk mencobanya

c. Prinsip Dasar Penyuluhan


Untuk dapat berlangsungnya proses penyuluhan dengan baik, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diketahui dan diperhatikan :
1. Niat (intention)
Hal diatas adalah hal yang paling sederhana namun penting untuk mengetahuinya.
Dalam Niat ini kita harus tahu apa yang akan disampaikan kepada klien, dan penyuluh
harus tahu dan menguasaai apa yang ajakan disampaikan sehingga akan menambah ras
percaya diri kepada penyuluh.
Hal kedua penyuluh harus tahu siapa dan latar belakang klien yang akan dihadapi
sehingga bisa menentukan metode yang akan dilaksanakan dan penyuluhan bisa
berjalan efektif
Hal ketiga adalah penyuluh harus menjabarkan secara jelas apa yang ingin dicapai dari
penyuluhan tersebuit, sehingga bisa dinilai apakah penyuluhan yang dilaksanakan
berhasil atau tidak
Hal keempat adalah waktu penyuluhan, penyuluh harus bisa mendapatkan waktu yang
tepat sehingga penyuluhan bisa berjalan efektif selain itu perlu dipikirkan durasi
penyuluhan itu sendiri dengan memikirkan bahwa dengan penyuluhan selama itu maka
akan terjadi perubahan terhadap masyarakat
2. Minat-perhatian (attention)
Apa yang disampaikan hendaklah bisa menarik minat atau perhatian dari klien sehingga
pesan yang disampaikan bisa diterima oleh klien, untuk menarik minat atau perhatian
bisa digunakan panca indera untuk mengadakan hubungan atau kontak, mengenak dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan
3. Tanggapan-pandangan (perception)
Makna pesan yang disampaikan kepada klien tergantung pada pandangan atau persepsi
sasaran. Bagaimana mereka menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada
pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pemikirannya. Dan hal yang mutlak
yang dilakukan oleh penyuluh untuk menyamakan persepsi antara penyuluh dan klien.
Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari latar belakang klien dan mengaitkan pesan
yang akan disampaikan dengan latar belakang tersebut sehingga bisa dipahami oleh
klien
4. Ingatan (retention)
Setelah penyuluhan diharapkan klien tetap menyimpan dan mengingat pesan yang
telah disampaikan untuk itu pesan yang diberikan serta penyampaiannya haruslah
menarik
5. Peranserta (participational)
Peran serta adalah pelengkap dari semua prinsip, untuk meningkatkan minat kita bisa
meningkatkan peran serta panca indera dan peran serta sasaran, untuk meningkatkan
persepsi kita bisa meningkatkan peran serta sasaran dengan mengadakan diskusi, tanya
jawab ataupun hal lainnya begitu juga prinsip yang lainnya
Hal terakhir yang perlu dilakukan setelah penyuluhan adalah dengan melakukan
evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari penyuluhan

253
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII

254
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Modul XIV
Panduan Fasilitator
Kepemimpinan
Kompetensi Kepemimpinan
Bagi KSR Dasar

Mampu mengetahui dan memahami konsep - konsep kepemimpinan dan mengaplikasikannya.

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

l Memiliki pemahaman lMempunyai lMampu meningkatkan etos kerja


yang memadai tentang pengetahuan dan baik secara individu maupun
Gerakan, Prinsip - prinsip pemahaman yang kelompok.
Dasar Gerakan dan niai - memadai tentang
nilai kemanusiaan. konsep - konsep
kepemimpinan.
l Memiliki semangat dan
komitmen yang tinggi lMempunyai
untuk bekerja dalam pemahaman tentang
bidang kemanusiaan peran dan fungsi
bersama Gerakan Palang anggota KSR dalam
Merah. organisasi ditinjau
dari aspek
l Memiliki pemahaman kepemimpinan.
tentang mandat serta visi
dan misi PMI. lMampu melaksanakan
konsep - konsep
kepemimpinan dalam
kehidupan sehari -
hari.

lMemiliki kemampuan
bekerja dalam tim.

255
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Silabus Kepemimpinan
Bagi KSR Dasar

256
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

A. Pokok Bahasan :
Kepemimpinan

B. Subpokok Bahasan :
Konsep Kepemimpinan

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Sub Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :
lMengetahui dan memahami prinsip prinsip kepemimpinan.
l Mengetahui dan memahami tentang hakekat kepemimpinan, tipe tipe
kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.

D. Waktu :
2 x 45 Menit

E. Media :
LCD/OHP, flipchart board, bahan presentasi, perangkat alat tulis

F. Metode :
Ceramah, curah pendapat, diskusi, permainan

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer manage the change.
Cara permainan :
1) Bagi peserta menjadi kelompok kelompok. Masing masing kelompok terdiri dari 6
12 orang.
2) Setelah terbentuk, fasilitator meminta kelompok pertama maju ke depan.
3) Kemudian fasilitator memberi perintah agar kelompok tersebut membentuk
formasi. Formasi pertama adalah lingkaran, kemudian bintang, segi empat,
jembaran, dan formasi lainnya tergantung fasilitator dengan mempertimbangkan
tingkat kesulitan membuat formasi yang lebih tinggi. Tentukan sampai lima formasi.
4) Setiap perubahan formasi harus menunggu aba aba fasilitator dan dalam perubahan
formasi, peserta tidak boleh bertanya kepada fasilitator.
5) Setiap satu formasi terbentuk, fasilitator mencatat waktu yang dicapai kelompok
untuk menyelesaikannya.
6) Setelah selesai satu kelompok, lanjutkan dengan kelompok lain sampai semua
kelompok mendapat giliran.

Curah pendapat (fasilitator bertanya kepada peserta) :


1) Kesulitan apa yang dialami oleh para peserta di kelompok dalam membentuk formasi
?
2) Apa yang sebaiknya dilakukan oleh anggota tim jika harus melakukan tugas tanpa
boleh bertanya kepada fasilitator ?

257
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

3) Kiat apa yang harus dilakukan kelompok supaya bisa membuat formasi dengan cepat
dan benar ?
4) Siapa yang seharusnya memimpin kelompok ?
5) Dalam keadaan khusus, apa yang sebaiknya dilakukan pemimpin untuk
mengendalikan anggotanya ?

Fasilitator
l kemudian melanjutkan sessi dengan menjelaskan tentang prinsip prinsip
kepemimpinan.

Fasilitator
l mengajak peserta untuk berdiskusi dengan topik fungsi kepemimpinan.
Langkah diskusi :
1) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Sebaiknya tidak lebih dari 3 kelompok.
2) Minta kepada kelompok untuk mendiskusikan tentang fungsi fungsi kepemimpinan.
3) Selanjutnya minta kepada masing masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dan beri kesempatan kelompok lain untuk menanggapinya.
4) Apabila terjadi perbedaan pendapat, biarkan saja karena fasilitator akan
mengklarifikasi pada saat presentasi selanjutnya.

Selanjutnya
l fasilitator menjelaskan tentang hakekat, tipe dan gaya kepemimpinan.
Pada saat menjelaskan materi ini, fasilitator sekaligus menjelaskan tentang makna
permainan manage the change dan klarifikasi hasil diskusi.

4. Penutup :
Fasilitator
l menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.
Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.
l

Latihan dan Evaluasi

Apa
l yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tipe tipe kepemimpinan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan beberapa gaya kepemimpinan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Tipe kepemimpinan apa yang paling baik ?
...........................................................................................
...........................................................................................

H. Referensi :

1. Modul Pelatihan Kepemimpinan PMI


2. Buku belajar, bermain dan menghayati.
3. Referensi referensi yang relevan.

258
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

I. Kunci Materi

1. Kepemimpinan adalah proses pengaruh mempengaruhi antarpribadi atau antarorang


dalam suatu sistem tertentu, melalui proses komunikasi yang terarah untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.

2. Tipe tipe pemimpin :


a. The autocratic leader, pemimpin yang menganggap bahwa kewajiban pengambilan
keputusan, pelaksanaan kegiatan, mengarahkan, memberi motivasi dan pengawasan
terpusat ditangannya.
b. The participative leader, pemimpin yang menjalankan kepemimpinannya dengan
konsultasi. Ia tidak mendelegasikan pengambilan keputusan pada bawahan, tetapi
mencari berbagai berbagai masukan dan pendapat serta pemikiran tentang keputusan
yang akan diambilnya.
c. The free rein leader, pemimpin yang mendelegasikan wewenang untuk mengambil
keputusan kepada bawahan.

3. Perilaku kepemimpinan :
a. Mengarahkan tinggi & mendorong rendah, adalah gaya kepemimpinan yang sangat
banyak prilaku mengarahkan atau memberi perintah dan sangat kurang menumbuhkan
dukungan dan dorongan semangat.
b. Mengarahkan tinggi & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat rinci dalam
memberikan perintah dan mengawasi, namun juga akomodatif terhadap pendapat
bawahan dan menuntut hasil kerja maksimal.
c. Mengarahkan rendah & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat jarang
memberikan arahan namun memotivasi bawahan secara maksimal serta melibatkan
bawahan dalam pengambilan keputusan.
d. Mengarahkan rendah & mendorong rendah, adalah gaya pemimpin yang melimpahkan
semua keputusan, tanggungjawab dan wewenangnya kepada bawahan.

4. Gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan sangat bergantung pada perilaku anggota
atau bawahan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.

Berikut beberapa gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan dikaitkan dengan perilaku
anggota atau bawahan :

a. Gaya kepemimpinan memerintah.


Dikembangkan apabila bawahan tidak mampu dan tidak mau memegang tanggung
jawab melakukan sesuatu, tidak berkemauan dan tidak percaya diri. Pemimpin harus
memberikan pengarahan secara terperinci dan melakukan pengawasan ketat.

b. Gaya kepimpinanan mengajak.


Efektif dikembangkan apabila bawahan punya rasa percaya diri tapi tidak trampil
melaksanakan tugas. Pemimpin harus memberikan pengarahan secara terperinci tapi
juga memberikan dorongan atau semangat kepada bawahan.

c. Gaya kepemimpinan melibatkan.


Bawahan yang mempunyai ketrampilan tinggi tapi tidak mau atau tidak percaya diri
untuk melaksanakan tugas harus diimbangi dengan oleh pemimpin dengan
mengembangkan gaya kepemimpinan melibatkan.

259
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Pemimpin perlu melakukan komunikasi dua arah, mendengarkan dan aktif memberikan
semangat dan dorongan tapi sedikit saja memberikan arahan.

d. Gaya kepemimpinan melimpahkan.


Apabila anggota atau bawahan mempunyai kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam
melaksanakan tugas, maka pemimpin dapat mengembangkan gaya sedikit saja
memberikan arahan dan sedikit memberikan dorongan.

Pemimpin tinggal mengidentifikasi permasalahan yang mungkin ada, tapi bawahan


yang memecahkan, memutuskan bagaimana, kapan dan dimana tindakan tersebut
dilakukan.

5. Tidak ada satupun gaya kepemimpinan terbaik, para pemimpin yang berhasil adalah
mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi.

260
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

A. Pokok Bahasan
Kepemimpinan

B. Sub Pokok Bahasan


Komunikasi, kerja sama dan motivasi.

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu


mengetahui dan memahami cara memberikan motivasi, berkomunikasi secara
efektif, bekerja sama, dan membangun tim kerja

D. Waktu :
2 x 45 Menit

E. Media :
LCD/OHP, flipchart, bahan presentasi, Media simulasi

F. Metode:
Ceramah, Curah pendapat, Diskusi, Simulasi

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator memfasilitasi proses pemahaman peserta terhadap sub pokok bahasan
dengan simulasi sbb:
Simulasi 1:
1) Peserta dibagi menjadi saling berpasangan dan dijelaskan bahwa permainan akan
dilakukan dalam dua babak.
2) Babaik pertama, setiap pasangan duduk saling membelakangi. Yang satu memegang
kertas dan pena, dan yang satu lagi memegang sebuah gambar.
3) Peserta yang memegang gambar meminta rekannya untuk menggambar sesuai dengan
gambar yang dia pegang tapi tidak boleh memperlihatkan gambar tersebut dan yang
menggambar tidak boleh bertanya pada rekannya.
4) Setelah selesai, hasil kerja dikumpulkan dan dilanjutkan pada babak berikutnya.
5) Pasangan kembali duduk saling membelakangi dengan pembagian peran sama dengan
di babak pertama, namun kali ini yang bertugas menggambar boleh bertanya pada
rekannya yang memegang gambar.
6) Lalu bandingkan hasil gambar pada babak pertama dengan gambar pada babak kedua.
7) Setelah selesai, diskusikan :
a) Bagaimana hasil gambar 1 dan 2 ?
b) Bagaimana komunikasi terjalin sebelum, selama dan setelah proses kegiatan
berlangsung ?
c) Apa kesulitan yang dihadapi selama proses kegiatan berlanngsung dan bagaimana
cara menyelesaikannya ?

261
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Simulasi 2
MENARA
(Bahan yang diperlukan adalah sedotan dan selotip)

1) Peserta membentuk kelompok, masiing masing 4 6 orang.


2) Tiap kelompok diminta untuk membuat menara setinggi, seindah dan sekuat mungkin
dari bahan sedotan yang yang telah disediakan.
3) Waktu pengerjaan maksimal 15 menit.
4) Setelah selesai diskusikan :
a) Apakah setiap kelompok menetapkan strategi
b) Apakah setiap anggota kelompok melaksanakan peran yang telah disepakati
sebelumnya
c) Apa yang dilakukan jika ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan ?
l Fasilitator melanjutkan sessi dengan menyajikan materi tentang komunikasi, kerja
sama dan motivasi.
3. Rangkuman dan Evaluasi :
l Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.
l Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.

H. Referensi :
1. Modul Pelatihan Kepemimpinan PMI
2. Manual Kepemimpinan KSR
3. Referensi referensi yang relevan.

I. Kunci Materi

1. Komunikasi adalah :
a. Proses penyampaian pesan dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan
(penerima pesan) dan pesan yang disampaikan harus diterima dan dimengerti.
b. Proses untuk melakukan dan menerima informasi, pengaruh, mekanisme, perubahan
serta alat untuk mendorong dan mempertinggi motivasi dan merupakan
perantara/sarana yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan.
c. Proses penyampainan pikiran, perasaan atau kemauan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang tertentu yang bermakna sama bagi kedua belah
pihak.

2. Bentuk komunikasi :
a. Komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang menggunakan lambang bahasa, baik bahasa
lisan maupun tulisan.
b. Komunikasi non verbal, adalah komunikasi yang disampaikan melalui gerak gerik
(gestures), sikap (postures), ekspresi muka (facial expression) dan lain lain.
3. Hambatan yang dapat terjadi pada proses komunikasi antara lain disebabkan oleh sifat
egois, emosional, hubungan yang tidak serasi, pengalaman masa lalu, lingkungan yang
tidak mendukung, perbedaan status sosial, perseteruan, kharisma, pembelaan diri dan
stigma.
4. Kerja sama dapat terjalin jika banyak pihak yang memiliki kemampuan dan ikut bekerja
dalam mencapai tujuan.
Bekerja sama tidak sama dengan sama sama kerja . Pengertian dan ketrampilan kerja
sama sangat perlu dipahami oleh masing masing pihak yang terlibat dalam suatu
pencapaian tujuan.

262
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Setiap pihak yang terlibat harus mampu berdaya cipta agar dapat mengembangkan
kerjasama diantara semua pihak yang mengambil bagian dalam program atau kegiatan.
5. Beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerjasama :
a. Masing masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan masing masing. Karena
mustahil dapat terjalin kerja sama yang mantap kalau ada pihak yang meragukan
kemampuan pihak lain.
b. Masing masing pihak yang akan kerja sama harus mengerti dan memahami masalah
yang dihadapi.
c. Masing masing pihak yang bekerjasama harus cukup mampu dan berkesempatan saling
berkomunikasi sehingga akan lebih memperjelas masalah dan kemampuan yang dimiliki
oleh masing masing pihak.
d. Kesadaran dan pengakuan terhadap kemampuan masing masing harus menimbulkan
kepekaan kepada semua pihak dan bersedia saling berbagi.
e. Meskipun semua pihak harus memberi sesuai dengan kemampuan, tetapi agar
semuanya dapat berdayahasil dan berhasilguna, perlu ada pengaturan atau koordinasi
yang baik.
6. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang untuk berbuat. Memotivasi
berarti menimbulkan dorongan, minat, kesediaan dan tekad pada diri seseorang untuk
berbuat.
7. Pemberian motivasi dapat dilakukan antara lain dengan :
a. Memberikan penghargaan, baik fisik maupun non fisik.
b. Memberikan perhatian yang tulus, pujian, melibatkan partisipasi yang utuh,
kepercayaan yag lebih besar, keterbukaan, kekeluargaan dll.
c. Menciptakan persaingan yang sehat, mengendalikan konflik, iklim kerja yang kondusif.
d. Memberikan kesempatan mengembangkan diri dan kapasitas.

263
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

264
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

A. Pokok Bahasan
Kepemimpinan

B. Subpokok Bahasan :
Praktek kepemimpinan

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu :


l Mengaplikasikan prinsip prinsip kepemimpinan dalam kelompok atau lingkup
yang lebih kecil.
l Meningkatkan ketrampilan dalam komunikasi, kerjasama dan motivasi dalam
kelompok.

D. Waktu :
6 x 45 Menit

E. Media :
Peralatan/ perlengkapan untuk permainan luar ruangan (outbound) sesuai kebutuhan.

F. Metode:
Permainan, Outbound

G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator menjelaskan tentang alur pelaksanaan kegiatan outbound.
l Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan outbound.

2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan puzzle
Cara permainan :
1) Bagikan potongan gambar tertentu kepada peserta. Masing masing peserta
memegang satu potongan. Sebaiknya fasilitator menyiapkan beberapa gambar yang
kemudian dipotong potong dan dibagi secara acak kepada peserta.
2) Minta kepada peserta untuk mencari potongan gambar lainnya sampai membentuk
gambar yang lengkap. Orang orang yang berhasil membentuk gambar lengkap
diminta saling berkenalan dan kemudian bergabung dalam satu kelompok. Salah
satu dari mereka kemudian memperkenalkan anggota kelompoknya.

Fasilitator kemudian melanjutkan pada permainan tembok pendek


l
Cara permainan :
1) Minta kepada semua peserta untuk melewati tembok setinggi 3,5 meter.
2) Pastikan semua peserta dapat melewati tembok tersebut bagaimanapun caranya
tetapi tidak boleh melalui bagian dari bangunan lainnya (samping kanan dan kiri).
Peserta boleh saling membantu.

265
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Fasilitator mengajak peserta pada permainan berikutnya, yaitu balap hula hop
l
Cara permainan :
1) Bagi peserta menjadi 2 3 kelompok.
2) Minta kepada masing masing kelompok untuk membuat lingkaran dan saling
berpegangan tangan.
3) Bagikan kepada masing masing kelompok 1 buah hula hop dan minta kepada salah
satu anggota masing masing kelompok untuk menyelengpangkan hula hop
dibadannya.
4) Dengan aba aba dari fasilitator minta kepada masing masing kelompok untuk
memindahkan hula hop antaranggota kelompok secepatnya sampai hula hop
kembali pada orang pertama. Kegiatan ini dilakukan tanpa saling melepaskan
pegangan tangan.

Permainan berikutnya adalah tusuk balon


l
Cara permainan :
1) Bagi peserta menjadi 2 3 kelompok dan minta kepada masing masing kelompok
untuk membagi anggotanya berperan sebagai Pengurus PMI (1 orang), Staf PMI
Bidang SDM dan Anggota KSR (beberapa orang)
2) Anggota kelompok yang berperan sebagai Staf PMI dan Anggota KSR di tutup matanya
dengan saputangan dan memegang tongkat pemukul dan masing masing berdiri 5
meter dari balon yang digantungkan, sementara yang berperan sebagai Pengurus
PMI berdiri 10 meter dari balon.
3) Dengan aba aba mulai dari fasilitator, maka Pengurus PMI memberi instruksi
kepada Staf PMI dan Anggota KSR untuk menuju arah balon dan kemudian menusuk
balon balon sampai pecah.

Fasilitator mengajak melanjutkan ke permainan sarang laba


l laba
Cara permainan :
1) Bagi peserta menjadi 2 3 kelompok. Masing masing beranggotakan 7 10 orang.
2) Masing masing kelompok diminta melewati jaring laba laba melalui lubang jaring.
Setiap 1 lubang jaring hanya boleh dilewati 1 kali atau 1 orang.
3) Semua anggota kelompok harus dapat menyeberangi jaring tersebut.

Fasilitator melanjutkan ke permainan menyeberang sungai


l
Cara permainan :
1) Tiap kelompok terdiri dari 8 12 orang.
2) Masing masing kelompok diminta menyeberang sungai/melintasi jarak tertentu
bersama sama menggunakan peralatan yang telah disediakan.
3) Anggota tim baru boleh turun di sebesar kalau semua perlengkapan sudah melewati
tepi sungai di seberang.
4) Apabila ada anggota kelompok yang jatuh/menyentuk lantai/tanah, maka kelompok
tersebut harus mengulang dari awal.

Setelah
l semua kegiatan permainan selesai, maka seluruh peserta berkumpul.
Selanjutnya fasilitator memfailitasi diskusi untuk mendapat umpan balik dari makna
dan manfaat permainan tersebut (de briefing).

3. Rangkuman dan Evaluasi :


l Setelah semua kegiatan permainan selesai, maka seluruh peserta berkumpul.
Selanjutnya fasilitator memfailitasi diskusi untuk mendapat umpan balik dari makna
dan manfaat permainan tersebut (de briefing).

266
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

Fasilitator
l menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.
Sebelum mengakhiri semua kegiatan, fasilitator mengajak peserta untuk melakukan
l
permainan terakhir yaitu pelukan hening, dengan cara permainan sebagai berikut :
1) Setiap orang berdiri dan membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan,
termasuk fasilitator.
2) Fasilitator kemudian menyampaikan pengantar yang dapat menggugah emosi.
3) Setelah selesai setiap anggota kelompok saling berpelukan dengan teman dan
fasilitator.
4) Biarkan emosi dan perasaan mengalir melalui bahasa non verbal.
5) Setelah selesai, kembali dalam lingkaran. Bertepuk tangan dan berteriak sekeras
mungkin.
6) Akhiri seluruh proses dengan semangat dan kegembiraan.

Fasilitator menutup kegiatan dan mengucapkan terima kasih.


l

H. Referensi :
1. Buku buku panduan kegiatan outbound.

Fasilitator dapat mengembangkan permainan permainan jenis lainnya


disesuaikan dengan situasi di lapangan dan kebutuhan.

2. Buku belajar, bermain dan menghayati.


3. Referensi referensi yang relevan.
I. Kunci Materi

1. Permainan puzzlee
Waktu :
Alat : Gambar di kertas karton dan dipotong potong sesuai kebutuhan.
Tujuan : Peserta saling mengenal.

2. Permainan tembok pendek


Waktu :
Alat : Tembok beton atau kayu setinggi 3, 5 meter, helm untuk peserta.
Tujuan : Membangun rasa saling percaya, kerjasama, komunikasi,
perencanaan, keberanian dan percaya diri.

3. Permainan balap hula hop


Waktu :
Alat : Hula hop, bisa terbuat dari rotan atau tali nylon besar. Ukuran
lingkaran disesuaikan dengan tubuh orang dewasa. Jumlah sesuai
kelompok. Sound system untuk memutar lagu.
Tujuan : Membina aspek kerja sama dan motivasi

4. Permainan tusuk balon


Waktu :
Alat : Balon diisi air dan di tiup, bambu atau tali untuk menggantung balon,
bilah bambu dengan salah satu ujung runcing, kain penutup mata.
Jumlah disesuaikan dengan jumlah peserta.
Tujuan : Membina komunikasi

267
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV

5. Permainan sarang laba laba


Waktu :
Alat : Jaring laba laba 2 3 buah. Besarnya lubang jaring seukuran lingkar
badan orang dewasa.
Tujuan : Membina aspek kerja sama, motivasi dan pemecahan masalah.

6. Permainan menyeberang sungai


Waktu :

Alat : drum minyak dan papan kayu. Jumlah disesuaikan dengan jumlah
kelompok dan jarak/lebar yang disiapkan.
Tujuan : Membina kerja sama, perencanaan, pemecahan masalah,
pengendalian emosi dan followership.

7. Permainan pelukan hening


Waktu :
Alat : -
Tujuan : Memahami kembali peran dan fungsi masing masing dalam
kelompok/organisasi, membina semangat.

268
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Modul XV
Panduan Fasilitator
Air dan Sanitasi (WATSAN)
Kompetensi WatSan
Bagi KSR Dasar

Kompetensi Inti:
Mampu memahami konsep dasar pelayanan WatSan pada situasi normal dan bencana
sebagai bagian dari pelayann PMI

Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Kompetensi Tambahan

l Mampu memfasilitasi Mampu membantu


l Memahami Safer Access dan Code
l
masyarakat dalam: mengadvokasi. of Conduct
mengidentifikasi masalah Mampu memotivasi
l Memahami analisa SWOT
l
menganalisa masalah, masyarakat untuk Memiliki pengetahuan tentang
l
menemukan solusi dari memiliki kesadaran penyakit menular yang disebabkan
permasalahan, kritis. oleh air dan kebiasaan hidup tidak
menentukan pilihan Memiliki pengetahuan
l bersih.
perbaikan , melakukan tentang jenis-jenis Memiliki pengetahuan teknik
l
pemantauan serta fasilitas air bersih dan konstruksi bangunan sederhana.
evaluasi secara sanitasi.
partisipatif. Mengetahui penyakit
l
yang berhubungan
dengan WatSan

269
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Silabus WatSan
Bagi KSR Dasar

POKOK SUB POKOK TUJUAN WAKTU MEDIA


NO METODE
BAHASAN BAHASAN PEMBELAJARAN (Menit) PERAGA

1 WatSan a. Pengertian a. Memahami Ceramah 2 X 45' lFlipchart


kondisi WatSan tujuan dan Curah lSlide
Bencana b. Tujuan dan latar belakang Pendapat OHP/LCD
Latar diperlukan Tanya Jawab lSpidol
Belakang pelayanan Diskusi
watsan pada kelompok
saat bencana

c. Pelayanan b. Mengetahui
Fase Darurat kegiatan apa
yang harus
dilakukan
pelayanan
watsan fase
darurat

d. Penyakit c. Mengetahui
Yang jenis-jenis
berhubungan penyakit yang
dengan berhubungan
WatSan dengan watsan

e. Jenis d. Mengetahui
fasilitas jenis dan
watsan fasilitas WatSan

1 WatSan a. Pengertian a. Memahami Ceramah 1 X 45' l poster-


Kondisi pendekatan pengertian Curah poster/
Normal : partisipatif pengertian Pendapat gambar
Pengantar pendekatan Tanya Jawab yang tidak
PHAST partisipatif Diskusi terangkai
kelompok dalam
serial
b. Pengertian b. Memahami
PHAST pengertian
PHAST

lisolasi/
perekat
lpeniti,
jarum
isolasi/
perekat
c. Tujuan PHAST c. Memahami
tujuan PHAST

270
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

A. Pokok Bahasan - 1 :
Pengantar Pelatihan Air dan Sanitasi Kondisi Bencana

B. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu :


1. Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan watsan pada saat
bencana
2. Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase
darurat
3. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan
4. Mengetahui jenis dan fasilitas WatSan

C. Waktu :
2 x 45 Menit

D. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol

E. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.

F. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan
energizer.
l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pelatihan
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator mengajak perserta curah pendapat tentang keperluan air dan sanitasi dalam
situaisi bencana
l Fasilitator merangkup pendapat peserta dan memberikan klarifikasi tentang air dan
sanitasi dengan memberikan penjelasan sesuai referensi.
l Fasilitator menjelaskan kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase
darurat, jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan, jenis dan fasilitas
WatSan
l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
dan atau masalah-masalah yang meuncul berkaitan dengan materi
3. Rangkuman :
l Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang
disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana
memotivasi diri dalam proses pembelajaran
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi

271
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Latihan dan Evaluasi

Jelaskan
l Latar belakang diperlukan Air dan Sanitasi pada saat bencana?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan Kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase
darurat ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan jenis dan fasilitas WatSan?
...........................................................................................
...........................................................................................

Latihan & Penugasan

Bacalah buku-buku yang terkait dengan Air dan Sanitasi. Catat beberapa point
yang relevan dengan materi ini. Gunakan hal tersebut sebagai referensi
tambahan.

H. Referensi :
1. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 - 2009
2. The Sphere Project (2004) Humanitarian Charter and Minimum Standards in Disaster
Response
3. WEDC (2002) Emergency Sanitation: Assessment and Programme Design, Loughborough
University, UK

I. Kunci Materi

Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan Air dan Sanitasi pada saat bencana

Kenapa PMI terlibat dalam kegiatan air dan sanitasi ?


lMengacu pada pokok kebijakan dan rencana strategis PMI 2004-2009
lVisiMisi PMI terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi masyarakat rentan di seluruh
indonesia secara merata, terjangkau, dan bermutu
lRuang lingkup kebijakan bidang air dan sanitasi adalah pengembangan program WatSan

Keperluan Air Dalam Kondisi Bencana?


lMerupakan kebutuhan dasar manusia
lSetiap orang mempunyai hak terhadap air bersih
lMencegah kematian akibat dehidrasi
luntuk mengurangi resiko penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air
lUntuk memenuhi kebutuhan konsumsi, memasak , dan keperluan-keperluan kebersihan
pribadi dan rumah tangga.

272
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Keperluan Sanitasi Dalam Kondisi Bencana?


l Sanitasi yang tidak memadai dan buruknya kebersihan Lingkungan, mudah menjadi sakit
dan meninggal.
l Penyakit-penyakit yang paling banyak terjadi adalah penyakit yang ditularkan melaui tinja
kemulut seperti penyakit diare
l Sanitasi yang tidak memadai merupakan perkembangbiakan vektor (hama pembawa
penyakit) yang berhubungan dengan sampah dan air.

Apa sasaran utama kegiatan air dan sanitasi ?


lPenyediaan air yang cukup dan aman dikonsumsi
lMemperbaiki Sanitasi yang memadai
lMengurangi penjangkitan oleh vektor
lMelaksanakan penyuluhan Kebersihan diri dan kebersihan lingkungan

Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan sanitasi fase darurat

Apa yang harus dilakukan dalam kegiatan Air dan Sanitasi pada fase Bencana?

Untuk mengurangi resiko dari bencana yang ditimbulkan, hal yang dilakukan dalam kegiatan
air dan sanitasi adalah :

1. Pasokan/penyediaan air bersih


Dalam kondisi bencana pasokan/penyediaan air sangat penting, hal ini dikarenakan
merupakan kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi untuk menjaga kelangsungan hidup, banyak
kasus ditemukan ketika bencana sering terjadi kekurangan air dikarenakan akses yang
terputus sehingga kuantitas tidak memadai ataupun ada kualitas airnya tidak memenuhi
syarat kesehatan, akibat dari hal tersebut masyarakat menjadi rentan terhadap penyakit.

Untuk itu didalam pasokan/penyediaan air bersih kita harus memperhatikan :

lKuantitas air (Jumlah air) :


Jumlah air diperoleh jika kita mengetahui jenis sumber air.
Jenis Sumber Air
- air tanah : Sumur, Mata air
- air permukaan :kolam, sungai, telaga
- air hujan
lKualitas Air
Selain dari kuantitas yang cukup, juga kita harus memperhatikan kualitasnya, sehingga air
yang dikonsumsi tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan. Yang perlu diperhatikan
untuk bisa memenuhi kualitas air adalah :
- Pemeriksaan kualitas air
Ada tiga cara dalam pemeriksaan kualitas air :
a. Pemeriksaan secara fisik (warna, rasa, dan bau)
b. Pemeriksaan secara biologi ( pemeriksaan bakteri pathogen ; E-Coli, yang
disebabkan oleh tercemarnya air oleh kotoran tinja)
c. Pemeriksaan secara kimia (chlor, Ph,Ni,Na,Fe, dan lainnya)

273
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

lSarana dan piranti air


Masyarakat mempunyai sarana dan piranti yang mencukupi untuk mengumpulkan,
menyimpan, dan menggunakan air untuk minum, memasakan, dan kebersihan pribadi, dan
memastikan air minum tetap aman sampai pada waktu dikonsumsi. Pada bencana hal
pertama dilakukan adalah pembagian jeriken.

2. Pembuangan tinja
Pembuangan tinja yang aman dapat mengurangi resiko penyakit yang ditimbulkan baik
langsung atau tidak langsung, penyediaan saran yang tepat adalah satu dari beberapa respon
kedaruratan yang paling penting untuk menjamin martabat, kemanan, kesehatan, dan
kesejahteraan penduduk.

Didalam pembuangan tinja, hal yang harus diperhatikan adalah :


l Jumlah dan akses ke jamban
Masyarakat berhak mendapat jumlah jamban yang memadai, cukup dekat dengan tempat
tinggal, untuk mengkinkan akses yang cepat, aman, dan pantas baik siang maupun malam.
Didalam membangun jamban, yang harus diperhatikan adalah :
- Pemisahan jamban berdasarkan jenis kelamin
- Tempat buang air besar
Dalam kondisi bencana kadang tindakan dalam membuat jamban harus segara
dilakukan, untuk itu jamban lubang (pit Latrines) adalah alternatif yang bisa
dilakukan.
- Pemeliharaan
Dilokasi pengungsian jamban yang dibangun, tentunya merupakan jamban umum, yang
harus diperhatikan memberikan kesadaran dan membuat pertemuan dengan sesama
pengungsi untuk memnentukan bentuk pemeliharaan jamban, sebaiknya didalam
jamban umum disediakan sabun, pembalut, dan jarak jamban.

3. Pengendalian vektor
Vektor adalah suatu agent/penyebab pembawa penyakit, dan salah satu penyakit yang
ditimbulkan disituasi bencana adalah melalui vektor yang tidak terkontrol.
Contoh Vektor/hama dan Jenis penyakit yang ditimbulkan :

Tempat
No. Vektor/Hama perkembangbiakan Penyakit
1. Nyamuk Air tergenang Malaria, DBD, Filariasis
2. Lalat, Kecoa Sampah Diare
3. Kutu (Mites) Handuk, air yang Scabies
kotor, tempat tidur
yang kotor
4. Tikus Sampah Salmonella,
leptospirosis

Semua penduduk memahami yang beresiko dari penyakit yang ditularkan melalui vektor
memahami cara penularan dan metode yang mungkin digunakan untuk mencegahnya.

274
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Diagram F : adalah satau cara pencegahan penyakit diare

Fluids = Cairan
Fields = Lapangan
Flies = Lalat
Finger = Jari tangan
Food = Makanan
Feces= Tinja

4. Manajemen Sampah
Pada saat bencana sering dijumpai kondisi sanitasi yang buruk, seperti : sering
ditemukannya puing-puing, sampah-sampah dan jenis limbah lainnya yang berserakan
akibat bencana yang ditimbulkan. Hal tersebut akan menjadi masalah kesehatan.

Pengertian Sampah :
Sampah adalah semua benda yang sudah tidak terpakai lagi baik yang berasal dari rumah
maupun, proses industri, sampah rumah sakit.

Sampah digolongkan menjadi dua :


l Sisa makanan yang mudah membusuk (Organik)
l Sisa barang yang yidak dapat membusuk (an-Organik)

Hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah :


Pengumpulan :
l
- Pembuatan Tempat Sampah (Tong Sampah, lubang sampah)
- Pembuatan TPS (Tempat Pembuang Sampah Sementara)
- Pembuatan TPA (Tempat Pembuatan Sampah Akhir)
Pengangkutan :
l
- Gerobak
- Mobil Sampah
Pengolahan :
l
- Dibuang pada tahan galian/tempat rendah
- Dikubur pada tanha galian
- Dibakar

Pengetahuan Jenis dan Sumber Sampah

Jenis Sampah Sumber Sampah


Sampah Organik : Makanan, Pusat Kesehatan:RS
sayuran Pasar
Combustibles(mudah terbakar): Rumah Tangga
Kertas Industri
Non-combustibles(tidak mudah DU
terbakar): Botol, panci, dll ..
Bangkai: binatang mati
Sampah/limbah berbahaya:
minyak, kimia, medis, etc.
Sampah bangunan: concrete,
batu,puing etc

275
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Pengetahuan Jenis Sampah dan Cara Pengelolaan :


Sumber Sampah Penjelasan Cara pengelolaan
Sampah umum Sampah dapur,kertas, Lubang galian terbuka
kardus, dll Pembakaran
Sanitary land filling/ penguburan
Pathological and Limbah dari Lab,cairan Pembakaran
limbah infectious (ketuban), perban, dll Dibakar dan di kubur
Berbahaya/tajam Jarum suntik, set infus, Pembakaran temperatur yangdiperlukan
sarung tangan,dll. >1000C

5. Drainase
Pada situasi bencana, salah satu masalah bidang sanitasi adalah pada Drainase/saluran air
yang rusak atau tidak diperhatikan, hal ini bisa dilihat dari tercemarnya air permukaan di
lokasi pengungsi yang berasal dari limbah rumah tangga atau titik-titik distribusi air,
kebocoran jamban, got, air hujan ait banjir.

Pengertian Drainase
Drainase adalah saluran air, tujuannya mengalirkan air dengan membuat saluran untuk
menghindari genangan yang merupakan sarang pekembangbiakan veltor/pembawa
penyakit.

Perlunya drainase pada kondisi bencana


Supaya tidak mencemari air permukaan : sumur, sungai atau danau
l Tidak menjadi perkembangbiakan nyamuk, lalat, kecoa, dan lipas
l Tidak mengganggu pemandangan

Cara pemeliharaan drainase


lPeriksa lubang saluran. Bila ada kotoran yang tersangkut, ambil dan buang ketempat
sampah
l Sesekali siram dengan air agar terjadi penyumbatan oleh tanah yang terbawa air

6. Penyuluhan Kesehatan
Tujuan dari penyuluhan adalah untuk mengajak masyarakat dan memberikan kesadara dalam
pentingnya kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan. Perilaku masyarakat yang
berhubungan dengan kebersihan mencakup: penggunaan/ pemeliharaan jamban/ kebiasaan

mencuci tangan dengan sabun/ pengumpulan dan penyimpanan air yang tidak bersih/ memasak
makanan yang tidak bersih.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyuluh:


lSaling berbagi informasi dan pengetahuan
lPenggerakan masyarakat (menggunakan pola partisipatif)
lPenyediaan bahan dan saran yang penting.

Mengetahui jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan air dan sanitasi


Penyakit yang disebabkan oleh Air dan Sanitasi :
l Kolera, Tipus, Diare
l Cacing Tambang
l Cacingan, scabies (penyakit kulit)
l Malaria, Demam berdarah

276
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Hygiene promotion Water-related diseases


such as typhoid,
Water Supply giardiasis, cholera,
Hepatitis A, Dysentery,
diamhoeal disease
Excreta disposal

Vector control Scabies, typhhus, plague


Solid waste management
Insect vectors
Waste management at medical centres dependent on water
such as
Disposal of dead bodies schistosorniasis
malaria, guinea warm
Waste water management Psychological trauma

Drainage Excreta-related
ilnesses caused by
helminths, tapeworms

Fly screen

Ventilation Ventilation

Sunny
side

Removable Door Pipe painted


cover black

Reinforced
slab

Squatting slab
Reinforced
lining to Reinforced
prevent lining to
collapse prevent
(impervious) collapse
(impervious)
Reinforced
concrete or Pit
according to
A local custom
(e.g. wood lattice) B

277
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

2. Jenis Jamban Lain

Keterangan :
l Jamban Siram (a)
l Jamban Siram dengan dua lubang (b)
l Jamban Cubluk (c)
l Jamban Septic tanks (Jamban ViP) (d)
(a)

(b)
(c)

(d)

Jamban Bergerak Mobil Sedot Tinja Jamban Keluarga

278
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

A. Pokok Bahasan-2 :
Pengantar Pelatihan Air dan Sanitasi Kondisi Normal (Pendekatan PHAST)
(PHAST=Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation perubahan perilaku
kebersihan diri dan kesehatan lingkungan dari yang buruk menjadi baik )

B. Tujuan Pembelajaran :

Setelah proses pembelajaran Pokok Bahasan ini, pembelajar diharapkan mampu :


1. Memahami pengertian dari pendekatan partisipatif
2. Memahami pengertian PHAST
3. Memahami tujuan PHAST
4. Memahami tahapan-tahapan PHAST

C. Waktu :
2 x 45 Menit

D. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol

E. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.

F. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Mengawali sesi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan
energizer.
l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pelatihan
2. Kegiatan Pembelajaran :
a. Pengertian pendekatan partisipatif
l Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 8 orang
l Fasilitator memberikan sebuah cerita analogi tentang monyet dan ikan serta
nelayan dan pak guru yang akan di diskusikan oleh peserta selama 10 20 menit.
l Setelah selesai diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
dan dilanjutkan dengan tanya jawab.
l Setelah selesai fasilitator akan merangkum hasil diskusi dan menyampaikan
pengertian tentang pendekatan partisipatif
b. Pengertian PHAST
l Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahuinya
mengenai pendekatan partisipatif
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menjelaskan pengertian pendekatan partisipatif
l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang
pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi
c. Tujuan PHAST
l Fasilitator menjelaskan mengenai tujuan PHAST
l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang
pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi
d. Tahapan PHAST
l Fasilitator menjelaskan kepada peserta mengenai tahapan-tahapan PHAST
l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang
pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi

279
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

3. Rangkuman
l Fasilitator memberikan kesimpulan tentang topik yang disajikan mengacu pada tujuan
pembelajaran
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana
memotivasi diri dalam proses pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.

Latihan dan Evaluasi


Fasilitator memberi pertanyaan kepada peserta :
l Jelaskan pengertian pendekatan partisipatif ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan pengertian PHAST ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan tujuan PHAST?
...........................................................................................
...........................................................................................

Latihan & Penugasan

Bacalah buku-buku yang terkait dengan program PHAST. Catat beberapa point
yang relevan dengan materi ini. Gunakan hal tersebut sebagai referensi
tambahan.

F. Referensi :
1. PMI Pusat, 2002; Panduan PHAST, Halaman 1 13, Penerbit Kantor Pusat PMI
2. PHAST guidance notes and toolkit for Red Cross and Red Crescent water and sanitation
programming for safe water and sanitation

I. Kunci Materi

Memahami pengertian dari pendekatan partisipatif

Latar Belakang Pelaksanaan PHAST

lRendahnya akses terhadap Air Bersih


lTingkat perekonomian rendah
lMasyarakat rentan terhadap penyakit yg berhubungan dengan ketersediaan air bersih dan
sanitasi
lAda Minat Untuk Berubah
lWilayah yang bersangkutan kurang mendapat perhatian dari pemerintah/NGO/organisasi
lainnya

280
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Apakah metoda paritisipatif itu?

Melalui metoda partisipatif mendorong partisipasi setiap orang kedalam suatu proses
kelompok, dengan tidak memandang umur, jenis kelamin, status sosial maupun latar belakang
pendidikan. Melalui proses kelompok tersebut khususnya bermanfaat untuk diperolehnya
partasipasi perempuan (menurut adat istiadat atau budaya, perempeuan enggan untuk
mengekspresikan pandangan pendapatnya, atau karena mereka tidak dapat membaca dan
atau tidak bisa menulis). Metoda partisipatif tersebut diciptakan untuk membangun rasa
percaya diri dan tanggung jawab terhadap keputusan seseorang. Mereka mencoba untuk
membuat suatu keputusan menjadi mudah dan menyenangkan. Metoda tersebut dibuat untuk
menyusun perencanaan pada tingkat masyarakat. Antar npeserta saling belajar satu sama lain
dan dapat mengqahargai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta lainnya.

Mengapa menggunakan metoda paritisipatif itu?

Metoda partisipatif merupakan pendekatan berpola bottom-up (bawah keatas) dilihat


berdasarkan kebutuhan dimasyarakat dan masyarakat diajak untuk menganalisis sampai pada
memutuskan suatu masalah yang terjadi dilingkungannya, sehingga metoda partisipatif ini
telah mengalami keberhasilan disaat strategi-strategi lainnya gagal. Metoda tersebut
berdasar pada prinsip pendidikan orang dewasa dan telah diulakukan uji lapangan secara luas.

Menggunakan konsep partisipasi masyarakat


l Biaya murah
l Sharing dalam biaya
l Kesepakatan/kontrak

Memahami pengertian PHAST

Apa pengertian dari PHAST?

PHAST (Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation adalah suatu rangakaian cara
untuk tercapainya perubahan pengetahuan dan sikap yang berkaitan dengan sanitasi dan
kebersihan diri yang sehat dan membantu dalam mendorong penataan fasilitas air dan sanitasi
secara partisipatif.
Apa yang ingin dicapai melalui PHAST?

PHAST diadakan untuki membantu masyarakat :

lmeningkatakan perilaku hidup sehat


lmencegah penyakit diare
lmendorong penataan fasilitas air bersih dan sanitasi masyarakat

Hal itu dilakukan dengan cara :

lmenunjukan adanya korelasi antara sanitasi dan status kesehatan


lmeningkatkan rasa percaya diri para anggota masyarakat
lmemberdayakan masyarakat

Memahami tujuan PHAST

Apa Tujuan akhir dari PHAST?


Adalah adanya peningkatan perubahan yang permanen dan keterlibatan masyarakat

281
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Proses pencapaian tujuan PHAST?


lDimulai bersama dengan masyarakat
lDitetapkan bersama dengan masyarakat
lDilaksanakan bersama masyarakat
lDiputuskan melalui konsultasi dengan masyarakat

Memahami tahapan-tahapan PHAST

Tahap Pelaksanaan PHAST?


l Tahap Kegiatan
l Alat Bantu
l Konsep Dasar

Tahap Kegiatan

Perencanaan Cegah
Tahap Kegiatan yang dilakukan
Penyakit Diare
1. Persediaan Air 1. Identifikasi Masalah
2. Perilaku Kebersihan 2. Analisa Masalah
3. Sanitasi 3. Perencanaan untuk solusi
4. Pemilihan opsi-opsi
5. Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan
perubahan perilaku

Periksa Kemajuan Tahap Kegiatan yang dilakukan

1. Pemantauan 1. Rencana Monitoring-Evaluasi


2. Keberhasilan 2. Pemantauan Partisipatif

Alat Bantu
lGambar
lPeta

Konsep Dasar
Diagram F : adalah satau cara pencegahan penyakit diare
Fluids =Cairan
Fields =Lapangan
Flies =Lalat
Finger =Jari tangan
Food = Makanan
Feces =Tinja

Memahami tahapan-tahapan PHAST

282
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV

Sanitasi

Fluids Kualitas Air

Fields
Pelaku
Feces
Food
Flies

Kebersihan
Fing Cuci tangan dan
makanan

-ers Jumlah air

7 Tahapan Masyarakat dalam mencapai peningkatan kebersihan diri dan lingkungan serta
mendorong penataan fasilitas Air dan Sanitasi

STEP 1 Identifikasi Masalah


l Cerita masyarakat
l Masalah kesehatan yg ada di masyarakat

STEP 2 Analisa Masalah


lMembuat peta masyarakat
lPerilaku kebersihan diri yg baik dan buruk
lBagaimana penyakit menyebar

STEP 3 Perencanaan untuk solusi


lMenghentikan penyebaran penyakit
lMenseleksi hambatan2 yg ada
lTugas dari laki2 dan perempuan di masyarakat

Step 4 Pemilihan opsi-opsi


lMemilih perbaikan sanitasi
lMemilih perbaikan perilaku kebersihan diri
lMenyediakan waktu untuk pertanyaan

Step 5 Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan perubahan perilaku


lPerencanaan untuk perubahan
lPerencanaan siapa melakukan apa

Step 6 Perencanaan untuk pemantauan dan evaluasi


lMenyiapkan cara utk menilai kemajuan kita

Step 7 Evaluasi yang partisipatif


l Menilai kemajuan kita

283
ISBN 979357522-0

9 789793 575223 >

Markas Pusat Palang Merah Indonesia


Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 96, Jakarta 12970 - Indonesia
Telp. +62 21 7992325, Fax. +62 21 7995188
Email: pmi@palangmerah.org
Website: www.palangmerah.org

Anda mungkin juga menyukai