Fasilitator Pmi
Fasilitator Pmi
Panduan Fasilitator/Pelatih
PELATIHAN DASAR KSR
PANDUAN PELATIH / FASILITATOR
2008
Pelatihan Dasar KSR
Panduan Fasilitator/Pelatih
Edisi I. Jakarta: JANUARI 2008
Pengarah :
dr. Hj. Ulla Nuchrahwaty Usman, MM
Penyusun :
Juliati Susilo (PMI PUSAT)
Nur Salam AS (PMI PUSAT)
Rina Utami (PMI PUSAT)
Dheni Prasetyo (PMI PUSAT)
Doddy Alfitra (PMI PUSAT)
Asep Mulyadi (PMI PUSAT)
Puji Astuti (PMI PUSAT)
Achmad Djaelani (PMI PUSAT)
Fajar Sumirat (PMI PUSAT)
Fitriana Sidikah (PMI PUSAT)
Dewi Ayu Pratiwi (PMI PUSAT)
Putu Suriawan (PMI PUSAT)
Lilis Wijaya (PMI PUSAT)
Rafiq Anshori (PMI PUSAT)
Dedeh Suryani (PMI PUSAT)
Robert Simatupang (PMI PUSAT)
Abidin (PMI DAERAH JAWA BARAT)
Aini Mariam (R.S PMI BOGOR)
Allan Darwis (TSR PMI)
Arna Ferajuanie (PMI DAERAH JAWA TIMUR)
Budi Suharjo (PMI DAERAH BALI)
David Sidabutar (TSR PMI)
Erlan Suherlan (PMI DAERAH JAWA BARAT)
Euis Komalasari (PMI DKI JAKARTA)
Haryo Teguh (PMI DAERAH JAWA TENGAH)
Hidayatul Irwan (PMI DAERAH SUMATERA BARAT)
Mesdiono (PMI DAERAH KALIMANTAN TIMUR)
Seven Audi Sapta (PMI DI YOGYAKARTA)
Kontributor :
Arifin Muh. Hadi (PMI Pusat)
Lita Sarana (PMI PUSAT)
Marlina Suriawan, DraPMI PUSAT
Aswi Nugroho, DraPMI PUSAT
Editor :
Relawan PMI Cab. Kab Bogor
Fajar Bakri ( PMI Daerah Sulawesi Selatan )
International Federation
of Red Cross and Red Crescent
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Dalam rangka pembinaan dan Pengembangan sumberdaya manusia PMI untuk mendukung
pelaksanaan tugas Palang Merah Indonesia yang cepat, tepat dan terkoordinir, maka Korps
Sukarela ( KSR ) PMI perlu diarahkan pembinaannya secara lebih konkrit agar mampu
menjadi pelaksana dilapangan dengan mutu keterampilan teknis pelayanan yang tinggi
serta berdedikasi.
Buku ini merupakan Panduan Pelatih/Fasilitator pada Pelatihan KSR Dasar yang telah
disesuaikan dengan arah pengembangan KSR yang diharapkan. Dengan hadirnya buku ini
diharapkan didapat kesamaan bahasa dikalangan Pelatih/Fasilitator sehingga diperoleh
pula kesamaan keterampilan Dasar KSR PMI diseluruh Indonesia.
Panduan ini lebih bersifat memberikan arah bagi Pelatih / Fasilitator terhadap alur
pembelajaran dari setiap pokok bahasan/sub pokok bahasan materi saja. Oleh karena itu ,
Pelatih /Fasilitator selain perlu memiliki Panduan ini, maka perlu juga membaca dan
mempelajari Buku Kumpulan Materi Pelatihan KSR Dasar yang memuat materi-materi
secara lebih lengkap dari setiap pokok bahasan terbitan Markas Pusat PMI tahun 2007.
Diharapkan kepada para Pelatih/Fasilitator PMI untuk menerapkan panduan ini pada
penyelenggaraan Pelatihan KSR Dasar. Dalam implementasinya masih terbuka bagi para
Pelatih/Fasilitator untuk menambahkan Muatan Lokal sesuai kondisi daerah masing-
masing, dengan catatan tidak mengurangi materi standar yang sudah ditetapkan.
Terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh PMI Daerah dan PMI Cabang, dalam hal ini
Pengurus staf dan Relawan termasuk staf Kantor Pusat yang telah memberikan kontribusi
dan komitmennya dalam Pembinaan dan Pengembangan KSR PMI di Indonesia.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Silabus Pelatihan KSR Dasar
BINA SUASANA 2 x 45
PERTOLONGAN PERTAMA 30 x 45
PERAWATAN KELUARGA 10 x 45
KESEHATAN REMAJA 5 x 45
PENANGANAN BENCANA 22 x 45
1. Pengantar Manajemen Bencana 5 x 45
2. Assessment 4 x 45
3. Penampungan Sementara/Pengungsian 3 x 45
4. Dapur Umum 5 x 45
5. Logistik 5 x 45
KEPEMIMPINAN 10 x 45
SIMULASI LAPANGAN 8 x 45
120 x 45
Panduan Fasilitator Bina Suasana / Modul I
Modul I
Panduan Fasilitator
Bina Suasana
A. Proses Identifikasi Harapan Pelatihan
1. Bagilah kertas origami dengan beragam bentuk kepada setiap pembelajar, masing masing
2 potongan.
2. Minta masing-masing pembelajar untuk menuliskan dalam kertas potongan origami
tersebut, apa yang mereka harapkan dalam mengikuti pelatihan ini.
a. Potongan origami - 1 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan penyelenggaraan
b. Potongan origami - 2 ; Tuliskan harapan yang terkait dengan materi dan fasilitator
pelatihan.
Penulisan harapan dengan kalimat yang singkat, padat dan jelas.
c. Setelah itu, mintalah masing-masing pembelajar untuk menempelkan potongan origami
yang berisi harapan pelatihan tersebut dalam kit harapan yang telah ditempel pada
tempat yang telah tersedia.
d. Setelah semua harapan tertempel, bahas satu-persatu dan rangkumlah sebagai harapan
umum pembelajar.
1
Panduan Fasilitator Bina Suasana / Modul I
D. Rangkuman
l Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang
disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana memotivasi
diri dalam proses pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
2
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
Modul II
Panduan Fasilitator
Gerakan dan HPI
Kompetensi Gerakan & HPI
Bagi KSR Dasar
Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang Gerakan dan HPI
3
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
Sub Sumber
Pokok Tujuan Alokasi
Pokok Metodologi Media Belajar /
Bahasan Pembelajaran Waktu
Bahasan Referensi
Gerakan Sejarah
l Mengetahui
l Ceramah 2 x 45' LCD/OHP Buku
Palang Gerakan dan dapat Curah Flipchart Panduan
Merah & Palang menjelaskan pendapat Board Diseminasi
Bulan Merah & sejarah Diskusi Bahan 1&2
Sabit Bulan Sabit berdirinya kelompok presenta
Merah Merah Gerakan dan si
Internasio Internasion mengetahui
nal al para tokoh
pendiri
Gerakan
Komponen
l Mengetahui
l
Gerakan tentang
komponen
Gerakan,
peran dan
mandat
masing -
masing
komponen
Gerakan
Lambang Sejarah
l Mengetahui
l Studi kasus 3 x 45' LCD/OHP Buku
lambang dan Ceramah Flipchart Panduan
Palang memahami Curah Board Diseminasi
Merah & sejarah dan pendapat Bahan 1&2
Bulan Sabit asal usul presentas
Merah lambang serta i
arti lambang
Fungsi
l Mengetahui
l
pengguna- dan mampu
an lambing membedakan
fungsi
lambang, baik
sebagai tanda
pengenal
maupun tanda
perlindungan
4
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
lPenyalahgu- lMengetahui
naan maksud dari
lambang penyalahguna-
an lambang
dan dapat
mengindentifi-
kasi berbagai
penyalahguna-
an lambang
Prinsip Definisi
l dan Mengetahui
l Studi kasus 3 x 45' LCD/OHP Buku
Dasar batasan dan Ceramah Flipchart Panduan
Gerakan norma - memahami Curah Board Diseminasi
norma definisi dan pendapat Bahan 1&2
Prinsip batasan norma presentas
Dasar - norma i
Gerakan Prinsip Dasar
Gerakan serta
makna dan
kategori
Prinsip -
prinsip Dasar
Hubungan
l Gerakan
antar
ketujuh Memahami
l dan
Prinsip dapat
Dasar menyebutkan
Gerakan prinsip
substantif,
turunan dan
organis dalam
Prinsip Dasar
Gerakan serta
dapat
menjelaskan
korelasi atau
hubungan di
antara ketujuh
Prinsip Dasar
Gerakan
Penerapan
l Dapat
l
Prinsip menerapkan
Dasar Prinsip Dasar
Gerakan Gerakan dalam
dalam setiap aktifitas
aktifitas kepalangmera
kepalang- han, baik
merahan dalam situasi
damai maupun
konflik
5
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
Hukum Sejarah
l HPI Mengetahui
l Studi kasus 4 x 45' LCD/OHP Buku
Perikema- dan Ceramah Flipchart Panduan
nusiaan memahami Curah Board Diseminasi
Internasio kedudukan HPI pendapat Video 1&2
nal sebagai bagian Pemutaran Player Konvensi
dari sejarah Film Genewa
Gerakan dan 1949
mampu
menjelaskan
cikal bakal
tercetusnya
aturan dalam
HPI
Definisi
l dan Mengetahui
l
aturan definisi HPI,
dasar serta memahami
prinsip HPI aturan dasar
dan prinsip HPI
Konvensi
l Mengetahui
l
Genewa dan
dan memahami
Protokol Konvensi
Tambahan Genewa dna
Protokol
Tambahan
serta
penerapan HPI
dalam konflik
bersenjata
Hubungan
l Mengetahui
l
antara HAM dan
dan HPI memahami
serta hubungan HAM
penerapan dengan
dan HPI,dapat
pelanggar- mengidentifika
an HPI si berbagai
pelanggaran
HPI serta
mengetahui
peranan
Palang Merah
dalam
menjamin
penghormatan
terhadap HPI
6
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
Code of Mengetahui
l Studi kasus 2 x 45' LCD/OHP Buku
Conduct dan Ceramah Flipchart Panduan
dan Safer memahami Curah Board Diseminasi
Access etika - etika pendapat Video 1&2
dalam Pemutaran Player
penyelenggara Film
an bantuan
kemanusiaan
Mengetahui
l
dan
memahami
cara bekerja
yang lebih
aman dalam
situasi konflik
/ bencana
7
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
8
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
A. Pokok Bahasan:
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
B. Subpokok Bahasan:
l Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
l Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
C. Tujuan Pembelajaran:
D. Waktu:
2 x 45 menit
E. Media:
Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Film, Leaflet
F. Metode:
Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Pemutaran film
G. Proses Pembelajaran:
1. Pengantar:
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang
bersifat persahabatan.
c. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan salah satu aktivitas yang kreatif untuk
membuat pancingan dari pemahaman peserta terhadap materi yang akan disampaikan.
Pola ini untuk merespon keseriusan peserta terhadap materi. Selain itu, pola ini juga
bisa dikemas dalam bentuk tanya jawab ringan untuk menguji kemampuan awal
peserta. Pada sesi ini, Fasilitator dapat memutar film 'Where the Street Have No Name'
untuk menjadi bahan tanya jawab.
2. Kegiatan Pembelajaran:
a. Pada sesi ini fasilitator secara langsung memberikan penjelasan materi dengan metode
ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang:
Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, antara
lain meliputi:
l Perang Solferino
l Jean Henry Dunant dan buku Kenangan dari Solferino yang memuat dua gagasan
penting
9
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
Komite Lima
l
Sejarah Konvensi Jenewa
l
Liga Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
l
l Konferensi International 1863
b. Selanjutnya Fasilitator memberikan penjelasan tentang subpokok bahasan yang kedua,
yaitu mengenai Komponen Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,
diantaranya yang mencakup:
l Komponen-komponen Gerakan
l Statuta Gerakan
l Persyaratan pendirian Perhimpunan Nasional
l Sekilas sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia (PMI)
3. Penutup:
1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa
dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.
2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
Sebutkan
l pengertian HPI
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan secara singkat sejarah HPI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan Aturan Dasar HPI
...........................................................................................
...........................................................................................
G. Kunci Materi
1. Dua gagasan penting yang ditulis oleh Henri Dunant dalam bukunya 'Kenangan dari
Solferino' (A Memory of Solferino) mengemukakan ide untuk:
a. Mendirikan perhimpunan bantuan di setiap negara yang terdiri dari sukarelawan untuk
merawat orang yang terluka pada waktu perang.
b. Mempromosikan kesepakatan internasional guna melindungi prajurit yang terluka
dalam medan perang dan orang-orang yang merawatnya serta memberikan status
netral kepada mereka.
2. Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional terdiri atas tiga Komponen
yaitu:
a. Komite Internasional Palang Merah atau ICRC (International Committee of the Red
Cross)
b. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau IFRC
(International Federation of the Red Cross and Red Crescent Societies)
c. Perhimpunan Nasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah atau biasa disebut
Perhimpunan Nasional (National Society) saja
10
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
H. Referensi:
11
12
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
A. Pokok Bahasan:
Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
B. Subpokok Bahasan:
1. Sejarah Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
2. Fungsi Lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
3. Penyalahgunaan lambang.
C. Tujuan Pembelajaran:
1. Dapat menerangkan tentang makna dan arti lambang serta dapat memahami
sejarah atau asal usul lambang Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Internasional
2. Mengetahui dan mampu membedakan fungsi lambang, baik sebagai tanda
pengenal maupun tanda perlindungan
3. Mengetahui maksud dari penyalahgunaan lambang dan dapat
mengidentifikasi berbagai penyalahgunaan lambang
D. Waktu:
2 x 45 menit
E. Media:
Poster, OHP/LCD/ Digital Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan
Diskusi, Leaflet
F. Metode:
Ceramah, Studi Kasus, Tanya Jawab
G. Proses Pembelajaran:
1. Pengantar:
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang
bersifat persahabatan.
c. Fasilitator melakukan tanya jawab awal (Pretest) untuk mengetahui kemampuan
awal peserta ajar.
2. Kegiatan Pembelajaran:
a. Setelah fasilitator membuka sesi pengantar, selanjutnya fasilitator
mempresentasikan materi dengan bantuan beberapa media pembelajaran.
b. Fasilitator memberikan penjelasan materi Sejarah lambang diantaranya mencakup:
l Sejarah Lambang
l Alasan pemilihan Lambang Palang Merah
l Asal usul Lambang Bulan Sabit Merah
l Protokol III tentang Lambang Kristal Merah
13
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
Sebutkan
l empat lambang Gerakan
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan bentuk-bentuk penyalahgunaan Lambang disertai contoh
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
1. Lambang Palang Merah berbentuk palang sejajar yang saling menyilang dan berada diatas
dasar putih; memiliki status netral, bukan merupakan simbol keagamaan atau politik, dan
diadopsi sebagai kebalikan dari bendera Swiss (palang putih berlatar belakang merah).
2. Lambang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai tanda pengenal yang dikenakan pada masa
damai dan sebagai tanda perlindungan yang dikenakan pada masa konflik.
3. Peserta Konvensi Jenewa memiliki suatu kewajiban untuk membuat aturan hukum sebagai
upaya perlindungan terhadap penggunaan lambang dan mencegah penyalahgunaan.
Pelanggaran atas Lambang dikenakan sanksi hukum yang berlaku.
14
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
I. Referensi:
15
16
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
A. Pokok Bahasan:
Prinsip Dasar Gerakan palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional
B. Subpokok Bahasan:
1. Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip
2. Makna dan Kategori Prinsip
3. Hubungan Antarketujuh Prinsip
4. Penerapan Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan
C. Tujuan Pembelajaran:
? Dapat memahami sejarah, definisi dan batasan norma-norma Prinsip Dasar, serta
makna dan kategori Prinsip.
? Memahami dan dapat menyebutkan prinsip substansif, turunan dan organis
dalam prinsip dasar gerakan serta dapat menjelaskan korelasi atau hubungan di
antara ketujuh Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah.
? Dapat menerapkan prinsip dasar dalam setiap aktivitas kepalangmerahan, baik
dalam situasi damai maupun konflik
D. Waktu:
2 x 45 menit
E. Media:
Poster, OHP, LCD/Digital Projector, Materi Power Point/Slide, Flipcard Board, Film, Leaflet
F. Metode:
Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, simulasi/permainan, Pemutaran Film
G. Proses Pembelajaran:
1. Pengantar:
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang
bersifat persahabatan.
c. Fasilitator mengajak peserta untuk memainkan simulasi atau permainan Tujuh Prinsip.
Setelah melakukan permainan, fasilitator meminta pendapat peserta yang sekaligus
dapat menjadi alat ukur pengetahuan awal peserta tentang Tujuh Prinsip. Selanjutnya
fasilitator menjelaskan makna dari Tujuh Prinsip secara rinci dengan memberikan
contoh-contoh dalam kehidupan nyata (contoh pelaksanaan dalam kegiatan atau tugas
KSR).
2. Kegiatan Pembelajaran:
Setelah fasilitator mengukur pengetahuan dasar peserta tentang Tujuh Prinsip lewat
simulasi/pemainan, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi dengan
metode ceramah informatif, yang mencakup pembahasan tentang:
l Sejarah, Definisi dan Batasan Norma-norma Prinsip
l Makna dan kategori serta Hubungan antarprinsip
l Implementasi Prinsip Dasar dalam aktivitas Kepalangmerahan
17
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
3. Penutup:
a. Sebelum menutup sesi, Fasilitator dapat memutar Film kartun Helpman atau the
Principles to Action. Fasilitator bersama peserta membuat kesimpulan tentang pokok
bahasan yang disajikan dengan mengacu pada tujuan Pembelajaran.
b. Untuk menyimpulkan materi diharapkan peserta berperan aktif. Salah satu caranya
adalah menunjuk satu hingga 3 peserta untuk menyampaikan beberapa kesimpulan
berdasarkan pemahaman mereka.
c. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
Contoh :
Cara 1:
Pada permainan ini, peserta membentuk 3-5 kelompok. Setiap kelompok akan
mendapatkan potongan kertas yang masing-masing berisi salah satu dari
ketujuh Prinsip Dasar. Potongan kertas lainnya berisi implementasi dari setiap
Prinsip Dasar yang ada. Mintalah setiap kelompok untuk mencocokan mana
implementasi kegiatan yang sesuai dengan masing-masing Prinsip yang ada.
Cara 2:
Pada permainan ini, setiap peserta masing-masing akan mendapatkan satu
potongan kertas yang masing-masing berisi satu Prinsip Dasar atau
implementasi kegiatan. Mintalah seluruh peserta untuk berbaur dan pada
hitungan tertentu peserta harus memilih pasangannya yang sesuai antara
Prinsip Dasar dan implementasinya.
Permainan diatas adalah contoh dari permainan Tujuh Prinisp. Fasilitator dapat membuat
model permainan lain sesuai kreatifitas masing-masing.
Sebutkan
l secara lengkap dan benar, yang termasuk dalam Tujuh Prinsip
Dasar Gerakan PM/BSM
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan kategori Prinsip Dasar dan Jelaskan secara singkat hubungan
antarprinsip
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan contoh kegiatan kepalangmerahan yang merupakan
implementasi dari Tujuh Prinsip Dasar
...........................................................................................
...........................................................................................
18
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
H. Kunci Materi
1. Kata 'Prinsip' berasal dari bahasa Latin 'principium' yang berarti penyebab utama, asal atau
dasar yang dapat berarti suatu aturan-aturan dasar yang mengekspresikan nilai-nilai dasar
suatu kelompok komunitas yang tidak berubah-ubah dalam keadaan apapun.
2. Ketujuh Prinsip Dasar Gerakan yaitu:
l Kemanusiaan
l Kesamaan
l Kenetralan
l Kemandirian
l Kesukarelaan
l Kesatuan
l Kesemestaan
3. Prinisp dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
a. Prinsip substantif/utama (Kemanusiaan dan Kesamaan),
b. Prinsip derivatif/turunan (Kenetralan dan Kemandirian), dan
c. Prinsip organis (Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan).
4. Setiap Prinsip memiliki makna yang masing-masing diimplementasikan dalam setiap
kegiatan kepalangmerahan.
I. Referensi:
19
20
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
A. Pokok Bahasan:
Hukum Perikemanusiaan Internasional
B. Subpokok Bahasan:
1. Sejarah terciptanya HPI
2. Definisi dan Aturan Dasar, serta Prinsip HPI
3. Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan
4. Hubungan antara HAM dan HPI
C. Tujuan Pembelajaran:
1. Dapat menjelaskan kedudukan HPI sebagai bagian dari sejarah gerakan dan
mampu menjelaskan cikal bakal tercetusnya aturan dalam HPI.
2. Dapat memahami tentang definisi HPI, dari aspek istilah maupun definisi dan
menjelaskan tentang aturan dasar serta prinsip HPI.
3. Memahami dan menjelaskan tentang Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan
serta memahami pemberlakuan HPI dalam situasi sengketa bersenjata
Internasional dan non Internasional.
4. Dapat mengidentifikasi perbedaan antara HPI dan HAM
C. Waktu:
3 x 45 menit
D. Media:
Poster, OHP, LCD Projector, Materi Power Point/slide, Flipcard Board, Peralatan Simulasi, Film,
Leaflet
E. Metode:
Ceramah, Studi Kasus, Diskusi Kelompok, Pemutaran Film,
F. Proses Pembelajaran:
1. Pengantar:
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator memperkenalkan diri dengan metode keakraban atau pendekatan yang
bersifat persahabatan.
c. Fasilitator menunjukkan gambar/poster/berita tentang konflik dan meminta
pendapat peserta. Dapat dilakukan tanya jawab ringan sebagai alat ukur pengetahuan
umum peserta tentang topik yang akan dibahas.
2. Kegiatan Pembelajaran:
d. Setelah Fasilitator memberikan pengantar pelatihan dan mengukur pengetahuan
dasar peserta ajar, selanjutnya fasilitator memberikan penjelasan materi
diantaranya:
1. Definsi
2. Intisari HPI
3. Istilah
4. Hukum Jenewa dan Hukum Den Haag
21
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
e. Fasilitator memberikan penjelasan kepada peserta ajar tentang Aturan Dasar prinsip
HPI diantaranya:
1. Prinsip (prinsip pembedaan, prinsip pencegahan penderitaan yang tidak perlu,
prinsip proporsionalitas).
2. Aturan Dasar.
f. Fasilitator menjelaskan Konvensi Jenewa dan Protokol Tambahan 1977.
g. Sebelum melanjutkan pada sesi diskusi kelompok, fasilitator menjelaskan hubungan
antara HPI dan HAM
h. Fasilitator kemudian memutar film Bertempur Secara Benar untuk memberikan
penjelasan lebih menarik. (15 menit)
i. Fasilitator meminta satu sampai tiga orang peserta untuk memberikan pendapat
mengenai isi dari film tersebut. ( 5 menit).
j. Setelah seluruh materi disampaikan, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan
fasilitator adalah:
l Bentuklah forum diskusi kelompok.
l Bagilah peserta menjadi beberapa kelompok diskusi sesuai dengan jumlah
peserta.
l Berilah nama pada setiap kelompok sesuai dengan nama para tokoh pendiri
gerakan palang merah atau nama dari prinsip dasar gerakan. Contoh: Kelompok
Henry Dunant atau kelompok Kenetralan,dst.
l Berikanlah soal studi kasus dalam bentuk tulisan pada lembaran kertas untuk
dikerjakan oleh kelompok masing-masing.
l Berikanlah waktu kurang lebih 15-20 menit untuk mengerjakan studi kasus.
l Arahkanlah kepada setiap kelompok agar mencari tempat yang representatif
untuk menyelesaikan tugas (tidak harus berada dalam kelas).
l Setelah selesai, setiap kelompok tampil ke depan untuk mempresentasikan hasil
kerjanya. Pada sesi presentasi ini, kelompok lain diharapkan dapat berperan aktif
untuk bertanya, menyanggah pendapat, atau bahkan memberikan masukan yang
berarti.
l Kemaslah diskusi kelompok ini menjadi lebih menarik dengan menggunakan
berbagai media penunjang diskusi. Misalkan, karton manila dan perangkat alat
tulis warna, gambar atau poster HPI, serta berbagai alat lainnya yang dapat
digunakan oleh peserta.
3. Penutup:
1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini
bisa dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.
2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi
22
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
H. Kunci Materi
1. Hukum Perikemanusiaan Internasional adalah cabang dari Hukum Internasional yang berisi
ketentuan mengenai perlindungan bagi korban perang dan mengenai pembatasan atas alat
(sarana) dan metode (cara) bertempur dalam sengketa bersenjata internasional atau pun
internasional.
2. Konvensi-konvensi Jenewa 1949 terdiri atas:
a) Konvensi Jenewa I : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang yang terluka
dan sakit di medan pertempuran darat.
b) Konvensi Jenewa II : tentang perbaikan keadaan anggota angkatan perang di laut
yang terluka, sakit dan korban kapal karam.
c) Konvensi Jenewa III: tentang perlakuan terhadap tawanan perang.
d) Konvensi Jenewa IV: tentang perlindungan orang-orang sipil di waktu perang.
3. Protokol-protokol Tambahan 1977 terdiri atas:
a) Protokol Tambahan I: perlindungan korban sengketa bersenjata internasional,
b) Protokol Tambahan II: perlindungan korban sengketa bersenjata non-internasional.
4. Selain perjanjian-perjanjian internasional tersebut, instrumen HPI juga meliputi:
1) Konvensi Den Haag 1907; tentang penggunaan alat dan cara bertempur,
2) Konvensi Den Haag 1954; tentang perlindungan terhadap benda budaya pada masa
sengketa bersenjata,
3) Konvensi Senjata Kimia 1993; tentang pelarangan senjata kimia,
4) Konvensi Ottawa 1997; tentang pelarangan ranjau darat antipersonel,
5) Statuta Roma 1998; tentang pembentukan mahkamah pidana internasional.
I. Referensi:
23
24
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
A. Pokok Bahasan:
Kode Prilaku (Code of Conduct) dan Panduan Keselamatan (Safer Access)
B. Subpokok Bahasan:
1. Kode Etik/kode perilaku
2. Merumuskan mandat
3. 7 Pilar
4. Meningkatkan keamanan personel Palang Merah (resiko = ancaman x kerentanan)
5. Manajemen keamanan (mencegah / mengurangi resiko, membatasi kerusakan)
C. Tujuan Pembelajaran:
D. Waktu:
2 x 45 menit
E. Media:
OHP, LCD Projector, Flipcard Board, Film
F. Metode:
Ceramah, Studi Kasus, Tanya jawab, Simulasi/ permainan, Pemutaran film
G. Proses Pembelajaran:
1. Pengantar:
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Pembelajaran:
l Fasilitator membagi peserta dalam kelompok (2 3 kelompok) untuk melakukan diskusi
kelompok.
l Minta kepada masing masing kelompok untuk berdiskusi dan mengindentifikasi kode
etik dalam pemberian bantuan kemanusiaan (sesuai dengan pemahaman peserta).
l Fasilitator menyampaikan materi tentang Code of Conduct dan memberikan contoh
contoh penerapan Code of Conduct dalam operasi kemanusiaan Palang Merah
Indonesia.
l Selanjutnya fasilitator menyajikan materi tentang Safer Access (sebelum sampai pada
7 Pilars, berhenti).
l Kemudian minta kepada peserta untuk kembali dalam kelompok semula untuk
melakukan diskusi.
l Minta kepada peserta untuk mendiskusikan dan mengidentifikasi hal hal apa saja yang
perlu disiapkan dan dilakukan agar dapat melakukan kegiatan pelayanan
25
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
kemanusiaan yang lebih aman baik dalam situasi bencana maupun konflik.
lSelanjutnya Fasilitator meminta peserta membuat kelompok dan melakukan simulasi
atau permainan peran.
3. Penutup:
1. Sebelum menutup sesi, fasilitator meminta satu hingga tiga orang peserta untuk
memberikan tanggapan terhadap materi yang telah disampaikan. Tanggapan ini bisa
dikemas secara langsung dalam bentuk tanya jawab.
2. Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi
Apa
l yang kamu ketahui tentang code of conduct
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan isi dari code of conduct
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan 7 pilar safer access
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
2. Terdiri dari 10 Prinsip Dasar tentang operasi kemanusiaan dan 3 annex yang mengatur
hubungan badan kemanusiaan dengan pemerintah lokal, negara donor dan organisasi
antarnegara.
26
Panduan Fasilitator Gerakan dan HPI / Modul II
4. Safer access (akses yang lebih aman) adalah suatu konsep / kerangka kerja yang disusun
agar PMI dapat:
l memiliki akses yang lebih baik terhadap masyarakat yang terkena dampak konflik
melakukan operasinya dengan lebih aman dalam situasi konflik. Kerangka kerja ini
berisi pedoman operasional bagi PMI sebagai organisasi maupun individu-individu di
dalamnya agar dapat melakukan aktifitasnya dengan lebih aman dalam situasi konflik.
l Tujuh Pilar Safer Access terdiri atas :
- Penerimaan terhadap Organisasi
- Penerimaan terhadap individu dan tingkah laku pribadi
- Identifikasi
- Komunikasi Internal
- Komunikasi Eksternal
- Peraturan Keamanan
- Tindakan Perlindungan
I. Referensi:
27
28
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
Modul III
Panduan Fasilitator
Organisasi PMI
Kompetensi KSR Dasar
Materi Organisasi PMI
Mampu mengetahui dan memahami aspek - aspek dalam organisasi Palang Merah Indonesia
29
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
2 Peran KSR 1. Hak dan Mengetahui dan 1 45' Ceramah LCD/ OHP
dalam Kewajiban memahami pengertian, Curah Flpchart
Organisasi KSR peran dan posisi KSR Pendapat Board Bahan
dalam organisasi PMi Diskusi Presentasi
LCD/ OHP
2. Peran dalam a. Mengetahui dan 3 45' Ceramah Flpchart
Pengemba- memahami pengertian, Curah Board Bahan
ngan peran dan posisi KSR Pendapat Presentasi
organisasi Dalam pengembangan Diskusi
sumber daya organisasi
b. Peran Relawn dalam
Pengembangan Citra
Organisasi
30
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
A. Pokok Bahasan
Organisasi PMI
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
1 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi
F. Metode :
Ceramah Informatif.
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator menjelaskan Keppres No. 25 Tahun 1950 dan Keppres No. 246 Tahun 1963
serta mengulas sedikit mengenai latar belakang sejarahnya
l Fasilitator menjelaskan AD/ART dan proses penyusunannya
l Fasilitator menjelaskan PP No. 18 Tahun 1980
l Fasilitator menjelaskan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 023/Birhub/1972
l Setiap penjelasan dilanjutkan dengan tanya jawab dari fasilitator dan pembelajar
lainnya.
l Fasilitator mengarahkan peserta untuk dapat berdiskusi secara aktif, berkaitan dengan
semua materi dalam modul ini.
3. Rangkuman :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan
materi terkait.
31
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
Sebutkan
l dasar hukum penegasan pengakuan pemerintah terhadap PMI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan perbedaan mandat dan penugasan
...........................................................................................
...........................................................................................
Menurut saudara apakah PMI adalah satu satunya organisasi
Kepalangmerahan di Indonesia
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
Upaya pendirian organisasi Palang Merah Indonesia sudah dimulai semenjak sebelum Perang
Dunia ke II oleh Dr. RCL Senduk dan Dr. Bahder Djohan, dimana sebelumnya telah ada organisasi
palang merah di Indonesia yang bernama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (NERKAI) yang
didirikan oleh Belanda. Tetapi upaya upaya ini masih ditentang oleh pemerintah kolonial
Belanda dan Jepang.
Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, atas instruksi Presiden Soekarno maka
dibentuklah badan Palang Merah Indonesia oleh Panitia 5 (lima).
Mengesahkan Anggaran Dasar dari dan mengakui sebagai badan hukum Perhimpunan Palang
Merah Indonesia, menunjuk Perhimpunan Palang Merah Indonesia sebagai satu satunya
organisasi untuk menjalankan pekerjaan palang merah di Republik Indonesia Serikat menurut
Conventie Geneve (1864,1906,1929,1949)
Tugas Pokok dan Kegiatan Kegiatan Palang Merah Indonesia yang berazaskan Perikemanusiaan
dan atas dasar sukarela dengan tidak membeda bedakan bangsa, golongan dan faham politik
( isi lengkap Keppres dapat dilihat di lampiran AD/ART PMI )
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga merupakan konstitusi organisasi di dalam
menjalankan visi dan misi organisasi. Sehingga menjadi suatu kewajiban bagi segenap
komponen organisasi untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ketentuan yang
tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan fungsi dan
kedudukan masing masing komponen dalam organisasi.
32
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI mengatur hal hal sebagai berikut:
1. Nama, waktu, status dan kedudukan
2. Asas dan tujuan
3. Prinsip dasar
4. Lambang dan Lagu
5. Pelindung
6. Keanggotaan
7. Susunan Organisasi
8. Musyawarah dan Rapat
9. Kepengurusan
10. Markas
11. Upaya Kesehatan Transfusi Darah
12. Hubungan dan Kerjasama
13. Perbendaharaan
14. Pembinaan
15. Pembekuan Pengurus
16. Penghargaan
17. Perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
PP No. 18 Tahun 1980 adalah keputusan pemerintah yang memberikan tugas khusus kepada
Palang Merah Indonesia untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan Transfusi Darah (UKTD).
Kegiatan ini mencakup seleksi donor darah, penyadapan, pengamanan, penyimpanan dan
pendistribusian darah.
PP No. 18 Tahun 1980 ini adalah penugasan dari pemerintah dan bukan mandat asli Palang
Merah.
H. Referensi :
33
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
34
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
A. Pokok Bahasan
Organisasi PMI
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
1 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi
F. Metode :
Ceramah Informatif.
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator menjelaskan Sistem Organisasi
l Fasilitator menjelaskan Struktur Organisasi
l Fasilitator menjelaskan jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI
l Fasilitator menjelaskan Visi & Misi PMI
l Fasilitator menjelaskan Pokok Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009
terutama yang berkaitan dengan relawan dan khususnya KSR
35
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
Sebutkan
l jalur koordinasi antara KSR dengan Markas PMI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan Visi dan Misi PMI
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan dan jelaskan alur komunikasi antara KSR dengan PMI
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri,
yang didirikan dengan tujuan untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia
akibat bencana, baik bencana alam maupun bencana akibat ulah manusia, tanpa
membedakan latar belakang korban yang ditolong.
Tujuannya semata - mata hanya untuk mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai dengan
kebutuhan dan mendahulukan keadaan yang lebih parah.
Suatu perhimpunan Palang Merah Nasional, yang terikat dengan Prinsip Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, maka PMI jelas merupakan lembaga yang
independen serta berstatus sebagai Organisasi Masyarakat, namun dibentuk oleh Pemerintah
serta mendapat tugas dari Pemerintah.
Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PMI, susunan Organisasi Palang
Merah Indonesia adalah sebagai berikut :
1. PMI Pusat yang dibentuk di Tingkat Pusat.
2. PMI Daerah, yang dibentuk di Tingkat Propinsi.
3. PMI Cabang, yang dibentuk di Tingkat Kota/Kabupaten
PMI Cabang dapat membentuk PMI Ranting yang berada di tingkat kecamatan.
KSR PMI bertanggung jawab dan memberikan laporan kegiatan secara periodik kepada
Pengurus PMI Cabang setempat melalui staf yang bertanggung jawab di bidang pengembangan
relawan.
36
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
PIMPINAN
PENGURUS
INSTANSI
PMI PUSAT
PUSAT
PIMPINAN
PENGURUS
PMI DAERAH
INSTANSI Garis Komando
PROPINSI Garis Koordinasi
PIMPINAN
PENGURUS
INSTANSI
PMI CABANG
KAB/KOTA
Pembina KSR
KOMANDAN KSR
WK.KOMANDAN KSR
SEKERTARIS BENDAHARA
A N G G O T A KSR
Garis Komando
Garis Kordinasi
Catatan :
Manajemen kepengurusan Unit diserahkan kepada masing-masing Unit sesuai dengan
kebutuhan, dengan ketentuan tidak melanggar struktur yang telah ada.
37
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
Visi PMI :
Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan
dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada Prinsip-Prinsip Dasar Palang Merah dan
Bulan Sabit Merah Internasional.
Misi PMI :
1. Menyebarluaskan dan mendorong aplikasi secara konsisten Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan
Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
2. Melaksanakan kesiapsiagaan di dalam penanggulangan bencana dan konflik yang berbasis
pada masyarakat.
2. Memberikan bantuan dalam bidang kesehatan yang berbasis masyarakat.
3. Pengelolaan transfusi darah secara profesional.
4. Berperan aktif dalam penanggulangan bahaya HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA.
5. Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.
6. Meningkatkan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI secara berkesinambungan
disertai dengan perlindungan terhadap relawan dan karyawan dalam melaksanakan tugas-
tugas kemanusiaan.
7. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna
meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi, misi
dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.
I. Referensi :
38
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
A. Pokok Bahasan :
Organisasi PMI
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
1 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi
F. Metode :
Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab.
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan
energizer.
l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran.
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang KSR PMI dan peran serta
fungsinya dalam mendukung pengembangan Organisasi.
l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta
memberikan penjelasan sesuai referensi.
l Fasilitator menjelaskan pengertian KSR, peran dan posisi KSR serta Hak dan Kewajiban
KSR dalam Organisasi.
l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
yang muncul berkaitan dengan materi.
4. Rangkuman :
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa
menyadari akan peran dan fungsinya sebagai bagian tak terpisahkan dari Organisasi
PMI.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
39
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
H. Kunci Materi
1. Pengertian, Peran dan Fungsi KSR PMI.
1.1. Pengertian :
KSR ( Korps Sukarela ) PMI adalah kesatuan di dalam perhimpunan PMI yang
merupakan wadah kegiatan atau wadah pengabdian bagi anggota biasa
perhimpunan PMI.
Regu, Kelompok dan Unit KSR dapat terbentuk pada :
a. Lingkungan Markas Cabang
b. Lingkungan Perguruan Tinggi / Lembaga Pendidikan
c. Lingkungan Satuan Kerja
d. Lingkungan Masyarakat Umum.
1.2. Peran dan Fungsi :
Peran KSR PMI adalah sebagai ujung tombak kegiatan dan pelayanan PMI di
masyarakat, serta mendukung pengembangan Organisasi dengan menjalankan
fungsi, sbb :
a. Sebagai tenaga pelaksana perhimpunan PMI dalam melaksanakan tugas
kemanusiaan baik di masa damai maupun di dalam keadaan darurat / bencana.
b. Dalam menjalankan fungsinya KSR PMI berstatus sebagai relawan
c. Sebagai kesatuan maupun sebagai pribadi relawan KSR PMI wajib mengikuti tata
aturan dan ketentuan yang ditetapkan dalam organisasi.
2. Hak dan Kewajiban KSR Dalam Organisasi.
2.1. Hak :
a. Memperoleh/ mendapat kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan guna mengembangkan sikap dan keterampilan
b. Mendapatkan kesempatan mengembangkan pengabdian di dalam
perhimpunan PMI, baik di dalam kepengurusan maupun di dalam kegiatan
operasional.
c. Berhak menggunakan atribut sesuai dengan ketentuan
d. Memberikan usul, saran dan pendapat sesuai jenjang organisasi demi
kemajuan perhimpunan PMI.
e. Dilibatkan dalam pengambilan keputusan PMI
f. Memperoleh Asuransi dan perlindungan hukum dalam pelaksanan tugas
Kepalangmerahan
g. Memperoleh pengakuan, tanda penghargaan, tanda kehormatan dari PMI,
dari pemerintah maupun dari lembaga Nasional dan Internasional sesuai
dengan ketentuan.
h. Menggunakan fasilitas KSR PMI sesuai dengan ketentuan yang berlaku
i. Mendapat KTA PMI
j. Mengikuti kegiatan kepalangmerahan di dalam maupun di luar kesatuan
atau unit yang bersangkutan.
2.2. Kewajiban :
1. Setiap anggota KSR PMI wajib menjaga dan meningkatkan kualitas
kesatuannya.
2. Setiap anggota KSR wajib meningkatkan kesiapsiagaan dengan mengikuti :
a. Kegiatan Pembinaan
b. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
c. Kegiatan Gladi
d. Kegiatan Operacional
3. Tunduk, taat dan patuh pada peraturan peraturan kesatuan KSR PMI serta
peraturan peraturan yang berlaku di jajaran PMI.
40
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
I. Referensi :
41
42
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
A. Pokok Bahasan
Organisasi PMI
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
3 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, Pointer, LCD Projektor/OHP, referensi
F. Metode :
Ceramah Informatif. Curah Pendapat, Diskusi
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator menjelaskan pengertian KSR
l Fasilitator menjelaskan Hak & Kewajiban KSR dan Hak & Kewajiban Anggota Biasa
l Fasilitator menanyakan tanggapan peserta mengenai hak dan kewajiban dilanjutkan
dengan diskusi singkat mengenai tanggapan peserta
l Fasilitator menjelaskan pengertian Pengembangan Sumber Daya dan Jenis Sumber
Daya
l Fasilitator menjelaskan Aspek Akuntabilitas
l Fasilitator menjelaskan mengenai kontribusi KSR dalam Pengembangan Sumber Daya
l Fasilitator menjelaskan mengenai kode etik Penggalangan Dana
l Fasiltator menanyakan tanggapan dari peserta mengenai kode etik Penggalangan dana
l Fasilitator menjelaskan mengenai Penggalangan Dana dan Piramida Donor
l Fasilitator menjelaskan mengenai Metode Penggalangan Dana dari donor Individu
l Fasilitator menjelaskan mengenai Hak Hak Donor ( Donors Bill of Rights )
l Fasilitator berdiskusi singkat dengan peserta mengenai hak hak donor
l Fasilitator menjelaskan mengenai Kemitraan dan contoh contoh kemitraan
l Fasilitator menjelaskan mengenai unit usaha dalam Palang Merah Indonesia
43
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
Fasilitator
l menjelaskan mengenai contoh contoh unit usaha dalam Palang Merah
Indonesia
Sebutkan
l hak & kewajiban KSR sebagai anggota biasa
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan jenis kegiatan penggalangan dana yang dapat dilakukan dengan
target donor individu
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan hak hak donor
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
Peran KSR Dalam Pengembangan Organisasi Organisasi yang berfungsi dengan baik
Di dalam penyusunan program Pengembangan Sumber Daya ada beberapa langkah menuju
kemandirian sumber daya, yaitu :
44
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
CITRA
Di dalam Pengembangan Sumber Daya, adalah sangat penting bagi Perhimpunan Nasional
untuk memiliki citra yang positif. Tidak satupun dari persiapan, strategi atau pemakaian SDM
yang dapat membuahkan hasil jika persepsi masyarakat terhadap Perhimpunan Nasional
ternyata negatif atau sama sekali tidak ada. Dana yang diberikan secara cuma-cuma oleh
perorangan atau organisasi hanya disumbangkan dalam atmosfir pemahaman dan niat baik.
Di dalam Pengembangan Sumber Daya, Akuntabilitas dapat dilihat dari 3(tiga) aspek :
lPerforma / Kinerja
lDonasi
lOrganisasi
Relawan adalah komponen berharga dari organisasi Palang Merah Indonesia. Relawan adalah
kekuatan inti organisasi yang merupakan potensi sumberdaya dan dana organisasi. Banyak hal
yang dapat dikontribusikan KSR sebagai relawan terhadap pengembangan sumber daya,
antara lain :
l Gagasan (pemikiran) untuk mendukung penggalangan dana seperti menjadi konsultan,
melakukan riset pasar, dan lain lain )
l Menjadi pengelola atau pelaksana event / kegiatan penggalangan dana
l Di bidang sales marketing, promosi atau publikasi
l Menjadi contact person / LO dengan mitra
l Menjadi pelaksana program penggalangan dana, dlsb
Relawan (dalam hal ini KSR) juga dapat memberikan kontribusi pembentukan citra yang positif
dengan memegang teguh kode etik dalam penggalangan dana. Kode etik Penggalangan dana
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
Penggalangan Dana
Penggalangan dana adalah kegiatan yang penting bagi organisasi dalam upaya mendukung
jalannya program dan menjalankan roda operasional agar organisasi dapat mencapai maksud
dan tujuannya.
Dalam penggalangan dana adalah sangat penting untuk mengetahui karakteristik dari target
donor seperti yang di gambarkan oleh piramida donor dibawah ini.
I. Referensi :
45
46
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
A. Pokok Bahasan :
Organisasi PMI
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
1 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi
F. Metode :
Curah pendapat, Ceramah informatif, Tanya Jawab.
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator mengajak Peserta curah pendapat tentang kegiatan pembentukan Citra
yang dipahami Selama ini.
l Fasiliator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta memberikan
penjelasan sesuai referensi.
l Fasilitator menjelaskan materi yang sesuai diharapkan dalam tujuan pembelajaran.
l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
yang muncul berkaitan dengan materi.
4. Rangkuman :
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa
berperan dalam kegiatan pelayanan PMI.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
47
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
H. Kunci Materi
I. Referensi :
1. Panduan Komunikasi /Humas (akan diproduksi tahun 2006) Sementara presentasi power
point.
2. Booklet Pengembangan organisasi
48
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
A. Pokok Bahasan :
Organisasi PMI
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Mengetahui dan memahami lingkup Kegiatan dan Pelayanan PMI baik di masa
damai/normal maupun di masa emergency / bencana.
2. Mengetahui dan memahami Peran KSR dalam Pelayanan PMI baik di masa
damai/normal maupun di masa emergency / bencana.
D. Waktu :
1 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Referensi - referensi
F. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan
energizer.
l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran.
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator mengajak peserta curah pendapat tentang Kegiatan dan Pelayanan PMI yang
dilaksanakan selama ini.
l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan memberikan klarifikasi serta
memberikan penjelasan sesuai referensi.
l Fasilitator menjelaskan ruang lingkup kegiatan dan pelayanan PMI, baik di masa damai
maupun masa bencana serta Peran KSR dalam Pelayanan PMI.
l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
yang muncul berkaitan dengan materi.
4. Rangkuman :
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak dan memotivasi KSR agar dapat senantiasa
berperan dalam kegiatan pelayanan PMI.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
49
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
H. Kunci Materi
50
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
b. Dengan keterampilan PK, maka KSR dapat berperan pada Pelayanan Perawatan
Lansia / pendamping Lansia di rumah (bagian dari program Lansia), merawat orang
sakit di rumah, Perawat bayi (mis : tempat penitipan bayi di Markas Cabang),
Pendamping Odha, dll.
c. Dengan keterampilan PSP, maka KSR dapat berperan dalam Dukungan PSP kepada
kelompok Lansia, anak jalanan, korban bencana ( khususnya pasca bencana ).
d. Dengan keterampilan bekerja dengan masyarakat, maka KSR dapat berperan dalam
Pemberdayaan Masyarakat / membantu menyiapkan masyarakat kelompok rentan
agar mampu menolong dirinya sendiri, membantu melatih kader / relawan di
masyarakat melalui program desa mitra, dan memfasilitasi perubahan perilaku
masyarakat melalui PHAST proses, pendekatan KBBM, PRBM, dll.
e. Dengan keterampilan Menyuluh, maka KSR dapat berperan sebagai Fasilitator dalam
peningkatan awareness HIV/AIDS & Napza untuk kelompok high risk atau agent of
behaviour change, mendukung program Imunisasi campak, imunisasi polio,
penanggulangan Pandemi Flu, program penanggulangan malaria, dll.
f. KSR juga dapat menjadi Donor Darah Sukarela yang aktif sekaligus sebagai motivator
kegiatan Donor Darah Sukarela (bagaimana menjadi Donor Darah Sukarela dan hal-
hal yang harus diperhatikan dapat dibaca pada brosur-brosur donor darah sukarela
atau dapat menghubungi UTDC setempat)
2.2. Peran KSR dalam Kegiatan dan Pelayanan PMI Pada Masa Darurat / Bencana :
Anggota KSR yang telah memiliki keterampilan Spesialisasi dapat berperan dan
tergabung dalam wadah SATGANA PMI jika terjadi bencana dengan melaksanakan
tugas tugas di lapangan sesuai kompetensi masing masing. Tugas dan Kegiatan
tersebut, meliputi :
1. PP dan evakuasi korban
2. Memberi perawatan di tempat penampungan sementara termasuk merawat
luka, mengganti pembalut
3. Mendukung TSR ( tenaga professional ) di Klinik lapangan mobile clinic/
pelayanan ambulans
4. Mendukung ERU watsan dalam program bantuan Watsan
5. Memberi dukungan PSP terhadap korban bencana
6. Dapur Umum dan Penampungan Sementara
7. Logistik dan Distribusi Relief
8. Tracing and Mailing Service
9. Assessment
10. Transfusi Darah
11. Komunikasi
12. Dll.
51
Panduan Fasilitator Organisasi PMI / Modul III
52
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
Modul IV
Panduan Fasilitator
Pertolongan Pertama
53
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
54
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
55
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
56
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
57
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
58
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
59
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
60
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
61
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
62
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
63
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
64
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
65
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
66
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
67
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
68
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
69
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
70
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
71
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
72
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
73
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
74
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. Pokok Bahasan
Dasar dasar Pertolongan Pertama
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik topik, diharapkan peserta dapat :
D. Media
Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga
E. Waktu
1 x 45 menit
F. Metode
Ceramah, Curah Pendapat, Tanya jawab, Diskusi
G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan
2. Kegiatan
a. Pengertian dasar & tujuan pertolongan pertama
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian dasar dan tujuan Pertolongan
pertama
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menjelaskan pengertian dasar dan tujuan pertolongan pertama
l Fasilitator memberikan umpan balik tentang tujuan pertolongan Pertama
75
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
3. Rangkuman
a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang materi yang di
berikan
b. Fasilitator menutup sesi
76
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
H. Kunci Materi
1. Pertolongan Pertama
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang
memerlukan penanganan medis dasar untuk mencegah cacat atau maut.
Tujuan Pertolongan Pertama
a. Menyelamatkan jiwa penderita
b. Mencegah cacat
c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan
3. Dasar Hukum
Di dalam undang-undang ditemukan beberapa pasal yang mengatur mengenai Pertolongan
Pertama, namun belum dikuatkan dengan peraturan lain untuk melengkapinya. Beberapa
pasal yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama antara lain :
Pasal 531 K U H Pidana
Barang siapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut, lalai
memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu dapat
diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan, bahwa ia sendiri atau
orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama-lamanya tiga bulan atau denda
sebanyak-banyaknya Rp 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan
: KUHP 45, 165, 187, 304 s, 478, 525, 566
4. Persetujuan Pertolongan
Saat memberikan pertolongan sangat penting untuk meminta izin kepada korban terlebih
dahulu atau kepada keluarga, orang disekitar bila korban tidak sadar. Ada 2 macam izin
yang dikenal dalam pertolongan pertama :
a. Persetujuan yang dianggap diberikan atau tersirat (Implied Consent)
Persetujuan yang diberikan pendarita sadar dengan cara memberikan isyarat, atau
penderita tidak sadar, atau pada anak kecil yang tidak mampu atau dianggap tidak
mampu memberikan persetujuan
b. Pesetujuan yang dinyatakan (Expressed Consent)
Persetujuan yang dinyatakan secara lisan maupun tulisan oleh penderita.
77
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
I. REFERENSI:
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 1 8.
2. Referensi lain yang mendukung
78
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. Pokok Bahasan
Anatomi dan Faal dasar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari topik topik ini, diharapkan peserta dapat :
D. MEDIA
Buku peserta, White board, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga
E. Waktu
1 x 45 menit
F. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi grup
G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan
2. Kegiatan
a. Pengertian anatomi dan faal
l Fasilitator menerangkan pengertian anatomi (susunan tubuh) dan fisiologi (faal)
tubuh manusia
l Fasilitator menyakan apakah peserta sudah mengerti arti anatomi dan faal tubuh
manusia
b. Posisi anatomis dan referensi anatomis berdasarkan 3 bidang khayal yang membagi
tubuh manusia
l Fasilitator menjelaskan 3 bidang khayal yang di pakai untuk membagi tubuh menjadi
2 bagian
l Fasilitator menerangkan dengan menggunakan gambar masing-masing 3 bidang
khayal tersebut
l Fasilitator memberikan umpan balik ke peserta mengenai 3 bidang khayal tersebut
79
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
3. Rangkuman
a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan mengenai tentang materi yang di
berikan
b. Fasilitator menutup sesi
4. Evaluasi
Fasilitator menanyakan :
a. Apakah arti Anatomi dan faal tubuh manusia
b. Sebutkan 3 bidang khayal yang dipakai untuk membagi tubuh manusia
c. Sebutkan ke 5 bagian tubuh manusia beserta masing-masing bagiannya
d. Sebutkan 5 rongga yang ada dalam tubuh manusia
e. Sebutkan 3 sistem tubuh manusia
H. Kunci Materi
2. Posisi Anatomis
Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi anatomis,
yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan menghadap ke depan.
Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.
BIDANG ANATOMIS
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3 buah bidang
khayal:
1. Bidang Medial; yang membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
2. Bidang Frontal; yang membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior)
3. Bidang Transversal; yang membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior)
Istilah lain yang juga dipergunakan adalah untuk menentukan suatu titik lebih dekat ke
titik referensi (proximal) dan lebih jauh ke titik referensi (distal).
80
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
81
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
I. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 9 24.
2. Referensi lain yang mendukung
82
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. Pokok Bahasan
Penilaian Penderita
C. Tujuan Pembelajaran
Diharapkan setelah mempelajari topik topik ini peserta dapat :
83
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
D. Media
Buku Peserta, Whiteboard, Flipchard, Marker, Paper, OHP, Alat peraga
E. Metode
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek
F. Waktu
2 x 45 Menit Teori
2 x 45 Menit Praktek
G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan
2. Kegiatan
a. Penilaian penolong pada penderita
l Fasilitator menyebutkan 6 langkah penilaian penolong
l Fasilitator meminta peserta mengulang menyebutkan 6 langkah penilaian
b. Penilaian keadaan
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan langkah-langkah dalam melakukan
penilainan keadaan, beserta pertanyaan yang dapat membantu penolong dalam
melakukan analisa
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menambahkan langkah-langkah yang belum di sebutkan peserta
c. Keamanan lokasi
l Fasilitator menerangkan pentingnya mengetahui lokasi yang aman untuk penolong
l Fasilitator menjelaskan keadaan lokasi yang aman dan tidak aman untuk dimasuki,
dan mendemontrasikan langkah pengamanan lokasi kejadian
l Fasilitator membagi group, masing-masing group di beri 1 kasus dan peserta
mempraktekan kasus yang menjadi bagiannya
l Fasilitator merangkum tentang Keamanan Lokasi penolong
d. Tiba di lokasi kejadian
l Fasilitator menjelaskan 6 langkah yang harus dilakukan seorang penolong tiba
dilokasi kejadian
l Fasilitator membagi group masing masing group menjelaskan 6 langkah tersebut
e. Sumber informasi mengenai peristiwa yang terjadi
l Fasilitator menerangkan 2 sumber informasi yang harus di ketahui oleh penolong
untuk menunjang penilaian
f. Penilaian dini
l Fasilitator menerangkan tujuan penilaian dini, pentingnya mengenali dan mengatasi
keadaan yang mengancam nyawa penderita dengan cara yang tepat, cepat dan
sederhana
l Fasilitator menerangkan 6 langkah penilaian dini yang harus di ketahui
l Fasilitator mendemontrasikan langkah-langkah untuk mendapatkan kesan umum
l Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan Respon (ASNT)
l Fasilitator mendemontrasikan cara menilai pernapasan (Lihat, Dengar, Rasakan)
l Fasilitator mendemontrasikan penilaian sirkulasi pada penderita dengan respon
yang baik dan penderita yang tidak respon
l Fasilitator membagi goup peserta, masing-masing group mendemontrasikan satu
tugas dari 6 langkah penilaian dini
l Masing-masing group mendemontrasikan tugas yang menjadi bagiannya
84
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
g. Pemeriksaan fisik
l Fasilitator menjelaskan pemeriksaan fisik secara sistematis pada penderita secara
umum
l Fasilitator menjelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik
l Fasilitator menjelaskan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi dan suhu
l Fasilitator mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
dari ujung kepala sampai dengan ujung kaki
l Fasilitator mendemontrasikan pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu
l Fasilitator membagi peserta menjadi 2 group, masing-masing group
mendemontrasikan cara pemeriksaan fisik secara sistematis dan mendemontrasikan
pemeriksaan tanda vital, pernapasan, nadi, suhu
h Riwayat penderita
l Fasilitator menjelaskan bagaimana melakukan wawancara berdasarkan akronim
KOMPAK
l Fasilitator mendemontrasikan cara melakukan wawancara berdasarkan akronim
KOMPAK
l Fasilitator membagi peserta menjadi group kecil ( 2-3 orang ), masing-masing
mempraktekan cara melakukan wawancara berdasarkan KOMPAK dan membuat
catatan yang penting
i. Pemeriksaan Berkelanjutan ( berkala)
l Fasilitator menjelaskan pentingnya pemeriksaan berkala , walaupun penilaian dan
penatalaksanaan sudah selesai sampai menunggu pertolongan medis
l Fasilitator menjelaskan yang harus dinilai kembali pada pemeriksaan berkala
j. Pelaporan dan serah terima penderita
l Fasilitator menerangkan cara pelaporan penderita secara singkat, dan jelas kepada
penolong selanjutnya
l Fasilitator memberi contoh laporan yang harus di buat, secara lisan atau tertulis
kepada penolong selanjutnya, mengenai keadaan penderita sewaktu ditemukan,
pemeriksaan yang sudah di lakukan dan penatalaksanaannya serta perkembangan
lain yang dianggap penting
3. Rangkuman
a. Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan dari materi yang diberikan
b. Fasilitator berterima kasih dan menutup sesi
4. Evaluasi
Fasilitator menanyakan :
a. Sebutkan langkah-langkah penilaian yang harus dilakukan dalam penatalaksanaan
penderita
b. Sebutkan langkah-langkah dalam penilaian keadaan untuk membantu penolong
melakukan analisa
c. Jelaskan lokasi yang aman untuk dimasuki
d. Sebutkan 6 tindakan yang harus di ketahui seorang penolong saat tiba di lokasi
e. Apakah tujuan dari penilaian dini
f. Sebutkan 6 langkah penilaian dini
g. Sebutkan pemeriksaan fisik secara sistematis
h. Jelaskan 4 kelainan yang diperiksa pada pemeriksaan fisik
i. Jelaskan tahap tahap pemeriksaan tanda vital
j. Jelaskan wawancara berdasarkan akronim KOMPAK
k. Buat contoh laporan setelah selesai menangani penderita dan harus dilaporkan pada
penolong selanjutnya
85
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
H. Kunci Materi
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan
tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya.
86
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
87
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik harus dilakukan dengan rinci dan sistematis mulai dari ujung kepala
sampai ujung kaki.
Tiga metode pemeriksaan fisik:
a. Penglihatan (Inspection)
b. Perabaan (Palpation)
c. Pendengaran (Auscultation)
Jangan banyak membuang waktu untuk melakukan pemeriksaan secara rinci. Lakukan
secara cepat tetapi pastikan tidak ada yang terlewat. Pemeriksaan fisik memastikan
bahwa tidak ada yang terlewat.
Beberapa tanda cedera mungkin dapat jelas terlihat, banyak yang tidak terlihat dan
menyimpan serius cedera potensial.
88
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
5. Punggung
l Periksa perubahan bentuk pada tulang rusuk
l Periksa perubahan bentuk sepanjang tulang belakang
6. Pelivis
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah
8. Riwayat Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk
mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban dengan
penyakit.
Mengingat wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu
digunakan akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O = Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau
obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.
M = Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada penderita.
Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata penderita harus
menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan
dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak napas
dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu
bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya
K = Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala
dan tanda penyakit yang diderita saat ini.
Wawancara ini dapat dilakukan sambil memeriksa korban, tidak perlu menunggu sampai
pemeriksaan selesai dilakukan.
89
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
9. Pemeriksaan Berkelanjutan
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan pemeriksaan
berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit,
sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
1. Keadaan respon
2. Nilai kembali jalan napas dan perbaiki bila perlu
3. Nilai kembali pernapasan, frekuensi dan kualitasnya
4. Periksa kembali nadi penderita dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang
tersedia.
5. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari
ujung kepala sampai ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan
pemeriksaan yang lebih teliti.
6. Periksa kembali secara seksama mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja
dilewati karena melakukan pemeriksaan terarah.
7. Nilai kembali penatalaksanaan penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada
tindakan lainnya. Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup
kuat, apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
8. Pertahankan komunikasi dengan penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman
10. Pelaporan dan Serah terima
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis.
Laporan ini berguna sebagai catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
l Umur dan jenis kelamin penderita
l Keluhan Utama
l Tingkat respon
l Keadaan jalan napas
l Pernapasan
l Sirkulasi
l Pemeriksaan Fisik yang penting
l KOMPAK yang penting
l Penatalaksanaan
l Perkembangan lainnya yang dianggap penting
Bila ada formulirnya sertakan form laporan ini kepada petugas yang mengambil alih
korban dari tangan anda.
Serah terima dapat dilakukan di lokasi, yaitu saat tim bantuan datang ke tempat anda,
atau anda yang mendatangi fasilitas kesehatan.
I. Referensi
Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 25 40.
90
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. Pokok Bahasan
Bantuan Hidup dasar
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat :
91
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
D. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek, Simulasi
E. Media
Buku peserta, whiteboard, Flipchart, Marker, Paper, OHP, Alat peraga
F. WAKTU
2 x 45 menit Teori
3 x 45 menit Praktek
G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang di berikan
2. Kegiatan
a. Sistem pernapasan dan sirkulasi
l Fasilitator menjelaskan secara ringkas system pernapasan dan sirkulasi
l Fasilitator menyebutkan komponen yang berhubung dengan Sirkulasi
l Fasilitator menjelaskan dengan menggunakan gambar mengenai Sistem Pernapasan
dan Sirkulasi
b. Mati
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan definisi dari mati secara umum
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menanyakan apakah perbedaan mati klinis dan mati biologis
l Fasilitator merangkum pendapat peserta dan menambahkan yang belum disebutkan
oleh peserta
l Fasilitator menjelaskan 4 tanda tanda pasti mati
c. Rantai Survival
l Fasilitator menjelaskan definisi dari rantai survival
l Fasilitator Menjelaskan 4 komponen rantai survival
d. Komponen BHD
l Fasilitator menjelaskan definisi BHD dan menerangkan apa yang harus di lakukan
dalam menangani penderita.
l Fasilitator menjelaskan 3 komponen BHD
l Fasilitator mempraktekan 3 komponen BHD
e. Airways
l Fasilitator menjelaskan 2 macam penyebab utama sumbatan jalan napas
l Fasilitator mempraktekan cara pembebasan jalan napas serta tekhnik yang harus di
perhatikan pada saat melakukannya
l Fasilitator menjelaskan bagaimana memeriksa jalan napas
l Fasilitator mempraktekaan cara memeriksa jalan napas
l Fasilitator menjelaskan 2 tekhnik untuk membersihkan jalan napas
l Fasilitator mendemontrasikan tekhnik membersihkan jalan napas
l Fasilitator menjelaskan cara mengatasi sumbatan jalan napas pada berbagai
penderita
l Fasilitator mendemontrasikan cara mengatasi sumbatan jalan napas
l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group untuk mendemontarsikan cara
penguasaan jalan napas
f. Breathing
l Fasilitator menjelaskan prinsip dasar bantuan pernapasan
l Fasilitator menjelaskan keuntungan & kerugian dari 4 cara memberikan bantuan
pernapasan
92
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
Fasilitator
l menyebutkan frekuensi pemberian napas buatan untuk masing-masing
kelompok umur
l Fasilitator menjelaskan tanda pernapasan adekuat, kurang adekuat,dan tidak
bernapas
l Fasilitator menjelaskan teknik pemberian bantuan pernapasan
l Fasilitator mendemontrasikan 4 macam tekhnik pemberian bantuan pernapasan
l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group , masing-masing group
mendemontrasikan 4 macam tekhnik pemberian bantuan pernapasan
g. Circulatory Support
l Fasilitator menjelaskan prinsip dasar bantuan sirkulasi
l Fasilitator menjelaskan kedalam penekanan pada pijatan jantung luar untuk
berbagai kelompok umur dan mendemontrasikan penekanan pada pijatan jantung
luar
l Fasilitator mendemontrasikan cara menentukan dan memeriksa nadi karotis
l Fasilitator mendemontrasikan teknik kompresi dada pada penderita dewasa
l Fasilitator membagi peserta menjadi 4 group, masing-masin group
mendemontrasikan bantuan sirkualsi.
h. Resusitasi Jantung Paru
l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan prinsip dasar melakukan Resusitasi
Jantung Paru dan mendemontrasikannya
l Fasilitator menjelaskan rinsip penekanan pada Pijatan Jantung Luar
l Fasilitator menjelaskan pelaksanaan RJP oleh 1 penolong & 2 penolong pada
penderita dewasa
l Fasilitator mendemontrasikan pelaksanaan RJP pada orang dewasa
l Fasilitator membagi 4 group untuk mendemontrasikan pelaksanaan RJP
l Fasilitator menjelaskan pelaksanaan RJP pada bayi dan anak dan mendemontrasikan
RJP pada manekin bayi
l Fasilitator menjelaskan dan mendemontarsikan 6 tanda RJP yang di lakukan dengan
baik dan kapan menghentikan RJP dan menerangkan kesalahan dalam melakukan
RJP dan akibat yang timbul
l Fasilitator membagi 4 group untuk mendemontrasikan pelaksanaan RJP
3. Rangkuman
a. Mintalah peserta untuk meninjau kembali materi yang sudah di bicarakan
b. Mintalah peserta untuk menyimpulkan hasil diskusi
4. Evaluasi dan Latihan
Mintalah kembali peserta untuk menjelaskan secara singkat materi tentang:
a. Definisi RJP
b. Kapan di lakukan RJP
c. Pelaksanaan ABC dalam praktek dan prinsip yang harus di mengerti
d. Cara melakukan Kompresi pada dewasa,anak-anak dan bayi
e. Cara pelaksanaan RJP yang baik dan benar ,kapan di hentikan pelaksanaan RJP
f. Kesalahan dan akibat pada saat melakukan RJP
H. Kunci Materi
1. Menjelaskan secara singkat system pernapasan dan sirkulasi
a. Sistem pernapasan, fungsi :
l Mengambil oksigen
l Mengeluarkan CO2
l Menghangatkan dan melembabkan udara ( hidung )
Susunan saluran napas :
i. Mulut/hidung
ii. Saluran afas Atas
93
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
94
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
95
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
I. Referensi
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 41 56.
2. Referensi lain yang mendukung.
96
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. Pokok Bahasan
Perdarahan dan Syok
B. Topik
1. Pengertian Perdarahan
2. Sumber perdarahan
3. Jenis Perdarahan
4. Perdarahan dalam
5. Perdarahan luar
6. Syok
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami topik topik, diharapkan peserta dapat :
D. Media
Buku peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Kertas gambar, OHP, Alat Peraga
E. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek,
F. Waktu
1 x 45 menit
G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan deskripsi umum dari pokok bahasan
yang akan diberikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang diberilkan
2. Kegiatan
a. Pengertian Perdarahan
Fasilitator menjelaskan pengertian dari perdarahan secara umum, yang diakibatkan
rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh trauma atau penyakit
97
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
b. Sumber perdarahan
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan sumber perdarahan dalam tubuh manusia
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menerangkan ketiga sumber perdarahan yang merupakan komponen
utama dalam tubuh manusia
c. Jenis Perdarahan
l Fasilitator menjelaskan 2 jenis perdarahan
l Fasilitator meminta pendapat peserta membuat contoh dari masing-masing
perdarahan luar dan perdarahan dalam
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta
d. Perdarahan dalam
l Fasilitator memberi contoh kasus yang menyebabkan perdarahan dalam
l Fasilitator menjelaskan tanda-tanda perdarahan dalam yang dapat di kenali dengan
jelas
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan perdarahan dalam
e. Perdarahan luar
l Fasilitator menjelaskan cara melindungi diri terhadap infeksi
l Fasilitator menyebutkan macam dari perdarahan luar dan membedakan masing-
masing perdarahan tersebut
l Fasilitator menjelaskan 3 cara mengendalikan perdarahan luar, tidak melupakan
ABC dan perlindungan terhadap infeksi
l Fasilitator meminta 3orang peserta mendemontrasikan cara mengendalikan
perdarahan luar dengan cara tekanan langsung, elevasi atau titik tekan, masing-
masing mendemontarsikan 1 cara
l Fasilitator menunjukkan titik tekan ( menekan pembuluh nadi di atas daerah yang
mengalami perdarahan
l Fasilitator menjelaskan perawatan perdarahan
f. Syok
l Fasilitator menyebutkan arti definisi dari syok
l Fasilitator Menjelaskan penyebab dari syok yang sering di jumpai
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 5 tanda dan gejala dari syok
l Fasilitator menulis dan merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menambahkan tanda syok yang belum di sebutkan peserta
l Fasilitator menjelaskan penanganan syok dan mendemontrasikannya
3. Rangkuman
a. Fasilitator menarik kesimpulan tentang topik perdarahan dan syok
b. Fasilitator menutup sesi
4. Evaluasi
a. Apakah pengertian dari perdarahan
..................................................................................................
b. Sebutkan sumber perdarahan
..................................................................................................
c. Jelaskan 2 jenis perdarahan beserta contohnya masing-masing
d. Bagaimana cara melindungi diri terhadap infeksi
e. Bagaimana cara mengendalikan perdarahan luar
f. Bagaimana cara perawatan perdarahan yang umum dilakukan
g. Apakah pengertian dari syok
h. Sebutkan tanda dan gejala dari syok
i. Jelaskan langkah-langkah penanganan syok
98
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
H. Kunci Materi
1. Pengertian Perdarahan
Sistem peredaran darah yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu jantung, pembuluh darah
dan darah. Dalam tubuh manusia darah relatif selalu berada dalam pembuluh darah kecuali
pada saat masuk dalam jaringan untuk melakukan pertukaran bahan makanan dan oksigen
dengan zat sisa pembakaran tubuh dan karbondioksida.
Jantung
Bagian sebelah kiri menerima darah yang kaya dengan oksigen setelah diproses dari paru paru
untuk selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.
Bagian sebelah kanan menerima darah dari tubuh dan meneruskan ke paru paru untuk kembali
diperkaya dengan oksigen.
Arteri/Pembuluh Nadi
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah yang kaya dengan oksigen ke seluruh tubuh.
Darah yang keluar berwarna merah segar dan memancar
Vena/Pembuluh Balik
Adalah pembuluh darah yang mengangkut darah dari seluruh tubuh kembali ke jantung. Darah
yang keluar mengalir dan berwarna merah gelap
Kapiler/Pembuluh Rambut
Arteri akan terbagi bagi menjadi pembuluh yang lebih kecil sehingga dapat mencapai hingga
lebih dekat dengan kulit. Darah yang keluar sangat sedikit dan kadang hanya berupa titik-titik
perdarahan
Denyut
Dapat dirasakan dengan mudah pada daerah dimana Arteri/Pembuluh Nadi berada dekat
dengan kulit.
Lokasi pengecekan denyut yang paling mudah:
1. Radial Berada di pergelangan tangan
2. Carotid Berada di leher
3. Femoral Berada di lipatan paha
Setiap kali jantung berdetak, anda dapat merasakan denyutnya pada sistem arteri.
Darah
Komposisi
Terdiri atas sel darah putih, sel darah merah, dan plasma darah.
2. Sumber Perdarahan
Perdarahan terjadi apabila darah keluar dari pembuluh darah oleh berbagai sebab seperti
cedera atau penyakit.
Berdasarkan sumber perdarahan:
a. Perdarahan nadi
b. Perdarahan pembuluh balik
c. Perdarahan pembuluh rambut
3. Jenis Perdarahan
Perdarahan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:
Perdarahan luar (terbuka), bila kulit juga cedera sehingga darah bisa keluar dari tubuh dan
terlihat ada di luar tubuh.
Perdarahan dalam (tertutup), jika kulit tidak rusak sehingga darah tidak bisa mengalir
langsung keluar tubuh.
Perdarahan yang harus segera ditangani adalah perdarahan yang dapat mengancam nyawa.
99
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
4. Perdarahan luar
Untuk membantu memperkirakan berapa banyak darah yang telah keluar dari tubuh
penderita, hal yang dipakai adalah keluhan korban dan tanda vital. Bila keluhan korban sudah
mengarah ke gejala dan tanda syok seperti yang dibahas dalam topik ini maka penolong wajib
mencurigai bahwa kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang cukup banyak.
Perawatan Pra Rumah Sakit untuk Perdarahan luar
a. Tekanan Langsung
b. Elevasi
c. Titik Tekan
d. Immobilisasi
Menggunakan Torniket
Torniket hanya digunakan dalam keadaan gawat darurat dimana tidak ada cara lain utnuk
menghentikan perdarahan. Torniket diaplikasikan sedekat mungkin dengan titik perdarahan.
5. Perdarahan dalam
Perdarahan dalam dapat berkisar dari skala kecil hingga yang mengancam jiwa penderita.
Kehilangan darah tidak dapat diamati pada perdarahan dalam.
Gejala dan Tanda
Beberapa tanda perdarahan dalam dapat diidentifikasi. Beberapa adalah sbb.:
a. Batuk darah berwarna merah muda
b. Memuntahkan darah berwarna gelap (seperti ampas kopi)
c. Terdapat memar
d. Bagian Abdomen terasa lunak
Bahaya lain pada perdarahan adalah kemungkinan terjadinya penularan penyakit. Banyak
kuman penyakit bertahan hidup di dalam darah manusia, sehingga bila darah korban ini bisa
masuk kedalam tubuh penolong maka ada kemungkinan penolong dapat tertular penyakit.
Perdarahan dalam harus dicurigai pada beberapa keadaan seperti :
1. Riwayat benturan benda tumpul yang kuat
2. Memar
3. Batuk darah
4. Muntah darah
5. Buang air besar atau air kecil berdarah
6. Luka tusuk
7. Patah tulang tertutup
8. Nyeri tekan, kaku atau kejang dinding perut
Perawatan Perdarahan
1. Perlindungan terhadap infeksi pada penanganan perdarahan :
a. Pakai APD agar tidak terkena darah atau cairan tubuh korban.
b. Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan
c. Cucilah tangan segera setelah selesai merawat
d. Dekontaminasi atau buang bahan yang sudah ternoda dengan darah atau cairan tubuh
korban.
100
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
6. Syok
Syok terjadi bila sistem peredaran darah (sirkulasi) gagal mengirimkan darah yang
mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke alat tubuh yang penting (terutama otak, jantung dan
paru-paru).
Penyebab
l Kegagalan jantung memompa darah
l Kehilangan darah dalam jumlah besar
l Pelebaran ( dilatasi ) pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya
dengan baik
l Kekurangan cairan tubuh yang banyak misalnya diare.
Gejala dan tanda syok
l Nadi cepat dan lemah
l Napas cepat dan dangkal
l Kulit pucat, dingin dan lembab
l Sering kebiruan pada bibir dan cuping telinga
l Haus
l Mual dan muntah
I. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 57 64.
2. Referensi lain yang mendukung
101
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
102
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. Pokok Bahasan
Cedera Jaringan Lunak
B. Topik
1. Pengertian jaringan lunak
2. Klarifikasi luka
3. Luka terbuka
4. Luka tertutup
5. Penutup & Pembalut luka
6. Perawatan luka terbuka
7. Perawatan luka tertutup
8. Perawatan luka dengan benda asing menancap
9. Pedoman umum penutup luka & pembalutan
10. Penggunaan pembalut
11. Pembalutan penekanan
12. Perawatan berbagai luka
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat :
C. Media
Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, Paper, OHP, Alat Peraga
D. Metode
Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi, Demonstrasi, Praktek
E. Waktu
1 x 45 menit Teori
3 x 45 menit Praktek
103
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
F. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menguraikan deskripsi umum dari cedera
jaringan lunak
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang diberikan
2. Kegiatan
a. Pengertian jaringan lunak
l Fasilitator menjelaskan pengertian jaringan lunak
l Fasilitator mengenalkan istilah yang lazim di pakai dalam cedera jaringan lunak
l Fasilitator menjelaskan cedera yang tergolong cedera jaringan lunak
b. Klarifikasi luka
l Fasilitator menjelaskan 2 klasifikasi luka, dan menerangkan masing-masing luka
tersebut
l Fasilitator meminta peserta membedakan klasifikasi luka terbuka dan tertutup
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
c. Luka terbuka
l Fasilitator menjelaskan 6 macam luka terbuka
l Fasilitator menjelaskan criteria dari masing-masing luka terbuka, beserta contoh
kasus
l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka terbuka
d. Luka tertutup
l Fasilitator menjelaskan 3 macam luka tertutup
l Fasilitator menjelaskan criteria dari masing-masing luka tertutup
l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka tertutup
e. Penutup & Pembalut luka
l Fasilitator menerangkan pengertian dari penutup luka, criteria bahan yang di
pergunakan untuk menutup luka
l Fasilitator menjelaskan bagaimana cara penggunaan penutup luka dan memberikan
contoh
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan 4 fungsi penutup luka
l Fasilitator menulis dan merangkum serta menambahkan fungsi yang belum di
sebutkan peserta
l Fasilitator mendefinisikan arti pembalut, dan menerangkan 3 fungsi pembalut, serta
memberikan contoh beberapa jenis pembalut
l Fasilitator menjelaskan langkah langkah penting dalam pemakaian pembalutan
penekanan dan mendemontrasikan langkah-langkah tersebut
l Fasilitator mendemontrasikan pedoman umum penutup luka dan pembalutan
l Fasilitator membagi group, masing-masing group terdiri dari 2-3 orang untuk
mendemontrasikan pedoman penutupan luka dan pembalutan. Fasilitator
berkeliling melihat apakah peserta sudah benar melakuakn hal tersebut
l Fasilitator mendemontrasikan penggunaan berbagai macam pembalut pada
berbagai bagian tubuh dan pada berbagi posisi tubuh
f. Perawatan luka terbuka
l Fasilitator menjelaskan langkah-langkah yang harus di ketahui dalam merawat luka
yang terbuka
l Fasilitator mendemontrasikan perawatan luka terbuka
l Fasilitator memberikan 1 kasus luka terbuka dan meminta 2 orang peserta, 1 orang
sebagai korban dan lainnya sebagai penolong untuk mendemontrasikan cara
perawatan luka tertutup berdasarkan langkah-langkah yang harus diketahui
104
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
H. Kunci Materi
1. Pengertian
Cedera jaringan lunak adalah cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau
pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah
luka. Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta
berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi.
2. Klasifikasi Luka
Luka secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Luka terbuka
Cedera jaringan lunak disertai kerusakan / terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya
kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit.
b. Luka tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya
jaringan di bawah kulit.
Pembagian ini tidak menjadi penentu berat ringannya suatu cedera.
3. Luka Terbuka
Luka terbuka dapat ditemukan dalam berbagai bentuk diantaranya :
a. Luka lecet
Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata
b. Luka robek
Luka ini memiliki ciri tepi yang tidak beraturan, biasanya terjadi akibat tumbukan
dengan benda yang relatif tumpul. Merupakan luka yang paling banyak ditemukan.
105
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
c. Luka sayat
Diakibatkan oleh benda tajam yang mengenai tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya
rapi. Sering merupakan kasus kriminal
d. Luka tusuk
Terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh ke dalam tubuh, biasanya kedalaman
luka jauh dibandingkan lebar luka. Bahayanya alat dalam tubuh mungkin terkena.
e. Luka avulsi
Luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang terlepas, namun masih ada bagian yang
menempel.
f. Luka amputasi
Bagian tubuh tertentu putus.
4. Luka Tertutup
Luka tertutup yang sering ditemukan adalah :
a. Luka memar
Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah permukaan
tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah hulit sehingga bisa terlihat
dari luar berupa warna merah kebiruan
b. Hematoma (darah yang terkumpul di jaringan)
Prinsipnya sama dengan luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak berada jauh di
bawah permukaan kulit dan biasanya besar, sehingga yang terlihat adalah bengkak,
biasanya besar yang kemerahan.
c. Luka remuk
Terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar. Dapat juga menjadi luka terbuka.
Biasanya tulang menajadi patah di beberapa tempat.
5. Penutup dan Pembalut Luka
Penutup luka
1. Membantu mengendalikan perdarahan
2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut
3. Mempercepat penyembuhan
4. Menguangi nyeri
Pembalut
Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk mempertahankan penutup luka. Bahan
pembalut dibuat dari bermacam materi kain.
Fungsi pembalut
1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan.
2. Mempertahankan penutup luka pada tempatnya.
3. Menjadi penopang untuk bagian tubuh yang cedera.
Pemasangan yang baik akan membantu proses penyembuhan.
Beberapa jenis pembalut
l Pembalut pita/gulung.
l Pembalut segitiga (mitela).
l Pembalut penekan.
Penutupan luka
l Penutup luka harus meliputi seluruh permukaan luka.
l Upayakan permukaan luka sebersih mungkin sebelum menutup luka, kecuali bila luka
disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah menghentikan perdarahan tersebut.
l Pemasangan penutup luka harus dilakukan sedemikian rupa sehingga permukaan
penutup yang menempel pada bagian luka tidak terkontaminasi
Pembalutan
l Jangan memasang pembalut sampai perdarahan terhenti, kecuali pembalutan
penekanan untuk menghentikan perdarahan.
l Jangan membalut terlalu kencang atau terlalu longgar.
106
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
Jangan
l biarkan ujung bahan terurai, karena dapat tersangkut pada saat memindahkan
korban
Bila
l membalut luka yang kecil sebaiknya daerah yang dibalut lebih lebar untuk
menambah luasnya permukaan yang mengalami tekanan diperluas sehingga mencegah
terjadinya kerusakan jaringan.
l Jangan menutupi ujung jari, bagian ini dapat menjadi petunjuk apabila pembalutan
kita terlalu kuat yaitu dengan mengamati ujung jari. Bila pucat artinya pembalutan
terlalu kuat dan harus diperbaiki.
l Khusus pada anggota gerak pembalutan dilakukan dari bagian yang jauh lebih dahulu
lalu mendekati tubuh.
l Lakukan pembalutan dalam posisi yang diinginkan, misalnya untuk pembalutan sendi
jangan berusaha menekuk sendi bila dibalut dalam keadaan lurus.
Penggunaan penutup luka penekan
Kombinasi penutup luka dan pembalut dapat juga dipakai untuk membantu melakukan
tekanan langsung pada kasus perdarahan. Langkah-langkahnya :
1. Tempatkan beberapa penutup luka kasa steril langsung atas luka dan tekan.
2. Beri bantalan penutup luka.
3. Gunakan pembalut rekat, menahan penutup luka.
4. Balut.
5. Periksa denyut nadi ujung bawah daerah luka (distal).
6. Perawatan luka Terbuka
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada
4. Cegah kontaminasi lanjut
5. Beri penutup luka dan balut
6. Baringkan penderita bila kehilangan banyak darah dan lukanya cukup parah
7. Tenangkan penderita
8. Atasi syok bila ada, bila perlu rawat pada posisi syok walau syok belum terjadi
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan
7. Perawatan Luka Tertutup
Lakukan perawatan seperti halnya terjadi perdarahan dalam
Khusus untuk luka memar dapat dilakukan pertolongan sebagai berikut :
l Berikan kompres dingin (misalnya kantung es)
l Balut tekan
l Istirahatkan anggota gerak tersebut
l Tinggikan anggota gerak tersebut
Bila ada kecurigaan perdarahan besar maka sebaiknya pederita dirawat seperti syok.
8. Perawatan luka dengan benda asing menancap
I. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 65 74.
2. Referensi lain yang mendukung
107
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
108
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. Pokok Bahasan
Cedera Sistem Otot Rangka
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajarai topik topik ini diharapkan peserta dapat :
D. Media
Buku Peserta, Whiteboard, Flipcard, Marker, OHP
E. Metode
Ceramah, Tanya jawab, Diskusi, demonstrasi
F. Waktu
1 x 45 menit Teori
2 x 45 menit Praktek
G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
a. Fasilitator memperkenalkan diri dan menguraikan pokok bahasan yang akan di berikan
b. Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi yang akan diberikan
2. Kegiatan
a. Cedera otot rangka
l Fasilitator menjelaskan Sistem otot rangka dalam tubuh manusia dan fungsi system
otot rangka
l Fasilitator menjelaskan apa saja yang termasuk cedera otot rangka
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan pengertian patah tulang
l Fasilitator merangkum pendapat peserta
109
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
110
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
H. Kunci Materi
111
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
c. Bidai improvisasi
Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang.
Pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong.
Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.
d. Gendongan/Belat dan bebat
Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga)
dan memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan
daerah cedera.
Contoh : gendongan lengan.
Pedoman umum pembidaian
Membidai dengan bidai jadi ataupun improvisasi, tetap mengikuti pedoman umum.
5. Pertolongan cedera alat gerak
a. Lakukan penilaian dini.
l Kenali dan atasi keadaan yang mengancam jiwa.
l Jangan terpancing oleh cedera yang terlihat berat.
b. Lakukan pemeriksaan fisik.
c. Stabilkan bagian yang patah secara manual, pegang sisi sebelah atas dan sebelah bawah
cedera, jangan sampai menambah rasa sakit penderita.
d. Paparkan seluruh bagian yang diduga cedera.
e. Atasi perdarahan dan rawat luka bila ada.
f. Siapkan semua peralatan dan bahan untuk membidai.
g. Lakukan pembidaian.
I. REFERENSI
1. Buku Pedoman Pertolongan Pertama, tebitan PMI Pusat tahun 2005, Edisi kedua Cetakan
kedua, hal 75 84.
2. Referensi lain yang mendukung
112
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. Pokok Bahasan :
LUKA BAKAR
C. Tujuan Pembelajaran
D. Media :
Buku Peserta, Flipchart, Spidol, Gambar-gambar luka bakar, OHP/LCD Proyektor
E. Waktu
1 x 45 Menit
F. Metode
Ceramah informatif, Diskusi/Tanya Jawab, Brainstroming, Simulasi/Peragaan
G. Proses Pembelajaran
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan Belajar
a. Penyebab Luka Bakar
l Fasilitator menjelaskan deskripsi dari luka bakar
l Fasilitator menerangkan 4 penyebab luka bakar secara umum
l Fasilitator melemparkan umpan balik tentang penyebab luka bakar
b. Penggolongan Luka Bakar
l Fasilitator menjelaskan penggolongan luka bakar berdasarkan lapisan kulit yang
mengalami cedera luka bakar
l Fasilitator memperlihatkan gambar dari masing masing golongan luka bakar
l Fasilitator melemparkan umpan balik tentang penggolongan dari luka bakar
c. Luas luka bakar
l Fasilitator menjelaskan pedoman untuk memperkirakan luas daerah yang terbakar (
Hukum Sembilan )
113
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
Fasilitator menunjukan gambar Hukum Sembilan pada orang dewasa dan anak anak
l
Fasilitator memberikan kasus untuk menghitung luas permukaan tubuh
l
Derajad berat luka bakar
l
Fasilitator menjelaskan 3 macam derajad luka bakar dan lokasi nya
l
l Fasilitator memberikan contoh kasus untuk menentukan derajad berat luka bakar
e. Penyulit luka bakar
l Fasilitator menerangkan faktor penyulit pada kasus luka bakar
l Penanganan luka bakar
l Fasilitator menjelaskan dan mempraktekan langkah-langkah penanganan luka bakar
( lukabakar secara umum)
l Fasilitator membagi group , masing masing peserta menjelaskan dan mempraktekan
penanganan luka bakar
f. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka
bakar dan cara penanganan luka bakar
g. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
h. Fasilitator menutup sesi
Sebutkan
l deskripsi dari luka bakar?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan 4 penyebab luka bakar yang sering dijumpai?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana cara menghitung luas permukaan tubuh yang mengalami luka
bakar?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan 3 macam derajat berat luka bakar
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan faktor-faktor penyulit kasus luka bakar
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan langkah-langkah penanganan luka bakar
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
114
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
I. Referensi :
lBuku Pedoman Pertolongan Pertama, Terbitan PMI Pusat Tahun 2004
lReferensi lain yang relevan
115
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
116
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. POKOK BAHASAN :
PEMINDAHAN PENDERITA
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MEDIA :
Buku Peserta, Flipchart, Spidol, Tandu (beberapa jenis)
E. WAKTU
3 x 45 Menit
F. METODE
Ceramah informatif, Diskusi/Tanya Jawab, Brainstroming, Simulasi/Peragaan, Praktek
G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan Belajar
a. Mekanika Tubuh
l Fasilitator menjelaskan arti dari mekanika tubuh dan tujuan utama dari mekanika
tubuh dalam pertolongan pertama
l Fasilitator menjelaskan prinsip-prinsip dasar dalam mekanika tubuh ( pemindahan
penderita)
l Fasilitator menerangkan hal- hal yang harus di perhatikan pada saat mengangkat
atau memindahkan penderita
l Fasilitator memberikan umpan balik mengenai mekanika tubuh
117
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
118
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
H. Kunci Materi
Apa saja yang harus diperhatikan dalam mengangkat atau memindahkan korban
lRencanakan pergerakan sebelum mengangkat
lGunakan tungkai jangan pinggung
lUpayakan untuk memindahkan beban serapat mungkin dengan tubuh
lLakukan gerakan secara menyeluruh dan upayakan agar bagian tubuh saling menopang
lBila dapat dikurangi jarak atau ketinggian yang harus dilalui korban
lPerbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap
Kunci utama dalam mengangkat atau memindahkan korban adalah menjaga kelurusan tulang
belakang. Upayakan kerja kelompok, terus berkomunikasi dan lakukan koordinasi.
119
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
120
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. POKOK BAHASAN :
KEDARURATAN MEDIS
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MEDIA
Flipchart, spidol, OHP/LCD Projector, Kantung Es + Es, Selimut
E. WAKTU
1 x 45 menit
F. METODE
Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan
G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan
a. Gejala dan Tanda Kedaruratan Medik
l Fasilitator menerangkan deskripsi kedaruratan medis
l Fasilitator menggali dari peserta/pengalaman peserta tentang kasus kedaruratan
medis yang sering mereka jumpai
l Fasilitator menjelaskan gejala dan tanda kedaruratan medis yang sering dijumpai
b. Pingsan
l Fasilitator menerangkan deskripsi dari Pingsan
l Fasilitator melakukan diskusi/ brainstroming dengan peserta dan menjelaskan
tentang tanda dan gejala dari pingsan
l Fasilitator melakukan branstroming tentang penatalaksanaan dari pingsan
l Fasilitator melakukan klarifikasi pada penatalaksanaan dari pingsan
c. Paparan Panas
l Fasilitator menjelaskan mekanisme yang terjadi pada tubuh bila terpapar panas
l Fasilitator menggali dari peserta tentang gangguan tubuh akibat panas yang mereka
ketahui
l Fasilitator melakukan klarifikasi/penjelasan 3 macam gangguan tubuh akibat panas
l Kejang Panas
l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus kejang panas
l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus kejang panas
(menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan
kasus kejang panas)
l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda kejang panas
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan kejang panas.
121
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
Fasilitator
l melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan
penatalaksanaan kejang panas.
l Kelelahan Panas
l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus kejang panas
l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus kejang panas
(menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan
kasus kejang panas)
l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda kejang panas
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan kejang panas.
l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan
penatalaksanaan kejang panas.
l Sengatan Panas
l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus sengatan panas
l Fasilitator melakukan diskusi dengan peserta tentang kasus sengatan panas
(menyanyakan kepada peserta apakah ada peserta yang sudah pernah menemukan
kasus sengatan panas)
l Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan gejala dan tanda sengatan panas
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan sengatan panas.
l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan
penatalaksanaan sengatan panas.
d. Paparan Dingin
l Fasilitator memberikan gambaran tentang kasus paparan dingin
l Fasilitator mendiskusikan tanda dan gejala kasus paparan dingin
l Fasllitator menjelaskan penatalaksanaan paparan dingin
l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang gejala, tanda dan
penatalaksanaan paparan dingin
e. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus luka bakar
dan cara penanganan luka baker
f. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
g. Fasilitator menutup sesi
122
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
Apakah
l yang di maksud dengan Kedaruratan medik ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala kedaruratan medis secara umum?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala pingsan?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan penatalaksanaan pingsan?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan kejang panas ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan kelelahan panas ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala serta penatalaksanaan sengatan panas ?
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
123
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
2. PAPARAN PANAS
a. Kejang (Kram) Panas
Terjadi akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan melalui keringat
Gejala dan Tanda :
l Kejang pada otot, yang disertai nyeri, biasanya pada otot tungkai dan perut.
l Kelelahan
l Mual
l Mungkin pingsan
Penatalaksanaan :
l Baringkan penderita di tempat teduh
l Beri minum pada penderita, bila perlu campur sedikit garam (jangan membuang
waktu untuk mencari garam)
l Rujuk ke fasilitas kesehatan
b. Kelelahan Panas
Terjadi akibat kondisi yang tidak fit saat melakukan aktivitas di lingkungan yang suhu
udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggu aliran darah.
Gejala dan tanda :
l Pernafasan cepat dan dangkal
l Nadi lemah
l Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir pucat
l Pucat, keringat berlebihan
l Lemah
l Pusing, kadang penurunan respons
l Lidah kering dan haus
124
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
Penatalaksanaan :
l Baringkan penderita ditempat yang teduh
l Kendorkan pakaian yang mengikat
l Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 30 cm
l Berikan oksigen bila ada
l Beri minum bila penderita sadar.
c. Sengatan Panas
Gejala dan Tanda :
l Pernafasan cepat dan dalam
l Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah
l Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
l Manik mata melebar
l Kehilangan kesadaran
l Kejang umum atau gemetar pada otot
Penatalaksanaan :
l Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin
l Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut, dan sekitar mata kaki
serta di samping leher
l Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi air dingin dan
tambahkan es kedalamnya
l Rujuk ke fasilitas kesehatan
d. Paparan Dingin (Hipotermia)
Gejala dan Tanda :
Hipotermia Sedang :
l Menggigil
l Terasa melayang
l Pernafasan cepat, nadi lambat.
l Gangguan penglihatan
l Reaksi mata lambat
l Gemetar
Hipotermia Berat :
l Pernafasan sangat lambat
l Denyut nadi sangat lambat
l Tidak ada respon
l Manik mata melebar dan tidak bereaksi
l Alat gerak kaku
l Tidak menggigil
Penanganan hipotermia :
Rawat penderita dengan hati-hati, berikan rasa nyaman
l Penilaian dini dan pemeriksaan penderita
l Pindahkan penderita dari lingkungan dingin
l Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada
l Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar tetap kering.
l Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara pelan-pelan
l Pantau tanda vital secara berkala.
l Rujuk ke fasilitas kesehatan.
125
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
126
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. POKOK BAHASAN :
KERACUNAN
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MEDIA
Flipchart, spidol, OHP/LCD Projector, Pembalut luka + PP Kit
E. WAKTU
1 x 45 menit
F. METODE
Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan
G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan Belajar
a. Pengertian racun
l Fasilitator menjelaskan pengertian racun
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan zat yang berupa racun dan
mendiskusikannya.
b. Cara masuk racun dalam tubuh manusia
l Fasilitator menjelaskan cara terjadinya keracunan pada tubuh manusia dan
meminta peserta memberikan contoh untuk masing-masing
l Fasilitator mendiskusikan dengan peserta cara/jalur masuknya racun dalam tubuh
manusia
l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi .
c. Gejala dan tanda keracunan secara umum
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan tanda- dan gejala keracunan dalam tubuh
manusia
127
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
Fasilitator
l menuliskan jawaban-jawaban peserta di papan tulis dan membahasnya
satu persatu
l Fasilitator memberikan umpan balik kepada peserta tentang gejala dan tanda
keracunan secara umum.
l Fasilitator melakukan klarifikasi materi gejala dan tanda keracunan
d. Penatalaksanaan keracunan secara umum
l Fasilitator menjelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum
e. Gigitan ular
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan tanda dan gejala gigitan ular
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta dan membahasnya satu
persatu
l Fasilitator menjelaskan tindakan pertolongan pertama dari gigitan ular
l Fasilitator melakukan umpan balik kepada peserta tentang tanda, gejala dan
pertolongan pertama pada gigitan ular.
f. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi tentang kasus keracunan
dan cara penanganan keracunan.
g. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
h. Fasilitator menutup sesi
Sebutkan
l pengertian racun?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan cara terjadinya keracunan pada manusia?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan jalur masuknya racun kedalam tubuh manusia?
...........................................................................................
...........................................................................................
jelaskan tanda dan gejala keracunan?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan penatalaksanaan keracunan secara umum?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tanda dan gejala gigitan ular?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan penatalaksanaan gigitan ular?
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
128
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
129
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
130
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
A. POKOK BAHASAN :
PERTOLONGAN KORBAN BANYAK DAN INCIDENT COMMAND SYSTEM
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
D. MEDIA
Buku Peserta, flipcart/ papan tulis, Spidol, OHP/LCD. Kit PP lengkap
E. WAKTU
2 x 45 menit (1 jam teori, 1 jam praktek)
F. METODE :
Ceramah Informatif, Diskusi, Brainstroming, Simulasi/peragaan
G. PROSES PEMBELAJARAN
1. Pengantar
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan warming up/energizer
l Fasilitator menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi yang akan diberikan
l Fasilitator melakukan apersepsi materi (pengantar materi) dengan melakukan
brainstroming
2. Kegiatan Belajar
a. Incident Command System
l Fasilitator menjelaskan pengertian ICS
l Fasilitator menjelaskan sektor-sektor dalam ICS
l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi.
b. Pertolongan Korban Banyak
l Fasilitator menjelaskan peran penolong pada pertolongan korban banyak.
l Fasilitator Fasilitator mendiskusikan dan menjelaskan penilaian keadaan pada
pertolongan korban banyak
l Fasilitator melakukan umpan balik dan melakukan klarifikasi materi .
c. Dasar-Dasar Triage
l Fasilitator menerangkan definisi Triage
l Fasilitator menjelaskan dasar-dasar Triage dengan cara memilah korban secara
cepat dan menggolongkan kedalam salah satu dari empat kelompok yang ada
l Fasilitator menjelaskan tanda /label triage
131
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
d. Metode START
l Fasilitator menjelaskan system START
l Fasilitator menjelaskan 4 kelompok korban berdasarkan prioritas perawatan dan
harapan hidup sesuai dengan kondisi pada saat itu
l Fasilitator Membagi kelompok peserta, masing-masing kelompok mendapat satu
kasus dan melakukan langkah-langkah START
e. Fasilitator menarik kesimpulan dan menjelaskan kunci materi
f. Fasilitator memberikan klarifikasi materi sesuai dengan sumber materi
g. Fasilitator menutup sesi
Apakah
l yang dimaksud dengan ICS?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan sektor-sektor ICS?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan dasar-dasar triage?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan langkah-langkah pelaksanaan Metode START?
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Kunci Materi
Sektor-sektor apa saja yang biasanya ada dalam system tanggap darurat ?
lPos Pengendali (Incident Command)
lEkstrikasi
lPerawatan
lTransportasi
lPendukung (termasuk pemasok)
lTriage
132
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
133
Panduan Fasilitator Pertolongan Pertama / Modul IV
YA
Penderita dapat
berjalan HIJAU
TIDAK
TIDAK YA
Penderita
Bernapas ?
Penderita
TIDAK YA > 30x
Bernapas setelah Frekwensi
jalan napas Pernapasan
dibuka
< 30x
HITAM MERAH
< 2 detik
YA
KUNING
134
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Modul V
Panduan Fasilitator
Perawatan Keluarga
PELATIHAN PERAWATAN KELUARGA
BAGI KSR DASAR
KOMPETENSI INTI :
Memahami tujuan Perawatan Keluarga dan dapat melakukan kegiatan Perawatan Keluarga.
135
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Pokok Umum
Sub Pokok Tujuan Alokasi Sumber
Kompetensi Metodologi Media Belajar/
Bahasan Bahasan Pembelajaran Waktu Referensi
Dasar PK l Prinsip & Peserta mampu : lCeramah 1 x 45' lFlpchart lBuku PK
sikap pelaku l Menjelaskan lTanya lOHP/LCD PMI
PK prinsip dan jawab lSpidol lRefe-
Peralatan PK sikap pelaku PK lSimulasi lMedia rensi
l Menyebutkan peraga terkait
peralatan PK
136
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
TOTAL 10 X 45'
137
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
138
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
A. Pokok Bahasan - 1 :
Dasar Perawatan Keluarga
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
1 x 45 menit
E. Metode :
Ceramah, Tanya jawab, Simulasi
F. Media :
Clipchart, OHP / LCD, Spidol, Alat peraga Perawatan Keluarga.
G. Waktu :
1 x 45 menit
H. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta perlunya
memahami Dasar Dasar Perawatan Keluarga.
l Fasilitator menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan.
l Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta.
l Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan pendapatnya yang dimaksud dengan
Perawatan Keluarga (PK), Fasilitator menuliskannya, kemudian Fasilitator memberi
klarifikasi.
l Fasilitator menjelaskan Prinsip kerja yang harus dimiliki oleh seorang pelaku PK,
Fasilitator menciptakan komunikasi 2 arah dengan menstimulasi peserta untuk
bertanya.
l Fasilitator meminta peserta menyebutkan sikap dan perilaku yang harus dimiliki
seorang pelaku PK menurut pendapatnya, Fasilitator menuliskannya, kemudian
melakukan konfirmasi.
l Fasilitator menanyakan peserta tentang peralatan PK yang diketahui peserta,
kemudian dicatat dan fasilitator memberikan klarifikasi dengan memperkenalkan dan
menyebutkan alat-alat PK sekaligus dengan kegunaannya dengan jelas, kemudian
peserta diminta untuk mengulang menyebutkan alat-alat PK dan kegunaannya.
l Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi & tanya jawab.
139
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Bagaimana
l prinsip kerja dan sikap perilaku seorang pelaku!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan beberapa peralatan PK dan kegunaannya!
...........................................................................................
...........................................................................................
I. Rangkuman
a. Fasilitator menyimpulkan tentang Dasar-Dasar Perawatan Keluarga yang disajikan
mengacu pada tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.
J. Sumber Referensi :
K. Kunci Materi
2. Menyebutkan peralatan PK
a. Peralatan yang diperlukan untuk PK tidak perlu sama dengan yang ada di rumah sakit,
dengan peralatan sederhana kita dapat menolong orang sakit. Peralatan yang
digunakan dapat menggunakan peralatan yang ada atau improvisasi.
b. Perlengkapan PK sederhana :
140
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Bagi Pelaku PK
l Celemek
l Peralatan mencuci tangan
Bagi orang sakit
l Peralatan tempat tidur
l Peralatan mandi
l Peralatan buang air kecil, buang air besar (bak, bab)
l Peralatan mencuci rambut
l Peralatan memelihara mulut
l Peralatan makan
l Peralatan medis (termhometer, tensi meter, perban & plester)
l Peralatan Kompres (kantong es/kompres dingin, kantong air panas/ kompres panas),
l Bahan lain yang diperlukan : Talk, minyak pelumas & cream pelembab kulit.
l Desinfectant / cairan pensucihama & antiseptict
141
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
142
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
A. Pokok Bahasan II :
Kesehatan Dasar
C. Tujuan Pembelajaran
D. Waktu :
1 x 45 menit
E. Metode :
Ceramah, Tanya jawab, Simulasi
F. Media :
Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
a. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.
b. Fasilitator memperkenalkan diri serta menjelaskan pokok bahasan
c. Fasilitator memberikan motivasi kepada peserta akan pentingnya Kesehatan Dasar.
2. Kegiatan Pembelajaran :
a. Fasilitator menggali pengalaman peserta tentang kebersihan diri, menuliskannya lalu
melakukan klarifikasi.
b. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahui tentang
Kebersihan Lingkungan. Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta,
kemudian memberikan klarifikasi.
c. Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahui tentang
komponen mata rantai penularan penyakit dan merangkum pendapat peserta,
kemudian memberikan klarifikasi.
d. Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan upaya yang biasa mereka lakukan
dalam membersihkan Lingkungan. Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat
peserta, kemudian memberikan klarifikasi.
e. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang menjelaskan manfaat pemberian
Imunisasi, kemudian melakukan klarifikasi.
143
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
f. Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang manfaat ASI bagi bayi, kemudian
melakukan klarifikasi.
g. Fasilitator menjelaskan manfaat makanan bergizi bagi kesehatan.
h. Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab
H. Rangkuman
a. Fasilitator menyimpulkan tentang Dasar Kesehatan yang disajikan mengacu pada tujuan
pembelajaran.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.
Sebutkan
l cara menjaga kebersihan diri?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana kebersihan lingkungan dapat terpenuhi!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan macam-macam imunisasi dan kegunaannya!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan manfaat ASI bagi bayi!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan manfaat Gizi bagi tubuh!
...........................................................................................
..........................................................................................
I. Sumber Referensi :
l Buku Pedoman Perawatan Keluarga PMI
l Referensi lain yang terkait.
K. Kunci Materi
1. Kebersihan diri :
Kebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan.
Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan secara umum .
144
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
2. Kebersihan Lingkungan :
Kebersihan lingkungan adalah suatu usaha menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat,
sehingga dapat mencegah penularan penyakit.
Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan antara 3 mata rantai yaitu :
l Sumber Penyakit
l Perantara Penyakir
l Orang yang lemah/peka terhadap serangan penyakit
3. Imunisasi :
Imunisasi merupakan suatu cara untuk memberikan kekebalan pada seseorang terhadap
suatu penyakit yang terjadi, sebagai akibat dari pemberian melalui mulut/penyuntikan
kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan/mati sehingga tubuh dirangsang untuk
membentuk zat penolakannya.
Macam imunisasi
a. BCG : Mencegah penyakit TBC
b. DPT : Mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus.
c. Polio : Mencegah penyakit poliomyelitis
d. Campak : Mencegah penyakit campak
e. Hepatitis B : Mencegah penyakit Hipatitis B
4. ASI :
ASI yang baik dimulai dari pemberian ASI secara eksklusif (hanya ASI yang diberikan, tanpa
tambahan apapun) untuk bayi berusia 4 bulan pertama.
Yang terbaik adalah jika ASI terus diberikan selama 2 tahun atau lebih.
l Anak yang disusui mempunyai peluang terbaik untuk pertumbuhan dan selalu sehat
serta kuat.
l Hanya ASI yang dibutuhkan oleh bayi berusia 4 6 bulan
l Dalam usia 4 6 bulan tidak dibutuhkan tambahan air atau cairan-cairan lain.
l ASI adalah makanan alami, selalu bersih, dapat dicerna dan tidak pernah terlalu panas
atau terlalu dingin.
l ASI melindungi bayi dari infeksi dan penyakit-penyakit lain seperti diare dan radang
paru-paru.
l Menyusui bayi menolong para ibu membuat jarak kehamilan anak-anak mereka tanpa
menggunakan kontrasepsi.
5. GIZI :
a. Zat gizi merupakan kebutuhan sehari-hari, berupa makanan yang terdiri dari bahan-
bahan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
145
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
146
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
3 x 45 menit
E. Metoda :
Ceramah, Tanya jawab, Simulasi.
F. Media :
Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol, Brosur / Poster terkait
147
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
a. Fasilitator memperkenalkan diri serta membuat kontrak waktu, memberikan motivasi
kepada peserta perlunya memahami Perawatan Orang Sakit
b. Fasilitator menguraikan sub topik yang akan disampaikan.
c. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.
2. Kegiatan Pembelajaran :
a. Fasilitator meminta Fasilitator menjelaskan tentang persiapan merawat orang sakit
yang dimulai dengan menjelaskan pentingnya mencuci tangan dan memakai celemek .
b. Fasilitator menyiapkan peralatan yang diperlukan , lalu mendemonstrasikan cara
mencuci tangan yang benar, serta cara memakai celemek dan menggantungnya apabila
setelah selesai digunakan dengan benar.
c. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok, lalu masing-masing kelompok peserta
diminta untuk mempraktekkan ke-2 tindakan persiapan perawatan orang sakit
tersebut.
d. Fasilitator memberikan tugas agar semua kegiatan harus dilatih secara perseorangan
e. Fasilitator menjelaskan apa yang dimaksud dengan Desinfektan dan memperkenalkan
jenis jenis Desinfektan kepada peserta, lalu Fasilitator mendemonstrasikan cara
membersihkan dan mensucihamakan alat-alat perawatan keluarga.
f. Fasilitator menjelaskan tujuan menata tempat tidur orang sakit,serta Fasilitator
mendemonstrasikan cara menata tempat tidur.
g. Fasilitator meminta kepada kelompok yang telah ada untuk melakukan latihan agar
lebih trampil.
h. Pengamatan pada orang sakit dimulai dengan Fasilitator minta menggali prngetahuan
peserta tentang pengukuran suhu lalu Fasilitator melakukan klarifikasi, dilanjutkan
dengan Fasilitator mendemontrasikan prosedur pengukuran suhu yang dimulai dari
persiapan alat, proses pengukurannya sampai dengan memelihara alat setelah
dipakai, membaca hasil suhu tsb.
i. Para peserta secara berkelompok diminta untuk mempraktekkan cara mengukur suhu
di ketiak.
j. Lalu Fasilitator juga mendemonstrasikan pengukuran suhu yang dilakukan melalui
mulut dan dubur, disertai penjelasan bilamana ke-2 cara tersebut digunakan dan
bilamana cara tersebut tak dapat dilakukan.
k. Fasilitator minta peseta menyebutkan tujuan menghitung nadi dan pernapasan orang
sakit, lalu Fasilitator melakukan klarifikasi. Dilanjutkan dengan Fasilitator
mendemonstrasikan cara menghiotung nadi dan pernafasan.
l. Para peserta secara berpasangan diminta untuk mempraktekkannya
m.Fasilitator menjelaskan cara membuat Buku Catatan Harian orang sakit. Masing-masing
peserta diminta untuk mempraktekkannya.
n. Pelaksanaan perawatan orang sakit: Fasilitator meminta peserta untuk menyampaikan
pendapatnya tentang tujuan menyeka/memandikan orang sakit di atas tempat tidur,
kemudian Fasilitator melakukan klarifikasi. Dilanjutkan dengan menjelaskan peralatan
yang perlu dipersiapkan untuk menyeka/ memandikan orang sakit.
o. Fasilitator mendemonstrasikan cara memandikan Os diatas TT , meminda kepada para
peserta untuk melakukan redemonstrasikan secara kelompok untuk kemudian latihan
untuk masing-masing individu.
p. Fasilitator mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan mulut kepada para
peserta.
q. Fasilitator menjelaskan peralatan untuk membantu orang sakit b.a.b. dan b.a.k. di
atas tempat tidur, lalu dilanjutkan dengan mendemonstrasikan cara memasang labu
kemih dan pasu najis dengan benar.
148
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
r. Fasilitator menjelaskan tujuan mencuci rambut orang sakit di atas tempat tidur,
disertai menjelaskan peralatan yang perlu dipersiapkan, lalu Fasilitator
mendemonstrasikan cara mencuci rambut orang sakit di atas tempat tidur.
s. Peserta dibagi dalam kelompok dan diminta untuk menyiapkan peralatan untuk
menyeka/memandikan orang sakit, untuk mencuci rambut serta juga peralatan untuk
membantu orang sakit b.a.b. & b.a.k. di atas tempat tidur, serta peralatan untuk
memelihara kebersihan mulut. Dilanjutkan dengan mempraktekkan cara memasang
pasu najis dan labu kemih.
t. Fasilitator menjelaskan tehnik merubah posisi Os. Dilanjutkan dengan Fasilitator
mendemonstrasikannya. Peserta diminta untuk mempraktekkannya kembali dalam
kelompok.
u. Fasilitator menjelaskan tujuan pemberian kompres dingin dan kompres panas kepada
peserta sekaligus mendemonstrasikan.
v. Fasilitator menjelaskan cara menyajikan makanan dan obat untuk orang sakit yang
tidak dapat makan sendiri
w. Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta.
H. Rangkuman
l Fasilitator menyimpulkan tentang perawatan orang sakit di rumah yang disajikan mengacu
pada tujuan pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.
Kapan
l dan bagaimana pelaku PK mencuci tangan.
...........................................................................................
...........................................................................................
Menyiapkan / menata tempat tidur bagi orang sakit.
...........................................................................................
...........................................................................................
Membuat buku catatan harian orang sakit
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan macam macam pemberian kompres.
...........................................................................................
...........................................................................................
Apa maksud dan tujuan mencuci rambut dan menyeka / memandikan
orang sakit di atas tempat tidur.
...........................................................................................
..........................................................................................
G. Sumber Referensi :
l Buku Pedoman Perawatan PMI tahun 2004 hal 35 - 88
l Referensi lain yang terkait.
H. Kunci Materi
1. Persiapan merawat orang sakit :
Mencuci tangan
149
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Prosedur pelaksanaan :
1. Lepaskan semua perhiasan di tangan (arloji, gelang, cincin,dll)
2. Buka keran atau siraman air dari ceret/botol
3. Gosok putaran keran dengan sabun kemudian di bilas
4. Basahi tangan sampai kesiku dan sabuni hingga berbusa
5. Mulai dari telapak tangan, sela jari, punggung tangan, pergelangan tangan sampai siku.
Bila perlu kuku disikat dengan sikat tangan.
6. Sabun disiram dengan air terlebih dahulu dengan air sebelum diletakkan pada
tempatnya.
7. Bilas tangan sampai bersih. Dapat diulang sampai 3 kali.
8. Tutup kran, ingat jangan mengibaskan air dari tangan.
9. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk tangan atau serbet.
Memakai Clemek :
Tujuan Memakai celemek :
a. Melindungi pakaian dari kotoran
b. Mengurangi bahaya penularan penularan
150
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
c. Celemek dapat digantung di dalam ruangan orang sakit dengan posisi bagian luar
celemek menghadap keluar. Bila digantung diruangan si sakit bagian luar celemek
berada di dalam.
d. Pelaku mencuci tangan kembali
151
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
i. Perlak dan kain alas perlak yang bersih diletakkan diatas seprei bila ada satu perlak,
maka perlak ditarik dari gulungan seprei yang kotor, dibersihkan kembali, dengan
memakai air sabun lalu dikeringkan dan diberi talk, pasang kembali diatas seprei.
j. Ujung dan sisi seprei, perlak dan kain alasnya diselipkan dibawah kasur serta
dirapihkan,
k. Pasien dibalikkan kembali dan dimiringkan ke arah pelaku.
l. Pelaku pindah posisi ke belakang si sakit, gulung alat tenun yang kotor, keluarkan dan
masukan kedalam keranjang /ember untuk pakaian kotor (kecuali kain perlak bila tidak
ada gantinya dibersihkan).
m.Seprei, perlak dan kain alas perlak dirapihkan, ujung serta sisi-sisinya diselipkan
dibawah kasur.
n. Si sakit dibaringkan terlentang kembali.
o. Sarung bantal dan guling diganti dengan yang bersih dan diletakkan pada tempatnya
semula.
p. Selimut yang bersih dipasang.
q. Buka celemek dan pelaku mencuci tangan.
Di dubur :
Pengukuran suhu di dubur dilakukan pada :
l
- Bayi, anak & orang yang sakit parah, dan pada orang dalam keadaan tertentu.
Pengukuran suhu di dubur tidak boleh dilakukan pada :
l
- Orang sakit yang luka di daerah dubur
- Orang yang berpenyakit kelamin
Cara mengukur suhu di dubur
l
- Pelaku mencuci tangan
- Siapkan termometer dengan minyak pelumas/minyak
- Beritahu si sakit, miringkan si sakit, bebaskan pakaian yang menutupi bokong.
- Kaki yang sebelah atas ditekuk ke arah perut.
152
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Di Mulut:
Dilakukan pada orang sakit bila kedua tempat diatas tidak memungkinkan
l Pengukuran suhu di mulut tidak boleh dilakukan pada ;
- Orang yang tidak sadar atau gelisah.
- Orang yang berpenyakit mulut, batuk pilek atau sesak nafas.
- Bayi/anak yang masih kecil.
l Cara mengukur suhu di mulut.
- Pelaku cuci tangan.
- Siapkan termometer.
- Beritahu si sakit.
- Si sakit diminta untuk membuka mulut.
- Letakkan pangkal termometer dibawah lidah agak ke samping, diminta si sakit
untuk menutup mulut dan bernafas melalui hidung.
- Setelah 3 menit keluarkan termometer ,baca dan catat di buku harian.
- Termometer dibersihkan , lalu disimpan.
- Cuci tangan.
c. Menghitung Pernafasan
Yang dimaksud dengan 1 kali pernafasan adalah 1 kali menarik nafas + 1 kali
mengeluarkan nafas.
l Tujuan Menghitung Pernafasan :
- Mengetahui keadaan umum si sakit.
- Membantu Dr dalam menentukan diagnosa.
l Pelaksanaan.
- Dihitung segera setelah menghitung denyut nadi.
- Jangan diberi tahu si sakit
153
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
154
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Tujuan :
1. Kompres dingin :
Menurunkan panas dan menghentikan perdarahan
2. Kompres panas :
- Mempercepat penyembuhan
- Mengurangi rasa sakit
- Membantu memperbaiki aliran darah
Peralatan :
- Kompres dingin kering : dengan kirbat es/ kantong es
l Kantong Es ini mempunyai sumbat dan cincin, yang berfungsi untuk menjaga
agar tutpnya tetap rapat
l Sebelum dimasukkan kedalam kantong es, potongan es dimasukkan kedalam air
sebentar, untuk menghilangkan sisi runcingnya yang dapat merobek kantong es
l Kantong es diisi setengahnya saja sebelum ditutup udara dikeluarkan terlebih
dahulu
l Periksa bocor atau tidak kantongnya
l Es dalam kantong diratakan, kemudian dikeringkan
l Bungkus dengan kain atau handuk kecil, lalu letakkan pada tempat yang akan
dikompres
l Setelah beberapa waktu diperiksa, bila es sudah cair diganti dengan yang baru.
- Kompres panas kering : dengan kantong air panas (dari karet) atau botol yang
tertutup rapat
l Kantong diletakkan mendatar pada sebuah meja, dengan mulutnya menghadap
keatas
l Kantong atau botol tertutup tersebut diisi dengan air hangat 2/3 bagian (bukan
air yang mendidih, karena dapat merusak kantong)
l Keluarkan udara dari kantong
l Periksa kantong/ botol dengan tidak membalikkan kebawah
l Kantong/ botol dikeringkan dan dibungkus dengan kain, lalu letakkan pada
bagian yang akan dikompres
l Bila air sudah dingin maka harus diganti.
155
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Pelaksanaan :
Pelaku cuci tangan
l
Tanyakan pada pasien, apakah ia akan b.a.b atau tidak
l
Makanan telah disiapkan dan diletakkan diatas meja dalam keadaan hangat
l
Cara memberikan makanan tergantung pada keadaan pasien
l
Bila
l pasien dapat duduk dan makan sendiri : Pasien didudukkan, makanan disiapkan
diatas meja kecil dan ditempatkan didepan perut pasien diatas tempat tidur,
disediakan pula serbet dan bel agar pasien dapat memberitahu bila makannya sudah
selesai
Bila pasien dapat makan sendiri tetapi tidak boleh duduk : Pasien dimiringkan,
l
sebaiknya kesebelah kiri supaya dapat makan dengan tangan kanannya, serbet
diletakkan di bawah dagu pasien, makanan diletakkan di dekat pasien, untuk minum
disediakan sedotan dan bel agar pasien dapat memberitahu bila makannya sudah
selesai
Bila pasien perlu disuap : Pasien ditidurkan seenak mungkin, serbet dipasang diatas
l
dada dibawah dagu pasien, tanyakan apakah mau minum dahulu atau tidak, pelaku
duduk disamping pasien untuk dapat menyuap, waktu memberi minum kepala
pasien diangkat dengan tangan kiri dan tangan kanan pelaku memegang gelas yang
dibantu dengan sedotan.
Selesai makan alat dibereskan, buka celemek dan pelaku cuci tangan
l
Catat dalam buku harian jumlah makanan yang dihabiskan
l
156
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Bentuk obat :
l Pil (bundar, bagian luar dilapisi tepung atau bahan yang mengkilap)
l Tablet (umumnya pipih, bentuk bermacam-macam bulat atau persegi)
l Kapsul (bentuk bulat panjang, terbentuk dari bahan gelatin dapat keras atau lunak,
pada umumnya kapsul berfungsi sebagai pembungkus
l Tetes (berupa cairan / liquid)
l Salf (berbentuk salf, onbat luar yang dioleskan ke kulit atau mata)
l Cair (bahan obat yang bercair bisa kental, pada umumnya terlebih dahulku dikocok
sebelum dipakai, ada yang digunakan untuk obat minum, obat suntik, obat gosok,
obat kompres dll)
l Puyer/ serbuk (bentuknya berupa bubuk, tersedia didalam bungkusan kecil,
biasanya obat untuk anak-anak)
Etiket obat :
Biasanya
l diletakkan pada dus, kantong plastik, yang memberikan petunjuk tentang
pemakaian obat
Warna etiket:
Putih (obat dalam untuk diminum)
l
Biru (obat luar tidak boleh ditelan)
l
Hitam (biasanya obat berbahaya obat keras atau racun)
l
157
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Memiringkan si sakit.
Memiringkan
l membantu posisi si sakit menjadi miring, Pelaku cuci tangan pakai
celemek
l Beritahu si sakit dan untuk memiringkan si sakit ke sisi kiri, pelaku berdiri di sisi
kanan si sakit.
l Kedua tangan si sakit diletakkan bersilang diatas perut, kaki kanan diletakkan diatas
kaki kiri.
l Masukkan tangan kiri dibawah bahu ,sambil memegang bahu yang lain, tangan yang
lain dimasukkan dibawah bokong.... hitung sedikit diangkat dan si sakit
dimiringkan.
l Atur dengan baik posisi si sakit, dapat diberi bantal guling diantara kakinya, bagian
punggung ditopang dengan bantal.
Memindahkan si sakit.
l Bila si sakit dewasa dan gemuk, maka untuk mengangkatnya diperlukan 2 atau 3
orang
l Ketiga pelaku berdiri disisi kanan si sakit dengan posisi kaki kanan agak maju ke
depan.
l Pelaku yang tertinggi berada pada bagian kepala dan bertugas untuk mengangkat
bagian atas. Tangan kiri diletakkan dibawah bahu, sedangkan tangan kanan dibawah
pinggang.
l Pelaku yang kedua (menurut ukuran tinggi badan) bertugas mengangkat bagian
tengah badan si sakit. Tangan kiri diletakkan disamping tangan kanan pelaku yang
pertama, sedangkan tangan kanan berada dibawah bokong si sakit.
l Pelaku yang terpendek bertugas mengangkat bagian kaki si sakit. Tangan kiri
diletakkan disamping kanan pelaku kedua, sedangkan tangan kanan berada pada
bagian kaki.
158
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Pelaku
l yang berada dibagian kepala memberi aba-aba kemudian si sakit diangkat
bersama-sama. Langkah pelaku harus sama (siap-angkat-berjalan-satu-dua-tiga
dst-berhenti- baringkan ).
Si sakit dirapihkan dan diselimuti.
l
Di Indonesia biasanya si sakit selama masih dapat berjalan akan berusaha untuk pergi ke
kamar kecil untuk b a b /b a k.
l Peralatan : Pasu najis dan tutupnya.
l Labu kemih untuk pria.
l Botol berisi air bersih.
l Kertas tisu.
l Alas bokong, dan perlaknya.
l Bel, handuk, sabun dan bedak bila perlu
Pelaksanaan :
l Pelaku cuci tangan dan pakai celemek.
l Beritahu si sakit.
l Siapkan alat-alat di samping tempat tidur.
l Selimut pada sisi dimana pelaku berdiri diangkat, dan alat bokong dipasang .
l Pakaian si sakit dibuka atau dikebawahkan.
l Tutup pasu najis dibuka, diletakkan diatas bangku dengan bagian dalam menghadap
ke atas.
l Si sakit diminta untuk menekuk lututnya dan mengangkat bokongnya.
l Letakkan pasu najis dibawah bokong (bila perlu mdibantu mengangkat bokongnya).
Bila si sakit pria, diberikan labu kemih di depan pasu najis.
l Periksa apakah letak pasu najis baik, selimut ditutup kembali dan kepada si sakit
diberikan bel.
l Si sakit dapat dsi tinggalkan dan minta membunyikan bel apabila telah selesai.
l Setelah bab dan b a k ,bila si sakit pria labu kemih dianggakt dulu. Kemudian alat
kelamin disiram dari bagian atas.
l Sambil si sakit dimiringkan ke sisinya, bersihkan bokong dengan kertas toilet yang
telah dibasahi dari depan ke belakang, kemudian dikeringkan.
l Masukkan kertas toilet yang telah dipakai kedalam pasu najis.
l Pasu najis diletakkan diatas bangku dan ditutup.
l Angkat pengalas bokong, pakaian dikenakan kembali dan si sakit dikembalikan ke
posisi semula.
l Alat-alat dikeluarkan dari kamar pasu najis dibersihkan.
l Buka celemek, pelaku cuci tangan.
Tujuan memandikan.
Memberikan perasaan segar dan nyaman kepada si sakit.
l
Membersihkan kotoran yang melekat pada tubuhnya.
l
Membantu memperlancar peredaran darah.
l
Melatih otot-otot secara aktif dan pasif.
l
Mencegah terjadinya lecet.
l
159
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Peralatan.
l 2 buah waskom (1 untuk menyabuni dan 1 untuk membilas ).
l Air hangat dalam cerek dan air dingin dalam ember.
l 2 waslap dan 2 handuk bila ada.
l 1 buah ember untuk menampung air kotor.
l Sabun mandi pada tempatnya, talk, krim pelembab dan alat kosmetik bila perlu.
l Pakaian si sakit yang bersih.
l Tempat/keranjang untuk pakaian kotor.
l Bila perlu sediakan pasu najis, labu kemih dan botol berisi air untuk membasuh.
Pelaksanaan.
l Tanggalkan semua pakaian si sakit dan badan di tutup dengan handuk/kain panjang,
pakaian kotor dimasukkan di dalam keranjang pakaian kotor.
l Handuk yang diletakkan dibawah kembali.
l Dicuci muka, telinga dan leher.
l Bersihkan muka (dengan gerakan huruf S) ,telinga dan leher.Mula-mula dengan
waslap bersabun, kemudian dibilas dengan waslap lainnya(U ntuk muka, ditanyakan
dulu apakah mau memakai sabun atau tidak ).
l Angkatlah handuk dari bagian kepala, lalu keringkan muka, telinga dan leher si sakit
dengan handuk tersebut.
l Handuk dipindahkan ke bawah lengan si sakit yang jauh dari pelaku,lalu dengan
waslap bersabun diseka dengan memkai usapan yang panjang dan setengah memijit
mulai dari jari-jari tangan sampai ketiak.
l Selesai dibilas, lengan dikeringkan, dilakukan dengan cara yang sama pada lengan
yang lain, lalu ke dua lengan diletakkan ke atas kepala, pindahkan handuk ke
samping si sakit dekat pelaku.
l Cuci dada, ketiak, perut, paha/lipatan paha.
l Diseka mulai dari bagian dada (kalau pada wanita yang menyusui bayinya, agar
secara hati-hati dengan gerakan memutar), teruskan ke ketiak, dan dengan usapan
panjang sejauh mungkin menyeka bagian perut (perhatikan pusar) kearah bagian
paha.
l Setelah dibilas, dikeringkan, ketiak diberi bedak.
l Handuk dibentangkan dibawah bokong ,diminta agar lutut ditekuk untuk
membersihkan alat kelamin. Tanyakan apakah si sakit mau membersihkan sendiri,
jika demikian, washlap bersabun diberikan kepada si sakit dan diganti dengan
washlap bersih. Kemudian dikeringkan dengan baik diberi bedak sampai di lipat
paha.
l Air mandi diganti, kedua washlap dibersihkan kembali.
l Cuci bagian belakang si sakit; pundak, punggung, pinggul bokong paha bagian
belakang dan lipatan bokong.
l Miringkan si sakit, dan bentangkan handuk di belakang punggung (bila si sakit dapat
telungkup, maka hal ini lebih mudah) bagian lipat bokong dicuci paling akhir.
l Dikeringkan dengan handuk, kemudian bokong diberi bedak.
l Bila si sakit selalu berbaring terlentang,maka perlu punggungnya di pijat. Caranya
tuangkan sedikit lotion di tangan pelaku dan gosokkan bagian belakang si sakit
seluruhnya, Bila sudah agak kering, tangan pelaku diberi bedak dan mulai memijat
dengan kedua telapak tangan diletakkan tertutup diatas bokong, mengusap sambil
menekan ke arah bahu, tangan kanan dibelokkan ke kanan dan tangan kiri ke, lalu
memijat /mengusap sisi badan, pada sisi bokong kita angkat sedikit sambil menekan
kembali ke temnpat semula serta menekan sedikit, gerakan ini diulangi sampai
dengan 5 kali.
l Dikenakan pakaian atas pasien yang bersih.
l Air mandi diganti, kedua washlap dicuci kembali.
160
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Kedua
l tungkai sampai kaki dicuci, handuk dibentangkan dibawah kedua tungkai
dengan posisi lutut ditekuk.
Bila dikehendaki si sakit, kedua kaki dimasukkan ke\dalam waskom untuk dicuci agar
l
memberikan perasaan segar dimulai dulu dari tungkai yang jauh dari pelaku, dicuci
jari-jari, telapak kaki sampai ke tungkai bagian atas lalu dikeringkan. Dilakukan
dengan cara yang sama pada tungkai yang lain.
Dikeringkan dengan baik dan sela jari kaki diberi bedak, tumit digosok lotion kulit.
l
Rambut disisir dengan cara : handuk diletakkan dibawah kepala kemudian kepalanya
l
dimiringkan, rambut dibagi dua lalu disisir mulai dari ujung, makin lama keatas
sampai pada pangkal rambut.
Bila rambut panjang dijalin dan ujungnya diikat, demikian juga sebelahnya. Untuk
l
wanita diberikan alat makeupnya.
Si sakit dirapihkan dan tempat tidur dibereskan
l
Semua alat dibersihkan dan dikembalikan ke tempatnya masing-masing
l
Buka celemek dan cuci tangan.
l
Pintu dan jendela dibuka kembali.
l
161
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
162
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
A. Pokok Bahasan IV :
Gejala Penyakit
C. Tujuan Pembelajaran :
1. Dapat memahami dan mengenal gejala Diare, dan gejala Dehidrasi, serta
dapat melakukan pertolongan pertama dan rujukan.
2. Mengenal tanda dan gejala Demam, serta dapat melakukan Pertolongan
Pertama.
3. Mengenal tanda dan gejala DBD, serta dapat melakukan pertolongan
pertama secara sederhana dan upaya pencegahannya.
4. Dapat mengenal beberapa gejala ISPA, termasuk pneumonia dan TB, serta
mengetahui pertolongan pertama yang perlu dilakukan.
5. Dapat menjelaskan pentingnya makanan bergizi uutuk kesehatan tubuh.
D. Waktu :
2 x 45 menit
E. Metode :
Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Praktek / simulasi.
F. Media :
Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri serta memberikan motivasi kepada peserta perlunya
memahami Gejala penyakit.
l Fasilitator menguraikan sub topik yang akan disampaikan.
l Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik.
l Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta.
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang Diare, serta diminta menyebutkan
penyebabnya, Fasilitator menuliskan dan kemudian melakukan klarifikasi.
l Fasilitator meminta peserta untuk menyebutkan akibat dari Diare yang tak tertangani
atau tanda-tanda dari dehidrasi, Fasilitator menuliskan, lalu memberi klarifikasi, serta
menjelaskan tindakan rujukan yang harus segera dilakukan.
163
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Fasilitator
l mengajak peserta untuk berbagi pengalaman pada saat demam, gejala dan
pertolongannya, Fasilitator menuliskan lalu mengklarifikasi.
Fasilitator meminta peserta menjelaskan apa yang diketahui tentang Deman Berdarah
l
Dengue (DBD), Fasilitator menuliskan, merangkum, kemudian mengklarifikasi tentang
Penyebab, Gejala dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan.
Fasilitator menjelaskan tentang ISPA serta tanda dan gejalanya, mulai dari batuk, pilek
l
sampai kepada radang paru-paru (pneumonia) dan apa perbedaannya. Fasilitator
menjelaskan pertolongan pertama pada kasus batuk pilek dan apa yang harus dilakukan
bila ditemukan tanda dan gejala radang paru-paru. Fasilitator menjelaskan kemana
sebaiknya orang sakit dirujuk.
Fasilitator menjelaskan gejala dan tanda TBC, serta rujukan yang harus dilakukan.
l
Fasilitator meminta peserta untuk menjelaskan pengertian gizi buruk. Fasilitator
l
memotivasi peserta untuk berperan aktif memberikan pendapat, Fasilitator
menuliskan, merangkum, dan kemudian memberikan klarifikasi. Fasilitator
menjelaskan tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan apabila mendapatkan
anak yang mengalami gizi buruk.
Fasilitator menyediakan waktu untuk diskusi dan tanya jawab kepada peserta.
l
H. Rangkuman
a. Fasilitator menyimpulkan tentang beberapa gejala penyakit yang disajikan mengacu pada
tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.
Apa
l yang disebut diare dan bagaimana cara mengatasi diare.
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana cara menolong penderita demam secara sederhana
...........................................................................................
...........................................................................................
Bagaimana cara memberantas sarang nyamuk.
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan bedanya batuk-pilek biasa dengan pneumonia
...........................................................................................
...........................................................................................
Kapan seseorang diwaspadai menderita TBC.
...........................................................................................
..........................................................................................
I. Sumber Referensi :
l Pedoman Perawatan Keluarga PMI hal 116 - 146
l Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya hal 54
l Referensi lain yang terkait.
164
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
J. Kunci Materi
2. Demam :
l Demam biasanya didefinisikan sebagai suhu diatas 380C, yang diukur secara oral dan
merupakan salah satu respons tubuh terhadap infeksi.
Tindakan :
Berikan parasetamol baik dalam bentuk sirup ataupun tablet sesuai aturan.
l
Lepaskan
l selimut dan semua pakaian yang hangat, kenakan pakaian yang ringan dan
longgar.
Jangan berupaya untuk membungkus anak di dalam selimut.
l
Apabila suhu lebih dari 400C, lakukan kompres dengan air hangat.
l
Berikan banyak minum
l
Pertahankan penderita di dalam ruangan yang hangat dengan suhu yang tetap, dengan
l
ventilasi cukup, bukan jendela yang memiliki aliran udara.
Sebuah kipas angin listrik.
l
165
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
3. DBD :
l Demam Berdaran Dengue (DBD) adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, yang berkembang
biak di dalam genangan air jernih di dalam maupun di sekitar rumah.
Tindakan :
l Segera lakukan pertolongan pertama dengan beri minum sebanyak-banyaknya dengan
air yang sudah dimasak seperti air susu, teh atau air minum lainnya.
l Berikan kompres dingin
l Berikan obat penurun panas misalnya paracetamol dengan dosis :
Anak-anak : 10-20 mg/kg
Dewasa : 3 X 1 tablet sehari
l Segera dirujuk ke petugas kesehatan / puskesmas / rumah sakit.
Pencegahan :
Pemberantasan Sarang Nyamuk, memberantas sampai jentik-jentiknya.
l
Tindakan :
a. Beri banyak minum/cairan.
b. Inhalasi/penguapan air hangat akan membantu membersihkan saluran hidung.
c. Berikan paracetamol untuk mengurangi gejala, sesuai aturan.
Batuk
Batuk adalah tindakan refleks yang distimulasi oleh iritasi pada paru-paru atau jalan
udara. Batuk berulang dapat mengindikasikan adanya infeksi, seperti flu.
166
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Tindakan :
a. Berikan cairan dalam jumlah yang banyak untuk meredakan batuk.
b. Inhalasi/penguapan air hangat membantu membersihkan jalan nafas.
c. Untuk batuk kering, minum obat batuk atau minuman lemon hangat dengan satu sendok
teh madu dapat membantu individu beristirahat/tidur.
d. Pada anak, saat tidur tinggikan bagian kepada dengan bantal.
e. Pada bayi, saat tidur posisikan miring tanpa menggunakan bantal.
Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi/radang dan infeksi kantong udara (alveoli) paru-paru.
Gejala Pneumonia
a. Pernafasannya cepat, kadang berbunyi dan sulit bernafas
b. Batuk
c. Produksi lendir berwarna kuning atau hijau
d. Suhu tubuh meningkat
e. Nafsu makan berkurang
f. Kemungkinan terdapat nyeri dada
Tindakan :
a. Baringkan penderita di tempat tidur dengan posisi duduk tegak dan disangga dengan
baik oleh sandaran punggung dan bantal.
b. Anjurkan penderita untuk batuk, berikan banyak cairan, sediakan tissue yang banyak
dan sebuah wadah untuk meludah.
c. Bantu individu untuk melakukan napas dalam
d. Berikan obat sesuai dengan anjuran dokter
e. Berikan oksigen jika diprogramkan dokter.
Tuberculosis (TBC)
TBC
l merupakan penyakit menahun dan menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycrobacterium tubercolosis yang ditularkan lewat dahak yang menyebar melalui
udara. TBC paling banyak menyerang paru-paru (saluran pernafasan). Namun kemudian
TBC juga bisa menyerang alat tubuh yang lain. Pada anak TBC dapat menyebabkan
peradangan pada selaput otak dan gangguan kulit.
l Tanda dan gejala seseorang pengidap TBC
a. Batuk lebih dari 4 minggu, walau telah minum obat biasa
b. Batuk menahun dan berlendir, pada stadium lanjut berdarah
c. Panas ringan pada sore hari dan berkeringat pada malam hari
d. Terasa nyeri pada dada dan punggung atas
e. Menjadi kurus
f. Kulit pucat
g. Suara menjadi parau/serak
h. Dalam stadium lanjut berbagai infeksi dapat disebabkan karena kuman TBC,
termasuk infeksi kulit, selaput paru, jantung dan berbagai organ tubuh penting lain.
167
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
Pengobatan
a. Disiplin mengkonsumsi obat sesuai dengan aturan, dalam jangka panjang, secara terus
menerus tanpa berhenti.
b. INH, Streptomisin, enthambutol, PAS dan ripampisin
5. Gizi Buruk :
Gizi
l buruk disebabkan oleh kurang makan atau kurang mengkonsumsi makanan dengan
baik.
Tindakan :
l Berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari
l Bantulah anak-anak untuk makan, (mengolah makanan sehingga mudah dimakan oleh
penderita gizi buruk).
l Berikan cairan sari makanan kepada anak-anak gizi buruk yang mengalami dehidrasi.
l Anjurkan orang tua untuk berkunjung ke posyandu/puskesmas, untuk di timbang,
diberikan obat-obatan yang tepat.
l Menghibur anak-anak yang kurang gizi, dengan cara bermain bersama.
168
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
A. Pokok Bahasan V :
Perawatan pada Lansia
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
1 x 45 menit
E. Metoda :
Ceramah, Tanya jawab, Simulasi.
F. Media :
Flipchart, OHP / LCD, Whiteboard, Spidol
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
a. Fasilitator mengatur peserta dan tata ruang sedemikian rupa sesuai kebutuhan, juga
agar tidak menimbulkan rasa jenuh bagi peserta Fasilitator memperkenalkan diri serta
memberikan motivasi kepada peserta perlunya memahami Perawatan pada Lansia.
b. Fasilitator menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan.
c. Fasilitator melaksanakan pretest kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik.
2. Kegiatan Pembelajaran :
a. Fasilitator minta peserta untuk menjelaskan pengertian Lansia yang diketahui,
Fasilitator mencatat, lalu melakukan klarifikasi
b. Fasilitator menjelaskan tujuan perawatan Lansia, dan mengajukan pertanyaan untuk
mendapatkan feedback dari peserta.
c. Fasilitator minta peserta menyebutkan perubahan yang terjadi pada Lansia, Fasilitator
mencatat, lalu merangkum, dan Fasilitator memberikan klarifikasi.
d. Fasilitator menjelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi perubahan pada Lansia.
e. Fasilitator minta peserta menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan pendekatan
fisik kepada Lansia, Fasilitator mencatat dan kemudian melakukan klarifikasi.
f. Fasilitator juga minta peserta menyebutkan apa saja yang dimaksud dengan
pendekatan psikis kepada Lansia, Fasilitator mencatat dan kemudian melakukan
klarifikasi.
169
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
H. Rangkuman:
a. Fasilitator menyimpulkan tentang Perawatan pada Lansia yang disajikan mengacu pada
tujuan pembelajaran.
b. Fasilitator mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta sekaligus menutup sesi.
Jelaskan
l minimum 4 hal tujuan perawatan Lansia?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan tentang perubahan pada Lansia!
...........................................................................................
...........................................................................................
I. Sumber Referensi :
J. Kunci Materi
1. Pengertian Lansia :
Mereka yang karena usianya mengalami perubahan biologis (fisik), kejiwaan & sosial.
Perubahan ini mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya.
170
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
171
Panduan Fasilitator Perawatan Keluarga / Modul V
172
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
Modul VI
Panduan Fasilitator
Kesehatan Remaja
Kompetensi HIV / AIDS
Bagi KSR Dasar
Anggota Biasa PMI yang diproyeksikan sebagai KSR Dasar bidang HIV/AIDS
Kompetensi Inti :
Memiliki pengetahuan informasi yang benar tentang HIV/AIDS dan Kesehatan Reproduksi serta
kebijakan dan peran PMI dalam kegiatan HIV/AIDS
173
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
174
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
A. Pokok Bahasan :
HIV/ AIDS
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
2 x 45 menit
E. Media :
Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya
F. Metode :
Presentasi, Permainan, Curah pendapat.
G. Proses Pembelajaran :
Dasar tentang HIV/AIDS, Bagaimana mengetahui seseorang mengidap HIV/AIDS, Penularan dan
pencegahannya Jelaskan kepada semua peserta :
Setelah membahas berbagai modul, maka tiba saatnya kita membicarakan tentang HIV/AIDS,
penyakit yang sedang mengancam peradaban manusia. Dalam Modul ini kita akan membahas :
Pengetahuan HIV/AIDS, pencegahan dan penularan HIV.
1. PEMBAHASAN
Minta 1 orang peserta (katakanlah bernama INSAN) berdiri di tengah ruangan. Minta 8-10
orang peserta (sebutlah mereka KEBAL) bergandengan tangan melindungi dengan cara
melingkari INSAN. Minta 1 peserta lain (namakan HIV) berusaha memotong lingkaran yang
melindungi INSAN. Minta 3 orang peserta lain (namakanlah TBC, DIARE, KANKER) siap-siap
menunggu HIV memotong lingkaran KEBAL. Dalam situasi masih seperti di atas, tanyakan
kepada INSAN: Apa yang terjadi bila KEBAL melindunginya secara kuat? Minta peserta
lain membantu menjawab. Teruskan tanya sampai muncul jawaban:
INSAN selamat dari semua serangan, termasuk dari serangan TBC, DIARE, KANKER, karena
dilindungi oleh KEBAL.
Minta HIV memotong salah satu lingkaran tangan KEBAL. Tanya semua peserta: Apa yang
sekarang terjadi ketika HIV merayu KEBAL untuk melepas gandengannya dan KEBAL takluk
kepada AIDS? Tanya terus sampai muncul jawaban: INSAN tidak aman lagi, karena
KEBAL tidak lagi melindunginya. Tanyakan lagi: Apa yang kemudian terjadi dengan TBC,
DIARE, KANKER terhadap INSAN? Tanyakan terus sampai muncul jawaban: Mereka
menyerang dan mematikan INSAN.
175
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
Tunjuk salah seorang peserta secara bergantian dan ajukan pertanyaan (ini untuk
memberikan kesempatan peserta mengungkapkan pendapatnya) :
Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh PMI dalam penanganan kegiatan
HIV/AIDS?
Apa yang kita ketahui tentang penularan HIV
Kemudian tulislah dikertas Flipchart untuk selanjutnya disepakati hasilnya bersama-
sama.
Lanjutkan bertanya kepada semua peserta sambil ditulis jawabannya di kertas flipchart
Apa yang kita ketahui tentang perlindungan terhadap AIDS ?
2. PENYIMPULAN
Jelaskan:
Begitulah virus HIV menyerang tubuh manusia, sampai akhirnya menyebabkan
kematian.
Kemudian :
Namun demikian kita dapat mencegah penularan AIDS
Bahas secara mendalam isi Kunci Materi. Beri kesempatan bertanya dan jawab secara
lengkap sebelum langsung masuk ke topik berikutnya.
H. Sumber Referensi :
1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004
2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan
Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.
176
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
I. Kunci Materi
177
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
Kita semua, khususnya remaja harus melindungi diri dari AIDS. Karena kalau seo-rang
remaja tertular HIV, maka keseluruhan cita-cita dan masa depan remaja tersebut hancur
lebur. Secara mudah, perlindungan dari AIDS dilakukan dengan cara 'ABC', ialah:
[A] : Abstinence) alias PUASA
bagi remaja yang belum menikah. Jangan dekat-dekat senggama. Jauhkan diri dari zina.
Onani atau masturbasi, merangsang diri sendiri sehingga puas (orgasmus) sebenarnya kurang
baik. Namun resikonya paling kecil. Jadi dalam keadaan yang benar-benar tidak kuasa
menahan diri dan tidak mampu berpuasa, onani dapat dijadikan jalan keluar. Asal jangan
menjadi kebiasaan. Jangan terlalu sering.
[B] : Be Faithful alias Setia Pasangan Hidup
bagi mereka yang sudah menikah. Hanya bersenggama dengan pasangan setianya. Sebagian
besar satu suami dengan satu istri. Dalam keadaan khusus satu suami dengan 2-4 istri, namun
yang penting kesetiaan dari semua fihak, baik istri maupun suami. Di sinipun, bila suami istri
berpisah dalam waktu lama, onani merupakan jalan keluar sementara yang paling tidak
beresiko.
[C] Condom alias Kondom
bagi mereka yang berada dalam keadaan-keadaan khusus, antara lain ialah para suami atau
remaja yang tidak kuat puasa atau setia (atau onani), dan masih terdorong melakukan zina.
Pemakaian kondom akan melindungi mereka dari penularan PHS dan AIDS, dan melindungi istri
atau pacar mereka dari penularan penyakit. Bagi para pelacur, patut ditumbuhkan motivasi
memakaikan kondom pada pasangan kencan mereka.
Dalam keadaan darurat, misalnya pasangan suami-istri di mana salah satu menderita PHS,
juga AIDS, pemakaian kondom amat dianjurkan untuk mencegah penularan AIDS lebih lanjut
kepada pasangannya. Yang penting dalam pemakaian kondom ialah (sambil dipraktekkan)
melindungi keseluruhan penis dan dipakai sepanjang proses senggama untuk menghindari
sentuhan antara penis dan vagina.
178
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
A. Pokok Bahasan :
KESEHATAN DAN REPRODUKSI
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
1 x 45 menit
E. Media :
Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya
F. Metode :
Presentasi, Curah pendapat.
G. Proses Pembelajaran :
1. PEMBAHASAN
Catat dan ucapkan kembali nama-nama tersebut. Usahakan untuk menyebut nama -
nama dengan penuh kesungguhan, jangan ketawa, hindari kesan melecehkan.
Kesemuanya itu dilakukan agar penyebutan nama alat reproduksi menjadi tidak peka lagi
(desensitisasi).
Kemudian Jelaskan bahwa kita akan berbagi informasi perihal Penyakit Hubungan
Seksual :
179
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
"Coba anda bayangkan, apabila alat reproduksi kita tertular bibit penyakit!
Nah, penyakit-penyakit yang ditularkan melalui proses senggama dikelompokkan
menjadi Infeksi Menular Seksual atau disingkat IMS.
2. PENYIMPULAN
Tunjukkan nama semua organ dengan menggunakan gambar penampang yang tersedia,
sebagaimana yang terdapat dalam Kunci Materi. Kemudian lanjutkan dengan menjelaskan
fungsi masing-masing organ. Tanyakan kalau-kalau ada yang belum jelas. Jawab setiap
pertanyaan, baru pindah ke pembahasan berikut.
H. Sumber Referensi :
1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004
2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan
Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.
180
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
I. Kunci Materi
Alat reproduksi pria terdiri atas bagian dalam maupun bagian luar. Alat reproduksi bagian luar
terdiri atas : (1). Buah zakar (Penis) dan (2). Skrotum (Kantung buah pelir). Sedangkan alat
reproduksi bagian dalam terdiri atas : (3). Sepasang Buah Pelir (Testis), (4). Saluran reproduksi
(Vas Deferens), (5). Kelenjar kelamin, (6). Saluran kemih penis (Uretra Penis). Uretra Penis
merupakan saluran kemih sekaligus saluran ejakulasi berupa muara terusan dari Saluran
Reproduksi (Vas Deferens), (7). Kandung Kemih (Vesika Urinaria), Kandung Mani (Vesika
Seminalis). Pertemuan muara saluran tersebut tepat pada sekitar daerah Kelenjar Postrat.
Buah pelir (Biji kemaluan) ini berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin pria (sperma) dan
hormon testosteron. Kelenjar kelamin menghasilkan getah kelamin. Sperma dan getah
kelamin tersebut dinamakan Air Mani yang disimpan dalam kantung mani dan dipancarkan
keluar melalui uretra penis (saluran kemih di penis).
Alat dan fungsi reproduksi wanita terdiri atas bagian dalam dan bagian luar. Alat reproduksi
bagian luar terdiri atas : (1). Celah Luar (Vulva), (2). Sepasang Bibir Besar (Labium Mayora) dan
181
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
(3). Bibir Kecil (Labium Minora) yang terdapat disebelah kanan kiri Vulva. Di sebelah dalam dari
Vulva terdapat (4). Kelentit (Clitoris), semacam Penis pada pria yang tumbuh mengecil, namun
sangat peka karena penuh urat syaraf. Ke Vulva ini bermuara dua saluran, yaitu (5).
Saluran Kemih dan (6). Liang Senggama (Vagina). Didalam vagina (tepatnya dimulut vagina)
terdapat adanya (7). Selaput dara (Hymen). Alat reproduksi bagian dalam terdiri atas: (8).
Sepasang Indung Telur (Ovarium), (9). Sepasang Saluran Reproduksi (Tuba Fallopi), serta (10).
Rahim (Uterus). Di dalam Ovarium terdapat gelembung folikel penghasil sel telur (ovum).
Setiap bulan, salah satu (kadang lebih) ovum akan masak dan diovulasikan keluar menuju ke
Tuba Fallopi. Buah dada juga disebut alat reproduksi, karena disiapkan untuk menyusui bayi
hasil kelahiran. Keseluruhan alat reproduksi, termasuk buah dada, dan daerah-raerah
sekitarnya sangat sensitif dan mudah dirangsang. Kadang disebut daerah erotik.
Apakah Jenis-jenis Infeksi Menular Seksual (IMS) yang umum terjadi di Indonesia?
182
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
A. Pokok Bahasan :
KEBIJAKAN DAN PERAN PMI DALAM PENDEKATAN PRS
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
2 x 45 menit
E. Media :
Flipchart, Spidol, LCD/ OHP, Media terkait lainnya
F. Metode :
Presentasi, Permainan, Curah pendapat.
G. Proses Pembelajaran :
Dasar tentang Kebijakan dan Peran PMI dalam penanganan HIV/AIDS, Jelaskan kepada semua
peserta :
Pada saat Musyawarah Nasional XVIII PMI yang dilaksanakan Akhir tahun 2004 telah
menyusun Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 2009, yang merupakan
pengejawantahan kebijakan konseptual atas kesamaan persepsi, gerak dan langkah PMI untuk
perubahan dan kemajuan positif dimasa mendatang. Dalam Modul ini kita akan membahas :
Kebijakan dan Peran PMI dalam kegiatan yang berkaitan dengan HIV/ AIDS.
1. PEMBAHASAN
Mintalah peserta duduk setengah lingkaran dengan fasilitator sebagai titik tengahnya.
Bukalah suasana. Kemudian tunjukkan Saduran Pokok-pokok Kebijakan dan Rencana
Strategis PMI tahun 2004 2009, kemudian uraikan :
Tunjuk salah seorang peserta secara bergantian dan ajukan pertanyaan (ini untuk
memberikan kesempatan peserta mengungkapkan pendapatnya) :
Kegiatan apa saja yang telah dan akan dilakukan oleh PMI dalam penanganan kegiatan
HIV/AIDS?
Apa yang anda ketahui tentang Tiga pilar penanggulangan HIV/AIDS?
Ganti pertanyaannya :
Apakah anda pernah mendengar kata PRS?
Apa yang anda ketahui tentang Pendidikan Remaja Sebaya?
Jadi apa yang telah dilakukan PMI dalam penanganan HIV/AIDS?
Tulis semua pendapat peserta di kertas Flipchart dan bahas satu persatu pendapat
tersebut. Jelaskan tentang TIGA PILAR PENANGGULANGAN HIV/ AIDS dan PRINSIP GIPA
183
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
secara jelas. Arahkan peserta kedalam kegiatan yang dilakukan PMI dalam penanganan
HIV/AIDS, termasuk Program PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA.
2. PENYIMPULAN
Jelaskan:
Begitulah kegiatan PMI dalam penanganan HIV/ AIDS, sampai akhirnya mengarah pada
kegiatan Program Pendidikan Remaja Sebaya.
Bahas secara mendalam isi Kunci Materi. Beri kesempatan bertanya dan jawab secara
lengkap sebelum menutup pertemuan.
H. Sumber Referensi :
1. Buku Pedoman Pelatihan Remaja Sebaya, Edisi 2, Terbitan Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004
2. Buku Panduan Pelatihan Ketrampilan Hidup Life Skill Training, Edisi Pertama, Terbitan
Kantor Pusat PMI, Jakarta, 2004.
I. Kunci Materi
Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketiga pilar tersebut kita mengenal istilah GIPA
Principle (Greter Involvement of People with AIDS), adalah suatu prinsip/ asas yang
menganjurkan keterlibatan ODHA secara lebih besar. GIPA di deklarasikan dalam KTT tentang
AIDS di Paris 1994 dimana Indonesia termasuk Negara yang menanda tangani deklarasi
tersebut.
184
Panduan Fasilitator Kesehatan Remaja / Modul VI
185
Bekerja dengan dan Bermitra dengan Masyarakat / Modul III
186
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
Modul VII
Panduan Fasilitator
Manajement Penanggulangan Bencana
Kompetensi Manajement PB
Bagi KSR Dasar
187
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
Mengetahui gambaran
l
umum mengenai 1 x 45
konsep-konsep dan
tahapan dalam
tanggap darurat.
Memahami prinsip-
l
prinsip dalam tanggap
darurat.
188
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
A. Pokok Bahasan :
Pengantar Manejemen Penanganan Bencana
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
2 x 45 menit
E. Media :
Flipchart, white board, spidol, OHP/LCD, maket / lay out
F. Metode :
Curah pendapat, Ceramah informatif, Diskusi kelompok, Tanya jawab, Energizer
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menggali pengalaman peserta dan mengajak peserta untuk berbagi
pengalaman, tentang pengalaman mereka sebagai anggota masyarakat dalam
mengantisipasi kejadian bencana, musibah, kejadian penyakit, maupun kerusakan
lingkungan yang terjadi di daerah masing-masing
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengertian bencana dan bahaya, jawaban
ditulis dalam flipchart oleh peserta;
l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menunjukan gambar
ilustrasi tentang bencana dan bahaya;
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengertian risiko dan kerentanan dalam
hubungannya dengan bencana dan bahaya;
l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menjelaskan hubungan
antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan.
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang jenis-jenis bahaya yang diketahui dalam
hubungannya dengan bencana
l Fasilitator memberikan klarifikasi atas jawaban peserta dengan menjelaskan jenis-
jenis bahaya
3. Latihan dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai pokok bahasan dan aspek-
aspek terkait.
189
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
Sebutkan
l pengertian dan perbedaan bencana dan bahaya :
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan pengertian dan perbedaan risiko dan kerentanan :
...........................................................................................
...........................................................................................
Jeaskan hubungan antara bencana, bahaya, risiko, dan kerentanan :
...........................................................................................
...........................................................................................
Identifikasi jenis bahaya yang ada di daerah anda. Selanjutnya dari masing-
masing bahaya yang ada tersebut, identifikasikan faktor-faktor kerentanan
dan tingkat risiko yang ada.
H. Referensi :
1. Federation DM Training Guidelines
2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI
3. Manual lain yang relevan
I. Kunci Materi
190
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
191
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
192
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
3. Tanah longsor
Karakteristik Tingkat Kerentanan Hal yang perlu dipertimbangkan
Gejala F a k t o r p e n y e b a b Upaya mengurangi tingkat resiko
Miring/longsornya tanah kerentanan l Pemetaan hazard
dan batuan akibat getaran, l Perumahan/bangunan di l UU penggunaan tanah
perubahan arah air, beban lereng, tanah yang l Asuransi
yang berlebihan, cuaca, rapuh, karang diatas
bergesernya penopang, bukit Upaya kesiapsiagaan
k o m p o s i s i a l i r a n a i r, l Perumahan/bangunan di l Pendidikan
rapuhan, berkurangnya dasar lereng, atau l Sistem monitoring
unsur pengikat tanah, dan lembah (pemantauan), peringatan dan
lereng buatan manusia. l Jalur komunikasi dan evakuasi
jalan di wilayah
Karakteristik umum pengunungan Kebutuhan paska bencana
l Jenis gerakan tanah l Bangunan berpondasi l Pencarian dan penyelamatan
longsor bervariasi: lemah (menggunakan alat pengerukan
jatuh, longsor, robohnya l Pipa yang mudah rusak, tanah)
penopang bumi, dan jalur pipa yang terkubur l Bantuan medis
mungkin juga karena l Kurangnya pemahanan l Penampungan darurat
badai, gempa bumi, dan mengenai bahaya dan
letusan gunung berapi. dampak tanah longsor
l Lebih luas daripada
gejala alam lainnya. Dampak yang khas
l Kerusakan fisik Semua
Hal-hal yang dapat yang berada diatas atau
diprediksikan sekitar jalur longsor
l Frekuensi kejadian, akan mengalami
luas, dan dampak tanah kerusakan. Pecahan
longsor mungkin dapat batu akan menghalangi
diramalkan, dan wilayah jalan, jalur komunikasi
resiko tinggi juga dapat atau aliran air. Dampak
ditentukan dengan cara tidak langsung yang
memanfaatkan muncul mungkin
informasi geologi, rusaknya hasil
geomorfologi, hidrologi, pertanian, hutan,
klimatologi, dan b a n j i r , d a n
vegetasi. berkurangnya nilai
property.
l Ko r b a n Ke f a t a l a n
terjadi karena
longsornya lereng.
Runtuhan puing atau
banjir lumpur dapat
menyebabkan ribuan
korban meninggal
193
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
4. Banjir
194
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
5. Kekeringan
195
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
196
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
A. Pokok Bahasan :
Pengantar Manejemen Penanggulangan Bencana
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
2 x 45 menit
E. Media :
Flipchart, white board, spidol, OHP/LCD, maket / lay out
F. Metode :
Curah pendapat, Ceramah informatif, Diskusi kelompok, Tanya jawab, Energizer
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
Fasilitator menjelaskan hubungan materi sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator bertanya kepada peserta, apa yang mereka ketahui tentang siklus bencana
manajemen PB
l Fasilitator menampilkan gambar siklus peristiwa alam dan menghubungkannya dengan
konteks manajemen PB
l Fasilitator bertanya kepada peserta, apa yang mereka ketahui tentang fase-fase
tindakan manajemen PB
l Fasilitator membagi siklus bencana dalam 4 (empat) bagian, dimana masing-masing
bagian menjadi fase-fase tindakan manajemen PB
l Fasilitator menyampaikan penjelasan tentang fase-fase tindakan PMI di semua
tindakan dalam kegiatan manajemen PB
3. Latihan dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-
aspek terkait.
197
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
Sebutkan
l fase-fase tindakan dalam manajemen PB ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan pengertian pokok dari setiap tindakan PB?
...........................................................................................
...........................................................................................
Identifikasi tindakan tindakan yang relevan dengan peran atau mandat
PMI ?
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Referensi :
1. Federation DM Training Guidelines
2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI
3. Manual lain yang relevan.
I. Kunci Materi :
BENCANA
Pencegahan Tanggap Darurat
Kesiapsiagaan
Mitigasi Hazars, Risk Bantuan darurat
Peringatan Dini
Mapping untuk pemenuhan
Vulnerability and kebutuhan dasar dan
Capacity assessment pemulihan Rekonstruksi
Community awareness
198
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
Serangkaian tindakan yang diambil secara cepat menyusul terjadinya suatu peristiwa
bencana, termasuk penilaian kerusakan, kebutuhan (damage and needs assessment),
penyaluran bantuan darurat, upaya pertolongan, dan pembersihan lokasi bencana;
Tujuan :
l Menyelamatkan kelangsungan kehidupan manusia;
l Mengurangi penderitaan korban bencana;
l Meminimalkan kerugian material;
Rehabilitasi :
l Serangkaian kegiatan yang dapat membantu korban bencana untuk kembali pada
kehidupan normal yang kemudian diintegrasikan kembali pada fungsi-fungsi yang ada di
dalam masyarakat. Termasuk didalamnya adalah penanganan korban bencana yang
mengalami Trauma Psychologis;
l Misalnya : renovasi atau perbaikan sarana-sarana umum, perumahan dan tempat
penampungan sampai dengan penyediaan lapangan kegiatan untuk memulai hidup baru;
Rekonstruksi :
l Serangkaian kegiatan untuk mengembalikan situasi seperti
sebelum terjadinya bencana, termasuk pembangunan
infrastruktur, menghidupkan akses sumber-sumber ekonomi,
perbaikan lingkungan, pemberdayaan masyarakat;
l Berorientasi pada pembangunan - tujuan : mengurangi dampak
bencana, dan di lain sisi memberikan manfaat secara ekonomis
pada masyarakat;
Prevensi :
l Serangkaian kegiatan yang direkayasa untuk menyediakan sarana
yang dapat memberikan perlindungan permanen terhadap
dampak peristiwa alam, yaitu rekayasa teknologi dalam
pembangunan fisik;
- Upaya memberlakukan ketentuan-ketentuan -Regulasi-
yang memberikan jaminan perlindungan terhadap
lingkungan hidup, pembebasan lokasi rawan bencana dari
pemukiman penduduk; Pembangunan saluran pembuangan
lahar;
- Pembangunan kanal pengendali banjir;
- Relokasi penduduk;
? Kesiapsiagaan Bencana :
Upaya-upaya yang memungkinkan masyarakat (individu, kelompok, organisasi) dapat
199
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
mengatasi bahaya peristiwa alam, melalui pembentukan struktur dan mekanisme tanggap
darurat yang sistematis;
Tujuan : untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum;
Kesiapsiagaan Bencana meliputi : upaya mengurangi tingkat resiko, formulasi Rencana
Darurat Bencana (Disasters Plan), pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat,
pelatihan warga di lokasi rawan bencana;
Mitigasi :
Serangkaian tindakan yang dilakukan sejak dari awal untuk menghadapi suatu peristiwa alam
dengan mengurangi atau meminimalkan dampak peristiwa alam tersebut terhadap
kelangsungan hidup manusia dan lingkungan hidupnya (struktural);
Upaya penyadaran masyarakat terhadap potensi dan kerawanan (hazard) lingkungan dimana
mereka berada, sehingga mereka dapat mengelola upaya kesiapsiagaan terhadap bencana;
l Pembangunan dam penahan banjir atau ombak;
l Penanaman pohon bakau;
l Penghijauan hutan;
200
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
A. Pokok Bahasan :
Pengantar Manajemen Penanganan Bencana
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
1 x 45'
E. Media :
Papan Flipchart, Spidol, gambar siklus, penayangan video
F. Metode :
Ceramah, Diskusi, Kelompok, Presentasi, Tanya-jawab
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran pada sesi ini peserta akan
memahami siklus bencana, khususnya pada fase tanggap darurat serta gambaran umum
mengenai tanggap darurat dan konsep konsep yang terdapat didalamnya
2. Kegiatan Brainstorming :
l Fasilitator bertanya kepada peserta Tentang bagian-bagian dalam siklus bencana
l Fasilitator menampilkan kembali gambar siklus bencana
Penampilan siklus bencana hanya digunakan untuk mengingatkan peserta mengenai
tahap tahap atau fase dalam bencana, serta garis besar dalam setiap tahapnya.
l Berilah informasi detail dengan menjelaskan secara singkat masing masing fase dalam
siklus bencana, serta berikan penekanan pada masing-masing tahapan dalam siklus
bencana.
l Kemudian ajaklah peserta untuk berdiskusi lebih dalam lagi tentang tujuan tanggap
darurat bencana, langkah langkah dalam tanggap darurat, serta kebijakan PMI dalam
tanggap darurat bencana
3. Latihan dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-
aspek terkait.
201
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
H. Referensi :
1. Federation DM Training Guidelines
2. Pedoman Penanggulangan Bencana PMI
3. SOP Tanggap Darurat PMI
4. Manual lain yang relevan.
I. Kunci Materi
Namun, keberhasilan pencapaian tujuan dipengaruhi oleh dua faktor lain, yaitu :
l Informasi Seberapa banyak informasi yang kita dapatkan mengenai bencana dan akibat
yang ditimbulkan
l Sumber Daya Seberapa kuat sumber daya yang dimiliki oleh organisasi dan sumber daya
lokal.
1. Kesiapsiagaan individu
Kesiapsiagaan individu merupakan hal hal yang harus diperhatikan SEBELUM terlibat
dalam tindakan tanggap darurat, karena menyangkut keselamatan diri, dan seluruh
anggota lainnya. Termasuk didalam KESIAPSIAGAAN
BENCANA Kesiapsiagaan individu adalah koordinasi PB. Namun
karena hal ini dilakukan dalam setiap tahap tindakan tanggap darurat, maka koordinasi PB
INDIVIDU
akan dibahas tersendiri.
2. Koordinasi PB
MONITORING
Koordinasi PB KOORDINASI
adalah segala bentuk komunikasi, baik komunikasi internall maupun
eksternal, yang bertujuan untuk mendukung kegiatan penanggulangan bencana.
EVALUASI
Koordinasi dilakukan dalam setiap tahapan pada tanggap darurat. PB
3. Assessment
Assessment adalah penilaian keadaan. Seperti koordinasi, assessment juga dilakukan
RELIEF
dilakukan adalah assessment
ASSESSMENT
dalam setiap tahapan dalam tanggap darurat. Namun, untuk tindakan awal, yang harus
cepat, yang dilanjutkan dengan assessment detil.
DISTRIBUSI
4. RenOps -SDP-
Rencana Operasi atau Service Delivery Plan, adalah sebuah perencanaan yang dibuat
RenOps
berdasarkan hasil dari assessment. RenOps juga merupakan perwujudan dari Action Plan.
5. Distribusi Bantuan
Distribusi Bantuan atau relief distribusi adalah langkah berikutnya setelah RenOps
202
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
KEBIJAKAN TANGGAP DARURAT PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL
203
Panduan Fasilitator Manajement Penanggulangan Bencana / Modul VII
204
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII
Modul VIII
Panduan Fasilitator Assessment
Kompetensi Assessment
Bagi KSR Dasar
Memiliki pemahaman
l l Mempunyai l Mampu dan trampil melakukan
yang memadai tentang pengetahuan dan kegiatan - kegiatan
Gerakan, Prinsip - pemahaman yang assessment, baik pada saat
prinsip Dasar Gerakan memadai tentang normal maupun saat tanggap
dan niai - nilai kegiatan - kegiatan darurat bencana/konflik.
kemanusiaan. assessment.
Memiliki semangat dan
l
Silabus Assessment
Bagi KSR Dasar
205
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII
A. Pokok Bahasan :
Pengantar Assessment
B. Subpokok Bahasan :
1. Pengertian Assessment
2. Tujuan Assessment
3. Jenis jenis assessment
C. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses pembelajaran Sub Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :
l Mengetahui dan memahami pengertian assessment, siklus assessment.
l Mengetahui dan memahami tujuan assessment.
l Mengetahui dan memahami jenis jenis assessment
D. Waktu :
4 x 45 Menit
E. Media :
LCD/OHP, flipchart board, bahan presentasi, perangkat alat tulis
F. Metode :
Ceramah, curah pendapat, diskusi
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator menyampaikan materi tentang pengertian assessment, siklus assessment
l Fasilitator menyampaikan materi tentang tujuan assessment, sekaligus memberikan
contoh contoh kegiatan assessment yang pernah dilakukan oleh Palang Merah
Indonesia.
l Selanjutnya fasilitator memfasilitasi diskusi kelompok. Langkah langkah diskusi
sebagai berikut :
1) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok, antara 3 4 kelompok.
2) Minta kepada masing masing kelompok untuk mendiskusikan tentang macam
macam kegiatan penilaian/assessment.
3) Beri waktu lebih kurang 15 menit untuk berdiskusi, kemudian minta kepada wakil
masing masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya.
l Setelah diskusi selesai, lanjutkan dengan presentasi jenis jenis assessment, sekaligus
juga untuk klarifikasi hasil diskusi kelompok.
3. Penutup :
l Fasilitator menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.
l Jika perlu, fasilitator menyampaikan beberapa pertanyaan kepada peserta tentang
materi materi yang baru disampaikan untuk mengetahui penyerapan peserta terhadap
proses belajar.
l Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.
206
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII
H. Referensi :
1. Modul Pelatihan Penanggulangan Bencana
2. Modul Pelatihan ATCPA
3. Referensi referensi yang relevan.
Apa
l yang dimaksud dengan Assessment ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Apa tujuan melakukan assessment ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan beberapa jenis assessment ?
...........................................................................................
...........................................................................................
I. Kunci Materi
Assessment
Assessment : adalah identifikasi dan analisa atas sebuah situasi tertentu .
Siklus Assessment
l Mengidentifikasi kemampuan respons semua pihak yang terkait (pada saat darurat)
l Mengidentifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan (pada saat darurat)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Assessment
CONTINUAL
l Daftar pertanyaan
ASSESSMENT
l Komposisi anggota tim yang baik
DETAIL
l Sarana transportasi yang baik ASSESSMENT
l Kerangka waktu yang jelas
l Menggunakan bahasa lokal
l Kebutuhan darurat harus dapat dibedakan dari masalah yang memang telah ada
l Mempertimbangkan kesetaraan jender
l Tidak memberikan harapan
l Menghindari bias dalam membuat kesimpulan
l Membuat catatan
Metode Assessment
207
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII
Jenis Data :
l Data Primer data data yang diperoleh dari sumber sumber terkait secara langsung
dengan kejadian bencana.
l Data Sekunder data data pendukung yang dapat melengkapi informasi yang diperoleh
dari dalam data primer.
Pengamatan Langsung :
208
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII
lLokasi vs wilayah
lLakukan dengan lembar isian ASSESSMENT.
lPerhatikan hal hal seperti :
lMasyarakat,
lpengungsian,
lair dan sanitasisumber air, pembuangan
lGudang dan titik distribusi
lfasilitas umum yang masih ada (RS, pasar, sekolah, tempat ibadah, dll), kondisi keamanan,
ldan tempat tempat lain.
Wawancara :
l Wawancara perorangan
209
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII
Diskusi Kelompok :
l Bentuk kelompok bisa beragam, ataupun yang memiliki kesamaan
l Anggota 5 10 orang
l Siapkan bahan diskusi terlebih dahulu.
Data Sekunder :
l SEBELUM :
Cari informasi sebanyak banyaknya mengenai lokasi, serta hal hal lain yang berkaitan dengan
bencana yang terjadi
l Di LOKASI :
Cari informasi yang berasal dari :
l Data pemerintah,
Data bencana sebelumnya
Hasil sensus
Laporan laporan yang sudah ada
Lain lain (contoh : berita, koran, dll)
Analisis Data :
l GIGO Garbage in Garbage Out
Penyaringan hasil assessment. Mana yang perlu, mana yang tidak perlu.
l Lengkapi data yang diperoleh berdasarkan wawancara, dengan apa yang dilihat di
lapangan (AWAS : BIAS !)
l Triangulasi data Cek silang data.
210
Panduan Fasilitator Assessment / Modul VIII
Perhatikan
l data yang sudah ditemukan JANGAN
l beri pengharapan atau janji
oleh sumber lain. janji pada semua pihak.
Fokuskan pada kebutuhan yang darurat/
l
JANGAN abaikan sumber sumber yang
l
mendesak tersedia.
Dalam mengumpulkan data, mulailah dari
l
pihak berwenang lokal, kemudian cek
silang dengan masyarakat.
Katakan pada semua pihak bahwa
l
pekerjaan kita hanyalah mengumpulkan
data, dan keputusan bukan diambil oleh
kita.
211
Bekerja dengan dan Bermitra dengan Masyarakat / Modul III
212
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX
Modul IX
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara
Memiliki
l pemahaman Mampu
l memahami Mampu
l dan trampil
yang memadai tentang dan menjelaskan berkomunikasi dengan stake
7 prinsip serta ruang lingkup dan holder dan masyarakat baik
mendesiminasikan pengorganisasian internal maupun external.
gerakan PM/BSM dan penampungan Memiliki kemampuan
l
nilai-nilai sementara leadership
kemanusiaan. Memahami dan
l Memiliki rasa sensitif gender
l
Memiliki komitmen
l mampu Mampu memahami standard
l
tinggi untuk bekerja melaksanakan minimum penampungan
dalam gerakan Palang penampungan sementara (SPHERE)
Merah. sementara
Memahami visi dan misi
l Mengetahui jenis-
l
PMI. jenis penampungan
Mampu melaksanakan
l sementara
mandat PMI. Dapat melaksanakan
l
Memiliki kesadaran
l pasang bongkar
penuh terhadap tenda
organisasi dan tugas Mengetahui proses
l
213
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX
a. Perenca- Mengetahui
l
naan dan persyaratan dan jenis
Pelaksa- penampungan
naan sementara
Penampu- Dapat
l
ngan menyelenggarakan
Sementara penampungan
sementara
Jumlah Jam 5 X 45
214
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX
A. Pokok Bahasan :
Penampungan Sementara
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
5 x 45'
E. Media :
Whiteboard, Spidol, OHP/LCD, Kertas Flipchart, Lay Out ( maket )
F. Metode :
Ceramah Informatif, diskusi kelompok, tanya jawab, table top exercise
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator membuka sessi dengan menjelaskan bahwa penampungan sementara
merupakan salah satu pelayanan PMI
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator membagi peserta menjadi beberapa kelompok
l Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk mendiskusikan apa itu
penampungan sementara menurut mereka, jenis penampungan sementara dan
pengorganisasian penampungan sementara .
l Fasilitator menyimpulkan tentang hasil diskusi dari peserta
l Fasilitator menjelaskan tentang materi penampungan sementara
l Selama proses pembelajaran, fasilitator mengajak peserta untuk sharing dan
brainstorming tentang materi-materi yang disajikan. Berikan kesempatan bagi setiap
peserta untuk menanyakan atau menambahkan penjelasan yang diberikan oleh
fasilitator.
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan praktek table top exercise tentang hal
yang berkaitan dengan penampungan sementara.
3. Latihan dan Evaluasi :
l Apakah penampungan sementara itu ?
l Bagaimana pergorganisasian penampungan sementara ?
l Apa jenis jenis penampungan sementara ?
l Dimanasaja penampungan sementara dilaksanakan ?
215
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX
H. Referensi :
1. Materi Pendidikan Korps Sukarela Tingkat Dasar terbitan Markas Besar PMI 1994
2. Sphere Project
3. Panduan dan referensi terkait lainnya
I. Kunci Materi
Penampungan sementara
Adalah kegiatan suatu kelompok manusia yang memiliki kemampuan untuk menampung
korban bencana dalam jangka waktu tertentu, dengan menggunakan bangunan yang telah ada
atau tempat berlindung yang dapat dibuat dengan cepat seperti tenda, gubuk darurat, dan
sebagainya.
Tujuan
Menyelamatkan atau mengamankan penderita dengan menjauhkannya dari tempat bencana
yang dianggap berbahaya, ketempat yang aman agar dapat memudahkan pemberian bantuan
dan pertolongan secara menyeluruh dan terpadu tanpa menimbulkan kesulitan baru yang sukar
diatasi.
Pengorganisasian
A. Sasaran
1. Sasaran utama operasi pengungsian ialah memindahkan penduduk (termasuk yang
luka/sakit) dari daerah bencana ketempat lain yang sudah disiapkan.
2. Berusaha memperkecil kemungkinan terjadinya korban atau resiko baik fisik, material
maupun spiritual ditempat terjadinya bencana dan pada saat pelaksanaan pengungsian
menuju ke penampungan sementara
B. Prioritas
Yang pertama-tama harus dilakukan ialah memindahkan orang orang yang luka berat atau
pasien pasien yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke Rumah Sakit terdekat atau
Rumah Sakit Rujukan.
216
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX
7. Sesampai di tempat tujuan para pengungsi hendaklah diserah terimakan secara baik
kepada pengurus penampungan sementara atau darurat untuk penanganan lebih lanjut
217
Panduan Fasilitator Penampungan Sementara / Modul IX
218
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X
Modul X
Panduan Fasilitator Dapur Umum
Memiliki pemahaman
l Memahami tentang
l Mampu dan trampil
l
yang memadai tentang fungsi dan peranan berkomunikasi dengan stake
7 prinsip serta DU dalam situasi holder dan masyarakat baik
mendesiminasikan bencana internal maupun external.
gerakan PM/BSM dan Memiliki
l Memiliki rasa sensitif gender.
l
nilai-nilai kemampuan dan Mampu mengoperasionalkan
l
kemanusiaan. keterampilan serta peralatan DU
Memiliki komitmen
l teknik DU. Memiliki pengetahuan dasar
l
tinggi untuk bekerja Memahami konsep
l tentang standard minimum
dalam gerakan Palang dan strategi kebutuhan mkanan bagi
Merah. manajemen DU pengungsi
Memahami visi dan misi
l Mengerti akan
l
PMI. kebutuhan DU di
Mampu melaksanakan
l lapangan.
mandat PMI.
Memiliki kesadaran
l
penuh terhadap
organisasi dan tugas
tugas PMI.
219
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X
Jumlah Jam 3 X 45
220
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X
A. Pokok Bahasan
Penyelenggaraan Dapur Umum PMI
C. Tujuan Pembelajaran :
lMengerti
dan memahami Dasar-Dasar penyelenggaraan Dapur Umum PMI
lMampu menjelaskan strukutur dan organisasi Dapur Umum PMI
lMampu menyusun menu Dapur Umum PMI secara sederhana
lMampu merencanankan dan melaksanakan Dapur Umum PMI
D. Waktu :
3 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, Kertas Koran, LCD/ OHP, Mesin hitung (Kalkulator), Peralatan standar DU
F. Metode :
Diskusi , Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Brainstorming, Energizer dan Tanya Jawab,
Table Top Excercise, pengenalan alat.
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator membuka sessi dengan menjelaskan bahwa penyelenggaraan Dapur Umum
merupakan bagian dari pelayanan PMI
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator menjelaskan tujuan, fungsi dan manfaat dilaksanakan Dapur Umum pada
saat terjadinya bencana serta DU dapat diselenggarakan oleh oleh siapa saja.
l Fasilitator menjelaskan organisasi, pembagaian tugas dan tenaga Dapur Umum PMI.
l Fasilitator mengajak peserta untuk menyusun menu sederhana sesuai dengan
kebiasaan masyarakat setempat.
l Selama proses pembelajaran, fasilitator mengajak peserta untuk sharing dan
brainstorming tentang materi-materi yang disajikan. Berikan kesempatan bagi setiap
peserta untuk menanyakan atau menambahkan penjelasan yang diberikan oleh
fasilitator.
l Fasilitator/Pelatih mengarahkan peserta untuk melakukan praktek dapur umum
3. Latihan dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan
aspek-aspek terkait.
221
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X
Jelaskan
l pengertian Dapur Umum PMI ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan Struktur Organisasi dan pembagian tugas Dapur Umum PMI ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Peralatan dan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan Dapur Umum PMI ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Buatkanlah daftar menu sederhana untuk orang dewasa minimal untuk 2
hari?
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Referensi :
Pedoman Penyelenggaraan Dapur Umum Terbitan Markas Besar PMI 1998
1. Sphere Project
2. Panduan dan referensi terkait lainnya
I. Kunci Materi
222
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X
1 regu dapat yang menangani satu unit Dapur Umum dengan kapasitas maksimal sampai 500
orang, sekurang kurangnya terdiri dari :
a) Seorang Ketua Regu
b) Seorang Wakil Ketua Regu
c) Seorang penanggung jawab Tata Usaha
d) Seorang Penanggung Jawab Perlengkapan dan Peralatan
e) Seorang Penanggung Jawab Memasak
f) Seorang Penanggung jawab distribusi
g) Beberapa orang tenaga yang membantu terdiri dari unsur masyarakat didaerah bencana
dan sekitarnya
Tenaga
Dapur umum yang diselenggaakan PMI tenaganya adalah :
a. Anggota KSR dilatih secara khusus tentang Dapur Umum sebagai tenaga inti, dibantu oleh
anggota TSR / PMR dan masyarakat lainnya yang secara phisik dan mental memenuhi
syarat serta bersedia membantu dengan sukarela
b. Bekerja sama dengan berbagai kelompok organisasi/sosial kemasyarkatan lainnya atau
dengan keluarga dilokasi bencana.
Lokasi
Dalam menentukan lokasi Dapur Umum agar memperhatikan hal sebagai berikut :
l Letak dapur umum dekat dengan posko atau penampungan supaya mudah dicapai atau
dikunjungi oleh korban
l Higienis lingkungan cukup memadai
l Aman dari bencana
l Dekat dengan transportasi umum
l Dekat dengan sumber air
Pendistribusian
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pendistribusian makanan DU kepada korban bencana
antara lain :
l Distribusi dilakukan dengan menggunakan kartu distribusi
l Lokasi atau tempat pendistribusian yang aman dan mudah di capai oleh korban
l Waktu pendistribusian yang konsisten dan tepat waktu, misalnya dilakukan 2 kali sehari,
makan pagi/siang dilaksanakan jam 10.00-12.00 Wib, makan sore/malam jam 16.00-1700
Wib
l Pengambilan jatah seyogyanya diambil oleh Kepala Keluarga atau perwakilan sesuai
dengan kartu distribusi yang sah
l Pembagian makanan bisa menggunakan daun, piring, kertas atau sesuai dengan
pertimbangan aman, cepat, praktis dan sehat.
223
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X
Kartu Distribusi
Tanggal .........................
Petugas Distribusi
Lama Penyelenggaraan
lPenyelenggaraan Dapur Umum PMI dilaksanakan pada situasi jika tidak memungkinkan
diberikan bantuan bahan mentah.
lSampai dengan hari ke 3 adalah untuk memberikan bantuan makanan kepada seluruh korban
bencana yang dilaporkan.
lUntuk hari ke 4 s/d ke 7 pembrian bantuan makanan sudah dapat dimulai dengan selektif.,
bantuan makananhanya diberikan kepada korban yang benar-benar membutuhkan.
lApabila setelah 7 hari ternyata korban bencana belum dapat menjalankan fungsi sosialnya
seperti semula dan masih memerlukan bantuan , pemberian bantuan berikutnya diusahakan
dalam bentuk bahan mentah yang sesuai dengan prinsip bantuan PMI
lBantuan dari PMI diberikan dalam bentuk tahap darurat paling lama berlangsung selama 14
hari, jika situasi dan kondisi masih dalam keadaan darurat dan disertai dukungan sarana dana
yang memadai, atas permintaan dan sesuai kemampuan PMI, pemberian bantuan dapat
melampaui masa 14 hari tersebut
224
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X
MENU
Pengaturan menu disusun dengan memperhatikan
a. Memenuhi 4 sehat
1. Makanan Pokok
2. Lauk pauk
3. Sayur mayur
4. Buah-buahan
b. Biaya relatif murah, layak dan terjangkau
c. Dapat diterima baik orang dewasa maupun anak-anak
d. Disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat setempat
Praktek
Penyelenggaraan praktek Dapur Umum dialokasikan waktu 2 jam dari total jumlah jam materi Dapur
Umum atau untuk memantapkan dapat diberikan pada waktu-waktu khusus.
225
Panduan Fasilitator Dapur Umum / Modul X
226
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
Modul XI
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi
Memiliki pemahaman
l Memahami tentang
l Mampu dan trampil berkomunikasi
l
yang memadai tentang 7 fungsi dan peranan dengan stake holder dan
prinsip serta Logistik dalam situasi masyarakat baik internal maupun
mendesiminasikan bencana external.
gerakan PM/BSM dan Memahami fungsi dan
l Memiliki rasa sensitif gender dan
l
nilai-nilai kemanusiaan. manfaat distribusi budaya setempat.
Memiliki komitmen tinggi
l sebagai bagian Memiliki kemampuan leadership
l
untuk bekerja dalam pelayanan PMI.
gerakan Palang Merah. Memiliki kemampuan
l
Memahami visi dan misi
l dan keterampilan
PMI. serta teknik 5T.
Mampu melaksanakan
l Mengerti akan
l
mandat PMI. kebutuhan sarana
Memiliki kesadaran penuh
l /peralatan pendukung
terhadap organisasi dan Distribusi di lapangan.
tugas tugas PMI.
227
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
Jumlah Jam 5 X 45
228
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
A. Pokok Bahasan :
Pengantar Logistik
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
2 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, OHP/ LCD, Spidol, White board, Formulir Pergudang, Dokumentasi proses Logistik.
F. Metode :
Ceramah Informatif, Diskusi, Curah Pendapat, Energizer dan Tanya Jawab.
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang Pengalaman mereka dalam kegiatan
logistik.
l Fasilitator mengajak semua peserta untuk mendengarkan dan menyimak kegiatan
curah pendapat tersebut.
l Fasiliator mengarahkan peserta untuk menyimpulkan pengertian logistik berdasarkan
pengalaman peserta.
l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan tentang Definisi Logistik.
l Fasilitator menjelaskan dan menerangkan tentang Komponen-komponen Logistik PMI
l Fasilitator mengenalkan formulir-formulir yang digunakan dalam sistem pergudangan
PMI.
3. Rangkuman dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-
aspek terkait.
229
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
Jelaskan
l Definisi dari Logistik!
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan secara singkat tentang Komponen-komponen Logistik!
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan jenis-jenis formulir pergudangan!
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Referensi :
1. Kebijakan dan Renstra PMI di Bidang Logistik.
2. Kebijakan IFRC dalam bidang Logistik
3. Diktat dan Modul Pelatihan Logistik Dasar Logistik
4. Juklak Logistik Tanggap Darurat
5. Panduan ICRC
6. Panduan IFRC
I. Kunci Materi
Pengantar Logistik
Istilah Logistik pada mulanya sering digunakan untuk kepentingan gerakan Militer, yaitu
terkait dengan mobilisasi sejumlah besar personil, lengkap dengan peralatannya, secara
cepat dan pada waktu yang tepat ke tempat tujuan yang tepat;
Seiring dengan berkembangnya perindustrian di Eropa, maka istilah Logistik juga mulai
digunakan dalam kegiatan industri, yaitu :
l bagaimana memperoleh bahan baku industri dalam kualitas, kuantitas dan harga yang
baik, serta dari sumber bahan baku yang tepat;
l bagaimana memasarkan hasil industri dalam kualitas yang baik, kuantitas yang memadai,
dengan harga yang menguntungkan, secara cepat dan aman ke tempat pemasaran yang
tepat;
DEFINISI LOGISTIK
Logistik adalah mekanisme PENDUKUNG dalam rangka penyediaan barang dan jasa;
Logistik BUKAN merupakan program;
Logistik terlibat sejak dari AWAL untuk semua kegiatan;
Merupakan upaya untuk menyediakan sarana yang diperlukan untuk memperoleh Barang dan
Jasa :
230
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
Pelaporan.Distribusi
l Palang Merah Indonesia
231
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
BENCANA
KOORDINASI PB
Monitoring &
ASSESSMENT
Evaluasi
Relief Distribusi
RENCANA
OPERASI
232
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
A. Pokok Bahasan :
Pengantar Distribusi
B. Pokok Bahasan - 2 :
1. Prinsip-Prinsip Distribusi
2. Merencanakan Distribusi pada saat Bencana
3. Mengenal Formulir Distribusi PMI.
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
3 x 45 Menit
E. Media :
Flipchart, OHP/LCD, White board, Formulir Distribusi, Dokumentasi kegiatan Distribusi.
F. Metode :
Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Diskusi Kelompok, Latihan, studi kasus dan Tanya
Jawab.
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul ini.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pengalaman dalam kegiatan Distribusi.
l Fasilitator mengarahkan peserta untuk menyimpulkan definisi distribusi.
l Fasilitator menjelaskan tentang prinsip-prinsip Distribusi.
l Fasilitator menjelaskan tentang perencanaan dan tahap-tahap distribusi.
l Fasilitator menjelaskan tentang formulir-formulir distribusi PMI.
l Fasilitator memberikan kasus sederhana kepada peserta dalam kelompok, yang
berkaitan dengan logistik untuk latihan penggunaan formulir.
3. Rangkuman dan Evaluasi :
l Fasilitator menanyakan kembali kepada peserta mengenai Topik bahasan dan aspek-
aspek terkait.
233
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
Jelaskan
l pengertian distribusi PMI !
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan prinsip prinsip dalam pelaksanaan distribusi !
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan formulir-formulir yang digunakan dalam kegiatan distribusi !
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Referensi
1. Kebijakan dan Renstra PMI di Bidang Logistik.
2. Kebijakan IFRC dalam bidang Logistik
3. Diktat dan Modul Pelatihan Logistik Dasar Logistik
4. Juklak Logistik Tanggap Darurat
5. Panduan ICRC
6. Panduan IFRC
I. Kunci Materi
Relief Distribusi ( Operasi Distribusi ) adalah sebuah sistem yang dimulai dari penetapan
jumlah penerima bantuan yang disepakati dalam pembuatan Rencana Operasi hingga
penyaluran bantuan sampai ke tangan penerima bantuan. Dalam Relief Distribusi ada
beberapa konsep yang harus dipahami, yaitu identifikasi bantuan, prosedur penyaluran
bantuan, dan konsep dasar dalam konteks distribusi
IDENTIFIKASI BANTUAN
Bantuan dapat diidentifikasikan berdasarkan jenis dan prinsip. Jenis bantuan terdiri dari
bantuan pangan dan non pangan, bantuan air bersih dan sanitasi, bantuan penampungan,
serta bantuan kesehatan
234
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
Bantuan penampungan
l :
Bantuan penampungan tidak selalu diartikan membangun tenda penampungan, melainkan
juga dapat berarti menggunakan fasilitas bangunan yang masih ada untuk dijadikan
tempat penampungan. Termasuk di dalam bantuan penampungan adalah bantuan untuk
bahan pangan dengan mendirikan Dapur Umum
Bantuan kesehatan :
l
Bantuan kesehatan yang diberikan biasanya dalam bentuk Posko Kesehatan, pengobatan
dan obat-obatan gratis, ataupun penyediaan tenaga kesehatan
PRINSIP BANTUAN
PERTIMBANGAN DISTRIBUSI
PANCA TEPAT
lTepat waktu :
Dalam melakukan distribusi bantuan, ketepatan waktu adalah hal yang terpenting.
Bantuan yang berguna apabila diberikan pada waktu yang salah, maka akan kehilangan
kegunaannya. Selain itu juga, bantuan yang tepat waktu akan membantu mengurangi
tingkat penderitaan manusia
lTepat tempat :
Tepat tempat di sini dapat berarti pemilihan tempat distribusi yang tepat, dan dapat juga
berarti pemilihan barang distribusi yang tepat dengan tempatnya. Kedua terminologi ini
dapat berlaku, tergantung pada situasi dan kondisi penyertanya.
235
Panduan Fasilitator Logistik & Distribusi / Modul XI
lTepat sasaran :
Sasaran yang tepat dalam penyaluran bantuanadalah berpegang pada prinsip golongan
yang paling rentan ( most vulnerable people )
lTepat jumlah :
Jumlah yang tepat akan memperlancar aktifitas dan akan menghindarkan dari masalah
yang lebih besar lagi ( contoh : ketidakadilan ). Jumlah yang tepat tidak selalu harus
memberikan jumlah yang banyak ataupun berlebih pada masyarakat di lokasi darurat.
Namun sesuai dengan kebutuhan, berdasarkan pada sasaran yang dituju.
lTepat kualitas :
Tepat kualitas adalah memberikan barang bantuan dengan kualitas yang layak. Bukan
merupakan barang bantuan dengan kualitas tertinggi, namun juga bukan barang yang
tidak berkualitas.
Panca Tepat sangat berkaitan erat dengan akuntabilitas organisasi di masyarakat, pemenuhan
panca tepat akan semakin memperkuat kepercayaan masyarakat pada organisasi
236
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII
Modul XII
Panduan Fasilitator
Restoring Familly Links
Kompetensi Restoring Familly Links
Bagi KSR Dasar
Memiliki pemahaman
l Memahami tentang
l Mampu dan trampil berkomunikasi
l
yang memadai tentang 7 sejarah, fungsi dan dengan stake holder dan
prinsip serta peranan TMS. masyarakat baik internal maupun
mendesiminasikan Memiliki kemampuan
l external.
gerakan PM/BSM dan dan keterampilan Memiliki rasa sensitif gender.
l
nilai-nilai kemanusiaan. serta teknik dasar Mampu mengoperasikan media
l
Memiliki komitmen tinggi
l TMS. komunikasi dan informasi.
untuk bekerja dalam Memahami konsep dan
l
gerakan Palang Merah. strategi manajemen
Memahami visi dan misi
l penangan bencana PMI
PMI. (SOP Tanggap Darurat
Mampu melaksanakan
l Bencana PMI).
mandat PMI. mengerti akan
l
Memiliki kesadaran penuh
l kebutuhan TMS di
terhadap organisasi dan lapangan.
tugas tugas PMI.
Jumlah Jam 5 X 45
237
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII
A. Pokok Bahasan
Pengenalan & Dasar-Dasar TMS/RFL
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
5 x 45 Menit
F. Media :
Video, Whiteboard, Spidol, OHP/LCD, Flipchart, Quiz
G. Metode :
Diskusi , Ceramah Informatif, Curah Pendapat, Brainstorming, Sharing, Energizer dan Tanya
Jawab, Penugasan, Telaah Kasus
1. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator mengajak peserta brainstorming tentang akibat / dampak dari bencana
dan konflik terhadap manusia.
l Fasilitator menjelaskan Pokok Bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Sub pokok bahasan
Pengenalan terhadap TMS/RFL
l Fasilitator menjelaskan perlunya kegiatan TMS/RFL dalam situasi bencana, konflik,
penahanan, kebutuhan social lainnya.
l Fasilitator menjelaskan beberapa sarana TMS yang dapat digunakan
l Fasilitator menjelaskan peran PNS
l Fasilitator menyimpulkan perlunya kegiatan TMS
l Sub pokok bahasan
238
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII
Mengapa
l kita melakukan TMS / RFL
...........................................................................................
...........................................................................................
Apakah dasar hukum pelaksanaan RFL/TMS adalah
...........................................................................................
...........................................................................................
Apa yang dimaksud Berita Palang Merah/RCM?
...........................................................................................
...........................................................................................
Informasi apa saja yang harus ditulis dalam formulir permohonan
pencarian?
...........................................................................................
...........................................................................................
Mengapa TMS PMI diperlukan di Indonesia?
...........................................................................................
...........................................................................................
239
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII
H. Referensi
1. Pedoman TMS terbitan Markas Pusat PMI tahun 2004
2. Restoring Family Links, ICRC 1986
3. Terjemahan Konvensi Jenewa 1949
I. Kunci Materi
TMS / RFL ( Tracing and Mailing Srvice/Restoring Family Link) dilakukan untuk membantu
memulihkan hubungan keluarga bagi orang-orang yang kehilangan kontak akibat bencana,
konflik, penahanan dan situasi sosial lainnya.
Pemulihan Hubungan keluarga (Restoring Family Link/RFL) diantara anggota keluarga yang
terpisah akibat bencana dan konflik adalah salah satu kegiatan yang telah lama dibentuk ICRC
dan Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional. Untuk memulihkan hubungan
keluarga, ICRC berkerja sama dengan Perhimpunan Nasional Palang Merah se dunia.
Kegiatan TMS/RFL
l Mendata, memproses dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk identifikasi
l Menyampaikan Berita Palang Merah
l Mencari anggota keluarga yang hilang
l Menyatukan kembali anggota keluarga yang rentan
l Berusaha mendapatkan surat-surat resmi
Berita Palang Merah/RCM adalah berita yang dikirim melalui jaringan Palang Merah dan sifat
berita terbuka dan hanya berita mengenai keluarga.
Dalam situasi konflik dan bencana, pelayanan pos dan komunikasi seringkali terganggu bahkan
tidak berfungsi sama sekali. Hal ini berarti bahwa hubungan normal antara anggota keluarga
dan teman kemungkinan terganggu. Gerakan Palang Merah sebagai alat untuk memulihkan
kontak antara anggota keluarga yang terpisah. RCM digunakan agar antar anggota keluarga
yang terpisah akibat konflik atau bencana dapat selalu berkomunkasi baik melalui surat atau
peralatan lainnya.
Jaringan kerja Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Nasional mewakili suatu
altenatif jaringan kerja pelayanan pos secara global bilamana saluran komunikasi normal
terganggu.
240
Panduan Fasilitator Restoring Familly Links / Modul XII
Permohonan Pencarian
Adalah permohonan dari orang-orang yang khawatir mengenai keluarganya karena peristiwa
politik, militer atau bencana alam, sesudah mengusahakan semua usaha jalur komunikasi yang
ada, dan menyampaikan permohonan pencarian kepada Palang Merah, kemudian hal ini
menjadi kewajiban Perhimpunan Palang Merah dan atau KPP (CTA) untuk mengadakan suatu
usaha yang membawa pencarian tersebut kepada suatu akhir yang berhasil
Informasi informasi yang harus ditulis dalam formulir permohonan pencarian, adalah sebagai
berikut :
a. Data orang yang dicari (nama lengkap, umur, nama orang tua, pekerjaan, status, alamat
terakhir dan keterangan lainnya yang menyangkut perpisahan.
b. Data pencari (nama lengkap, umur, nama orang tua, alamat sekarang)
c. Hubungan antara pencari dan orang yang dicari
Pelayanan TMS/RFL PMI diperlukan di Indonesia, karena karena Indonesia sangat rawan
terhadap situasi becana darurat seperti yang pernah dialami beberapa tahun terakhir.
241
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
242
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
Modul XIII
Panduan Fasilitator
Pendekatan Berbasis Masyarakat
Kompetensi Pendekatan Berbasis Masyarakat
Bagi KSR Dasar
Kompetensi Inti :
Anggota PMI mengetahui konsep dasar pendekatan berbasis masyarakat dan tehnik dasar
penyuluhan
243
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
244
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
A. Pokok Bahasan I :
Pengertian dan Konsep Pendekatan Berbasis Masyarakat
B. Tujuan Pembelajaran :
C. Waktu :
2 x 45 Menit
D. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol, Pamflet/brosur kegiatan PMI berbasis masyarakat
E. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab dan Diskusi kelompok
F. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan materi pendekatan berbasis
masyarakat pada peserta pelatihan.
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator memberi bahan diskusi kepada peserta selaku anggota masyarakat apa yang
terjadi jika masyarakat pasif terhadap kondisi lingkungan, ekonomi dan kesehatan
sekitarnya dan pendekatan yang bagaimana sehingga masyarakat memliki sense of
belonging yang tinggi serta mampu dan mau melaksanakan kegiatan tersebut
l Fasilitator menampung hasil diskusi dan menjelaskan program yang menggunakan
pendekatan berbasis masyarakat
l Fasilitator menjelaskan kebijakan PMI dalam melaksanakan kegiatan yang berbasis
masyarakat, ruang lingkupnya, dan tahapan dalam pelaksanaan kegiatan yang berbasis
masyarfakat
l Fasilitator memberikan contoh program PMI yang berbasis masyarakat serta
menjelaskan program tersebut secara singkat
3. Rangkuman :
l Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang
disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
245
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
Apa
l pengertian , tujuan dan sasaran kegiatan berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan kegiatan yang
berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan lingkup kegiatan PMI yang berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan tahapan pelaksanaan kegiatan yang berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan kegiatan PMI yang berbasis masyarakat?
...........................................................................................
...........................................................................................
G. Referensi :
1. Panduan CBDP, ICBRR, CBFA
2. Visi dan Misi PMI
3. brochure dan leaflet program PMI yang berbasis masyarakat
4. referensi lain yang mendukung
I. Kunci Materi
Kemitraan
Program berbasis masyarakat hanya akan berhasil optimal bila ada kemitraan, dan
partisipasi yang sangat tinggi dari semua komponen yang ada di sektor masyarakat,
pemerintah maupun institusi / LSM lainnya. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dalam
hal ini tidak hanya diarahkan pada penyediaan dana, material dan tenaga, namun juga
dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasianya, termasuk sustainabilitas
program. Memperkuat kemitraan dan partisipasi dimaksudkan juga membina komunikasi,
koordinasi dan kerjasama dari berbagai disiplin dan profesi terkait seperti meteorologis,
pekerja pengembangan masyarakat, praktisi kesehatan ekonom, biolog, medis/
paramedis, geolog, pekerja sosial, insinyur, konselor, guru dan sebagainya.
246
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
Advokasi
Program berbasis masyarakat sangat memerlukan upaya advokasi, sosialisasi, dan
kolaborasi dari semua pihak yang berkepentingan dengan upaya memecahkan
permasalahan yang ada di masyarakat. Advokasi pada pihak-pihak internal PMI (seperti
staff, Pengurus, relawan dan para pelatih) maupun pihak-pihak eksternal (seperti
Pemerintah, Bakornas, Satkorlak, Satlak PB, LSM, Badan, dinas, masyarakat dan instansi
lainnya) sangat menentukan pelaksanaan program maupun keberlangsungannya. Upaya
advokasi ini diharapkan dapat membina komunikasi dan kerjasama sama yang sangat kuat
dalam mencapai tujuan program.
Pemberdayaan
Program berbasis masyarakat diharapkan dapat menurunkan tingkat kerentanan
masyarakat dilaksanakan dengan memberdayakan kapasitas masyarakat. Tumbuhnya
ketidakpastian situasi lingkungan, fisik, sosial, ekonomi dan politik menyebabkan warga
dan masyarakat lainnya menjadi sangat rentan terhadap bahaya dan dampak bencana. Hal
ini memerlukan banyak upaya bagaimana masyarakat dapat diberdayakan kapasitasnya
melalui pengorganisasian / mobilisasi masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana,
penyadaran sosial dan ekonomi, penyadaran lingkungan, pendidikan / pelatihan dan
sejenisnya.
Analisis
Pelaksanaan Program yang berbasis masyarakat harus berdasarkan hasil pengenalan
situasi, dan analisis internal dan eksternal secara mendalam tentang kondisi riil
masyarakat. Masyarakat harus diajak untuk mengenali situasi lingkungannya. Setelah itu,
mereka harus diajak untuk menganalisis internal dan eksternal untuk mengetahui
permasalahan yang ada , sekaligus penyebab dari permaslahan itu sendiri.
Hasil analisis yang dilakukannya oleh masyarakat itu sendiri, diharapkan dapat membuat
masyarakat menjadi sadar, bahwa ada hal-hal yang memicu kerentanan mereka yang
mereka buat sendiri atau karena lebih disebabkan karena faktor eksternal. Mereka sadar
bahwa mereka mestinya dapat mengatasi kerentanan tersebut, asal mereka melakukan
upaya-upaya penurunan tingkat bahaya, risiko dan dampak yang terjadi.
Swadaya
Program berbasis masyarakat menggunakan pendekatan Bottom Up, bukan Top Down.
Sebagai yang berbasis pada masyarakat, maka keberhasilan pelaksanaannya sangat
bertumpu pada swadaya masyarakat sendiri. Dalam artian, menggunakan sumber-sumber
daya, potensi, dan komponen-komponen yang telah dimiliki oleh masyarakat. Mulai proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, masyarakat harus diberikan peran
utama. Dalam proyek mitigasi misalnya, harus memanfaatkan tenaga masyarakat,
sumber-sumber material, infrastruktur serta fasilitas yang ada. Peranan pihak eksternal
adalah menfasilitasi dan menambahkan sumber-sumber yang belum ada, yang pada
akhirnya sepenuhnya akan diserahkan pengelolaannya pada swadaya masyarakat.
247
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
Integrasi
Program berbasis masyarakat mengintegrasikan model, instrument, metode, pendekatan
dan strategi dengan pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang telah dimiliki oleh
masyarakat setempat. pada ummnya masyarakat memiliki pengetahuan tersendiri dalam
menghadapi permaslahan yang ada baik yang rasional maupun yang irasional. Dan program
ini mengintegrasikan berbagai pola dari berbagai sumber namun tetap terintitusioan
dalam pola dan tananan kehidupan masyarakat setempat.
Terfokus
Program berbasis masyarakat harus menfokus pada pemenuhan kebutuhan utama
masyarakat , serta benar-benar memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi
masyarakat. Untuk itu, Program ini memerlukan pemrograman sistem, prosedur dan
pedoman operasional serta pelibatan penuh masyarakat secara fisik, mental dan
emosional. Maksud diperlukannya pemprograman sistem, prosedur dan pedoman
operasional adalah untuk memastikan efisiensi dan pemanfaatan sumber-sumber daya
seperti dana, waktu, material, informasi dan teknologi yang benar-benar terfokus pada
tujuan riil.
Aksi nyata
Program berbasis masyarakat mengarahkan keinginan dan komitment semua pihak, baik
PMI, masyarakat dan Pemerintah ke dalam aksi nyata yang lebih kongkret sesuai dengan
tugas dan tanggungjawabnya masing-masing.
Sustainabilitas
Program berbasis masyarakat merupakan program yang tidak hanya memfokus kebutuhan
jangka pendek, namun lebih dari itu harus pula berorientasi untuk jangka panjang. Hasil-
hasil yang dicapai serta semua elemen yang mendukung seperti strategi, pendekatan,
model, instrument dan metode yang digunakan harus di institusionalkan dari generasi ke
generasi berikutnya, agar mereka dapat menjaga, merawat dan mengembangkan program
yang telah dilaksanakan. Sustainabilitas juga berarti bagaimana masyarakat pada
akhirnya dapat mengambil alih secara mandiri tanggungjawab atas kegiatan-kegiatan di
wilayah program tersebut tanpa lagi bergantung pada pihak pendonor maupun fasilitator
dari luar.
2. Kebijakan PMI dan IFRC dalam mengembangkan program yang berbasis masyarakat
Dalam
l Rencana Strategi Menejemen Bencana 2004 2009, salah satu kebijakan yang
terkait dengan program berbasis masyarakat adalah Melaksanakan kesiapsiagaan di
dalam penanganan bencana dan konflik yang berbasis pada masyarakat dan
Menggerakkan generasi muda dan masyarakat dalam tugas-tugas kemanusiaan.
Untuk
l melaksanakan kebijakan tersebut diatas, PMI Pusat, Daerah dan Cabang
bekerjasama dengan masyarakat dan stakeholder lainnya, khususnya IFRC dan PNS
mengembangkan Program yang berbasis masyarakat di beberapa wilayah yang rawan
bencana.
248
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
Seleksi Area :
Assessment TAHAPAN BERBASIS MASYARAKAT
Realisasi
Baseline, KAP dan perencanaan
HVRC Survey Penyadaran
partisipatif 3 masyarakat
4
Mobilisasi
Masyarakat 1
Perencanaan Partisipatif
Berbasis Masyarakat
HVRC
Mapping
249
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
250
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
A. Pokok Bahasan II :
Tekhnik Penyuluhan
B. Tujuan Pembelajaran :
C. Waktu :
3 x 45 Menit
D. Media :
Flipchart, Kertas Koran, LCD dan gambar-gambar penyuluhan
E. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat, Tanya Jawab, Diskusi kelompok dan Role Play
F. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer.
l Fasilitator memperkenalkan diri dan menjelaskan materi yang akan disampaikan
l Fasilitator melempar pertanyaan Apakah Penyuluhan itu? untuk merangsang peserta
dalam memahami materi
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator merangkum dan menjelaskan pengertian dari Penyuluhan dari jawaban
peserta
l Fasilitator memberi bahan diskusi metode penyuluhan kepada masyarakat kepada
peserta
l Fasilitator merangkum hasil diskusi dan menjelaskan metode yang digunakan dalam
penyuluhan kepada masyarakat
l Faslitator menerangkan prinsip dasar penyuluhan kepada masyarakat
l Fasilitator membagi kelompok dan menunjuk sebagian peserta sebagai fasilitator dan
sebagaian menjadi masyarakat
3. Rangkuman :
l Fasilitator bersama peserta menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang
disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
251
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
Apa
l pengertian Penyuluhan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan metode penyuluhan kepada masyarakat yang efektif ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan prinsip dasar penyuluhan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
G. Referensi :
1. Panduan CBDP, ICBRR, CBFA
2. Penyuluhan (Counseling) Ghalia Indonesia
3. referensi lain yang menunjang pokok bahasan ini
I. Kunci Materi
a. Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan adalah penyampaian pesan kepada masyarakat agar mereka tahu, mau dan
mampu melaksanakan isi pesan dalam suasana hubungan tatap muka antara dua
kelompok. Kelompok atau individu yang menyampaikan pesan disebut penyuluh dan yang
menerima pesan disebut klien.
Seringkali disebutkan bahwa penyuluhan adalah suatu metode dari bimbingan dengan
demikian keberhasilan bimbingan tersebut ditentukan bagaimana penyuluhan itu
dilakukan. Untuk dapat melakukan penyuluhan yang baik penyuluh dituntut untuk
menguasai pengetahuan tentang isi pesan yang akan disampaikan serta menguasai
keterampilam melaksanakan penyuluhan
b. Metode Penyuluhan
Beberapa metode yang bisa dilaksanakan dalam melaksanakan penyuluhan antara lain
l Penyuluhan dengan memperlihatkan gambar
Penyuluh memperlihatkan gambar yang kontradiktif yaitu gambar jika isi pesan
dilaksanakan dan gambar jika isi pesan tidak dilaksanakan sehingga klien dapat melihat
langsung dampak dari pesan tersebut. Atau penyuluh memberikan gambar yang
merupakan urutan suatu kegiatan dan klien diminta untuk mengurutkan gambar
tersebut sehingga menjadi suatu pesan yang disampaikan
l Penyuluhan dengan permainan/simulasi/peragaan
Penyuluh memberikan permainan/simulasi/peragaan yang berkaitan dan berhubungan
dengan isi pesan sehingga klien dapat lebih cepat menangkap maksud dari pesan
tersebut
l Penyuluhan dengan belajar sambil mengerjakan praktek
Penyuluh menjelaskan isi pesan secara terperinci dan selanjutnya bersama-sama klien
mempraktekkan isi pesan tersebut sehingga klien dapat paham dan mengerti apa yang
telah disampaikan
252
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
253
Panduan Fasilitator Pendekatan Berbasis Masyarakat / Modul XIII
254
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
Modul XIV
Panduan Fasilitator
Kepemimpinan
Kompetensi Kepemimpinan
Bagi KSR Dasar
lMemiliki kemampuan
bekerja dalam tim.
255
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
Silabus Kepemimpinan
Bagi KSR Dasar
256
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
A. Pokok Bahasan :
Kepemimpinan
B. Subpokok Bahasan :
Konsep Kepemimpinan
C. Tujuan Pembelajaran :
Setelah proses pembelajaran Sub Pokok Bahasan ini, peserta diharapkan mampu :
lMengetahui dan memahami prinsip prinsip kepemimpinan.
l Mengetahui dan memahami tentang hakekat kepemimpinan, tipe tipe
kepemimpinan dan gaya kepemimpinan.
D. Waktu :
2 x 45 Menit
E. Media :
LCD/OHP, flipchart board, bahan presentasi, perangkat alat tulis
F. Metode :
Ceramah, curah pendapat, diskusi, permainan
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan energizer manage the change.
Cara permainan :
1) Bagi peserta menjadi kelompok kelompok. Masing masing kelompok terdiri dari 6
12 orang.
2) Setelah terbentuk, fasilitator meminta kelompok pertama maju ke depan.
3) Kemudian fasilitator memberi perintah agar kelompok tersebut membentuk
formasi. Formasi pertama adalah lingkaran, kemudian bintang, segi empat,
jembaran, dan formasi lainnya tergantung fasilitator dengan mempertimbangkan
tingkat kesulitan membuat formasi yang lebih tinggi. Tentukan sampai lima formasi.
4) Setiap perubahan formasi harus menunggu aba aba fasilitator dan dalam perubahan
formasi, peserta tidak boleh bertanya kepada fasilitator.
5) Setiap satu formasi terbentuk, fasilitator mencatat waktu yang dicapai kelompok
untuk menyelesaikannya.
6) Setelah selesai satu kelompok, lanjutkan dengan kelompok lain sampai semua
kelompok mendapat giliran.
257
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
3) Kiat apa yang harus dilakukan kelompok supaya bisa membuat formasi dengan cepat
dan benar ?
4) Siapa yang seharusnya memimpin kelompok ?
5) Dalam keadaan khusus, apa yang sebaiknya dilakukan pemimpin untuk
mengendalikan anggotanya ?
Fasilitator
l kemudian melanjutkan sessi dengan menjelaskan tentang prinsip prinsip
kepemimpinan.
Fasilitator
l mengajak peserta untuk berdiskusi dengan topik fungsi kepemimpinan.
Langkah diskusi :
1) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok. Sebaiknya tidak lebih dari 3 kelompok.
2) Minta kepada kelompok untuk mendiskusikan tentang fungsi fungsi kepemimpinan.
3) Selanjutnya minta kepada masing masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya dan beri kesempatan kelompok lain untuk menanggapinya.
4) Apabila terjadi perbedaan pendapat, biarkan saja karena fasilitator akan
mengklarifikasi pada saat presentasi selanjutnya.
Selanjutnya
l fasilitator menjelaskan tentang hakekat, tipe dan gaya kepemimpinan.
Pada saat menjelaskan materi ini, fasilitator sekaligus menjelaskan tentang makna
permainan manage the change dan klarifikasi hasil diskusi.
4. Penutup :
Fasilitator
l menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.
Fasilitator menutup penyajian materi dan mengucapkan terima kasih.
l
Apa
l yang dimaksud dengan kepemimpinan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan tipe tipe kepemimpinan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan beberapa gaya kepemimpinan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Tipe kepemimpinan apa yang paling baik ?
...........................................................................................
...........................................................................................
H. Referensi :
258
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
I. Kunci Materi
3. Perilaku kepemimpinan :
a. Mengarahkan tinggi & mendorong rendah, adalah gaya kepemimpinan yang sangat
banyak prilaku mengarahkan atau memberi perintah dan sangat kurang menumbuhkan
dukungan dan dorongan semangat.
b. Mengarahkan tinggi & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat rinci dalam
memberikan perintah dan mengawasi, namun juga akomodatif terhadap pendapat
bawahan dan menuntut hasil kerja maksimal.
c. Mengarahkan rendah & mendorong tinggi, adalah pemimpin yang sangat jarang
memberikan arahan namun memotivasi bawahan secara maksimal serta melibatkan
bawahan dalam pengambilan keputusan.
d. Mengarahkan rendah & mendorong rendah, adalah gaya pemimpin yang melimpahkan
semua keputusan, tanggungjawab dan wewenangnya kepada bawahan.
4. Gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan sangat bergantung pada perilaku anggota
atau bawahan dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
Berikut beberapa gaya kepemimpinan yang perlu dikembangkan dikaitkan dengan perilaku
anggota atau bawahan :
259
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
Pemimpin perlu melakukan komunikasi dua arah, mendengarkan dan aktif memberikan
semangat dan dorongan tapi sedikit saja memberikan arahan.
5. Tidak ada satupun gaya kepemimpinan terbaik, para pemimpin yang berhasil adalah
mereka yang mampu menyesuaikan diri dengan situasi.
260
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
A. Pokok Bahasan
Kepemimpinan
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
2 x 45 Menit
E. Media :
LCD/OHP, flipchart, bahan presentasi, Media simulasi
F. Metode:
Ceramah, Curah pendapat, Diskusi, Simulasi
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator menjelaskan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran dalam modul.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator memfasilitasi proses pemahaman peserta terhadap sub pokok bahasan
dengan simulasi sbb:
Simulasi 1:
1) Peserta dibagi menjadi saling berpasangan dan dijelaskan bahwa permainan akan
dilakukan dalam dua babak.
2) Babaik pertama, setiap pasangan duduk saling membelakangi. Yang satu memegang
kertas dan pena, dan yang satu lagi memegang sebuah gambar.
3) Peserta yang memegang gambar meminta rekannya untuk menggambar sesuai dengan
gambar yang dia pegang tapi tidak boleh memperlihatkan gambar tersebut dan yang
menggambar tidak boleh bertanya pada rekannya.
4) Setelah selesai, hasil kerja dikumpulkan dan dilanjutkan pada babak berikutnya.
5) Pasangan kembali duduk saling membelakangi dengan pembagian peran sama dengan
di babak pertama, namun kali ini yang bertugas menggambar boleh bertanya pada
rekannya yang memegang gambar.
6) Lalu bandingkan hasil gambar pada babak pertama dengan gambar pada babak kedua.
7) Setelah selesai, diskusikan :
a) Bagaimana hasil gambar 1 dan 2 ?
b) Bagaimana komunikasi terjalin sebelum, selama dan setelah proses kegiatan
berlangsung ?
c) Apa kesulitan yang dihadapi selama proses kegiatan berlanngsung dan bagaimana
cara menyelesaikannya ?
261
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
Simulasi 2
MENARA
(Bahan yang diperlukan adalah sedotan dan selotip)
H. Referensi :
1. Modul Pelatihan Kepemimpinan PMI
2. Manual Kepemimpinan KSR
3. Referensi referensi yang relevan.
I. Kunci Materi
1. Komunikasi adalah :
a. Proses penyampaian pesan dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan
(penerima pesan) dan pesan yang disampaikan harus diterima dan dimengerti.
b. Proses untuk melakukan dan menerima informasi, pengaruh, mekanisme, perubahan
serta alat untuk mendorong dan mempertinggi motivasi dan merupakan
perantara/sarana yang memungkinkan organisasi untuk mencapai tujuan.
c. Proses penyampainan pikiran, perasaan atau kemauan oleh seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan lambang tertentu yang bermakna sama bagi kedua belah
pihak.
2. Bentuk komunikasi :
a. Komunikasi verbal, yaitu komunikasi yang menggunakan lambang bahasa, baik bahasa
lisan maupun tulisan.
b. Komunikasi non verbal, adalah komunikasi yang disampaikan melalui gerak gerik
(gestures), sikap (postures), ekspresi muka (facial expression) dan lain lain.
3. Hambatan yang dapat terjadi pada proses komunikasi antara lain disebabkan oleh sifat
egois, emosional, hubungan yang tidak serasi, pengalaman masa lalu, lingkungan yang
tidak mendukung, perbedaan status sosial, perseteruan, kharisma, pembelaan diri dan
stigma.
4. Kerja sama dapat terjalin jika banyak pihak yang memiliki kemampuan dan ikut bekerja
dalam mencapai tujuan.
Bekerja sama tidak sama dengan sama sama kerja . Pengertian dan ketrampilan kerja
sama sangat perlu dipahami oleh masing masing pihak yang terlibat dalam suatu
pencapaian tujuan.
262
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
Setiap pihak yang terlibat harus mampu berdaya cipta agar dapat mengembangkan
kerjasama diantara semua pihak yang mengambil bagian dalam program atau kegiatan.
5. Beberapa hal yang dapat mendukung terjalinnya kerjasama :
a. Masing masing pihak harus sadar dan mengakui kemampuan masing masing. Karena
mustahil dapat terjalin kerja sama yang mantap kalau ada pihak yang meragukan
kemampuan pihak lain.
b. Masing masing pihak yang akan kerja sama harus mengerti dan memahami masalah
yang dihadapi.
c. Masing masing pihak yang bekerjasama harus cukup mampu dan berkesempatan saling
berkomunikasi sehingga akan lebih memperjelas masalah dan kemampuan yang dimiliki
oleh masing masing pihak.
d. Kesadaran dan pengakuan terhadap kemampuan masing masing harus menimbulkan
kepekaan kepada semua pihak dan bersedia saling berbagi.
e. Meskipun semua pihak harus memberi sesuai dengan kemampuan, tetapi agar
semuanya dapat berdayahasil dan berhasilguna, perlu ada pengaturan atau koordinasi
yang baik.
6. Motivasi adalah penggerak batin yang mendorong seseorang untuk berbuat. Memotivasi
berarti menimbulkan dorongan, minat, kesediaan dan tekad pada diri seseorang untuk
berbuat.
7. Pemberian motivasi dapat dilakukan antara lain dengan :
a. Memberikan penghargaan, baik fisik maupun non fisik.
b. Memberikan perhatian yang tulus, pujian, melibatkan partisipasi yang utuh,
kepercayaan yag lebih besar, keterbukaan, kekeluargaan dll.
c. Menciptakan persaingan yang sehat, mengendalikan konflik, iklim kerja yang kondusif.
d. Memberikan kesempatan mengembangkan diri dan kapasitas.
263
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
264
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
A. Pokok Bahasan
Kepemimpinan
B. Subpokok Bahasan :
Praktek kepemimpinan
C. Tujuan Pembelajaran :
D. Waktu :
6 x 45 Menit
E. Media :
Peralatan/ perlengkapan untuk permainan luar ruangan (outbound) sesuai kebutuhan.
F. Metode:
Permainan, Outbound
G. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Fasilitator memperkenalkan diri.
l Fasilitator menjelaskan tentang alur pelaksanaan kegiatan outbound.
l Fasilitator menjelaskan tujuan kegiatan outbound.
2. Kegiatan Belajar :
l Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan puzzle
Cara permainan :
1) Bagikan potongan gambar tertentu kepada peserta. Masing masing peserta
memegang satu potongan. Sebaiknya fasilitator menyiapkan beberapa gambar yang
kemudian dipotong potong dan dibagi secara acak kepada peserta.
2) Minta kepada peserta untuk mencari potongan gambar lainnya sampai membentuk
gambar yang lengkap. Orang orang yang berhasil membentuk gambar lengkap
diminta saling berkenalan dan kemudian bergabung dalam satu kelompok. Salah
satu dari mereka kemudian memperkenalkan anggota kelompoknya.
265
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
Fasilitator mengajak peserta pada permainan berikutnya, yaitu balap hula hop
l
Cara permainan :
1) Bagi peserta menjadi 2 3 kelompok.
2) Minta kepada masing masing kelompok untuk membuat lingkaran dan saling
berpegangan tangan.
3) Bagikan kepada masing masing kelompok 1 buah hula hop dan minta kepada salah
satu anggota masing masing kelompok untuk menyelengpangkan hula hop
dibadannya.
4) Dengan aba aba dari fasilitator minta kepada masing masing kelompok untuk
memindahkan hula hop antaranggota kelompok secepatnya sampai hula hop
kembali pada orang pertama. Kegiatan ini dilakukan tanpa saling melepaskan
pegangan tangan.
Setelah
l semua kegiatan permainan selesai, maka seluruh peserta berkumpul.
Selanjutnya fasilitator memfailitasi diskusi untuk mendapat umpan balik dari makna
dan manfaat permainan tersebut (de briefing).
266
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
Fasilitator
l menyimpulkan materi yang telah disampaikan dan memberikan
kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan umpan balik.
Sebelum mengakhiri semua kegiatan, fasilitator mengajak peserta untuk melakukan
l
permainan terakhir yaitu pelukan hening, dengan cara permainan sebagai berikut :
1) Setiap orang berdiri dan membentuk lingkaran sambil berpegangan tangan,
termasuk fasilitator.
2) Fasilitator kemudian menyampaikan pengantar yang dapat menggugah emosi.
3) Setelah selesai setiap anggota kelompok saling berpelukan dengan teman dan
fasilitator.
4) Biarkan emosi dan perasaan mengalir melalui bahasa non verbal.
5) Setelah selesai, kembali dalam lingkaran. Bertepuk tangan dan berteriak sekeras
mungkin.
6) Akhiri seluruh proses dengan semangat dan kegembiraan.
H. Referensi :
1. Buku buku panduan kegiatan outbound.
1. Permainan puzzlee
Waktu :
Alat : Gambar di kertas karton dan dipotong potong sesuai kebutuhan.
Tujuan : Peserta saling mengenal.
267
Panduan Fasilitator Kepemimpinan / Modul XIV
Alat : drum minyak dan papan kayu. Jumlah disesuaikan dengan jumlah
kelompok dan jarak/lebar yang disiapkan.
Tujuan : Membina kerja sama, perencanaan, pemecahan masalah,
pengendalian emosi dan followership.
268
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Modul XV
Panduan Fasilitator
Air dan Sanitasi (WATSAN)
Kompetensi WatSan
Bagi KSR Dasar
Kompetensi Inti:
Mampu memahami konsep dasar pelayanan WatSan pada situasi normal dan bencana
sebagai bagian dari pelayann PMI
269
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Silabus WatSan
Bagi KSR Dasar
c. Pelayanan b. Mengetahui
Fase Darurat kegiatan apa
yang harus
dilakukan
pelayanan
watsan fase
darurat
d. Penyakit c. Mengetahui
Yang jenis-jenis
berhubungan penyakit yang
dengan berhubungan
WatSan dengan watsan
e. Jenis d. Mengetahui
fasilitas jenis dan
watsan fasilitas WatSan
lisolasi/
perekat
lpeniti,
jarum
isolasi/
perekat
c. Tujuan PHAST c. Memahami
tujuan PHAST
270
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
A. Pokok Bahasan - 1 :
Pengantar Pelatihan Air dan Sanitasi Kondisi Bencana
B. Tujuan Pembelajaran :
C. Waktu :
2 x 45 Menit
D. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol
E. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.
F. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Mengawali sessi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan
energizer.
l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pelatihan
2. Kegiatan Pembelajaran :
l Fasilitator mengajak perserta curah pendapat tentang keperluan air dan sanitasi dalam
situaisi bencana
l Fasilitator merangkup pendapat peserta dan memberikan klarifikasi tentang air dan
sanitasi dengan memberikan penjelasan sesuai referensi.
l Fasilitator menjelaskan kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase
darurat, jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan, jenis dan fasilitas
WatSan
l Fasilitator mengajak tanya jawab dan memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
dan atau masalah-masalah yang meuncul berkaitan dengan materi
3. Rangkuman :
l Fasilitator bersama pembelajar menarik kesimpulan tentang Pokok Bahasan yang
disajikan, mengacu pada Tujuan Pembelajaran.
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana
memotivasi diri dalam proses pembelajaran
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi
271
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Jelaskan
l Latar belakang diperlukan Air dan Sanitasi pada saat bencana?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan Kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan watsan fase
darurat ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Jelaskan jenis-jenis penyakit yang berhubungan dengan watsan ?
...........................................................................................
...........................................................................................
Sebutkan jenis dan fasilitas WatSan?
...........................................................................................
...........................................................................................
Bacalah buku-buku yang terkait dengan Air dan Sanitasi. Catat beberapa point
yang relevan dengan materi ini. Gunakan hal tersebut sebagai referensi
tambahan.
H. Referensi :
1. Pokok-Pokok Kebijakan dan Rencana Strategis PMI 2004 - 2009
2. The Sphere Project (2004) Humanitarian Charter and Minimum Standards in Disaster
Response
3. WEDC (2002) Emergency Sanitation: Assessment and Programme Design, Loughborough
University, UK
I. Kunci Materi
Memahami tujuan dan latar belakang diperlukan pelayanan Air dan Sanitasi pada saat bencana
272
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Mengetahui kegiatan apa yang harus dilakukan pelayanan air dan sanitasi fase darurat
Apa yang harus dilakukan dalam kegiatan Air dan Sanitasi pada fase Bencana?
Untuk mengurangi resiko dari bencana yang ditimbulkan, hal yang dilakukan dalam kegiatan
air dan sanitasi adalah :
273
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
2. Pembuangan tinja
Pembuangan tinja yang aman dapat mengurangi resiko penyakit yang ditimbulkan baik
langsung atau tidak langsung, penyediaan saran yang tepat adalah satu dari beberapa respon
kedaruratan yang paling penting untuk menjamin martabat, kemanan, kesehatan, dan
kesejahteraan penduduk.
3. Pengendalian vektor
Vektor adalah suatu agent/penyebab pembawa penyakit, dan salah satu penyakit yang
ditimbulkan disituasi bencana adalah melalui vektor yang tidak terkontrol.
Contoh Vektor/hama dan Jenis penyakit yang ditimbulkan :
Tempat
No. Vektor/Hama perkembangbiakan Penyakit
1. Nyamuk Air tergenang Malaria, DBD, Filariasis
2. Lalat, Kecoa Sampah Diare
3. Kutu (Mites) Handuk, air yang Scabies
kotor, tempat tidur
yang kotor
4. Tikus Sampah Salmonella,
leptospirosis
Semua penduduk memahami yang beresiko dari penyakit yang ditularkan melalui vektor
memahami cara penularan dan metode yang mungkin digunakan untuk mencegahnya.
274
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Fluids = Cairan
Fields = Lapangan
Flies = Lalat
Finger = Jari tangan
Food = Makanan
Feces= Tinja
4. Manajemen Sampah
Pada saat bencana sering dijumpai kondisi sanitasi yang buruk, seperti : sering
ditemukannya puing-puing, sampah-sampah dan jenis limbah lainnya yang berserakan
akibat bencana yang ditimbulkan. Hal tersebut akan menjadi masalah kesehatan.
Pengertian Sampah :
Sampah adalah semua benda yang sudah tidak terpakai lagi baik yang berasal dari rumah
maupun, proses industri, sampah rumah sakit.
275
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
5. Drainase
Pada situasi bencana, salah satu masalah bidang sanitasi adalah pada Drainase/saluran air
yang rusak atau tidak diperhatikan, hal ini bisa dilihat dari tercemarnya air permukaan di
lokasi pengungsi yang berasal dari limbah rumah tangga atau titik-titik distribusi air,
kebocoran jamban, got, air hujan ait banjir.
Pengertian Drainase
Drainase adalah saluran air, tujuannya mengalirkan air dengan membuat saluran untuk
menghindari genangan yang merupakan sarang pekembangbiakan veltor/pembawa
penyakit.
6. Penyuluhan Kesehatan
Tujuan dari penyuluhan adalah untuk mengajak masyarakat dan memberikan kesadara dalam
pentingnya kesehatan pribadi dan kesehatan lingkungan. Perilaku masyarakat yang
berhubungan dengan kebersihan mencakup: penggunaan/ pemeliharaan jamban/ kebiasaan
mencuci tangan dengan sabun/ pengumpulan dan penyimpanan air yang tidak bersih/ memasak
makanan yang tidak bersih.
276
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Drainage Excreta-related
ilnesses caused by
helminths, tapeworms
Fly screen
Ventilation Ventilation
Sunny
side
Reinforced
slab
Squatting slab
Reinforced
lining to Reinforced
prevent lining to
collapse prevent
(impervious) collapse
(impervious)
Reinforced
concrete or Pit
according to
A local custom
(e.g. wood lattice) B
277
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Keterangan :
l Jamban Siram (a)
l Jamban Siram dengan dua lubang (b)
l Jamban Cubluk (c)
l Jamban Septic tanks (Jamban ViP) (d)
(a)
(b)
(c)
(d)
278
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
A. Pokok Bahasan-2 :
Pengantar Pelatihan Air dan Sanitasi Kondisi Normal (Pendekatan PHAST)
(PHAST=Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation perubahan perilaku
kebersihan diri dan kesehatan lingkungan dari yang buruk menjadi baik )
B. Tujuan Pembelajaran :
C. Waktu :
2 x 45 Menit
D. Media :
Flipchart, Slide OHP/LCD, Spidol
E. Metode :
Ceramah, Curah Pendapat,Tanya Jawab, Diskusi kelompok.
F. Proses Pembelajaran :
1. Pengantar :
l Mengawali sesi perkenalan, fasilitator mengajak pembelajar untuk melakukan
energizer.
l Fasilitator menjelaskan tujuan umum dan hasil yang diharapkan dari pelatihan
2. Kegiatan Pembelajaran :
a. Pengertian pendekatan partisipatif
l Fasilitator meminta peserta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 5 8 orang
l Fasilitator memberikan sebuah cerita analogi tentang monyet dan ikan serta
nelayan dan pak guru yang akan di diskusikan oleh peserta selama 10 20 menit.
l Setelah selesai diskusi masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya
dan dilanjutkan dengan tanya jawab.
l Setelah selesai fasilitator akan merangkum hasil diskusi dan menyampaikan
pengertian tentang pendekatan partisipatif
b. Pengertian PHAST
l Fasilitator meminta peserta untuk memberikan gambaran yang diketahuinya
mengenai pendekatan partisipatif
l Fasilitator menuliskan dan merangkum pendapat peserta
l Fasilitator menjelaskan pengertian pendekatan partisipatif
l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang
pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi
c. Tujuan PHAST
l Fasilitator menjelaskan mengenai tujuan PHAST
l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang
pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi
d. Tahapan PHAST
l Fasilitator menjelaskan kepada peserta mengenai tahapan-tahapan PHAST
l Fasilitator mencari umpan balik pemahaman peserta dengan mengundang
pertanyaan dan atau memberi konfirmasi/klarifikasi
279
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
3. Rangkuman
l Fasilitator memberikan kesimpulan tentang topik yang disajikan mengacu pada tujuan
pembelajaran
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
l Mengakhiri sessi ini, Fasilitator mengajak pembelajar memahami bagaimana
memotivasi diri dalam proses pembelajaran.
l Fasilitator mengucapkan terima kasih, sekaligus menutup sesi.
Bacalah buku-buku yang terkait dengan program PHAST. Catat beberapa point
yang relevan dengan materi ini. Gunakan hal tersebut sebagai referensi
tambahan.
F. Referensi :
1. PMI Pusat, 2002; Panduan PHAST, Halaman 1 13, Penerbit Kantor Pusat PMI
2. PHAST guidance notes and toolkit for Red Cross and Red Crescent water and sanitation
programming for safe water and sanitation
I. Kunci Materi
280
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Melalui metoda partisipatif mendorong partisipasi setiap orang kedalam suatu proses
kelompok, dengan tidak memandang umur, jenis kelamin, status sosial maupun latar belakang
pendidikan. Melalui proses kelompok tersebut khususnya bermanfaat untuk diperolehnya
partasipasi perempuan (menurut adat istiadat atau budaya, perempeuan enggan untuk
mengekspresikan pandangan pendapatnya, atau karena mereka tidak dapat membaca dan
atau tidak bisa menulis). Metoda partisipatif tersebut diciptakan untuk membangun rasa
percaya diri dan tanggung jawab terhadap keputusan seseorang. Mereka mencoba untuk
membuat suatu keputusan menjadi mudah dan menyenangkan. Metoda tersebut dibuat untuk
menyusun perencanaan pada tingkat masyarakat. Antar npeserta saling belajar satu sama lain
dan dapat mengqahargai pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta lainnya.
PHAST (Participatory Hygiene and Sanitation and Transformation adalah suatu rangakaian cara
untuk tercapainya perubahan pengetahuan dan sikap yang berkaitan dengan sanitasi dan
kebersihan diri yang sehat dan membantu dalam mendorong penataan fasilitas air dan sanitasi
secara partisipatif.
Apa yang ingin dicapai melalui PHAST?
281
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Tahap Kegiatan
Perencanaan Cegah
Tahap Kegiatan yang dilakukan
Penyakit Diare
1. Persediaan Air 1. Identifikasi Masalah
2. Perilaku Kebersihan 2. Analisa Masalah
3. Sanitasi 3. Perencanaan untuk solusi
4. Pemilihan opsi-opsi
5. Perencanaan untuk adanya fasilitas baru dan
perubahan perilaku
Alat Bantu
lGambar
lPeta
Konsep Dasar
Diagram F : adalah satau cara pencegahan penyakit diare
Fluids =Cairan
Fields =Lapangan
Flies =Lalat
Finger =Jari tangan
Food = Makanan
Feces =Tinja
282
Panduan Fasilitator Watsan / Modul XV
Sanitasi
Fields
Pelaku
Feces
Food
Flies
Kebersihan
Fing Cuci tangan dan
makanan
7 Tahapan Masyarakat dalam mencapai peningkatan kebersihan diri dan lingkungan serta
mendorong penataan fasilitas Air dan Sanitasi
283
ISBN 979357522-0