Disusun Oleh :
Nama : Eni Sumarsih
NIM : 21030114120066
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
1. KARBON MONOKSIDA (CO)
A. KARAKTERISTIK PENCEMAR CO
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon monoksida
(CO) sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2)
sebagai hasil pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang
tidak berbau, tidak berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak
berwarna. Tidak seperti senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang
berbahaya karena mampu membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu
haemoglobin.
SUMBER
1. Sumber Alami
Pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Misalnya : Dari
lautan, oksidasi metal di atmosfer, pegunungan, aktivitas gunung berapi dan kebakaran
hutan
2. Sumber Antropogenik
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama pengguna bahan
bakar bensin. Berdasarkan laporan WHO (1992), dinyatakan paling tidak 90% dari CO
di udara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor, sisanya berasal dari sumber
tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran
sampah domestik.
Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku dapur rumah
tangga dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapa penelitian ditemukan kadar CO
cukup tinggi di dalam kendaraan sedan maupun bus. Sumber lain CO adalah gas arang
batu yang mengandung lebih 5% CO, yaitu alat pemanas berbahan bakar gas, lemari
es gas, kompor gas, dan cerobong asap yang bekerja tidak baik.
B. DAMPAK PENCEMAR
1. Kesehatan Manusia
CO diserap melalui paru dan sebagian besar diikat oleh hemoglobin secara
reversible, membentuk karboksi-hemoglobin (COHb). Selebihnya mengikat diri
dengan mioglobin dan beberapa protein heme ekstravaskular lain, seperti cytochrome
c oxidase dan cytochrome P-450. Afinitas CO terhadap protein heme bervariasi 30
sampai 500 kali afinitas oksigen, tergantung pada protein heme tersebut. Untuk
hemoglobin, afinitas CO 208-245 kali afinitas oksigen.
CO bukan merupakan racun yang kumulatif. Ikatan Hb dengan CO bersifat
reversible dan setelah Hb dilepaskan oleh CO, sel darah merah tidak mengalami
kerusakan. Absorbsi atau ekskresi CO ditentukan oleh kadar CO dalam udara
lingkungan (ambient air), kadar COHb sebelum pemaparan (kadar COHb inisial),
lamanya pemaparan, dan ventilasi paru. Bila orang yang telah mengabsorbsi CO
dipindahkan ke udara bersih dan berada dalam keadaan istirahat, maka kadar COHb
semula akan berkurang 50% dalam waktu 4,5 jam. Dalam waktu 6-8 jam darahnya
tidak mengandung COHb lagi. Inhalasi oksigen mempercepat ekskresi CO sehingga
dalam waktu 30 menit kadar COHb telah berkurang setengahnya dari kadar semula.
Umummya kadar COHb akan berkurang 50% bila penderita CO akut dipindahkan ke
udara bersih dan selanjutnya sisa COHb akan berkurang 8-10% setiap jamnya. Hal ini
penting untuk dapat mengerti mengapa kadar COHb dalam darah korban rendah atau
negatif pada saat diperiksa, sedangkan korban menunjukkan gejala dan atau kelainan
histopatologis yang lazim ditemukan pada keracunan CO akut.
Dampak bagi tubuh apabila karbon monoksida terhirup :
Sumber : [6]
2. Ekosistem dan Lingkungan
Di udara,karbon monoksida (CO) terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit,
hanya sekitar 0,1 ppm. Di perkotaan dengan lalu lintas yang padat konsentrasi gas CO
antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak
(konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan pada ekosistem dan lingkungan kita.
3. Hewan
Pada hewan, dampak dari kadar karbon monoksida yang berlebihan hampir
menyerupai dampak yang terjadi pada manusia, dapat menyebabkan kematian.
4. Tumbuhan
Bagi Tumbuhan, kadar CO 100ppm pengaruhnya hampir tidak ada khususnya
tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 200ppm dengan waktu kontak 24 jam dapat
mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas terutama yang terdapat
pada akar tumbuhan.
5. Material
Karbon monoksida dapat berasal dari alam ataupun kegiatan manusia. Apabila
berasal dari kegiatan manusia, umumnya berasal dari kendaraan bermotor
menggunakan bahan bakar bensin, ataupun hasil pembakaran industri minyak dan
batubara.Karbon monoksida sendiri tidak terlepas dari efeknya yang menimbulkan sisi
negatif pada benda material. Pada material, dampak pencemaran udara oleh karbon
monoksida dapat berupa perubahan warna kehitaman pada daerah yang telah tercemar
oleh karbon monoksida. Selain itu, apabila gas CO teroksidasi menjadi CO2, maka
dapat menimbulkan efek hujan asam juga yang dapat mengakibatkan peningkatan laju
korosi pada benda-benda logam.
Secara umum, sumber NOx di alam berasal dari bakteri dan akitivitas vulkanik,
proses pembentukan petir, dan emisi akibat aktivitas manusia (antropogenik). Emisi
antropogenik NOx terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti
pembangkit tenaga listrik dan kendaraan bermotor. Sumber lain di atmosfer berupa
proses tanpa pembakaran, contohnya dari hasil produksi asam nitrat, pengelasan, dan
penggunaan bahan peledak.
Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen (NOx) yang dibebaskan ke udara, jumlah
yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan
tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar
secara merata sehingga jumlahnya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah
pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan
meningkat pada tempat tertentu.
Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10100 kali lebih tinggi dari pada di udara
pedesaan. Kadar NOx diudara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb).
Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber
utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan
pembakaran disebabkan oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan
sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang,
minyak, gas, dan bensin. Kadar NOx di udara dalam suatu kota bervariasi sepanjang
hari tergantung dari intensitas sinar mataharia dan aktivitas kendaraan bermotor.
B. DAMPAK PENCEMAR
1. Kesehatan Manusia
Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian
menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum
pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Diudara
ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun.
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm
dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut
disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar
800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji
dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10
menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas. Berikut adalah
beberapa bahaya atau dampak paparan nitrogen oksida (NOx) pada manusia yaitu:
-Keracunan akut/infeksi saluran pernafasan
- Lemah, sesak nafas, batuk menimbulkan gangguan pada jaringan paru-paru
- Dapat menyebabkan asma
Tabel 3.1 Efek NO2 pada Konsentrasi Tertentu
3.8 2 45 menit
5.6 3 45 menit
9.4 5 15 menit
Sumber : [7]
Toluena (C7H8)