Prosiding Dewi Kurniasari-Ok Print PDF
Prosiding Dewi Kurniasari-Ok Print PDF
ABSTRAK
Perekonomian dunia yang masih serba tak pasti memengaruhi kondisi ekonomi
di Indonesia. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, khususnya di daerah Pasuruan dan sekitarnya, pemerintah membangun
infrastruktur jalan tol Gempol-Pasuruan. Pembangunan infrastruktur ini dapat berjalan
dengan lancar jika proses pembangunannya tidak banyak mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan yang dapat menghambat pembangunan dapat berasal dari dalam
(buruknya manajemen dan rantai pasok pihak-pihak terkait) maupun luar (alam,
masyarakat, kebijakan pemerintah). Untuk mencegah keterlambatan atau
memperpendek rentang waktu keterlambatan pembangunan jalan tol tersebut maka
perlu usaha meminimalkan timbulnya gangguan-gangguan. Model House of Risk (HOR)
diaplikasikan untuk mitigasi risiko-risiko yang mungkin muncul akibat adanya
gangguan-gangguan. Dari model tersebut, diketahui bahwa terdapat 36 risiko dan 55
agen/ penyebab risiko yang terdiri dari 8 agen/ penyebab risiko dengan tingkat risiko
tinggi, 14 agen/ penyebab risiko dengan tingkat risiko sedang, dan 30 agen/ penyebab
risiko dengan tingkat risiko rendah. Juga terdapat 16 aksi mitgasi yang dapat
direalisasikan untuk mereduksi kemunculan agen/ penyebab risiko. Konsinyasi lewat
pengadilan merupakan aksi mitigasi yang berada pada peringkat pertama dari risk
response dan memberi keuntungan optimal bagi kelancaran pembangunan proyek jalan
tol Gempol-Pasuruan.
Kata kunci: House of Risk (HOR), manajemen proyek, manajemen risiko, mitigasi,
risiko
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia yang semakin mengglobal menuntut perusahaan atau industri-industri
untuk berkompetisi menjadi yang lebih unggul. Salah satu usahanya adalah memenuhi
permintaan konsumen dengan kualitas tinggi dan beaya yang efektif serta efisien.
Perekonomian dunia yang masih serba tak pasti memengaruhi kondisi ekonomi
di Indonesia. Salah satu usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, khususnya di daerah Pasuruan dan sekitarnya, pemerintah membangun
infrastruktur jalan tol Gempol-Pasuruan. Dengan dibangunnya jalan tol Gempol-
Pasuruan maka lalu lintas yang menuju Grati-Probolinggo dapat lebih lancar.
Pembangunan infrastruktur ini dapat berjalan dengan lancar jika proses
pembangunannya tidak banyak mengalami gangguan. Gangguan-gangguan yang dapat
menghambat pembangunan dapat berasal dari dalam (buruknya manajemen dan rantai
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Model House of Risk (HOR) yang merupakan
integrasi dari Model Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) dengan Model
Quality Function Deployment (QFD). Diagram alir penelitian ini dapat ditunjukkan
pada Gambar 1. Berikut penjelasan tahapan-tahapan dalam metodologi penelitian yang
digunakan:
Tahap Pemetaan Aktivitas
Pada tahap ini dilakukan pemetaan awal terhadap aktivitas rantai pasok maupun
aktivitas nonrantai pasok dengan mengidentifikasi entiti-entiti dalam jaringan rantai
pasok perusahaan, mengidentifikasi hubungan antarentiti dan key measures dalam
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
jaringan rantai pasok tersebut. Model SCOR dapat digunakan untuk melakukan
pemetaan proses-proses rantai pasok yang terjadi saat ini (as is) dan proses-proses
tersebut terbagi menjadi lima proses inti, yaitu plan, source, make, deliver, dan return.
Tahap Identifikasi Risiko
Merupakan tahapan yang bertujuan untuk mengidentifikasi risiko yang akan
ditangani. Proses identifikasi harus melibatkan risiko baik yang terkontrol maupun tidak
terkontrol oleh perusahaan. Dalam tahap ini akan dihasilkan suatu daftar risiko yang
didapat dari identifikasi sumber risiko, apa saja yang menjadi risiko (what), dimanakah
risiko tersebut muncul/ ditemukan (where), bagaimana risiko tersebut timbul di tempat
tersebut (how) dan mengapa risiko tersebut timbul (why), yang risiko tersebut
berdampak terhadap pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan.
HOR1 (Gambar 2) menggambarkan langkah-langkah pada tahap identifikasi
risiko, yaitu:
a. Identifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi pada masing-masing proses bisnis.
Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan pemetaan proses rantai pasok seperti Plan,
Source, Deliver, Make, dan Return (Model Supply Chain Operations Reference) lalu
identifikasi risiko apa yang bisa terjadi pada masing-masing proses tersebut. Ei
(risk events) menunjukkan risiko yang terjadi.
b. Beri penilaian dengan skala 1 sampai 5 mengenai tingkat keparahan (severity) akibat
risiko yang terjadi. Si (severity) menunjukkan tingkat keparahan dari masing-masing
risiko. Tabel 3.2 menunjukkan Tingkat Keparahan Dampak (Severity Level)
Pedoman Beaya.
c. Identifikasi agen-agen risiko dan beri penilaian mengenai kemungkinan terjadinya.
Aj (risk agents) menunjukkan agen-agen risiko dan Oj (occurrence) menunjukkan
kemungkinan terjadinya. Tabel 3.1 menunjukkan Tingkat Peluang Kemunculan
Agen Risiko (Occurrence Level)
d. Kembangkan matriks keterkaitan (korelasi) antara masing-masing agen risiko
dengan masing-masing risiko. Rij (relationship) {0, 1, 3, 9} dengan nilai 0
menunjukkan tidak ada korelasi (no correlation) dan nilai 1, 3, dan 9 menunjukkan
korelasi rendah (low), sedang (moderate), dan tinggi (high).
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
Identifikasi Kejadian Risiko (Risk Events) dan Agen Risiko (Risk Agent)
Evaluasi Risiko
Menentukan peringkat
Menentukan prioritas risiko
Risk Response
Identifikasi opsi mitigasi risiko
Evaluasi opsi mitigasi risiko
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Risiko yang ditetapkan sebelumnya, dan memperkirakan apakah suatu risiko dapat
diterima atau tidak, sesuai dengan kriteria sebelumnya, atau mempertimbangkan dengan
analisis manfaat dan beaya.
Tahap Risk Response
Proses perancangan strategi dilakukan menggunakan matriks House of Risk
(HOR) fase kedua untuk menyusun aksi-aksi mitigasi dalam menangani risiko yang
berpotensi timbul pada rantai pasok. HOR2 (Gambar 3) menggambarkan langkah-
langkah pada tahap perancangan strategi, yaitu:
a. Pilih beberapa agen risiko dengan nilai tinggi (gunakan Diagram Pareto untuk
ARPj) yang akan ditindaklanjuti pada HOR2. Agen-egen risiko yang terpilih
diletakkan pada kolom sebelah kiri (apa saja agen risiko tersebut) dan pada kolom
sebelah kanan (nilai ARPj)
b. Identifikasi aksi-aksi yang mungkin dilakukan untuk mencegah munculnya risiko.
Aksi-aksi mitigasi tersebut letakkan pada baris atas HOR2 (Preventive Actions
PAk).
c. Tentukan korelasi antara masing-masing aksi pencegahan dan masing-masing agen
risiko (Ejk). Ejk {0, 1, 3, 9} dengan nilai 0 menunjukkan tidak ada korelasi (no
correlation) dan nilai 1, 3, dan 9 menunjukkan korelasi rendah, sedang, dan tinggi.
Ejk juga menunjukkan tingkat keefektifan aksi mitigasi yang dilakukan dalam
mengurangi kemungkinan munculnya agen risiko.
d. Hitung Efektivitas Total (TEk) dari masing-masing aksi menggunakan rumus:
TEk = ARPj Ejk k (1)
j
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
f. Hitung Rasio Total Efektivitas (TEk) dengan Tingkat Kesulitan (Difficulty Dk)
menggunakan rumus:
TEk
ETDk
Dk
g. Tentukan Peringkat Prioritas dari masing-masing aksi (Rk), peringkat pertama
menunjukkan aksi dengan ETD tertinggi.
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Dari Diagram Pareto, dapat diketahui bahwa 15% agen risiko berada pada
klasifikasi A yang berarti memliki tingkat kemunculan tinggi, 27% agen risiko berada
pada klasifikasi B, yang berarti memiliki tingkat kemunculan sedang, dan 52% adalah
agen risiko yang berada pada klasifikasi C (memiliki tingkat kemunculan yang rendah).
Agen-agen risiko yang berada pada klasifikasi A dan B ini kemudian diolah
menggunakan Model House of Risk 2 untuk menentukan aksi mitigasi yang sebaiknya
dilakukan dalam rangka mereduksi kemunculan agen-agen risiko ini.
Diagram Pareto juga menggambarkan bahwa 50% risiko berpotensi digenerasi
oleh agen-agen risiko klasifikasi A, 30% risiko berpotensi digenerasi oleh agen-agen
risiko klasifikasi B, dan 20% berpotensi digenerasi oleh agen-agen risiko klasifikasi C.
Karena sebagian besar risiko berpotensi digenerasi oleh agen-agen risiko klasifikasi A
dan B maka agen-agen ini yang akan diprioritaskan untuk direduksi dengan aksi-aksi
mitigasi yang sudah ditentukan.
Evaluasi Risiko
Pada tahap Evaluasi Risiko, terdapat dua langkah yang dilakukan, yaitu
menentukan peringkat agen risiko sesuai nilai ARP-nya dan menentukan prioritas agen
risiko yang akan direduksi dengan aksi mitigasi yang sudah ditentukan. Tahap ini
menggunakan Model House of Risk 2.
Risk Response
Tiap agen risiko memiliki aksi mitigasi yang berkaitan kuat (ditunjukkan dengan
nilai korelasi 9), sedang (ditunjukkan dengan nilai korelasi 3), atau lemah (ditunjukkan
dengan nilai korelasi 1). Total keefektifan suatu aksi mitigasi dihitung dari penjumlahan
hasil perkalian nilai korelasi antara agen-agen risiko dan aksi-aksi mitigasi dengan nilai
ARP yang diperoleh dari HOR1. Sedangkan nilai ETD (Effectiveness to Difficulty
Ratio) diperoleh dari pembagian antara nilai total keefektifan aksi mitigasi dengan
tingkat kesulitannya. Makin besar nilai D (difficulty, tingkat kesulitan), makin kecil nilai
ETD-nya. Hal ini berarti bahwa aksi mitigasi tersebut kurang efektif untuk mereduksi
atau memitigasi agen risiko yang bersangkutan. Begitu p ula sebaliknya.Setelah
diketahui nilai ETD, dapat dilakukan pemeringkatan aksi mitigasi berdasar nilai ETD.
Peringkat aksi mitigasi tersebut menunjukkan prioritas aksi mitigasi yang harus
dilakukan oleh owner untuk memitigasi munculnya agen-agen risiko yang
menyebabkan adanya kejadian risiko.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tesis ini, yaitu:
1. Dari hasil identifikasi kejadian risiko (risk events) pada area Persiapan, Pengadaan,
Konstruksi, dan Penyerahan (Hand Over), terdapat 5 kejadian risiko pada tahap
Persiapan, 8 kejadian risiko pada tahap Pengadaan, 14 kejadian risiko pada tahap
Konstruksi, dan 9 kejadian risiko pada tahap Penyerahan (Hand Over) beserta
tingkat keparahan dampak (severity)-nya. Kejadian-kejadian risiko ini juga
diidentifikasi dampaknya terhadap proses pembangunan jalan tol Gempol-Pasuruan.
2. Dari hasil identifikasi agen/ penyebab risiko (risk agents), terdapat 55 agen/
penyebab risiko dengan tingkat kemunculan dan nilai korelasi masing-masing
terhadap kejadian risiko (risk events).
3. Dari Diagram Pareto digambarkan bahwa 50% risiko berpotensi digenerasi oleh
agen-agen risiko klasifikasi A, 30% risiko berpotensi digenerasi oleh agen-agen
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
risiko klasifikasi B, dan 20% berpotensi digenerasi oleh agen-agen risiko klasifikasi
C. Juga diketahui bahwa 15% agen risiko berada pada klasifikasi A yang berarti
memliki tingkat kemunculan tinggi, 27% agen risiko berada pada klasifikasi B, yang
berarti memiliki tingkat kemunculan sedang, dan 52% adalah agen risiko yang
berada pada klasifikasi C (memiliki tingkat kemunculan yang rendah).
4. Dari Kuadran Aksi Mitigasi, terdapat 4 (empat) kategori aksi mitigasi, yaitu
Kuadran 1, Kuadran 2, Kuadran 3, dan Kuadran 4. Yang berada pada Kuadran 1 dan
Kuadran 2 adalah aksi-aksi mitigasi yang memiliki tingkat keefektifan tinggi,
sedangkan pada Kuadran 3 dan 4 adalah aksi-aksi mitigasi yang memiliki tingkat
keefektifan rendah. Aksi-aksi mitigasi pada Kuadran 1 dan 3 memiliki tingkat
kemudahan yang tinggi untuk direalisasikan, sedangkan aksi-aksi mitigasi pada
Kuadran 2 dan 4 memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk direalisasikan.
5. Dari Model House of Risk 2, diketahui 16 aksi mitigasi yang diprioritaskan untuk
direalisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.decisioncraft.com, issue no. 06/05/1.
Akao, Yoji, (1988), Quality Function Deployment: Integrating Customer Requirements
Into Product Design, Japanese Standards Association.
Chopra, Sunil dan Sodhi, ManMohan S. (2004), Understanding Supply-Chain Risk,
http://www.bokesoft.com/bbs/upload/200409170959.pdf, diunduh tanggal 29
Maret 2007.
Gaonkar, Roshan & Viswanadham, N. A Conceptual And Analytical Framework For
The Management Of Risk In Supply Chains, The Logistics InstituteAsia
Pacific, National University of Singapore.
Geraldin, Laudine H. (2007), Manajemen Risiko dan Aksi Mitigasi untuk Menciptakan
Rantai Pasok yang Robust, Tesis Program Pascasarjana Jurusan Teknik Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Handfield, Rob. (2007), Reducing the impact of disruptions to the supply chain.
http://www.sas.com/solutions/srm/supply_risk/sascom.pdf, diunduh tanggal 28
Agustus 2007.
Hendricks, K. dan Singhal, V. (2003), The Effect of Supply Chain Glitches on
Shareholder Wealth, Journal of Operations Management, 21, hal. 501-522.
Johnson, Eric. M, (1999), Supply Chain Management,
http://mba.tuck.dartmouth.edu/pages/faculty/dave.pyke/case_studies/supply_chain_or_
ms.pdf, diunduh tanggal 7 September 2007.
Kerzner, Harold, (2006), Project Management: A system approach to planning,
scheduling, and controlling, 9th edition, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey .
Knight, R. and Pretty, D. (1996), The Impact of Catastrophes on Shareholder Value,
The Oxford Executive Research Briefings, Templeton College, University of
Oxford, Oxford, England.
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Kowalewski, Stefan. (2007), Safety and Reliability Engineering Part 9: Fault Trees
and FMEA, Embedded Software Laboratory RWTH Aachen University,
Summer Term 2007, http://www-i11.informatik.rwth-
aachen.de/fileadmin/user_upload/Redakteure/Vorlesungen/07sommer/SRE/9_20
070618_Fault_Trees_FMEA.pdf, diunduh tanggal 17 September 2007.
LaLonde, Bernard J. (1997), Supply Chain Management: Myth or Reality?, Supply
Chain Management Review, 1 (Spring), hal. 67.
Mentzer, John T (ed.), (2001), Supply Chain Management, Sage Publications, Inc.,
Thousand Oaks, California,
http://bus.utk.edu/ivc/supplychain/Readings/Managing%20SC_Collaboration.pdf,
diunduh tanggal 28 Agustus 2007.
Mentzer, John T, (2004), Global Supply Chain Risk Management, University of
Tennessee. http://bus.utk.edu/ivc/supplychain/Readings/GlobalSCRisk.pdf,
diunduh tanggal 28 Agustus 2007.
Mentzer, John T, (2006), Handbook Of Global Supply Chain Management.
http://www.sagepub.com/upm-data/11202_Chapter1.pdf, diunduh tanggal 7
September 2007.
Mitroof, J. dan Alpasan, M. Preparing for Evil, Harvard Business Review, April
2003, hal. 109-115.
Okongwu, Uche. (2006), A four-step methodology for process and interorganizational
integration within a supply chain management framework, XVme Confrence
Internationale de Management Stratgique, Annecy / Genve.
Pochard, Sophie. (2003), Managing Risks of Supply-Chain Disruptions: Dual Sourcing
as a Real Option. Master of Science in Technology and Policy, Massachusetts
Institute of Technology, Massachusetts,
http://ardent.mit.edu/real_options/Real_opts_papers/Master_Thesis-Sophie.pdf, diunduh
tanggal 17 September 2007.
Project Management Institute, Inc., (2008), A Guide to the Project Management Body of
Knowledge: PMBOK Guide, Fourth Edition, Pennsylvania.
Pujawan, I Nyoman. (2009), House of Risk: A Model for Proactive Supply Chain Risk
Management, Business Process Management Journal, Vol. 15, No. 6, hal. 953-
967.
Sheffi, Yossi dan Rice Jr., James B. (2005), A Supply Chain View of the Resilient
Enterprise, MIT sloan Management Review, Fall 2005, Vol. 47, No. 1,
http://web.mit.edu/scresponse/repository/Sheffi_Rice_SC_View_of_the_Resilient_Ente
rprise_Fall_2005.pdf, diunduh tanggal 8 Oktober 2007.
Sheffi, Yossi. (2005), Building a Resilient Supply Chain, Harvard Business Review
ed, October 2005.
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-10
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 6 Pebruari 2010
Simchi-Levi, David, (2003), Designing and Managing the Supply Chain: Concepts,
Strategies, and Case Studies, Second Edition. McGraw-Hill, New York.
Villacourt, Mario. (1992), Failure Mode and Effects Analysis (FMEA): A Guide for
Continuous Improvement for the Semiconductor Equipment Industry,
http://www.sematech.org/docubase/document/0963beng.pdf [diunduh tanggal 17
September 2007].
Wielgus, Paul. So, What Exactly is Risk Management?, GDS Associates, Inc.,
http://www.retailenergy.com/articles/So%20What%20Exactly%20is%20Risk%20Mgmt
.pdf, diunduh tanggal 9 Oktober 2007.
Wolfe, Michael. (2004), The Dynamics of Supply Chain Security, The Monitor,
Summer 2004, Vol. 10, No. 2.
http://www.maritimesecurityexpo.com/whitepapersarticles/The%20Dynamics%20of%2
0Supply%20ChCha%20Security.pdf, diunduh tanggal 7 September 2007.
ISBN : 978-979-99735-9-7
A-11-11