Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Katarak juvenile adalah yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang

terbentuknya kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile biasanya

lanjutan dari katarak kongenital.1

2.2 Epidemiologi

Katarak kongenital dan infantile secara umum terjadi dalam 1 dalam setiap

2000 kelahiran hidup, yang terjadi akibat gangguan pada perkembangan normal lensa.

Prevalensi pada negara berkembang sekitar 2-4 tiap 10.000 kelahiran hidup. Adapun

frekuensi kejadiannya sama antara jenis kelamin lakilaki dan perempuan. Katarak

congenital bertanggung jawab pada 10% kejadian kehilangan penglihatan pada anak-

anak.1

2.3 Etiologi

Katarak juvenile terjadi pada orang muda yang mulai terbentuk dari usia

kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile biasanya merupakan

penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya. Katarak juvenile

dapat juga disebabkan oleh beberapa jenis obat seperti eserin (0,25- 0,5%),

kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal, kelainan sistemik atau metabolik yang

dapat menimbulkan katarak juvenile adalah diabetes mellitus, galaktosemi, dan

distrofi miotonik.1

Sebagian besar katarak timbul akibat pajanan kumulatif terhadap pengaruh

lingkungan seperti merokok, radiasi UV serta nutrisi yang buruk. Katarak biasanya

7
berkembang tanpa penyebab yang nyata, bagaimana pun katarak bisa juga timbul

akibat trauma pada mata, paparan yang lama terhadap obat seperti kortikosteroid

menyebabkan katarak. Akibat induksi kortikosteroid menyebabkan katarak subkapsul

posterior, Phenotiazin dan amiodaron menyebabkan deposit pigmen di epitel lensa

anterior. Katarak juvenile juga dapat disebabkan karena kelainan herediter.1,2

2.4 Klasifikasi

Katarak pada anak dapat diklasifikasikan menurut onset usia , etiologi dan
morfologi.3
Menurut onset usia :
1. Katarak kongenital atau infantile
2. Juvenile
Menurut Etiologi :
1. Genetik
2. Sekunder
3. Iatrogenik
Menurut Morfologi :
1. Difus/total
2. Anterior
- Anterior polar
- Pyramidal
- Anterior Lenticonus
3. Kortikal lamellar
4. Fetal nuclear
5. Posterior polar
6. Posterior lenticonus
7. Posterior subcapsular
2.5 Patofisiologi

Perubahan fisik dan Kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi,

ditandai dengan adanya perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang

8
memanjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa Misalnya dapat

menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan Kimia dalam protein lensa

dapat menyebabkan koagulasi. Sehingga terjadinya pengkabutan pandangan

kekeruhan lensa sehingga dapat menghambat jalannya cahaya ke retina. Hal ini

diakibatkan karena protein pada lensa menjadi water insoluble dan membentuk

partikel yang lebih besar. Dimana diketahui dalam struktur lensa terdapat dua jenis

protein yaitu protein yang larut dalam lemak (soluble) dan tidak larut dalam lemak

(insolube) dan pada keadaan normal protein yang larut dalam lemak lebih tinggi

kadarnya dari pada yang larut dalam lemak.6

Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi karena

disertai adanya influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang

tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim

mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan

menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang

menderita katarak.6

Lensa terbentuk dari lapisan ektoderm selama invaginasi. Nukleus embrionik

berkembang dari minggu ke enam gestasi. Nucleus fetal yang mengelilingi nukleus

emrionik. Saat lahir, nukleus embrionik dan fetal membentuk lensa paling banyak.

Setelah lahir, fiber kortikal lensa dilapisi dari konversi epitel lensa anterior ke dalam

fiber kortikal lensa.1,7

Stura Y adalah sebuah pertanda penting karena mengidentifikasi luas dari

nukleus fetal. Bahan tepi lensa ke sutura Y adalah bagian korte lensa, sebaliknya

bahan lensa dan meliputi sutura Y adalah inti. Pada stit lamp, sutura Y bagian anterior

terorientasi tegak lurus dan sutura Y bagian posterior terbalik. 1,7

Beberapa hal yang merusak (seperti infeksi, trauma, metabolik) terhadap

9
nukleus atau serabut lensa mungkin menghasilkan sebuah opacity (katarak) dari media

lenticular yang bersih. Lokasi dan bentuk dari kekeruhan berwarna putih (lekokoria)

biasa digunakna untuk menentukan waktu kerusakan dan etiologi.1,7

2.6 Manifestasi Klinis


Gejala klinis yang dapat muncul pada penderita antara lain :1,4

a. Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak)


b. Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah
c. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film
d. Perubahan daya lihat warna.
e. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan
mata.
f. Lampu dan matahari sangat mengganggu.
g. Sering meminta ganti resep kaca mata.
h. Lihat ganda.
i. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat ( hipermetropia).
j. Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain

Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan dengan melihat lensa melalui senter


tangan, kaca pembesar, slit lamp, dan oftalmoskop sebaiknya dengan pupil berdilatasi.
Dengan penyinaran miring ( 45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa.
Pemeriksaan dengan menggunakan slit lamp tidak hanya ditujukan untuk melihat
adanya kekeruhan pada lensa, tetapi juga untuk melihat struktur okular yang lain
seperti konjungtiva, kornea, iris dan segmen anterior lainnya.1,4

2.7 Penatalaksanaan

Pengobatan untuk katarak adalah pembedahan.

Pembedahan dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik


dengan bantuan kaca mata untuk melakukan kegitannya sehari-hari. Beberapa
penderita mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca
matanya, menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa

10
pembesar. Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan
pembedahan.1

Indikasi operasi :

- Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam


melakukan rutinitas pekerjaan

- Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaukoma

- Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak
3 m didapatkan hasil visus 3/60

Persiapan bedah katarak:

Biasanya pembedahan dipersiapkan untuk mengeluarkan bagian lensa yang


keruh dan dimasukkan lensa buatan yang jernih permanent.

Pra bedah diperlukan pemeriksaan kesehatan tubuh umum untuk


menentukan apakah ada kelainan yang menjadi halangan untuk dilakukan
pembedahan. Pemeriksaaan ini akan memberikan informasi rencana pembedahan
selanjutnya.

Pemeriksaan tersebut termasuk hal-hal seperti:

- Gula darah

- Hb, Leukosit, masa perdarahan, masa pembekuan

- Tekanan darah

- Elektrokardiografi

- Riwayat alergi obat

- Pemeriksaan rutin medik lainnya dan bila perlu konsultasi untuk keadaan
fisik prabedah

- Tekanan bola mata

11
- Uji Anel

- A-scan Ultrasonografi: untuk mengukur panjang bola mata yang bersama


dengan mengukur. Pada pasien tertentu kadang-kadang terdapat perbedaan lensa
yang harus ditanam pada kedua mata. Dengan cara ini dapat ditentukan ukuran
lensa yang akan ditanam untuk mendapatkan kekuatan refraksi pasca bedah.

- Sebelum dilakukan operasi harus diketahui fungsi retina, khususnya makula,


diperiksa dengan alat retinometri

- Jika akan melakukan penanaman lensa maka lensa diukur kekuatannya (


dioptri ) dengan alat biometri

- Keratometri mengukur kelengkungan kornea untuk bersama


ultrasonografi dapat menentukan kekuatan lensa yang akan ditanam

Teknik anestesi yang digunakan:

1. Lokal

Pada Operasi katarak teknik anestesi yang umumnya digunakan adalah


anestesi lokal. Adapun anestesi lokal dilakukan dengan teknik:

a. Topikal anestesi

b. Sub konjungtiva (sering digunakan)

c. Retrobulbaer

d. Parabulbaer

2. Umum

Anestesi umum digunakan pada pasien yang tidak kooperatif, bayi dan anak

Komplikasi Operasi:

Komplikasi dapat ditekan seminimal mungkin jika perawatan pre-operasi dan


pasca operasi dilakukan sesuai prosedur. Adapun komplikasi yang dapat terjadi
antara lain: endophthalmitis ( infeksi intraokuler ), iris prolaps

12
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya
dengan lensa buatan. 1

1. Pengangkatan lensa

Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:

1. Intracapsular Cataract Extraction (ICCE) atau ekstraksi intrakapsular


Jenis pembedahan yang sudah jarang dilakukan ini adalah mengangkat lensa
in toto, yakni mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsulnya, melalui insisi
limbus superior 140 hingga 160 derajat. Pembedahan ini dapat dilakukan
pada zonula Zinn yang telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus.
Pada ekstraksi ini tidak akan terjadi katarak sekunder.

2. Extracapsular Cataract Extraction (ECCE) atau ekstraksi ekstrakapsular.


Ekstraksi ini adalah tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana
dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa
anterior sehingga masa lensa dan korteks lensa dapat keluar melalui robekan
tersebut. Jenis pembedahan ini sejak beberapa tahun silam telah menjadi
operasi pembedahan katarak yang paling sering dilakukan karena apabila
kapsul posterior utuh, maka lensa intraokuler dapat dimasukkan ke dalam
kamera posterior. Insidensi komplikasi pasca-operatif lebih kecil terjadi jika
kapsul posteriornya utuh.

3. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi dengan irigasi atau aspirasi (atau keduanya) adalah teknik
ekstrakapsular yang menggunakan getaran - getaran ultrasonik untuk
mengangkat nukleus dan korteks melalui insisi limbus yang kecil (2-5 mm),
sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca operasi.

2. Penanaman lensa baru

Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan


mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat. Lensa

13
buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokular, biasanya
lensa intraokular dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.

Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan


jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan
gangguan penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan
dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan
diberikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita
sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam
sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.

2.8 Prognosis

Prognosis penglihatan untuk pasien anak-anak yang memerlukan pembedahan


tidak sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis. Adanya ambliopia dan kadang-
kadang anomali saraf optikus atau retina membatasi tingkat pencapaian pengelihatan
pada kelompok pasien ini.5

14

Anda mungkin juga menyukai