Disusun Oleh :
School of Technic
Universitas Suryadarma
Jakarta
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ABSTRAK
Jika penghantar ini mengalami gangguan, misalnya karena petir, maka GI Simpang empat
akan mengalami kehilangan tegangan secara total dan suplai aliran daya ke distribusi pun
akan terganggu. Sistem pentanahan berperan sangat penting dalam meminimalisir dampak
gangguan yang disebabkan oleh petir. Untuk tower SUTT 150kV, Standar untuk nilai
pentanahan yang harus pakai adalah harus di bawah 10 Ohm.
Dari 9 tower yang dievaluasi, terdapat 1 tower yaitu tower 13 yang memiliki nilai tahanan
pentanahan diatas 10, upaya perbaikan pada tower 13 ini dapat dilakukan dengan
menambahkan 4 elektroda batang dengan ukuran panjang 2.4 meter, jari-jari elektroda 8mm
dan kedalaman penanaman elektroda sedalam 1 meter dibawah permukaan tanah. Metode
perbaikan ini dapat mereduksi nilai tahanan pentanahan tower 13 dari semula bernilai 12.8
hingga menjadi 7.21 . Perhitungan menggunakan aplikasi GUI di Matlab dapat
mempercepat proses perhitungan dalam perencanaan, baik untuk perhitungan tahanan jenis,
maupun tahanan pentanahan.
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, pentanahan adalah suatu hal yang penting pada tower SUTT 150 kV.
Besarnya nilai tahanan pentanahan tower SUTT 150 kV harus sesuai dengan ketentuan
yang diperbolehkan untuk menjamin keandalan sistem bila terjadi tegangan lebih akibat
petir tadi. Pemasangan pentanahan tower SUTT 150 kV, memiliki standar pentanahan
yang sesuai dengan ketentuan, baik jenis elektroda, kedalaman penanaman elektroda,
ukuran elektroda maupun jarak antar elektroda yang digunakan dan sebagainya.
Sebagaimana diketahui, pentanahan ditanam dalam tanah, dalam kurun waktu yang
tertentu akan terjadi perubahan dalam besarnya tahanannya sangatlah besar. Proses
pengukuran, pemeriksaan secara berkala dan evaluasi sebaiknya terus dilakukan agar bisa
mempertahankan nilai tahanan pentanahan sesuai standar yang ditentukan.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini berisikan latar belakang, identifikasi masalah,
batasan masalah, rumusan masalah maksud dan tujuan serta sistematika
penulisan.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini berisikan kesimpula dari Evaluasi Nilai Tahanan Pentanahan
Tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150kV Transmisi Maninjau
Simpang Empat dan daftar pustaka serta buku-buku referensi penyusunan
laporan ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.2 Pentanahan
Pentanahan peralatan adalah pentanahan bagian dari peralatan yang pada kerja normal tidak
dilalui arus. bila terjadi hubung singkat suatu penghantar dengan suatu peralatan, maka akan
terjadi beda potensial (tegangan)
Cara pengukuran:
Sambungkan sumber daya, ukur berapa Ampere arus yang mengalir antara C1 dan C2,
misalnya I Ampere. Ukur berapa beda potensial antara P1 dan P2, misalnya V (Volt).
Masukkan besaran pada rumus:
= 2 a R
dengan
= 3,14
a = jarak antara batang besi (m)
2.4 Metoda Tiga Titik
Metode tiga titik (three-point method) dimaksudkan untuk mengukur tahanan pembumian.
Misalkan tiga buah batang pentanahan dimana batang 1 yang tahanannya hendak diukur dan
batang-batang 2 dan 3 batang pengentanahan pembantu yang diketahui tahanannya, seperti
pada gambar 2.2
Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus dekat permukaan tanah (Gambar 2.14-a) nilai
tahanannya yaitu :
Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus pada kedalaman beberapa cm dari permukaan
tanah (Gambar 2.14-b), nilai tahanannya yaitu :
Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus dekat permukaan tanah dan menembus lapisan
tanah kedua (Gambar 2.14-c), nilai tahanannya yaitu :
Untuk elektroda yang ditanam tegak lurus pada kedalaman beberapa cm dari permukaan
tanah dan menembus lapisan tanah kedua (Gambar 2.14-d) nilai tahanannya yaitu :
Dengan :
R = Tahanan dari satu batang elektroda ()
L = Panjang batang elektroda dalam tanah (m)
r = Jari-jari batang elektroda (m)
1 = Tahanan jenis lapisan tanah pertama (-m)
2 = Tahanan jenis Lapisan tanah kedua (-m)
hb = Kedalaman penanaman elektroda (m)
h = Jarak permukaan tanah ke tanah lapisan ke dua
K = Faktor refleksi
N = Jumlah batang elektroda
Dua batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah Pada Gambar 2.15 dapat
dilihat bahwa kedua batang elektroda yang berbentuk silinder dengan panjang L yang
ditanam tegak lurus permukaan tanah dan dihubungkan di atas tanah dengan jarak S diantara
dua batang elektroda tersebut.
Rumus untuk dua batang elektroda yang ditanam tegak lurus di dalam tanah juga diturunkan
oleh H.B. Dwight dengan besar tahanan pentanahan ialah :
Dengan:
S = Jarak penanaman antara kedua elektroda (m)
Beberapa batang elektroda ditanam tegak lurus ke dalam tanah Untuk jumlah konduktor
yang lebih banyak, tahanan pentanahan akan distribusi tegangan akan semakin merata.
Penanaman elektroda yang tegak lurus ke dalam tanah dapat berbentuk bujur sangkar atau
empat persegi panjang dengan jarak antara batang elektroda adalah sama seperti gambar di
bawah ini :
Nilai tahanan pentanahan untuk beberapa batang elektroda yang ditanam tegak lurus ke
dalam tanah di mana rod menembus lapisan tanah paling bawah/kedua, dihitung dengan
mengikuti persamaan berikut :
2.5.2 Elektroda Pita
Elektroda pita ialah elektroda yang terbuat dari hantaran berbentuk pita atau berpenampang
bulat atau hantaran pilin yang pada umumnya ditanam secara dangkal.
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Verifikasi Data
Data
Lengkap
Lakukan Pengukuran
Lakukan Perhitungan
Lakukan Analisis
Berhasil
Selesai
Gambar. 3.2 Pengukuran tahanan jenis tanah (metoda 4 titik) pada lokasi tower
Petunjuk pengukuran
1. Mempersiapkan alat ukur dan pengukuran
2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Soil Resistrivity
3. Membuat rangkaian pengujian dengan menjepit elektroda utama yang diuji dan
menanamkan elektroda bantu
4. Menentukan jarak elektroda bantu sesuai spesifikasi peralatan cukup keras, elektroda bantu
ditanam dengan memukul kepala elektroda dengan me martil.
5. Menekan tombol Test beberapa detik
6. Mencatat hasil pengukuran
7. Selesai dan membuka rangkaian pengukuran kembali
4.2 Pengukuran Tahanan Pentanahan
Pengukuran tahanan pentanahan dilakukan dengan menggunakan alat Digital Earth
Resistance and Soil Resistivity Tester merk AEMC dengan menggunakan metoda metoda tiga
titik seperti gambar 3.3
Petunjuk pengukuran
1. Mempersiapkan alat ukur dan pengukuran
2. Mengecek tegangan baterai dengan menghidupkan Earth
3. Membuat rangkaian pengujian dengan menjepit elektroda utama yang diuji dan
menanamkan elektroda bantu gambar 3.4
4. Menghubungkan terminal X dengan Xv (linked)
5. Menentukan jarak elektroda bantu sesuai spesifikasi peralatan. Jika permukaan tanah
cukup keras, elektroda bantu ditanam dengan memukul kepala elektroda dengan
menggunakan martil.
6. Menekan tombol Test beberapa detik
7. Mencatat hasil pengukuran
8. Selesai dan membuka rangkaian pengukuran kembali.
Gambar 3.4 Pengukuran tahanan pentanahan pada tower tanpa terhubung kawat tanah
Tabel 3.1 Hasil pengukuran tahanan pentanahan menggunakan metoda 3 titik
Gambar 3.5 Pengukuran tahanan pentanahan pada sistem pentanahan (kawat tanahan dilepas)
Tabel 3.2 Pengukuran tahanan pentanahan dengan kondisi kawat pentanahan dilepas
Pengukuran ini dilakukan pada kaki tower dengan sistem pentanahan tambahan
(counterpoise) disambung. Ini bertujuan untuk mendapatkan hasil tahanan pentanahan kaki
tower tersebut setelah ditambahkan dengan sistem pentanahan sendiri untuk memperbaiki
nilaih tahanan pentanahan sebelumnya. Jika suatu tower tidak mempunyai sistem pentanahan
tambahan seperti counterpoise, maka pengukuran ini tidak bisa dilakukan.
Gambar 3.3 Pengukuran tahanan penanahan pada tower (kawat pentanahan disambung)
Tabel 3.4 Pengukuran tahanan pentanahan pada tower dengan kondisi kawat pentanahan
disambung.
4.3 Nilai Tahanan Jenis
Pada tower 4, nilai tahanan yang didapat setelah melakukan pengukuran dengan
menggunakan metoda empat titik adalah 80 . Perhitungan nilai tahanan jenis tanahnya dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan 2, dengan R= 80 (pengukuran metoda 4 titik)
a = 1 m, = 3.14
= 2 a R
= 2 x 3.14 x 1 x 80
= 502.40 Ohm meter
Untuk selanjutnya hasil pengukuran dan nilai tahanan jenis pada tower 13, 16, 17, 25, 90, 91,
92 dan 97 dapat dilihat pada tabel 4.1
Untuk selanjutnya perhitungan pada tower 13, 16, 17, 25, 90, 91, 92 dan 97 dapat dilihat pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan (single rod)
Untuk selanjutnya perhitungan pada tower 13, 16, 17, 25, 90, 91, 92 dan 97 dapat dilihat pada
tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dua batang elektroda dengan S>L
B. Untuk S<L
Pada lokasi tanah di tower 4, tahanan jenis yang didapat sebesar 502.40 Ohm meter :
L = 240 cm (2,4 m), r= 5/8 inci (0.008 m), S= 200 cm (2 m), maka :
Untuk selanjutnya perhitungan pada tower 13, 16, 17, 25, 90, 91, 92 dan 97 dapat dilihat pada
tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dua batang elektroda dengan S<L
Tabel 4.5 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan 4 batang elektroda, r=0.008m, L=2.4m,
hb=1m (Multiple Rod).
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama, nilai r, L dan hb yang sama, maka nilai
R total untuk N=4 sampai 64 batang hasilnya seperti tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan L=2.4m, r=0.008m, hb=1m dan
N=4 sampai 64 batang
Berdasarkan tabel 4.6, dengan variasi jumlah elektroda batang dari 4 sampai 64 batang, dapat
disimpulkan bahwa semakin banyak elektroda batang yang digunakan maka nilai tahanan
pentanahan yang diperoleh akan semakin kecil.
Untuk L = 2.4 m, r = 0.016 m, hb= 1 m
Tabel 4.7 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan dengan L=2.4m, r=0.016m, hb=1m dan
N=4 sampai 64 batang
Untuk L = 2.4 m, r = 0.024 m, hb= 2 m
Tabel 4.8 Hasil perhitungan Nilai tahanan pentanahan dengan L=2.4m, r=0.024m, hb=2m dan
N=4 sampai 64 batang
Berdasarkan perbandingan perhitungan nilai tahanan pentanahan pada tabel 4.7 yang
menggunakan kedalaman penanaman elektroda sedalam 1 meter dengan perhitungan pada
tabel 4.8 yang menggunakan kedalaman penanaman elektroda sedalam 2 meter, dapat dilihat
bahwa nilai tahanan pentanahan yang diperoleh pada kedalaman elektroda 2 meter lebih kecil
dibandingkan dengan penanaman elektroda sedalam 2 meter.
Pada gambar 4.1 ini dilakukan perhitungan untuk mencari nilai tahanan jenis tanah
menggunakan aplikasi yang sudah dirancang dengan memasukkan data untuk perhitungan
pada tabel 4.1 (tower 13). Dengan nilai tahanan pada metoda 4 titik 124 dan jarak
elektroda pengukuran 1 meter.
Gambar 4.1 Perhitungan nilai tahanan jenis tanah menggunakan aplikasi
Untuk perhitungan tahanan jenis tanah pada tower 4, 13, 16, 17, 23, 90, 91, 92 dan 97
menggunakan aplikasi yang telah dibuat dapat dilihat pada tabel 4.9
Tabel 4.9 Data hasil perhitungan nilai tahanan jenis tanah menggunakan aplikasi.
Pada gambar 4.2 ini dilakukan perhitungan untuk mencari nilai tahanan pentanahan (single
rod) menggunakan aplikasi yang sudah dirancang dengan memasukkan data untuk
perhitungan pada tabel 4.2 (tower 16). Dengan nilai tahanan jenis tanah 54.76 m, panjang
elektroda 2.4 m dan jari-jari elektroda 8mm.
Gambar 4.2 Perhitungan nilai tahanan pentanahan (single rod) menggunakan aplikasi
Untuk perhitungan tahanan pentanahan (single rod) pada tower 4, 13, 16, 17, 23, 90, 91, 92
dan 97menggunakan aplikasi yang telah dibuat dapat dilihatpada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil perhitungan nilai pentanahan (single rod) menggunakan aplikasi :
Pada gambar 4.3 ini dilakukan perhitungan untuk mencari nilai tahanan pentanahan (multiple
rod) menggunakan aplikasi yang sudah dirancang dengan memasukkan data untuk
perhitungan pada tabel 4.6 (tower 4). Dengan nilai tahanan jenis 502 m, panjang elektroda
2.4 m, jari-jari elektroda 8mm dan kedalaman penanaman elektroda batang sedalam 1m.
Gambar 4.3 Perhitungan nilai tahanan pentanahan (multiple rod) menggunakan aplikasi
Untuk perhitungan tahanan pentanahan (multiple rod) pada tower 4, 13, 16, 17, 23, 90, 91, 92
dan 97 berdasarkan nilai tahanan jenis tanah menggunakan aplikasi yang telah dibuat dapat
dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil perhitungan nilai tahanan pentanahan 4 batang elektroda, r=0.008m,
L=2.4m, hb=1m (Multiple Rod) menggunakan aplikasi :
4.4.1 Perbaikan Nilai Tahanan Pentanahan
Berdasarkan hasil pengukuran tahanan pentanahan dan tahanan jenis menggunakan AEMC
Digital Earth Resistance and Soil Resistivity Tester pada 9 tower SUTT transmisi Maninjau
SimpangEmpat, Pada tower 13 nilai tahanan pentanahan padakaki tower adalah 12.8 Ohm,
dengan nilai tahananjenis tanah 778 Ohm-meter.Berdasarkan tabel hasil pengukuran
denganmenggunakan variabel jari-jari elektroda, jumlahelektroda dan panjang elektroda yang
ditentukan,maka dengan nilai tahanan jenis 778 Ohm-metertahanan pentanahan tower 13
akan memiliki nilaitahanan pentanahan dibawah 10 (sesuai standarpentanahan tower
SUTT) dengan menggunakanpanjang elektroda 2.4 meter, jari-jari elektroda 2.4cm , jumlah
elektroda 56 batang dan kedalamanpenanaman elektroda sedalam 2 meter daripermukaan
tanah (tabel perhitungan pengukuran 4.8).Jika mengacu pada nilai tahanan pentanahanyang
didapat yaitu sebesar 12.8 Ohm (tabelpengukuran 3.1), maka perbaikan nilai
tahananpentanahan pada tower 13 ini bisa dirumuskandengan perhitungan sebagai berikut :
Dengan menggunakan aplikasi (Matlab) perhitungan tahanan pentanahan multiple rod, nilai
1 dan 2 31.68 Ohm-meter (struktur tanah dianggap homogen), penggunaan elektroda
sebanyak 4 batang, dengan panjang 2.4 meter, jari-jari 8mm serta kedalaman penanaman
sedalam 1 meter menghasilkan nilai tahanan pentanahan sebesar 7.21193 Ohm (<10 Ohm).
Pada kondisi kawat pentanahan disambung, nilai tahanan pentanahan pada kaki tower 90, 91,
92 dan 97 ini direduksi karena sistem pentanahan tambahan itu sendiri.
Pada tower 13, dengan nilai tahanan jenis 778.72 m, nilai tahanan pentanahan 1 elektroda
batang diperoleh 314.65 (tabel 4.1), berdasarkan perhitungan ini maka diperlukan 56
batang elektroda berukuran panjang 2.4 meter dan jari-jari 24mm dengan kedalaman
penanaman elektroda sedalam 2 meter (tabel 4.8) untuk mereduksi nilai tersebut hingga 9.98
. Berdasarkan nilai tahanan pentanahan yang didapatkan dalam pengukuran pada kaki tower
13 yaitu bernilai 12.8 , nilai tahanan pentanahan ini bisa direduksi hingga 7.21 (gambar
4.4) dengan menambahkan 4 batang elektroda berukuran panjang 2.4 meter dan jari-jari 8mm
dengan kedalaman penanaman 1 meter. Perhitungan (tahanan jenis dan tahanan pentanahan)
dengan menggunakan aplikasi matlab memiliki hasil perhitungan yang sama dengan hasil
perhitungan yang dilakukan secara manual. Aplikasi ini akan mempercepat proses
perhitungan nilai tahanan pentanahan dan tahanan jenis tanah untuk membuat perencanaan
dalam perbaikan nilai tahanan pentanahan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Dari 9 tower SUTT penghantar Maninjau Simpang empat yang dievaluasi, nilai
tahanan pentanahan dari 8 diantaranya (tower 4, tower 16, tower 17, tower 23, tower
90, tower 91, tower 92 dan tower 97) sudah memenuhi standar dibawah 10 , sesuai
dengan SK Dir PLN 113-114 tahun 2010. Sedangkan untuk tower 13 yang berlokasi
diperbukitan belum memenuhi standar yang ditentukan.
2. Dari tiga macam lokasi pengukuran tahanan jenisyaitu daerah sawah, bukit dan
perkebunan, Nilaitahanan jenis di daerah sawah adalah yang palingkecil, yaitu 54.76
Ohm-meter pada lokasi tower16, 57.96 Ohm-meter pada lokasi tower
17, 64.75Ohm-meter pada lokasi tower 23. Kemudianuntuk daerah perkebunan yaitu
238.95 Ohmmeterpada lokasi tower 90, 217.66 Ohm-meterpada lokasi tower 91,
257.48 Ohm-meter padalokasi tower 92. Dan untuk daerah perbukitan merupakan
yang paling tinggi yaitu 502.40 Ohmmeterpada lokasi tower 4, 778.72 Ohm-
meterpada lokasi tower 13 dan 659.40 Ohm-meterpada lokasi tower 97.
3. Nilai tahanan pentanahan pada tower 13 yangbernilai 12.8 Ohm dapat direduksi
hinggabernilai 7.2119 Ohm dengan menggunakan 4tambahan elektroda rod yang
memiliki panjang2.4 m, jari-jari 8mm dengan kedalamanpenanaman elektroda
sedalam 1 m daripermukaan tanah.