Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak hidup memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan setiap individu


dan keluarganya merupakan hak asasi manusia dan diakui oleh segenap bangsa di
dunia, pengakuan tersebut tercantum dalamm Deklarasi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tahun 1948 tentang Hak Asasi Manusia. Untuk Indonesia sendiri
pengakuan tersebut sudah tertuang dalam Undang-Undang 1945 pasal 28H yang
menyatakan bahwa: 1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan, 2) Setiap orang berhak mendapatkan
kemudahan dan perilaku khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang
sama guna mencapai persamaan dan keadilan, dan 3) Setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
manusia yang bermartabat. Kemudian Undang-Undang 1945 kembali beramanat
dalam pasal 34 yang menyebutkan bahwa: 1) Fakir miskin dan anak-anak yang
terlantar dipelihara oleh negara, 2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan, dan 3) Negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak.

Sejak tahun 1990-an, pemerintah telah memperkenalkan 3 (tiga) model


asuransi kesehatan yaitu: 1) Asuransi kesehatan sosial untuk karyawan swasta
(Jamsostek), 2) Asuransi kesehatan sukarela (swasta), 3)Asuransi pemeliharaan
kesehatan masyarakat (JPKM), yang sudah berganti-ganti nama menjadi Asuransi
Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin), dan yang terakhir disebut Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Meskipun telah ada kesempatan asuransi
tersebut, sekitar 86% dari penduduk Indonesia tidak tercakup oleh asuransi
kesehatan (Thabrany, 2001).

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Pertanyaan Penelitian
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
1.6 Ruang Lingkup Penelitian

BAB 2
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP
DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Teori


Pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan di Rumah Sakit
merupakan salah satu output dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
dilakukan berdasarkan tinjauan pustaka , peneliti mengambil dasar teori yang
dianggap sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan. Teori yang dijadikan
dasar tersebut adalah teori yang dikemukakan oleh Andersen, et.al, 1975
(dalam Ilyas, 2003), dan Green, 1980 (dalam Notoadmojo, 1986), yaitu
tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan (utilitas)
pelayanan kesehatan di masyarakat. Berikut kerangka teori yang dijadikan
dasar dalam penelitian ini :

Predisposing Enabling Need Health Service


Use

Demografi Family Perceived


Resources Need

Social Community Evaluated


Sumber : Andersen, 1975 (dalam Ilyas, 2003)
Presdisposisi
Structure Factor :Resources Need
Gambar 2.1 Kerangka Teori: Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Umur (The Behavioral of Health Survices Use)
Sedangkan menurut Green, 1980 (dalam Notoadmodjo, 1986) perilaku
Health
Jenis Belief
kelamin
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : faktor predisposisi, faktor pendukung dan
Status perkawinan
faktor pendorong, seperti yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Pekerjaan
Pendidikan
Ras
Agama

Enabling Factor :
Status ekonomi
Pemanfaatan
Harga
Pelayanan
Jarak Kesehatan
Jaminan pemeliharaan kesehatan
Waktu tunggu

Reinforcing Factor :
Dukungan keluarga
Sikap dan perilaku Nakes
2.2 Kerangka Konsep
2.3 Definisi Operasional
2.4 Hipotesis

Anda mungkin juga menyukai