Anda di halaman 1dari 20

NO PEMERIKSAAN NILAI NORMAL HASIL INTERPRETASI DIAGNOSA

Darah Rutin :

1. Hb Anak: 11-16 g/dL -Hb < 11 g/dL anemia anemia defisiensi besi, perdarahan, leukemia,
thalasemia, lupus eritematosus sistemik

-Hb > 16 g/dl hemokonsentrasi Polisitemia vera, luka bakar, gagal jantung,
eritrositosis

2. Eritrosit Anak: 3,6 4,8 x 106 < 3,6 x 106 Anemia Berbagai jenis anemia, leukemia, thalasemia,
sel/mm3 sel/mm3 malaria, hemolisis dan lupus eritematosus sistemik.

polisitemia vera, polisitemia sekunder, diare,


>4,8 x 106 Peningkatan
dehidrasi berat, luka bakar
sel/mm3 jumlah eritrosit

3. Leukosit 5000 14.500 sel/mm3 > 14.500 Leukositosis Infeksi bakteri, Leukemia, anemia hemolitik, sirosis
sel/mm3 hati

<5.000 sel/mm3 Leukopenia Agranulositosis, anemia aplastik, Infeksi virus


(dengue), postkemoterapi, leukimia Multipel
myeloma
4. HCT Anak: 31-45 % Ht < 31 % Hematokrit reaksi hemolitik, leukemia, sirosis, perdarahan,
rendah: indikator overhidrasi
anemia
Ht > 45 % Hematokrit tinggi Polisitemia, eritrositosis, dehidrasi, DM, syok
5. LED Anaki: < 10 mm/ jam LED > 10 LED rendah polisitemia, gagal jantung, poikilositosi, anemia
mm/jam sel sabit,

LED meningkat kondisi infeksi akut dan kronis, misalnya


tuberkulosis, arthritis reumatoid, kanker, penyakit
Hodkins, gout, Systemic Lupus Erythematosus
(SLE).

6. Hitung Jenis
Neutrofil Segment : 36% - 73% > 73% Neutrofilia infeksi bakteri dan parasit, gangguan metabolit,
SI unit : 0,36 0,73 perdarahan dan gangguan myeloproliferatif.
Bands : 0% - 12%
SI unit : 0,00 0,12 < 36% Neutropenia infeksi bakteri, infeksi virus, penyakit hematologi,
gangguan hormonal dan infeksi berat.
peningkatan Shift to left infeksi, obat kemoterapi, gangguan produksi sel
bands (sel (leukemia) atau perdarahan.
belum dewasa)

peningkatan Shift of the right penyakit hati, anemia megalobastik karena


segment (sel kekurangan B12 dan asam
dewasa) folat, hemolisis, kerusakan jaringan, operasi, obat
(kortikosteroid)
Eosinofil 0% - 6% > 6% Eosinofilia Infeksi cacing/ parasit, reaksi alergi, respon tubuh
terhadap neoplasma, penyakit collagen vascular

Eosipenia Eosipenia terjadi pada saat tubuh merespon stres


(peningkatan produksi glukokortikosteroid).

Basofil 0% - 2% > 2% Basofilia reaksi alergi, leukemia granulositik dan basofi lik
myeloid metaplasia

Basopenia infeksi akut, reaksi stres, terapi steroid jangka


panjang.

Monosit 0%-11% > 11% Monositosis infeksi virus, bakteri dan parasit tertentu serta
kolagen, kerusakan jantung dan hematologi.

Monositopenia mengindikasikan stres, penggunaan obat


glukokortikoid, myelotoksik dan imunosupresan.

Limfosit 15% - 45% > 45% Limfositosis penyakit virus, penyakit bakteri dan gangguan
hormonal penyakit Hodgkin, luka bakar dan trauma.

< 15% Limfopenia penyakit Hodgkin, luka bakar dan trauma.


7. Trombosit 150000 450.000 > 450000 Trombositosis keganasan, splenektomi, polisitemia vera, trauma,
(platelet) sel/mm3 sel/mm3 sirosis, myelogeneus, stres dan arthritis reumatoid.

DBD, luka bakar, malaria, immune trombositopenia


< 150000 Trombositopenia purpura (ITP), anemia hemolitik, aplastik, dan
sel/mm3 pernisiosa.

8. Waktu protrombin 10 15 detik < 10 detik PT meningkat DIC (disseminated intravascular coagulation)defi
(Prothrombin siensi faktor tromboplastin ekstrinsik, defisiensi
time/PT) vit.K, , hemorrhragia pada bayi baru lahir, penyakit
hati, obstruksi bilier,lupus
>15 detik PT menurun konsumsi vit.K meningkat

9. aPTT (activated 21 45 detik < 21 detik aPTT meningkat pada penyakit von Willebrand, hemofi lia, penyakit
Partial hati, defisiensi vitamin K, DIC
Thromboplastin
Time) > 45 detik aPTT menurun pada DIC sangat awal, hemorrhagia akut, kanker
meluas (kecuali mengenai hati)
10. Waktu Thrombin Normal: 16-24 detik < 16 detik TT meningkat pada DIC, fi brinolisis, hipofi brinogenemia,
(Thrombin multiple mieloma, uremia, penyakit hati yang parah.
Time/TT)
> 24 detik TT menuruna pada hiperfi brinogenemia, hematokrit >55%
11. Fibrinogen Nilai normal: 200 < 200 mg/dL Fibriogen penyakit infl amasi contoh: arthritis reumatoid,
450 mg/dL meningkat infeksi, kanker, sindrom nefrotik,
Nilai kritis: < 50 atau >
700 mg/dL > 450 mg/dL Fibrinogen DIC, penyakit hati, kanker, fi brinolisis primer,
menurun disfi brinogenemia, meningkatnya antitrombin III

12. Mean Nilai normal : 80 100 > 100 fL MCV meningkat anemia makrositik Penyakit hati, alcoholism, terapi
Corpuscular (fL) antimetabolik, kekurangan folat/vitamin B1
Volume (MCV)
< 80 fL MCV menurun anemia defisiensi besi, anemia pernisiosa,
talasemia,anemia mikrositik.

13. Mean Normal : 28 34 pg/ sel > 34 pg/sel MCH meningkat anemia makrositik
Corpuscular
Hemoglobin
(MCH) < 28 pg/sel MCH menurun anemia mikrositik
14. Mean Perhitungan : MCHC = Peningkatan MCHC menurun pada pasien kekurangan besi,
Corpuscular hemoglobin/hematokrit (>36 g/dL) anemia mikrositik,
Hemoglobin Nilai normal : 32 36 anemia karena piridoksin, talasemia dan anemia
Concentration g/dL hipokromik.
(MCHC)
(Konsentrasi
Hemoglobin Penurunan MCHC meningkat pada sferositosis, bukan anemia
Korpuskuler rata (<32 g/dL) pernisiosa.
rata)

15. Retikulosit Perhitungan : Peningkatan Jumlah retikulosit akan meningkat pada pasien
Retikulosit (%) = (>2%) anemia hemolitik,
[Jumlah retikulosit / penyakit sel sabit dan metastase karsinoma.
Jumlah eritrosit] X 100
Nilai normal : 0,5-2% jika jumlah retikulosit tidak meningkat pada pasien
Penurunan anemia, hal ini
(<0,5%) menandakan sumsum tulang tidak memproduksi
eritrosit yang cukup
(misal anemia kekurangan besi)

Urinalisis
16. *Makroskopis
Volume 750-2.000 ml/24hr <750ml Oliguria Diare
>2.000ml Poliuria
17. Kejernihan Jernih Keruh berbusa Gangguan ginjal dan kandung empedu
18. Warna Jernih kekuningan Merah - Urin mengandung hemoglobin, myoglobin,
Coklat pigmen empedu, darah atau pewarna.
- Dapat juga karena pemakaian klorpromazin,
haloperidol, rifampisin, doksorubisin, fenitoin,
ibuprofen.
- Warna merah coklat dapat berarti urin bersifat
asam (karena metronidazol) atau alkali (karena
laksatif, metildopa)
Kuning- - Sayuran, bit, fenazopiridin atau katartik
Merah fenolftalein, ibuprofen, fenitoin, klorokuin
Biru-Hijau - Menunjukkan pasien mengkonsumsi bit, bakteri
Pseudomonas, pigmen empedu, amitriptilin

Hitam - Adanya alkaptouria


Keruh - Urat, fosfat atau sel darah putih (pyuria),
polymorphonuclear (PMNs), bakteriuria, obat
kontras radiografi.
Berbusa - protein atau asam empedu

19. Berat Jenis 1,001 1,035 <1,001 - Meningkatnya umur (seiring dengan
- Menurunnya kemampuan ginjal memekatkan
urin) dan preginjal azotemia.
>1,035 - Diabetes (glukosuria), proteinuria > 2g/24 jam),
radio kontras, manitol, dekstran, diuretik.

20. pH 4,5 7,5 <4,5 Asam - Emfisema pulmonal


- Diare, dehidrasi
- Kelaparan (starvation)
- Asidosis diabetik
>7,5 Alkali/Basa - Adanya organisme pengurai yang memproduksi
protease seperti proteus, Klebsiella atau E. Coli
- Ginjal tubular asidosis akibat terapi amfoterisin
- Penyakit ginjal kronik
- Intoksikasi salisilat
21. Darah Negatif Positif Hematuria Isk, batu ginjal, kanker prostat, kanker kandung
kemih
22. Protein Negatif Positif Proteinuria - Demam, peradangan, glomeluro nefritis, isk ,
multipel myeloma.
- Hasil positif palsu dapat terjadi pada pemakaian
obat berikut:
penisilin dosis tinggi,
klorpromazin,
tolbutamid
golongan sulfa
23. Glukosa Negatif Positif Glikosuria Diabetes
24. Keton Negatif Positif Ketonuria - Gangguan kondisi metabolik seperti: diabetes
mellitus, ginjal
- Glikosuria,
- Peningkatan kondisi metabolik seperti:
hipertiroidism, demam, kehamilan dan menyusui
- Malnutrisi, diet kaya lemak
25. *mikroskopis
Leukosit 0-5 /lapangan pandang >5/lapangan - Peningkatan menunjukkan penyakit ginjal
pandang dengan inflamasi

26. Eritrosit 0-3 /lapang pandang >3/lapangan - Peningkatan nilai menunjukkan


pandang glomerulonefritis, vaskulitis, obstruksi ginjal
atau penyakit mikroemboli, atau proteinuria
27. Bakteri Negatif Jika : Positif Infeksi bakteri Isk
(sumber: Kemenkes. Pedoman Interpretasi
Klinik.2011)
Kimia darah
28. Tot. Protein 6.7- 8.6 g/dl Penurunan : Hipoproteinemia - malnutrisi berkepanjangan, sindrom malabsorbsi,
kanker gastrointestinal, kolitis ulseratif, penyakit
Jika < 6,7
Hodgkin, penyakit hati yang berat, gagal ginjal
kronis, luka bakar yang parah

- dehidrasi (hemokonsentrasi), muntah, diare,


mieloma multipel, sindrom gawat pernapasan,
Peningkatan : Hiperproteinemia sarkoidosis.
Jika >8.6
(sumber: Kemenkes. Pedoman Interpretasi
Klinik.2011)
29. Tot. Albumin 3.5 - 5.0g/dl Penurunan : Hipoalbumin - sirosis hati, gagal ginjal akut, luka bakar yang
parah, malnutrisi berat, preeklampsia, gangguan
(50%-60%) Jika <3.5 atau ginjal, malignansi tertentu, kolitis ulseratif,
<50% enteropati kehilangan protein, malabsorbsi.

Peningkatan :
hiperalbuminemia - dehidrasi, muntah yang parah, diare berat.
Jika >5,0 atau
>60%
30. Tot. Globulin 2.3 3.2 gr % Penurunan : Hipoglobulin - Serosis
Jika <2,3
Peningkatan : Hiperglobulin - Infeksi kronis parasit, bakteri dan virus,
Jika >3,2 Ulcerative colitis Colitis, Rheumatoid
arthritis, lupus, anemia hemolitik akut

31. Tot. Bilirubin 0.2 1 mg % Peningkatan : Hiperbilirubinemi - Tumor hatiSirosis hati, gagal hati, kista hati,
Jika >1 a hepatitis

32. Bilirubin direk <0.2 mg % Peningkatan : Hiperbilirubinemi - infeksi hepatitis, peradangan pancreas,
Jika >0,2 a - infeksi empedu

33. Bilirubin Indirek 0.2 0.8 mg % Peningkatan : Hiperbilirubinemi - hematoma, sindrom gilbert anemia hemolitik
Jika >0,8 a
34. SGOT (Serum < 40 u/l Peningkatan : - Hepatitis, Fatty liver ,syock
Glutamic Jika >40
Oxaloacetic
Transaminase)
35. < 41 u/l Peningkatan : - tifus, DBD, kelenjar gondok, Penyakit auto
SGPT (Serum Jika >41 immune (AIH), Celiac disease, Wilson
Glutamic disease, Muscle disorders
Pyruvate
Transaminase)
Serologi
36. CRP (C-reactive < 0.8 Mg/dl Peningkatan : Luka bakar, radang pankreas akut, infeksi bakteri
protein) Jika >0,8 dan virus, lupus, leukemia, diabetes mellitus tipe 1
37. ASTO (Anti- < 200 lu/dl Peningkatan : Demam rematik,Glomerulonefritis, Endokarditis
Streptolysin Titer Jika >200 bakterialis, Radang tenggorokan
O)

38. Widal Negatif Positif jika : Demam tifoid


- 1/160 (dalam
2x
pemeriksaan)
- 1/320
- 1/640

39. Dengue IgG dan negatif JIka: Jika:


IgM IgG IgM
+ + Dengue sekunder
- + Dengue primer
+ - Dugaan dengue sekunder
- - Non dengue

Glukosa
40. GDS Usia : Peningkatan Hiperglikemi Cushing sndrom, stress akut, feokromasitoma,
1 hari 30-80 mg/dl Usia : penyakit hati kronik, defisiensi kalium, penyakit
>1 hari : 70 110 1 hari : > 80mg/dl kronik, sepsis.
mg/dl >1hari : >110mg/dl

Penurunan
Usia : Kadar insulin yang berlebihan, penyakit
1 hari : < 30 mg/dl Hipoglikemi Addison.
>1hari : < 70 mg/dl
Pemeriksaan Feses
41 Feses
A. Warna A.
Makroskopis A. Warna : 1. Hitam 1. perdarahan saluran cerna proksimal
2. Abu- 2. steatore
cokelat
Abu/Putih 3. obstruksi saluran empedu
B. Darah : 3. Abu-Abu 4 perdarahan saluran cerna distal
muda
negative
4. merah B.
C. Mucus : Terjadi perdarahan pada saluran cerna, hemoroid atau karsinoma
B. Darah : + rektum, penyakit disentri basiler.
negative
D. Parasite : C. mucus :+ C.
1. mucus yang 1. rangsangan atau radang pada dinding usus.
negative
banyak 2. lokalisasi iritasi pada usus besar.
2. Mucus di 3. iritasi terjadi pada usus halus.
bagian luar 4. disentri, intususepsi dan ileokolitis .
feses 5. spastik kolitis, mucous colitis pada anxietas.
3. Mucus 6. keganasan serta peradangan rektal anal.
bercampur 7. ulseratif kolitis, disentri basiler, divertikulitis ulceratif,
dengan feses intestinal tbc.
4. Mucus saja 8. adanya vilous adenoma colon
tanpa feses
5. Mucus
transparan
menempel pada
luar feces
6. Feses dengan
mucusbercamp
ur darah
7. Feses dengan D.
mucus
bercampur Adanya cacing ascaris, anylostoma dan spesies cacing lainnya
nanah dan
darah
8. Feses dengan
mucus yang
sangat banyak

D.Parasite :+

42. Mikroskopis 1. Eritrosit : 1. Eritrosit : + 1. Terjadi Perdarahan di saluran cerna


negative/LP 2. Leukosit : + 2. Terjadi peradangan pada saluran cerna
B 3. Lemak : + 3. Kolitis ulseratif, enteritis, shigellosis, salmonellosis, TBC
2. Leukosit : usus
4. Parasit : +
negative/LP 4. Kolitis ulseratif, disentri basiler, karsinoma ulseratif colon,
B
diverticulitis akut, TBC
3. Lemak :
negative
4. Parasit :
negative

Hormon tiroid
43. T3 (s) 1. 07 hr : 65 Peningkatan Hipertiroid hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis, tiroiditis akut, peningkatan
275ng/dL 1. 07 hr :>275 TBG, obat-obatan:T3 dengan dosis 25 mg/hr atau lebih dan obat
2. 8 hr 9 ng/dL T4 300 mg/hr atau lebih, dextrothyroxine, kontrasepsi oral
tahun 90 2. 8 hr 9 tahun :
260ng/dL >260 ng/dL
3. 1014 3. 1014 tahun :
tahun 80 >210 ng/dL
210ng/dL 4. 15tahun : hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus kadar T3
4. 15tahun : >195 ng/dL normal), starvasi, penurunan TBG, obat-obatan: heparin, iodida,
115 phenylbutazone, propylthiuracil, Lithium, propanolol, reserpin,
195ng/dL Penurunan Hipotiroid steroid.
1. 07 hr : <65
ng/dL
2. 8 hr 9 tahun:
< 90 ng/dL
3. 1014 tahun :
< 80ng/dL
4. 15tahun : <
115 ng/dL

44. T4 (s) 1. 07 hr : Peningkatan Hipertiroid Meningkat : hipertiroidisme, tiroiditis akut, kahamilan, penyakit
11.5 1. 07 hr : >24 hati kronik, penyakit ginjal, diabetes mellitus, obat-obatan:
24g/dL g/dL heroin, methadone, estrogen.
2. 8 hr 4 thn 2. 8 hr 4 thn
: 7.0 :>15 g/dL
15g/dL 3. 5 thn 9 thn :
3. 5 thn 9 thn >13.3 g/dL
: 6.4 4. 10 thn : >12
13.3g/dL g/dL
4. 10 thn :
Penurunan Hipotiroid Menurun : hipotiroidisme, hipoproteinemia, obat2an seperti
5.0
androgen, kortikosteroid, antikonvulsan, antitiroid
12g/dL 1. 07 hr : <11.5 (propiltiouracil) dll.
g/dL
2. 8 hr 4 thn :
<7.0 g/dL
3. 5 thn 9 thn
:<6.4g/dL
4. 10 thn : <5.0
g/dL

45. TSH (s) 0.32 Peningkatan Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun
5.00IU/mL Hashimoto), terapi antitiroid pada hipertiroidisme,
>5.00IU/mL
hipertiroidisme sekunder karena hiperaktifitas kelenjar hipofisis,
stress emosional berkepanjangan, obat-obatan misalnya litium
karbonat dan iodium potassium.

Menurun : hipertiroidisme primer, hipofungsi kelenjar hipofisis


anterior, obat-obatan misalnya aspirin, kortikosteroid, heparin
dan dopamin.

Penurunan
<0.32IU/mL
Hepatitis A
46. IgM Anti Tidak Positif IgM HAV + Infeksi virus Hepatitis A
Hepatitis A terdeteksi
(negative)
Hepatitis B
47. HbsAg Tidak Positif Hepatitis B
terdeteksi
Anti HbsAg
dengan titer (negative)
Anti Hbc total
IgM anti Hbc
Hbc-Ag
Anti HBc
Hepatitis C
48. Anti HCV total Tidak positif Hepatitis C
terdeteksi
Anti HEV
(negative)
Anti HIV
Lemak
49. LDL <130 mg/dL Meningkat DM, hipotoidism, sakit kuning yang parah, sindrom nefrotik.
(>130 mg/dL)

Menurun Hipoproteinemia atau alfa beta lipoproteinemia


50. HDL 30-70 mg/dL Meningkat Alkoholisme, sirosis bilier primer, tercemar racun industry atau
poliklorin hidrokarbon
(>70 mg/dL)

Fibrosis sistik, sirosis hati, DM, SN, malaria dan infeksi akut.
Menurun
(<30 mg/dL)
51. trigliserida 40-160 mg/dL Meningkat Sirosis alkoholik, alkoholisme, anoreksia nervosa, sirosis billier,
obs bilier, gagal ginjal kronis, DM, sindrom downs, hipertensi,
(>160 mg/dL)
hiperkalsemia, hiperlipoproteinemia (tipe I,II, III, IV dan V)
,gout, kehamilan, profiria akut yang sering kambuh, sindrom
sesak nafas, talasemia mayor, hepatitis viral.

Obstruksi paru kronis, hiperparatiroidism, penyakit parenkim


Menurun hati, malabsorbsi dan malnutrisi.
(<40 mg/dL)

Elektrolit
52. natrium 135-144 <120 mEq/L Hiponatremia Diare, muntah
mEq/L
90-105 mEq/L Hiponetrimia Gejala neurologis parah, penyebab varkuler
>155 mEq/L Hipernatremia Gejala kardiovaskuler dan ginjal
>160 mEq/L hipernatremia Gagal jantung
53. Kalium (K) 3,6-5,2 mEq/L Meningkat Hiperkalemia Gagal ginjal, kerusakan sel (luka bakar, operasi), asidosis,
penyakit Addison, diabetes yang tidak terkontrol, transfuse sel
(>5,3 mEq/L)
darah merah
Menurun hipokalemia
Diare , muntah, diuretic, sterois, penyakit hati dengan asites,
(<3,5 mEq/L)

54. Clorida (cl) 97-106 mEq/L Menurun Hipokloremia Gastritis, muntah, dieresis agresif, dioabetik, asidosis, infeksi
akut, alkalosis metabolic
(<97 mEq/L)

Asidosis metabolic dan penyakit ginjal.


Meningkat hiperkloremia
(106 mEq/L)
55. Calcium (Ca) 8,8-10,4 >13 Hiperkalsemia Kardiootositositas, aritmia, penyakit hodgkin, leukemia, asidosis
mg/dL mg/dL respiratori.

<6 mg/dl Tetanus dan kejang


hipokalsemia
Fungsi ginjal
kreatinin Bayi bru lahir : Gangguan fungsi ginjal, dehidrasi akut, obstruksi,
0,8-1, 4 mg/dL
Bayi : 0,7-1, 4
mg/dL
distropi otot, atropi, manutrisi.
Anak 2-6
tahun: 0,3-0.6
mg/dl
Anak >6
tahun: 0,4-1, 2
mg/dL
Asam urat 3,6-8,5 mg/dL Meningkat hiperurisemia Syok, metabolic asidosis, leukemia
(8,5 mg/dL)

Laju filtarasi 20-40 Gagal ginjal berat


glomerulus ml/menit
40-60
Gagal ginjal sedang
ml/menit
>60ml/menit
Sumber :
Pedoman interpretasi data klinik. Kemenkes. Pedoman Interpretasi Klinik.2011
www. mayomedicallaboratories.com
Chernecky CC and Berger BJ. Laboratory Tests and Diagnostic Procedures 5th edition. Saunders-Elsevier. 2008
Dean B Andropoulos. Pediatric Normal Laboratory Values. Blackwell Publishing. Houston, USA. 2012

Anda mungkin juga menyukai