Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tuhan menciptakan alam semesta dengan segala isinya bukan tanpa tujuan. Manusia
diciptakan lengkap dengan segala kebutuhan hidupnya berupa udara, air, tanah, hewan,
dan tumbuhan sebagai sumberdaya alam yang ada di lingkungan. Manusia sebagai satu-
satunya mahluk berakal diberi kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang
dikaruniakan Tuhan. Namun seringkali manusia tidak mempertimbangkan kemampuan
sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan manusia sehingga melewati daya
dukungnya. Berbagai masalah lingkungan mulai muncul akibat eksploitasi berlebihan yang
tidak disertai upaya perlindungan dan pengelolaan yang tepat. Sementara kebutuhan
manusia semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk.
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang telah mengalami masalah
lingkungan akibat eksploitasi manusia terhadap lingkungan secara berlebihan. Banjir, longsor
dan lingkungan yang tercemar adalah sebagian masalah lingkungan yang harus dihadapi
Indonesia pada hampir seluruh wilayahnya. Berbagai upaya telah dilakukan mulai pada
tingkat kebijakan sampai aplikasi teknologi. Upaya penanggulangan masalah lingkungan
seharusnya dilakukan secara simultan dan terus menerus serta didukung oleh seluruh elemen
masyarakat, sehingga upaya tersebut dapat mencapai keberhasilan seperti yang
diharapkan.
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 menyatakan bahwa ruang adalah wadah yang
meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan
memelihara kelangsungan hidupnya. Setiap kelahiran individu baru, maka akan
membutuhkan tambahan ruang untuk kehidupannya. Oleh karena itu kebutuhan akan ruang
akan terus meningkat seiiring dengan pertumbuhan penduduk di suatu wilayah. Sementara
ruang di muka bumi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia memiliki keterbatasan sehingga
sampai pada suatu titik di mana ruang yang ada tidak dapat lagi menampung dan
mendukung kehidupan manusia. Pada saat itulah dikatakan bahwa ruang telah terlampaui
batas daya dukung dan daya tampungnya. Pemanfaatan ruang yang demikian akan
berakibat terhadap kerusakan lingkungan. Kerusakan lingkungan pada akhirnya akan
berbalik menjadi bencana untuk kehidupan manusia

I-1
LAPORAN PENDAHULUAN

Salah satu upaya penanggulangan masalah lingkungan dalam bentuk kebijakan


adalah Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, di mana di dalamnya terdapat kewajiban melakukan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah. KLHS tersebut wajib
dilakukan terhadap setiap kebijakan, rencana dan program yang ditetapkan oleh Pemerintah
seperti yang tercantum dalam Pasal 15 ayat (2) bahwa penyelenggaraan KLHS bersifat
wajib dalam penyusunan atau evaluasi: a) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta
rencana rincinya pada tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; b) Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota; dan c) Kebijakan, rencana dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan. Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) beserta rencana rincinya terdiri atas Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional,
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Detil Tata Ruang Kabupaten/Kota,
dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/Kota.
Kabupaten Probolinggo adalah salah satu wilayah di Jawa Timur yang terus
membangun untuk kesejahteraan rakyatnya. Kekayaan alam lain yang dimilikinya cukup
berlimpah sehingga sangat potensial untuk berkembang menjadi wilayah paling maju dan
sejahtera. Pemerintah Kabupaten Probolinggo juga memiliki komitmen untuk melaksanakan
setiap kebijakan yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan karena
dilandasi kesadaran bahwa lingkungan sangat penting bagi keberlanjutan hidup
manusia.Saat ini, Pemerintah Kabupaten Probolinggotelah menyusun Rencana Detil Tata
Ruang (RDTR) pada Kecamatan GADING. Berlandaskan kesadaran di atas, sekaligus
implementasi amanat UU No 32 Tahun 2009, maka dirasa perlu untuk melakukan KLHS
terhadap RDTR Kabupaten Probolinggo pada Kecamatan GADING.

1.2 KEDUDUKAN KLHS


Kajian Lingkungan Hidup Strategis adalah rangkaian analisis yang sistematis,
menyeluruh dan partisipatif, untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program. KLHS merupakan kewenangan pemerintah pusat
hingga pemerintah daerah untuk menyusun dan/atau mengevaluasi dokumen-dokumen
perencanaan termasuk Rencana Rinci Tata Ruang. Berikut merupakan kedudukan KLHS dalam
penyusunan RDTR.

I-2
LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 1.1 Kedudukan KLHS dalam Penyusunan RTR

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT


Tujuan utama pekerjaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kecamatan Gading
adalah untuk mengidentifikasi pengaruh rumusan Kebijakan, Rencana dan/atau Program
pembangunan terhadap Lingkungan Hidup dan mengintegrasikan temuan-temuan proses
pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk memperbaiki rumusan
kebijakan, rencana maupun program dalam Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Gading.
Berikut ini adalah Tujuan lain dari KLHS secara umum :
a. Memberi kontribusi terhadap proses pengambilan keputusan agar keputusan yang
diambil berorientasi pada keberlanjutan dan lingkungan hidup, melalui :
Identifikasi efek atau pengaruh lingkungan yang akan timbul
Mempertimbangkan alternatif yang ada, termasuk opsi praktek-praktek
pengelolaan lingkungan hidup yang baik
Pencegahan terhadap dampak lingkungan hidup yang mungkin muncul
Peringatan dini atas dampak kumulatif dan risiko global yang akan muncul
Aplikasi prinsip-prinsip pengembangan yang berkelanjutan.
b. Memperkuat dan memfasilitasi AMDAL, melalui :
Identifikasi dini lingkup dan dampak potensial serta kebutuhan informasi

I-3
LAPORAN PENDAHULUAN

Identifikasi isu-isu dan pandangan-pandangan strategis yang berkaitan dengan


justifikasi proyek atau rencana usaha/kegiatan
Penghematan tenaga dan waktu yang dicurahkan untuk kajian.
c. Mendorong pendekatan atau cara baru untuk pengambilan keputusan, melalui :
Integrasi pertimbangan lingkungan dan penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan
dalam proses pengambilan keputusan
Dialog dan diskusi dengan pihak yang berkepentingan dan penyelenggaraan
konsultasi publik
Akuntabilitas dan transparansi dalam merancang, memformulasikan dan
memutuskan kebijakan, rencana dan program.

Ada dua manfaat utama dari KLHS antara lain : KLHS mengatasi kelemahan AMDAL
dan KLHS merupakan instrumen yang lebih efektif guna mendorong pembangunan
berkelanjutan. Sementara manfaat lain yang bisa didapatkan dari kegiatan KLHS adalah :
a. Merupakan instrumen proaktif dan sarana pendukung pengambilan keputusan;
b. Mengidentifikasi peluan-peluang baru melalui pengkajian secara sistematis dan
cermat dengan mempertimbangkan opsi-opsi yang tersedia;
c. Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara sistematius pada jenjang
pengambilan keputusan yang lebih tinggi;
d. Mencegah kesalahan investasi dengan mengingatkan para pengambil keputusan akan
adanya peluang pembangunan yang tidak berkelanjutan sejak tahap awal proses
pengambilan keputusan;
e. Memperoleh Good Governance berkat terbangunnya keterlibatan stakeholders dalam
pengambilan keputusan melalui proses konsultasi dan partisipasi;
f. Melindungi aset-aset SDA dan LH guna menjamin berlangsunya pembangunan
berkelanjutan;
g. Memfasilitasi kerjasama lintas batas guna mencegah konflik, berbagi pemanfaatan
SDA dan menangani masalah dampak lingkungan.

1.4 MAKSUD DAN SASARAN


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menyusun dokumen Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS) terhadap Kebijakan, Rencana dan Program Pembangunan yang termuat
dalam Rencana Detail Tata Ruang Perkotaan Kecamatan Gading.
Sasaran dalam penyusunan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ini
adalah :

I-4
LAPORAN PENDAHULUAN

a. Meningkatkan kualitas perencanaan di Perkotaan Gading


b. Meningkatkan kualitas lingkungan
c. Menjamin agar pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dapat diimplementasikan
dalam penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Perkotaan Gading.

1.5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan penyusunan dokumen KLHS Rencana Detail Tata Ruang
PERKOTAAN GADING adalah sebagai berikut:
a. Tahap 1 : Tahap Persiapan
Mengkaji pengaruh atau dampak kebijakan, rencana, dan/atau program
terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah, dengan langkah-langkah berikut:
Penyiapan dokumen rancangan rencana yang telah selesai dikaji;
Penyusunan format data dan informasi yang akan dikumpulkan;
Penyiapan peta dasar dengan skala sesuai dengan RTR;
Penyusunan jadwal kegiatan pengumpulan data serta penyiapan tim survey ke
lapangan.
b. Tahap 2 : Tahap Pra Pelingkupan
Bertujuan untuk menyusun informasi dasar (baseline), melakukan kajian terhadap
RTR, dan perumusan isu strategis lingkungan hidup awal. Persyaratan untuk melakukan
tahap ini adalah :
deliniasi wilayah kajian sudah ditentukan;
konsep pengembangan sudah ditentukan; dan
informasi dasar yang sudah tersusun.

c. Tahap 3 : Tahap Pelingkupan


Bertujuan untuk memantapkan isu-isu strategis lingkungan hidup dengan
melakukan penilaian terhadap isu-isu lingkungan hidup awal dan menetapkan isu
strategis yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan (stakeholders).
Persyaratan untuk melakukan tahap ini adalah :
tahap pra-pelingkupan telah selesai dilakukan;
isu lingkungan hidup awal telah dirumuskan; dan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder).
Sedangkan persiapan untuk melakukan pelingkupan meliputi:
persiapan peta-peta overlay antara peta rencana dengan kondisi eksisting;

I-5
LAPORAN PENDAHULUAN

pengkajian hasil pra-pelingkupan dan peta-peta overlay oleh tim KLHS; dan
persiapan material untuk sesi pelingkupan oleh kelompok keahlian (misal: matriks
pelingkupan).
d. Tahap 4 : Tahap Kajian Pengaruh
Merupakan tahap analisis lanjutan setelah isu-isu strategis disepakati yang
bertujuan untuk memperkirakan dan menghitung besaran dampak dari isu strategis
dengan menggunakan beragam metode yang digunakan untuk analisis dan prediksi
konsekuensi lingkungan a.l. model-model deskriptif internal, model black-box empiris
(statistik), model skenario kebijakan dan analisis kualitatif, dll. untuk menghasilkan
masukan alternatif perbaikan muatan rencana tata ruang guna
mencegah/mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup.
e. Tahap 5 : Tahap Perumusan Alternatif dan Rekomendasi
Dilakukan terhadap rencana yang disusun dengan pertimbangan hasil analisis
dampak lingkungan setelah tahap kajian pengaruh dilakukan. Rekomendasi KLHS
dapat bersifat spasial dan non-spasial, namun yang diintegrasikan dalam RTR adalah
rekomendasi yang bersifat spasial. Rekomendasi yang bersifat non-spasial
diakomodir dalam dokumen sebagai catatan untuk dapat ditindaklanjuti oleh pihak
lain yang terkait. Rekomendasi-rekomendasi tersebut dapat berupa:
Alternatif skenario perencanaan guna lahan dan infrastruktur; atau
Mitigasi terhadap dampak lingkungan yang potensial ditimbulkan dari suatu
rencana yang ditetapkan.

1.6 WAKTU DAN LOKASI PEKERJAAN


Lokasi wilayah dalam penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ini adalah di
Perkotaan Kecamatan Gading dengan jangka waktu kegiatan adalah selama 3 bulan atau
90 hari kalender efektif.

1.7 SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Laporan pendahuluan ini memuat 5 bab yaitu bab pendahuluan, Kebijakan dan
Program Pembangunan, Gambaran Umum Kecamatan Gading, Pendekatan dan Metodologi
serta rencana kerja. Berikut ini uraian isian dari masing-masing bab :

I-6
LAPORAN PENDAHULUAN

a. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, manfaat dan tujuan, maksud dan
sasaran kegiatan, ruang lingkup pekerjaan, waktu dan lokasi pekerjaan dan
sistematika pembahasan.
b. Bab 2 Kebijakan dan Program Pembangunan
Dalam bab 2 pada Laporan Pendahuluan berisi tentang standar teknis dan referensi
hukum serta kebijakan tata ruang Perkotaan Kecamatan Gading.
c. Bab 3 Gambaran Umum
Bab 3 berisi tentang gambaran luas wilayah, topografi, iklim dan curah hujan,
kependudukan dan perekonomian Kabupaten Probolinggo dan Kecamatan Gading.
d. Bab 4 Pendekatan Dan Metodologi
Bab ini berisi pendekatan metode dan teknik analisa berisi tentang pendekatan dan
metodologi yang digunakan dalam kegiatan Penyusunan KLHSRDTR Perkotaan
Kecamatan Gading.
e. Bab 5 Rencana Kerja
Bab 5 rencana kerja berisi program kerja dan organisasi serta personil dalam
kegiatan Penyusunan KLHS RDTR Perkotaan Kecamatan Gading.

I-7

Anda mungkin juga menyukai