Chapter II PDF
Chapter II PDF
industri yang digerakkan oleh motor listrik masih menggunakan saklar-saklar biasa
yang digerakkan secara manual oleh manusia, dalam hal ini operator pabrik. Seiring
dengan berjalannya waktu sistem kendali manual ini dirasakan kurang handal dan
menawarkan fleksibilitas yang sangat rendah, serta tidak efisien lagi. Hal ini lah yang
melatarbelakangi para ahli dan praktisi industri secara bertahap dan terus menerus
melakukan percobaan dan penelitian dalam rangka menciptakan suatu sistem yang
dapat melakukan proses produksi secara lebih efisien, praktis dan otomatis.
ditinggalkan dan digantikan dengan suatu sistem kendali yang memanfaatkan saklar
dioperasikan hanya dengan memberikan catu daya listrik yang relatif rendah pada
frekuensinya. Hal ini pula yang semakin mendorong perkembangan PLC, mengingat
sistem kendali konvensional cukup sulit diubah. Selain itu sistem penelusuran
6
kabel penghubung yang digunakan pada sistem tersebut. Sementara itu, sistem
kendali yang menggunakan PLC sudah mengurangi penggunaan kabel sampai pada
PLC pertama kali diperkenalkan sekitar tahun 1960-an. Awalnya PLC dibuat
untuk menggantikan sistem kendali yang masih menggunakan relai konvensional dan
MODICON 084 merupakan PLC pertama yang digunakan pada produk yang bersifat
komersial.
langsung oleh tangan manusia, atau yang lebih dikenal dengan sistem manual.
Kenyataannya, sistem manual kurang handal dan tidak fleksibel. Untuk itulah para
dan riset dalam rangka menciptakan suatu sistem kendali yang dapat melaksanakan
proses produksi dengan lebih efisien, praktis, dan otomatis. Seiring dengan
7
dengan sistem yang menggunakan rele. Pengoperasian peralatan yang membutuhkan
daya listrik yang relatif lebih besar, dapat dilakukukan dengan mencatu daya listrik
yang relatif rendah pada sebuah rele. Selanjutnya dengan kombinasi berbagai jenis
rele, dapat dibentuk suatu sistem kendali yang melaksanakan suatu proses yang
Transduser adalah alat yang mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk
yang lain. Transduser dapat dibagi menjadi dua kelas: transduser input dan transduser
Transduser output-listrik bekerja pada urutan yang sebaliknya, yaitu merubah energi
menggantikan indera yang dimiliki oleh makhluk hidup. Terdapat dua jenis sensor,
yaitu sensor diskrit dan sensor analog. Sensor disktit digunakan untuk mendeteksi
keberadaan suatu objek. Sementara itu, sensor analog berfungsi untuk mengukur
magnitudo suatu besaran fisik yang bersifat analog, misalnya: suhu, tekanan, jarak,
dsb. Dalam dunia industri penggunaan sensor sangat luas, sesuai dengan tuntutan
2.4 Aktuator
energi mekanis. Aktuator yang sering dijumpai, dapat berupa relai, solenoid dan
8
motor. Dengan sistem kendali konvensional, aktuator sudah bisa dikendalikan sesuai
dengan kebutuhan.
2.5 Rele
sistem kendali di dunia industri. Prinsip kerja rele juga diterapkan secara luas dalam
merancang diagram tangga pada suatu PLC. Atas dasar inilah maka prinsip kerja dari
elektromagnetik. Pada sebuah rele, terdapat dua elemen utama yang perlu dibedakan
secara jelas. Elemen yang dimaksudkan adalah koil dan kontak. Koil merupakan
9
terminal pada rele dengan peralatan eksternal. Gambar 2.1 menggambarkan bagian-
yaitu: energize, deenergize, normally open (NO) dan normally close (NC).
Dua istilah yang pertama kali disebutkan, merujuk pada koil yang diberikan dan
dilepaskan catu dayanya, secara berturut. Dua istilah yang terakhir disebutkan,
merujuk pada status kontak dalam keadaan normalnya yang terbuka dan tertutup,
secara berurutan.
Status kontak pada sebuah rele ditentukan dari kondisi koil. Sesuai dengan
namanya, kedua jenis kontak ini memiliki karakteristik yang saling berlawanan. Pada
kondisi koil yang normal (tidak ada pemberian sumber energi listrik) maka kontak
sumber energi listrik diberikan pada koil sebuah rele, maka kontak NC yang tadinya
tertutup akan menjadi terbuka, sementara kontak NO yang tadinya terbuka akan
menutup. Hal ini akan terus berlangsung selama koil diberikan catu daya listrik.
Dengan kata lain, kontak merupakan representasi dari saklar (elektrik) yang
Koil Relai
Kontak NO
Kontak NC
10
Koil merupakan kumparan yang berfungsi untuk menghasilkan medan
magnet ketika diberikan sumber energi listrik. Tegangan untuk mencatu koil sebuah
rele yang lazim digunakan adalah 220 VAC atau 24 VDC. Pada kontak jenis NO,
pada saat koil rele belum dihubungkan ke catu daya, maka kontak NO akan terbuka;
segera setah koil rele dihubungkan ke catu daya yang sesuai, maka arus yang
mengalir pada koil akan membangkitkan medan magnet yang menyebabkan kontak
plug-in relay, artinya rele yang bisa dipasang dengan menggunakan soket. Dengan
adanya soket akan sangat memudahkan pemasangan berbagai jenis rele pada
rangkaian yang sebenarnya. Selain itu penggantian unit rele yang mengalami
kerusakan menjadi sangat gampang dan cepat, karena pada prinsipnya rangkaian rele
sudah terhubung dengan rangkaian laiinya melalui perantaraan soket yang ada.
11
2.6 Time Delay Relay (Timer)
Pada sebuah rele, segera setelah koil diberikan catu daya listrik maka status
kontak akan segera berubah pula. Pada sebuah time delay relay, atau yang lebih
populer dikenal dengan sebutan Timer, perubahan status kontak dapat ditunda sesuai
dengan tundaan waktu yang diinginkan. Inilah perbedaan antara rele dengan sebuah
timer. Timer digunakan pada aplikasi dimana suatu proses memerlukan tundaan
waktu. Seperti halnya dengan rele, timer juga terdiri dari koil dan kontak, hanya
saja status kontaknya bisa diatur untuk berubah dalam tundaan waktu yang
diperlukan.
Umumnya dikenal dua jenis timer, yaitu on-delay timer dan off-delay
timer. Pada jenis yang pertama, status kontak akan berubah setelah tundaan waktu
dari timer tercapai sejak koil mendapatkan sumber energi listrik. Pada jenis yang
kedua, status kontak akan langsung berubah segera setelah koil mendapat sumber
energi listrik, dan setelah tundaan waktu tercapai, maka status kontak akan berubah
12
Selain kedua jenis timer tersebut, dikenal pula berbagai jenis timer yang
sering digunakan untuk aplikasi sehari-hari. Salah satu jenis timer yang juga sering
digunakan dalam berbagai aplikasi industri adalah timer pulsa. Waktu on/off pulsa
juga bisa diatur sesuai dengan kebutuhan. Pada prinsipnya jenis timer yang lain
merupakan kombinasi antara on-delay timer dan off-delay timer. Salah satu cara yang
efektif untuk memahami prinsip kerja berbagai jenis timer adalah dengan
Sebuah pencacah memiliki prinsip kerja yang mirip dengan sebuah timer.
Perbedaannya hanya pada parameter yang menyebabkan status kontak berubah. Jika
pada timer, tundaan waktu yang berperan menyebabkan status kontak berubah, lain
halnya dengan sebuah pencacah. Status kontak sebuah pencacah akan berubah
13
Umumnya juga terdapat dua jenis counter, yaitu: up counter dan down
counter. Pada jenis yang pertama, counter akan mulai menghitung naik dari nol dan
status kontak akan berubah bila counter telah mencacah sampai nilai cacahan yang
ditetapkan. Pada jenis kedua, counter akan mulai menghitung mundur dari nilai
cacahan yang sudah ditetapkan dan status kontak akan berubah bila nilai cacahan
mencapai nol.
rele pada sistem kendali konvensional. Sejauh ini diagram tangga masih digunakan
secara luas untuk pemrograman PLC. Hal ini mungkin dikarenakan kemiripannya
H1 H3 H2 H4
X1 X2
2 1
kendali dasar. Dua buah garis vertikal yang disimbolkan dengna 1 dan 2 merupakan
14
dikenal dengan istilah rel daya. Beda potensial diantaranya adalah sama dengan
Button, koil rele, lampu indikator, dsb, digambarkan berada di antara rel 1 dan 2,
Pada saat membahas diagram tangga sebagai salah satu teknik pemrograman
yang digunakan pada PLC, hal penting yang perlu diingat adalah bahwa yang terjadi
hanya simbolisasi saja. Hal ini dikarenakan pada pemanfaatan PLC yang sebenarnya,
rangkaian untuk input dan output merupakan rangkaian yang terpisah satu sama
lainnya. Hal ini tentu saja berbeda dengan rangkaian kendali konvensional, dimana
antara input dan outputnya terhubung secara langsung dalam penerapannya. Untuk
H1 H3 H2 H4
X1 X2
2 1
ON OFF LAMPU
3 4
15
2.9 Programmable Logic Controller (PLC)
terbatas pada fungsi aritmetika saja. Pada PLC dengan teknologi yang canggih,
pemrosesan PID maupun fungsi yang berbasis Fuzzy Logic juga sudah
memungkinkan.
dibandingkan dengan microcontroller, PLC jauh lebih mudah digunakan dan sudah
16
dikenal secara umum oleh berbagai kalangan di dunia industri. Sebagai salah satu
1. Masa transisi dari sistem kendali konvensional menjadi sistem kendali PLC.
Hal ini dikarenakan pada implementasi sistem PLC, dibutuhkan keahlian dasar
2. Terdapat berbagai jenis PLC yang beredar di pasaran, yang tidak sama satu
sama lainnya (dari segi fungsi maupun teknik pemrogramannya). Oleh karena
itu penyesuaian dengan sistem kendali yang akan dirancang sangat diperlukan;
17
4. Mengingat bahwa PLC merupakan piranti yang bersifat elektronik, maka
terdapat batasan noise yang bisa ditoleransi oleh piranti PLC. Untuk itulah
Secara umum PLC diklasifikasikan menjadi dua jenis utama, yaitu: jenis
compact dan modular. Pada PLC jenis compact, seluruh bagian vital sebuah PLC
modul catu daya), namun jumlah I/O maupun memorinya terbatas. Sementara itu
pada PLC jenis modular, komponen dasar sebuah PLC merupakan bagian yang
terpisah satu sama lainnya dan penggunaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Pada umumnya, PLC jenis modular memiliki opsi untuk penambahan jumlah I/O
maupun memori. Penggunaan PLC jenis compact terbatas untuk sistem yang
yang lebih kompleks serta menuntut kehandalan tinggi serta kemungkinan perubahan
yang signifikan.
PLC bekerja dengan cara melakukan program scanning. Secara umum satu
siklus scanning meliputi 3 tahapan utama yaitu: (i) memeriksa status masukan; (ii)
18
Pada tahapan ini, PLC akan memerikasa seluruh keadaan masukan yang
berasal dari piranti eksternal, seperti: saklar tekan, sensor, dsb. Hasil pemeriksaan
masukan merupakan syarat wajib untuk memastikan bahwa suatu bagian program
perlu dieksekusi.
status keluaran dari elemen yang terpasang pada rangkaian keluaran PLC. Setelah itu
Dalam operasi suatu PLC, juga dikenal istilah waktu respons. Waktu
respons dapat digambarkan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh suatu PLC untuk
Secara umum, bagian utama suatu PLC adalah sebagai berikut: prosesor,
catu daya, memori, modul input dan output, serta perangkat pemrograman.
2.11.1 Prosesor
Unit prosesor atau lebih populer dengan sebutan central processing unit
19
yang tersimpan di dalam memori. CPU selanjutnya mengkomunikasikan keputusan-
sumber menjadi tegangan rendah searah (0/5 VDC) yang dibutuhkan oleh prosesor
2.11.3 Memori
permanen untuk sistem operasi dan data permanen yang digunakan oleh CPU.
pengguna. Selain itu juga ada RAM yang dialokasikan untuk data. Memori ini
perangkat input dan output, serta nilai-nilai timer, pencacah maupun perangkat
eksternal lannya. Sebagian dari memori ini, yaitu blok alamat, diperuntukkan
bagi alamat-alamat input dan output dan juga status untuk masing-masing
menyimpan data yang telah ditetapkan sebelumnya (preset value) dan sisanya
3. Sebagai pilihan, dapat pula disertakan suatu modul ekstra erasable and
20
diprogram dan setelah itu program tersebut secara permanen tersimpan di
dalamnya.
eksternal. Sinyal-sinyal input dapat berasal dari berbagai jenis saklar maupun sensor.
maupun analog.
yang di dalamnya terdapat support software PLC yang bersesuaian. Setelah program
yang dibutuhkan selesai dirancang, maka program tersebut dapat ditransfer ke PLC
melalui kabel koneksi ke saluran komunikasi PLC. Jenis port yang sering digunakan
21
selain sistem bilangan Desimal. Tabel 2.1 menunjukkan perbandingan/perbedaan
22