MINERAL FELSIK
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini saya dapat menyusun Tugas Makalah
Mineral Felsik ini sebagaimana mestinya. Tidak lupa salam serta shalawat kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW beserta sahabatnya, karena tanpa adanya
rahmat dan syafaat dari Allah SWT dan Rasul-Nya, kita tidak akan pernah berada di
muka bumi ini. Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesainya penulisan Makalah yang berjudul Mineral Felsik.
Penulis menyadari bahwa tugas kelompok yang dibuat ini sangatlah jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun agar penulis dapat meningkatkan kualitas penulisan. Akhir
kata saya berharap semoga Makalah ini bermanfaat bagi yang memerlukan. Dan semoga
kita semua berada didalam lindungan-Nya dan selalu mendapatkan ridho Allah SWT.
Mineral felsik, yaitu mineral primer atau mineral utama pembentuk batuan beku
yang berwarna terang, dimana tersusun oleh unsure-unsur Al, Ca, dan K. Kata "felsic"
adalah istilah yang digunakan dalam geologi untuk merujuk mineral silikat , magma,
dan batuan yang diperkaya dalam unsur-unsur ringan seperti silikon, oksigen,
aluminium, natrium, dan kalium.
Mereka biasanya ringan dalam warna dan memiliki berat jenis kurang dari
3. Batu felsic yang paling umum adalah granit , tetapi yang lain termasuk kuarsa ,
muskovit , orthoclase , dan natrium kaya plagioklas feldspar . Dalam hal kimia, batu
felsic berada di sisi lain dari spektrum batu dari mafik batu.
Istilah "felsic" menggabungkan kata " fel dspar "dan" si lica ". Kesamaan dari
felsic istilah ke Fels kata Jerman, yang berarti "batu karang", dan felsig, yang berarti
"berbatu", adalah murni kecelakaan, seperti feldspar adalah pinjaman dari Feldspat
Jerman, yang berasal dari Jerman Feld, yang berarti "lapangan".
Agar batu harus diklasifikasikan sebagai felsic, umumnya perlu mengandung mineral
felsic lebih dari 75% yaitu kuarsa, ortoklas dan plagioklas. Rocks dengan lebih dari 90%
mineral felsic juga dapat disebut leucocratic, yang berarti 'cahaya berwarna'.
Felsite adalah petrologi istilah lapangan yang digunakan untuk merujuk sangat halus
atau aphanitic , berwarna terang vulkanik batuan yang mungkin kemudian dibebankan
setelah analisis mikroskopis atau kimia lebih rinci.
Dalam beberapa kasus, batuan vulkanik felsic mungkin berisi phenocrysts dari
mafik mineral, biasanya hornblende , piroksen atau mineral feldspar, dan mungkin
perlu dinamai mineral phenocryst mereka, seperti 'hornblende-bantalan felsite'.
Nama kimia dari batu felsic diberikan sesuai dengan klasifikasi TAS Le Maitre
(1975). Namun, ini hanya berlaku untuk batuan vulkanik.Jika batu itu dianalisis dan
ditemukan untuk menjadi felsic tetapi metamorf dan tidak memiliki gunung berapi
pasti protolith , mungkin cukup untuk hanya menyebutnya 'sekis felsic'. Ada contoh
diketahui sangat dicukur granit mana bisa salah untuk rhyolites.
Untuk phaneritic batu felsic, yang diagram QAPF harus digunakan, dan nama yang
diberikan sesuai dengan granit nomenklatur.Seringkali spesies mineral mafik termasuk
dalam nama, misalnya, hornblende-bantalan granit, piroksen tonalit atau augit
megacrystic monzonit , karena "granit" Istilah sudah menganggap konten dengan
felspar dan kuarsa.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947),
Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk
secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.50025.000C dan bersifat mobile (dapat
bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat
beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur,
dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas)
yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
1. Tekstur
2. Struktur
3. Komposisi Mineral
4. Pranala luar
1. Tekstur
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-
mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas yang
membentuk massa dasar dari batuan. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan
oleh tiga hal yang penting, yaitu:
A. Kristalinitas
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,
selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur
holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.
Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian
lagi terdiri dari massa kristal.
Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur
holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau sebagai fasies
yang lebih kecil dari tubuh batuan.
B. Granularitas
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada
umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
C. Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat
batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk
kristal, yaitu:
Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan
antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. Secara garis
besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
2. Struktur
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik
bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang
tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat
dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen
lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya
gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah
yang teratur.
Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-
lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-
mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan
lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya
adalah riolit.
Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.
Contohnya adalah dasit.
Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya
adalah andesit.
Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%.
Contohnya adalah basalt.
Sedangkan menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan
indeks warnanya sebagai berikut:
Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Jenis-jenis batuan beku dibedakan menjadi 3 yaitu :
3. Komposisi Mineral
http://en.wikipedia.org/wiki/Felsic
Le Maitre, LE, ed. 2002 Rocks Igneous:. Sebuah Klasifikasi dan Daftar
Istilah 2nd edition, Cambridge
www.google.com