Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO

Disusu Oleh :
dr. Rizky Futari Renggana

Pembimbing Internship :
dr. Zam Iwana

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSREHAB KEMHAN RS DR SUYOTO
JAKARTA 2017
Kasus
Topik : Dermatitis Venenata
Tanggal Kasus : 30 Juni 2017 Presenter : dr. Rizky Futari Renggana
Tanggal Presentasi : 4 Oktober 2017 Pendamping : dr. Zam Iwana
Tempat Presentasi : Lantai 2 gedung Rehabilitasi Medik
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa


Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Seorang wanita, 45 tahun, datang dengan keluhan gatal gatal pada lipat tangan kiri
Tujuan : Identifikasi dan manajemen Dermatitis Venenata
Bahan Bahasan Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas Diskusi Presentasi Email Pos
Data Pasien Nama : Ny. R Nomor Registrasi: 20.99.67
Data utama untuk bahan diskusi :
Pemeriksaan Subjektif

Anamnesis:

Pasien datang dengan keluhan terdapat dua buah lesi kemerahan yang terasa panas
dan gatal di sekitar lipatan tangan kirinya, sejak 1 minggu lalu. Pasien mengatakan lesi
tersebut timbul setelah digigit serannga tomcat. Lesi tersebut dapat menyatu bila lengan
kirinya dilipat membentuk sudut lancip. Menurut pasien lesi tersebut kian melebar dan tak
kunjung membaik. Pasien belum mencoba mengobati lesinya dengan obat-obatan apapun,
hanya sesekali mencucinya dengan air mengalir untuk mengurangi panas. Pasien juga sering
menggaruk-garuk lesinya karena terasa gatal.

Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat alergi obat disangkal
- Riwayat alergi makanan disangkal
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat sakit serupa disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat alergi obat disangkal
- Riwayat alergi makanan disangkal
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat sakit serupa disangkal
Riwayat sosial ekonomi
Pasien seorang karyawan swasta, mendaftar sebagai pasien umum, kesan ekonomi mampu.

Pemeriksaan Objektif
Tanda Vital
- Keadaan umum: Baik
- Kesadaran: Compos mentis
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Frekuensi nadi: 86 x/ menit
- Frekuensi napas: 18 x/ menit
- Suhu: 36,8C

Pemeriksaan Fisik:
Kepala: Normocephal, rambut terdistribusi merata, alopesia (-)
Mata: Konjungtiva tidak anemis. Sklera tidak ikterik. pupil isokor 3mm/3mm,
refleks cahaya positif pada mata kanan dan kiri
Mulut: Faring tidak hiperemis, uvula ditengah T1-T1
Leher: Tidak ditemukan pembesaran KGB
Jantung: S1 S2 reguler, tidak ada murmur maupun gallop
Paru:
- Inspeksi: Bentuk dada simetris pada saat keadaan statis maupun dinamis, tidak
ada kelainan bentuk, tidak ada retraksi saat inspirasi (dibagian suprastrenal,
supraklavikula maupun interkostal), nafas cuping hidung (-).
- Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru, batas paru dan hati pada ICS VI
- Palpasi: Fremitus paru kanan dan kiri sama kuat
- Auskultasi : Vesikuler +/+, ronki dan wheezing tidak ditemukan

Abdomen:
- Inspeksi: Datar, tidak ada caput medusae, tidak ada benjolan, tidak ada spider
navy
- Auskultasi: Bising usus positif normal 12x/menit
- Perkusi: Timpani pada semua regio abdomen
- Palpasi: Tidak terdapat terdapat nyeri tekan, palpasi lunak pada semua regio
abdomen, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit baik.
Ekstremitas: CRT < 2 detik, akral hangat, tidak terdapat edema

Status Dermatologi
Distribusi : Regional, unilateral, simetris
Regio : Bagian distal brachialis sinistra dan bagian proximal antebrachialis
sinistra
Efloresensi Primer : Plak eritematosa berbatas tegas dengan beberapa bula di bagian
tengah lesi
Ukuran : Plakat
Konfigurasi : Sirsinar
Efloresensi Sekunder : Skuama halus dibagian atas lesi
Pemeriksaan Penunjang:
Tidak dilakukan

Diagnosis Banding
- Dermatitis Venenata
- Dermatitis Kontak Alergi

Diagnosis
- Dermatitis Venenata

Prognosa
- Ad Vitam : Ad bonam
- Ad sanam : Ad bonam
- Ad fungsionam : Ad bonam
- Ad cosmeticam : Ad bonam

Penatalaksanaan
Non-medikamentosa:
- Kompres dingin saat gatal
- Disarankan tidak digaruk
- Jika terdapat banyak serangga dirumah pakai semprotan pembunuh serangga
sebelum tidur
- Tidur memakai kelambu jika perlu

Medikamentosa:
- Hidrocortison 2% cream
- Dexamethason tab 0,5 mg, 3x1
- Loratadine tab 10 mg, 1x1

Hasil Pembelajaran:
1. Gejala dan tanda demam tifoid + bronkopneumonia
2. Identifikasi dan diagnosis demam tifoid + bronkopneumonia
3. Manejemen demam tifoid + bronkopneumonia
4. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi akibat demam tifoid + bronkopneumonia

Rangkuman Pembelajaran Portfolio:

Subjective
Pasien datang dengan keluhan terdapat dua buah lesi kemerahan yang terasa panas dan gatal
di sekitar lipatan tangan kirinya, sejak 1 minggu lalu. Pasien mengatakan lesi tersebut timbul
setelah digigit serangga tomcat. Lesi tersebut dapat menyatu bila lengan kirinya dilipat
membentuk sudut lancip. Menurut pasien lesi tersebut kian melebar dan tak kunjung membaik.
Pasien belum mencoba mengobati lesinya dengan obat-obatan apapun, hanya sesekali
mencucinya dengan air mengalir untuk mengurangi panas. Pasien juga sering menggaruk-garuk
lesinya karena terasa gatal.
Dermatitis venenata adalah dermatitis yang disebabkan oleh gigitan, liur, atau bulu
serangga. Penyebabnya adalah toksin atau allergen dalam cairan gigitan serangga tersebut.
Serangga yang menyebabkan dermatitis venenata biasa dikenal dengan sebutan tom cat.
Tom cat (Paederus sp) atau yang sering dikenal dengan semut kayap, merupakan kumbang
dengan habitat di sawah, semak-semak, dan tambak liar dengan sedikit semaksemak. Tomcat
memilki zat pederin di sirkulasi darah, sehingga telur, pupa, dan kumbang dewasa ini akan
mengeluarkan zat pederin saat tubuhnya hancur atau merasa terancam. Erupsi dimulai ketika
unsur penyebeb mengenai kulit. Reaksi pertama mencakup rasa gatal dan terbakar.

Objective
Tanda Vital :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Frekuensi nadi : 86 x/ menit
Frekuensi napas : 18 x/ menit
Suhu : 36,8C
Status Dermatologi
Distribusi : Regional, unilateral, simetris
Regio : Bagian distal brachialis sinistra dan bagian proximal antebrachialis sinistra
Efloresensi Primer : Plak eritematosa berbatas tegas dengan beberapa bula di
bagian tengah lesi, kissing phenomenon
Ukuran : Plakat
Konfigurasi : Sirsinar
Efloresensi Sekunder : Skuama halus dibagian atas lesi

Pemeriksaan Penunjang:
Tidak dilakukan

Erupsi dimulai ketika unsur penyebeb mengenai kulit. Reaksi pertama mencakup rasa gatal,
terbakar dan eritama yang segera diikuti oleh gejela edema, pakula, vesikel serta
perembesan atau sekret. Pada fase subkutis, perubahan vesikuler ini tidak begitu mencolok
lagi dan berubah menjadi pembentukan krusta, pengeringan atau bila pasien terus menerus
menggaruk kulitnya, penebalan kulit (likenifikasi) dan pigmentasi (perubahan warna) akan
terjadi infasi sekunder timbul kembali. Diagnosis berdasarkan anamnese dan gambaran klinis.
Percobaan tempel tidak dapat dilakukan pada stadium akut, karena akan memberatkan penyakit.

Assessment
Diagnosis berdasarkan anamnese dan gambaran klinis. Pada kasus ini pasien mengaku lesi
didapatkan setelah digigit serangga tomcat, lesi tersebut terasa panas dan gatal. Dari
gambaran klinis didapatkan dua buah lesi eritem, lesi nampak simetris dan bila lengan atas dan
bawah dilipat kedua lesi nampak saling menempel dengan bentuk dan ukuran yang serupa
(kissing phenomenon).Sehingga nampak lah jelas bahwa lesi pasien khas diakibatkan oleh
racun gigitan serangga tomcat atau yang disebut dermatitis venenata.

Plan
Rencana Penatalaksanaan
Proteksi terhadap zat penyebab dan penghindaran kontakan merupakan tindakan penting.
Pada reaksi lokal diberikan kortikosteroid, hidrokortison meupakan lini pertama pengobatan
sebagai antiinflamasi ringan, apabila terjadi reaksi sistemik maka dipertimbangkan pemberian
obat secara sistemik. Antihistamin sistemik tidak di indikasikan pada stadium permulaan, sebab
tidak ada pembebasan histamin. Pada stadium selanjutnya terjadi pembebasan histamin secara
pasif. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan penyakit berat misalnya prednison 20 mg sehari.
Terapi topikal digunakan sesuai dengan petunjuk umum pengobatan dermatitis.
Penatalaksanaan pada dermatitis venenata pada tahap lanjut adalah
1 Kortikosteroid oral (dexametason 4 x 5 mg selama 5 hari) diberikan untuk mengurangi
dan mencegah berkembangnya dermatitis alergi semakin luas.
2 Antihistamin (ciproheptadine 3 x 4 mg selama 5 hari) diberikan untuk keadaan pruritus
penderita dengan mencegah degranulasi sel mast
3 Antibiotik sistemik (sefadroksil 2 x 500 mg selama 5 hari) untuk pengobatan infeksi
sekunder

Rencana Edukasi
Kompres dingin saat gatal
Disarankan tidak digaruk
Jika terdapat banyak serangga dirumah pakai semprotan pembunuh serangga sebelum tidur
Tidur memakai kelambu jika perlu

Follow Up
- Tidak dilakukan pasien rawat jalan
Daftar Pustaka:

1. Joice L Kee dan Uvelyn. R. Hayes : FARMAKOLOGI ( PENDEKATAN PROSES


KEPERAWATAN ) Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1994. Hal. 381 386
2. Djuanda Adhi, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi kedua, Penerbit Fakultas
Kedoktetan Universitas Indonesia, Jakarta, 1993 Halaman 144
3. Wahyuni Anna, Buku Saku Obat-obatan Penting Untuk Pelayanan Kefarmasian Bagian
Farmasetika Fakultas Farmasi UGM, 2005
4. Kurniati S. C, Kasus Alergi Kulit dan Masalah Penatalaksanaannya, Tangerang, 1996
Halaman 4-8.
5. MIMS 2010

Anda mungkin juga menyukai