Anda di halaman 1dari 17

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Perhitungan kelimpahan

Pembuatan profil penampang berperan penting dalam pembuatan laporan

perhitungan kelimpahan. Suatu profil menggambarkan kondisi geologi berupa

satuan litologi, struktur geologi serta ketinggian (elevasi) dan stratigrafi yang

menggambarkan hubungan antar satuan litologi atau Formasi secara vertikal,

menjelaskan tentang umur batuan, deskripsi litologi, lingkungan pengendapan,

serta menghubungkan satuan litologi dengan geologi regional. Sehingga sangat

penting untuk memahami pembuatan profil penampang serta geologinya.

2.2 Metode Pemetaan

Pemetaan suatu singkapan secara tradisi dilakukan di lapangan dan

peralatan untuk pekerjaan lapangan antara lain: buku catatan lapangan, peta

topografi (peta dasar), kompas geologi, lensa stereoskop, palu geologi, kamera,

serta peralatan tulis lainnya.

Pekerjaan pemetaan mencakup observasi dan pengamatan singkapan

batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur

unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada

buku lapangan dan mem-plot data hasil pengukuran keatas peta topografi (peta

dasar).

Berkat perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan pemanfaatan

GPS (Global Positioning System) untuk penentuan lokasi dari singkapan serta

geologinya secara akurat serta penggunaan Note-book (Laptop) dan PDA

4
5

(Personal Digital Assistant) untuk mencatat dan merekam data geologi secara

langsung di lapangan. Pada pemetaan geologi, para ahli geologi tidak saja

melakukan observasi dan pencatatan akan tetapi juga melakukan analisa dan

penafsiran di lapangan, seperti menentukan jenis sesar, hubungan antar satuan

batuan dan lain sebagainya.

Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil pengukuran

kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi

lainnya harus diplot pada peta dasar dengan mengunakan software Argis dan

Global Mapper atau bisa dengan Autocad. Hal-hal yang tidak dapat dikerjakan

dan dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa paleontologi, analisa

petrografi, maupun analisa sedimentologi, maka diperlukan pengambilan

contoh batuan guna keperluan analisis di laboratorium.

Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta

geologi beserta penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan

dari sebaran batuannya, luasan daerah, geomorfologinya, susunan batuan

(stratigrafi), serta struktur dan sejarah geologinya. yang berkembang.

Pemetaan juga dapat dilakukan dengan bantuan potret udara sebagai peta

dasarnya. Untuk kepentingan pemetaan, potret udara yang diperlukan adalah

potret udara yang saling overlap. Dengan mempergunakan stereoskop, maka

kenampakkan 3 dimensi dari daerah yang akan dipetakan dapat diperoleh.

2.3 Kuarsit

2.3.1 Pengertian

Kuarsit adalah batuan metamorf tidak berfoliasi (nonfoliated) yang

hampir tersusun seluruhnya oleh mineral kuarsa. Batuan ini dapat terbentuk
6

ketika batupasir yang kaya kuarsa diubah oleh panas, tekanan, dan aktivitas

kimia akibat proses metamorfosis. Panas intens dan tekanan dari

metamorfosis menyebabkan terjadinya pengkristalan butiran pasir bersamaan

dengan semen silikanya, proses ini selanjutnya menghasilkan ikatan yang

sangat kuat antar butir kuarsa tersebut.

Kondisi ini mengakibatkan terjadinya pengkristalan butiran pasir

bersamaan dengan semen silikanya. Proses ini selanjunya menghasilkan

ikatan yang sangat kuat dan erat (intergrown) antar butir kuarsa tersebut.

Kuarsit dengan struktur kristal yang demikian membuatnya menjadi keras,

kuat, dan menjadi semakin resisten (bertahan). Inilah salah satu karakteristik

utama yang membedakan batu kuarsit dengan batupasir.

Gambar 2.1. Batu Kuarsit

Sebagian besar kuarsit terbentuk selama aktivitas pembentukan

pengunungan di batas lempeng konvergen. Batupasir yang lebih awal

terdeposisi selanjutnya akan termetamorfosis membentuk kuarsit akibat

adanya aktivitas dibatas lempeng tersebut. Kuatnya tekanan pada batas

lempeng akan menghasilkan lipatan serta patahan (sesar) dan juga penebalan
7

kerak, yang selanjutnya membentuk pegunungan. Kuarsit merupakan jenis

batuan yang sangat penting pada pegunungan lipatan di seluruh dunia. Kuarsit

merupakan salah satu batuan yang paling resisten (bertahan) di permukaan

bumi. Ketika suatu pegunungan mengalami pelapukan dan erosi, batuan

lainnya akan mudah hancur sedangkan kuarsit masih tetap bertahan, inilah

sebabnya mengapa kuarsit sering ditemukan di puncak-puncak sampai pada

sisi-sisi pegunungan. Tidak seperti feldspar yang mudah lapuk menjadi

lempung (tanah), kuarsit sangat sulit membentuk tanah. Apabila batuan ini

pecah, kuarsit masih akan tetap konsisten membentuk kuarsa. Inilah yang

membuat kuarsit tidak dapat berkontribusi dalam hal pembuatan tanah (soil).

Kuarsit sering ditemukan sebagai batuan dasar yang terbuka dengan

sedikit ataupun tanpa lapisan penutup tanah. Kuarsit termasuk dalam fasies

greenschist proses penambangan menggunakan system penambangan terbuka

karena segala kegiatan yang dilakukan berada pada tempat yang terbuka atau

berhubungan dengan udara bebas. Penambangan ini dilakukan dalam skala

kecil. Kegunaannya untuk persediaan bahan bangunan, sering di gunakan

sebagai bahan dalam industry gelas dan keramik.

2.3.2 Genesa

Batuan ini tersusun oleh mineral kuarsa yang warnanya putih dengan

bentuk prismatik. Kuarsit terbentuk pada metamorfisme kontak atau regional

(rendah sedang) batuan ini terbentuk dari batuan sedimen yaitu batupasir

kuarsa yang kaya akan silika dan membuat batuan tersebut mempunyai

tingkat kekerasan sekitar 7 skala Mohs.


8

Kuarsit bersifat sangat keras, kompak, masif dan kristalin. Dapat juga

mempunyai laminasi yang sangat halus sampai kasar dan bahkan dapat

berukuran kerikil. Kuarsit pada umumnya berwarna putih atau putih abu-abu

akan tetapi beberapa diantanya dapat berwarna merah muda, ataupun ungu

karena adanya elemen pengotor berupa oksida besi, elemen pengotor lainnya

juga dapat menyebabkan batu kuarsit berwarna kuning, orange, coklat, hijau

ataupun biru. Sifatnya transparan sampai opak. Pecahnya tidak rata,

konkoidal atau menyuban.

(batupasir)
Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)

Warna : Putih atau Abu-abu, cokelat, merah muda

Ukuran butir : Medium coarse

Kekerasan : 7 Skala Mohs

Struktur : Non foliasi

Komposisi : Kuarsa

Derajat metamorfisme : Intermediate Tinggi

Ciri khas : Lebih keras dibanding glass

2.3.3 Kegunaan

Kuarsit menjadi lebih populer sebagai batu dimensi dalam industri

konstruksi. Penggunaan kuarsit sebagai batu hias di konstruksi bangunan

tumbuh setiap tahunnya. kuarsit di poles pada salah satu permukaan datarnya

dan digunakan untuk menutupi dinding, sebagai alas lantai dan anak tangga.

Kuarsit memiliki keragaman kegunaan baik itu dalam bidang

konstruksi, manufaktur, arsitektur, dan seni dekoratif. Karena batu ini


9

menarik dengan daya tahan yang besar dan tekstur yang unik semakin banyak

kontraktor dan pemilik rumah menggunakan kuarsit untuk menyelesaikan dan

menghias bangunan mereka. Kuarsit di poles pada salah satu permukaan

datarnya dan digunakan untuk menutupi dinding, sebagai alas lantai dan anak

tangga. Kuarsit juga digunakan, untuk tingkat kecil, seperti batu hancur yang

digunakan dalam konstruksi jalan dan perbaikan.

Meskipun sifat-sifatnya lebih unggul dari batuan lainnya, penggunaan

kuarsit selalu dibatasi karena berbagai alasan. Contohnya dalam bidang

konstruksi, sebagai batu pecah seharusnya kuarsit menjadi batuan yang lebih

unggul karena tingkat kekerasannya jauh lebih besar dibandingkan jenis batu

pecah yang lain (basalt, andesit, gamping, dsb). Akan tetapi karena sifatnya

yang terlalu keras membuat penggunaannya justru dibatasi karena alasan

dapat menyebabkan keausan berat pada alat pemecah batu (crusher).

2.4 Glasir

2.4.1 Pengertian

Glasir merupakan material yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau

batuan silikat dimana bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan

melebur dan membentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi

satu pada permukaan badan keramik. Sifat fisik maupun kimia dari glasir

hampir sama dengan gelas yaitu keras, licin, awet, tidak tembus air, dan tidak

larut kecuali dalam asam florida dan impermeable terhadap gas maupun

cairan. Tekstur pada permukaan glasir bermacam-macam yaitu berwarna atau

tidak berwarna, bisa juga transparan, translusen (opak), dan matt atau dof
10

(tidak mengkilap), yang sangat efektif dipergunakan sebagai unsur dekorasi

atau ungkapan ekspresi para seniman (keramikus).

Pada keramik, glasir itu tidak boleh meleleh turun dari benda yang

dilapisi sehingga glasir itu harus lebih kaku. Glasir dibuat dari bermacam-

macam campuran bahan baku ada yang sudah siap pakai (frit) dan juga

terbuat dari alam (non frit) yang di haluskan kemudian dicairkan dengan air

dan dilapiskan merata pada permukaan benda keramik, dimana bahan tersebut

akan meleleh ditempat (dalam tungku / oven) waktu dibakar. Jenis body dan

glasir mempunyai rentang suhu yang berbeda jika dibakar dengan suhu yang

terlalu rendah, glasir tidak matang, kalau terlalu tinggi glasir akan meleleh

lari kebawah, supaya berhasil dengan baik kita harus tahu kisaran suhu berapa

yang dibutuhkan pada body dan glasir tertentu.

2.4.2 Bahan-bahan Glasir

Saat ini sudah banyak bahan mentah siap pakai yang digunakana untuk

membuat glasir yakni dalam keadaan kering bentuk tepung/powder kering agar

lebih mudah pengolahannya. Macam-macam bahan yang dapat digunakan

untuk membuat glasir, ialah:

1. Bahan Mentah

a. Silikat (SiO2) adalah Komposisi utama dari tanah dan batuan yang

membentuk kerak bumi tersusunn dari silika (SiO2) dalam bentuk batuan

silika sekitar 97%. Batuan silikat adalah material yang sangat penting untuk

bodi porselin. Biasanya bodi porselin mengandung kaolin dan felspar

masing-masing sampai 30% dan batuan silika sampai 40%. Didalam glasir

bahan silika sebagai batuan silika perlu ditambahkan bahan lain.


11

Disamping batuan silika, bahan-bahan sumber silika yaitu pasir silika,

tanah diatomae dan abu sekam padi dapat juga digunakan. Karena abu

jerami mengandung 80% silika, sering digunakan untuk membuat barang

kerajinan sebagai bahan glasir. Lagipula abu jerami atau abu kulit padi

dalam glasir menghasilkan glasir opak tergantung pada jumlahnya dalam

glasir. Di beberapa tempat dalam bahasa lokal, batuan silika disebut

giyaman yang berarti gelas atau barang gelas. Batuan silika adalah batuan

yang sangat keras tetapi menjadi rapuh setelah dibakar dan mudah

dihancukan. Temperatur lunak (tahan api) dari batuan silika sebagian besar

1770oC - 1790oC. Bila beberapa jenis pelebur ditambahkan pada batuan

silika dengan jumlah yang sesuai maka batuan silika mengalami vitrifikasi

pada temperatur lebih rendah. Untuk mencegah terjadi retak-retak pada

glasir, batuan silika ditambahkan dalam jumlah yang tepat, tetapi bila

ditambahkan berlebih retak-retak glasir bertambah.

b. Feldspat (K2O Na2O) adalah bahan utama sebagai pelebur bodi porselin

dan glasir (termasuk glasir temperatur tinggi selain glasir porselin).

Feldspar merupakan unsur utama dalam batuan yang berada sebagai

mineral penyubur tanah yang terdapat pada lapisan kedua setelah batubara.

Feldspar jarang ditemukan secara terpisah dari batuan lain karena

umumnya merupakan kandungan dalam granit atau batuan lain. Feldspar

di golongkan dalam orthoklas (potas feldspar), albite, anorthite tetapi

kebanyakan sebagai potas feldspar. Sangat jarang feldspar dalam keadaan

murni. Feldspar yang murni, biasanya berada dalam larutan padat (phase
12

crystallin, dengan komposisi yang dapat bervariasi) dengan komposisi

kimianya hampir tidak pernah konstan.

Feldspar murni mempunyai formula kimia sebagai berikut:

Orthoclase K2O Al2O3 6 SiO2

Albite Na2O Al2O3 6 SiO2

Anorthite C2O Al2O3 2 SiO2

Feldspar digunakan sebagai material alkali pada glasir temperatur tinggi

dan pada batu kapur atau abu kayu hanya untuk penambahan dengan

jumlah yang tepat untuk menghasilkan glasir.

c. Alumina (Al2O3) adalah bahan yang praktis dan selalu ada pada setiap

type glasir. Untuk glasir yang mengkilap perbandingan Alumina : Silika

adalah 1 : 6 dan 1 : 4. Al2O3 diperoleh dari feldspat, tanah atau batuan

lainnya. Alumina meningkatkan daya tahan api gelasir, meningkatkan

kekuatan, mengurangi pemuaian, menambah kekerasan serta kilap.

d. Kapur (CaO) adalah bahan pelebur untuk glasir yang dibakar pada

temperatur sedang dan tinggi. Kapur juga membantu pelengketan glasir

pada badan keramik dan bereaksi baik dengan badan maupun dengan

glasir. CaO diperoleh dari calcium carbonat atau dari batu gamping. Terlalu

banyak kandungan kapur dapat menyebabkan devitrifikasi (pembentukan

kristal kembali) dan menjadi matt (tidak mengkilap).

2. Bahan Siap Pakai

Jenis bahan glasir siap pakai yang dipasarkan, antara lain:

a. Glasir TSG e. Glasir frit

b. Glasir 107
13

c. Glasir Stoneware

d. Glasir opaq

2.4.3 Jenis-jenis Glasir

Jenis Glasir biasa di kelompokan menurut proeses pembuatannya antara lain :

1. Menurut jenis keramik

a. Gerabah (Earthenware)

Dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah

dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000C. Keramik jenis ini

struktur dan teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar

supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi glasir, semen atau

bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah

apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin.

Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya

termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah banyak dibuat

berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah

kekuatannya.

b. Keramik Batu (Stoneware)

Dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan tahan

api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200-1300C).

Keramik jenis ini mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh,

kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis termasuk kualitas golongan

menengah.

c. Porselin (Porcelain)
14

Adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan

lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika.

Oleh karena badan porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa

tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada umumnya,

porselin dipijar sampai suhu 1350C atau 1400C, bahkan ada yang

lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500C. Porselin yang tampaknya

tipis dan rapuh sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan

teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh karena keramik ini

dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi

penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini

mempunyai kualitas tinggi dan bagus, disamping mempunyai daya

tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin. Juga

bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.

2. Menurut cara pembuatannya:

a. Glasir Frit

Glasir yang sebelum digunakan, dilakukan proses peleburan pada

bahan dasarnya menjadi suatu massa gelas yang tidak larut dalam air.

Ini dilakukan pada bahan-bahan glasir yang mudah larut seperti:

sodium, potassium dan borax.

b. Glasir Non Frit/mentah

Glasir yang dibuat dari material keramik terolah atau tanah tanpa

melalui proses peleburan. Bahan-bahan untuk glasir jenis ini tidak

larut dalam air. Bahan-bahan glasir cukup digiling dan dicampur air

lalu diaplikasikan pada benda keramik.


15

c. Glasir Campuran

Adalah jenis glasir yang dibuat dari bahan mentah dan bahan glasir

yang sudah difrit.

3. Menurut temperatur pembakaran:

a. Glasir Bakaran Rendah

Jenis glasir bakaran rendah pada umumnya dibakar diantara suhu

(7920C - 11200C), jenis glasir ini akan menghasilkan glasir yang halus

dan mengkilkap dengan ciri khas selalu berwarna terang dan

mengkilap.

b. Glasir Bakaran Menengah

Glasir yang matang antara suhu (1000oC-1200oC). Glasir jenis ini

mengandung fluks untuk bakaran rendah dan juga fluks untuk bakaran

tinggi. Secara umum glasir jenis ini memadukan sifat-sifat glasir

bakaran rendah (halus, glossy, cerah) dengan sifat-sifat glasir bakaran

tinggi yang tahan panas.

c. Glasir Bakaran Tinggi

Glasir yang matang pada suhu 12300C -13700C. Fluks yang digunakan

antara lain kalsium karbonat yang mempunyai titik lebur 81600C.

Karena feldspar adalah bahan utama pada glasir bakaran tinggi ini

maka maka glasirnya disebut feldspathic glaze (glasir feldspatik).

Glasir jenis ini bersifat matt, halus (tetapi tidak menampakkan sifat

kilap seperti pada glasir bakaran rendah),sangat keras (tidak bisa

digores dengan logam), tahan terhadap asam.

4. Menurut kondisi pembakaran:


16

a. Oksidasi

Glasir dibakar pada kondisi pembakaran dimana oksigen (udara) yang

dibutuhkan cukup terpenuhi.

b. Reduksi

Glasir dibakar pada kondisi pembakaran dengan oksigen (udara)

terbatas.

5. Menurut sifat setelah pembakaran:

a. Transparan

Grasir yang dihasilkan bening tembus cahaya sehingga warna

badannya dapat terlihat.

b. Opaque/menutup

Untuk menutup warna badan benda setelah bakar biskuit dipakai glasir

penutup/tidak transparan. Bahan yang sering dipakai untuk membuat

glasir opaq yaitu SnO2,TiO2, ZrO2 dan CdO2.

2.4.4 Pengglasiran Keramik

Secara umum proses produksi glasir dapat dilakukan melalui 3 (tiga)

tahap, yaitu penyiapan bahan baku, proses pencampuran bahan dan proses

pengglasiran keramik, tetapi sebelum memulai membuat rancangan Glasir,

harus ada analisa tiap bahan yang akan dipakai. Analisa ini bisa di dapatkan

dari pemasok bahan, atau mengirim contoh bahan ke laboratorium dan test

untuk produk industri, salah satunya Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri Jl. Jagir Wonokromo No. 360 Surabaya.


17

(Sumber: http://jrisetgeotam.com)
Gambar 2.2. Bagan alir produksi glasir

1. Tahap Persiapan Bahan Baku

Tahap pertama dalam pembuatan glasir adalah penyiapan bahan

baku yaitu :

a. Terdiri dari komponen bahan pembentuk gelas, misalnya pasir

kwarsa murni atau silika (SiO2).

b. Terdiri dari komponen flux atau bahan peleleh (pelebur), misalnya

oksida-oksida yang titik leburnya relatif rendah.

c. Terdiri dari komponen pelekat, yang merupakan kerangka glasir

yang sifatnya sama dengan bahan body benda keramik yang akan

dilapisi (unsur tanah liat) misalnya alumina (Al2O3). (Utomo,

2012).
18

2. Proses Pencampuran Bahan

Pada tahap ini adalah mencampur bahan-bahan glasir berdasarkan

resep glasir yang ada. Komposisi glasir sering dinyatakan dalam resep dan

formula. Resep glasir adalah komposisi dimana kita tinggal mencampur

bahan-bahan tersebut berdasarkan persentase massa/berat. Bila komposisi

glasir dinyatakan dalam formula, maka kita harus mengubah formula

tersebut ke resep glasir. Ini memerlukan pengetahuan hitung glasir.

Peralatan utama yang dipakai adalah timbangan yang tepat.

3. Tahap Pengglasiran

Tahap yang terakhir adalah melapiskan glasir tersebut ke benda

keramik dengan teknik semprot, teknik celup, atau kuas; tergantung jenis

bendanya. Untuk benda-benda besar/lebar lebih baik menggunakan teknik

semprot; sedangkan untuk benda-benda kecil/sedang berongga seperti

cangkir mangkok akan lebih baik glasirnya bila menggunakn teknik

celup. Dikirim oleh Studio Keramik di 1:30 AM Label: Glasir

(Sumber : studiokeramik)
Gambar 2.3 Teknik Semprot
19

(Sumber : studiokeramik)
Gambar 2.4 Teknik Tuang

(Sumber : studiokeramik)
Gambar 2.5 Teknik Celup

d. Peleburan Glasir

Proses pembakaran glasir yang menyebabkan peleburan glasir

tidak terlalu berbeda dengan proses pembakaran badan keramik itu

sendiri. Bahan-bahan keramik akan mengalami beberapa tahapan

penting dalam proses pembakaran yaitu penghilangan air dan unsur-

unsur organis, inverse kuarsa, pembentukan mineral-mineral sintesis

dan pada akhirnya terjadilah peleburan mineral-mineral yang

merupakan pencapaian titik kematangan. Leburan material tersebut akan


20

mengisi pori-pori/ronga-ronga pada badan keramik dan sisanya akan

meleleh menyelubungi permukaan badan keramik tersebut.

(Sumber:http://docplayer.info)
Gambar 2.6 Oven Peleburan Glasir

Anda mungkin juga menyukai