EMAS
OLEH
AMANDA PAH
1306101001
A. Definisi
Emas ialah unsur kimia dalam sistem periodik unsur yang mempunyai simbol Au (L.
aurum) dan nombor atom 79. bersifat lunak dan kekerasannya berkisar antara 2,5 3
(skala mohs). Berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang
berpadu dengannya.
Emas merupakan logam lembut, berkilat, berwarna kuning, padat, mudah ditempa, udah
ditarik, logam peralihan (trivalen dan univalen), dan stabil, emas tidak bertindak bereaksi
dengan kebanyakan bahan kimia. Walau bagaimanapun emas dapat bereaksi dengan
klorin, fluorin dan akua regia. Logam ini selalunya hadir dalam bentuk bongkahan dan
butiran batuan dan pendaman aluvial.
B. Genesa
Emas dalam bentuk cebakan di alam dijumpai dalam dua tipe, yaitu cebakan emas primer
dan emas sekunder. Cebakan emas primer umumnya terbentuk oleh aktifitas hidrotermal,
yang membentuk tubuh bijih dengan kandungan utama silika. Cebakan emas primer
mempunyai bentuk sebaran berupa urat atau dalam bentuk tersebar pada batuan.
Sedangkan cebakan emas sekunder terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-
batuan yang mengandung emas. Sebaran cebakan emas aluvial pada umumnya
menempati cekungan Kuarter, berupa lembah sungai yang membentuk morfologi dataran.
Tiga penambang emas besar di Indonesia menurut data tahun 1987 adalah:
- PT Freeport Indonesia Inc. yang berlokasi di Tembagapura, Papua dengan jumlah
produksi 2,2 ton/tahun (1986).
- PT Lusang Mining yang berlokasi di Bengkulu dengan jumlah produksi 300
kg/tahun (1986).
- PT Aneka Tambang (Persero) berlokasi di Cikotok, Jawa Barat dengan jumlah
produksi 240 kg/tahun (1986).
D. Cara Penambangan
Pada industri, emas diperoleh dengan cara mengisolasinya dari batuan bijih emas
(ekstraksi). Bijih emas dikategorikan dalam 4 ( empat ) kategori :
Bijih rata-rata ( typical ) dengan mudah digali, nilai biji emas khas dalam galian
terowongan terbuka yakni kandungan 1 -5 ppm
Menurut Greenwood dkk (1989), batuan bijih emas yang layak untuk dieksploitasi
sebagai industri tambang emas, kandungan emasnya sekitar 25 g/ton (25 ppm).
Dalam kajian geologi, emas dapat ditemukan pada tiga lokasi/tipe. Pertama adalah emas
yang terdapat dari pembekuan langsung secara cepat dari magma dalam perut bumi.
Kedua, emas terbentuk dari celah epithermal yang kemudian membeku. Ketiga emas
terbentuk akibat pengikisan dari batuan epithermal maupun hydrothermal yang kemudian
terendapkan pada daerah aliran sungai.
Implementasi dari ketiga jenis penemuan emas di atas, dalam dunia pertambangan
mengenal dua metode eksplorasi tambang, pertama metode tambang bawah tanah
(underground mining) dan kedua metode tambang terbuka (surface mining). Kedua
metode penambangan emas tersebut sangat dipengaruhi oleh karakteristik cebakan
emas.
Berdasarkan proses terbentuknya, endapan emas dikatagorikan menjadi dua type yaitu :
Cebakan emas primer dapat ditambang secara tambang terbuka (surface mining)
maupun tambang bawah tanah (underground minning). Sementara cebakan emas
sekunder umumnya ditambang secara tambang terbuka.
Terhadap batuan yang ditemukan, dilakukan proses peremukan batuan atau penggerusan,
selanjutnya dilakukan sianidasi atau amalgamasi, sedangkan untuk tipe penambangan
sekunder umumnya dapat langsung dilakukan sianidasi atau amalgamasi karena sudah
dalam bentuk butiran halus.
Beberapa karakteristik dari bijih tipe vein ( urat ) yang mempengaruhi teknik
penambangan antara lain :
1. Komponen mineral atau logam tidak tersebar merata pada badan urat.
3. Kebanyakan urat mempunyai lebar yang sempit sehingga rentan dengan pengotoran
( dilution ).
4. Kebanyakan urat berasosiasi dengan sesar, pengisi rekahan, dan zona geser (regangan),
sehingga pada kondisi ini memungkinkan terjadinya efek dilution pada batuan samping.
5. Perbedaan assay ( kadar ) antara urat dan batuan samping pada umumnya tajam,
berhubungan dengan kontak dengan batuan samping, impregnasi pada batuan samping,
serta pola urat yang menjari ( bercabang ).
6. Fluktuasi ketebalan urat sulit diprediksi, dan mempunyai rentang yang terbatas, serta
mempunyai kadar yang sangat erratic ( acak / tidak beraturan ) dan sulit diprediksi.
E. Pengolahan
Pengolahan Bijih Emas Diawali Dengan Proses kominusi kemudian dilanjutkan dengan
proses yang di sebut Metalurgy.
Kominusi adalah proses reduksi ukuran dari ore agar mineral berharga yang mengandung
emas dengan tujuan untuk membebaskan ( meliberasi ) mineral emas dari mineral-
mineral lain yang terkandung dalam batuan induk.
Tujuan liberasi bijih ini antara lain agar :
Mengurangi kehilangan emas yang masih terperangkap dalam batuan induk
Kegiatan konsentrasi dilakukan tanpa kehilangan emas berlebihan
Meningkatkan kemampuan ekstraksi emas
Proses kominusi ini terutama diperlukan pada pengolahan bijih emas primer, sedangkan
pada bijih emas sekunder bijih emas merupakan emas yang terbebaskan dari batuan induk
yang kemudian terendapkan. Derajat liberasi yang diperlukan dari masing-masing bijih
untuk mendapatkan perolehan emas yang tinggi pada proses ekstraksinya berbeda-beda
bergantung pada ukuran mineral emas dan kondisi keterikatannya pada batuan induk.
Sianidasi Emas (juga dikenal sebagai proses sianida atau proses MacArthur-Forrest)
adalah teknik metalurgi untuk mengekstraksi emas dari bijih kadar rendah dengan
mengubah emas ke kompleks koordinasi yang larut dalam air. Ini adalah proses yang
paling umum digunakan untuk ekstraksi emas. Produksi reagen untuk pengolahan mineral
untuk memulihkan emas, tembaga, seng dan perak mewakili sekitar 13% dari konsumsi
sianida secara global, dengan 87% sisa sianida yang digunakan dalam proses industri
lainnya seperti plastik, perekat, dan pestisida. Karena sifat yang sangat beracun dari
sianida, proses ini kontroversial dan penggunaannya dilarang di sejumlah negara dan
wilayah.
Pada tahun 1783 Carl Wilhelm Scheele menemukan bahwa emas dilarutkan dalam larutan
mengandung air dari sianida. Ia sebelumnya menemukan garam sianida. Melalui karya
Bagration (1844), Elsner (1846), dan Faraday (1847), dipastikan bahwa setiap atom emas
membutuhkan dua sianida, yaitu stoikiometri senyawa larut. Sianida tidak diterapkan
untuk ekstraksi bijih emas sampai 1887, ketika Proses MacArthur-Forrest dikembangkan
di Glasgow, Skotlandia oleh John Stewart MacArthur, didanai oleh saudara Dr Robert
dan Dr William Forrest. Pada tahun 1896 Bodlnder dikonfirmasi oksigen yang
diperlukan, sesuatu yang diragukan oleh MacArthur, dan menemukan bahwa hidrogen
peroksida dibentuk sebagai perantara.
Amalgamasi merupakan proses ekstraksi emas dengan cara mencampurkan bijih emas
dengan merkuri (Hg). Dalam proses ini akan terbantuk ikatan senyawa antara emas,
perak, dan merkuri itu sendiri yang biasa dikenal sebagai amalgam (Au Hg). Merkuri
akan membentuk amalgam dengan logam lain selain besi dan platina.
Proses ini biasanya dilakukan pada penambangan emas skala kecil atau tambang rakyat.
Teknik penambangan ini memanfaatkan putaran yang diberikan oleh drum. Sehingga,
batua maupun akan hancur dan merkuri akan mengikat senyawa emas yang terkandung
dalam batuan tersebut. Proses amalgamasi biasanya digunakan untuk pengekstraksi emas
dalam butiran kasar.