Anda di halaman 1dari 9

ADVOKASI PELAYANAN GIZI

tentang

ARGUMENTASI DAN POLICY BRIEF

OLEH :

Debi Fitri Andini (152210717)

Miftahur Rahmi (152210725)

Widya Monica (152210727)

KELAS DIV GIZI III A

DOSEN PEMBIMBING :

Marni Handayani, S.SiT. M.Kes

PRODI D-IV JURUSAN GIZI

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN AJARAN 2017/2018


1. ARGUMENTASI

RISKESDAS 2013

OBESITAS USIA >18th

1. Status gizi dewasa

Status gizi dewasa penduduk berumur >18 tahun terdiri dari 1. status gizi menurut Indeks
Masa Tubuh (IMT) dan kecenderungan komposit TB dan IMT/U; 2. status gizi menurut lingkar
perut (LP); 3. risiko kurang energi kronis (KEK) wanita usia subur wanita hamil dan tidak hamil;
4. wanita hamil risiko tinggi (TB<150 cm).

1.1 Status gizi dewasa ( >18 tahun) menurut indeks masa tubuh (IMT)

Status gizi menurut Indeks Massa Tubuh (IMT) dinilai dengan rumus perhitungan IMT sebagai
berikut:

IMT = Berat badan (kg) Tinggi badan (m)

Batasan IMT yang digunakan untuk menilai status gizi penduduk dewasa adalah sebagai berikut:

Kategori kurus IMT < 18,5


Kategori normal IMT 18,5 - <24,9
Kategori BB lebih IMT 25,0 - <27,0
Kategori obesitas IMT 27,0

Tabel 1 menyajikan prevalensi penduduk umur dewasa kurus, berat badan (BB) lebih dan
obesitas menurut IMT di masing masing kabupaten/kota di provinsi Sumatera Barat. Prevalensi
penduduk dewasa di provinsi Sumatera Barat yang termasuk kurus 11,8 persen, berat badan
lebih 10,1 persen dan obesitas 13,5 persen. Prevalensi penduduk kurus terendah di kota
Pariaman 6,0 persen dan tertinggi di Sijunjung 17,0 persen. Penduduk dewasa yang tergolong
obesitas, prevalensi terendah ada di Kepulauan Mentawai sejumlah 6,0 persen dan tertinggi di
Kota Padang Panjang sejumlah 25,7 persen.
Tabel 1

Persentase status gizi penduduk dewasa (>18 Tahun) menurut kategori IMT dan
kabupaten,
Provinsi Sumatera Barat, Riskesdas 2013 144

Tabel 2

Prevalensi status gizi penduduk dewasa (> 18 Tahun) menurut kategori IMT dan
karakteristik responden, Provinsi Sumatera Barat, Riskesdas 2013 14
Tabel 2 menyajikan prevalensi status gizi penduduk dewasa menurut karateristik.

Prevalensi kurus terbanyak ada di kelompok usia di atas 65 tahun sedangkan obesitas
terbanyak pada kelompok usia 40-44 tahun. Penduduk dewasa kurus, lebih banyak pada laki-laki
sedangkan obesitas lebih banyak pada perempuan. Penduduk dewasa kurus lebih banyak yang
tinggal di perdesaan dibanding di perkotaan sedangkan penduduk dewasa obesitas lebih banyak
yang tinggal di perkotaan dibanding perdesaan. Dilihat dari kuintil indeks kepemilikan, ada
kecenderungan semakin rendah kuintil maka semakin banyak prevalensi penduduk kurus,
sebaliknya prevalensi obesitas semakin sedikit.
Tabel 3

Persentase status gizi penduduk dewasa (>18 Tahun) menurut kategori IMT, jenis
kelamin, dan kabupaten/kota, di Provinsi Sumatera Barat, Riskesdas 2013 146

Tabel 3 menyajikan perbandingan status gizi penduduk dewasa laki-laki dengan


perempuan. Terlihat bahwa penduduk dewasa kurus lebih banyak pada laki-laki dan terbanyak
terdapat di Sijunjung 19,8 persen, terendah di Kota Pariaman 3,7 persen. Pada kelompok
perempuan dengan prevalensi kurus terbanyak ada di Kepulauan Mentawai 1,2 persen dan
terendah di Kota Padang Panjang 6,2 persen.

Obesitas pada laki-laki prevalensi terbanyak dijumpai di Kota Padang Panjang sebanyak
11,9 persen dan terendah di Kepulauan Mentawai hanya 2,6 persen. Kelompok perempuan
dedewasa dengan obesitas, prevalensi tertinggi dijumpai di Kota Padang Panjang yaitu
sebanyak 39,3 persen dan terendah di Kepulauan Mentawai sebanyak 9,6 persen.

Program yang kami usulkan untuk menanggulangi kasus obesitas di padang panjang
adalah mencegah obesitas dengan program cerdik ;

C = cek kesehatan secara rutin


E = enyahkan asap rokok
R = rajin berolahraga dan beraktivitas fisik
D = diet
I = istirahat cukup
K = kelola stress

yaitu Pemberian Biskuit tempe dan Pudding pepaya. Program ini dicetuskan oleh
mahasiswi gizi yang sedang melakukan penelitian. Kita tahu bahwa gizi kurang merupakan
akibat dari kekurangan zat zat gizi essensial baik makro maupun mikro. Oleh karena itu
diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang tujuannya untuk meningkatkan status gizi
balita menjadi normal.

PMT berupa Biskuit Tempe dan Pudding pepaya diberikan kepada 10 balita dengan
jangka waktu observasi 3 bulan (90 hari). 3 biskuit dan 1 cup pudding pepaya untuk 1 balita/hari.
Biskuit Tempe dengan komposisi utama tepung tempe, tepung terigu dan telur. Biskuit tempe
kaya akan karbohidrat dan tinggi protein, sangat bagus untuk pemulihan status gizi balita
menjadi normal. Kemudian pudding pepaya merupakan makanan yang tinggi serat dan kaya
akan vitamin C. pudding ini sangat bagus untuk keseimbangan energy dalam tubuh.

PMT biscuit tempe dan pudding pepaya

Beberapa pertimbangan dalam memilih program ini (ARGUMEN) adalah :

1. Creadible :Prevalensi kasus gizi kurang tertinggi di Solok Selatan merupakan hasil
Data RISKESDAS 2013. Data ini dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan.
Untuk itu PMT kepada balita berupa biskuit tempe yang kaya protein dan pudding
papaya mengandung serat dan vitamin C dibutuhkan untuk meningkatkan status gizi
balita menjadi normal.

2. Feasible :kelayakan, program PMT ini dilakukan dari segi layak dalam teknik
(petugas / mahasiswi gizi mampu melaksanakan program ini selama 3 bulan untuk 10
orang balita), kemudian layak politis ( dalam hal ini tidak ada unsur paksaan dan
tidak ada kampanye kampanye pemilu) serta layak ekonomi ( biaya yang digunakan
untuk pembuatan PMT terjangkau dan PMT diberikan secara gratis kepada balita.
3. Relevant : Kesesuaian program ini benar benar menyangkut kebutuhan masyarakat
dan yang dirasakan masyarakat. Karena melihat balita mereka yang kurang aktif,
sering lesu, lemas serta sering menangis itu pertanda gizi kurang. Ibu balita dan
keluarga balita merasa rusuh melihat kondisi yang demikian. Untuk itu sangat
dibutuhkan program PMT biscuit tempe dan pudding papaya ini dalam mengatasi
masalah tersebut. Sehingga balita yang awalnya kurang beraktifitas / semangat dalam
keseharian bisa menjadi lebih aktif dan ceria serta si ibu akan lebih leluasa
menjalankan aktivitas sehari-hari.

4. Urgent : Penting dan mendesak. Program PMT biscuit tempe dan pudding papaya
harus segera dilaksanakan untuk mengatasi masalah gizi kurang, karena jikalau
masalah ini tidak diatasi atau hanya diabaikan saja. Akan berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan balita menjadi anak-anak, serta daya IQ balitapun
menjadi rendah dan balita menjadi anak yang pasif dan tidak kreatif, serta mudah
terkena infeksi. Ibarat nya masa balita adalah masa emas seorang anak, masa balita
sangat menentukan status kehidupan mendatang. Maka dari itu program ini sangat
penting dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang tidak didinginkan seperti diatas.

5. Prioritas Tinggi :program ini memiliki prioritas tinggi berdasarkan beberapa


pertimbangan diatas yaitu kredible (dapat dipercaya), feasible (kelayakan), relevant
(kesesuaian) dan urgent (penting dan mendesak). Tidak ada solusi lain yang bisa
dikemukakan untuk intervensi kasus gizi kurang di solok selatan.

2. POLICY BRIEF

POLITEKNIK KESEHETAN KEMENKES PADANG 2017

Simpang Pondok Kopi Nanggalo. Telp. (0751) 7058128 Padang 25146

BERANTAS GIZI KURANG DENGAN KONSUMSI BIT + PUPEY

Pendahuluan

Kejadian gizi kurang balita di daerah solok selatan merupakan prevalensi yang sangat
tinggi dari data RISKESDAS 2013, dalam rangka menanggulangi masalah tersebut, hadirlah
PMT berupa BIT (Biscuit Tempe) dan Pupey (pudding papaya) yang mampu memulihkan
kondisi tersebut, meningkatkan status gizi balita menjadi normal.

Biskuit tempe kaya akan karbohidrat dan tingg protein, serta pudding pepaya kaya akan
serat dan kandungan vitamin C yang tinggi. Dengan adanya 2 macam produk ini, harapannya
mampu mengatasi kejadian gizi kurang didaerah tersebut. PMT biscuit tempe dan pudding
papaya sudah memenuhi kebutuhan sebagian zat gizi makro dan mikro.

Bahan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan biscuit tempe dan pudding papaya
mudah didapat dan harga terjangkau. Diantaranya untuk biscuit tempe yaitu tempe yang
dijadikan tepung, tepung terigu dan telur, dan pudding tempe hanya agar, gula dan papaya.
Bahan bahan yang disebutkan tadi rata-rata sangat mudah ditemukan di daerah tersebut karena
ketersediaan pangannya terjamin, seperti papaya biasanya ada di perkebunan warga serta tempe
bisa dibeli dipasar.

Kelemahan dari biscuit tempe hanyalah bentuknya yang kurang diminati balita, karena
biscuit biasanya bulat saja, namun untuk meningkatkan ketertarikan balita terhadap biscuit
tempe, kita bisa membuat bentuk tempe itu seperti begambar, contohnya biscuit tempe seperti
kepala beruang. Biscuit tempe kepala ayam, dll. Sama halnya dengan pudding papaya
dikarenakan balita jarang menyukai buah-buahan apalagi papaya, maka kita berikan saja variasi
bentuk pada pudding tersebut agar balita tertarik mengkonsumsinya.

Cara Membuat BIT dan PUPEY

Pembuatan BIT sangatlah sederhana dengan bahan tepung terigu 1 Kg, tempe 1,2 Kg,
telur 5 butir, meizena 5 sdm, gula pasir 400 gram dan mentega 200 gram. Alat yang dibutuhkan
hanya blender, kuali, mixer dan oven. Cara kerjanya tempe dihaluskan kemudian di gonseng
(Formula Tempe), kocok telur, tepung terigu, mentega dan gula pasir dengan mixer, tambahkan
formula tempe dengan meizena aduk semua bahan hingga kalis. Kemudian bentuk biscuit
dengan variasi bergambar, setelah itu lumuri biscuit tersebut dengan sedikit mentega, tata biscuit
diatas Loyang yang sudah diolesi dengan mentega tahap terakhir di oven.

Selanjutnya untuk pembuatan pudding pepaya juga sangat simple dengan bahan agar 1
bungkus, gula pasir 200 gram, susu kental manis 40 gram, tepung meizena 5 sdm dan pepaya
200 gram. Alat yang diutuhkan cetakan agar. Cara pembuatannya yaitu larutkan agar, gula, susu
kental manis, tepung meizena dengan air sesuikan saja. Panaskan hingga mendidih dan aduk
hingga rata, kemudian potong papaya sesuai selera biasanya potong dadu, setelah itu masukkan
papaya potong ke cetakan agar dan tuangkan agar kedalamnya. Tunggu hingga dingin dan beku
di freezer, pudding papaya siap disajikan.

Penutup
BIT dan PUPEY bisa diberikan untuk semua golongan umur, namun ditekankan pemberiannya
pada balita, karena balita dengan kejadian gizi kurang sangat membutuhkan perbaikan gizi
dengan mengkonsumsi BIT dan PUPEY. BIT dan PUPEY kaya akan nilai gizi baik makro
maupun mikro. Untuk itu diharapkan kepada ibu ibu balita lebih cerdik menyikapi masalah status
gizi balita anda dan bisa menerapkan jalan alternative yang diberikan. Jadilah ibu cerdas, peduli
balita dengan memperhatikan status gizi balita.

AYO SAYANGI BALITA ANDA DENGAN PEMBERIAN BIT DAN PUPEY!!!

BIT PUPEY

Anda mungkin juga menyukai